ALL CATEGORY
Memori Bersama Guru Bangsa
Oleh Sutoyo Abadi | Koordinator Kajian Merah Putih Memori kenangan bersama FC Prof. Rizal Ramli muncul terbayang dengan jelas, empat kali dipanggil oleh sang guru, sumber pencerahan, intelektual dan aktivis pergerakan. Panggilan pertama hanya basa basi tentang keadaan Indonesia saat, dalam percakapan antara lain beliau mengatakan \"ide pendirian Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) lahir dari rumah ini\" Agak panjang Beliau menyampaikan arah perjuangan, konsisten sikap sebari menyampaikan pesam \"badai halangan, hambatan dan tantangan sebagai aktifis akan menerjang mu dan kawan kawanmu, hadapi jangan lari.\" Panggilan kedua, tanpa basa basi langsung di ajak masuk keruang kerjanya, persis sama seperti ketika ketemu pertama kali dengan Prof Ichsanuddin Noorsy. Beliau langsung menyalakan layar dan terbaca dengan jelas tentang skema perjuangan keadaan tidak bisa diatasi dengan cara normal harus dihadapi dengan perjuangan fisik bubarkan MPR dan ambil alih kekuasaan , turunkan Jokowi bentuk pemerintahan PRESIDIUM. Pada pertemuan ketika, juga diminta langsung masuk ruang kerjanya, lebih tajam tentang negara sudah di kuasai Oligarki, bahaya Cina, gambaran kehancuran Indonesia dan bahaya besar negara sudah berada di jurang kerusakan dan kehancurannya. Panggilan keempat sangat mendadak waktu malam hari menjelang Isya dan pagi diminta datang ke Jakarta ketemu bersama aktifis perjuangan lainnya. Karena kendala waktu gagal memenuhi panggilan beliau, dengan rasa menyesal tidak bisa memenuhi panggilannya. Terahir saat dialog politik tentang bahayanya UUD 45 dan Pancasila telah diganti dengan UUD 2002 beliau minta saya duduk disampingnya memandu dialog dan meminta dua Guru Besar Prof Kaelan dan Prof Sofyan Efendi duduk di kanan dan kiri beliau, mendampingi Beliau. Beliau sampaikan dengan detil dan jelas sejarah kecelakaan amandemen UUD 45 dan sejarah awal naiknya Jokowi sebagai presiden RI dengan segala dampak dan akibatnya. Sayang saat semua pencerahan sudah saya tulis dan saya sodorkan ke Beliau dilarang untuk di publikasikan, dengan pertimbangan waktu dan situasi politik yang belum memungkinkan. Saya percaya siapapun yang sempat bersentuhan dan mendapat bimbingan langsung dari beliau akan mengerti dan merasakan betapa gigihnya perjuangannya demi kebaikan dan keselamatan negara Indonesia. Semoga Tuan Guru Prof Rizal Ramli yang telah mendahului kita mendapatkan tempat yang terbaik di sisi-Nya dan kita semuanya bisa menerima perjuangan Beliau. **
Bagi-bagi Susu di CFD, Gibran Dipanggil Bawaslu
Jakarta, FNN – Buntut dari bagi-bagi susu di CFD, Gibran Rakabuming Raka, cawapres nomor urut 2, dipanggil Bawaslu. Tetapi, tanpa memberikan alasan, Gibran tidak memenuhi panggilan pemeriksaan dari Bawaslu Jakarta Pusat, Selasa (2/1). Sampai batas waktu yang ditentukan, baik Gibran ataupun perwakilannya tidak tampak hadir ke kantor Bawaslu Jakarta Pusat. Ketua Bawaslu Jakarta Pusat, Christian Nelson Pangkey, alias Sonny Pangkey enggan berkomentar soal ketidakhadiran Gibran dalam pemeriksaan. Dia hanya mengatakan, keterangan lebih lanjut akan disampaikan oleh Koordinator Divisi Penanganan Pelanggaran Bawaslu Jakarta Pusat, Dimas Triyanto. Sementara itu, Dimas membenarkan bahwa Gibran tidak hadir dalam pemeriksaan, namun