PENDIDIKAN

Nadiem Harap Kedaireka Academy Lahirkan SDM Sesuai Kebutuhan Industri

Jakarta, FNN - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia, Nadiem Makarim berharap program Kedaireka Academy yang dibangun dengan visi Kampus Merdeka dapat menjadi wadah dunia pendidikan nasional dan industri untuk melahirkan sumber daya Indonesia yang cakap, berkompetensi tinggi dan memenuhi kualifikasi industri. Selain itu, Kedaireka Academy dinilai dapat membuka peluang bagi industri untuk menggali ide-ide baru yang diperlukan untuk pengembangan solusi-solusi inovatif bagi kepentingan luas. "Bagi Kemendikbud RI, teknologi digital yang menjadi batu loncatan menuju masa depan tidak dapat dipisahkan dari kebijakan Merdeka Belajar," tutur Nadiem Makarim dalam siaran pers, Jumat. "Untuk itu, berbagai platform yang telah dikembangkan oleh Kementerian, termasuk platform Kedaireka yang berfungsi sebagai ‘biro jodoh’ antara dunia pendidikan dan industri, fokus kepada melahirkan talenta digital yang kreatif dan siap berinovasi," tambah Nadiem. "Pertumbuhan Indonesia akan sangat bergantung pada dorongan kolektif dari masing-masing pihak. Hal ini mampu terwujud dalam bentuk kerja sama antara pemerintah dengan swasta, termasuk dengan Huawei Indonesia,” tutur Nadiem. Pada kesempatan berbeda, Kepala Staf Kepresidenan Dr Moeldoko menyampaikan apresiasi atas program tersebut karena menjadi salah satu komponen penting dalam merangkul talenta di bidang teknologi digital. "Pengembangan SDM telah menjadi prioritas pembangunan nasional di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Kantor Staf Presiden mendapat mandat untuk mengembangkan Management Talenta Nasional. SDM yang menguasai teknologi terdepan adalah kunci dalam mencapai target pembangunan nasional, agar Indonesia mampu menjadi negara berdaulat di bidang teknologi serta menjadi produsen dalam skala nasional maupun internasional," kata Moeldoko. "Sinergi seluruh pihak termasuk dari industri, menjadi fondasi kuat mencapai visi Indonesia Emas dan menjadikan Indonesia sebagai salah satu kekuatan ekonomi dunia pada 2045," sebut Moeldoko. Moeldoko melanjutkan, keterlibatan sektor swasta sangat dibutuhkan dalam mengembangan kompetensi SDM digital Indonesia. Langkah ini menjawab kebutuhan tenaga terampil pada era industri 4.0 guna menggantikan keterampilan-keterampilan yang tidak relevan lagi. “Kuncinya adalah Innovate or Die!" kata Moeldoko. Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Rakyat Tiongkok dan Mongolia, Djauhari Oratmangun mengatakan, sinergi dunia pendidikan dengan industri dan pengembangan kewirausahaan akan terus dipercepat melalui program Merdeka Belajar. Hal ini diharapkan dapat mengakselerasi kualitas sumber daya manusia nasional dan sekaligus meningkatkan daya saing industri. "Kedaireka yang diinisiasi oleh Kemendikbud RI serta program kolaborasinya dengan Huawei Indonesia merupakan realisasi dari pidato kenegaraan yang disampaikan Presiden Joko Widodo,” kata dia. (mth)

