INTERNASIONAL

Menlu AS Akan Ajak Tekan Rusia di Pertemuan Menlu G20

Washington, FNN - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken pekan ini akan mengajak negara-negara G20 untuk menekan Rusia agar mendukung upaya Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) membuka kembali jalur laut yang terblokir karena konflik Ukraina.Blinken juga disebut akan mengulang peringatan terhadap China agar tidak membantu upaya Rusia berperang.Menlu AS itu berangkat ke Asia pada Rabu untuk menghadiri pertemuan tingkat menteri luar negeri G20 di Bali, yang akan berlangsung pada Jumat (8/7).Selama lawatannya itu, ia untuk pertama kalinya sejak Oktober akan bertemu dengan Menlu China Wang Yi.Namun, tidak ada pertemuan yang dijadwalkan berlangsung antara Blinken dan Menlu Rusia Sergei Lavrov.Kalangan analis memperkirakan pertemuan menteri G20 akan dipenuhi perdebatan.Pasalnya, AS dan negara-negara sekutunya menyalahkan Moskow atas penurunan pangan secara global sejak Rusia mulai meluncurkan invasi pada 24 Februari ke Ukraina --negara utama pengekspor biji-bijian.Sementara itu, Rusia, yang juga adalah pengekspor utama biji-bijian, menuding serentetan sanksi yang dipimpin AS sebagai biang keladi masalah tersebut.Ramin Toloui, asisten menteri luar negeri urusan ekonomi dan bisnis, mengatakan kepada Reuters bahwa Blinken akan membahas masalah keamanan energi serta inisiatif PBB untuk mengupayakan pangan dan pupuk dari Ukraina dan Rusia bisa kembali masuk ke pasar global.\"Negara-negara G20 harus membuat Rusia mempertanggungjawabkan tindakannya dan menekan negara itu agar mendukung upaya PBB yang sedang berlangsung untuk membuka kembali jalur laut bagi pengiriman biji-bijian,\" kata Toloui.Ukraina, yang menuduh Rusia memblokade pergerakan kapal-kapalnya, mengatakan pekan ini sedang melakukan pembicaraan dengan Turki dan PBB untuk menjamin kelancaran ekspor biji-bijian.Rusia menyatakan sama sekali tidak melakukan blokade biji-bijian dan balik menyalahkan Ukraina, yang dianggapnya tidak melakukan pergerakan.Sementara itu, wakil menlu AS urusan Asia Timur, Daniel Kritenbrink, mengatakan ia memperkirakan pembicaraan Blinken dengan Menlu Wang Yi soal Ukraina akan berlangsung dengan \"terus terang\".Pertemuan Blinken dan Wang diperkirakan terjadi pada Sabtu (9/7).Tak lama sebelum Rusia meluncurkan invasi ke Ukraina, Beijing dan Moskow mengumumkan bahwa kemitraan mereka \"tidak terbatas\".Namun, para pejabat AS mengatakan mereka belum melihat China menghindari sanksi-sanksi pimpinan AS terhadap Moskow ataupun menyediakan peralatan militer bagi Rusia.China sendiri selama ini menolak untuk mengecam aksi-aksi Rusia. Beijing justru mengkritik pemberlakuan serangkaian sanksi terhadap Moskow. (mth/Antara)

Kendala Bahasa, Selain dengan Zelensky, Jokowi Juga Miskomunikasi dengan PM Italia.

Jakarta, FNN – Indonesia memegang kepresidenan bergilir G20 2022 di Bali, pada November mendatang yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).  Perdana Menteri (PM) Italia Mario Draghi mengatakan, bahwa ketua G20 2022 Joko Widodo telah ‘mengesampingkan’ kehadiran Presiden Rusia Vladimir Putin di KTT tersebut, hal ini diungkapkan Draghi pada Selasa (28/6/22). “Presiden Widodo mengesampingkannya. Dia (Putin) tidak akan datang, Apa yang mungkin terjadi adalah partisipasi jarak jauh (oleh Putin), kita lihat saja nanti,” tegas Draghi kepada wartawan di akhir KTT G7 dua hari di Jerman, di mana Jokowi diundang sebagai tamu. Yusi Osakov penasihat Putin langsung menanggapi pernyataan Draghi tersebut, ia menegaskan bahwa Putin menerima undangan dan akan hadir dalam pertemuan itu. “Draghi bukanlah yang memutuskan itu, kami menerima undangan dan merespons dengan baik, Ia (Draghi) pasti sudah lupa kalau bukan lagi penyelenggara G20, bahwa ia sudah melakukannya tahun lalu” kata Ushakov, Rabu (29/6/22). Indonesia, seperti kebanyakan negara berkembang utama, telah mencoba untuk mempertahankan posisi netral. Namun, menurut wartawan senior FNN Hersubeno Arief dalam kanal YouTube Off The Record FNN, Selasa (5/7/22), ia mengatakan ada miskomunikasi antara pak Jokowi dan PM Italia karena kendala bahasa. “Saya perhatikan setiap pak Jokowi kunjungan ke luar negeri terlihat sekali pak Jokowi terkesan menggunakan bahasa Inggris, yang walaupun bahasa Inggrisnya sangat terbatas, padahal telah tertulis di dalam Undang-undangnya mewajibkan bahwa seorang kepala negara, wakil presiden, maupun pejabat tinggi negara dalam forum-forum resmi untuk menggunakan bahasa Indonesia,” ujar Hersu panggilan akrab Hersubeno Arief. Menurut Hersu hal ini dilakukan untuk menghindarkan miskomunikasi yang akan terjadi, contohnya kesalahpahaman dari terjemahan Jokowi yang diklaim oleh Zelensky kemarin. Sama sepertinya dengan kasus PM Italia Mario Draghi ini juga akibat kesalahan terjemahan. “Saya rasa dugaan kita sama, mereka berbicara kemudian salah terjemahkan atau apa, karena grammar atau urutan dalam bahasa Inggrisnya berbeda, sehingga terjemahannya berbeda,” ungkap wartawan senior Agi Betha. Hersu mengungkapkan hal ini akan berbahaya kedepannya kalau terjadi lost translation, bisa terjadi perang dunia gara-gara kesalahan terjemahan ini, ini yang penting kita kasih masukan meskinya pak Jokowi janganlah dibiarkan seperti itu, tidak mengurangi kehormatan pak Jokowi kalau beliau berbicara dengan penerjemah, Putin saja selalu didampingin penerjemah walaupun dia menguasi banyak bahasa. “Menurut saya pentingnya penerjemah itu, pertama untuk mengontrol kemungkinan terjadi kesalahan yang dilakukan oleh presiden, kedua agar pak Jokowi tidak terjun bebas sendiri,” tutup Hersubeno. (Lia)

Biden pada Peringatan 4 Juli: Kebebasan Terancam

Washington, FNN - Presiden Joe Biden, ketika memperingati Hari Kemerdekaan Amerika Serikat 4 Juli, mengatakan kebebasan di Amerika sedang diserang.Pada kesempatan yang sama, ia juga mengimbau rakyat untuk mengemban \"patriotisme berprinsip\" saat negara menghadapi tantangan ekonomi dan perpecahan nasional.\"Dari tingkat terdalam krisis terburuk kita, kita selalu bangkit ke tingkat yang lebih tinggi,\" kata Biden ketika menyampaikan pidato di Gedung Putih, Senin (4/7).\"Kita sudah diuji sebelumnya, juga saat ini, tapi kita tak pernah gagal karena kita tidak pernah meninggalkan keyakinan terdalam dan janji yang mendefinisikan bangsa ini,\" ujarnya.Tanpa menyebutkan secara khusus, Biden tampaknya menyinggung topik soal langkah Mahkamah Agung baru-baru ini untuk membatalkan putusan Roe v Wade, yang sebelumnya melindungi hak-hak perempuan untuk melakukan aborsi.Pada saat yang sama, presiden AS menyadari ada berbagai tantangan ekonomi yang dihadapi rakyat Amerika.\"Ekonomi kita sedang tumbuh, tapi bukan tanpa kepedihan. Kebebasan sedang ... diserang, baik di sini maupun di luar negeri,\" katanya.Biden mengimbau rakyat AS agar bersatu kendati ada perpecahan di negara itu.\"Pada hari ini di tengah badai dan perselisihan, semoga kita menjaga komitmen pada patriotisme berprinsip,\" katanya.\"Saya percaya bahwa kita lebih bersatu dibandingkan terpecah. Terlebih lagi, saya yakin ini adalah pilihan yang kita buat, dan saya yakin kita punya kekuatan untuk memilih kesatuan serta kesatuan tujuan,\" ujar Biden. (Ida/ANTARA/Reuters)