pihaknya tidak mendapatkan informasi mengenai alasan ketidakhadiran Gibran. Koordinator Divisi Penanganan Pelanggaran Bawaslu DKI, Benny Sabdo, menjelaskan bahwa Gibran dipanggil setelah adanya temuan fakta baru yang diungkap oleh Bawaslu RI. Fakta baru tersebut mengarah pada meminta keterangan pada aktor utamanya, termasuk Gibran. Keterangan Gibran diperlukan untuk melengkapi informasi yang telah didapatkan Bawaslu Jakarta Pusat dari pemeriksaan sebelumnya. Seperti kita ketahui bahwa kegiatan politik dilarang dilakukan di lokasi CFD Jakarta. Larangan itu tertuang dalam Peraturan Gubernur Nomor 12 Tahun 2016 tentang Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB). Mengomentari bagi-bagi susu di CFD yang dilakukan oleh Gibran, Refly Harun dalam kanal You Tubenya edisi Senin (1/1) mengatakan, “Ya, itu money politic-lah, bagi-bagi susu.” Refly juga menjelaskan bahwa program itu sesuatu yang dijanjikan kalau dia terpilih, bukan yang dimaterialisasikan atau yang dilaksanakan ketika kampanye. Kalau dilaksanakan ketika kampanye namanya bukan program, tapi pemberian, dan pemberian itu bisa money politic. Karena yang diperkenankan adalah alat peraga kampanye. Jadi, kalau memberikan makan siang, memberikan macam-macam, itu namanya money politic. “Jadi, wajar kalau Gibran dipanggil, karena dia melakukan pelanggaran kampanye sesungguhnya,” tegas Refly.(ida)
Optimisme Rizal Ramli
Oleh M Rizal Fadillah | Pemerhati Politik dan Kebangsaan BETAPA terkejut saat penulis mendarat di Bandara Soek Hatta Rabu pagi sekembali melaksanakan umroh membuka HP. Terbaca berita telah meninggal tokoh pejuang, ekonom, mantan menteri, alumni ITB dan banyak sebutan lain DR Rizal Ramli. Semua faham bahwa Rizal Ramli adalah tokoh oposan terhadap pemerintahan Jokowi yang dianggap telah keluar dari rel konstitusi, tidak berpihak pada pribumi dan bergeser menjadi otoriter. Bukan satu kali Rizal Ramli menyatakan Jokowi akan segera runtuh sebagai akibat dari ulah pengkhianatan kepada bangsa dan negara. Ia membandingkan dengan kejatuhan Soeharto maupun Soekarno. Bahwa cara mengelola negara yang jor-joran Jokowi akan berakibat fatal. Rakyat muak bahkan marah. Rizal Ramli sendiri siap untuk memimpin gerakan rakyat untuk meruntuhkan rezim ini. Kekuasaan ilahi dan semangat perubahan rakyat akan mampu menumbangkan, menurutnya. Optimisme yang luar biasa dan mencerahkan bagi siapapun yang merindukan perubahan. Semangat muda yang reformatif bahkan revolusioner. Kepada orang-orang berambut putih yang bersilaturahmi ke rumahnya Rizal Ramli selalu berseloroh tapi serius juga agar menyemir rambut putihnya menjadi hitam kembali. Tampilan harus muda agar berjuang bagai anak muda. Kenangan berharga dan sulit untuk dilupakan adalah saat bang Rizal Ramli mengajak naik becak berdua untuk menunaikan ibadah shalat jum\'at di Masjid dekat rumahnya Jalan Bangka yang agak memutar. Ia menyampaikan bahwa Rizal, yang kebetulan sama nama awalnya, agar yakin bahwa perjuangan kita akan berhasil. Jokowi sudah panik melihat geliat rakyat dan kegagalan program-programnya. Pemerintahan Jokowi sudah keterlaluan, serunya. Rizal Ramli memang tokoh luar biasa. Sangat berpendirian dan memiliki kapasitas untuk memimpin negara dan memperbaiki ekonomi bangsa. Andai tidak berlaku presidensial threshold tentu ia maju sebagai