LINGKUNGAN
Gerakan Serayu Radikal
Oleh Farid Gaban - Ekspedisi Indonesia Baru Pak Sukir menyeduh kopi. Dia menuang air panas, yang telah dia ukur suhunya dengan tepat, ke dalam cangkir berisi bubuk arabika. Sedikit demi sedikit, aroma kopi meruap dari cangkir. \"Smooth aroma with a herbal aftertaste,\" kata dia. Itulah kopi hasil panen Pak Sukir sendiri. Dia menanam kopi di lereng Gunung Bismo, salah satu puncak Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah. Pak Sukir bukan sekadar petani kopi. Dibantu istri dan anaknya, dia mengolah panen kopi sendiri dengan berbagai cara: full-washed, natural dan wine. Dia juga seorang roaster: menyangrai biji kopi dengan keramik kasongan di atas kompor gas. Dan lebih dari segalanya, dia barista yang piawai. Setiap kali berkunjung ke rumahnya saya selalu mengagumi kopi bikinannya. Tinggal di Desa Mlandi, Kabupaten Wonosobo, Pak Sukir memilih menanam kopi sementara banyak petani lain di desanya menanam sayur-mayur, terutama kentang, hingga lereng terjal pegunungan. \"Kopi lebih menjanjikan,\" kata Pak Sukir. \"Lebih dari itu, kopi juga memperkuat tanah, sehingga menahan air dan longsor, serta menumbuhkan mata-mata air baru.\" Bagi Pak Sukir, pelestarian alam dan ekonomi bukan dua hal terpisah. \"Kita sudah kehilangan banyak mata air,\" katanya. \"Pelumpuran sungai juga makin parah. Kasihan warga di hilir sungai.\" SENJAKALA WADUK SOEDIRMAN Wonosobo, dan khususnya Dieng, merupakan hulu beberapa sungai yang sangat penting di Provinsi Jawa Tengah dan sebagian Yogyakarta. Sungai Serayu dan Bogowonto, misalnya, plus belasan anak-anak sungai mereka, menghidupi sekitar 45% warga Jawa Tengah yang tersebar di 13 kabupaten. Sungai Serayu sendiri, yang punya hulu antara lain di desa Pak Sukir, punya panjang 180 km dan melintasi setidaknya 560 desa di lima kabupaten: Wonosobo, Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas dan Cilacap. Dalam beberapa tahun terakhir, Daerah Aliran Sungai (DAS) Serayu mengalami kerusakan parah. Salah satunya akibat pertanian kentang serta penambangan pasir, yang sangat luas dan merambah hingga lereng-lereng terjal perbukitan di kawasan hulu. Di musim penghujan, longsor dan banjir kini menjadi langganan bahkan di kawasan Dieng sendiri. Erosi, sampah, limbah rumah tangga dan polusi obat kimia pertanian mengancam kualitas air kawasan hilir. Air Serayu mengairi ratusan ribu hektar sawah serta menjadi bahan baku air bersih bagi warga 228 desa di Banjarnegara, Purbalingga dan Banyumas. Sementara itu, pelumpuran parah kini juga mengancam. Menurut sebuah hasil penelitian, sedimentasi yang dihasilkan oleh kawasan hulu DAS Serayu mencapai hampir 2 juta ton per tahun, dan terus meningkat. Pelumpuran mengancam keberlangsungan Bendungan Soedirman, atau yang lebih dikenal sebagai Waduk Mrica, di Kabupaten Banjarnegara. Mrica salah satu bendungan terbesar di Jawa Tengah. Jika sedimentasi berlanjut dengan laju seperti sekarang, sekitar 20.000 ton lumpur per tahun, bendungan pembangkit listrik itu dikhawatirkan hanya berumur dua tahun lagi. Tak hanya berhenti beroperasi, waduk ini juga terancam jebol. Itu akan menjadi bencana bagi empat kabupaten: Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas dan Cilacap. SUDAH INJURY-TIME Masalah Waduk Mrica kini menjadi perhatian nasional. Berkat inisiatif Mas Imam B. Prasodjo, penasihat senior Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup, masalah kerusakan Serayu kini menjadi keprihatinan pemerintah pusat. Penyelamatan Serayu tak bisa dilakukan sendiri-sendiri oleh tiap kabupaten. Itu sebabnya Mas Imam menggalang kolaborasi besar lima kabupaten, melibatkan pemerintah daerah pusat maupun daerah, aktivis non-pemerintah dan kalangan dunia usaha. Pekan lalu saya menghadiri pertemuan tim dari Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi dengan Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat serta seluruh jajarannya. Mereka membicarakan apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi krisis Serayu dan Waduk Mrica, khususnya dalam waktu dekat. Kabupaten Wonosobo memiliki peran penting dalam penyelamatan Serayu. Sekitar 3/4 kawasan hulu Serayu ada di kabupaten ini. \"Kita sudah memasuki masa injury time,\" kata Mas Imam Prasodjo. \"Ini sudah darurat. Ancaman terhadap Mrica bisa memicu bencana ekonomi-sosial dan konflik yang luas.