Wabah COVID Makau Mencapai Lebih dari 900 Kasus

Hong Kong, FNN - Makau melaporkan 89 kasus baru infeksi virus corona pada Selasa, sehingga total kasus COVID-19 di kota itu menjadi lebih dari 900 sejak pertengahan Juni.Pihak berwenang Makau, yang merupakan kota pusat perjudian terbesar di dunia, sedang berupaya untuk menahan wabah terbesar sejak pandemi dimulai.Lebih dari 13.000 orang menjalani karantina di wilayah administrasi khusus China itu, yang telah ditutup secara efektif untuk membatasi penyebaran virus corona.Selain itu, lebih dari 600.000 penduduk Makau menjalani tiga tes COVID-19 di seluruh kota tersebut pada pekan ini, dan orang-orang juga diharuskan melakukan tes antigen cepat diantaranya.Sementara kota bekas jajahan Portugis itu belum memberlakukan penguncian skala penuh yang terlihat di kota-kota lainnya di daratan China -- seperti Shanghai, sebagian besar fasilitas di Makau ditutup dan restoran hanya dapat menyediakan makanan untuk dibawa pulang.Hanya kasino Makau yang diizinkan tetap buka untuk memastikan keamanan ketersediaan lapangan kerja.Pemerintah Makau bergantung pada industri kasino untuk lebih dari 80 persen dari pendapatan pajaknya, dan sebagian besar penduduk Makau dipekerjakan secara langsung atau tidak langsung oleh resor-resor kasino.Sementara kasino secara fisik tetap buka, hampir tidak ada penjudi di dalam dan sangat sedikit staf yang bekerja, dan banyak karyawan diminta untuk tinggal di rumah, sesuai permintaan pemerintah.Sejumlah langkah ketat dilakukan setelah sebagian besar area di Makau bebas COVID sejak wabah pada Oktober 2021. Makau masih memiliki perbatasan terbuka dengan China daratan, dan ekonominya sangat bergantung pada arus masuk pengunjung China.Makau menganut kebijakan \"nol-COVID\" China yang bertujuan untuk memberantas semua wabah virus corona dengan biaya berapa pun. Hal itu bertentangan dengan tren global yang mencoba hidup berdampingan dengan virus.Kasus COVID di Makau masih jauh di bawah kasus infeksi harian di tempat lain, termasuk kota tetangganya Hong Kong, di mana jumlah kasus infeksi corona melonjak menjadi lebih dari 2.000 per hari pada Juli.Namun, Makau hanya memiliki satu rumah sakit umum, yang waktu layanannya pun sudah diperpanjang setiap hari.Para pejabat Makau telah mendirikan rumah sakit darurat di sebelah jalur Cotai bergaya Las Vegas di kota itu untuk membantu mengatasi peningkatan kasus COVID-19.Cotai, atau Cotai Strip, adalah pusat resor kasino 24 jam yang glamor yang dibangun di atas tanah reklamasi di Makau. (Ida/ANTARA/Reuters)