Calon Presiden. Bukan hal mustahil, Rizal Ramli dapat menjadi Presiden. Ia memiliki banyak gagasan untuk merekonstruksi negara. Rizal pemimpin yang kuat. Kini Rizal Ramli telah dipanggil ilahi untuk mendahului. Ia pergi membuat fondasi sejarah sebagai monumen. Monumen perjuangan, perubahan dan perbaikan. Optimisme menggerakan semangat kaum muda. Orang tua juga. \"Semir rambut putih menjadi hitam, agar engkau menjadi muda\". Tentu agar tidak merasa tua dan tidak mampu berbuat apa apa. Perubahan sebentar lagi. Selamat jalan bang Rizal, masih banyak penerus perjuanganmu. Tidak sia-sia abang bersikap optimis. Semoga Allah SWT mencurahkan rahmat dan maghfirah. Memasukkan ke dalam Surga Jannatun Naim. Aamiin. (*)
Legacy Etik Rizal Ramli
Oleh Ubedilah Badrun - Analis Sosial Politik politik UNJ. RIZAL Ramli, saya memanggilnya Bang RR. Saya mengenalnya sejak saya menjadi aktivis mahasiswa tahun 90-an hingga menjadi akademisi saat ini atau hampir 26 tahun lebih saya mengenalnya, sosok Bang RR tidak banyak yang berubah hingga beliau menemui ajalnya kembali kepada Allah pada 2 Januari 2024. Integritasnya untuk terus berpihak pada rakyat banyak tidak pernah pudar, cara komunikasinya dengan saya juga tidak pernah berubah meski beberapa kali beliau menjadi bagian dari pemerintahan, menjadi menteri saat Era Gus Dur maupun era periode pertama Joko Widodo. Bang RR adalah guru diskursus ekonomi politik yang tajam, menyenangkan, sering to the point dan enak untuk berdebat hingga semua pikiran kita saling terbuka. Saya dan bang RR jika berdiskusi bisa berjam-jam dari soal ekonomi makro hingga problem ekonomi mikro dan politik kontemporer. Sikap tegasnya untuk berpihak pada kepentingan rakyat dan menolak elit politik yang berbisnis dengan istilah menolak Pengpeng (penguasa sekaligus pengusaha) adalah legacy etik beliau yang menjadi pembelajaran politik berharga bagi bangsa Indonesia. Bahwa menjadi pejabat negara (penguasa) itu mesti diabdikan seluruh agendanya untuk kepentingan negara, jangan memanfaatkan posisi politik untuk berbisnis atau memanfaatkan posisi kuasa untuk kepentingan bisnis dirinya dan keluarganya. Narasi itu tidak hanya beliau ucapkan tetapi juga beliau praktekan saat menjadi Menterinya Joko Widodo di periode pertama. Karena sikapnya yang tegas meng \'kepret\' (istilah Bang RR yg artinya menampar) atau menegur pejabat yang berbisnis membuat Bang RR diberhentikan dari jabatanya sebagai Menteri. Itu warning bang RR yang beresiko pada karirnya, tetapi itu yang sangat penting dan karenanya saya menyebutnya sebagai legacy etik Bang RR. Semua pengalaman hidupnya sebagai aktivis, ekonom, dan birokrat membuat beliau menemukan satu formulasi tentang bagaimana sebaiknya menjadi aktivis. Hal itu beliau ucapkan saat diskusi terakhir dengan saya sebelum kesehatanya menurun drastis sekitar 1,5 bulan lalu di rumah beliau sampai pada satu kesimpulan bahwa menjadi aktivis itu jika menjadi pejabat tidak boleh lalai harus tetap utamakan rakyat banyak, meskipun resikonya harus diberhentikan jadi jabatanya. Ingat rakyat. Begitu beliau mengingatkan saya. Bang RR tidak hanya concern dengan ekonomi kerakyatan tetapi juga concern dengan kondisi demokrasi di Indonesia, hingga dalam satu diskusi pagi dirumahnya beliau membuat kesimpulan bahwa penyebab demokrasi Indonesia