Refleksi HUT ke-76 RI Senator Adakan Lomba Tulis dan Pidato Berhadiah Rp 20 Juta

Jakarta, FNN - ADA banyak cara memaknai peringatan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Selain mengglorifikasi apa yang telah dicapai, tak sedikit pula yang membangun perspektif reflektif terhadap hari ulang tahun bangsa Indonesia. Menyoroti berbagai catatan yang layak jadi bahan evaluasi setelah 76 tahun bangsa ini merdeka. Hal itulah yang mendasari Senator Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia, Tamsil Linrung menginisiasi lomba virtual bertajuk “Refleksi 76 Tahun Indonesia Merdeka”. Ajang ini memperlombakan tiga sub kategori. Yaitu lomba menulis bagi guru honorer dan masyarakat umum, lomba pidato dan orasi untuk kalangan pelajar/mahasiswa. Tamsil Linrung yang didaulat sebagai Ketua Pansus Guru dan Tenaga Kependidikan Honorer DPD RI menilai, di balik gegap gempita peringatan kemerdekaan, masih banyak catatan menyedihkan. Termasuk nasib guru honorer yang tidak kunjung mendapat kejelasan. Padahal, guru honorer, kata Tamsil, adalah ujung tombak dalam mewujudkan cita-cita kemerdekaan “mencerdaskan kehidupan bangsa”. “Coba kita evaluasi capaian pendidikan Indonesia. Peringkat Programme for International Student Assessment (PISA) misalnya, berdasarkan survei OECD tahun 2018, Indonesia di papan bawah. Kompetensi Membaca peringkat 72 dari 77 negara. Matematika peringkat 72 dari 78 negara. Sains berada di peringkat 70 dari 78 negara. Semuanya stagnan dalam 15 tahun terakhir. Oleh karena itu, perlu upaya menggedor kesadaran pemerintah dan perhatian rakyat agar sektor pendidikan terus dibenahi di berbagai spektrum. Termasuk memperhatikan kehidupan tenaga pendidik. Garda terdepan, sistem pendidikan kita,” ujar Tamsil di Jakarta (17/8) Tidak tanggung-tanggung, panitia pelaksana menyiapkan sejumlah hadiah menarik. Yaitu uang tunia total Rp 20 juta dan voucher menginap di Svarga Resort, Lombok untuk tiga pemenang. Kick off lomba “Refleksi 76 Tahun Indonesia Merdeka” dimulai pada 17 Agustus dan diakhiri dengan acara puncak webinar kebangsaan serta penganugerahan hadiah pada 31 Agustus. Jajaran dewan juri dalam ajang lomba ini diisi oleh panel terkemuka. Mereka adalah Dr. Dasad Latif, P.hD (Dai Nasional dan dosen Ilmu Komunikasi Universitas Hasanuddin), Prof. Dr. Firman Noor, MA (Kepala Pusat Penelitian Politik LIPI, Dosen Ilmu Politok UI), Hersubeno Arief (Wartawan Senior FNN) dan Jusman Dalle (Kolumnis) Sebagai informasi, saat ini DPD RI sedang membentuk Panitia Khusus Guru dan Tenaga Kependidikan Honorer. Pansus Guru Honorer merupakan tindak lanjut dari serap aspirasi yang dilakukan DPD. Diantara harapan yang dititipkan oleh guru honorer se Indonesia, agar ada pengangkatan sebagai pegawai negeri sipil (PNS). Termasuk meminta pemerintah meninjau kembali aturan yang membatasi usia PNS guru maksimal 35 tahun. Pasalnya, dari 1,7 juta guru honorer, tak sedikit yang telah mengabdi puluhan tahun. Hingga bahkan melewati ambang batas usia tersebut. Oleh karena itu, DPD RI mendorong agar pemerintah menerbitkan aturan pengecualian batas usia rekrutmen PNS khusus untuk tenaga honorer. Langkah serupa sebelumnya telah ditempuh ketika presiden meneken Keppres untuk tenaga medis (perawat/bidan) yang sudah lama bekerja di Puskesmas.

BAZNAS Berikan Beasiswa Kepada 1.000 Mahasiswa

Jakarta, FNN - Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI membuka pendaftaran program Beasiswa Cendekia BAZNAS Perguruan Tinggi Dalam Negeri (BCB PTDN) 2021 yang diperuntukkan bagi kalangan keluarga tidak mampu. "Pada 2021 ini, BAZNAS bekerja sama dengan 101 kampus mitra beasiswa di seluruh Indonesia. Beasiswa yang diberikan akan difokuskan pada pembinaan, subsidi UKT (Uang Kuliah Tunggal). Diharapkan bisa dirasakan manfaatnya oleh lebih dari 1.000 mahasiswa di Indonesia," ujar Ketua BAZNAS Noor Achmad dalam konferensi pers yang dipantau secara daring di Jakarta, Senin, 16 Agustus 2021. Noor mengatakan BCB PTDN 2021 dibuka dengan tiga kategori beasiswa. Yaitu studentpreneur muda (fokus entrepreneur), aktivis muda (aktivitas di kelembagaan dan masyarakat), dan teladan muda (yang ditujukan jurusan profesi). Menurutnya, tujuan Beasiswa Cendekia BAZNAS yakni meningkatkan kecerdasan bangsa yang akan berimbas pada peningkatan kesejahteraan keluarga dan berguna bagi masyarakat sekitar. Program itu sejalan dengan visi BAZNAS yakni menyejahterakan umat. Adapun sasaran beasiswa ini secara umum diprioritaskan untuk ashnaf fakir, miskin, atau fi sabilillah. “Dalam upaya memutus rantai kemiskinan, BAZNAS mengoptimalkan program pendidikan sebagai salah satu alat untuk memperbaiki kualitas ekonomi sekaligus pendidikan masyarakat yang tergolong miskin," ujarnya, sebagaimana dikutip dari Antara. Sebagai lembaga yang mengelola dan memperluas jaringan informasi beasiswa, kata dia, BAZNAS membuka pendaftaran program beasiswa secara nasional melalui berbagai jaringan guna memajukan pendidikan dan mencerdaskan bangsa. Calon peserta bisa melakukan pendaftaran melalui laman beasiswa.baznas.go.id yang dibuka hingga 31 Agustus 2021. Setelah itu, BAZNAS akan melakukan seleksi ketat yang melibatkan tim seleksi dari pihak kemahasiswaan kampus agar penerima beasiswa tepat sasaran. Noor berharap di masa depan setiap penerima beasiswa memiliki kemandirian pendapatan dan kemandirian ekonomi melalui program usaha. "Tidak hanya itu, mahasiswa diharapkan membuka lapangan kerja baru sehingga mampu memberikan ruang untuk menurunkan tingkat pengangguran," ujarnya. Sementara itu, Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemdikbud RI Aris Junaidi mengapresiasi program yang secara rutin disalurkan oleh BAZNAS. Menurutnya, program inovatif dari BAZNAS ini sangat membantu para mahasiswa yang bertemu mentor-mentor, sehingga nanti lulusannya bisa terarah dan menjadi SDM yang unggul, sesuai dengan cita-cita Presiden RI Joko Widodo yang menginginkan SDM unggul, Indonesia maju. "Saya kira ekosistem perguruan tinggi harus mendorong semuanya dan memfasilitasi mahasiswa-mahasiswa untuk terus berprestasi," kata Aris. Dia berharap beasiswa dapat membantu mahasiswa dhuafa terutama bagi yang memiliki semangat belajar tinggi tapi terhalang keterbatasan biaya. "Kami juga mendorong kampus Indonesia untuk men-support ini dan memfasilitasi bagi mahasiswa Indonesia. Terima kasih kepada BAZNAS yang sudah berupaya keras mendukung adanya beasiswa ini," katanya. (MD).