Blunder Diplomasi Jokowi di Ukraina Jadi Catatan Dunia

SABTU-Ahad kemaren heboh luar biasa soal kunjungan Presiden Joko Widodo ke Ukraina dan Rusia, terutama yang di Ukraina. Karena soal bantahan atas pernyataan Jokowi yang menyebut, dia sudah menyampaikan pesan Presiden Zelensky pada Presiden Vadimir Putin. Tapi kemudian dibantah oleh Juru Bicara Presiden Zelensky yang menyatakan kalau dia mau menyampaikan pesan cukup ngomong sendiri langsung kepada publik. Bagaimana pengamat politik Rocky Gerung melihat semua ini? Berikut wawancara wartawan senior FNN Hersubeno Arief dengan Rocky Gerung dalam kanal YouTube Rocky Gerung Official, Senin (4 Juli 2022). Sekarang ini saya jadi jujur sepakat dengan Jokowi yang selama lima tahun periode pertama jarang sekali ke luar negeri. Jadi, sekali-kalinya ke luar negeri begini jadi heboh. Itu yang menyebabkan kita menganggap bahwa buat apa cari-cari pencitraan itu dengan orang. Kalau kata pepatah, “beli kedondong jangan diborong, kalau melancong jangan berbohong”. Saya kira sepertinya mungkin bukan bohong, tapi cuma lost in translation saja. Iya lost in translation dalam diplomasi musti ada rumusnya tuh. Kan kalau misalnya kita sebut ya biasanya orang muter kalimat itu apakah Anda setuju dengan hak asasi manusia? Diplomat selalu bilang ya kalau di negera kita ya saya musti katakan saya setuju, tapi saya nggak tahu kalau saya bicara di negara Indonesia misalnya. Kan dia muter. Kalimat diplomasi itu musti ada grammer-nya. Bukan sama dengan kalimat relawan. Ini pakai kalimat relawan. Jadi keadaan kita sebetulnya dipantau terus supaya kita mengerti bahwa nggak mungkin Indonesia itu ditinggalkan di dalam forum internasional karena kekuatan kedudukan strategisnya dan jumlah penduduknya. Justru yang strategis itu yang tidak dimanfaatkan oleh Jokowi. Jadi, seolah-olah menganggap bahwa saya punya kemampuan untuk mendamaikan. Oleh karena itu, saya akan datang dulu ke Zelensky lalu ke Putin. Dan kira-kira jalan keluarnya adalah nguping bisikannya Putin atau Zelensky. Tetapi, sebetulnya diplomasi bukan begitu. Diplomasi itu adalah di tingkat pemimpin negara, dia hanya mengucapkan hal yang sudah dibereskan di bawah. Ini dia sendiri yang mau membereskan. Kan ngaco. Jadi sebetulnya kemampuan-kemampuan berbohong itu adalah bagian dari diplomasi. Tetapi, berbohong itu mustinya akibatnya diketahui belakangan, setelah kesepakatan itu dibuat. Ini kesepakatan nggak ada. Lain kalau Zelensky akhirnya bersepakat dengan Putin, lalu nanti Jokowi bocorin sebetulnya bohongnya. Sehingga nggak bisa lagi diklaim. Ini belum terjadi. Soal-soal semacam itu yang saya kira musti kita bereskan. Yang begini ini dampaknya menjadi sangat serius. Kita paham sebenarnya Pak Jokowi satu misinya yang paling utama ke sana adalah menyelamatkan acara G20. Karena di tengah rancangan boikot dari negara-negara Eropa dan Amerika kalau sampai Putin hadir. Kalau kompensasinya mengundang Zelinsky. Yang kedua yaitu soal gandum yang kita memang mengalami persoalan serius dengan blokade pelabuhan oleh Rusia. Sebenarnya kalau dua hal ini, sejauh ini menurut saya Jokowi berhasil. Karena sudah ada komitmen dari Putin dan kemudian Zelensky senang juga. Dia akan berterima kasih kalau sampai blokade gandum itu dibuka karena ini berkaitan dengan ekonomi Ukraina. Selain itu, dalam G7 kemarin, Jerman misalnya juga sudah menyatakan bahwa dia tidak ingin mentorpedo acara G20. Tetapi, problemnya ketika masuk wilayah soal menjadi juru damai, saya kira sejak awal kita juga sudah mengingatkan terlampau tinggilah target jadi juru damai Ukraina dan Rusia. Ya, itu menjadi juru damai kan orang yang ingin mendamaikan dia harus punya moral standing. Itu yang pertama, supaya dianggap bahwa oke ini serius kemanusiaan, walaupun dalam politik tidak ada juru damai yang hanya dengan sekadar kekuatan moral. Selalu ada di belakang itu kemampuan untuk ikut mengancam sebetulnya, ikut memberi tekanan. Nah, kalau Indonesia datang dengan suara ASEAN, misalnya, itu lebih kuat. Atau kawasan yang punya suara. Ini kawasan itu menganggap bahwa Rusia itu ngaco karena melakukan aneksasi. Kalau belum bisa disebut aneksasi, paling tidak dia melakukan penyerangan awal dan itu tidak dianggap oleh hukum internasional sebagai hal yang kita sebut just war. Tetapi, Jokowi tidak ada di dalam komunitas itu. Jadi inisiatif pribadi itu enggak mungkin menghasilkan efek. Kan orang berpikir Anda siapa? Coba Anda bawa kelompok Anda dulu deh supaya pastikan bahwa proksi-proksi itu tidak bersembunyi di balik misi Anda. Jadi ini menjadi mission impossible akhirnya kan. Jokowi akhirnya missing in action. Di dalam percaturan global dia bilang saja. Kalau bangsa Indonesia mungkin ya merasa bahwa Jokowi memang begitu sifatnya, berupaya untuk mencari head line. Tetapi kan dia ditertawakan oleh negara-negara tetangga, Malaysia, Singapura, segala macam. Lagian sudah dibilangin sih. Kira-kira itulah sinopsisnya. Kita akhirnya menemukan bahwa kemampuan diplomasi kita makin lama makin rendah. Jadi bukan ngeledek, kita marah karena kita bakal diledek oleh dunia, apalagi oleh tetangga. Malaysia mungkin lagi ketawa-ketawa itu, Singapore lagi ketawa-ketawa. Kan jengkel kita. Presiden Filipina yang baru mungkin bilang ya mustinya sudahlah selesaikan dulu dalam negeri. Jadi WA di antara kepala negara ASEAN itu justru memalukan kita. Kita bisa bayangin isi WA-nya kan? Ya, saya sepakat. Bener kan, bagaimana muka kita mau ditaruh? Sekali lagi, tetap saja bahwa Jokowi adalah presiden kita, presiden Indonesia. Kan muka kita, di dalam politik luar negeri kalau wajah kita itu disorot, itu artinya kita hight profile atau low profile. Kita hight profile di dalam olok-olok  akhirnya tuh. Sebetulnya Indonesia punya semua kapasitas untuk masuk di dalam meja perundingan awal, kalau tokoh yang maju di situ punya reputasi diplomasi. Itu pentingnya kemarin kita bahas ya mungkin Pak Jokowi minta tolong Pak SBY atau minta tolong Pak JK yang juga punya jabatan sebagai Ketua Palang Merah. Jadi profil itu harusnya dimulai dari grade pertama, baru naik grade kedua. Nah, baru Jokowi datang ke situ. Jadi, sistem itu enggak ada, karena mau cepat-cepat dapat headline. Dan sangat mungkin Jokowi karena lagi kesel sama Ibu Mega, lalu berupaya untuk cari sensasi di luar negeri. Begitu pulang Ibu Mega bilang, eh sudah dibilang petugas doang, mustinya lapor ke saya dulu. Jadi hal-hal semacam itu yang dalam hierarki diplomasi tidak dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Kejebloslah kita di situ. Malulah muka kita. Tapi ada orang yang nggak tahu malu rupanya, yang tetap ingin membela. Jadi yang Anda usulkan semacam special envoy gitulah ya, utusan khusus. Dan setelah ini mulus mungkin baru Jokowi. Kalau sekarang ini Pak Jokowi seperti terjun bebas gitu ya. Iya, terjun bebas dan parasutnya tidak terbuka. Itu terjun konyol namanya. Dan ya sudah kita anggap saja bahwa itu kecelakaan, tidak usah lagi dibela-bela oleh buzer dan segala macam. Semakin dibela, semakin malu saja kita. Mosok membela sesuatu yang betul-betul absurd, yang akhirnya jadi pertengkaran internasional. Yang benar dibisikin atau titipan. Aset politik luar negeri kita akhirnya dipermainkan dan jadi barang rongsokan di dalam global politics. Saya kira justru di sini yang dapat games banyak itu Presiden Putin. Karena kita lihat bagaimana cantiknya mereka mempermainkan ketika juru bicara Zelensky membantah soal itu, Rusia mencoba menyelamatkan. Tapi cerdas ya dengan tidak berbohong. Dia cuma menyatakan yang saya bisa bawa itu bukan pesan tertulis. Itu saja yang bisa saya konfirmasi. Dari situ kan tidak berbohong. Yang kedua, saya kira sinyal dari Putin sebenarnya jelas dengan menyatakan “saya senang ada di sini dan sudah mengingatkan bahwa di masa ketika Indonesia masih muda dulu, Rusia banyak membantu para insinyur kami, membangun jaringan transportasi, membangun rumah sakit, dan sebagainya. Ini kan harus kita lihat itu bagian dari perang pengaruh. Dan bagaimanapun Putin memperhitungkan Indonesia di kawasan ini dalam geopolitik global ketika bermusuhan dengan blok NATO. Kita tahu bagaimana Rusia membantu bahkan waktu penentuan ketetapan Papera di Papua. Itu Rusia berpihak pada Indonesia melawan Belanda. Dan kita mengerti bagaimana Rusia menganggap Anda sebetulnya itu harusnya merasa yuniorlah, apalagi bukan sekadar dalam sejarah tapi secara profil militer Indonesia tidak dianggap. Dan Putin tahu ya Anda punya banyak pesawat, tapi kita tahu pesawatnya addictive, tidak dipersenjatai sebetulnya. Karena itu kalau Anda datang dengan kapasitas moral maka harusnya di dalam negeri bebas. Dan, Putin tentu mengintip KGB yang disebar di Indonesia untuk tahu bahwa potensi Indonesia untuk retak itu jauh lebih besar dibanding potensi Rusia untuk menyerang Ukraina. Jadi kekacauan di Indonesia menurut Rusia lebih besar daripada kekacauan Rusia dan Ukraina. Rusia dan Ukraina itu betul-betul pertarungan untuk menunjukkan siapa yang punya power dan siapa yang punya koneksi atau proxy war sudah tidak bisa dilakukan. Akibatnya Ukraina oleh Rusia dianggap itu NATO sebetulnya yang ngadapin gue, bukan Ukraina. Jadi kemampuan kita membaca pikiran Putin itu tidak dimanfaatkan Jokowi. Sehingga Putin menganggap ya lu mau berbohong atau tidak berbohong sama saja, tidak ada gunanya, toh gua enggak anggap. Kalau benar itu tidak tertulis pesannya ya ngapain. Dan itu dibisikkan oleh Jokowi, kira-kira Putin bilang begitu. Bahkan, lewat Turki saja saya tidak peduli, apalgi lewat Indonesia. Jadi hal semacam itu yang kita sebut sebagai powerplay itu membutuhkan kematangan dan untuk bermain kekuasaan global yang musti punya kecerdasan. Dengan cara begini, kira-kira setelah ribut-ribut ini kita hampir bisa menduga bahwa Zelenzky pasti tidak akan datang karena dia khawatir dulu dia datang ke tempat gua aja diplintir omongan gua gitu, apalagi gua datang ke Indonesia. Dan saya kira ini bisa jadi ancaman kelangsungan pelaksanaan acara G20.  Dalam dua bulan lagi kita sudah mulai persiapan masuk G20 itu. Dan NATO menganggap bahwa bahaya, nggak perlulah karena Indonesia sebetulnya diplomasinya itu diplomasi bohong-bohongan. Dan kalau bisa dijanjikan oke Indonesia menjadi tuan rumah dan Zelensky akan datang sebagai pembukaan G20, tetapi partner strategis karena ada masalah perang di Eropa dengan implikasi pada kekacauan finansial dan kekacauan energi dan pangan. Sebetulnya, masalah itu bisa dibicarakan dulu antara menteri dulu, lalu naik ke tingkat Deplu, supaya ada kepastian dan Zelensky mengerti, kekacauan ekonomi di Eropa itu bisa menyebabkan kekacauan ekonomi dunia sehingga Zelensky punya poin untuk bicara di G20. Dengan cara itu kita mungkin bisa mengatakan Rusia kita undang Zelensky dalam soal kesulitan ekonomi, bukan soal persiapan perang NATO di situ dengan menggelar kemampuan militer. Jadi deployment militer itu justru kita sembunyikan dulu. Ini juga nggak bisa dibaca dengan baik oleh Presiden Jokowi sehingga keluar semacam arogansi, saya akan datang ke situ untuk mendamaikan. Itulah problemnya, yang disebut Childese diplomasi. (mth/sws)

