olahraga
Tinju Raih Hasil Terbaik SEA Games Dalam 30 Tahun Terakhir
Hanoi, FNN - Pengurus Pusat Persatuan Tinju Amatir Indonesia (PP Pertina) mengapresiasi para petinju yang telah membuat cabang olahraga tersebut berhasil meraih hasil terbaik dalam 30 tahun terakhir pada SEA Games Vietnam.Ketua Umum PP Pertina Mayjen TNI (purn) Komaruddin Simanjuntak bangga kepada enam petinju yang turun bertanding pada pesta olahraga sesama negara Asia Tenggara itu karena memiliki performa, secara teknik dan strategi juga taktik, yang baik sehingga dapat mengimbangi lawan.\"Ini menunjukkan bahwa program latihan yang disusun oleh manajer, berkolaborasi dengan pelatih kepala, dan seluruh semua masukkan itu dilaksanakan dengan baik, ini yang saya lihat,\" kata Komaruddin kepada ANTARA ditemui di Bac Ninh Gymnasium, Bac Ninh, Vietnam, Minggu.Dia juga mengatakan bahwa hasil medali yang berhasil dipersembahkan para petinju pada SEA Games ke-31 kali ini telah sesuai dengan target yang ditetapkan.\"Terbukti dari 30 tahun terakhir kita di dalam SEA Games tidak pernah lagi mendapatkan hasil seperti sekarang, saat ini Pertina sudah bisa merebut satu emas, tiga perak, dan satu perunggu, hanya satu yang lolos,\" kata Komaruddin.Menurut Komaruddin, PP Pertina memang hanya melaporkan target satu emas kepada Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), Komite Olimpiade Indonesia (KOI) dan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora).Namun, dia bersyukur empat atlet tinju mampu lolos ke babak final, satu terhenti pada semifinal, dan satunya lagi belum dapat meraih medali, yang menurut dia wajar terjadi.Komaruddin bertekad meningkatkan capaian lima medali tersebut pada Asian Games -- seharusnya berlangsung pada September 2022, ditunda hingga 2023.Selanjutnya, Komaruddin mengatakan, para atlet akan diberikan waktu istirahat setidaknya tujuh hari sepulang dari Vietnam. Mereka kemudian akan kembali ke kamp untuk melaksanakan pelatnas dalam upaya mencapai target selanjutnya di Kejuaraan Dunia tahun ini.\"Jadi, kita harus bisa mengimbangi itu, tentunya dengan program yang sangat keras,\" kata Komaruddin.Komaruddin juga mengungkapkan bahwa Kejuaraan Dunia tersebut akan digelar di Manado pertengahan Oktober yang merupakan pertama kali Indonesia menjadi tuan rumah kejuaraan tinju dunia.\"Kita sudah dapat surat balasan dari presiden tinju dunia. Kita dipercaya sebagai penyelenggara, dan ini sejarah ya, belum pernah terjadi di Indonesia, ini yang dipercaya Pertina-nya untuk menyelenggarakan kejuaraan dunia,\" kata Komaruddin. (mth/Antara)
Menpora Sebut Hasil SEA Games Vietnam Sesuai Harapan Presiden dan DBON
Jakarta, FNN - Kontingen Indonesia berada di posisi tiga besar klasemen perolehan medali SEA Games 2021 Vietnam sesuai harapan Presiden Joko Widodo dan Menpora Zainudin Amali menyebut hasil tersebut tidak lepas dari implementasi Desain Besar Olahraga Indonesia (DBON).\"Keberhasilan Indonesia masuk tiga besar di SEA Games Vietnam berkat kerja keras semua pihak, khususnya para atlet. Dan ini menjadi bukti bahwa DBON sudah berjalan di trek yang benar,\" kata Menpora Amali dalam keterangan tertulis Minggu malam.Sesuai dengan data dari penyelenggara kejuaraan, Indonesia bertengger di peringkat tiga dengan 69 emas, 91 perak, dan 81 perunggu dengan total 241 medali. Untuk peringkat pertama Vietnam dengan 205 medali emas, 125 perak dan 116 perunggu dengan total 446 medali dan peringkat tiga Thailand dengan 92 emas, 103 perak, 136 perunggu dengan 331 medali.Orang nomor satu di Kemenpora itu merasa bersyukur dan mengucapkan terima kasih kepada seluruh atlet yang sudah berjuang di lapangan, Duta Besar Indonesia untuk Vietnam, tim CdM, tim review, NOC Indonesia, KONI dan seluruh stakeholder olahraga yang terkait.\"Dibandingkan SEA Games Filipina, dari sisi jumlah keberangkatan atlet sudah berbeda. Kalau di Filipina 800 lebih atlet, SEA Games 2021 Vietnam kali ini, hampir separuh lebih sedikit atlet yang berangkat, tapi Alhamdulillah medali yang kita raih sudah memenuhi harapan dan kita berhasil masuk tiga besar,\" kata Menpora.Ke depan, lanjut Menpora Amali, pihaknya akan menggunakan cara dan sistem yang sama dalam keberangkatan atlet, bahkan akan lebih ketat. Apalagi di 2023 ada Asian Games dan SEA Games Kamboja.\"Tantangan kita ke depan jauh lebih berat. Target utama kita adalah Olimpiade, untuk menuju ke sana kita harus mulai dari sekarang perubahan paradigma olahraga Indonesia,\" kata Menpora.Pria asal Gorontalo itu meyakini, jika perubahan paradigma sistem olahraga dijalankan dengan konsisten maka target Olimpiade 2044 menuju Indonesia Emas 2045, Indonesia bisa masuk lima besar dunia. (mth/Antara)