UMJ Luncurkan Beasiswa Peduli untuk Yatim Piatu

Ciputat, Tangsel, FNN - Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) meluncurkan Program Beasiswa Peduli yang diperuntukkan bagi 142 putera-puteri lulusan Madrasah Aliyah/Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan (MA/SMA/SMK) yang ditinggal wafat salah satu atau kedua orangtuanya akibat terpapar COVID-19. Komitmen UMJ melalui kebijakan Beasiswa Peduli itu disampaikan Rektor UMJ Dr Ma’mun Murod MSi pada prosesi wisuda yang dilakukan secara virtual di Auditorium UMJ, Ciputat, Tangerang Selatan, Sabtu. ''Ini bukan gagah-gagahan. Ini masalah kemanusiaan,” katanya, sambil menambahkan bahwa kebijakan pemberian beasiswa itu merupakan bentuk empati dengan semangat “Teologi Al-Ma’un” yang mengajarkan bahwa “tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah”. Menurut Rektor UMJ, program beasiswa yang diperuntukkan bagi 142 yatim piatu itu murni urusan empati dan peduli di era pandemi COVID-19 serta merupakan amal usaha Muhammadiyah. Muhammadiyah selama ini sudah terbiasa memberi, berta’awun kepada sesama. Ia menjelaskan, sebelumnya kebijakan beasiswa yang diberikan oleh UMJ dalam merespons masa pandemi COVID-19 sudah diawali dengan kebijakan beasiswa dalam dua model, yaitu yang diperuntukkan bagi masyarakat umum dan bagi keluarga besar Muhammadiyah. Beasiswa bagi masyakarat umum diberikan berupa potongan Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) di semester 1-3 sebesar 50 persen dan di semester 4-8 sebesar 30 persen. Di sisi lain, khusus untuk alumni SMA/MA/SMK Muhammadiyah, keluarga besar, dan putera/puteri kader Muhammadiyah diberikan beasiswa penuh berupa pembebasan pembayaran uang kuliah di semester 1-8. Sementara itu Wakil Rektor III UMJ Dr Misriandi MPd menjelaskan, penyebutan angka 142 penerima Beasiswa Peduli merupakan penggabungan angka 76 dan 66. Angka 76 merupakan usia Kemerdekaan Indonesia tahun 2021 ini dan angka 66 merupakan usia UMJ tahun ini. “Dengan semangat HUT RI ke-76 dan Milad UMJ ke-66, UMJ meluncurkan Program Beasiswa Peduli yang diperuntukkan bagi 142 putera-puteri lulusan MA/SMA/SMK yang berstatus yatim, piatu, atau yatim piatu,” ujar Misriandi saat menyampaikan keterangan di acara wisuda virtual tersebut. Wisuda daring UMJ pada 14 Agustus 2021 yang dilaksanakan untuk kedua kalinya selama pandemi COVID-19 itu meluluskan tiga sarjana Diploma 3, kemudian 1.397 wisudawan Program Sarjana S-1, 140 wisudawan Program Magister, lima wisudawan Program Doktor, dan 16 wisudawan Program Spesialis. Selain wisudawan reguler, UMJ juga meluluskan peserta wisuda tahfiz dari dua fakultas, yaitu Muhammad Ichsantansyah dan Haikhadia Gunawan dari Fakultas Agama Islam dan Mohammad Irfandri dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP). UMJ itu sendiri resmi didirikan pada 18 November 1955 dan menjadi Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) tertua di antara 176 PTM yang ada di seluruh Indonesia. Saat ini UMJ memiliki 10 fakultas dan 52 program studi, meliputi FISIP, Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi, Fakultas Teknik, Fakultas Agama Islam, Fakultas Pertanian, Fakultas Kedokteran dan Kesehatan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Fakultas Ilmu Keperawatan, dan Fakultas Kesehatan Masyarakat. UMJ Juga memiliki Sekolah Pascasarjana yang memiliki sejumlah program magister, meliputi Magister Ilmu Hukum, Magister Studi Islam, Magister Manajemen, Magister Ilmu Administrasi, Magister Ilmu Komunikasi, Magister Akuntansi, Magister Kesehatan Masyarakat, dan Magister Ilmu Keperawatan plus Program Doktor Ilmu Agama Islam. UMJ sampai sejauh ini telah menghantarkan lebih dari 35.000 lulusan yang kini tersebar di berbagai instansi pemerintah dan swasta. Saat ini UMJ dipimpin oleh Dr Ma’mun Murod MSi sebagai rektor termuda yang pernah menjabat sebagai pimpinan UMJ. (mth)

