EKONOMI

LPS Raih Penghargaan "Employer of Choice 2022" Atas Produktivitas SDM

Jakarta, FNN - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menjadi salah satu pemenang dalam ajang yang diselenggarakan SWA Media Group atas komitmen untuk mendukung produktivitas Sumber Daya Manusia (SDM).\"Pencapaian LPS tersebut antara lain, didukung dengan peningkatan efektivitas operasional lembaga, terutama di saat pandemi,\" ujar Kepala Eksekutif LPS Lana Soelistianingsih dalam pernyataan di Jakarta, Selasa.Ia memaparkan penghargaan ini didasarkan pada komitmen LPS untuk terus membangun dan menjaga engagement pegawai melalui dukungan lingkungan kerja yang nyaman, aman dan kondusif.Engagement pegawai tersebut mencakup berbagai aspek seperti Clear and Promising Direction atau Rencana Strategis (Renstra) yang efektif dan efisien serta Confidence in Leader atau terus mengasah soft skill leadership agar setiap pimpinan dapat lebih trengginas dalam mengelola unit kerja yang dipimpinnya.\"Kami juga memiliki program Pay and Benefits atau penerapan remunerasi berdasarkan kinerja, program pensiun serta bantuan kesehatan, subsidi bunga pinjaman dan juga asuransi kesehatan,\" jelas Lana.Berbagai keunggulan tersebut juga ditambah oleh program FWA atau Flexible Working Arrangement, dengan setiap pekerjaan dapat dilakukan secara hybrid yakni kombinasi bekerja dari rumah dan dari kantor.Kemudian, lembaga ini pun telah menyiapkan berbagai piranti dan kelengkapan lainnya kepada setiap pegawai untuk mendukung program tersebut. Dengan pemberian penghargaan ini, LPS diharapkan dapat menjadi lembaga atau tempat untuk mengabdi idaman setiap orang, khususnya para generasi muda.Saat ini total pegawai di LPS mencapai 447 orang dengan komposisi usia 21-30 tahun sebanyak 45 persen, usia 31-40 tahun sebanyak 37 persen, usia 41-50 tahun sebanyak 15 persen dan usia 51-60 sebanyak 4 persen.Melalui komposisi demografi yang mayoritas merupakan pegawai berusia muda, Lana menyakini hal ini dapat menjadi sebuah kekuatan sekaligus tantangan bagi LPS.Oleh karena itu, LPS berkewajiban untuk mengelola SDM dengan sebaik mungkin agar selaras dengan visi dan misi LPS serta mampu menjawab tantangan masa depan.\"Terpenting, semoga LPS juga dapat menjadi tempat untuk mengembangkan talenta-talenta muda potensial yang memiliki kompetensi untuk turut serta dalam memberikan sumbangsih bagi bangsa dan negara,\" kata Lana. (mth/Antara)

