Membangun “a Community of Excellence” di Amerika (Bagian-2)

by Imam Shamsi Ali

New Nork FNN - Sabtu (10/10). Pada dasarnya Komunitas Istimewa itu akan berjihad dalam kehidupan dunianya. Tapi bukan sekedar untuk tujuan dunia itu sendiri. Melainkan untuk tujuan yang lebih mulia dan abadi. Itulah kehidupan akhirat.

Orientarsi hidup serperti itulah yang diekspresikan dalam doa sapu jagad, “Ya Tuhan, berikan kami kebaikan di dunia dan di Akhirat kebaikan. Dan jagalah kami dari api neraka”.

Kelima, Khaer Ummah atau komunitas istimewa itu adalah komunitas yang menjunjung tinggi kebenaran (al-haq) dan keadilan (al-adl). Dimana anggota masyarakatnya akan menjadikan kebenaran sebagai acuan hidup dan keadilan sebagai pijakan bersama. Kata Aallah, “Itulah ayat-ayat Allah yang Kami bacakan kepadamu. Dan Allah tidak menghendaki kezholiman bagi alam semesta” (Al-Imran: 108).

Kebenaran dan keadilan sesungguhnya menjadi pilar sebuah tatanan masyarakat madani (masyarakat yang berbudaya). Kedua hal inilah sesungguhnya yang menjadi pilar kemajuan dan kehebatan bangsa-bangsa besar. Tentu dalam konteks komunal atau kemasyarakatan.

Keenam, Khaer Ummah atau komunitas istimewa itu bercirikan Tauhid. Bahwa dalam tatanannya, Allah atau Tuhan Yang Maha Esa, menjadi pilar sekaligus tujuan utamanya. Allah berfirman, “Dan milik Allah apa yang di langit dan dibumi. Dan kepadaNyalah segala sesuatu dikembalikan”. (Al-Imran: 109)

Dasar Tauhid inilah yang kemudian mewarnai segala langkah dan kebijakannya. Artinya segala keputusan yang berifat publik pastiya akan diwarnai oleh nilai-nilai Tauhid. Hal ini sekaligus mewakili implementasi “laa ilaaha illallah” dalam tatanan keumatan. Bahwa komunitas, masyarakat, bangsa atau umat itu tidak akan solid dan sukses tanpa soliditàs Tauhid.

Amar Ma’ruf Nahi Mungkar

Dalam konteks musim politik saat ini di Amerika, khususnya dalam menghadapi pemilihan presiden, Sesungguhnya komunitas muslim harus sadar bahwa tanggung jawab sosial menjadi bagian dari tuntutan keagamaan. Sebagai bagian dari proses membangun komunitas tadi. Karenanya poliitk dan partisipasi politik tidak harus dilihat sebagai inovasi baru. Apalagi dilihat bertentangan bahkan ancaman bagi agama. Justeru politik dapat dilihat sebagai salah satu bentuk amar ma’ruf nahi mungkar.

Dengan demikian bagi komunitas muslim di Amerika partisipasi politik bukan sekedar politik. Bukan juga sekedar pilihan kandidat. Apalagi mengejar kekuasaan. Tetapi lebih mulia dari itu melakukan tanggung jawab agama dalam amar ma’ruf dan nahi mungkar.

Bahwa melalui partisipasi politik itu kita tujukan untuk membawa perubahan komunal atau social change ke arah yang lebih baik. Melalui proses politik, harapannya akan terpilih pemimpin yang lebih credible, capable, with integrity.

Seperti yang digambarkan dalam Al-Quran, “Dan Kami (Allah) jadikan dari kalangan mereka pemimpin-pemimpin dari kalangan mereka (Bani Israel) yang memberi petunjuk dengan peringatan Kami, mereka bersabar, dan mereka mengikuti ayat-ayat Kami”.

Tentu dalam konteks Amerika yang dimaksudkan adalah substansi dari ajaran Al-Quran itu. Mungkin the least evil jika tidak menemukan “the best” bahkan “the good” sekalipun. Dengan Pemimpin yang demikian kita harapkan akan terbangun suasana publik yang lebih kondusif, damai, dan tentram. Dan pastinya juga terbangun persatuan, kebersamaan, kesetaraan dan keadilan. Semua inilah yang nantinya akan melahirkan stabilitas, kemakmuran dan Kebahagiaan.

Semua keadaan di atas tersimpulkan dalam satu kata “keberkahan”. Seperti yang digambarkan pada ayat terdahulu, “Kalau sekiranya penduduk negeri itu beriman dan bertakwa nisacara Kamu akan bukakan bagi mereka berkah-berkah dari langit dan bumi”.

Kesadaran seperti inilah yang harus terbangun di kalangan komunitas muslim Amerika, sehingga tumbuh kesadaran akan tanggung jawab sosial tersebut. Keterlibatan mereka dalam proses politik dan pesta Demokrasi di negara ini tidak saja sebuah hak sipil (civil right). Tapi sekaligus menjadi tanggung jawab keagamaan dalam konteks amar ma’ruf dan nahi mungkar.

Tentu lebih mulia lagi jika keterlibatan dalam proses politik itu diniatkan untuk menjadi bagian dari menanam tunas atau benih “Khaer Ummah” atau bangsa terbaik. Sebab Amerika bagi komunitas muslim Amerika adalah negaranya sendiri yang harus dibangun sesuai idealisme agama dan Amerika itu sendiri.

Disinilah masyarakat muslim Amerika harus bejajar memahami jika Islam dan Amerika adalah dua entitas yang tidak harus dipertentangkan. Karenanya idealisme Islam harus dilihat dalam konteks Amerika. Sehingga kebangsaan dan keagamaan bukanlah dua hal yang paradoks.

Demikian ringkasan khutbah yang saya sampaikan di Jamaica Muslim Center New York. Semoga juga menjadi pengetahuan umum, sekaligus sebagai motivasi khususnya kepada mereka yang punya hak pilih (warga negara Amerika) untuk mengambil tanggung jawab publiknya. Semoga. (selesai).

Penulis adalah Direktur Jamaica Muslim Center & Presiden Nusantara Foundation.

365

Related Post