Bawa Emas SEA Games, Leo/Daniel: Akhirnya Juara
Bac Giang, Vietnam, FNN - Pebulu tangkis ganda putra Indonesia Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin akhirnya bisa merasakan podium teratas turnamen bulu tangkis setelah meraih medali emas SEA Games 2021 Vietnam, Minggu.Kemenangan tersebut menjadi yang pertama kalinya bagi Leo/Daniel, baik dalam multievent maupun single event bulu tangkis lainnya. Daniel bahkan mempersembahkan medali emas SEA Games 2021 Vietnam untuk sang ibunda yang selalu menagih dan menanti anaknya untuk juara.“Gelar ini saya persembahkan buat mama saya yang nagih-nagih mulu dari kemarin pengin saya juara. Jadi medali emas SEA Games ini buat mama saya,” ungkap Daniel di Bac Giang Gymnasium, Bac Giang, Vietnam, Minggu.“Meskipun baru di level SEA Games, tapi kami berhasil menunjukkan bahwa kami juga bisa,” tambah dia.Hal senada juga disampaikan Leo yang juga turut mempersembahkan medali emas SEA Games untuk sang ibu yang kini sudah tiada.“Ini medali juga buat seluruh rakyat Indonesia dan buat tim lain biar termotivasi. Medali ini juga buat mama saya yang tahun kemarin sudah enggak ada jadi saya mau menunjukkan bahwa saya bisa jadi juara,” kata Leo.Leo/Daniel sudah beberapa kali turun dalam turnamen bulu tangkis mulai dari level Super 300 sampai Super 1000.Namun ganda putra peringkat ke-23 dunia itu belum sekali pun meraih podium atau gelar juara sejak debut di kompetisi senior pada 2020 lalu. Capaian terbaik mereka adalah runner-up seperti saat tampil di turnamen level Super 500 Hylo Open 2021.Selain merupakan emas pertama, kemenangan Leo/Daniel juga menandai akhirnya Indonesia kembali membawa pulang emas ganda putra SEA Games setelah sempat terlepas dalam dua edisi terakhir di Kuala Lumpur dan Filipina. (mth/Antara)
Lesatan Seribu Anak Panah Berbuah Emas SEA Games
Hanoi, FNN - Tatapannya begitu tajam kala mengincar sasaran. Sembari meregang busur dia bersiap melesatkan anak panah di Lapangan Panahan Hanoi Sports Training and Competition Center, Vietnam.Dia adalah Rezza Octavia, debutan panahan yang turun dalam SEA Games 2021 di Vietnam.Bersama sejumlah seniornya, seperti Riau Ega Agatha, Rezza diberi tanggung jawab merebut medali emas pada ajang dua tahunan edisi pandemi COVID-19.Turun dalam dua nomor, Rezza langsung memborong medali emas nomor recurve beregu campuran dan nomor recurve perseorangan SEA Games 2021.Pada nomor recurve campuran yang digelar di Hanoi Sports Training and Competition Center, Hanoi, Rezza bersama Riau Ega Agatha sukses menekuk Tim Malaysia dengan skor 6-2.Sedangkan pada nomor recurve perseorangan putri, Rezza yang tampil sendirian menghajar wakil Thailand dengan skor telak 6-0.Gadis kelahiran Sidoarjo 25 Oktober 2000 itu mengaku sempat grogi berlaga pada ajang pesta olahraga negara-negara Asia Tenggara yang kali pertama diikutinya.Padahal, sebenarnya Rezza tak sekali ini tampil di luar negeri karena beberapa kali mengikuti ajang internasional, termasuk Piala Dunia Panahan 2022 di Antalya, Turki.Ajang yang berlangsung pada 18-24 April 2022 itu memang menjadi pemanasan bagi parfa atlet sebelum diturunkan dalam SEA Games Vietnam 2021.Rezza harus bertarung dengan wakil dari sekitar 40 negara yang terseleksi secara bertahap dan panjang, mulai babak 64 besar, 32 besar, 16 besar, delapan besar, sampai partai puncak dalam final.