IHSG Diprediksi Menguat Terbatas Jelang Libur Tengah Pekan

Jakarta, FNN - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu pagi diprediksi menguat terbatas menjelang libur tengah pekan ini.IHSG dibuka menguat tipis 0,5 poin atau 0,01 persen ke posisi 6.914,65. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 0,17 poin atau 0,02 persen ke posisi 1.016,1.\"Fokus tertuju pada rilis pidato Gubernur The Fed Jerome Powell dan Presiden European Central Bank (ECB) Christine Lagard terkait sikap kebijakan moneter yang akan diambil,\" tulis Tim Riset Lotus Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Rabu.Dari domestik, Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan atau BI 7 Days Reverse Repo Rate (BI7DRR) di level 3,5 persen dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 23-24 Mei 2022.Bank sentral juga tetap mempertahankan suku bunga lainnya, yakni deposit facility di level 2,75 persen dan suku bunga lending facility di level 4,25 persen.IHSG berpeluang bergerak menguat terbatas di kisaran 6.889 hingga 6.975.Bursa ekuitas AS ditutup bervariasi dengan indeks S&P 500 dan Nasdaq berakhir di zona merah, merespon kekhawatiran langkah agresif The Fed untuk menahan inflasi tinggi yang dapat mendorong ekonomi AS ke dalam resesi.The Fed bersikap secara agresif mengatasi pertumbuhan harga yang persisten dengan menaikkan biaya pinjaman. Konsensus memperkirakan adanya kenaikan suku bunga sebesar 50 bps selama beberapa bulan ke depan.Fokus tertuju pada risalah dari pertemuan kebijakan moneter terbaru yang akan rilis pada pekan ini.Sementara itu, Forum Ekonomi Dunia (WEF) yang mengumpulkan para pemimpin politik dan bisnis dari seluruh dunia berlangsung di Davos pada pekan ini.Dari Eropa, Presiden European Central Bank (ECB), Christine Lagarde mengharapkan suku bunga deposito untuk dinaikkan setidaknya 50 basis poin pada akhir September 2022.Di sisi data, purchasing managers\' index (PMI) untuk zona Euro pada periode Mei berada di posisi 54,9, sedikit di bawah ekspektasiBursa saham regional Asia pagi ini antara lain indeks Nikkei melemah 56,28 poin atau 0,21 persen ke 26.691,86, indeks Hang Seng naik 83,37 poin atau 0,41 persen ke 20.195,47, dan indeks Straits Times meningkat 1,66 poin atau 0,05 persen ke 3.196,7. (mth/Antara)

Luhut Dorong Percepatan Realisasi Belanja Produk Dalam Negeri

Jakarta, FNN - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan terus mendorong percepatan realisasi belanja produk dalam negeri (PDN) dan Usaha Mikro dan Kecil (UMK) serta pemanfaatan katalog elektronik.Hal itu disampaikan Luhut saat menghadiri Pengarahan Presiden RI dan Evaluasi Aksi Afirmasi Peningkatan Pembelian dan Pemanfaatan Produk Dalam Negeri Dalam Rangka Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (BBI) di Jakarta Convention Center, Selasa (24/5).\"Per 23 Mei 2022, dari Rencana Umum Pengadaan melalui Penyedia sebesar Rp 586 triliun, telah terealisasi belanja PDN Rp 109,3 triliun. Kami terus mempercepat realisasi belanja PDN sesuai arahan Bapak Presiden,\" katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.Luhut juga melaporkan bahwa saat ini pihaknya telah mengkoordinasikan adanya perubahan signifikan dan besar-besaran pada sistem belanja negara, termasuk di Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP).Pihaknya mengawal pemangkasan tahapan birokrasi pada sistem katalog elektronik, dari delapan tahap menjadi dua tahap untuk e-Katalog Nasional, dan dari sembilan tahap menjadi dua tahap untuk e-Katalog Lokal.\"Saat ini, jumlah produk yang tayang pada Katalog Elektronik mencapai 340.342 produk dan sesuai arahan Bapak Presiden, akan bisa mencapai 1 juta produk pada akhir 2022,\" tambahnya.Lebih lanjut, Luhut menyampaikan progres pembenahan yang lain yaitu setelah 15 tahun lamanya, Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI) di Kementerian Keuangan akhirnya bisa terintegrasi dengan Sistem Informasi Kinerja Penyedia (SIKAP).\"Kami juga terus mengawal penyamaan harmonisasi sistem kodefikasi bersama BPS,\" jelasnya.Sembari menunggu harmonisasi kodefikasi tuntas, Luhut mengatakan pihaknya akan mulai menyiapkan konsolidasi belanja negara.\"Konsolidasi belanja membuat penggunaan APBN/APBD lebih efisien, sehingga dananya bisa semakin optimal digunakan untuk berbagai kepentingan masyarakat,\" pungkas Luhut. (mth/Antara)