Billy Mambrasar Apresiasi Program Pelatihan Mengajar Secara Digital

Jakarta, FNN - Staf Khusus Presiden Joko Widodo Billy Mambrasar mengapresiasi program pelatihan mengajar melalui platform daring. Billy dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Sabtu, mengatakan program Cakap Teacher Academy diharapkan dapat mematangkan kemampuan pembelajaran para guru dan pengajar secara digital. "Kami berharap Cakap Teacher Academy dapat menjadi wadah bagi guru dan pengajar untuk mematangkan kemampuan pembelajaran secara digital.” kata Billy. Dia mengatakan Indonesia saat ini tengah menghadapi berbagai tantangan di sistem pendidikan, termasuk dalam suplai guru dan adaptasi pembelajaran digital. Berdasarkan data statistik tahun 2019 hingga 2020, tercatat bahwa Indonesia memiliki 2,7 juta guru. Sementara jumlah murid mencapai 45,5 juta orang. Menurut dia, diperlukan inovasi-inovasi yang dapat membuka ruang bagi masyarakat untuk memiliki kesempatan menjadi tenaga pengajar atau guru. "Oleh karena itu, ini menjadi angin segar bagi Indonesia mengetahui Cakap menginisiasi program yang dapat memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk menjadi guru," kata CEO dari Yayasan Kitong Bisa itu. Program Cakap Teacher Academy dirancang sebagai solusi platform digital untuk meningkatkan kompetensi guru dalam pembelajaran digital melalui pelatihan bersertifikat, pengembangan diri, dan karir di ekosistem Cakap. Program itu bertujuan memberdayakan guru Indonesia untuk berkontribusi dalam pengembangan SDM di Indonesia. Program akan dimulai dengan pelatihan pengajaran bahasa Inggris. Ke depan, akan dikembangkan untuk pelatihan mengajar pada berbagai topik pembelajaran lainnya. "Kami percaya bahwa utamanya prinsip dari perbaikan pendidikan di Indonesia harus dilakukan secara menyeluruh, baik bagi murid maupun pengajar. Hari ini Cakap hadir membawa program Cakap Teacher Academy sebagai solusi percepatan kompetensi pengajar bahasa Inggris dengan pembelajaran digital," kata CEO dan Co-Founder Cakap Tomy Yunus. Cakap Teacher Academy akan membawakan dua kompetensi utama, yaitu teknik pengajaran komunikatif dan penggunaan teknologi melalui Cakap interactive self-paced learning. Kurikulum disusun berdasarkan pengalaman pembelajaran daring selama lebih dari enam tahun di Cakap yang dikombinasikan dengan praktik terbaik dalam pengajaran bahasa. "Dengan begitu, program ini akan relevan bagi mereka yang baru akan terjun ke dunia pengajaran maupun mereka yang telah berpengalaman namun ingin memperbaharui kemampuan mengajarnya," kata Senior Education Manager Cakap Yoshua Yanottama. Lebih lanjut, Cakap Teacher Academy merupakan program beasiswa dan diperuntukkan bagi setiap masyarakat yang memiliki minat mengajar. Selain meningkatkan kompetensi guru, program itu juga akan memberikan dampak yang lebih luas, seperti akses pelatihan untuk mendapatkan peluang pekerjaan. Peserta pada program ini akan diberikan sertifikasi yang diakui oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Di akhir program, lulusan dari Cakap Teacher Academy akan mendapatkan kesempatan untuk direkrut menjadi Mitra Cakap, juga memberikan kesempatan untuk komunitas lokal memperoleh pendapatan tiga kali lebih tinggi dari rata-rata pendapatan guru. Kepala Subdirektorat Edukasi II Direktorat Pengembangan SDM Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Jemmy Alexander menilai dengan adanya pelatihan bagi guru bahasa Inggris akan meningkatkan kualitas serta kuantitas pengajar. "Dalam industri pariwisata dan ekonomi kreatif, masyarakat pun semakin banyak mendapatkan akses untuk belajar bahasa Inggris, bersama dengan ini juga memungkinkan untuk menjembatani kebutuhan pemain sektor pariwisata UMKM sehingga mereka dapat belajar bahasa Inggris dengan baik dengan guru yang juga merupakan lulusan dari Cakap Teacher Academy," kata Jemmy. Pendaftaran Cakap Teacher Academy akan dibuka pada 17 Agustus 2021. Angkatan pertama akan mulai menjalani bimbingan, pelatihan, dan sertifikasi di bulan Oktober 2021. Informasi mengenai Cakap Teacher Academy dapat diakses di laman https://cakap.com/teacher-academy/. (mth)