rusak saat ini adalah karena adanya Presidential Threshold (PT) 20%. PT itulah penyebab kepala daerah dan Presiden dikendalikan pemilik modal, mengabaikan kepentingan rakyat. Ini beliau sebut sebagai demokrasi kriminal. Karenanya beliau menolak keras Presidential Threshold tersebut. Kepedulianya pada ekonomi dan demokrasi beliau narasikan di banyak media, baik nasional maupun internasional. Artikel terakhirnya pada November 2023 di TheDiplomat.com dengan judul Indonesia’s Dramatic Turn Toward Semi-Authoritarianism and Dynastic Politics adalah ekspresi paling kritisnya pada kondisi demokrasi Indonesia saat ini yang makin otoriter dan dinastik. Kemarahan beliau memang memuncak ketika praktek Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN) makin merajalela di periode kedua Joko Widodo. Pada Agustus 2023 lalu beliau mengkonfirmasi perkembangan laporan saya ke KPK yang saya lakukan pada awal tahun 2022 lalu. Hingga kemudian pada Agustus 2023 Bang RR bersama tokoh lainya seperti Amin Rais dll memberi kesempatan kepada saya untuk menjelaskan kondisi KKN rezim saat ini yang saya laporkan dan memberikan dukungan sehingga kami sepakat bersama-sama meminta KPK menuntaskan laporan saya. Beliau termasuk yang sangat lantang meminta KPK agar menuntaskan laporan saya. Dari situ saya makin memahami bahwa Bang RR sangat marah dengan praktek KKN yang merajalela karena merugikan rakyat banyak. Dalam diskusi panjang yang kami lakukan dengan bang RR, beliau meyakini bahwa kondisi Indonesia saat ini sesungguhnya sedang mengalami persoalan yang sangat serius baik ekonomi maupun politik dan berpotensi besar mengalami goncangan ekonomi dan politik. Diskusi panjang 1,5 bulan lalu itu memberi kesan sangat mendalam buat saya sebab ternyata beliau menyembunyikan sakitnya, jiwa dan pikiranya selalu memikirkan rakyat banyak, petani, buruh, nelayan, padahal tubuhnya sedang mengidap sakit yang mematikan. Saya memaknai itu integritas, itu legacy Bang RR untuk bangsa Indonesia. Selamat jalan Bang RR.. Surga tempat Akhirmu..., engkau mewariskan pikiran besar untuk selamatkan Republik ini, akan kami terus perjuangkan hingga negeri ini benar-benar menjadi sejatinya republik. (*)
Percakapan di Medsos Menunjukkan Sentimen Negatif terhadap Prabowo - Gibran Sangat Tinggi
Jakarta, FNN - Jika kita melihat hasil dari berbagai lembaga survei, posisi AMIN yang selama ini selalu berada di peringkat ketiga, saat ini sudah bergeser ke peringkat dua. Sementara, posisi Ganjar yang semula berada di peringkat pertama melorot ke posisi ketiga. Namun demikian, kalau versi wakil ketua tim pemenangan Ganjar – Mahfud, Andi Wijayanto, mereka punya survei internal dan digabungkan dengan berbagai big data, Ganjar masih berada di peringkat kedua. Oleh karena itu, mereka menyimpulkan bahwa masih sangat terbuka kemungkinan siapa yang akan masuk ke putaran kedua. Sama seperti kebanyakan lembaga survei lain yang tidak terafiliasi dengan Prabowo – Gibran tentunya, TPN Ganjar memprediksi bahwa Pilpres akan terjadi dua putaran. Apalagi kalau kita mengamati pergerakan percakapan di media sosial, yang penggunanya didominasi oleh generasi milenial dan generasi Z, atau yang disebut juga generasi digital. Generasi ini menjadi pemilih terbesar pada pemilu 2024 ini, sehingga percakapan yang terjadi di media sosial