Karena Komentar Lagarde Angkat Euro, Dolar di Level Terendah Satu Bulan

New York, FNN - Indeks dolar AS jatuh mencapai level terendah hampir satu bulan pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), setelah Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) Christine Lagarde mengatakan suku bunga zona euro kemungkinan akan berada di wilayah positif pada akhir kuartal ketiga, memberikan euro sebuah dorongan.Komentar Lagarde menyiratkan peningkatan setidaknya 50 basis poin pada suku bunga simpanan ECB dan memicu spekulasi kenaikan yang lebih besar musim panas ini untuk melawan lonjakan inflasi terkait kenaikan harga energi, yang disebabkan perang di Ukraina dan stimulus sektor publik besar-besaran setelah dimulainya pandemi virus corona.Euro naik 0,42 persen pada 1,07355 dolar. Selama tujuh sesi perdagangan terakhir, mata uang tunggal telah rebound 3,7 persen setelah jatuh ke level terendah sejak Januari 2017, di 1,0349 dolar, awal bulan ini.\"Mereka sedikit terlambat dalam pesta, dibandingkan dengan The Fed,\" kata John Doyle, wakil presiden urusan dan perdagangan di Monex USA, tentang ECB.\"Tetapi jika Anda akan melihat mereka mencoba mengejar sedikit siklus pengetatan kami di sini, maka perbedaan yang dinikmati dolar antara Fed dan ECB telah sedikit mengencang dan itulah sebabnya Anda telah melihat euro medapat bantuan dari posisi terendah multi-tahun itu,\" katanya.Di Amerika Serikat, sebagian besar pengetatan kebijakan moneter oleh Federal Reserve kemungkinan besar sudah diperkirakan, kata Marshall Gittler, kepala penelitian investasi di BDSwiss.\"Perbedaan ekspektasi ini dapat mendorong euro/dolar lebih tinggi lagi selama beberapa sesi berikutnya karena pasar baru saja mulai menilai ulang perbedaan ini,\" katanya.Risalah dari pertemuan kebijakan Fed 3-4 Mei akan dirilis pada Rabu waktu setempat.Terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya, dolar turun 0,372 persen pada 101,76, level terendah sejak 26 April.Greenback melemah lebih lanjut setelah data menunjukkan aktivitas bisnis AS melambat pada Mei karena harga yang lebih tinggi mendinginkan permintaan untuk jasa-jasa, sementara kendala pasokan baru karena penguncian COVID-19 di China dan perang di Ukraina menghambat produksi di pabrik.S&P Global mengatakan kilasan Indeks Output PMI Komposit AS, yang melacak sektor manufaktur dan jasa-jasa, menunjukkan laju pertumbuhan paling lambat dalam empat bulan.Sterling jatuh terhadap dolar AS setelah data PMI menunjukkan bahwa momentum di sektor swasta Inggris melambat lebih dari yang diharapkan bulan ini, menambah kekhawatiran resesi karena tekanan inflasi meningkat lebih tinggi. Pound Inggris turun 0,48 persen pada 1,2525 dolar.Dolar Aussie yang sensitif terhadap risiko turun 0,2 persen menjadi 0,70965 dolar AS. Dolar Selandia Baru melemah 0,39 persen pada 0,64425 dolar AS, sehari sebelum bank sentral negara itu secara luas diperkirakan akan menaikkan suku bunga utamanya hingga setengah poin persentase. (Ida/ANTARA)

