Sekretaris Kepala BPIP: Mahasiswa Tulang Punggung Indonesia Maju 2045
Jakarta, FNN - Sekretaris Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) RI Achmad Uzair Fauzan mengatakan bahwa para mahasiswa merupakan tulang punggung untuk mewujudkan Indonesia Maju 2045.
"Kalau kita bicara soal Indonesia Maju 2045, tulang punggungnya ada di kawan-kawan mahasiswa semua," ujar Achmad Uzair Fauzan.
Ia mengemukakan hal itu pada webinar nasional bertajuk Meningkatkan Kesadaran Bela Negara Melalui Pembentukan Karakter Pancasila pada Mahasiswa yang disiarkan langsung di kanal YouTube HMPE UNY, dipantau dari Jakarta, Sabtu.
Indonesia Maju 2045, lanjut Achmad Uzair, berkaitan erat dengan bonus demografi, yaitu kondisi ketika jumlah penduduk Indonesia didominasi mereka yang berusia produktif di antara 15 tahun dan 64 tahun.
Secara teori, kata dia, ketika penduduk lebih didominasi oleh mereka yang berusia produktif dan aktif bekerja, akan lebih banyak pula penduduk berpenghasilan sehingga kesejahteraan dari segi ekonomi masyarakat di Indonesia berkemungkinan besar dapat meningkat.
Dengan demikian, menurut Achmad Uzair, Indonesia berpotensi besar untuk menjadi negara maju pada tahun 2045 sehingga para mahasiswa sebagai penggerak transformasi sosial diharapkan mampu memaksimalkan peluang tersebut.
Achmad Uzair juga menilai para mahasiswa merupakan bagian dari elite sosial.
"Kawan-kawan mahasiswa adalah bagian dari elite sosial yang menjadi penggerak transformasi sosial, yakni penggerak agar masyarakat bertambah baik, lebih berpendidikan tinggi, dan makin sejahtera," kata Achmad Uzair.
Ia memandang para mahasiswa merupakan sumbu serta pilar penting yang menentukan perjalanan bangsa dan negara Indonesia ke depannya.
Namun, lanjut dia, potensi menuju Indonesia Maju 2045 belum teraktualisasikan seluruhnya karena bangsa Indonesia masih menghadapi beberapa tantangan.
"Tantangan menuju Indonesia Maju 2045 bagi kita sebagai bangsa, di antaranya adalah perkembangan teknologi," ucapnya.
Achmad Uzair Fauzan menilai masyarakat yang maju adalah mereka yang "melek informasi", yaitu mampu memperoleh informasi yang benar dan memang dibutuhkan secara cepat, tepat, mutakhir, dan lengkap.
Oleh karena itu, lanjut dia, tantangan tersebut dapat dilalui dengan mengoptimalkan perkembangan teknologi informasi di Indonesia. Selain itu, dibutuhkan pula literasi dari pemerintah ataupun pihak terkait kepada masyarakat agar mereka memiliki kecakapan dalam penggunaan media teknologi komunikasi dan informasi. (sws)