Legislator Hong Kong Positif COVID Dua Hari Usai Bertemu Xi Jinping

Hong Kong, FNN - Seorang legislator Hong Kong yang bertemu Presiden China Xi Jinping pekan lalu dinyatakan positif dari hasil tes COVID-19 yang dijalaninya dua hari setelah pertemuan itu.Xi melakukan kunjungan langka ke Hong Kong untuk memperingati 25 tahun penyerahan wilayah itu dari Inggris ke China dan melantik pemimpin barunya, John Lee.Steven Ho, politikus partai terbesar Hong Kong DAB yang pro-Beijing, melakukan tes COVID-19 pada 2 Juli dan telah menjalani isolasi mandiri, menurut pengumuman di halaman Facebook miliknya, Minggu.Ho mengatakan dia dites negatif pada 30 Juni, hari ketika dia berfoto bersama Xi dan disiarkan oleh media setempat RTHK.Kunjungan Xi tersebut adalah kunjungan pertamanya ke luar China daratan sejak pandemi dimulai dan kunjungan perdananya ke kota itu sejak 2017.Menjelang kunjungannya, para pejabat Hong Kong meningkatkan protokol pengujian dan karantina COVID-19.Mereka juga mengerahkan aparat keamanan secara masif, serta memblokade jalan dan ruang udara di sekitar Pelabuhan Victoria yang indah.Selama kunjungannya, Xi datang ke Hong Kong pada Kamis dan Jumat tetapi menginap di kota tetangga Shenzhen.Alasan kenapa dia memilih untuk bermalam di Shenzhen tidak dijelaskan secara resmi.China menerapkan kebijakan \"nol COVID\" untuk memberantas wabah virus corona dengan cara apa pun, tidak seperti negara-negara lain yang berusaha hidup bersama virus tersebut. (Ida/ANTARA/Reuters)

PSSI dan Pemerintah Harus Tegas Tolak Tim Israel Tanding di Indonesia

Jakarta, FNN –  Tim Nasional Sepak Bola Israel maju ke putaran final Piala Dunia U-20 pada tahun 2023. Dengan begitu Israel akan bertanding di Indonesia yang ditunjuk Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) menjadi tuan rumah ajang bergengsi tersebut pada 2023. Lolosnya timnas Israel tentunya menjadi masalah, karena Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan negara tersebut. Langkah yang diambil timnas Indonesia untuk menghindar bermain sebagai upaya tidak mengakui keberadaan Israel di dunia yang menjajah bangsa Palestina. Selain itu, Indonesia juga selama ini dikenal sebagai salah satu negara yang mendukung Palestina dalam konflik dengan Israel. Menanggapi pemberitaan yang ramai diperbincangkan, PSSI merilis pernyataan terkait keberhasilan timnas Israel lolos ke Piala Dunia U-20 2023, bagi PSSI itu urusan politik tidak berkaitan dengan sepak bola. Pernyataan itu tentunya banyak mendapat kecaman mulai dari para pengamat sepak bola hingga lembaga kemanusiaan. Sebab, Indonesia sempat menolak bertanding dengan timnas Israel jelang menuju Piala Dunia 1958 di Swedia sampai kontingen Indonesia tidak bisa melanjutkan pada babak selanjutnya. “Mungkin pak Iriawan lupa kalau sepak bola dan olahraga kan tidak bisa dipisahkan begitu saja dari politik atau perkembangan politik,” ujar pengamat sepak bola Dhimam Abrar Djuaraid dalam wawancara bersama wartawan senior FNN Hersubeno Arief di kanal YouTube Hersubeno Point, Ahad, (3/7/22). “Hal ini menyangkut konstitusi Indonesia, bahwa konstitusi telah menegaskan penjajahan di seluruh muka bumi harus disingkarkan karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan dan ini ada di pembukaan Undang-undang Dasar 1945. Jadi, itu dasar sekali, Undang-undang tentang olahraga maupun tentang hubungan internasional, apapun itu harus tunduk dan mengalah terhadap Undang-undang Dasar 1945,” lanjutnya Berbicara tentang keadilan, maka dunia olahraga saat ini sedang menyaksikan ketidakadilan dan diskriminasi, yang dipertontonkan secara terbuka. Pentingnya menjauhkan Indonesia dari situasi tidak kondusif seperti membiarkan kehadiran timnas Israel untuk bermain bola di Indonesia, yang akan memunculkan kontroversi tajam dan meluas, bisa berpengaruh pada kelancaran dan kualitas Pileg dan Pilpres 2024. “Bisa menjadi alternatif, apabila Israel boleh datang, tetapi harus tidak memakai bendera Israel, tidak menyanyikan lagu kebangsaan Israel, dan memakai nama lain, saya kira itu akan menjadi win win solution,Indonesia harus tegas karena ini bertentangan dengan konstitusi kita,” tutup Dhimam Abrar. (lia)

Ukraina Bantah Zelensky Titip Pesan Ke Jokowi Untuk Putin, Siapa Yang Ngibul?

Jakarta, FNN –  Perjalanan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Ukraina menjadi sorotan berbagai dunia.  Presiden Jokowi mengatakan dirinya menyampaikan pesan dari Presiden Volodymir Zelensky untuk Presiden Rusia Vladimir Putin. Hal itu diungkapkan Jokowi melalui media sosialnya Jumat (1/7/22). “Saya telah menyampaikan pesan dari Presiden Zelenskyy untuk Presiden Putin dan menyatakan kesiapan saya untuk menjadi jembatan komunikasi antara dua pemimpin tersebut,” tulis Jokowi Namun, Ukraina membantah klaim Presiden RI Jokowi terkait Zelensky menitipkan pesan untuk Presiden Rusia Vladimir Putin. Respon tersebut disampaikan langsung oleh juru bicara Kantor Kepresidenan Ukraina, Serhii Nikiforov. “Kantor Presiden Ukraina telah mengatakan bahwa jika Presiden Volodymyr Zelensky ingin mengatakan sesuatu kepada Presiden Rusia Vladimir Putin, dia akan melakukannya secara terbuka, dalam pidato hariannya,” ujar Nikiforov Nikiforov mengatakan pertemuan Zelensky dan Jokowi beberapa hari lalu fokus membicarakan ancaman krisis pasokan pangan global seperti gandum dan pupuk  Hal itu ramai diperbincangkan seolah Presiden Jokowi berbohong alias ngibul kepada publik tentang pesan Zelensky untuk Putin. Tetapi sedikit yang menyelematkan Presiden Jokowi adalah perkataan juru bicara Putin bahwa memang ada pesan tetapi tidak tertulis. “Masalahnya kalau yang disebut menitip pesan, kemudian tidak mengakui pernah menyampaikan pesan, jadi sebenarnya pesan apa yang disampaikan?” tanya wartawan senior FNN Hersubeno Arief dalam kanal YouTube Hersubeno Point, Ahad (3/7/22). “Jujur menurut saya ini sangat mengejutkan, akan membuat skandal internasional, bagaimana mungkin Presiden Jokowi itu menyampaikan sesuatu yang tidak pernah dia bicarakan, soal pesan Zelensky ke Putin, ternyata juga telah dikonfir jokowi di medsos, mana ini yang benar, beritanya ini saling bertolak belakang,” tutupnya. (Ida/Lia)