\"Babaknya lebih panjang, mulai 1/64, 1/32, 1/16, 1/8. Buat di final jauh banget,\" kata Rezza yang pada Pekan Olahraga Nasional (PON) 2021 di Papua memperkuat kontingen tuan rumah Papua.Geluti Panah Sejak KecilBagi Rezza, panahan bukanlah cabang olah raga yang asing karena sudah menggeluti olahraga ketangkasan bidik sasaran tersebut sejak usia sembilan tahun atau saat dia masuk duduk di bangku sekolah dasar.Memang Rezza bukan dari keluarga atlet panahan, tetapi keisengan dia dalam mencari kesibukan dengan mencoba olahraga panahan akhirnya membawa sang atlet ke berbagai kejuaraan.Rezza pun merintis karier atlet dari kejuaraan panahan sejak dini, mulai tingkat SD dan pelajar, hingga kejuaraan berskala nasional kala itu.Pekan Olahraga (POR) SD pernah dia rasakan, kemudian beranjak ke Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda) pada 2016. Masih berusia 16 tahun, Rezza saat itu sudah bisa menyapu bersih emas.Dalam Kejuaraan Nasional Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) pada 2016, Rezza mendapatkan medali emas. Pada edisi 2017 dia juga sukses mengamankan medali.Pada 2017, Rezza mengikuti Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas) dengan hasil meraih satu medali emas dan satu medali perak.Artinya, kemampuan Rezza sudah tak perlu diragukan karena pengalaman dan prestasinya dalam berbagai ajang perlombaan menjadi bukti untuk semua itu.Bersama semua pengalaman yang dimilikinya, ternyata tidak menghilangkan rasa grogi pada diri Rezza ketika dia harus membawa nama besar Indonesia dalam ajang internasional.Rezza pun masih gugup menghadapi lawan-lawannya se-Asia Tenggara, padahal sebelumnya di Turki bertemu lawan dari negara dengan jumlah lebih banyak lagi.\"Nervous (gugup), pasti nervous. Cara ngatasinnya, ya kalau aku lebih inget ke latihan. Yakin aja. Masak udah latihan lama malah nervous,\" kata atlet berusia 22 tahun itu.Latihan Seribu Anak PanahNamun, setiap kali disergap grogi, Reza selalu mengingat proses persiapan dan latihannya yang berat untuk bisa diikutkan dalam SEA Games edisi 2021 yang terpaksa dimundurkan pada 2022 ini.Selain mengirimkan atlet ke Piala Dunia 2022 di Turki untuk mengasah kemampuan menghadapi SEA Games, Tim Panahan Indonesia juga menyiapkan latihan khusus secara personal untuk setiap pemanah, termasuk Rezza.Latihan melesatkan seribu anak panah setiap hari menjadi menu latihan Rezza selama sekitar sebulan untuk menyiapkan diri menghadapi SEA Games 2021.Ternyata, latihan seribu anak panah itu bukan sekadar mengasah keakuratan bidikan, tetapi juga membantu Rezza dalam mengendalikan dan mengelola emosi, melatih fokus, dan menjaga konsistensi.\"Ya membantu banget. Kan kayak gitu, kadang kebanyakan anak panah kan (bikin) jengkel. Nah, itu latihan mengontrol emosi, fokus, jaga konsistensi,\" kata Rezza.Rezza juga bersyukur keluarganya mendukung penuh kegiatan olahraga yang dia tekuni ini, apalagi nyata sudah berbuah prestasi tinggi bagi Ibu Pertiwi.Dua medali emas yang diraih di Vietnam tahun ini juga sudah menebus target medali yang memang dia inginkan dalam SEA Games Vietnam yang juga merupakan SEA Games perdananya.Kebanggaan Rezza semakin bertambah dengan tampilnya Indonesia sebagai juara umum panahan SEA Games 2021 dengan mengantongi 5 emas, 1 perak dari 10 nomor emas yang diperlombakan.Hasil yang diraih pada SEA Games kali ini jauh lebih baik ketimbang SEA Games 2019 saat tim panahan merebut 2 emas, 2 perak dan 4 perunggu.Selain itu, lima medali emas tersebut juga melampaui target SEA Games 2021 yang telah disepakati Pengurus Besar Persatuan Panahan Indonesia (Perpani) dengan Tim Review Percepatan Prestasi Olahraga Nasional (PPON) Kementerian Pemuda dan Olahraga. (mth/Antara)
Round up SEA Games: Indonesia Kian Sulit Digoyahkan dari Tiga Besar
Jakarta, FNN - Tambahan sembilan medali emas yang disabet pada dua hari menjelang penutupan SEA Games Vietnam 2021, yang didapat dari lima cabang olahraga, membuat Indonesia kian sulit digoyahkan dari posisi tiga besar dalam klasemen medali pesta olahraga kawasan Asia Tenggara itu.Sampai Minggu 22 Mei pukul 00.10 WIB, Indonesia sudah memperoleh 59 medali emas, 79 medali perak dan 72 perunggu untuk menduduki posisi ketiga di bawah tuan rumah Vietnam dan Thailand. Jumlah emas Indonesia itu berselisih 12 medali emas lebih banyak dibandingkan Singapura yang mengumpulkan 47 emas pada posisi keempat.Namun ini bukan hari terakhir Indonesia memanen medali, sebaliknya dalam dua hari ke depan keran medali, termasuk medali emas, akan terus mengucur setelah sejumlah nomor dan cabang memberikan janji jelas untuk mempersembahkan medali esok Minggu.Indonesia