Kekacauan Menjelang Pilpres 2024
Oleh Sutoyo Abadi – Koordinator Kajian Politik Merah Putih
Diskusi di kajian politik Merah Putih tidak seperti biasa cukup beberapa jam. Merasa ada situasi genting berlangsung sampai menjelang subuh.
Masalah menjadi makin genting harapan agar terciptanya Pilpres pada Pemilu 2024 sesuai pada prinsip langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil terbaca terang benderang tidak akan terjadi.
Masyarakat semua mengerti bahwa semua perangkat dan organ terkait Pilpres jauh jauh hari sudah dirancang untuk menenangkan calon penguasa saat ini.
Presiden Jokowi tanpa rasa malu dan berhitung resiko politiknya akan terjerumus lebih dalam, karena tenggelam makin jauh melibatkan diri mengambil perannya sebagai pemain pada Pemilihan Calon Presiden di Pemilu 2024 mendatang.
Tanpa rasa malu sampai berani mengambil strategi siapa yang bisa maju dan siapa yang akan di hambat, dieliminasi dan dibuang dalam kontestasi pada Pilpres 2044.
Sudah tidak rahasia lagi Presiden Jokowi mendukung dan mencalonkan Ganjar Pranowo dengan pemain bayangan ( menurut mereka ) Prabowo Subianto. Tim Presiden sangat yakin dan percaya diri akan bisa mengatur mengendalikan untuk kepentingan politiknya
Sekuat tenaga dengan cara apapun akan menjegal Anies Baswedan yang secara matematis politik memang bisa membalikkan keadaan negara ke jalur konstitusi UUD 45 dan berpotensi akan menegakkan hukum sebagaimana fungsinya, bisa menjadi ancaman resiko hukum bagi Jokowi.
Presiden Jokowi meskipun secara panggung depan itu mengatakan tidak terlibat karena itu adalah urusan ketua umum-ketua umum partai. Tapi panggung belakangnya itu sangat berbeda. Ibarat orang sembunyi lucunya sembunyi dan bermain panggung di tengah lapang terbuka, terang benderang dan tidak ada tempat untuk bersembunyi dengan apologi konyol dan sembrononya.
Terus merekayasa mengambil langkah-langkah menolak, menjegal dan akan menghilangkan dan mematikan kesempatan peluang Anies Baswedan di Pilpres mendatang.
Presiden Jokowi sudah tidak peduli lagi dari prilakunya yang menabrak etika, moral bahkan melanggar konstitusi seperti hilang dari ingatannya.
Terus menggunakan kewenangan dan pengaruhnya itu melanggar prinsip free and fair, terhipnotis, terbawa bayang sukses masa lalunya dengan rekayasa permainan kemenangan angka, di KPU atas kendalinya.
Apa yang dilakukan Presiden Jokowi yang saat ini masih menjabat sebagai Presiden RI melanggar konstitusi.
Rekaya kotor dan dilakukan dengan terang terangan memperdaya Moeldoko tentu dengan restu Jokowi untuk kudeta partai Demokrat. Wiranto untuk bermain barter domino capres Ganjar dan Prabowo. Meski di depan publik, keterlibatan Jokowi dalam Pilpres 2024 selalu dibantah.
Realitas panggung belakang, Jokowi tetap aktif melakukan lobi di ruang tertutup dan menjalankan kerja politik yang nyata, serius membahayakan demokrasi berjalan sebagaimana mestinya.
Rekayasa domino aman dua pasang capres untuk Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto, tetap dalam ancaman Anies Baswedan yang sulit dibendung karena emosi pendukungnya identik dengan umat Islam yang selama ini merasa dimusuhi penguasa Jokowi, dengan LBP sebagai skenarionya.
Pendukung Anies Baswedan meluas melintas sentimen agama, ras, suku dan golongan karena rakyat hanya ingin negara kembali normal sesuai tujuan negara
Ancaman Anies yang tidak terbendung, diduga kuat rezim terang terangan akan melahirkan skenario memecah belah kekuatan umat Islam, dengan kekuatan finansial bandit politik bisa membeli suara umat Islam baik untuk Ganjar, Prabowo dan Anies.
Kalau tidak ada yang bisa menyadarkan P. Jokowi ini petaka yang akan menimpanya jauh lebih mengerikan karena tidak akan ada penguasa bisa memenangkan pertarungan dengan rakyat kalau rakyat sudah marah dan muak dengan penguasa
Resiko resiko diatas masih tersisa Jokowi tetap ada peluang akan dihentikan sebelum pelaksanaan Pilpres kejar kejaran dengan tuntutan masyarakat, _"negara kembali dulu ke UUD 45 baru dilaksanakan Pilpres"_ .
Sumber kekacauan negara tidak semata di pundak presiden tetapi juga menjadi tanggung jawab para petinggi partai yang merasa telah bisa mengambil alih kuasa rakyat.
Kita berharap semua prediksi terburuk tidak terjadi dalam Pilpres, semua terpulang pada presiden Jokowi mundur netral pada Pilpres mendatang atau tetap nekad terlibat dengan resiko terburuknya ****