Gagal Mendamaikan Ukraina-Rusia, Jokowi Gagal Pamer Keberhasilan ke Megawati

Jakarta, FNN – Presiden Joko Widodo akhirnya tuntas melakukan lawatan ke luar negeri. Misi perdamaian yang digembar-gemborkan, nyatanya tak membuahkan hasil. Indikatornya jelas bahwa ketika Pak Jokowi keluar dari Ukraina, Presiden Rusia Vladimir Putin langsung membombardir lagi Ukraina. Ini artinya kehadiran Jokowi tidak dianggap oleh Rusia. Jokowi juga gagal menaikkan peringkat di atas Megawati pasca pertemuan kursi kayu. “Ya, itu yang disebut dengan ironi Pak Jokowi. Dia pergi ke luar negeri untuk meningkatkan profil dia sebagai presiden dari sebuah negara yang cinta perdamaian dengan maksud agar supaya dua belah pihak itu paham apa yang dia ingin ucapkan di Eropa. Tetapi begitu dia keluar dari Eropa, tempat yang dikunjungi di Ukraina dibom lagi oleh Rusia. Sebetulnya itu juga penghinaan karena memang tidak ada persiapan,” kata pengamat politik Rocky Gerung kepada wartawan senior FNN Hersubeno Arief dalam kanal YouTube Rocky Gerung Official, Senin, 04 Juli 2022. Lebih dari itu, Rocky menyebut Pak Jokowi hanya ingin dapat sensasi. Dia berupaya untuk mendamaikan, dan semua orang paham bahwa tidak ada kapasitas Pak Jokowi untuk mampu mendamaikan itu. “Bahkan, akhirnya pers internasional mengolok-olok beliau. Semua berita yang masuk menunjukkan bahwa Jokowi sebenarnya melakukan sesuatu yang percuma,” paparnya. Masyarakat, kata Rocky akhirnya menganggap Jokowi gagal di dalam negeri, gagal juga di luar negeri. Jadi bertambahlah beban psikis beliau. Apalagi yang sedang dia upayakan tiga periode, itu sudah menjadi angan-angan kosong. Lalu KIB yang dipersiapkan untuk penerus beliau, Ganjar dan Erick juga mulai berantakan.   “Jadi, sebetulnya Presiden Jokowi secara efektif sudah tidak menguasai, baik di luar negeri - dia kehilangan profil - maupun di dalam negeri - dia kehilangan kewibawaan,” paparnya. “Kan seluruh kebingungan Pak Jokowi itu sudah dibatalkan oleh pidato Ibu Mega. Dan sampai sekarang orang masih ingat betapa pedihnya seseorang yang ia bukan sekedar dinasehati tapi juga dipamerkan kekuasaan Ibu Mega terhadap Pak Jokowi yang dulu saya sebut ‘Di Atas Raja ternyata Masih Ada Ratu,’” papar Rocky. Seandainya sejak awal seharusnya Jokowi sadar kalau kemudian gagal dalam misinya ke Ukraina, nggak perlu malu. Karena memang banyak kepala negara lain yang profil internationalnya jauh lebih tinggi daripada Jokowi, gagal meyakinkan Putin. Apalagi Putin dikenal sangat luar biasa sekali. Orangnya hight profile, keras kepala, sampai Presiden Polandia menyebutnya “ngomong sama Putin sama dengan ngomong sama Hitler”. “Jadi bisa bayangkan seperti itu. Yang kita bingung siapa sebenarnya yang memberi ide pada Pak Jokowi dan bicara soal perdamaian.  Kalau Pak Jokowi datang ke Ukraina dan Rusia dengan misi yang jelas bahwa oke kita ada problem pangan di dalam negeri dan salah satu sumbernya itu di sana dan saya mau datang ke sana untuk meyakinkan mereka untuk membuka kran ekonomi dan membuka kran impornya kran ekspornya, kan sebenarnya itu jauh lebih masuk akal,” kata Rocky. Rocky menyarankan, kalau mau masuk akal mustinya Jokowi kirim tim dulu supaya ada persiapan. “Kan bisa filling team di situ. Oh ya, Putin arahnya cukup positif buat Indonesia. Ukaraina juga begitu. Lalu Pak Jokowi datang hanya untuk mukul gong. Kan itu tidak disiapkan. Jadi sebetulnya kita nggak tahu siapa? Nggak mungkin Deplu punya ide semacam ini. Kalau Deplu punya ide pasti dia perlu lakukan pembicaraan tingkat menteri, tingkat lobi di sana.Tetapi kita tahu Deplu itu tidak dianggap di Eropa,” paparnya. Menurut Rocky dalam kasus ini ia menduga ada calo diplomasi. “Jadi, mungkin ada sebut saja calo diplomasi yang sedang membaca kegalauan batin Pak Jokowi, lalu kasih ide Pak Jokowi ke Ukraina. Nanti juga disiapin headline kecil,” tegasnya. Sandiwara itu, kata Rocky dimulai dari Jerman yang menunjukkan masyarakat Indonesia berhenti bekerja di Jerman supaya bisa menyambut Pak Jokowi. Walaupun sebetulnya terlihat bahwa itu dibuat-buat saja. “Nggak ada yang disebut kejujuran. Jadi memang sangat mungkin Pak Jokowi menganggap bahwa dengan pergi keluar negeri, maka batinnya jadi lega karena dia membawa misi yang seolah-olah melampaui kekalutan politik yang disebabkan oleh viralnya teguran Ibu Mega pada Pak Jokowi. Dan dengan cara itu mungkin Pak Joko berpikir, saya akan naik di atas Ibu Mega kalau dia berhasil untuk dapat applause dari pengamat internasional. Ternyata tidak terjadi. Ini yang membebani pikiran Jokowi,” paparnya. Rocky membayangkan terjadi dialog antara Jokowi dengan Mega, pasca Jokowi gagal berakrobat di luar negeri. Berhubung Jokowi nggak bisa pamer apa-apa lagi pada Bu Mega, maka Mega akan bilang ‘Anda tidak pernah berhasil.’ Kira-kira begitu pertempuran psikis antara Pak Jokowi dengan Mega. “Jadi, kita tidak perlu tutup-tutupi bahwa Ibu  Mega  memang pada akhirnya kasih poin yang sangat telak pada Jokowi bahwa Anda itu cuma  petugas partai. Dan kata-kata petugas partai nggak perlu dicabut dari Bu Mega. Jadi kata-kata itu selalu menghuni batin terdalam dari Pak Jokowi. Dia merasa kok saya terus disebut petugas partai. Padahal dia sudah berupaya untuk ikut mengangkat elektabilitas PDIP di mana-mana. Kita akhirnya jadi pengamat psikologi saja,” tegasnya. Saat ini, kata Rocky bangsa Indonesia sedang meraskan tekanan batin yang doalami Jokowi. “Kita semua terganggu dengan kegagalan itu dan menganggap Pak Jokowi diumpankan untuk hal yang buruk. Demikian juga di dalam negeri. Tapi begitu Pak Jokowi dikritik Ibu Mega, batin saya pro-pada Pak Jokowi karena itu tidak etis di dalam situasi yang sekarang orang lagi cari cara untuk mengeratkan bangsa dan kita perlu kepala negara, kemudian kepala negara kita dibuat seperti enggak ada kepala, karena kemudian efeknya akan panjang. Diolok-olok terus dan sampai sekarang tidak memberi semacam kelegaan baru untuk menyapa kembali batin yang terluka dari Pak Jokowi,” tegasnya. Rocky menegaskan bahwa apa yang ia sampaikan bukan  kebencian apalagi dendam. “Dari dulu kita tidak pernah berupaya untuk masuk dalam hal-hal yang dendam. Kita cuma ingin kritik kebijakan Pak Jokowi, sekaligus kita ingin agar supaya kepala negara itu dihormati di luar negeri, juga di dalam negeri, di dalam tahapan kematangan politik,” tegasnya. Diluar itu, Rocky menilai Megawati juga tidak matang berpolitik karena mempertontonkan masalah internal partai ke luar. “Saya menilai waktu itu Ibu Mega kok tidak matang secara politik yang walaupun Pak Jokowi juga tidak matang dalam berpolitik. Tetapi, yang ditampilkan itu adalah panggung belakang dari sebuah keluarga setiap kelurga PDIP yang akhirnya terlihat di depan layar.  Itu buruknya. Dan itu akan dicatat. Dan catatan yang paling miris tentu keluarga Pak Jokowi yang merasa segitunya politik itu harus dipamerkan. Jadi makin lama makin konkrit.  Ini kita bahas makin lama orang makin ingin mengerti apa yang terjadi sebetulnya sampai Ibu Mega meledak.  Dan sampai sekarang Ibu Mega tidak kasih tahu, mau apa sebetulnya, maunya nyalonin siapa?, pungkas Rocky. (ida, sws)