mendapatkan paling sedikit satu medali emas esok hari setelah Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin dan Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Rambitan memastikan diri tampil dalam final ganda putra bulu tangkis.Bulu tangkis juga berpotensi menyumbangkan medali emas lainnya esok hari jika Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti mengalahkan Benyapa Aimsaard/Nuntakarn Aimsaard dari Thailand dalam final ganda putri.Pun demikian dengan bola basket. Setidaknya Indonesia telah menggenggam medali perak basket putra, tapi emas juga menjadi kemungkinan besar seandainya menang melawan Filipina dalam final esok Minggu.Tetapi tentu saja di antara cerita paling menarik Sabtu 21 Mei ini adalah keberhasilan sejumlah atlet mempersembahkan medali, termasuk sembilan medali emas itu, yang membuat Indonesia semakin sulit dikejar Singapura dan Filipina untuk kian angkuh pada posisi ketiga klasemen medali SEA Games 2021.Kisah emas pertama terjadi di papan catur ketika WIM Chelsie Monica Ignesias Sihite dan WIM Ummi Fisabilillah mempersembahkan medali emas terakhir catur untuk Indonesia setelah menjadi yang terbaik dalam nomor catur kilat beregu putri di Quang Ninh Exhibition Center, Vietnam.Kepastian medali emas Chelsie dan Ummi ditentukan pada babak keempat atau babak terakhir ketika mereka menambah 1,5 poin setelah mencatat kemenangan meyakinkan atas Malaysia.Dengan tambahan 1,5 poin itu membuat Chelsie dan Ummi mengumpulkan total 6,0 poin 6,0 dari 4 babak yang membuat tim Filipina harus puas menjadi kedua terbaik dengan selisih satu poin di bawah duet pecatur Indonesia itu. Angkat besi yang kerap mempersembahkan medali bagi Indonesia dalam berbagai ajang multicabang sampai Olimpiade, juga tak mau ketinggalan menyumbangkan medali emas.Adalah lifter Rahmat Erwin Abdullah yang membuat cerita emas Indonesia di panggung medali Vietnam 2021 semakin keras bergema ketika dia mempertahankan medali emas kelas 73kg.Peraih perunggu Olimpiade Tokyo 2020 itu membukukan total angkatan 345kg dari angkatan snatch 155kg dan clean and jerk 190kg. Angka ini jauh melampaui lawan-lawannya yang mencatatkan total angkatan di bawah 325kg.Tidak itu saja, dengan demikian Rahmat mempertajam rekor SEA Games Filipina 2019 ketika Rahmat membuat angkatan snatch 145kg, clean and jerk 177kg, dengan total angkatan 322kg.Lifter berusia 22 tahun itu hanya gagal melakukan angkatan seberat 200kg pada kesempatan ketiga saat berusaha memecahkan rekor dunia clean and jerk kelas 73kg, yang saat ini dipegang oleh lifter China Shi Zhiyong pada 198kg.“Senang bisa dapat emas. Tapi saya sebelumnya datang ke sini (SEA Games) punya target sendiri untuk memecahkan rekor dunia (clean and jerk),” kata Rahmat di Hanoi Sports Training and Competition Center.Namun rekannya Rizki Juniansyah gagal mempersembahkan medali emas dari kelas 81 kg putra. Tetapi Rizki tetap membuat catatan manis karena berhasil merebut medali perak dalam debutnya pada kelas ini.Di Hanoi Sports Training Center, Hanoi, Sabtu, Rizki, yang biasanya turun di kelas 73kg, membuat total angkatan 354kg, yang masing-masing dari snatch 157kg dan clean and jerk 197kg. Dia hanya terpaut satu kilogram dari peraih emas kelas 81kg Natthawut Suepsuan dari Thailand yang membukukan 355kg (snatch 155kg dan clean and jerk 200kg).Rizki nyaris meraih medali emas seandainya mampu menuntaskan angkatan clean and jerk seberat 200kg pada percobaan terakhir setelah pada kesempatan pertama dan kedua, berhasil mengangkat beban 192kg dan 197kg. Performa emas tak kalah menawan dan paling besar yang dipersembahkan sebuah cabang olahraga kepada Indonesia, ditunjukkan oleh atlet-atlet dayung ketika tim dayung Indonesia menambah koleksi tiga medali emas pada hari terakhir lomba kano/kayak SEA Games 2021 Vietnam di Hai Phong Rowing and Canoeing Center, Hai Phong.Emas pertama berasal dari nomor 500m kayak 4 putra setelah Maizir Riyondra, Mugi Harjito, Joko Andriyanto, dan Andri Agus Mulyana menjadi yang terbaik dalam nomor ini.Kemenangan itu diikuti oleh tim putri yang mencuri emas 500m kayak 4 putri berkat penampilan apik Raudani Fitra, Cinta Nayomi, Ana Rahayu, dan Stevany Maysche Ibo.Ternyata bukan emas yang terakhir karena