\" Menenggelamkan 32 desa di 7 kecamatan, Waduk Mrica mulai dibangun 1987 dan beroperasi dua tahun kemudian. Waduk ini punya luas genangan 12 km2 jika terisi penuh. Dia merupakan bendungan terbesar di Asia Tenggara dengan panjang bendungan mencapai 6,5 km. Dikelola oleh Indonesia Power, anak perusahaan PLN, pembangkit Mrica menyumbang 185 MW ke jaringan listrik Jawa-Bali. Namun, sedimentasi parah membuat Waduk Mrica kini hampir penuh, hanya tersisa 20% dari kapasitasnya. Sedimentasi mencapai 6 juta meter kubik, yang hanya bisa dikeruk dengan melibatkan 2.600 lebih dump-truck setiap hari. Hampir mustahil dilakukan. \"Mrica hanya punya sedikit waktu,\" kata Mas Imam Prasodjo. \"Kita harus bergerak cepat dan bersama-sama untuk penyelamatan Serayu yang sebenarnya sudah terlambat.\" DEJA VU DAN KUTUKAN KENTANG Keterlambatan menuntut langkah yang lebih menyeluruh dan pendekatan radikal. Namun, upaya penyelamatan Serayu sebenarnya bukan inisiatif baru. Sejak belasan tahun lalu, kerusakan kawasan Dieng sebagai hulu Serayu sudah menjadi perhatian Wonosobo. Pemerintah daerah dan aktivis lingkungan setempat sudah memulai gerakan \"Save Dieng\" dan pembentukan Tim Kerja Pemulihan DAS Serayu beberapa tahun lalu. Banyak kegiatan sudah dilakukan: penghijauan kembali kawasan perbukitan, penanaman pohon keras, memperkenalkan pertanian terpadu untuk menghambat perluasan lahan pertanian, dan mengajak petani mengusahakan penghidupan lain di luar kentang. Termasuk misalnya memberi petani kambing untuk mau beralih ke peternakan. Tapi, itu semua belum cukup efektif mengatasi masalah kentang. Setelah sebelumnya berjaya dengan tembakau, pertanian kentang dimulai di kawasan Dieng sejak 1980-an, dipelopori oleh petani dari Pengalengan, Jawa Barat. Kentang segera jadi favorit, menjadikan Dieng sebagai salah satu produsen kentang terbesar dan terbaik di Indonesia. Dibiayai secara agresif oleh dunia perbankan, perluasan kentang secara dramatis merambah hingga perbukitan dengen lereng sampai 70 derajat dan menghabisi kantong-kantong hutan yang tersisa di hulu Serayu. Hilangnya kawasan resapan memicu limpasan air yang makin besar ketika hujan; memicu erosi, longsor dan sedimentasi. Petani kentang Dieng akhirnya menjadi korban dari sukses awalnya sendiri. Lapisan humus yang tergerus hujan mengurangi kesuburan. Produktivitas kentang yang pada 1980-an mencapi 30 ton per hektar kini terjun bebas jadi sekitar 10 ton saja. Sementara itu, biaya pertanian kentang justru makin mahal. Sumber air kian jarang. Dari 500 lebih mata air di Dieng kini tersisa sekitar 100-an saja akibat perluasan lahan kentang. Kebutuhan pupuk dan obat pun meningkat. Petani juga harus mendatangkan \"humus baru\" setiap kali menanam: pupuk kandang dari peternakan-peternakan ayam di Jawa Timur. Setiap hari, bertruk-truk kotoran ayam dengan segenap pencemarnya naik menuju Dieng. Puluhan ribu ton \"soil baru\" itu pula yang segera habis lagi dihajar air ketika hujan, masuk ke Serayu dan Mrica. Masa kejayaan ekonomi kentang sudah surut, namun kebiasaan lama sulit hilang. Ekspansi lahan kentang masih terjadi, naik ke bukit yang makin tinggi. NEPAL-NYA INDONESIA Dieng memang menawarkan alternatif ekonomi lain: pariwisata. Bertengger di atas ketinggian lebih dari 2.000 meter, dia dikenal sebagai \"negeri di atas awan\". Meliputi wilayah 6 kabupaten, Dieng adalah dataran tinggi dengan jumlah penduduk terbanyak kedua di dunia setelah Nepal. Terbentuk dari kaldera gunung purba, Dieng memiliki banyak kawah, telaga, puncak bukit tempat orang mengintip matahari terbit, dan kompleks candi Hindu tertua di Jawa. Itu semua menjadikan Dieng salah satu tujuan wisata terpenting di Jawa Tengah. Tapi, pengelolaan wisata yang terlalu agresif dan sembrono bisa sama merusaknya dengan