Emas Naik 17,6 Dolar Ditopang Pelemahan "Greenback" dan Imbal Hasil

Chicago, FNN - Emas menguat pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), memperpanjang kenaikan untuk hari keempat berturut-turut, ditopang oleh berlanjutnya pelemahan dolar dan penurunan imbal hasil obligasi pemerintah AS.Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, terangkat 17,60 dolar AS atau 0,95 persen, menjadi ditutup pada 1,865,40 dolar AS per ounce.Emas berjangka terdongkrak 5,7 dolar AS atau 0,31 persen menjadi 1.847,80 dolar AS pada Senin (23.5/2022), setelah menguat 0,9 dolar AS atau 0,05 persen menjadi 1.842,10 dolar AS pada Jumat (20/5/2022), dan melonjak 25,3 dolar AS atau 1,39 persen menjadi 1.841,20 dolar AS pada Kamis (19/5/2022).Di awal sesi, emas berjangka sempat mencapai 1.868,80 dolar, tertinggi dalam dua minggu. Terlebih lagi, emas Juni telah berhasil bertahan di zona hijau untuk sesi keempat berturut-turut, terpanjang sejak kemenangan beruntun lima hari antara 7 dan 13 April.Indeks dolar, musuh emas, tergelincir dari tertinggi 20 tahun di atas 105 pada awal Mei menjadi sedikit di atas 101 pada Selasa (24/5/2022), mencatat penurunan lebih dari tiga persen.Imbal hasil acuan obligasi pemerintah AS 10-tahun juga telah jatuh, turun hampir 3,7 persen hanya pada Selasa (24/5/2022) saja dan menuju kerugian minggu ketiga berturut-turut.Data ekonomi yang dirilis pada hari yang sama juga mendukung emas. Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa penjualan rumah baru AS turun 16,6 persen ke tingkat tahunan yang disesuaikan secara musiman di 591.000 pada April, tingkat terendah sejak April 2020. Penurunan itu jauh lebih buruk daripada yang diproyeksikan para analis.Indeks manajer pembelian (PMI) jasa-jasa S&P Global turun menjadi 53,5 pada Mei dari 55,6 pada April, terendah empat bulan dan di bawah perkiraan konsensus 55,0 dari para ekonom. Indeks PMI manufaktur AS turun menjadi 57,5 ​​pada Mei dari 59,2 pada April, sesuai dengan perkiraan ekonom 57,4.\"Tren naik saat ini dapat berlanjut ke 1.900 dolar AS dan 1.910 dolar AS di mana momentum dapat habis,\" kata Sunil Kumar Dixit, kepala strategi teknis di skcharting.com.Sementara itu, Ed Moya, analis di platform perdagangan online OANDA, mengatakan emas akan tetap didukung karena tekanan inflasi, situasi Covid China tetap tidak diketahui, dan perusahaan-perusahaan Amerika terus memangkas prospek mereka.Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli naik 34 sen atau 1,57 persen, menjadi ditutup pada 22,063 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli turun 7,4 dolar AS atau 0,78 persen, menjadi ditutup pada 942,9 dolar AS per ounce. (Ida/ANTARA)