Nurmeni, Sella Olce, Riska Andriyani, dan Dayumin tak mau ketinggalan mempersembahkan emas kepada Indonesia dengan menutup perjuangan tim dayung Indonesia di SEA Games dari nomor 200 m kano 4 putri.Dalam hari terakhir lomba ini, Indonesia hanya kehilangan medali dari nomor 200m kano perseorangan putri setelah Devina Safitri finis urutan keempat, sedangkan pada nomor 500m kano 4 putri, Indonesia merebut perak setelah kalah cepat dari tuan rumah Vietnam yang pemilik jatah emas nomor ini.Dari 14 medali nomor kano/kayak yang dilombakan dari 17 sampai 21 Mei, Indonesia hanya gagal dalam satu nomor saja. Di atas itu semua, tim dayung Indonesia telah mencapai target enam emas, delapan perak, dan tiga perunggu.Cabang olahraga lain yang mempersembahkan lebih dari satu medali emas pada Sabtu 21 Mei ini adalah menembak ketika para petembak Indonesia menambah dua emas dan dua perak pada tiga nomor yang dilombakan di Hanoi National Sport Training Center, Hanoi, hari iniu.Emas menembak pertama Sabtu ini dipersembahkan oleh Rica Nancy, Nourma Try Indrayani, dan Nurul Sofy dari nomor 10 Meter Running Target beregu putri.Rica Nancy mendapatkan medali emas kedua setelah menjadi yang terbaik dalam nomor yang sama untuk kategori perseorangan, sedangkan Nourma Try Indrayani mengamankan medali perak.Medali perak juga disumbangkan Fathur Gustavian dari nomor 50 Meter 3 Position putra.Keberhasilan ini membuat cabang menembak mengumpulkan total 6 medali emas, 5 medali perak, dan 2 perunggu. Tetapi sepertinya Indonesia bakal terus memperoleh medali dari cabang ini.\"Semoga besok (Minggu, 22/5) bisa menambah kembali emas di empat nomor yang tersisa,\" kata Manajer Tim Menembak Kolonel Arh Candy Christian Riantori.Panen medali emas juga dilakukan oleh atlet-atlet renang sirip atau fin swimming setelah menjadi yang paling dominan dibandingkan peserta-peserta lain dalam nomor 100 Meter Bi Fins putra dan estafet 4x200 Surface putri di Aquatic Sports Palace, My Dinh Stadium, Hanoi.Dalam nomor 100 Meter Bi Fins putra, Harvey Hubert Marcello Hutasuhut mencatat waktu tercepat 43,510 detik, mengungguli perenang sirip Vietnam Ngoc Huynh Nguyen dan rekannya sendiri Andityo Panigoro dengan catatan waktu 43,980 detik.Medali emas kedua diraih Katherina Eda Rahayu, Vania Elvira Elent Ramadhani, Andhinu Muthia Maulida, dan Janis Rosalita Suprianto dari estafet 4x200 Surface putri.Janis Rosalita dkk mencatatkan waktu 6 menit 21,080 detik, sedangkan medali perak dan perunggu masing-masing diraih Vietnam dan Thailand.Janis Rosalita juga menyumbangkan medali perak dari 100 Meter Surface putri setelah mencatat waktu terbaik kedua dengan 40,820 detik.Sedangkan Muhammad Zidan Arrif Billah, Bima Dea Sakti Antono, Petrol Apostle, dan Dio Novandra merebut perak dari estafet 4x200 Meter Surface putra setelah berada di belakang Vietnam yang meraih emas tapi di depan Kamboja yang meraih perunggu. Yang juga menyumbangkan medali adalah Aiman Cahyadi setelah membuat balap sepeda kembali meraih medali perak SEA Games Vietnam usai finis kedua dalam nomor Individual Road Race putra di Hoa Binh, Vietnam.Aiman menyentuh garis finis kedua dengan catatan waktu 3 jam 48,22 menit dengan kecepatan rata-rata 41,63 km/jam. Sebelumnya pebalap 28 tahun itu meraih perak dari nomor road Individual Time Trial.Perlombaan berlangsung dramatis, khususnya pada tiga kilometer jelang finis ketika empat pebalap beradu cepat untuk menjadi yang terdepan.Namun Aiman harus puas pada posisi kedua di belakang pesepeda Malaysia Muhammad Nur Aiman Mohd Zariff yang membawa pulang emas, sedangkan perunggu menjadi milik pebalap Thailand Naviti Liphongyu. (mth/Antara)
Miris, Nasib Atlet di Bawah Luhut, Peraih Emas Tidak Dibiayai, bahkan, Pijit Saja Nggak Ada
