Rebut dan Ambil Alih Kekuasaan dengan Cara Paksa
Oleh Sutoyo Abadi - Koordinator Kajian Politik Merah Putih
TELAH kita kenali selama negara ini di pimpin oleh Jokowi , menu setiap hari dari pagi sampai pagi terdengar seperti kaset bahwa negara hanya bisa hidup dengan hutang dan investasi.
Sadar atau tidak inilah awal malapetaka menerpa dan akan membawa bencana kehancuran negara,
Di bolak balik dari teori keterbelakangan, modernisasi, demokrasi, ketergantungan, imperialis dan beo kolonialis, tidak akan ditemukan bahwa negara yang hanya mengandalkan hutang dan investasi akan membawa kebaikan, selain teori bodoh, konyol dan terbelakang.
Negara dikelola hanya berbasis hutang dan investasi pasti akan mengalami kehancuran. Dampak ikutannya akan muncul pemaksaan debirokratisasi, deregulasi, restrukturisasi dan swastanisasi bentuk lain pemaksaan kehendak dari kekuasaan wajah lan dari pemilik modal dan investasi yang memaksa penguasa harus patuh mengikuti kehendaknya.
Akibatnya rakyat menjadi korban pemaksaan kehendak pemberi hutang dan investasi. Omong kosong kalau akan menciptakan lapangan kerja yang terjadi justru benturan hak hidup rakyat dipaksa oleh pemilik modal dengan alasan investasi.
Sangat menjijikkan ketika para pemilik modal investasi dengan seenaknya akan menggunakan tanah hak rakyat. Ketika rakyat melawan justru harus berhadapan dengan moncong senjata aparat keamanan yang sudah menjadi budak kekuasan dan para taipan
Dari tujuh teori diatas tidak ada satupun teori yang membenarkan bahwa negara dikelola dengan hutang dan investasi, akan membawa kebaikan bagi kesejahteraan rakyat.
Yang terjadi banyak konflik kepentingan memaksa ekonomi kapitalis benturan dengan rakyat dan negara pasti akan mengalami kehancuran.
Saat bersamaan banyak sekali dampak ikutan bukan hanya soal ekonomi tetapi kebijakan politik yang akan menabrak semua aturan dan UU, penguasa atau rezim terjerembab pada bentuk tirani dan otomatis metamorfosis menjadi diktator.
Lebih tragis rezim tidak akan serta merta mau melepaskan kekuasan atas perintah masa jabatan sudah berahir, keamanan para investor adalah menjadi tugas rezim yang telah menjadi satgas para pemilik modal.
Rekayasa untuk perpanjangan masa jabatan bahkan dipastikan ada keinginan untuk berkuasa selamanya, atau harus bisa menjadikan penguasa boneka kelanjutannya adalah resiko yang harus dipertahankan sampai titik darah penghabisan.
Kekejaman politik terjadi dalam macam macam bentuknya, rakyat gaduh benturan satu sama lain.
Pada ranah politik yang sudah mengancam kerapuhan dan kehancuran negara tidak bisa lagi diatasi dengan proses hukum, ketika negara dan kekuasaan sudah mengambil alih kuasa hukum.
Peralihan kekuasaan dengan cara normal akan mengalami jalan buntu. Semua aspirasi rakyat , ribuan demo akan digilas oleh kekuasaan.
Cara terahir hanya ada pilihan : rebut kewenangan, pengaruh dan kekuatan dengan cara ambil alih kekuasaan dengan cara paksa, dengan people power atau revolusi. ***