akan sangat berpengaruh pada perubahan pilihan. Dalam percakapan di medsos ini, tampak sekali sentimen negatif terhadap pasangan Prabowo - Gibran sangat tinggi, mulai dari disebut belimbing sayur, etik ndasmu, perdebatan di capres dan cawapres, sampai tagar asal bukan Prabowo. Dalam percakapan antar-pendukung paslon 01 dan 03, juga ada semacam kesepakatan siapa pun yang masuk ke putaran dua, mereka akan saling mengalihkan suaranya, yang penting asal bukan Prabowo. “Ini menurut saya ini fenomena mengejutkan, karena selama ini kita memahaminya bahwa enggak mungkin ketemu antara grassroot 01 dengan 03, karena spektrumnya jauh banget. Tetapi, ternyata bersama dengan proses waktu mereka mulai semacam ada kesadaran,” ujar Hersubeno Arief, wartawan senior FNN, di kanal You Tube Hersubeno Point edisi Selasa (2/1). Kabar terbaru adalah peristiwa yang terjadi di Cilincing, Jakarta Utara. Ketika Prabowo berkampanye di sana dan bekerja sama dengan konten creator melakukan masak bersama warga, ada pengakuan warga bahwa mereka dikumpulkan oleh Babinsa dan dijanjikan akan mendapatkan uang dari capres Prabowo. “Saya kira ini penting diklarifikasi, karena jika itu yang terjadi, kita semakin khawatir bahwa bukan hanya dugaan aparat kepolisian yang terlibat, tapi juga aparat TNI di level bawah, di Babinsa, yang juga dilibatkan dalam pemenangan paslon nomor 2 Prabowo – Gibran,” ujar Hersu., Menurut Hersu, kalau tidak diklarifikasi ini berbahaya sekali, TNI diseret-seret ke ranah politik. Apalagi yang terjadi di Boyolali, ketika para pendukung Ganjar -Mahfud dihajar ramai-ramai oleh prajurit yang ada di Boyolali.(ida)
PDIP Membahas Putaran Kedua dengan Timnas AMIN
Jakarta, FNN – Akhirnya, PDIP mengkonfirmasi bahwa benar mereka saat ini tengah melakukan komunikasi dan bertemu dengan tim paslon nomor 1 AMIN. Salah satu agendanya adalah membahas berbagai kemungkinan kerja sama jika Pilpres berlangsung dua putaran. Politisi senior PDIP, Arya Bima, menyatakan mereka sama-sama meyakini bahwa Pilpres akan berlangsung dua putaran. Ini berbeda dengan narasi yang didengung-dengungkan oleh lembaga survei dan TKN Prabowo - Gibran bahwa Pilpres hanya akan berlangsung dalam satu putaran. “Putaran kedua dinamis, masih sangat dinamis saya kira untuk melihat putaran kedua. Itu yang kami yakini dengan 01, karena 02 terlalu yakin satu putaran. Kami dengan 01 tidak yakin satu putaran, pasti dua putaran,” kata Arya Bima di Media Center pemenangan nasional Ganjar – Mahfud, Senin (1/1), seperti dikutip dari kanal You Tube Hersubeno Point edisi Selasa (2/1). Pernyataan Arya Bima ini memperkuat pernyataan Sekjen DPW PDIP Hasto Kristianto pada pertengahan November lalu bahwa mereka tengah menjalin komunikasi dengan tim AMIN. Namun, saat itu konteksnya mereka sama-sama merasakan adanya tekanan dan kecurangan yang dilakukan oleh rezim Jokowi, rezim penguasa yang mendukung Prabowo – Gibran. “Pernyataan Arya Bima ini bahkan saya kira lebih maju bila dibandingkan dengan dengan pernyataan Hasto sebelumnya, yang hanya bicara soal menghadapi kecurangan. Sementara Arya Bima sudah bicara tentang kerja sama menghadapi Pilpres putaran kedua,” kata Hersubeno Arief, wartawan senior FNN.(ida)
Membagikan Sendiri Bansos, Jokowi Memboroskan Anggaran Hanya untuk Pencitraan