pertanian kentang. Tak hanya produksi sampah makin banyak. Tumbuhnya penginapan, restoran dan lapangan parkir di situs-situs \"instagramable\" juga memperluas kawasan terbangun yang mengurangi resapan air. Kepemilikan lahan pertanian maupun wisata yang makin terpecah, privat dan individualistik, mempersulit upaya pemerintah mengendalikan alih fungsi lahan, bahkan jika mau melakukannya. Pada kenyataannya, pemerintah daerah sendiri kurang serius dan tegas dalam menegakkan aturan tentang tata ruang, khususnya dalam menyelamatkan dan melindungi kawasan hijau. GERAKAN RADIKAL, SERADIKAL PAK SUKIR Tidak ada cara mudah untuk mengoreksi kesalahan masa lalu yang kini sudah hampir telambat dilakukan. Penyelamatan Dieng dan Serayu tak hanya menuntut kerjasama/kolaborasi yang sangat padu melibatkan banyak pihak seluas mungkin. Pendekatannya juga harus komprehensif mencakup berbagi aspek: ekonomi, sosial dan budaya. Dan yang paling penting: harus cukup radikal, keluar dari pola dan praktik biasa (business as usual) yang terbukti tidak efektif dalam 20 tahun terakhir. Seradikal seperti petani kopi Pak Sukir. Belajar dari Pak Sukir kita harus menyadari bahwa konservasi dan kepentingan ekonomi bukanlah dua hal terpisah dan bertentangan. Keduanya harus dirancang dan diterapkan dalam satu kesatuan. Itu menuntut paradigma baru dalam membangun. Pembangunan ekonomi, baik pertanian maupun wisata, yang mengabaikan kelestarian alam sudah terbukti akan berbalik memicu bencana tak hanya bagi ekonomi, tapi juga bagi hidup manusia sendiri. Pola pikir seperti itu harus dibuang jauh.***
Hujan Lebat Berpeluang Mengguyur Sebagian Besar Wilayah Provinsi
Jakarta, FNN - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan hujan lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang mengguyur sebagian besar wilayah provinsi di Indonesia pada Kamis.Hujan lebat disertai petir dan angin kencang berpeluang terjadi di bagian wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara.Bagian wilayah Provinsi Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Maluku, dan Papua Barat juga menghadapi potensi hujan lebat disertai petir dan angin kencang.Selain itu, BMKG menyampaikan peringatan dini mengenai potensi munculnya gelombang tinggi di bagian wilayah perairan Indonesia.Gelombang setinggi 2,5 sampai empat meter berpotensi menghampiri wilayah Perairan Utara Sabang, Perairan Barat Aceh, Perairan Barat Pulau Simeulue hingga Kepulauan Mentawai, Perairan Bengkulu, Perairan Barat Lampung, Samudra Hindia barat Sumatra, Selat Sunda bagian barat dan selatan, Perairan Selatan Banten hingga Pulau Sumba, Selat Bali-Lombok-Alas bagian selatan, dan Laut Sawu.Wilayah Perairan Pulau Sawu hingga Kupang dan Pulau Rotte, Samudra Hindia selatan Banten hingga Jawa Barat, Samudra Hindia selatan Nusa Tenggara Timur, Perairan Kepulauan Sermata hingga Kepulauan Tanimbar, Laut Arafuru bagian barat dan tengah, Laut Natuna Utara, Perairan Kepulauan Natuna, dan Perairan Singkawang juga berpeluang mengalami gelombang setinggi 2,5 sampai empat meter.Gelombang sangat tinggi, empat sampai enam meter, berpotensi melanda Samudra Hindia selatan Jawa Tengah hingga Nusa Tenggara Barat.Nelayan, operator sarana transportasi laut, dan warga pesisir perlu mewaspadai dampak gelombang tinggi di wilayah-wilayah perairan tersebut. (mth/Antara)
Delameta Dukung Zona Emisi Rendah di Jakarta Melalui "Park and Ride"
Jakarta, FNN - Produsen teknologi nasional, PT Delameta Bilano mendukung kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang menetapkan Jalan Kemukus di wilayah Kota Tua sebagai zona emisi rendah untuk mengurangi polusi udara dengan menyediakan kawasan \"Park and Ride\".