Jakarta, FNN - Pelari Indonesia Odekta Elvina Naibaho akhirnya memenangi nomor lari maraton putri SEA Games Vietnam 2021 di Stadion Nasional My Dinh, Hanoi, Vietnam, Kamis (19/5). Odekta berhasil merebut medali emas setelah menempuh jarak sejauh 42 kilometer dan finis pertama dengan catatan waktu 2 jam 55 menit 27 detik. Yang memiriskan ternyata Odekta tidak dibiayai oleh PB Pasi yang diketuaai Luhut Binsar Pandjaitan. Ia membiayai sendiri semua keperluan selama SEA Games berlangsung. Menanggapi hal itu pengamat politik Rocky Gerung menegaskan bahwa negara mengeksploitas atlet untuk kebanggaan semu. \"Ini kita balik lagi dengan soal yang lama, ini soal usang tentang yang disebut kebanggaan semu. Sebetulnya kita sudah mengeksploitasi atlet. Kalau dia menang kita perhatikan, tapi sebetulnya setelah itu dia dilupakan,\" katanya kepada wartawan senior FNN Hersubeno Arief dalam kanal YouTube Rocky Gerung Official, Sabtu, 21 Mei 2022. Hal-hal begini kata Rocky yang membuat negera tidak mampu untuk menghargai, bahkan seseorang yang betul-betul sering disebut pahlawan bangsa. \"Kepahlawanan itu tidak dikaitkan dengan proses pembentukan prestasi dia, apalagi kalau hanya sekadar karena pelit anggaran tidak bisa membiayai atlet-atlet kita,\" paparnya. Menurut Rocky, protes yang dilakukan oleh Odekta, sebetulnya sekadar ingin memberitahu bahwa olahraga itu tidak menjadi masalah penting bagi pemerintah ini. \"Olahraga sebenarnya jauh di bawah urusan, atau diletakkan sebagai bagian yang sekadar penting untuk selebrasi, bukan sesuatu yang harus diolah dengan nutrisi, dengan anggaran yang ketat, dengan sistem pelatihan yang betul-betul bermutu,\" tegasnya. Menurut Rocky orang terpaksa melihat Pak Luhut sebagai orang yang serba bisa. \"Fokus Pak Luhut itu pada olah raga sebetulnya, tapi karena dia ingin dapat jabatan atau pegang jabatan maka seolah-olah kaitannya akan terjadi kalau Pak Luhut sukses di bidang industri ekstraktif, pasti akan sukses di bidang olahraga. Dua hal yang berbeda itu,\" katanya. Fokus semacam ini kata Rocky yang kita minta perhatian dari negara bahwa ini bangsa dengan kapasitas potensi untuk melahirkan banyak atlet itu ada di atas rata-rata ASEAN, tapi kenapa kita dapat medalinya jauh di bawah perolehan tetangga-tetangga kita di ASEAN. \"Itu jadi fokus yang tidak fokus karena ingin dapat dan selalu menunggu ada victory lap nanti dia yang kalungin kalau pulang ke Indonesia disambut di bandara dan segala macam,\" sindirnya. Beberapa tokoh publik kata Rocky sebetulnya mampu melakukan itu, tetapi kalau dia langsung dikaitkan dengan kebanggaan semu lalu dilupakan, itu menghina atlet sebetulnya. \"Jadi tiba-tiba dia hilang lagi dari percakapan, nanti ada friksi sedikit di organisasi lalu dia tersingkir. Soal semacam ini yang harusnya diurai karena ini bahan yang sudah lama berlangsung di negeri ini, setiap kali ada organisasi yang pecah itu di dalamnya pasti ada faksionalisme yang dasarnya bukan keolahragaan. Soal beginian, kecemburuan di kalangan atlet, itu juga jadi dasar kenapa prestasi kita mundur terus,\" pungkasnya. (Ida, sws)
Christo/Aldila Ungkap Rahasia Tetap Kompak Hasilkan Emas
Hanoi, FNN - Pasangan tenis ganda campuran Christopher Rungkat dan Aldila Sutjiadi mengungkapkan rahasia keduanya tetap kompak mempersembahkan medali emas dalam beberapa tahun terakhir.Christo dan Aldila dipasangkan sejak Asian Games Jakarta-Palembang 2018 di mana keduanya berhasil meraih emas.Setahun berikutnya, duet Christo/Aldila juga berhasil menyabet medali emas dalam pesta olahraga sesama negara Asia Tenggara di Filipina, dan mempertahankannya pada SEA Games ke-31 di Vietnam, Jumat malam.\"Memang dari Asian Games kita performance-nya sudah bagus. Dila juga secara individual di double juga bagus dan saya juga masih aktif di tur. Itu merupakan suatu formula yang membuat kita konsisten result-nya sampai saat ini,\" kata Christo.Aldila, bersama petenis Australia Astra Sharma, berhasil meraih gelar juara ganda Copa Colsanitas di Bogota, Colombia, bulan lalu, yang merupakan gelar WTA perdananya.Setelah menjuarai WTA level 250 itu, petenis berusia 26 tahun tersebut awal bulan ini kembali mengemas gelar juara ganda turnamen ITF World Tennis Tour W100 di Charleston, Amerika Serikat.Sama seperti Aldila, Christo tahun ini juga aktif mengejar peringkatnya dunia. Keduanya mengawali tahun dengan mengikuti Australian Open 2022.Meski tidak dapat melaju kencang di turnamen Grand Slam tersebut, Christo, yang berpasangan dengan petenis Filipina, berhasil melewati babak pertama setelah mengalahkan Edouard Roger-Vasselin (Prancis)/Rohan Bopanna (India) di Melbourne Park.Sementara, langkah Aldila di Australian Open bersama Peangtarn Plipuech (Thailand) harus terhenti pada babak pertama.Berhasil mengulang kemenangan di SEA Games Vietnam, Christo sama sekali tidak berpikir untuk gantung raket, dan berharap terus dapat mendulang emas.