Restorasi Kepemimpinan Nasional
Oleh Sutoyo Abadi - Koordinator Kajian Politik Merah Putih
"Otak dan hati yang baik selalu merupakan kombinasi yang hebat dan akan melahirkan kekuatan yang dahsyat tetapi otak, hati yang busuk akan membawa kerusakan dan bencana di mana mana"
Seorang pemimpin yang lemah berpura-pura terlihat kuat, efektif, dan bisa diandalkan, dia merasa mengetahui segalanya, ketika dia tidak mengetahui semuanya. Selalu terlihat sibuk memimpin karena ingin memperlihatkan dirinya kuat ketika bersama bawahannya, untuk masalah sepele.
Sangat berbahaya, ini ciri lain seorang pemimpin yang rentan terserang hipnotis. "Kalau itu menyergap seorang Presiden dan tidak sadar sedang terhipnotis adanya invasi senyap serangan dari luar, negara bisa berantakan"
Sementara agar kelihatan kuat setiap hari hanya urusan koalisi. Rapat rapat menentukan capres cawapres, hebatnya dibungkus dengan narasi konsolidasi kebangsaan.
Istana sebagai posko kemenangan capres pilihannya. Di luaran menggema Koalisi Indonesia Raya, Indonesia Hebat, macam macam slogan bombastis tanpa esensi dan makna
Lupa semuanya dan lengkap sudah, kita seperti terkena hipnotis atas terjadinya invasi senyap , yakni invasi, politik, ekonomi, manusia, dan tentu invasi budaya, yang memang sengaja "mereka" - melalui agen-agen rahasia - susupkan dalam kehidupan masyarakat, merekrut potensi para penghianat, menjual harga diri.
Celaka semua terhipnotis tidak sadar negara dalam bahaya invasi penjajahan gaya baru. Mereka tidak peduli, mereka perannya jutru sebagai agen merusak dan akan menghancurkan negara.
Menutup mata dan hati dan buta melihat dibelahan beberapa negara Presiden yang telah menjadi boneka Cina, terikat sangat kuat dan mengikat terjadinya intrik politik, ekonomi dan jabatan strategis hingga konspirasi gelap dengan Cina ( Xi Jinping ) - berujung petaka.
Terkesan Jokowi jangan sibuk urusan ecek ecek hanya sebagai petugas partai. Tuan Joko Widodo adalah Presiden, tidak hati hati bisa berpotensi menjadi mafia dan penghianat negara dengan legalitas sebagai presiden, yang melakukan pembiaran invasi asing menjadi penjajah gaya baru, diera global yang ganas saat ini.
Di tubuh bangsa ini sedang terjadi perilaku permisif dan ambivalensi standar nilai. Semua luluh lantak oleh nilai pragmatisme, hedonis dan enjoy live.
Kehidupan negara berbasis nilai nilai berpancasila maupun berkebudayaan luhur bangsa, kehilangan orientasi dan fungsi nyata dalam mengarahkan perilaku manusia Indonesia. Dilalap habis oleh nilai kehidupan kapitalis bahkan menyesak nafas terasa muncul ajaran komunis meletup dimana mana.
Dalam artikel Prof. Haidar Nasir _"keringkihan Berbangsa"_ sangat gamblang gambaran wajah Indonesia saat ini :
Keadaan masih diperburuk watak orang Indonesia yang munafik atau hipokrit, enggan bertangggung jawab atas perbuatannya, bersikap dan berperilaku feodal, percaya takhayul, erotik, dan lemah karakter.
Negara atau pemerintah terasa tidak hadir sebagai pemecah masalah dan pemersatu yang otoritatif. Bhinneka Tunggal Ika dan sila Persatuan Indonesia lebih banyak disuarakan menjadi nilai normatif semata, tidak menjadi nilai manifes dalam kehidupan berbangsa-bernegara.
Memang tidak enak diakui secara jujur saat ini sedang terjadi kevakuman kepemimpinan yang kuat, yang terjadi pemimpin yang sibuk pura pura kuat, bersamaan pelakunya suka melakukan penyalahgunaan kekuasaan dalam beragam bentuk.
Prof. Haidar Nasir mengatakan, mengatakan lebih lanjut, bahwa "politik dan kekuasaan menjadi kehilangan fungsinya dalam memecahkan masalah (problen solving ) dan menegakkan kebajikan umum (public-good) di tubuh bangsa. Hasil akhirnya kehidupan kebangsaan dan kenegaraan di negeri ini menjadi ringkih.
Sesungguhnya bukan hanya ringkih tetapi kondisi negara di bidang hankam , politik, ekonomi dan semua regulasi konstitusi negeri ini sudah rusak.
Prof Suteki mengatakan : _"Sudah saatnya dilakukan Restorasi Kepemimpinan Nasional agar kembali kepada *the truth and Justice*"_
Lebih lanjut mengatakan : *Kerusakan sudah begitu akut, maka harus dilakukan perubahan yang radikal, extraordinary bukan perubahan yang biasa, baik inkremental maupun Cut and Glue.****