“\'Park and Ride\' merupakan fasilitas yang penting di wilayah Kota Tua. Kawasan \'Park and Ride\' ini akan sangat membantu untuk terciptanya zona emisi rendah di sana,\" kata Direktur Bisnis dan Teknologi Delameta Bilano, Reza RH dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu.Selain itu, \"Park and Ride\" membantu integrasi dengan transportasi publik karena letaknya di dekat stasiun kereta api dan Halte TransJakarta.Dia berharap keberadaan kawasan \"Park and Ride\" dapat mengurangi volume kendaraan dan mewujudkan zona emisi rendah (low emission zone/LEZ) di wilayah Kota Tua, Jakarta Barat.Reza menjelaskan kawasan \"Park and Ride\" di Jalan Kemukus merupakan kolaborasi antara PT Reska Multi Usaha (RMU) dan Delameta Bilano selaku produsen \"Internet of Things\" (IoT) dalam negeri yang telah mengantongi sertifikat Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dari Kementerian Perindustrian RI. Lalu, lokasi kawasan \"Park and Ride\" di Jalan Kemukus terletak sekitar 200 meter dari Stasiun Kereta Api (KA) Kota Tua.Lahan area \"Park and Ride\" ini memiliki luas 7.000 meter persegi (m2) dan mampu menampung sekitar 106 mobil dan 101 sepeda motor. Bahkan akan didirikan fasilitas \"Cloud Kitchen\" bagi brand kuliner lokal.Reza menyampaikan bahwa penyediaan \"Park and Ride\" juga akan memudahkan masyarakat yang ingin mengunjungi wilayah Kota Tua, Jakarta Barat (Jakbar).Sebelumnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus berupaya mengurangi polusi udara yang masih menjadi polemik. Salah satu upaya yang dilakukan adalah mencanangkan zona rendah emisi.Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Perhubungan melakukan penataan wilayah Kota Tua menjadi kawasan rendah emisi. Kebijakan itu juga dilakukan untuk meningkatkan nilai ekonomi kawasan wisata bersejarah tersebut serta menciptakan ruang ramah bagi para pejalan kaki sejak 8 Februari 2021. (mth/Antara)
Menteri LHK: Hari Lingkungan Hidup 2022 Momen Menumbuhkan Kepedulian
Jakarta, FNN - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya mengatakan peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2022 perlu menjadi momentum meningkatkan kepedulian untuk terus memperbaiki perilaku adil terhadap lingkungan dengan berbagai perkembangan yang telah dihasilkan dari kebijakan aspek pembangunan lingkungan hidup dan tata kelola sumber daya alam di Indonesia.Dalam pernyataan di akun Kementerian LHK yang dikutip dari Jakarta, Minggu, Siti Nurbaya menuliskan peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia tahun ini merupakan peringatan 50 tahun Konferensi Stockholm, dengan lima dekade perjalanan pembangunan lingkungan hidup di Indonesia mencatat berbagai perkembangan.\"Peringatan Hari Lingkungan Hidup 2022 ini menjadi momen penting untuk terus menumbuhkan, meningkatkan kesadaran dan kepedulian untuk terus memperbaiki dalam perilaku adil terhadap lingkungan,\" tulis Siti dalam unggahan terkait Hari Lingkungan Hidup Sedunia, diperingati setiap 5 Juni, pada Minggu.Menurutnya, dengan kegigihan, kerja nyata dan kerja keras semua elemen bangsa menjalankan berbagai pokok-pokok kebijakan Presiden Joko Widodo pada aspek pembangunan lingkungan hidup dan tata kelola sumber daya alam, saat ini telah terdapat berbagai perkembangan, seperti transformasi struktural dan produktivitas alam dan manusia mengatasi kesenjangan dan mewujudkan kesejahteraan.Dengan Nawa Cita dilakukan juga berbagai langkah korektif untuk mendukung keberpihakan pada rakyat yang diaktualisasikan lewat alokasi pemanfaatan hutan sosial 12,7 juta hektare (ha) serta pencadangan kawasan untuk tanah objek reforma agraria (TORA) 4,1 juta ha.Siti juga memberikan contoh perkembangan lingkungan hidup lainnya, yaitu moratorium permanen hutan alam primer dan gambut, restorasi perbaikan tata air gambut, rehabilitasi DAS dan mangrove, pengelolaan hutan lestari dan pengembangan multi-usaha kehutanan.Dilakukan juga pencegahan kehilangan keanekaragaman hayati, perlindungan satwa liar dengan konservasi, kebijakan pencegahan kebakaran hutan dan lahan secara permanen, penurunan angka deforestasi, berbagai kebijakan iklim, termasuk FoLU Net Sink 2030 serta penguatan instrumen kerja, seperti penegakan hukum.Siti menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih atas segala capaian tersebut yang dihasilkan dari kerja sama berbagai elemen bangsa, seperti dari pemerintah, masyarakat, komunitas, dunia usaha dan akademisi.\"Tantangan ke depan tidak lebih mudah. Objektivitas dan kejernihan dalam kita melihat masalah dan membangun artikulasi penyelesaian masalah merupakan pijakan kolaborasi yang sangat penting,\" tuturnya. (mth/Antara)
