Skandal Infrastuktur Jokowi

Oleh Farid Gaban - Ekspedisi Indonesia Baru

PRESIDEN Jokowi getol membangun jalan tol. Itu sering dibangga-banggakan sebagai satu tonggak sukses pembangunan infrastruktur pada masa pemerintahannya.

Salah satu pertanyaan penting di sini: bagaimana ambisi jalan tol dibiayai?

Ini rahasianya:

Pemerintah meminta BUMN "karya" seperti Waskita Karya membangun tol dari utang.

Tak cuma jalan tol, Presiden juga menugasi BUMN membangun infrastruktur lain seperti bandara dan fasilitas pariwisata.

Alasan Presiden Jokowi memberi penugasan pada BUMN jelas: jalan tol dan bandara bisa dibangun tanpa memakai uang APBN (setidaknya bukan secara langsung). 

Dan karena tidak dibiayai langsung dari APBN, proyek infrastruktur tidak perlu mendapat persetujuan DPR dan kelayakannya tidak harus diperdebatkan secara publik.

Dengan cara itu, jalan tol bisa dibangun sesuai keinginan Presiden; bahkan jika keinginannya tak masuk akal.

Jalan pintas seperti itu menimbulkan "moral hazard" dalam diri Presiden: ambisi mewariskan legacy infrastruktur yang makin memabukkan, seperti pembangunan IKN, tanpa peduli dampaknya.

Kini, akibat penugasan membangun infrastruktur, Wakita Karya terancam bangkrut. 

Untuk menutup utang, Waskita menjual pengelolaan jalan-jalan tol kepada swasta, baik swasta asing maupun dalam negeri.

Angkasa Pura, BUMN lain, kini juga menawarkan pengelolaan Bandara Soekarno-Hatta dan Ngurah Rai, dua bandara terpenting di Indonesia, ke investor swasta asing.

Itu belum akan cukup. Pemerintah sepertinya harus menambal utang-utang BUMN dari dana APBN. Artinya rakyat lah yang menanggung utang itu.

Apa yang bisa kita simpulkan dari situasi ini?

Upaya menjual pengelolaan jalan tol dan bandara ke swasta pada dasarnya adalah proses privatisasi layanan transportasi. 

Di situ, investasi publik dipakai untuk memberi  swasta peluang menjadikan publik sebagai pasarnya.

Kongketnya: rakyat menanggung utang (BUMN), sementara pengusaha jalan tol dan bandara diberi kesempatan menghisap uang rakyat dari tarif tol atau tarif bandara.

Cara mana lagi yang lebih buruk dari itu? ((*)

860

Related Post