Manusia Sebagai Setan Akhros dan Naathiq
Oleh Sutoyo Abadi | Koordinator Kajian Politik Merah Putih
ORANG yang berdiam diri dari menyampaikan kebenaran (padahal ia mampu menyampaikan) adalah Syaithon Akhros (setan bisu dari jenis manusia) - (Majmu' Fatawa Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah).
Demikian juga Imam Ibnul Qoyyim Al Jauziyyah rahimahullah mengatakan : "Orang yang hatinya dingin, lisannya diam (dari menyampaikan kebenaran dan mengingkari kemungkaran), dia adalah Syaithon Akhros (setan bisu dari jenis manusia), sebagaimana orang yang berbicara dengan kebatilan dinamakan Syaithon Naathiq (setan yang berbicara dari jenis manusia)".
Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah ketika ditanya tentang ungkapan di atas "Kita tenang-tenang saja seraya berkata , toh saya sholeh, saya gak ikut maksiat, tapi diam saja melihat maksiat, maka masuk ke dalam kelompok yang dzolim."
Sedih dan miris, begitulah yang dirasakan melihat banyak orang ditindas, diusir dengan paksa dan kekerasan dari tempat tinggalnya, kita menyaksikan dengan mata telanjang tak perlu mata batin (bashiroh).
Orang yang selalu disebut sebagai ulama bahkan ada yang pernah sebagai pemimpin organisasi Islam besar di Indonesia, terang - terangan menyetujui program PIK yang sangat jelas sebagai penjajah akan mengusir warga pribumi.
Apakah masih ada sebutan lain untuk makhluk di atas selain Syaithon Akhros, Syaitan Naathiq, Dhalim. Hebatnya di beberapa majlis masih tampil memakai sorban, dengan fasih menjual ayat.
Christiaan Snouck Hurgronje gaya baru di Indonesia merajalela makin canggih menelan umat Islam sendiri. Mengekploitasi ayat ayat suci dengan harga dunia (angpao) untuk menggulung, melemahkan dan merontokkan umat Islam makin beragam, wilayah agama yang bersifat unspeakable dicangkuli gaya Dajjal.
Umat Islam di Indonesia dalam perjuangan politiknya, sangat rentan bertengkar, terpecah belah dan begitu mudahnya diadudomba, menjadi budak nafsu dunia dan begitu mudahnya menjadi budak Iblis Oligarki.
Umat Islam sangat rentan terserang wabah mematikan penyakit WAHN (takut mati dan miskin) semua lunglai tanpa daya, menyerah sebagai pengemis remah - remah dari berbagai oligarki.
Kalau umat Islami ingin tumbuh sebagai Rohmatal lil alamin, harus memiliki kekuatan dengan arah perjuangan yang kokoh sebagai mukmin bukan sebagai Syetan Akhros dan Naathiq (*)