Banjir Jateng Lebih Parah dari Jakarta, Cebong Tutup Mata, Telinga, dan Hati
Jakarta, FNN – Belum reda banjir di ibukota Jawa Tengah, Semarang, kini banjir besar melanda wilayah Kabupaten Purworejo. Belum ada bantuan dari pemerintah, yang ada hanya solidaritas warga seikhlasnya. Tampak ada sikap yang berbeda dari masyaraat kita akibat dari keterbelahan kronis yang melanda bangsa ini. Ketika banjir terjadi di Semarang dan Pantura serta kota-kota lain di Jawa Tengah, tidak ada komen sama sekali, atau bahkan bully-membully seperti yang terjadi di Jakarta. Pengamat politik Rocky Gerung menegaskan bahwa kalau kita bersihkan politik dan menjadi terang, dengan sendirinya percebongan juga berhenti. Karena cebong selalu memanfaatkan politik yang gelap untuk mengambil keuntungan Dari sisi ekologis, Rocky melihat bahwa topografi Jakarta adalah rawa-rawa besar berbeda dengan Semarang. “Ratusan tahun lalu Jakarta adalah rawa-rawa. Jadi, habitat ekologisnya memang di Jakarta karena itu pertemuan banyak sungai menjadi rawa-rawa. Kemudian dia berubah menjadi gorong-gorong, habitatnya juga sama. Cebong itu suka bersembunyi di wilayah-wilayah gelap. Begitu ada terang dikit kehilangan kesadaran cebong itu,” paparnya kepada wartawan senior FNN, Hersubeno Arief dalam kanal YouTube, Rocky Gerung Official, Rabu, 01 Juni 2022. Masyarakat tentu gembira karena yang kita dorong ketika terjadi bencana bukan soal bully membully, tapi bagaimana solidaritas di antara rakyat yang tetap kita bangun. Kalau di Jakarta terbeda, baru ada genangan saja bully-annya luar biasa. “Jadi, kalau kita bersihkan politik dan jadi terang, dengan sendirinya percebongan juga berhenti. Karena cebong selalu memanfaatkan politik yang gelap untuk mengambil keuntungan,” tegasnya. Untuk diketahui, hujan deras mengguyur Kabupaten Purworejo sejak Selasa (31/5) sore hingga Rabu (1/6/2022) pagi. Sejumlah titik pun terendam banjir dengan ketinggian air berkisar 30 centimeter hingga 1 meter.\"Yang terdampak banjir ada 17 desa di tujuh kecamatan, namun kini mulai surut. Masih ada 8 desa yang terendam,\" kata Kepala Pelaksana BPBD Purworejo, Budi Wibowo, saat dihubungi detikJateng. Sebelumnya PT Pelabuhan Indonesia atau Pelindo membeberkan dampak banjir rob di Semarang akibat jebolnya tanggul PT Lamicitra Nusantara. Banjir rob telah berimbas pada operasional terminal peti kemas (TPK) di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah. Sedikitnya terdapat 4 kapal yang batal bersandar di terminal dengan potensi kegiatan bongkar muat peti kemas sebanyak 6.000 TEUs. Dengan begitu, TPK Semarang terpaksa melakukan buka tutup pintu terminal lantaran akses masuk terhalang oleh air laut. BMKG sebelumnya memperkirakan rob akan terjadi di area pesisir pantai utara Jawa mulai 20 Mei hingga 25 Mei 2022. Adapun jebolnya tanggul PT Lamicitra Nusantara menyebabkan air rob menjadi semakin tinggi dan berdampak pada aktivitas operasional pelabuhan. Jika tidak ada tanggul yang jebol, sistem pompa milik Pelindo diklaim mampu menangani hingga ketinggian pasang 130 cm. (sof, sws)
Cuaca Mayoritas Kota Besar Diprakirakan Cerah Berawan atau Berawan
Jakarta, FNN - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan cuaca mayoritas kota besar di Indonesia cerah berawan atau berawan pada Selasa siang dan malam.Pada siang hari cuaca Kota Banda Aceh, Jambi, Surabaya, Samarinda, Tarakan, Pangkal Pinang, Ternate, Mamuju, Makassar, dan Padang diprakirakan cerah berawan, sementara Kota Denpasar, Serang, Jakarta Pusat, Semarang, Pontianak, Palangka Raya, Ambon, Mataram, dan Palembang diprakirakan berawan.Cuaca Kota Gorontalo, Pekanbaru, dan Manado diprakirakan cerah pada siang hari. Pada siang hari hujan disertai petir berpeluang terjadi di Kota Yogyakarta dan hujan ringan diprakirakan turun di Kota Bengkulu, Banjarmasin, Bandung, Tanjung Pinang, Bandar