Akademisi Dorong Mahasiswa Jadi Pelaku UMKM Digital

Jakarta, FNN - Wakil Rektor IV dari Universitas Riau Kepulauan Sri Langgeng Ratnasari mendorong mahasiswa sebagai generasi muda khususnya di Batam untuk bisa menjadi pelaku UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) digital untuk mempercepat inisiatif kota Batam menjadi sentra e-commerce pertama di Indonesia. “Mahasiswa ini sehabis lulus diharapkan bukan mencari pekerjaan tapi membuka lapangan pekerjaan. Caranya bagaimana? Jadi wirausaha, entrepreuner, menggali potensi- potensi UMKM lokal yang belum ada dari sebelumnya,” kata Sri dalam webinar pada Rabu. Lebih lanjut ia menyebutkan agar bisa sukses membuka lapangan pekerjaan atau merintis usaha menjadi wirausaha mahasiswa yang sudah melek teknologi disarankan dapat memanfaatkan fasilitas dan aplikasi beragam gawainya untuk bisa membangun usaha yang optimal. Ia mencontohkan salah satu aplikasi di gawai yang bisa diakses untuk memulai usaha adalah aplikasi pembiayaan digital atau teknologi finansial lainnya jika dirasa membutuhkan modal untuk merintis usaha. Dengan demikian, selain memiliki kelebihan berada di Kawasan Ekonomi khusus dan Perdagangan bebas, tentu perkembangan generasi muda menjadi wirausaha di Kota Batam bisa lebih pesat berkembang. “Dukungan infrastruktur dan keistimewaan wilayah Batam dari sisi pengembangan ekonomi ini menjadi bekal yang sangat baik bagi generasi muda lokal jika mampu memanfaatkan peluang bisnis, terlebih di tengah tingginya transaksi di e-commerce dan penggunaan fintech. Untuk itu, generasi muda ini patut dipersiapkan secara maksimal untuk memanfaatkan momentum dan semakin mendukung kesiapan Kota Batam sebagai sentral e-commerce nasional,” ujar wanita yang juga ekonom itu. Batam merupakan kota yang cenderung memiliki pertumbuhan stabil meski di tengah pandemi, ada banyak fasilitas pengembangan teknologi dan digital yang didirikan di kawasan itu untuk bisa melengkapi ekosistem e-commerce. Beberapa fasilitas dan infrastrukur tersebut di antaranya Batam Aero Technic, Nongsa Digital Park sebagai IT Hub, hingga pelabuhan Batuampar serta Bandara Hang Nadim. Percepatan Batam menjadi sentra e-commerce pun disusul dengan fakta dari survei Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 2020 yang menunjukan literasi keuangan digital di Batam sudah mencapai lebih dari 40 persen, lebih tinggi dibanding dari rata- rata nasional yang berada dikisaran 38 persen. (mth)