Misi Jokowi ke Ukraina dan Rusia Tak Lebih Dari Urusan Mie Instan?

Jakarta, FNN – Wartawan senior FNN Hersubeno Arief dalam Kanal Hersubeno Point, Sabtu (2/7/2022) bertanya-tanya, apa sesungguhnya misi atau target besar dari Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan ke Kyiv, Ukraina dan Moskow, Rusia? Perjalanan itu bukan tanpa resiko, boleh dikatakan relatif berbahaya karena Ukraina saat ini tengah dilanda perang dan diinvasi oleh Rusia. Pertanyaan itu sangat wajar muncul mengingat profil Presiden Jokowi di dunia International itu sangat lemah. Menurut Hersubeno, beda sekali dengan para pendahulunya. Sebut saja, Presiden Soeharto, Presiden BJ Habibie, Presiden Abdurrahman Wahid, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Apalagi jika kita bandingkan dengan Presiden Soekarno. “Saya sengaja tidak menyebut masa pemerintahan Megawati Soekarnoputri yang pendek, tapi mengapa saya tetap menyebut BJ Habibie walaupun lebih pendek dari Ibu Megawati, namun profil Internasionalnya dari Pak Habibie ini memang sangat kuat,” ungkap Hersubeno. Ada kesan yang sangat kuat selama periode pertama pemerintahannya Jokowi sangat menghindari forum-forum internasional khususnya PBB. Dalam lima tahun pertama kekuasaannya Jokowi selalu absen dalam sidang umum PBB dan selalu melimpahkan tugas tersebut kepada wakilnya Wapres Jusuf Kalla. Jokowi baru hadir “Dan menyampaikan sambutannya pada sidang umum PBB pada hari pertama periode ke-2 pemerintahannya, dan itupun karena alasan pandemi maka Sidang Umum digelar secara virtual”. Jadi, lanjutnya, Presiden Jokowi cukup menyampaikan sambutannya yang sudah direkam sebelumnya tanpa harus terbang jauh-jauh ke New York dan hadir di sidang umum PBB. Jadi, secara fisik walaupun ia sudah pernah menyampaikan pidato di PBB. Jokowi itu belum pernah sekalipun hadir dalam forum internasional terbesar di PBB itu, alasannya dikemukakan oleh staf Jokowi pada waktu itu seperti dikatakan KSP, presiden lebih fokus menangani persoalan di dalam negeri karena itu bolehlah kita sebut Jokowi ini adalah seorang presiden yang inward looking. Kalau kita sekarang tiba-tiba menyaksikan Jokowi menempuh perjalanan yang sangat bersejarah ke Kyiv menemui presiden Ukraina Zelenskyy dan kemudian melanjutkan perjalanannya ke Moskow menemui Presiden Rusia Putin. Wajar kalau kita kemudian menjadi bertanya-tanya ada apa kok tiba-tiba Jokowi seorang presiden yang secara Internasiomal introvert, inword looking tersebut berubah menjadi seorang presiden yang secara aktif ingin menjadi penengah dua negara Eropa Timur yang tengah bersengketa. “Ingin mencoba mendamaikan dua negara tetangga yang berseteru akibat Rusia melancarkan invasinya ke Ukraina?” tanya Hersubeno. Ini bukan misi main-main sejumlah kepala negara saja telah mencobanya tetapi juga tidak berhasil. Presiden Perancis Emmanuel Macron dan kanselir Jerman Olaf Scholz adalah dua pemimpin Eropa yang telah beberapa kali berbicara dengan Putin, ini perlu dicatat ya Jerman dan Perancis adalah dua negara Uni Eropa yang secara ekonomi terkuat dan mau tidak mau ini harus diperhitungkan oleh Rusia. Scholz telah bicara via telepon dengan Putin, sementara Macron itu pada awal Februari lalu malah langsung menemui Putin di Moskow. Walaupun banyak ditentang, Scholz dan Macron tetap mencoba mencairkan kebekuan dan membangun komunikasi dengan Putin, namun keduanya gagal membujuk Putin untuk menghentikan agresinya ke Ukraina, walaupun Putin pada waktu bertemu dengan Macron mengakui bahwa proposal yang diajukan oleh Macron banyak yang masuk akal dan patut dipertimbangkan dan untuk itu Putin mengucapkan terima kasih. Tidak berlebihan bila presiden Polandia Andrzej Duda itu mengatakan bahwa bicara dengan Putin itu sama saja dengan mencoba bicara atau mencoba menenangkan Adolf Hitler pemimpin Nazi Jerman. Bisa dibayangkan bila dua pemimpin negara yang sangat kuat di Eropa saja gagal membujuk Putin apalagi Jokowi? Benar sekarang ini Presiden Jokowi tengah menjadi presidency negara-negara G20. Ini kelompok negara-negara dengan ekonomi terkuat di dunia dan Rusia bersama-sama dengan negara Eropa maju yang bergabung dalam G7 dan Indonesia itu menjadi anggotanya di G20 ini. Tetapi perlu status presidency negara-negara G20 itu bukan menunjukkan posisi Jokowi yang Superior, ini hanya semacam posisi yang digilirkan, dipergilirkan diantara anggota G20 berdasarkan alfabet yang ini hanya ya semacam arisan Mak-mak. Posisi ini harus kita pahami jangan sampai kita terjebak dalam glorifikasi yang dibangun oleh para buzer bahwa Jokowi ini sekarang adalah salah satu pemimpin terkuat di dunia karena dia menjadi presidensi dari G20. “Tapi, okelah bagaimanapun lepas adanya perbedaan pandangan politik di dalam negeri secara domestik namun misi Pak Jokowi ke Ukraina dan Rusia ini bagaimanapun juga adalah representasi Indonesia dimata dunia,” ungkap Hersubeno. Wajah Jokowi bagi dunia adalah wajah 270 juta rakyat Indonesia, negara yang nggak peduli bahwa ada pembelahan yang terjadi di dalam Indonesia saat ini. Pokoknya mau diterima itu adalah Jokowi representasi dari Indonesia. Tapi kita berharap Presiden Jokowi berhasil dengan misinya, jangan sampai membuat malu bangsa Indonesia saja. Soal ini penting kita tekankan karena dengan profil yang sangat kuat itu Putin itu bisa saja lo jumawa dan memperlakukan Presiden Jokowi dengan kurang hormat. Ada cerita yang menarik nih saat kunjungan Macron ke Moskow beberapa bulan lalu keduanya itu duduk berjauhan dan juga memberikan keterangan Pers itu posisinya juga jauh enggak dekat seperti yang biasa gitu. Rupanya ini ada ceritanya dibalik posisi yang berjauhan ini. Macrom itu menolak untuk menjalani tes PCR sebagai syarat dia bisa berjabat tangan dan bicara secara akrab dan dekat dengan Putin dan belakangan juga terungkap alasan Macrom kenapa tidak mau dia tes PCR, karena dia tidak mau Moskow bisa ambil sampel DNA miliknya. Itu beberapa detil yang sebenarnya tak boleh luput dari perhatian dan bagian dari kehormatan Presiden Jokowi, sebagai kepala negara dari negara berdaulat seperti Indonesia jangan sampai Presiden Jokowi nanti diplonco oleh Putin dan ini betul-betul