Tarif Sudah Naik, Tapi Pelayanan PDAM Kota Tangerang Buruk

Contoh tagihan air bersih PDAM di rumah tangga yang tiba-tiba melompat. (Foto: Istimewa).

Jakarta, FNN - Pelayanan air bersih dari Perusahaan Daerah  Tirta Benteng (lebih dikenal PDAM), Kota Tangerang, Probinsi Banten belakangan semakin buruk. Padahal, perusahaan yang menyedot air dari Cisadane itu sudah menaikkan tarif, terutama tarif dasar (abodemen) yang membuat pelanggan geleng-geleng kepala.

Buruknya pelayanan tersebut bisa dibuktikan dengan seringnya air mati ke rumah pelanggan. Rabu, 21 Desember 2022 kemarin, aliran air ke rumah pelanggan di wilayah Cipondoh mati total sejak sekitar pukul 8.00 pagi. Hingga berita ini diturunkan sekitar pukul 16.30, air belum mengalir.

Tidak ada penjelasan dari pihak Perumda Tirta Benteng mengapa air mati total. Selain itu, tidak ada juga bantuan air yang didrop atau dipasok melalui mobil tangki air.

"Ini penyakit PDAM tidak melayani pelanggan," demikian perbincangan pelanggan di WhatsApp Grup (WAG), Rabu kemarin.

Sedangkan pelanggan lainnya menuliskan tiga penyakit PDAM Kota Tangerang.  Pertama, air kecil, sering mati, suka keruh seperti teh dan kopi, terutama malam hari (waktunya mutar) Kadang keruh pukul 23.00, pukul 01.00, pkl 03.00 dan menjelang subuh). Dulu keruh juga siang hari sering.

Kedua, tiba-tiba tagihan melompat, padahal yang pakai itu-itu juga. Kalau tagihan melompat bulan September misalnya, Oktober dan seterusnya normal lagi.  Ketiga, padahal, tarif air sudah naik, terutama abodemen.

Pegawai PDAM yang mengaku bagian Hubungan Masyarakat, Syarif yang dikirim video aliran air mati hanya membalas dengan kalimat memohon maaf.

"Sebelumnya kami mohon maaf atas ketidaknyamanannya🙏," kata Syarif dalam jawabannya.

Tidak ada penjelasan kenapa mati dan sampai kapan baru hidup lagi. Apalagi, tidak menyebut akan ada pengiriman air melalui mobil tangki air.

Sebelumnya, para pelanggan mengeluhkan berbagai pelayanan PDAM Tirta Benteng yang buruk setelah tarif dinaikkan. Yang paling banyak dikeluhkan adalah lonjakan tagihan yang di luar  akal dan sangat memberatkan.

Misalnya, ada pelanggan yang tiba-tiba ditagih Rp 2, 3 juta lebih. Padahal, biasanya paling tinggi Rp 300.000.

Ada lagi pelanggan yang tiba-tiba ditagih Rp 3 juta lebih. Padahal, biasanya paling tinggi Rp 150.000. Setelah dicek ke kantor PDAM, katanya, menunggak atau ada sisa yang belum dibayar tiap bulan selama 20 bulan. 

"Aneh juga, kok 20 bulan, tapi tidak ada pemutusan, apalagi peringatan. Padahal, aturannya jika tiga bulan menunggak, akan ada peringatan sebelum diputus," ujar pelanggan tersebut.

Sedangkan pelanggan lainnya mengeluh tiba-tiba tagihan naik Rp 100.000 dari biasanya. Kejadiannya, pada tagihan September 2022. "Biasanya paling tinggi Rp 150.000, naik jadi Rp 250.000. Anehnya, kok bulan Oktober dan November sudah normal lagi," kata pensiunan salah satu BUMN tersebut.

Apa yang dialaminya juga banyak terjadi pada pelanggan lainnya. Tiba-tiba tagihan air naik bulan September 2022. Tetapi, bulan berikutnya normal lagi.

Padahal, orang yang menggunakan air di dalam rumah pelanggan tidak bertambah. Penggunaan air juga biasa saja. (Anw).

 

1787

Related Post