Jakarta, FNN - Meski Bansos kini tengah menjadi sorotan, tetapi Bansos tetap diperlukan karena daya beli masyarakat tidak cukup. Oleh karena itu, mustinya daya beli ditingkatkan. Selama daya beli tidak ditingkatkan maka rakyat berhak minta Bansos karena ini masalah kesejahteraan. Tetapi, bukan berarti presiden boleh menunggangi Bansos. Bayangkan, untuk kunjungan seorang Presiden ke satu daerah, berapa anggaran negara yang digunakan, karena Presiden harus melibatkan pengamanan yang luar biasa. Belum lagi tim pendukungnya, tim advance, tim pengamanan, dan koordinasi di tingkat pemerintah daerah. Itu hanya digunakan oleh Jokowi untuk bagi-bagi Bansos, meski kadang di-bandling dengan peresmian sebuah proyek. Ini benar-benar pemborosan dana yang jika dikonversi menjadi Bansos juga cukup besar. Ditambah lagi Bansos yang sebenarnya adalah dana pemerintah diklaim oleh Jokowi. Bahkan, kemarin Zulkifli Hasan mengklaim bahwa Jokowi adalah PAN sehingga jika Jokowi memberikan Bansos itu bantuan dari PAN juga. “Iya, untuk mengamankan presiden masuk gorong-gorong, mengamankan presiden masuk gang-gang sempit, perlu persiapan satu malam. Untuk mempersiapkan satu malam, perlu ada ide maka mesti ada tim advance dulu. Nanti untuk pasang kamera uangnya macam-macam. Jadi, hanya untuk bagi-bagi dua liter minyak goreng, satu kilo telur, dan sebagainya, harus keluar biaya yang sangat besar,” ujar Rocky Gerung dalam kanal You Tube Rocky gerung Official edisi Selasa (2/1). Tetapi, lanjut Rocky, presiden tetap menganggap bahwa itu adalah hak dia, padahal rakyat mengetahui bahwa presiden ke situ cuma mau nampang, tidak ada efeknya apa-apa. “Yang menjadi masalah, Jokowi tetap menganggap bahwa kalau dia bagi-bagi Bansos maka elektabilitas dia akan naik terus. Kan itu juga ngacau. Jadi, dia memboroskan anggaran negara hanya untuk pagelaran pencitraan dia,” ujar Rocky. (ida)
Presiden Jokowi Harus Berhenti Membagikan Sendiri Bansos Karena Conflic of Interest
Jakarta, FNN – Berbicara mengenai Bansos, kemarin TPN Ganjar – Mahfud sempat meminta agar Bansos ditunda dulu sampai Pilpres berakhir. Tetapi, hal itu akan menyusahkan rakyat kecil karena banyak sekali rakyat yang membutuhkan Bansos. Sebetulnya yang dipersoalkan Bansosnya, tetapi Presiden Jokowi yang masih terus membagi-bagikan sendiri Bansos itu kepada rakyat. Ini bisa memengaruhi elektoral seseorang yang dia jagokan. Bansosnya sendiri baik-baik saja dan itu merupakan hak dari masyarakat Indonesia atas pajak-pajak yang mereka bayar. Bansos timbul karena Presiden Jokowi mau langsung mendapat efeknya. Dengan menyerahkan langsung Bansos ke rakyat, artinya Jokowi bertatapan dengan rakyat, bukan bertatapan dengan problem rakyat. “Dia (Jokowi) hanya ingin bertatapan dengan rakyat supaya rakyat tahu bahwa dia membawa oleh-oleh. Itu masalahnya. Jadi, cara berpikirnya juga mesti kita ubah,” ujar Rocky Gerung di kanal You Tube Rocky Gerung Official edisi Selasa (2/1). “Bagi-bagi bansos on the spot itu adalah kampanye. Mestinya Bansos itu dilanjutkan oleh RT/RW/Lurah, bukan presiden yang bagi-bagi Bansos. Itu memengaruhi efek elektoral dari seseorang yang dia jagokan,” tegas Rocky. Tentu orang tetap menganggap bahwa kebutuhkan hidup masyarakat yang terpapar kemiskinan perlu diangkat, dientaskan kemiskinannya. Tetapi, bukan dengan memanfaatkan Bansos untuk urusan kampanye. “Jadi, Jokowi