Literasi dan Numerasi dalam Transformasi Dunia Pendidikan Indonesia

Jakarta, FNN - Sesungguhnya tidak mengejutkan manakala survei dari Program for International Student Assessment menunjukkan peringkat literasi masyarakat Indonesia berada di nomor 62 dari 70 negara. Berdasarkan riset dari World’s Most Literate Nations Ranked yang digelar oleh Central Connecticut State University, Indonesia pun dinyatakan hanya menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca, persis berada di bawah Thailand (59) dan di atas Bostwana (61). Rekor minor ini berakar dari pendidikan dasar yang belum sepenuhnya menerapkan pentingnya literasi dan numerasi. Sehingga, peningkatan mutu sumber daya pendidik menjadi faktor yang sangat dibutuhkan saat ini, karena pendidik memegang peranan penting dalam kemajuan bangsa. Berangkat dari fakta tersebut, sejumlah pihak diharapkan turut serta berpartisipasi memacu transformasi pendidikan di Tanah Air sebab meningkatkan kualitas edukasi merupakan tanggung jawab semua. Salah satu concern serupa dilakukan HAFECS melalui pengembangan kompetensi guru pada program Guru Juara sebuah program gratis untuk seluruh tenaga pendidik di Indonesia. Melalui Guru Juara, para guru di seluruh Indonesia pada 5 tingkat pendidikan (SMA/MA, SMK/STM, SMP/MTS, SD/MI, dan TK/PAUD) diberikan pelatihan secara online, yang mengacu pada Teaching Mastery Framework (TMF), sebuah kerangka ajar untuk meningkatkan kompetensi guru. Jika biasanya masyarakat di tanah air lebih mengenal konsep pelatihan untuk pengembangan profesionalitas guru secara berkelanjutan, yakni dengan guru datang ke sekolah-sekolah dan mengikuti pelatihan, melalui program Guru Juara akan ada wadah pelatihan tersebut. Namun tetap tidak melupakan dasar pembangunan budaya belajar di lingkungan sekolah. Peningkatan Kompetensi Sejatinya ada banyak cara untuk mendorong naiknya kualitas pendidikan di tanah air, salah satunya dengan meningkatkan kompetensi para guru dan pengajar di dalamnya. Direktur HAFECS, Dr. Zulfikar Alimuddin, B. Eng, MM, menjelaskan sistem pendidikan di Indonesia memerlukan sebuah inovasi. Pihaknya menemukan salah satunya bahwa Teaching Mastery Framework (TMF) bisa menjadi kurikulum yang baik untuk mencetak para guru juara yang sesuai dengan kebutuhan di era saat ini. Kurikulum yang diterapkan dalam program Guru Juara itu pun diujicobakan dan diharapkan mampu meningkatkan kompetensi pengajaran guru mata pelajaran, kualitas proses belajar siswa di sekolah, dan kualitas hasil belajar siswa, terutama kemampuan literasi dan numerasi. Menurut dia, ada tujuan jangka pendek yang saat ini sangat perlu untuk diwujudkan yakni membentuk pola pengembangan keterampilan mengajar para guru, yang berorientasi pada peningkatan kemampuan literasi dan numerasi siswa. Langkah itu perlu untuk sebuah ketetapan target jangka panjang yakni memperbaiki tingkat literasi dan numerasi para siswa Indonesia, sebagai prasyarat kemajuan masyarakat abad ke-21. Melalui program Guru Juara misalnya hal itu dapat diketahui sehingga pihaknya berupaya melaksanakannya selama 10 minggu (2 minggu tes + 8 minggu training). Sesi dilaksanakan pada hari Senin dan Jumat, di setiap pekan. Meski demikian, program ini akan dilakukan secara terstruktur dan terukur, dilengkapi dengan Learning Management System (LMS) untuk memudahkan peserta belajar. Pihaknya pun kemudian membuka peluang tersebut kepada para guru dan sekolah untuk mengikuti program Guru Juara selama satu bulan, pelatihan TMF, Action Learning, dan Knowledge Creation, disertai dengan pendampingan tiga bulan, serta uang pembinaan hingga jutaan rupiah. Disamping itu, program juga dilaksanakan melalui platform guruinovatif.id, salah satu Start-Up di lingkungan Yayasan Hasnur Centre. Coaching Eksklusif Guru tak terelakkan menjadi kunci dalam suatu pengembangan sistem pendidikan yang lebih baik. Pelatihan coaching eksklusif dari pakar dan profesional akan memungkinkan peningkatan kompetensi yang lebih baik. Terlebih ketika ada kesempatan bagi para guru untuk bisa memilih sendiri pelatihnya bahkan menentukan waktu, kelas, dan jenis coaching yang dibutuhkannya. Hal itu sejalan dengan keinginan Pemerintah untuk menjadikan sistem pendidikan di Indonesia lebih baik seiring dengan penerapan inovasi agar bisa tetap diterapkan di tengah situasi sulit termasuk pandemi COVID-19. Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebelumnya juga telah menyatakan keyakinannya bahwa pendidikan di Indonesia tidak akan bergerak maju di era pandemi COVID-19 ini tanpa terobosan cara-cara baru. Untuk itu, Jokowi menekankan pentingnya inovasi di dunia pendidikan guna menyiasati pelbagai tantangan pembelajaran di tengah berjangkitnya wabah virus corona. Pendidikan di Indonesia termasuk SDM pengelolanya dituntut untuk cepat beradaptasi sebab situasi pandemi ini telah mengubah drastis kehidupan manusia. Di Indonesia saat ini misalnya, demi memutus rantai penyebaran COVID-19, pemerintah mengambil kebijakan untuk menerapkan pembelajaran jarak jauh di berbagai daerah yang tercatat masih dalam zona merah. Di mana salah satu metode utama yang diterapkan adalah belajar daring atau online. Kondisi ini menjadi penuh tantangan manakala materi pembelajaran dituntut agar dapat tersampaikan dengan baik, terutama untuk level pendidikan dasar. Dari sinilah kemudian guru-guru dituntut betul-betul kreatif dan inovatif. Presiden Jokowi juga telah berpesan agar kondisi pandemi harus dimanfaatkan sebagai waktu evaluasi dan koreksi di lingkup pendidikan. Ia menegaskan tak ingin pandemi justru menghambat target pendidikan menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang unggul. Menurutnya, pandemi malah boleh jadi telah membuka mata seluruh insan pendidikan dan masyarakat terkait keluhan serta kekurangan yang perlu diperbaiki di masa depan. Dari situlah kemudian evaluasi dan perbaikan bisa dilakukan untuk menuju sistem pendidikan yang lebih mencerahkan masa depan bangsa. (mth)