\"Mudah-mudahan sih kita bisa lanjut terus sampai empat sampai lima tahun ke depan. Hopefully more than that,\" ujar petenis berusia 32 tahun itu.Sementara itu, menyadari pasangannya tidak lagi muda, Aldila berterimakasih kepada Christo yang tampil dengan performa terbaiknya.\"Aku berterima kasih kepada partnerku yang aku tahu badannya sudah enggak muda lagi tapi dia bisa cover aku dan all out di setiap match yang kita mainkan,\" kata Aldila.\"Emas ini buat Indonesia, buat keluarga aku yang sudah mendukung datang ke sini. Keluarga aku yang mendukung aku dari Amerika, yang pastinya aku sangat senang bisa mempersembahkan emas pertama dari cabang tenis, tidak mudah untuk mempertahankan emas, tapi kita berhasil bermain dengan baik dan all out selama pertandingan,\" ujarnya menambahkan.Emas Christo/Aldila menambah medali yang telah disumbangkan cabang olahraga tenis pada SEA Games Vietnam, yakni perak dan perunggu, masing-masing dari nomor beregu putra dan nomor beregu putri. (mth/Antara)
Chelsie dan Ummi Sumbang Emas Terakhir dari Cabang Catur SEA Games
Jakarta, FNN - WIM Chelsie Monica Ignesias Sihite dan WIM Ummi Fisabilillah mempersembahkan medali emas terakhir bagi Indonesia dari cabang catur SEA Games 2021 setelah menjadi yang terbaik dalam nomor catur kilat beregu putri yang berlangsung di Quang Ninh Exhibition Center, Vietnam, Sabtu.Kepastian Chelsie dan Ummi merebut emas ditentukan pada babak keempat atau babak terakhir ketika mereka menambah 1,5 poin lewat kemenangan meyakinkan atas Malaysia.Satu poin disumbangkan Ummi yang menang atas WIM Puteri Munajjah Az-Zahraa Azhar dan tambahan 0,5 poin dari permainan remis Chelsie dengan WFMPuteri Rifqah Fahada Azhar.Dengan tambahan 1,5 poin itu, total poin yang dikumpulkan duet putri Indonesia menjadi 6,0 dari 4 babak. Mereka unggul satu poin dari tim Filipina yang harus puas dengan medali perak.Kunci keberhasilan Ummi dan Chelsie meraih medali emas terjadi pada babak pertama dan kedua ketika menghadapi dua saingan terberat yakni Filipina dan Vietnam.Pada babak pertama melawan unggulan utama Filipina, Ummi bermain bagus sehingga bisa mengambil poin berkat kemenangan atas WFM Shania Mae Mendoza.Kemenangan Ummi itu membuat skor Indonesia dan Filipina imbang 1 - 1 setelah Chelsie Monica Ignesias dikalahkan WGM Janelle Mae Frayna.Pada babak kedua, Ummi kembali bermain gemilang dengan merebut poin penuh berkat kemenangannya atas WGM Thi Mai Hung Nguyen. Ditambah hasil remis Chelsie dengan IM Le Thao Nguyen Pham, maka Indonesia unggul 1,5 - 0,5 dari tuan rumah.Pada babak ketiga, Chelsea dan Ummi tanpa kesulitan melumat tim lemah Thailand untuk meraup poin sempurna 2.Dengan kemenangan tersebut, tim catur Indonesia memenuhi target yang sebelumnya dicanangkan yakni 3 medali emas atau satu emas lebih banyak dari pencapaian SEA Games 2019.Sementara itu, bagi Ummi, ajang SEA Games di Vietnam ini benar-benar membawa berkah. Ia menjadi satu-satunya pecatur Indonesia yang meraih dua medali emas. Sebelumnya Ummi mempersembahkan medali emas di nomor beregu putri catur cepat bersama IM Medina Warda Aulia.Di nomor regu catur kilat putra, GM Susanto Megaranto dan IM Muhammad Lutfi Ali menambah satu perbendaharaan medali perak untuk Indonesia, sehingga secara keseluruhan tim catur Indonesia meraup 3 emas, 4 perak, dan 2 perunggu.Emas sebelumnya dipersembahkan pada nomor catur standar melalui WIM Dewi AA Citra dan pada nomor Catur cepat beregu putri melalui Medina dan Ummi.Dengan demikian ketiga medali emas kontingen Indonesia dipersembahkan oleh para pecatur putri.Tim catur juga sudah menyumbangkan 3 perak melalui IM Irene Kharisma Sukandar pada nomor standar putri, IM Mohamad Ervan pada standar putra, dan Susanto dan M. Lufti pada beregu catur kilat putra. Adapun 2 perunggu dipersembahkan GM Susanto Megaranto pada nomor catur cepat perseorangan putra serta melalui GM Novendra Priasmoro IM Yoseph Theolifus Taher pada nomor beregu catur cepat putra. (mth/Antara)
Tim Mobile Legends Indonesia Siap Rebut Emas dari Juara Bertahan