AS Mungkin Batasi Ekspor, Minyak Relatif Stabil Setelah Bergejolak

New York, FNN  - Harga minyak relatif stabil pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), setelah perdagangan yang bergejolak karena kekhawatiran pasokan yang ketat mengimbangi kekhawatiran atas kemungkinan resesi dan pembatasan COVID-19 China.Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juli naik 14 sen menjadi menetap di 113,56 dolar AS per barel. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Juli turun 52 sen menjadi ditutup di 109,77 dolar AS per barel.Harga berubah negatif setelah Menteri Energi AS Jennifer Granholm mengatakan Presiden Joe Biden tidak mengesampingkan penggunaan pembatasan ekspor untuk mengurangi melonjaknya harga bahan bakar domestik.\"Awalnya asumsinya akan menurunkan harga produk di Amerika Serikat,\" kata Phil Flynn, analis Price Futures Group.Minyak telah melonjak tahun ini dengan Brent mencapai 139 dolar AS pada Maret, level tertinggi sejak 2008, setelah invasi Rusia ke Ukraina memperburuk kekhawatiran pasokan.Harga didukung di awal sesi karena Uni Eropa bergerak lebih dekat untuk menyetujui larangan impor minyak Rusia. Embargo seperti itu kemungkinan akan disetujui \"dalam beberapa hari,\" kata menteri ekonomi Jerman pada Senin (23/5/2022).Perjalanan selama akhir pekan Memorial Day AS yang akan datang diperkirakan akan menjadi yang tersibuk dalam dua tahun karena lebih banyak pengemudi turun ke jalan dan melepaskan penguncian virus corona meskipun harga bahan bakar di SPBU tinggi.Stok minyak mentah AS naik 567.000 barel pekan lalu, menurut sumber pasar yang mengutip angka American Petroleum Institute (API) yang dirilis setelah pasar ditutup. Persediaan bensin turun 4,2 juta barel, sementara stok sulingan turun 949.000 barel.Persediaan minyak mentah dan bensin AS kemungkinan turun minggu lalu, sementara stok sulingan terlihat naik, jajak pendapat Reuters yang diperpanjang menunjukkan menjelang data pemerintah yang dirilis pada Rabu waktu setempat.Namun, kekhawatiran tentang ancaman terhadap ekonomi global, tema utama pertemuan Davos minggu ini, juga memicu kekhawatiran atas permintaan minyak dan membebani harga.Beijing meningkatkan upaya karantina untuk mengakhiri wabah COVID-19 sementara penguncian Shanghai akan dicabut dalam waktu kurang dari seminggu. (Ida/ANTARA)

Kesepakatan Pajak Digital Global Diperkirakan Mundur ke 2024

Davos, Swiss, FNN - Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) pada Selasa (24/5) mengakui untuk pertama kalinya bahwa kesepakatan pajak digital global mungkin membutuhkan waktu satu tahun lebih lama untuk diterapkan.Kesepakatan, yang diharapkan OECD untuk ditandatangani pada pertengahan tahun ini, akan memberi negara lain bagian yang lebih besar dari penerimaan pajak atas pendapatan grup digital besar AS seperti Apple Inc dan Alphabet Inc Google.Ini adalah yang pertama dari dua pilar perombakan terbesar aturan pajak lintas batas dalam satu generasi. Kedua pilar tersebut semula dimaksudkan untuk diterapkan pada 2023. Perombakan tersebut juga mencakup rencana pajak perusahaan global minimum 15 persen untuk perusahaan multinasional besar.Sekretaris Jenderal OECD Mathias Cormann mengatakan kepada panel di Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, bahwa kemajuan dalam menyelesaikan rincian teknis pada kesepakatan pajak digital berjalan kurang cepat dari yang direncanakan.\"Kami sengaja menetapkan garis waktu yang sangat ambisius untuk implementasi pada awalnya untuk menjaga tekanan ... tetapi saya menduga kemungkinan besar kami akan berakhir dengan implementasi praktis mulai 2024 dan seterusnya,\" katanya.Sementara itu, pemerintahan Biden dan Uni Eropa sedang berjuang untuk meloloskan undang-undang yang mengimplementasikan kesepakatan pajak minimum global yang disepakati Oktober lalu oleh hampir 140 negara.Cormann mengatakan \"secara nyata\" merupakan kepentingan Amerika Serikat untuk bergabung dengan kesepakatan itu dan mengatakan dia \"sangat optimis\" sebuah kompromi akan disajikan di Uni Eropa yang dapat didukung oleh semua anggota.Menteri Keuangan Prancis Bruno Le Maire, yang negaranya memegang jabatan presiden bergilir Uni Eropa hingga akhir Juni, mengatakan pada Selasa (24/5/2022) bahwa dia yakin para menteri keuangan Uni Eropa akan dengan suara bulat mendukung pajak minimum global bulan depan.Persetujuan oleh Uni Eropa telah ditahan oleh keberatan dari Polandia, yang memveto kompromi pada April untuk meluncurkan kesepakatan 137 negara di dalam Uni Eropa.Persetujuan AS, sementara itu, telah terhenti di Kongres, dan Cormann ditanya apakah prospek ratifikasi AS akan terhenti jika Partai Republik yang secara luas menentang kesepakatan itu memenangkan mayoritas di Dewan Perwakilan Rakyat dan Senat dalam pemilihan paruh waktu November.Kesepakatan itu dapat dilaksanakan oleh negara lain bahkan jika legislator AS menolak untuk menandatangani, dan Cormann berpendapat bahwa hal itu akan merugikan bisnis multinasional AS.\"Saya tidak dapat membayangkan bahwa negara mana pun ... akan membuat penilaian yang akan menempatkan diri mereka pada kerugian semacam itu,\" kata Cormann. \"Saya percaya bahwa terlepas dari siapa yang menjadi mayoritas di Kongres ... ini jelas demi kepentingan AS.\"Kongres perlu menyetujui perubahan pada pajak minimum global luar negeri AS saat ini sebesar 10,5 persen yang dikenal sebagai \"GILTI,\" menaikkan tarif menjadi 15 persen dan mengubahnya menjadi sistem negara demi negara.Perubahan itu awalnya dimasukkan dalam undang-undang sosial dan iklim Presiden AS Joe Biden, yang terhenti tahun lalu setelah keberatan dari Senat Demokrat yang berhaluan tengah.Tetapi prospek untuk paket pengeluaran yang diperkecil dengan perubahan pajak terlihat semakin sulit karena pemilihan kongres paruh waktu mendekat dan karena anggota parlemen menyuarakan kekhawatiran tentang lebih banyak pengeluaran di tengah inflasi yang tinggi. (Ida/ANTARA)