yang mesti berhenti membagi-bagi Bansos, bukan Bansos yang dihentikan,” tambah Rocky. Oleh karena itu, Jokowi harus berhenti membagi-bagikan sendiri Bansos kepada rakyat, karena bagaimanapun juga conflic of interest-nya sangat kelihatan. “Iya, itu artinya Jokowi memang merencanakan bahwa dia akan turun kampanye sendiri untuk mem-backup Gibran,” ujar Rocky. Kalau kita lihat aktivitas bandara Presiden Jokowi dari satu bandara ke bandara lain, lanjut Rocky, dia bukan membawa konsep, tapi membawa goodybag, membawa oleh-oleh yang dia sebut sebagai Bansos. Padahal, itu adalah hak dari rakyat. Harusnya disalurkan lewat Departemen Sosial, koperasi, atau UMKM. “Semua ada fasilitasnya, kenapa Jokowi sendiri yang mesti turun, seolah-olah 9 tahun yang lalu masih dia ulangi karena takut elektabilitas dia dan Gibran turun drop sehingga dia mesti tatap mata dengan publik,” ujar Rocky.(ida)
Belajar dari Debat Bersama Anak Muda, Anies Mulai Konsisten Soal IKN
Jakarta, FNN – Jika kita membahas kembali soal debat cawapres yang diselenggaran KPU beberapa waktu lalu, ada benang merah yang bisa dijadikan catatan berkaitan dengan pandangan para pemilih muda tentang cawapres muda Gibran. Seperti disampaikan oleh Rocky Gerung dalam sebuah diskusi di kanal You Tubenya, bagi anak-anak muda, kecenderungan untuk kembali pada politik yang basisnya adalah akal sehat, perdebatan intelektual, dan pemeriksaan metodologi, tidak ada pada Gibran, karena Gibran tidak terlatih untuk berpikir secara metodologis. Gibran bisa mengucapkan sesuatu dalam 10 - 20 menit karena dia hafal. Jadi, lama-lama anak-anak muda tahu cara Gibran menerangkan idenya. Ini bukan sekadar kesimpulan Rocky karena dia sudah berbicara dengan anak-anak muuda dan mereka menerangkan hal itu. Mereka mengakui terlihat cepat, tapi mereka bilang seperti diperam. Begitu selesai suhu peramnya, Gibran sudah tidak bisa lagi berpikir. “Jadi, hal yang sebetulnya bisa disembunyikan oleh tim paslon 2 ini ternyata dibahas dan diulas dengan baik oleh netizen, terutama oleh anak-anak muda tadi,” ujar Rocky di kanal You Tube Rocky Gerung Official edisi Senin (1/1). Anak-anak muda ini menganggap bahwa Gibran tidak memahami akar masalah. Hal itu terlihat dari ekspresi wajahnya. Mereka juga menerangkan bahwa kedengarannya Gibran paham akar masalah, tetapi kalau dikejar dua putaran (debat) pasti keteter. Inilah kesimpulan yang dibuat oleh pemilih muda yang hampir 60% menguasai suara di 2024 nanti. Sebaliknya, di sisi lain, perubahan sikap Anies dalam menjawab soal IKN, sangat terlihat. Jika pada beberapa kesempatan awal Anies masih mencoba berdiplomasi, tapi lewat berbagai forum Desak Anies dan forum-forum lain akhirnya makin jelas sikap Anies terhadap IKN. Besar kemungkina hal ini terjadi karena peran para pemilih muda yang menginginkan Anies harus berbeda dengan rezim Jokowi kalau mau dipilih anak muda. “Itu pentingnyanya debat itu berkelanjutan, supaya dialektikanya timbul,” ujar Rocky. Dalam debat-debat sebelumnya Anies masih berupaya untuk mengikuti undang-undang dalam soal IKN. Tetapi, kemudian dia masuk dalam desakan yang baru di debat yang lain, lalu diuji apa yang Anda maksud sebagai harus dilanjutkan. Bukankah sesuatu yang buruk harus dibatalkan, kenapa dilanjutkan. Undang-undang itu bisa dibatalkan oleh undang-undang