Rebutan Klaim Atas Sulawesi Selatan

Oleh Yarifai Mappeaty | Kolumnis 

Di Makassar pada 06 Agustus 2023, berlangsung sebuah kegiatan bertajuk: Gerak Jalan Anti Mager (malas gerak). Kegiatan itu melibatkan ratusan ribu massa. Hanya sedikit terasa aneh, karena pasca itu muncul klaim “Sulsel adalah Prabowo,” lantaran Ketua Umum DPP Partai Gerindra itu hadir di acara tersebut. 

Sebulan lebih kemudian, Ahad, 24 September 2023, kembali berlangsung kegiatan yang sama, meski dengan tajuk berbeda, yaitu: Jalan Sehat Bersama Anies – Muhaimin (AMIN). Kota Makassar pun menjadi lautan manusia. Lalu, muncul pula klaim baru, “Sulsel milik AMIN.”

Rebutan klaim atas Sulawesi Selatan (Sulsel) pun menjadi tak terelakkan, antara “Sulsel adalah Prabowo” versus “Sulsel milik AMIN.” Ada yang salah? Tidak juga. Tetapi justeru hal itu membuat publik penasaran, kira-kira klaim siapa yang paling absah. Untuk itu, mari kita coba analisis berdasarkan fakta dan realitas yang terjadi.

Gerak Jalan Anti Mager adalah kegiatan yang diinisiasi oleh Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman, beberapa bulan sebelum masa jabatannya berakhir, dan sempat terlaksana di beberapa kabupaten/kota. 

Sedangkan kegiatan gerak jalan anti Mager di Makassar pada awal Agustus lalu itu adalah yang terakhir, merupakan hasil kolaborasi Pemprov Sulsel dan IKA UNHAS. Berbagai sumber menyebut bahwa kegiatan itu dihadiri oleh sekitar 400 ribu massa. 

Bagaimana mendatangkan massa sebesar itu? Tak bisa dipungkiri kalau kontributor terbesarnya adalah Pemprov Sulsel sendiri. Apa lagi kegiatan tersebut merupakan kegiatan pamungkas bagi Gubernur Sudirman, sehingga harap maklum jikalau Pemprov Sulsel harus mengerahkan segenap sumber daya yang dimilikinya. 

Selain itu, jangan lupa Pengurus Pusat (PP) IKA UNHAS yang diketuai oleh Andi Amran Sulaiman, yang merupakan kakak kandung Gubernur Sudirman, tentu peranan dan kontribusinya tidak kecil.

Terus, Prabowo? Setahu penulis, selama kegiatan tersebut dipersiapkan yang tak lebih dari sebulan, tak sekalipun namanya pernah disebut-sebut. Bahwa Prabowo kemudian hadir di tengah ratusan ribu massa itu, memang benar. Tetapi jangan salah, Menteri Pertahanan itu hadir atas undangan Gubernur Sudirman. 

Bagaimana pula cerita tentang jalan sehat bersama AMIN? Ada yang menyebut massa yang hadir mencapai satu Juta. Hemat penulis, mungkin tidak sebesar itu. Ada juga yang menilai dua kali lipat dari massa gerak jalan anti Mager, mungkin saja. 

Namun dalam hal ini, penulis lebih condong pada penilaian seorang pengamat di Makassar yang sedikit lebih moderat. Menurutnya, “Jika membandingkan gambar-gambar dokumentasi yang ada, massa jalan sehat bersama AMIN, tampaknya memang lebih besar.” 

Selain itu, pada kegiatan jalan sehat bersama AMIN, Anies dan Muhaimin memang sudah menjadi maskot utama pengumpulan massa sejak awal. Dengan kata lain, masyarakat mau terlibat pada kegiatan tersebut, lebih karena faktor ketertarikan pada sosok Anies dan Muhaimin. 

Sebelum ini, masih ingat kegiatan jalan sehat bersama Anies Baswedan di Kabupaten Pangkep pada Desember 2022 yang viral itu? Viral karena alun-alun Kota Pangkep berubah menjadi lautan manusia menyambut Anies. Begitu pula kunjungan Anies di Luwu raya belum lama ini, puluhan ribu massa menyambutnya di Kota Palopo.

Lain halnya dengan Prabowo, meski menjadi bintang paling terang pada acara gerak jalan Anti Mager tersebut, namun bukan maskot pengumpulan massa sejak awal. Bahkan namanya baru mencuat beberapa hari jelang kegiatan berlangsung. 

Tetapi mungkin ceritanya akan menjadi berbeda sekiranya kegiatan itu bertajuk, “Gerak Jalan Anti Mager Bersama Prabowo”, maka klaim “Sulsel adalah Prabowo” patut dipertimbangkan.

Berdasarkan uraian di atas, jika pengumpulan massa menjadi ukuran bagi akseptabilitas seorang Bacapares, maka dapat disimpulkan bahwa sejauh ini, Anies lebih diterima oleh masyarakat Sulsel. Sebab, setidaknya Anies telah terbukti dua kali mengguncang Sulawesi Selatan.  Sementara itu, Prabowo sama sekali belum teruji. 

Juga, fenomena kedatangan Anies – Muhaimin di Makassar, seolah memberi pesan kepada semua Lembaga survei agar tidak berbohong. Sebab sambutan masyarakat Sulsel  terhadap Anies – Muhaimin tersebut,  sama sekali tak mencerminkan tingkat elektabilitas yang hanya belasan persen (*)

382

Related Post