Krisis Pangan Memicu Kekhawatiran Proteksionisme, Memperparah Kekurangan

Davos, Swiss, FNN - Krisis pangan dunia yang sedang meningkat mempercepat langkah-langkah proteksionis oleh negara-negara yang kemungkinan akan menambah masalah dan dapat menyebabkan perang perdagangan yang lebih luas, kata para pemimpin bisnis dan pembuat kebijakan di Forum Ekonomi Dunia (WEF).Sebagai tanda meningkatnya tekanan pada pasokan makanan dan kenaikan harga-harga, sumber pemerintah mengatakan kepada Reuters bahwa India dapat membatasi ekspor gula untuk pertama kalinya dalam enam tahun untuk mencegah lonjakan harga domestik.Sementara Indonesia, pengekspor minyak sawit terbesar dunia, akan menghapus subsidi minyak goreng curah dan menggantinya dengan pembatasan harga bahan baku penyulingan lokal.\"Ini adalah masalah besar, dan sejujurnya saya pikir masalahnya bahkan lebih besar di depan kita daripada di belakang kita,\" Gita Gopinath, wakil direktur pelaksana pertama Dana Moneter Internasional (IMF), mengatakan kepada Reuters tentang meningkatnya kekhawatiran keamanan pangan.Proteksionisme menjulang besar di Davos, mendorong seruan untuk negosiasi mendesak untuk menghindari perang dagang besar-besaran.\"Sangat penting bagi para pemimpin dunia untuk duduk di meja dengan tenang dan berbicara tentang bagaimana kita akan mengelola perdagangan dan makanan serta investasi,\" Jay Collins, wakil ketua perbankan, pasar modal dan penasihat di Citigroup kepada Reuters Global Markets Forum di Davos.\"Ada banyak percakapan sebenarnya dengan G7 yang terjadi di sini dalam 48 jam terakhir,\" kata Collins.Untuk penduduk di negara-negara di Afrika Sub-Sahara, misalnya, 40 persen dari konsumsi mereka dihabiskan untuk makanan, kata Gopinath. Selain \"pukulan besar terhadap biaya hidup\", kenaikan harga-harga telah menimbulkan penimbunan oleh pemerintah.\"Kami memiliki sekitar 20 lebih negara yang telah membatasi ekspor makanan dan pupuk, dan itu hanya dapat menambah masalah dan memperburuk keadaan,\" katanya pada Senin (23/5/2022).Invasi Rusia ke Ukraina, yang digambarkan Moskow sebagai \"operasi militer khusus\", telah menyebabkan krisis mendadak dalam krisis yang sudah sebentar lagi.\"Kami menghadapi krisis pangan yang luar biasa sebelum Ukraina, biaya pangan, harga komoditas, biaya pengiriman sudah berlipat ganda, tiga kali lipat, empat kali lipat,\" kata David Beasley, Direktur Eksekutif Program Pangan Dunia PBB.Jumlah orang yang \"berbaris menuju kelaparan\" telah meningkat dari 80 juta menjadi 276 juta selama empat hingga lima tahun terakhir, kata Beasley kepada Reuters dalam sebuah wawancara di Davos.\"Menjaga pelabuhan tetap ditutup karena musim panen sekarang datang di Ukraina pada Juli dan Agustus, itu berarti deklarasi perang terhadap pasokan pangan global,\" katanya.Banyak perusahaan di Davos telah berhubungan tentang bagaimana mereka dapat bertindak untuk mengatasi krisis pangan, tambah Beasley.