Mahasiswa ITB STIKOM Bali Lolos Program PMM Kemendikbud Ristek

Denpasar, FNN - Sebanyak 20 mahasiswa Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) STIKOM Bali dinyatakan lolos dan berhak mengikuti program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) 2021 dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi ke sejumlah perguruan tinggi di Pulau Jawa. "Dari 20 mahasiswa ITB STIKOM Bali tersebut, 18 orang mengikuti program PMM, sedangkan dua orang lagi mengambil program Studi Independen Bersertifikat," kata PIC PMM ITB STIKOM Bali Dr Evi Triandini di Denpasar, Jumat. Pada saat bersamaan, ITB STIKOM Bali juga menerima kedatangan 20 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi terkenal di Pulau Jawa dalam program yang sama, yang merupakan bagian dari program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka. Evi mengemukakan para mahasiswa peserta PMM akan mendapat beasiswa berupa uang kuliah tunggal sebesar Rp2.400.000, uang tiket pesawat PP dari Bali ke kampus tujuan, uang tes usap 2 kali, uang pemondokan Rp500.000/bulan, biaya hidup Rp700.000/bulan dan uang pulsa Rp800.000/semester. Selain itu, ITB STIKOM Bali juga akan memberikan insentif sebesar Rp1.600.000 untuk setiap mahasiswa sebagai biaya persiapan pemberangkatan. "Rencana awal, para mahasiswa ini akan terbang ke kampus tujuan untuk mengikuti kuliah tatap muka. Karena situasi pandemi COVID-19, sehingga Kemendikbud Ristek memutuskan pelaksanaannya sementara secara daring," ujarnya. Sebelumnya, tercatat 38 mahasiswa ITB STIKOM Bali mengajukan lamaran ke laman PPM untuk mengikuti program ini. Setelah melewati sejumlah tahapan seleksi dan survei kebinekaan, yang dinyatakan lolos sebanyak 20 orang. Mahasiswa ITB STIKOM Bali yang lolos program PMM, yakni Leonora Carolina Yunita Mau ke Universitas Jember, Rara Febyan Damayanti (Universitas Ibnu Khaldun Bogor), Alce Theresia Ndok (Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka, Jakarta), dan Waldetrudis Lista (Universitas Islam Malang). Kemudian I Kadek Wahyu Dwi Prastika (Universitas Muhammadiyah Jakarta), Ni Putu Ananda Vika Janika (Universitas Komputer Indonesia Bandung), Anak Agung Ayu Putri Wiratni (Universitas Muhammadiyah Magelang), Jeskyng Heal Lero Lasaro (Universitas Kristen Krida Wacana Jakarta) dan Michael Bryan Wonderson (Universitas Muhammadiyah Ponorogo). Sedangkan I Gusti Ngurah Astawa (Universitas Merdeka Malang), I Komang Tryana Artha Putra (Universitas Kristen Duta Wacana Jogjakarta), Ni Putu Adianita Tanti (Univeritas Katolik Widya Mandala Surabaya), Made Wiana Tameira (Univeritas Jenderal Soedirman Purwokerto) dan Komang Ariestini (Universitas Majalangka). I Kadek Seneng (Univeritas Muhammadiyah Gresik), Ni Luh Mas Elma Yuniawati ( Univeritas Brawijara Malang), Taysa Gracinia (Universitas Islam Balitar Blitar) dan Jonathan Kurniawan Sumarji (Universitas Langlang Buana Bandung). "Dua mahasiswa atas nama Wayan Agus Hery Setiawan dan Deni Alfian Bouk mengambil program studi independen di perusahaan selama satu semester," kata Evi. Sedangkan 20 mahasiswa dari luar Bali yang diterima ITB STIKOM Bali berasal dari Institut Teknologi Bandung, Institut Pertanian Bogor, Institut Pendidikan Indonesia Garut dan Institut Teknologi Indonesia Tangerang Selatan. Selanjutnya dari Institut Teknologi Nasional Bandung, Institut Teknologi Nasional Malang, Universitas Esa Unggul Jakarta, STIE BPD Jateng, STIE Surabaya, Institut Bisnis dan Informatika Kesatuan Bogor dan Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. Para mahasiswa tersebut akan mengikuti pertukaran mahasiswa selama satu semester dimulai semester ganjil tahun 2021/2022. Jumlah SKS yang bisa diambil selama semester oleh mahasiswa tersebut sebanyak 20 SKS, dengan rincian 10 SKS di kampus tujuan dan 10 SKS di ITB STIKOM Bali atau kampus mitra. "Saat ini mereka sedang menyusun rencana studi, baik di kampus ITB STIKOM Bali maupun di kampus tujuan," kata Evi. (mth)