tidak boleh terjadi. Pertanyaannya, apakah Presiden Jokowi bisa bersikap seperti Macron kalau diharuskan menjalani tes PCR? Mudah-mudahan kerumitan diplomatik dan protokoler semacam itu tidak muncul mengingat pandemi Covid sekarang ini sudah mereda. Catatan lain Indonesia ini kan berbeda dari Perancis yang berada dalam posisi sekutu Amerika Serikat, negara yang menjadi musuh bebuyutan Rusia. Indonesia tidak dalam posisi sebagai negara yang bersaing maupun perebutan pengaruh dengan Rusia seperti halnya Perancis. Pertanyaan-pertanyaan lain semacam itu penting kita diskusikan karena Presiden Jokowi bagaimanapun juga sekarang ini dengan kunjungannya ini dia berada dalam sorotan Dunia. Para analis dan media massa internasional pasti akan dengan sangat tajam mengamati kunjungan Presiden Jokowi dan apa hasilnya? Tidak bisa lagi para pendukung Jokowi apalagi buzer itu men-spin dan atau melakukan glorifikasi kunjungan ke Jokowi ini kendati nanti hasilnya berbeda. “Seperti sudah saya duga sebelumnya itu banyak analisis dunia yang mulai menyorotinya, salah satunya saya ingin mengajak Anda untuk mencermati analis dari negara tetangga kita Australia,” kata Hersubeno. Australia ini pasti sangat berkepentingan dan mengamati dengan seksama langkah-langkah dari Presiden Jokowi bukan hanya karena posisi Australia yang menjadi negara tetangga, tetapi ini tentu saja adalah posisi Australia sebagai sekutu dan proxy dari Amerika Serikat yang sejak awal menentang mati-matian invasi Rusia ke Ukraina. Salah satu analisis yang dimaksud yang kini tengah beredar luas di media sosial itu adalah tulisan dari data Dr David Angel, jangan-jangan Anda juga sempat membacanya yakni seorang mantan diplomat senior yang kini bergabung dalam sebuah lembaga think-tank Hai yang bernama osteoporosis strategic Institut atau Apsi. Dia menulis sebuah artikel dengan judul “Widodo’s Mission To Moscow: seeking peace and an end Putin blocked of Ukraine\'s Wheat” atau misi Presiden Jokowi ke Moskow untuk mencari perdamaian dan sekaligus mengakhiri blokade Putin terhadap ekspor gandum Ukraina. Dari judulnya saja kita sudah bisa mencium ke mana arah artikel ini,. Anda bisa membacanya sendiri artikel utuhnya tinggal Anda Googling dan itu bakal ketemu, namun Hersubeno mencoba membuat beberapa kesimpulan pointilis dari artikel tersebut. Pertama David Angel ini mencoba menyebut langkah Jokowi sebagai upaya untuk menghidupkan kembali peran Indonesia yang dulu digariskan oleh salah satu proklamator kita Bung Hatta yakni negara kita sebagai bebas aktif. Kalau dulu Bung Karno itu sangat aktif ya menyebut Indonesia sebagai negara non-blok ya tidak memilih blok Barat maupun blok Timur. Namun dalam kasus ini Angel memberi catatan bahwa sejak awal posisi yang diambil oleh Pemerintah Jokowi itu sangat terkesan bermurah hati terhadap Rusia yang telah melakukan invasi secara brutal ya… Indonesia tidak mau mengutuk serangan itu. Jokowi dalam misinya itu, menurut Angel, terkesan mengejar resolusi damai dan memperlakukan secara setara, seolah kedua negara itu, Ukraina-Rusia, sama-sama punya niat perang, padahal sebenarnya faktanya adalah Rusia yang melakukan invasi. Dalam artikel yang di-publish pada 29 Juni 2022 atau pada hari yang sama saat kunjungan Jokowi ke Kyiv itu, kemudian juga Jokowi akan mendesak Zelenskyy dan Putin untuk melakukan gencatan senjata. Kedua, Angel melihat misi Jokowi sebagai upaya untuk mendapat pujian baik dari dalam dan luar negeri. Lepas dari upaya berhasil atau tidak, setidaknya dia sudah berupaya ini. Kalau di Indonesia mungkin yang sering kita sebut sebagai pencitraan. Ketiga mengutip analis di dalam negeri seorang pengamat di Indonesia, dia menyatakan bahwa upaya Jokowi mendesak Rusia dan Ukraina mengakhiri konflik bersenjata itu bakal sulit terwujud, kenapa? Karena Indonesia ini kan kekurangan sumber daya dan secara pengaruh kehadiran juga tidak signifikan di kawasan itu. Namun langkah Presiden Jokowi itu sangat mungkin membantu Rusia untuk menyelamatkan muka dan bagi Ukraina sendiri bisa menghindari tragedi kemanusiaan lebih lanjut akibat perang yang terus berlarut. Bagaimanapun juga berlarutnya perang di Ukraina ini dipastikan menyedot sumber daya manusia dan ekonomi yang sangat besar bagi Rusia, belum lagi Rusia sekarang ini juga mendapat embargo dan blokade ekonomi dari negara-negara barat mungkin tadi yang dimaksud Angel, Putin ini bisa memanfaatkan kehadiran Jokowi sebagai momentum dia menarik pasukannya dari Ukraina tanpa harus kehilangan muka. Tapi, mengutip pengamat lain Angel menyebut ini merupakan upaya semacam pemuasan diri Jokowi dan sebisa disebut sebagai omong kosong yang paling buruk. Keempat Angel menduga Zelenskyy ini mungkin ada diantara mereka yang skeptis dengan kunjungan Jokowi ini betapapun sopan sambutannya, dia menyambut Jokowi dengan sangat ramah di Istana Kepresidenan walaupun tampangnya sangat lelah. Bagi Zelenski sekarang ini yang paling penting itu adalah bantuan pertahanan untuk menyelamatkan warganya dari serangan Rusia daripada sekadar basa-basi politik perdamaian Zelenskyy yang dalam analisa Angel ini dia tampaknya mencoba memahami apa maksud dari kunjungan Jokowi? Jokowi itu mewakili bagaimanapun sebuah negara yang telah menolak untuk menjatuhkan saksi terhadap Rusia dan komentar dari Presiden Jokowi secara publik itu seperti dilaporkan kedutaan besar Ukraina di Jakarta itu cenderung dianggap menelan kebohongan atau mempercayai propaganda Rusia, akibat Perang ini diakibatkan oleh provokasi Ukraina dan NATO. Kelima Angle menulis penilaian paling baik dari kunjungan presiden Jokowi ke Kyiv adalah kunjungan itu naif dan tidak adil, jika memang dia benar-benar berpikir dia bisa menengahi bahkan kemudian melakukan genjatan senjata apalagi itu dialog. Keenam, kunjungan Jokowi ini juga akan dimanfaatkan sepenuhnya oleh Putin, dalam bahasa sinis Angel menyatakan, bersiaplah untuk melihat foto-foto Putin dan Jokowi bersalaman dengan wajah berseri-seri. “Saya kira kalau yang ini bukan hanya Putin yang akan mendapat poinnya. Presiden Jokowi juga akan mendapat poin, kita bersiap-siap juga nanti untuk foto-foto presiden Jokowi