Suara Sangkakala Tanda Bahaya Terdengar Makin Keras
Oleh Sutoyo Abadi - Koordinator Kajian Politik Merah Putih
SUARA sangkakala di seluruh penjuru negeri terdengar makin keras dari seluruh anak bangsa, pertanda agar bersiap diri menghadapi prahara yg mungkin akan segera terjadi.
Politik cawe-cawe tanda awal bencana, lebih dulu melengking, sebagai peringatan huru hara akan segera meledak.
Mungkin Jokowi merasa sudah punya sertifikat asli dari Tuhan YME, di ijinkan untuk berbuat dan bertindak apa saja demi kekuasaan tetap aman dalam genggaman dan kendalinya, tidak menyadari bahwa sudah di pelupuk matanya.
Akibat merasa semuanya: spirit reformasi dan semangat menjaga proses demokrasi yang normal, semua sudah di borong sesuai definisi dari visi liar yang dimilikinya.
Awal bencana datang dari bayangan, anggapan dan harapan orang sederhana, lugu dan bersahaja akan melahirkan kebijakan yang bijak dan adil bagi rakyatnya, ternyata keliru dan nasi sudah jadi bubur.
Ketika sudah bersenyawa dengan para Taipan Oligarki, watak dan prilakunya sontak berubah sebagai boneka yang tanpa rasa dan pikiran bertindak dan melangkah hanya sesuai remot tuannya.
Sempurna dalam bingkai panduan pemilik dan mengendali naga perintahnya persis polit biro, dengan wajah bengis harus jalan , haram untuk bertanya dan tidak boleh berpikir akibat yang akan terjadi.
Semua perangkat negara harus mengikutinya dengan pola yang sama, hanya boleh ada jawaban "siap laksanakan".
Jangan lagi ada protes tentang etika dan moral, semua aturan sebagai label konstitusi bisa diatur lewat "Keputusan, Peraturan, instruksi Presiden dan jenis kelamin lain yang bisa diatur dari istana".
Wajah Pilpres 2024 sudah disiapkan dan ahir hasilnya sudah dalam skenario yang tidak boleh meleset angkanya.
Pengamanan terminal ahir Mahkamah Konstitusi sudah diperpanjang masa jabatannya. Skenario sang Ketua sudah beres menerima hibah saudaranya sebagai imbalannya.
Rambu pengaman politik cawe cawe bisa salah taqdir menjadi gelombang perlawanan dan bisa memakzulkan presiden, sudah disiapkan lengkap dengan kekuatan spiritualnya.
Huru hara atau goro goro , tidak bisa dihindari akibat kekuasaan yang sudah terlalu jauh menyimpang berubah menjadi tirani dan mengabaikan semua saran dan aspirasi pemilik kekuasaan yaitu rakyat.
Ke depan hanya Tuhan YME yang mengetahui, negara akan kembali normal atau justru pecah berantakan dan ahirnya bubar . Yang pasti "suara sangkala tanda bahaya terdengar makin keras". (*)