Xinjiang Tertarik Kerja Sama Pendidikan Islam yang Ditawarkan Kedutaan Besar RI

Beijing, FNN - Pemerintah Daerah Otonomi Xinjiang, China, tertarik dengan kerja sama bidang pendidikan Islam yang ditawarkan Kedutaan Besar RI di Beijing "Tawaran ini menarik bagi mereka untuk dipertimbangkan," kata Atase Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi KBRI Beijing Yaya Sutarya kepada ANTARA di Beijing, Sabtu. Dalam kunjungannya ke Xinjiang pada 21-27 Juli lalu, dia menawarkan program tersebut kepada Dewan Penasihat Partai Komunis China (CPC) Komite Xinjiang, Xu Hairong. "Kerja sama ini melengkapi kerja sama investasi dan perdagangan yang sudah lama terjalin antara Indonesia dan China," kata Yaya. Apalagi, lanjut dia, kerja sama bidang pendidikan Indonesia dengan China lebih banyak dengan perguruan tinggi di wilayah selatan, tengah, dan timur. KBRI Beijing belum pernah menjalin kerja sama bidang pendidikan dengan perguruan tinggi yang berada di wilayah barat laut, seperti Xinjiang dan Provinsi Gansu, yang banyak dihuni oleh etnis minoritas Muslim Uighur dan Hui tersebut. "Kalau kerja sama dengan Xinjiang bisa direalisasikan, maka akan ada pertukaran pelajar Islam di Xinjiang dengan para santri di Indonesia. Kerja sama ini bisa ditindaklanjuti sebagai kerja sama antarperguruan tinggi atau pondok pesantren," ujarnya. Dalam kunjungan itu, Yaya sempat mendatangi kampus Institut Agama Islam Xinjiang (XII) di Kota Urumqi dan bertemu dengan rektor sekaligus Ketua Asosiasi Islam China (CIA) Xinjiang Abdur Raqib Tursuniyaz. XII memiliki delapan cabang di beberapa kota lain di Xinjiang dan telah meluluskan ribuan pelajar. Di antara para pengajar XII merupakan warga etnis Uighur lulusan sejumlah perguruan tinggi di Timur Tengah. "Nantinya kami juga akan beri beasiswa untuk pelajar Xinjiang yang hendak melanjutkan belajar agama Islam di Indonesia," kata Yaya. Juru bicara Pemerintah Daerah Otonomi Xinjiang Ilijan Anayat mendampingi Yaya mengunjungi beberapa kota, yakni Kashgar, Yili, dan Urumqi. "Kami antar bertemu warga Uighur, mengunjungi masjid, gereja, kuil, dan industri," ujarnya dalam pengarahan pers di Beijing, Jumat (30/7). Melalui kunjungan tersebut, Ilijan berharap masyarakat Indonesia bisa memahami situasi di Xinjiang secara objektif. "Apalagi yang kami ajak keliling kemarin adalah seorang atase pendidikan sehingga kunjungan itu akan berdampak positif terkait Xinjiang dalam hubungan bilateral China dan Indonesia," ujarnya. (sws)

Sebanyak 22.000 Mahasiswa Disebar ke 491 Daerah dalam Program Kampus Mengajar

Jakarta, FNN - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi akan menyebar 22.000 mahasiswa peserta Program Kampus Mengajar Angkatan II ke 3.593 sekolah dasar dan sekolah menengah pertama di 491 kabupaten dan kota di Indonesia. “Ini adalah kesempatan yang luar biasa untuk membantu anak-anak di dalam sekolah yang akan menjadi tempat mengajar nanti,” kata Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim sebagaimana dikutip dalam siaran pers kementerian di Jakarta, Sabtu. Nadiem menjelaskan, Program Kampus Mengajar dilaksanakan untuk membantu anak-anak sekolah di daerah terdepan, terpencil, dan tertinggal (3T) yang pada masa pandemi COVID-19 kesulitan mengikuti kegiatan pembelajaran dari jarak jauh. Ia meminta para mahasiswa sungguh-sungguh mengikuti pembekalan yang dilaksanakan intensif selama delapan hari agar bisa optimal memberikan panduan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam numerasi, literasi, dan pembangunan karakter.​​​​​​​ Nadiem juga mendorong mahasiswa peserta Program Kampus Mengajar Angkatan II untuk berani mencoba hal baru dalam kegiatan di sekolah mau pun luar sekolah serta berinteraksi baik dengan para guru dan masyarakat di daerah penempatan. "Terakhir have fun , pastikan bahwa pengalaman ini yang akan Anda kenang seumur hidup,” katanya. Sementara itu, Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Paristiyanti Nurwardani menyebut peserta Program Kampus Mengajar Angkatan II sebagai mahasiswa Platinum. “Platinum itu adalah logam paling mahal di dunia, jadi adik-adik adalah generasi paling muda dengan kualitas terbaik di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Mas Menteri sudah memberikan kepercayaan, jangan lupa untuk memberikan dedikasi dan integrasi untuk kampus mengajar," tutur Paris. Ia berharap 22.000 mahasiswa peserta Program Kampus Mengajar Angkatan II bisa membantu memacu kreativitas siswa. “Kedekatan Anda dengan murid itu juga menjadi tolok ukur, apakah Anda punya dampak atau tidak,” kata Paris. Mahasiswa juga diharapkan dapat cepat beradaptasi di daerah penempatan yang budaya, bahasa, dan kondisi sosial ekonomi masyarakatnya berbeda dengan daerah tempat mereka tinggal. Ketidaknyamanan pada masa adaptasi dengan daerah baru, menurut Paris, merupakan bagian dari proses belajar, bertumbuh, dan berevolusi sebagai orang dewasa muda. “Jangan takut dengan rasa ketidaknyamanan, malah dirangkul rasa ketidaknyamanan itu karena dari situlah kita akan tumbuh sebagai orang baik dari sisi karakter atau dari sisi kompetensi kita,” katanya. (mth)