Lampung, Kupang, Jayapura, Manokwari, Kendari, dan Medan.Malam harinya, cuaca cerah diprakirakan meliputi Kota Jakarta Pusat dan Gorontalo, sementara Kota Denpasar, Jambi, Banjarmasin, Pontianak, Samarinda, Pangkal Pinang, Kupang, Mamuju, dan Palembang diprakirakan cerah berawanKota Serang, Yogyakarta, Bandung, Tarakan, Tanjung Pinang, Bandar Lampung, Ternate, Mataram, Manokwari, Makassar, Kendari, Manado, dan Padang menurut prakiraan cuaca pada malam hari akan berawan.Menurut BMKG, hujan pada malam hari berpeluang turun di sejumlah kota. Hujan ringan berpotensi turun di Kota Bengkulu, Banda Aceh, Semarang, Surabaya, Palangka Raya, Ambon, Jayapura, dan Pekanbaru; hujan disertai petir berpeluang terjadi di Kota Yogyakarta; dan hujan dengan intensitas sedang diprakirakan mengguyur Kota Medan. (mth/Antara)
BMKG: Sebagian Indonesia Dominan Cerah Berawan Hingga Hujan Ringan
Badung, Bali, FNN - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi sebagian wilayah Indonesia didominasi cuaca berawan hingga hujan ringan pada Jumat.Dalam informasi yang dirilis Youtube info BMKG diikuti di Badung, Bali, BMKG memprediksi masih terdapat gangguan gelombang atmosfer terutama di wilayah Sulawesi, sebagian wilayah Kalimantan bagian timur, Pulau Jawa, serta wilayah Sumatera bagian selatan.Kondisi ini menyebabkan potensi pertumbuhan awan hujan akan meningkatSementara itu terpantau pula pola sirkulasi siklonik yang berada di wilayah barat daya Banten, yang mana menimbulkan pola konvergensi pertemuan angin di Sumatera bagian selatan dan sebagian wilayah Pulau Jawa.Kondisi ini juga akan meningkatkan potensi pertumbuhan awan di sekitarnya.Sehingga di wilayah Sumatera dimana sebagian besar wilayah diperkirakan akan cenderung berpotensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang.Namun perlu diwaspadai di wilayah Bandar Lampung, diperkirakan terdapat potensi hujan dengan intensitas lebat, serta yang berada di wilayah Pekanbaru dan Jambi, karena diperkirakan berpotensi hujan disertai petir.Sementara di wilayah Banda Aceh kondisi cuaca diperkirakan akan dominan cerah berawan.Untuk wilayah pulau Jawa, di mana beberapa wilayah diperkirakan berpotensi hujan ringan seperti Serang Yogyakarta dan Surabaya.Kemudian di wilayah Bandung diimbau untuk mewaspadai potensi hujan disertai petir yang dapat terjadi. Untuk sebagian berada di wilayah Jakarta dan Semarang, kondisi cuaca dominan berawan.Sementara di wilayah Kalimantan , di mana sebagian besar wilayah yang diprediksi akan berawan seperti di Pontianak, Palangkaraya, Banjarmasin dan Samarinda. Sementara Tanjung Selor diperkirakan kondisi cuaca akan berpotensi hujan dengan intensitas ringan.Kondisi cuaca di Denpasar diprakirakan cerah berawan, sementara untuk wilayah Mataram kondisi cuaca diprakirakan akan berpotensi hujan disertai petir. Sementara untuk wilayah Kupang kondisi cuaca diperkirakan akan dominan berawan.Wilayah Sulawesi diperkirakan akan dominan hujan seperti Gorontalo, Kendari dan Makassar, di mana diprakirakan kan kondisi cuaca hujan dengan intensitas sedang.Kemudian Manado berpotensi hujan disertai petir, sementara untuk wilayah Mamuju waspada, karena diperkirakan terdapat potensi hujan dengan intensitas lebat.Wilayah Indonesia Timur untuk wilayah Ternate diperkirakan terdapat potensi hujan disertai petir, sementara Ambon berpotensi hujan dengan intensitas lebat. Manokwari diperkirakan akan berpotensi hujan ringan sementara Jayapura diperkirakan akan cenderung cerah berawan. (mth/Antara)
Aksi 10 Juta Pohon Bernilai Terapi Kejut
