Dirut Bank Banten Optimistis 2022 Jadi Momentum Tumbuh Positif
Jakarta, FNN - Direktur Utama PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk Agus Syabarrudin optimistis tahun 2022 menjadi momentum bagi perseroan untuk tumbuh positif dan berkelanjutan.
Agus menyampaikan, saat ini pihaknya tengah menyusun berbagai langkah strategis yang akan dilakukan pada tahun depan yaitu dengan menajamkan target pasar serta berfokus di pasar primer perseroan yaitu regional Banten.
"Tahun 2022 saya yakin akan menjadi turning point bagi perseroan dan kami menargetkan terjadinya hypergrowth," ujar Agus dalam keterangan di Jakarta, Jumat.
Bank Banten bersama Komisi III DPRD Provinsi Banten tengah menyiapkan Ekosistem Keuangan Daerah (EKD). Jika ekosistem keuangan daerah antara pemda serta segenap pelaku usaha di Banten terkelola dengan baik, maka akan memberikan dampak yang signifikan untuk optimalisasi pendapatan asli daerah (PAD) dan memberikan lebih banyak keleluasaan untuk melakukan pembangunan di Banten.
"Berbagai proyek prioritas nasional yang terus bertumbuh di Banten akan menjadi fokus kami dalam menggenjot aspek bisnis perseroan. Bauran antara audience retail, UMKM dan korporasi yang masih sangat potensial, akan menjadi andalan untuk mencapai target penyaluran fasilitas pembiayaan baru," kata Agus.
EKD akan menjadi salah satu "mesin" utama emiten berkode saham BEKS itu dalam mengejar target pertumbuhan yang hyper growth.
"Selain itu, perseroan akan terus berupaya mencapai target rasio-rasio keuangan serta mengejar aspek permodalan yang disyaratkan oleh OJK dapat terpenuhi," ujar Agus.
Bank Banten mencatatkan total aset per 30 September 2021 sebesar Rp7,21 triliun, meningkat dari posisi akhir Desember 2020 sebesar Rp5,33 triliun.
Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh Rp1,19 triliun dalam rentang waktu lebih kurang lima bulan, dari Rp2,53 triliun per April 2021 menjadi Rp3,72 triliun per September 2021.
Kredit Bank Banten per akhir September 2021 mencapai Rp3,15 triliun, naik sebesar Rp680 miliar atau setara 27,5 persen dari posisi Juni 2021 senilai Rp2,47 triliun.
Adapun pendapatan bunga per 30 September 2021 mencapai Rp209,8 miliar, naik sebesar Rp78,6 miliar atau setara 60 persen dari posisi Juni 2021 senilai Rp131,2 miliar.
Sedangkan pendapatan jasa per akhir September 2021 mencapai Rp23,9 miliar atau naik Rp11,2 miliar atau setara 89 persen dibandingkan posisi Juni 2021 sebesar Rp12,7 miliar. (mth)