bersama Putin itu akan digoreng oleh para buzer,” ujar Hersubeno. Ketujuh, penjelasan yang lebih meyakinkan untuk misi Jokowi ini mengejar perdamaian itu adalah kepentingan pribadi dari Jokowi dan tentu saja juga kepentingan Indonesia. Jokowi misalnya ingin agar pertemuan G20 di Bali sukses di tengah ancaman boikot negara-negara barat bila Putin tetap hadir. Sejauh ini tekanan negara Barat akan kehadiran Putin sudah mulai sedikit mengendor karena seperti dikatakan oleh kanselir Jerman mereka tidak akan mentorpedo pertemuan G20. Tetapi tetap saja Presiden Jokowi itu menyimpan kekhawatiran dan ingin mengamankan dan dengan menghilangkan risiko sekecil apapun yang bisa menggagalkan pertemuan G20 di Bali. Karena itu dia menegaskan undangannya kembali agar Zelenskyy hadir di Bali. Ini keliatannya untuk semacam memberikan kongsesi kepada negara-negara Eropa karena Ukraina bukan anggota dari G20. Kedelapan kesimpulan dari Angle ini bisa tercermin dari judul tulisannya tadi “Tidak ada yang lebih mendapat manfaat dari kunjungan ini selain presiden Jokowi dan Indonesia, Indonesia saat ini adalah pengimpor gandum terbesar di dunia dan itu berdasarkan nilai dolar dan memperoleh 25% impornya dari Ukraina itu pada tahun 2020.” “Ukraina adalah pemasok gandum terbesar bagi Indonesia pada tahun 2020. Gandum itu digunakan oleh Indonesia untuk membuat mie instan yang telah menjadi makanan pokok yang populer dan relatif murah bagi jutaan orang di Indonesia, tetapi kekurangan gandum dan tepung terigu yang sekarang terjadi akibat perang Rusia Ukraina ini telah merugikan konsumen dan produsen dan secara signifikan mengurangi produksi bahan makanan berbasis gandum dan memicu inflasi.” Pemerintah Presiden Jokowi saat ini tengah menghadapi protes yang luas atas kelonjakan harga serupa dalam hal harga minyak goreng akibat kelangkaan komoditas tersebut. Kemudian yang mendorong larangan ekspor minyak sawit Indonesia yang lebih berumur pendek dan disusul dengan pemecatan menteri perdagangan Indonesia Muhammad Lutfi. Semakin lama perang dan gangguan yang dihasilkan dalam ekspor gandum dan minyak bunga matahari dari Ukraina begitu terus berlangsung tersebut semakin tinggi tinggi risikonya bagi lonjakan harga pangan di Indonesia dan itu secara historis, kata Angle, bisa memicu kerusuhan politik di dalam negeri. Dengan perjalanan ke Ukraina dan Rusia Jokowi setidaknya itu dia dapat memberitahu kepada rakyatnya bahwa dia telah melakukan segala daya untuk meringankan beban hidup rakyat, jadi walaupun seolah kunjungan itu seakan menghidupkan idealisme yang dibangun oleh Bung Hatta yakni tentang politik Indonesia yang bebas aktif tapi bagi pihak yang lain ketika mengakhiri tulisannya “Kunjungan ini setidaknya hanya tentang mie instan”. Supaya fair benarkah kunjungan Jokowi itu motif utamanya hanya sekedar ya untuk mendapatkan nama baik dari Presiden Jokowi muncul di media-media internasional dan kemudian paling penting itu adalah produksi mie instan Indonesia itu bisa pulih kembali sehingga dengan begitu bisa mengurangi tekanan politik terhadap pemerintah karena ketersediaan langkanya bahan pangan dan juga harga-harga bahan pokok. Hersubeno mengajak kita untuk menyimak penjelasan Presiden Jokowi saat bertemu dengan Presiden Zelenskyy, “Saya sampaikan ke Presiden Zelenskyy bahwa kunjungan ini saya lakukan sebagai manivestasi kepedulian Indonesia terhadap situasi di Ukraina dari pertemuan bilateral tadi saya ingin menyampaikan beberapa hal, Yang pertama saya sampaikan kembali undangan saya kepada presiden Zelenskyy secara langsung untuk berpartisipasi dalam KTT G20 yang akan diselenggarakan bulan November tahun ini di Bali, kemudian. Yang kedua saya tegaskan posisi prinsip Indonesia mengenai pentingnya penghormatan terhadap kedaulatan dan integritas wilayah. Yang ketiga walaupun masih sangat sulit dicapai saya tetap sampaikan pentingnya penyelesaian damai dan spirit perdamaian tidak boleh pernah luntur dalam kaitan ini saya menawarkan diri untuk membawa pesan dari Presiden Zelenskyy untuk Presiden Putin yang akan saya temui segera. Yang keempat saya sampaikan empati dan kepedulian saya terhadap dampak perang bagi kemanusiaan dengan kemampuan yang ada rakyat dan pemerintah Indonesia berusaha memberikan kontribusi bantuan termasuk obat-obatan dan komitmen rekontruksi salah satu rumah sakit di sekitar Kyiv. Yang kelima saya sampaikan pentingnya Ukraina bagi rantai pasok pangan dunia, semua usaha harus dilakukan agar Ukraina dapat kembali melakukan ekspor bahan pangan penting bagi semua pihak untuk memberikan jaminan keamanan bagi kelancaran ekspor pangan Ukraina termasuk melalui pelabuhan laut saya mendukung upaya PBB dalam hal ini. Yang keenam on bilateral not tahun ini adalah 30 tahun hubungan diplomatik Indonesia dan Ukraina saya menyampaikan komitmen Indonesia untuk terus memperkuat kerjasama dengan Ukraina, Terima kasih,” ujar Jokowi. Nah tadi sudah sama-sama kita simak ya ada enam misi kunjungan Jokowi ke Kyiv soal impor pangan itu tadi ditempatkan oleh Presiden Jokowi pada poin kelima silakan ada simpulkan sendiri benarkah analisis David Angel ini karena apa? Penting kita catat, David Angel ini adalah seorang diplomat senior ya dia lebih dari tiga puluh tahun berkutat di dunia diplomatik dan dia pernah menjadi duta besar di beberapa negara Amerika Tengah dan Karebia dia juga pernah bertugas di kedutaan besar Australia di Indonesia dan juga dia pernah bertugas lama di Kementerian Luar Negeri Australia. Ngomong-ngomong ketika terjadi serangan dari Rusia ke Ukraina itu David Angel juga pernah membuat sebuah artikel yang menyoroti komentar dari Presiden Jokowi kalau gak salah ini artikel dibuat pada tanggal 1 Maret, tapi yang jelas di situ media menyebutnya, dia juga pernah membuat artikel yang menyebut Jokowi itu sebagai bodoh karena komentarnya tentang konflik di Ukraina. Sekali lagi tentu saja kepentingan Australia dan Indonesia sangat berbeda dalam melihat konflik Rusia dan Ukraina namun tulisan David Angel ini bisa membantu kita memahami bagaimana negara-negara barat dan sekutunya memandang kunjungan Presiden Jokowi ke Ukraina dan Rusia. (mth/sws)