Mulutmu Bilang: Menanti Kebaikan Setelah Mati - Konyol
Oleh Sutoyo Abadi - Koordinator Kajian Politik Merah Putih
"Lidah orang yang berakal berada di belakang hatinya, sedangkan hati orang bodoh berada di belakang lidahnya."
Penuh percaya diri dalam kebodohan, Dia mendesis, "para peramal masa depan, mereka fasih meramalkan yang akan pasti terjadi di masa yang akan datang, termasuk dalam kehidupan setelah dunia fana, yang notabene mereka sendiri belum pernah melihatnya".
Dibuka tabirnya, makhluk lain menggonggong "agama musuh Pancasila" - tanpa ada awalan menyeruak, "menanti kebaikan setelah mati adalah konyol".
Lamunan demi lamunan iblis terus bermunculan, terseret dendam iblis sampai tiba datangnya nanti kau diperlihatkan suaramu dari mulutku.
Berakhirlah segala cerita, seluruh setiap permainan tipu daya yang tidak disadari maut menjemputmu, menutup seluruh rangkaian cerita dan setiap peran yang melekat di takdirnya. "Aah entah apa akibatnya".
Aku tersentak terbelalak ketika kau diperlihatkan .. buka matamu dan pasang telingamu itu timbunan suara dari mulutmu .. tidak bisa mengelak dan sembunyi. Saat manusia sudah sampai di terminal akhir menuju alam keabadian tiada ahir.
Semua sudah terlihat di liang lahat di terminal tempatmu transit sejenak untuk kembali berangkat.
Itu hanyalah batas antara dunia menuju alam baka, kau sedang dipindahkan dari suatu tempat ke tempat yang lain, hingga kau akan mengerti kapan sebenarnya kau dikatakan hidup. Kau akan melihat matinya kematian, hingga tak kau lihat lagi seseorang pun akan mengalami kematian, dengan segala resikonya.
Di sana hanya akan ada dua tempat nanti .. selamat atau tersesat .. semua diciptakan oleh dengan mulut dan tanganmu.
Ketika kau bebas bersekutu dengan iblis, cacilah penciptamu, batasmu ada keimananmu. Bebas berdendang dalam bangkai kebodohan, kedunguan, terbenam dalam khayalan, dihiasi kotoran - kotoran nafsu, meratapi hal-hal yang tidak bisa kembali.
Iblis melenggang dalam darahmu, tingkahmu tak bisa lepas dalam jerat dan kawalan, kebesaran, keangkuhan, kesombongan dan kekuasaanmu. Ahirnya rontok dengan jubah putih yang melekat, dipaksa masuk anjang anjang tak berdaya.
Sebelum maut diutus datang menghampirimu kau tetap menentang bergaya perkasa, terbelalak semua sudah tidak bisa kembali ketika hilang dirimu dalam diri.
Kau bukanlah siapa-siapa, sirnakan nafsu harimau buasmu, yang membuatmu selalu merasa paling .
Hawa nafsu si Iblis yang sering membuatmu terjebak dalam syahwat.. angan-angan burung hantu.. yang selalu membuatmu terlena dalam mimpi semu. Sifat penjilat anjing liar yang lapar, karena sesungguhnya anjing hina yang setia lebih memliki nilai di hadapan-KU..
"Sadarlah, tak ada gunanya pangkat, jabatan dan gelarmu, ketika nyata linglung dalam kesesatan". Hilangkan lekas hilangkan kesombonganmu, karena hidup keabadian baru akan terwujud saat kau sudah ditarik sang Illahi. "Bertobatlah .. Matikan kamu sebelum mati" *****