lagi. Akibatnya, Anies kehilangan argumen karena terasa bahwa konsistensi dia tidak ada kalau begitu. Oleh karena itu, Anies mulai mengubah. “Jadi, Anies justru belajar dari debat itu. Ide dia tumbuh karena belajar dari debat. Kalau Gibran, dia enggak belajar dari debat. Dia berupaya untuk memengaruhi debatnya itu dengan basis yang sebetulnya itu-itu juga. Jadi, Anies tumbuh secara dialektik, Gibran berhenti dan final karena ada pikiran absolut yang sudah ditanamkan oleh bapaknya, yaitu keberlanjutan, keberlanjutan, keberlanjutan,” tegas Rocky. (ida)
Akhirnya Pemilih Muda Tahu bahwa Gibran Hanya Ditempelkan, Bukan Karena Ada Idenya
Jakarta, FNN – Akhirnya Bawaslu menurunkan baliho Prabowo – Gibran yang dipasang di landmark Batam. Tetapi, penurunan baliho dilakukan setelah tahun baru sehingga fotografer keliling di area WTB sudah telanjur seret rezekinya karena ketika pada tahun baru banyak turis yang tidak mau difoto di tempat tersebut akibat di belakang mereka ada baliho Prabowo dan Gibran. Mungkin kalau cuma foto Prabowo masih banyak yang memaklumi, tetapi begitu berdampingan dengan Gibran, orang langsung berubah psikologinya karena the chemistry doesn\'t mix. Tetapi, tim Prabowo mungkin menganggap ya dipaksa saja terus-menerus, nanti lama-lama juga suka. Apa pun keadaannya, sudah menjadi semacam diktum bahwa yang menginginkan perubahan adalah mereka yang memungkinkan politik itu dihela lebih cepat ke depan. Sedangkan yang tidak menginginkan perubahan tentu menganggap ya sudah di sini saja. Fotografer selalu menunggu momentum dan kali ini ada momentum akhir tahun sehingga mereka berharap mendapat pelanggan lebih banyak. Tetapi, momen akhir tahun kali ini, rezeki para fotografer di area sekita WTB seret gara-gara ada foto Gibran. Ironis memang, orang malas berfoto di WTB karena ada fotonya Gibran. Padahal, selama ini Gibran diharapkan bisa menggaet pemilih muda yang jumlahnya sangat besar, di atas 50 persen. Jumlah ini menjadi pasar perebutan yang besar. Jadi, pada pemilu kali bukan lagi pemilih warga di pedesaan yang diperebutkan, tapi justru pemilih muda. Tetapi, sepertinya Gibran tidak bisa masuk lagi di situ. “Kelihatannya sudah final, pemilih muda yang terdidik pasti lebih mendengar ketua BEM UI, ketua BEM UGM, atau ketua BEM UNS daripada mendengar kampanye yang ada kehadiran Gibran. Karena, akhirnya anak-anak muda ini tahu bahwa Gibran itu hanya ditempelkan. Bukan karena idenya ada, tapi karena keinginan Jokowi untuk menjamin kelangsungan rezimnya,” ujar Rocky Gerung dalam diskusi di kanal You Tube Rocky Gerung Official edisi Senin (1/1). Sebaliknya, lanjut Rocky, diskusi-diskusi yang dilakukan oleh Anies jauh lebih menarik, seperti yang dikemas dalam Desak Anies. Dari acara tersebut otomatis orang ingin menguji Anies teguh atau tidak, konsisten atau tidak pada ide-idenya, yang itu tidak mungkin didapatkan dari Gibran. “Jadi, bagi anak-anak muda ini, kecenderungan untuk kembali pada politik yang basisnya adalah akal sehat, basisnya adalah perdebatan intelektual, basisnya adalah pemeriksaan metodologi, itu tidak pada Gibran karena Gibran tidak terlatih untuk berpikir secara metodologis. Dia bisa ucapin sesuatu dalam 10 - 20 menit karena dia hafal. Jadi, lama-lama anak-anak muda ini tahu cara Gibran menerangkan idenya,” ujar Rocky.(ida)