Malang, FNN – Aksi penanaman 10 juta pohon yang digalang Kementerian Koordinator Bidang Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) memiliki nilai terapi kejut terhadap sakitnya etika lingkungan yang sudah akut. “Agar aksi ini tidak berhenti menjadi sebatas jargon, harus ada kebijakan nasional yang tertulis untuk menjamin keberlanjutannya. Tanam pohon itu proyek generasi dan berjangka panjang,” kata Dr Abdul Aziz SR, dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Brawijaya (UB) Malang, Rabu (25/5/2022). Aksi penanaman 10 juta pohon, di-launching Menko PMK) Muhadjir Effendy, Selasa (24/5/2022) di Bali. Aksi ini merupakan agenda Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM). Sekaligus bentuk komitmen Indonesia mendukung The Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022. Aksi ini merupakan kerja kolaborasi antara Kemenko PMK dengan lintas kementerian. Melibatkan kalangan perguruan tinggi, sekolah, organisasi sosial kemasyarakatan dan pelbagai elemen masyarakat yang lain. Penananam akan dilakukan di 34 provinsi seluruh Indonesia sepanjang tahun 2022 – 2023. Menurut Abdul Aziz, aksi tanam 10 juta pohon ini pada momentum terbaik. Sangat strategis. Saat ini kondisi lingkungan sangat memprihatinkan. Hal ini terjadi karena sudah sangat lama kegiatan pembangunan fisik dan ekonomi cederung abai terhadap etika lingkungan. Dampaknya, kata penulis buku Ekonomi Politik Monopoli ini, terjadi kerusakan lingkungan seperti merebaknya kawasan lahan kritis, menyusutnya sumber air, pengikisan pantai. Kerusakan ini, bukan hanya menjadi masalah domestik tetapi memberi kontribusi terhadap kerusakan global. Aksi ini bukan semata-mata proyek. Tapi harus menjadi gerakan pemerintah bersama masyarakat. Kalaulah disebut proyek, ini merupakan proyek jangka panjang atau proyek generasi. Menurut mantan Direktur Eksekutif Centre for Public Policy Studies (CPPS) Surabaya – lembaga pemikir yang menjadi mitra Pemprov Jatim jaman Guberur Imam Oetomo – proyek atau aksi semacam ini sudah seringkali dilakukan. Misalnya rebosiasi hutan. Tapi yang sering terjadi, proyek semacam ini tidak jelas kelanjutannya. Awal-awal saja kelihatan giat, penuh semangat tapi cepat sekali hilang tanpa kabar. Berhenti menjadi jargon semata. “Saya kira pernyataan Pak Menko PMK Muhadjir Effendy agar aksi ini tidak berhenti menjadi jargon merupakan ajakan atau otokritik agar kalangan pemerintah melakukan instropeksi, atau istilah Jawa mulat salira hanggroso wani,” katanya. Aziz mengatakan, Indonesia ini terkenal sebagai negara yang kaya jargon. Mulai dari pusat sampai daerah hebat membuat jargon. Misalnya, keadilan untuk semua, kesejahteraan rakyat, maju bersama. Namun, jargon-jargon itu berhenti sebagai wacana politik. Jelas, sangat sulit terwujud dalam kenyataan sosial dan ekonomi. Otokritik Muhadjir ini baru berarti jika mampu menggoyang pemerintahan. Bukan menggoyang masyarakat dan kalangan pencinta lingkungan. “Kunci aksi tanam pohon ini pada keberlanjutannya. Untuk itu harus ada aturan tertulis yang memayunginya. Harus ada pemegang otoritas yang bertanggung jawab,” kata editor buku Politik Indonesia Kini dan buku Republik Salah Kelola ini.(mth/ano)
BMKG Prakirakan Hujan Mengguyur Kota Besar di Indonesia
Jakarta, FNN - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan sejumlah kota besar di Indonesia akan diguyur hujan dengan intensitas ringan hingga lebat, Rabu.Dilansir dari laman www.bmkg.go.id dilaporkan situasi itu disebabkan adanya potensi pertumbuhan awan untuk yang menyebar di wilayah Laut Natuna, Laut Jawa, sebagian wilayah Kalimantan, Sulawesi, Maluku Utara, dan wilayah Maluku.Sementara adanya gangguan gelombang atmosfer yang terdapat di wilayah Sumatera bagian selatan, Pulau Jawa bagian barat dan utara, Kalimantan bagian Timur, Sulawesi, Maluku Utara, dan Maluku akan meningkatkan potensi terjadinya hujan di wilayah tersebut.BMKG memprakirakan kondisi itu dapat bertahan dalam dua hingga empat hari ke depan.Prakiraan cuaca dari wilayah Sumatera cenderung berpotensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang yang berada di wilayah Pekanbaru, Jambi, Bengkulu, dan Bandar Lampung. Sementara cuaca cerah diprakirakan berada di wilayah Banda Aceh dan sekitarnya.Beralih ke Pulau Jawa, sebagian besar wilayahnya juga berpotensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang di wilayah barat seperti DKI Jakarta, Serang dan Banten.Prakiraan cuaca di wilayah Semarang, Yogyakarta hingga Surabaya berpotensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang.Berlanjut ke wilayah Kalimantan, sebagian