Menyibak Tabir Misteri Nusantara:  Tempat Seseorang Memahami Solusi dari Apa Yang Terjadi di Ringin Telu (5)

Oleh Sutoyo Abadi | Koordinator Kajian Politik Merah Putih 

Serat Musarar Joyoboyo

Prabu Jayabaya atau Sri Warmeswara, yang dalam pengucapan bahasa Jawa disebut Joyoboyo, hidup pada tahun 1135–1159. Ia adalah raja dari Kerajaan Kediri atau Panjalu yang dikenal sebagai pemimpin bijak dan peramal ulung. 

Jayabaya juga dikenal sebagai sosok di balik penerjemahan kisah Mahabharata dari India Kuno ke dalam bahasa Jawa, yang melahirkan kisah populer Bharatayudha. 

Jayabaya juga dikenal karena ramalannya yang dikenal sebagai "Jangka Jayabaya".  Ramalan - ramalannya masih diperhatikan banyak orang, ratusan tahun setelah kematiannya, khususnya di pulau Jawa.

Gambaran carut marut negara ini akan di awali dengan menandai suatu masa atau periode dalam "Sinom bait 18" yang berbunyi :

Dene jejuluke nata, Lung Gadung Rara Nglingkasi, Nuli salin gajah meta, Semune tengu lelaki, Sewidak warsa nuli, Ana dhawuhing bebendu, Kelem negaranira, Kuwur tataning negari, Duk semana pametune wong ing ndesa.”

”Nama rajanya Lung Gadung Rara Nglingkasi kemudian berganti gajah meta semune tengu lelaki. Enam puluh tahun menerima kutukan sehingga tenggelam negaranya dan tatanan negara tidak karu-karuan. Waktu itu pajaknya rakyat adalah..”

Menyimpan misteri siapa yang dimaksud "Lung Gadung Rara Nglikasi, Gajah Meta'.

Dalam bait ini juga dikatakan bahwa negara selama 60 tahun menerima kutukan sehingga negara terus dalam goncangan. 60 tahun dimulai dari tahun berapa dan sampai tahun berapa. 

Kalau sejak kemerdekaan di tahun 2007 saat ini adalah 62 tahun. Bahkan di era Presiden Jokowi sejak 2014 sampai 2024 negara mengalami kerusakan yang sangat parah.

"Dalam bait 20 dikatakan":

"Bojode ingkang negara, Narendra pisah lan abdi, Prabupati sowang-sowang, Samana ngalih nagari, Jaman Kutila genti, Kara murka ratunipun, Semana linambangan, Dene Maolana Ngali, Panji loro semune Pajang Mataram.”

"Lalu pada bait 21 tertulis :"

Nakoda melu wasesa, Kaduk bandha sugih wani, Sarjana sirep sadaya, Wong cilik kawelas asih, Mah omah bosah-basih, Katarajang marga agung, Panji loro dyan sirna, Nuli Rara ngangsu sami, Randha loro nututi pijer tetukar.”

Bait 20 menggambarkan situasi negara yang kacau. Pemimpin jauh dari rakyat kemudian berganti jaman Kutila. Yaitu masa karakter pemimpinnya saling jegal untuk saling menjatuhkan (Raja Kara Murka).

Misteri yang harus di cari, siapa dua Raja ( Presiden) yang terus-menerus bertengkar 

Bait 21 menggambarkan ; negara dipimpin oleh orang pandai dan kaya tetap tidak berdaya. Rakyat tetap sengsara, rumah hancur berantakan diterjang jalan besar

Misteri lain yang muncul yaitu : " ganti kekuasaan dengan lambang Rara ngangsu, randha loro nututi pijer tetukar, itu siapa ?.”

Solusi mengapa terjadinya carut marut ada pada bait 22 dikatakan:

Tan kober paes sarira, Sinjang kemben tan tinolih, Lajengipun sinung lambang, Dene Maolana Ngali, Samsujen Sang-a Yogi, Tekane Sang Kala Bendu, Ing Semarang Tembayat, Poma den samya ngawruhi, Sasmitane lambang kang kocap punika.”

Tan kober paes sarira, Sinjang kemben tan tinolih itu sebuah lambang yang menurut Seh Ngali Samsujen datangnya Kala Bendu. Di Semarang Tembayat itulah yang mengerti/memahami lambang tersebut.”

Perlambang Tan kober paes sarira, Sinjang kemben tan tinolih bermakna pemimpin yang tidak sempat mengatur negara karena direpotkan dengan berbagai masalah.

Perlambang Semarang Tembayat merupakan tempat dimana tempat seseorang memahami dan mengetahui solusi dari apa yang terjadi. Semarang Tembayat merupakan tempat yang masih misteri 

Telah diungkapkan oleh Prabu Joyoboyo. Guna membantu memecahkan misteri ini dapatlah saya pandu sebagai berikut :

Sunan Tembayat adalah Bupati pertama Semarang. Sedangkan tempat yang dimaksud adalah lokasi dimana Kanjeng Sunan Kalijaga memerintahkan kepada Sunan Tembayat untuk pergi ke Gunung Jabalkat (Klaten). 

Tetapi secara  spiritual, lokasi itu dinamakan daerah “Ringin Telu (Beringin Tiga)" berada di daerah pinggiran Semarang.

"Semarang Tembayat juga bermakna Semarang di balik Semarang. Maksudnya adalah di balik lahir (nyata), ada batin (gaib). Kerajaan gaib penguasa Semarang adalah “Barat Katiga”. Insya Allah lokasinya adalah di daerah “Ringin Telu” itu."

Semarang Tembayat dapat diartikan : SEMARANG TEMpatnya BArat DaYA Tepi. Dapat diartikan lokasinya adalah di Semarang pinggiran arah Barat Daya.

"Lokasi ini harus di cari karena pada bait 22 ini, petunjuknya cukup sebagai arah dan tempatnya"_ . (Bersambung).

82

Related Post