Dari Awal, Rencana Jokowi Mengundang Investor IKN Sudah Gagal

Presiden Jokowi di IKN

Jakarta, FNN -  Pada akhir Desember 2023 lalu, dalam konferensi pers, Otorita IKN memaparkan 10 perusahaan swasta dalam negeri yang menanamkan modal di IKN, dengan nilai investasi sekitar Rp 40 triliun. Sepuluh Perusahaan tersebut adalah Agung Sedayu Group, Salim Group, Sinar Mas Group, Pulau Intan, Djarum Group, Wings Group, Adaro Group, Barito Pasific, Mulia Group, dan Group Astra. Mereka akan membangun perkantoran, mal, dan hotel di sana.

Jumlah tersebut kemudian bertambah lagi menjadi 12  setelah Alfa Group dan Kawan Lama Group masuk. Namun, dalam daftar terbaru itu tak lagi terlihat nama Group Djarum dan Wings Group, yang kemudian ramai diberitakan bahwa kedua perusahaan tersebut telah hengkang.

Sementara itu, rencanya tahun ini para investor tersebut akan melakukan groundbreaking untuk mewujudkan IKN sebagai kota hijau dan cerdas.  Pertanyaannya, mengapa groundbreaking dilakukan belakangan, setelah diketahui bahwa tidak ada investor asing yang masuk. Kalau proyek-proyek IKN memang prospektif, pasti para taipan Indonesia sudah berlomba-lomba masuk lebih dulu.

“Ya, ini kayak memancing ikan besar, ikan kecil dijadikan umpan, kira-kira begitu. Buat mancing investor dunia gede-gedean, yang lebih kompetitif, ditaruh dulu di situ 12 investor swasta dalam negeri, padahal ini teri semua,” ujar Rocky Gerung di kanal You Tube Rocky Gerung Official edisi Jumat (5/1).

Ini berarti, lanjut Rocky, dari awal memang tidak ada keinginan dari 12 investor ini untuk masuk di IKN karena mereka juga menunggu sinyal dari luar negeri. Yang luar negeri saja tidak masuk, itu artinya bon-bon yang dipakai sebagai dasar perjanjian itu absurd semua.

“Jadi, keterangan itu sudah menunjukkan bahwa dari awal rencana Jokowi untuk mengundang investor swasta sudah batal. Karena itu, kemudian dia pakai sekian persen dari APBN,” kata Rocky.

Peristiwa itulah yang mungkin membuat Djarum Group basa-basi untuk ikut di situ, tetapi kedalaman perjanjian tunggu dulu. Untuk sementara, CSR saja yang dilakukan, sedangkan CSR bukan investasi.

Masalahnya, kenapa CSR jatuh ke IKN? Bukankah CSR itu mestinya diberikan kepada lingkungan di mana perusahaan itu beroperasi. Kalau perusahaannya berada di Jawa kemudian CSR jatuh ke IKN, kacau juga.

“Jadi, poin-poin itu yang menunjukkan bahwa (IKN) ini proyek yang sedang ambruk,” tegas Rocky.(ida)

637

Related Post