“Pertanian harus menjadi bagian dari solusi perubahan iklim dan harus mengatasi ketahanan pangan,” kata Erik Fyrwald, CEO Syngenta Group, dalam diskusi panel, Senin (23/5/2022).Fyrwald mengatakan Syngenta memiliki peternakan percontohan yang menunjukkan bagaimana praktik pertanian seperti tidak mengolah tanah dan menutupi tanaman di musim dingin untuk mencegah erosi lebih baik untuk tanah, ketahanan pangan dan perubahan iklim.Solusi potensial lain untuk krisis pangan adalah mengatasi limbah, Gilberto Tomazoni, CEO JBS SA, pengolah daging terbesar di dunia, mengatakan kepada panel WEF pada Selasa (24/5/2022).\"Umat manusia dihadapkan pada dua keadaan darurat besar pada saat yang sama, kita perlu menghadapi perubahan iklim dan kita perlu menghasilkan lebih banyak untuk memberi makan populasi yang terus bertambah,\" kata Tomazoni.\"Dan cara kami berproduksi hari ini tidak berkelanjutan. Ini adalah tantangan besar kami. Limbah makanan, kami perlu mengatasi situasi ini,\" tambah Tomazoni.(Ida/ANTARA)

Sri Mulyani: Perubahan Iklim Hingga Pengetatan Likuiditas Ancam Dunia

Jakarta, FNN - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan saat ini dunia menghadapi tiga ancaman besar mulai dari perubahan iklim, normalisasi kebijakan moneter, hingga pengetatan likuiditas.“Saat ini kita dihadapkan dengan dinamika global yang sangat nyata,” kata Sri Mulyani dalam Rapat Paripurna DPR RI di Jakarta, Selasa.Sri Mulyani menjelaskan normalisasi kebijakan keuangan terutama di bidang moneter dilakukan untuk merespons kenaikan inflasi akibat kenaikan harga komoditas.Normalisasi kebijakan moneter dan pengetatan likuiditas ini telah menimbulkan disrupsi di seluruh dunia termasuk Indonesia. “Disrupsi rantai pasok yang muncul akibat meningkatnya geopolitik menjadi perhatian dan harus kita waspadai,” ujarnya.Terlebih lagi, konflik antara Rusia dan Ukraina turut memperparah situasi geopolitik dunia saat ini yang pada akhirnya menimbulkan ancaman krisis mulai dari energi, pangan, sampai keuangan.Bahkan Perserikatan Bangsa-Bangsa telah membentuk sebuah grup untuk mengantisipasi tiga potensi krisis dunia yaitu energi, pangan, dan keuangan.Sri Mulyani menegaskan Indonesia harus mampu merespons secara tepat waktu, tepat kualitas, dan tepat aksi terhadap berbagai potensi ancaman dunia.Ia optimistis pemerintah akan mampu mengatasi gejolak global mengingat upaya yang telah dilakukan dalam menghadapi krisis seperti krisis kesehatan akibat pandemi COVID-19 mulai membuahkan hasil.Berbagai upaya yang dilakukan pemerintah dalam melakukan penanganan COVID-19 telah memberikan dampak positif yakni membangkitkan aktivitas ekonomi domestik.Implementasi kebijakan makro fiskal melalui APBN yang responsif mampu membuat pemerintah merespon secara fleksibel dan sinergis dalam menjaga momentum pemulihan ekonomi yang tidak mudah.Ekonomi Indonesia mampu tumbuh di kisaran 5,01 persen pada triwulan dari China sebesar 4,8 persen, Jerman 3,7 persen, Korea Selatan 3,1 persen dan Singapura 3,4 persen.Pertumbuhan yang kuat ini juga didukung oleh stabilisasi tingkat harga atau inflasi yang tercatat 0,95 persen (mtm) atau 3,47 persen (yoy) pada April 2022.“Angka inflasi Indonesia masih dalam rentan target 3 plus minus 1 persen dan jauh di bawah inflasi di dunia yang bahkan ada yang mencapai double digit,” kata Sri Mulyani. (mth/Antara)