besar wilayahnya juga diperkirakan berpotensi hujan berintensitas ringan hingga sedang. Masyarakat di Tanjung Selor dan Banjarmasin diimbau untuk waspada terhadap potensi hujan disertai petir.Sementara Palangkaraya hingga Samarinda diperkirakan kondisi cuaca berpotensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang.Bagi masyarakat yang berlibur di wilayah Bali dan Lombok diperkirakan kondisi cuaca di Denpasar dan Mataram akan cenderung hujan dengan intensitas ringan hingga sedang. Sementara untuk wilayah Kupang diperkirakan kondisi cuaca berawan.BMKG memprakirakan cuaca di sebagian besar wilayah Sulawesi berpotensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang. BMKG mengimbau masyarakat di wilayah Gorontalo dan Mamuju untuk mewaspadai potensi hujan disertai petir.Untuk daerah Manado, Palu, Makassar, dan wilayah Kendari diperkirakan kondisi cuaca berpotensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang.Untuk wilayah Indonesia bagian timur arti wilayah Maluku dan Papua diprakirakan masih berpotensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang. Wilayah Ambon, Manokwari dan Jayapura diprakirakan kondisi cuaca hujan dengan intensitas ringan.Sementara untuk wilayah Ternate diimbau untuk mewaspadai kondisi cuaca yang berpotensi hujan disertai petir. (mth/Antara)
Aksi Tanam 10 Juta Pohon Dilaunching Besok
Jakarta, FNN - Aksi penanaman 10 juta pohon, menurut rencana akan di-launching Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, hari Selasa (24/5/2022) di Bali. Ditandai dengan penanaman pohon buah di SMP PGRI 3 Denpasar, dan penanaman pohon mangrove di Pantai Mertasari, Sanur. \"Aksi ini merupakan agenda Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM). Sekaligus bentuk komitmen Indonesia mendukung The Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022,\" kata Deputi V Kemenko PMK, Dr Didik Suhardi di Jakarta, Senin (23/5/2022). Menurut dia, aksi ini merupakan kerja kolaborasi Kemenko PMK dengan lintas kementerian. Melibatkan kalangan perguruan tinggi, sekolah, organisasi sosial kemasyarakatan dan pelbagai elemen masyarakat yang lain. Penananam akan dilakukan di 34 provinsi seluruh Indonesia sepanjang tahun 2022 – 2023. Penanaman pohon akan dilakukan di lahan kritis seperti bekas pertambangan dan daerah aliran sungai (DAS). Area hutan. Area umum pemukiman dan fasilitas publik. Area sekolah, perguruan tinggi. Jenis pohon yang dibudidayakan antara lain pohon buah, tanaman keras, pohon penghijauan dan mangrove. Pemilihan jenis pohon dan lokasi di atas, katanya, bertujuan sebagai langkah revitalisasi alam, peningkatan produktivitas lahan. Juga mempetimbangkan mitigasi bencana dan perubahan iklim. Di samping itu, untuk mendorong terciptanya sumber ekonomi dan kemandirian masyarakat yang hasilnya dapat dinikmati bersama. Apa hubungan penanaman pohon dengan penanaman nilai revolusi mental dan karakter? \"Melalui proses penanaman pohon kita diajarkan nilai integritas yaitu tanggung jawab, kejujuran, harmoni antara pemikiran dan tindakan,\" kata mantan Sekjen Kemendikbud ini. \"Menanam pohon tidak hanya sampai tertanam namun kita juga bertanggung jawab merawat hingga pohon dapat hidup, bertumbuh, dan dapat memproduksi hasil dan manfaat yang maksimal. Konsistensi perawatan, pemupukan, penyiangan dan membutuhkan kegigihan dan etos kerja untuk memberikan lingkungan dan asupan yang baik bagi pohon bertumbuh,\" ujarnya. Proses kolaborasi dan gotong royong oleh seluruh anggota keluarga, siswa, mahasiswa, masyarakat sekitar tempat bertumbuhnya pohon untuk merawat dan menjaga kelestarian pohon tersebut. Nilai integritas etos kerja dan gotong royong ini diharapkan membentuk karakter peduli lingkungan. Pembudayaan gaya hidup cinta lingkungan ini, katanya, bertujuan untuk membentuk kebiasaan baik yang mengurangi potensi bencana. Memperbaiki keseimbangan ekologi. Meningkatkan kemandirian ekonomi melalui pemanfaatan hasil pohon serta mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan bagi kualitas hidup generasi sekarang dan mendatang. (mth/ano)