Presiden Gagal Landing
Oleh Laksma TNI Prn Ir. Fitri Hadi S., MAP - Analis Kebijakan Publik
ADA apa dengan TNI dan ada apa pula dengan purnawirawan TNI. Sudah pecahkah negeri ini sehingga para perwira tinggi negeri ini merasa perlu tampil ke depan. Mantan Wakil Presiden Republik Indonesia Try Soetrisno berkata TNI harus digugah, TNI harus berani mengingatkan Presidennya. Kemudian mantan Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memutuskan turun gunung, beliau mengatakan, "Saya harus turun gunung, ada tanda-tanda Pemilu 2024 bisa tidak jujur." Lalu Puluhan perwira tinggi purnawirawan berdiri mengawal di belakang SBY dan anaknya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) serta tidak ketinggalan pula berdiri tegak mengawal Prabowo.
Di tengah kemeriahan tampilnya para purnawirawan perwira tinggi TNI, menyeruak maju ke depan Mayjen TNI Kunto Arief Wibowo, seorang perwira tinggi TNI AD aktif, Pangdam Siliwangi, anak mantan Wakil Presiden RI Try Soetrisno, salah satu patriot sejati di negeri ini muncul mengingatkan. Aturan hukum akan jadi acuan TNI dan siap tampil sebagai pengawal pada proses itu. Sikap beretika, bijaksana, beradab dan tentu saja elegan harus ditunjukkan. Akan tetapi, andai ketidakpedulian tetap terjadi dan semakin menguat, maka demi alasan pertahanan dan keamanan, TNI agaknya harus sedikit maju mengambil posisi.
Sebenarnya ini bukalah keresahan seorang jenderal dalam menghadapi Pemilu tahun 2024 ini, tapi kepekaan seorang jenderal terhadap apa yang dirasakan rakyat menghadapi pemilu tahun 2024 ini. Tentu kita masih ingat pemilu tahun 2019 yang lalu. Ketua Komisi Pemilihan Umum Arief Budiman mengungkapkan jumlah petugas penyelenggaraan pemilu yang meninggal dunia sebanyak 894 orang (Kompas.com 22 Januari 2020). Untuk tahun 2024 nanti berapa kira-kira petugas yang harus menyetor nyawa lagi? Dan teriakan pemilu curang mulai terdengar di sana-sini.
Keterlibatan presiden pada koalisi partai untuk menentukan siapa calon presiden dirasakan tidak memenuhi rasa ketidakadilan. Hal ini bukan hanya sekali terjadi dan secara terang-terangan pula. Presiden Jokowi tampak begitu aktif menyiapkan penggantinya yang sesuai dengan keinginannya sehingga dimotorinyalah pembentukan Koalisi Besar gabungan dari KIB dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR). Belum sempat KIB menentukan siapa calon presidennya, PDIP mengumumkan Ganjar Pranowo sebagai calon presidennya. PDIP tidak harus berkoalisi dengan partai manapun karena jumlah kursinya sudah memenuhi syarat ambang batas atau Presidential Threshold.
Jokowi semakin memperlihatkan dukungannya kepada Ganjar Pranowo. Perlakuan Jokowi ini sangat berbeda dengan calon presiden Anies Rasyid Baswedan yang lebih dulu dideklarasikan. Bahkan Nasdem partai yang mendeklarasinya digoyang untuk direshuffle serta dikuncilkan. Beberapa kali Jokowi mengumpulkan partai-partai di antaranya dikumpulkan di Istana Negara tanpa melibatkan Partai NasDem, menggambarkan dukungan Jokowi terhadap calon presiden tertentu. Atas perlakuan semua itu Surya Paloh tidak bergeming dan mengingatkan Jokowi bahwa presiden juga kepala negara harus untuk semua golongan. Kesabaran Surya Paloh mencapai puncaknya, Paloh menunjukkan ketegasannya ketika dukung-mendukung terhadap salah satu calom presiden semakin terang terangan.
Lewat Luhut, Surya Paloh berpesan agar Presiden Jokowi tidak menunjukkan sikap meng-endorse figur calon tertentu. Sikap pemerintah atau presiden berpihak pada calon tertentu, Surya Paloh meminta agar Jokowi menghentikan langkah-langkah tersebut (Kompas.com 5 Mei 2023).
Tahapan pemilu tahun 2024 baru tahap awal, tapi eskalasinya semakin memanas dan dirasakan banyak pihak. Mereka bersuara dengan bahasanya sendiri bahwa pemilu tahun 2024 akan berlangsung dengan curang dan banyak gangguan. Mereka secara tegas meminta agar pemilu 2024 belangsung aman bebas dari segala gangguan. Reaksi kemungkinan pemilu 2024 curang dan tidak aman juga disuarakan oleh Prabowo Prabowo dengan mengatakan bahwa Mas Ganjar dan Mas Anies dua duanya adalah putra putra terbaik bangsa juga, mereka juga niat untuk berbuat baik untuk kepentingan bangsa dan negara. “Ganjar maupun Anies adalah orang yang saya kenal, mereka juga sahabat-sahabat saya, karena itu kita jangan terprovokasi, jangan menjelek- jelekkan siapapun,” kata Prabowo.
Pernyataan Prabowo ini menggembirakan terutama para pendukung Anies Rasyid Baswedan yang selama ini merasa dipinggirkan, adalah bukan yang mustahil Prabowo akhirnya berdiri pihak Anies sebagai salah satu King Maker. King Maker adalah posisi yang tinggi dari pada hanya diposisikan sebagai seorang calon wakil presiden.
Semuanya telah bersuara, tokoh partai, TNI dan bahkan dari kalangan pemerintah mengingingatkan, bahwa mereka tidak akan diam bila pemilu 2024 ada kecurangan atau upaya untuk penjegalan terhadap salah satu calon presiden. Masih adakah upaya penjegalan terhadap Anies? Jawabnya ada pada upaya Firli mengkriminalkan Anies atau upaya Moeldoko merampas Partai Demokrat. Cara yang paling mudah adalah gembosi Demokrat maka bubarlah koalisi Perubahan untuk Persatuan dan akhirnya gagallah Anies Rasyid Baswedan menjadi capres.
Bila upaya itu dengan menggunakan tangan besi Jokowi maka hal yang tidak mungkin menjadi mungkin, Anies gagal jadi calon presiden. Terjadilah keinginan Jokowi bahwa Ganjar didukung jadi calon Presiden, Anies berhasil disingkirkan, cadangan calon presiden Prabowo dimainkan.
Lalu apakah Presiden Jokowi akan Happy Landing? Sebenarnya Jokowi tidak perlu gusar. Apapun yang akan dilakukan oleh presiden penggantinya adalah sepenuhnya tanggung jawab presiden pengganti tersebut dan apapun yang telah dilakukan Jokowi Ketika menjabat sebagai presiden adalah sepenuhnya tanggung jawab Jokowi. Jokowi tidak berhak mengatur seperti apa ke depanya Negara Republik Indonesia nantinya. Setelah Jokowi lengser madheg pandhito atau tersobek-sobek seperti Donald Trump? Janganlah menggantungkan nasibmu pada penggantimu karena siapapun penggantimu sesungguhnya tidak ada persahabatan yang abadi, yang adalah adalah kepentingan. Rakyatlah yang menentukan, bila apa yang dikerjakan Jokowi adalah benar maka rakyat akan menjaga Jokowi ke manapun berada. Jangan cemas gagal landing Jokowi karena tanggung jawab itu memang ada, bahkah sampai ke liang kuburpun tetap dikejar. (*)