Hanoi, FNN - Tim Mobile Legends: Bang-Bang (MLBB) Indonesia bersiap merebut emas dari juara bertahan Thailand dalam babak final SEA Games ke-31 yang akan digelar di National Convention Center, Hanoi, Jumat.Tim Mobile Legends Indonesia, yang terdiri dari Albert Neilsen Iskandar, Gilang, Calvin Winata, Nicky Fernando Pontonuwu, Calvin, Rivaldi Fatah dan Ihsan Besar Kusudana melaju ke babak final usai mengalahkan Malaysia 2-0 pada babak semifinal, Kamis.Meski telah mampu menggulingkan Malaysia, Head Coach Timnas Esports Indonesia, Richard Permana, mengatakan bahwa bertemu Thailand menjadi tantangan tersendiri pada babak final hari ini, akan yang berlangsung dengan format pertandingan best of three atau mencari tiga kemenangan pertama.\"Kita ditantang oleh timnas Filipina, di mana 2019 lalu kita juga final ketemu Filipina kita kalah 3-2... Kita akan coba rebut emas dari juara bertahan Filipina,\" kata Richard.Selain tim Mobile Legends, tim PUBG Mobile hari ini juga bersiap memasuki babak final nomor beregu PUBG Mobile, yang dijadwalkan akan berlangsung selama tiga hari.Babak kualifikasi, Kamis, mencari 16 tim terbaik dari 17 tim dalam daftar untuk masuk ke babak final. Indonesia, yang menurunkan dua tim dalam nomor PUBG Mobile, berhasil menduduki peringkat pertama dan peringkat ke-14.\"Tentu yang peringkat ke-14 ada catatan tersendiri, pasti tim pelatihan akan bekerja keras untuk menghadapi final,\" ujar Richard.\"Secara keseluruhan kita optimis bahwa pulang dua emas dan satu perak dari dua nomor pertandingan itu.\"Tim PUBG Mobile, yang terdiri dari Jason, Sharfan Syahman Shodiq, Febrianto Genta Prakasa, Eskarachman Jayanto, Alan Raynold Kumaseh, Muhammad Rizqie Habibullah, Muhammad Albi, Genta Effendi, Made Bagus Prabaswara dan Nizar Lugatio Pratama, bertarung untuk menduduki peringkat teratas klasemen setiap harinya.Sebelumnya, pada nomor individu atau solo PUBG Mobile, wakil Indonesia Alan Raynold Kumaseh berhasil menyumbang perak.Raihan tersebut menambah perolehan medali emas dan perak yang telah lebih dulu disumbangkan tim nomor Free Fire. (mth/Antara)
Tangis Odekta Naibaho Pecah Saat Sabet Emas SEA Games Vietnam
Hanoi, FNN - Tangis pelari Indonesia Odekta Elvina Naibaho pecah saat berhasil menyabet emas nomor maraton putri SEA Games ke-31 dalam perlombaan yang digelar di sekitar Hanoi National Sports Complex, Stadion Nasional My Dinh, Hanoi, Vietnam, Kamis.Berlari dengan kondisi cuaca yang sejuk sekitar 21-23 derajat celcius tetapi lembab, pelari kelahiran Desa Soban, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara itu meraih emas dengan catatan waktu 2 jam 55 menit 27 detik.Sesaat setelah menyentuh garis finis, Odekta tersungkur dan merebahkan diri ke lintasan. Dia sempat mengalami kram pada kedua kakinya. Setelah dipapah oleh tim medis, Odekta sempat mual-mual, namun kondisinya membaik.Odekta kemudian mendapat pelukan hangat dari teman-temannya para atlet cabang atletik. Dia mulai menangis ketika pelari Emilia Nova memeluknya.Tangisan Odekta pecah ketika dia menghampiri pelatihnya dan semakin menjadi ketika dia menunjukkan kertas yang bertuliskan:“Akhirnya… Impianku selama ini terwujud mengumandangkan lagu kebangsaan Indonesia. Terima kasih Ayah Ibu atas doa restumu.”Bersaing dengan lima pelari dari tiga negara lain, Odekta mengalahkan dua pesaing terberatnya, Christine Halllasgo (Filipina), dan Jasmine Goh (Singapura) yang harus puas meraih medali perak dan perunggu. Kemenangan kali ini menjadi balas dendam atas kegagalan Odekta pada SEA Games Filipina 2019. Kala itu Odekta yang memimpin perlombaan sejak awal terjatuh sekitar 600 meter jelang finis dan tak bisa melanjutkan perlombaan.Pada SEA Games ke-30 itu Odekta hanya berhasil merebut medali perunggu di nomor 10.000 meter putri.Sementara itu, kemenangan Odekta menjadi emas kedua dari cabang olahraga atletik, setelah Eki Febri Ekawati meraih peringkat pertama dalam nomor tolak peluru, Selasa.Pada perlombaan sebelumnya, Agus Prayogo dan Hendro masing-masing berhasil menyumbang perak pada nomor maraton putra. Dengan begitu, cabang olahraga atletik SEA Games Vietnam telah mempersembahkan dua emas, lima perak dan empat perunggu. (mth/Antara)