Jerami Presiden Hanyut dalam Pusaran
Oleh Laksma TNI Pur Ir. Fitri Hadi S, MAP | Anggota Dewan Pakar PKS
Tiga pasangan calon Presiden pada Pemilu 2024 sudah mendaftar ke KPU, kemungkinan semuanya akan lolos sebagai capres dan cawapres. Diantara mereka yang memenangkan Pemilu tahun 2024 akan terpilih sebagai Presiden dan wakil Presiden RI tahun 2024 sampai dengan 2029 menggantikan Presiden Jokowi. Tahun 2024 Presiden Jokowi akan mengakhiri atau telah selesai masa jabatannya. Upaya jabatan presiden 3 periode, perpanjangan masa jabatan atau penundaan pemilu kandas, ditolak oleh masyarakat luas karena tidak sesuai dengan konstitusi yang berlaku di Indonesia.
Presiden cawe cawe kini semakin menunjukan wujudnya. Gibran sebelumnya tidak mungkin dicalonkan sebagai calon presiden atau wakil presiden, melalui keputusan MK terwujud. Luar biasanya terwujud beberapa hari sebelum waktunya pendaftaran. MK memutuskan Gibran bisa didaftarkan ke KPU sebagai calon wakil presiden. Gibran dan Jokowi patut bersyukur karena pamannya atau adik ipar Jokowi adalah ketua MK. Maka dari itu, tentunya mereka dapat berharap keputusan MK akan berpihak pada Gibran dan Jokowi, dan harapan mereka kini menjadi kenyataan.
Bagi presiden, siapa penggantinya kelak begitu penting, karena menyangkut masa depan dirinya dan keluarganya. Betapa tidak dia telah berhasil mengentaskan anak menantunya dan anak kandungnya sebagai walikota. Kini dia mempertaruhkan anaknya Gibran sebagai calon wakil presiden. Suatu prestasi yang luar biasa yang didapat entah dengan cara apa itu tidak penting, salah atau dibenarkan.
Namun disisi lain, bayangan suram kelanjutan Ibu Kota Negara atau IKN, Kereta Api Cepat Indonesia China atau KCIC, Omnibuslow, pelemahan KPK, transaksi mencurigakan 349 Triliun, Food Estate, hutang Negara yang menggunung, tidak mandiri dalam hal pangan, ingkar janji seperti ESEMKA, tidak impor beras dan lain lain dapat menjadi habatan kehidupannya kelak. Juga praktek KKN atau Korupsi Kolusi dan Nepotisme yang membelit presiden dapat menjadi batu sandungnya kelak usai jadi penguasa. Itulah presiden, pusaran yang dibuatnya sendiŕi, akibat kerja, kerja, kerja tapi mungkin dengan serampangan. Pusaran itu begitu menakutkan karena dapat menenggelamkan.
Sekarang Presiden begitu ketakutan, karena saatnya lengser semakin dekat. Ibarat orang yang hanyut dan akan tenggelam, maka jeramipun akan jadi pegangan. Maka cawe cawe macam apapun dapat dilakukan. Tidak perduli apa kata orang, etika, moral atau menabrak undang undang. Bila seluruh rakyat berhasil dia bohongi, bisa dia prank dengan janji janji, masalah kecil dengan dua calon presiden hasil cawe cawenya. Namun itu belum cukup, anaknya dia pasang untuk jadi tumbalnya. Sesungguhnya mereka cuma ibarat jerami ditengah pusaran air yg menenggelamkan.
Tapi masih ada yang berani melakukan perubahan dan tidak mau menerus janji janji Jokowi ditengah semakin tidak terjangkaunya harga kebutuhan pokok. Semakin tingginya biaya Pendidikan. Semakin sulitnya mencari lapangan pekerjaan. Semangkin tidak jelasnya infrastrukur untuk siapa? Anies dan Imin atau pasangan Amin Bersama partai Koalisinya akan melakukan perubahan . Dengarkan, inilah janji mereka. Anies dan Imin telah berkata usai daftar capres di KPU, Jakarta Pusat, Kamis, 19 Oktober 2023. Inilah katanya “Dengarkan janji kami, kami bukan hanya bertekad untuk menghadirkan keadilan, kami bukan hanya bertekad menghadirkan kemakmuran, kami bukan hanya bertekad menghadirkan kesejahteraan, kami juga bertekad mengembalikan kewarasan dalam bernegara,”
Wahai rakyat Indonesia. Pilihlah persiden yang benar benar membawa perubahan, bukan sekedar janji janji buah cawe cawe untuk jadi jerami. Hasil cawe cawe itu cuma Jerami dari orang yang akan tenggelam, buah dari janji janji yang tidak terpenuhi dan tidak dalam kewarasan. Dulu kita adalah buih dilautan, banyak tapi terombang ambing diamuk janji janji memabukan. Sekarang kita adalah burung ababil. Walau kita kecil tapi kita banyak, Kalau burung abali menghancurkan pasukan gajah yg besar dengan lemparan kerikil, kini kita cukup dengan memcoblos memilih Anies dan Imin atau Amin untuk melawan sigajah oligarki yang tidak kenyang kenyangnya menggerogoti negeri ini.
Bersama PKS, konsisten mengawal Anies Rasyid Baswedan sejak Pilkada DKI, sekarang kita bersatu bersama PKS, PKB dan Nasdem membangun negeri ini bersama Amin bertekad untuk menghadirkan keadilan, kami bukan hanya bertekad menghadirkan kemakmuran, kami bukan hanya bertekad menghadirkan kesejahteraan, kami juga bertekad mengembalikan kewarasan dalam bernegara,”.
Turen, Senin 30 Okt 2023