Duka Mendalam untuk Dunia Sepak Bola Indonesia atas Tragedi di Stadion Kanjuruhan
Jakarta, FNN - Memasuki Bulan Oktober kita dikejutkan dengan tragedi yang menimpa dunia sepak bola Indonesia. Tragedi kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, dalam laga Arema FC melawan Persebaya pada 1 Oktober 2022 merenggut 125 nyawa supertor, termasuk dua anggota polisi. Ratusan lainnya mengalami luka parah dan ringan hingga sebagian masih dirawat di rumah sakit sampai sekarang.
Menanggapi tragedi tersebut para pesepakbola yang tergabung dalam Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) mengadakan pertemuan virtual yang juga dihadiri oleh perwakilan dari Klub Liga-1, Ahad, 2 Oktober 2022.
Pertemuan yang digagas APPI tersebut akhirnya mengeluarkan empat sikap terhadap peristiwa pilu yang menyebabkan 32 orang di antara yang tewas adalah anak-anak, dan bahkan ada yang masih bayi itu.
Pertama, APPI menyampaikan rasa turut berdukacita dan kesedihan yang amat mendalam bagi ratusan korban yang meninggal dan keluarga yang ditinggalkan. Semoga amal dan ibadah para korban diterima Tuhan Yang Maha Esa dan keluarga para almarhum dan almarhumah a senantiasa diberikan ketabahan dan kekuatan. Mereka juga menyampaikan empati bagi ratusan korban lainnya yang cedera, dan masih dalam proses penyembuhan hingga saat ini.
Kedua, APPI menyebutkan tragedi tersebut bukan musibah atau kecelakaan, melainkan kelalaian. Oleh karena itu, diperlukan Tim Investigasi yang bekerja secara profesional dan independen, sehingga bisa diketahui pihak yang harus bertanggung jawab sesuai dengan hukum dan regulasi yang berlaku atas tragedi terbesar dalam sejarah sepakbola di Indonesia tersebut.
Ketiga, APPI meminta agar seluruh aktivitas sepak bola di Indonesia pada level nasional dihentikan sementara. Penghentinan sementara tersebut sebagai bentuk empati dan simpati terhadap korban. Harus dihentikan sementara sampai ada perbaikan dan evaluasi yang memastikan sepak bola di Indonesia dapat berlangsung dengan aman bagi semua pihak.
Keempat, APPI menghimbau khusus kepada pihak panitia penyelenggara, agar lebih memperhatikan peraturan-peraturan khusus mengenai sepak bola secara lebih komprehensif dan juga mengenai penyelenggaraan waktu pertandingan yang tidak berisiko tinggi, baik bagi para pesepakbola, official dan juga suporter jika nanti pada saatnya sepak bola di Indonesia telah siap digulirkan kembali.
Tragedi yang terjadi di stadion Kanjuruhan termasuk ke dalam kejadian yang besar dalam sepak bola dunia. Peristiwa tersebut termasuk bencana terbesar nomor dua dunia dalam sepak bola. Tragedi paling besar pertama yang terjadi pada 1964 saat Peru lawan Argentina dengan korban jiwa sebesar 328 orang. Tragisnya tragedi ini juga disebabkan oleh gas air mata. (Fikri)