Menko Airlangga Bahas Akselerasi Transisi Ekonomi di WEF

Davos, Swiss, FNN - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto membahas akselerasi transisi energi di emerging and developing economies saat menjadi panelis lokakarya World Economic Forum (WEF).Lokakarya yang diselenggarakan di Davos, Swiss, Senin, mendiskusikan tentang mekanisme transisi energi dan menekankan kolaborasi berbagai pihak termasuk pemerintah, swasta, dan masyarakat global.Pemateri dan partisipan yang hadir dalam lokakarya ini adalah delegasi berbagai negara, perusahaan multinasional, multilateral development banks, investor pada bidang energi, dan International Energy Agency (IEA).Panelis lain yang hadir adalah Chairman and Managing Director of ReNew Power, Group Chief Sustainability Officer HSBC, dan Executive Director International Energy Agency dan dimoderatori oleh President and CEO Bezos Earth Fund Andrew Steer.Pada kesempatan tersebut, Menko Airlangga menyampaikan komitmen Indonesia terhadap transisi energi yang adil dan terjangkau, pentingnya investasi pada sektor transisi energi, dan pentingnya regulasi transisi energi.Dalam sesi panel diskusi dibahas beberapa topik pilihan, diantaranya kolaborasi dan model bisnis yang diperlukan untuk segera beralih dari komitmen ke tindakan nyata yang mendukung transisi energi.Kemudian mekanisme pembiayaan yang berpotensi membuka dan meningkatkan investasi masa depan untuk mendukung energi terbarukan dan teknologi dekarbonisasi, lalu memastikan bahwa pendanaan hijau terhubung dengan kebutuhan aktual di lapangan kemudian praktek terbaik di negara maju.Pembahasan juga mencakup bagaimana negara berkembang dan emerging economies dapat memanfaatkan peluang transisi yang diperlukan dari batu bara ke energi terbarukan, langkah-langkah untuk menciptakan Zona Energi Terbarukan, serta tindakan yang perlu diambil untuk memastikan akses energi bersih ke jutaan orang yang kekurangan energi dan mencapai target SDGs.Melalui lokakarya tersebut diharapkan mampu memberikan masukan dan wawasan terbaru bagi pemangku kepentingan seperti upaya katalisasi pada proses mekanisme percepatan transisi energi di wilayah negara emerging dan negara berkembang, mempercepat upaya yang sedang dilakukan pada proses transisi energi, melihat peluang dari proses transisi, dampak yang mungkin terjadi pada masyarakat akibat transisi energi, dan penyelarasan dan kolaborasi antara pemerintah dan swasta. (mth/Antara)