olahraga

SEAG ke-31, Thomas Cup, Sepakbola-Bulutangkis: Jumat Penuh Baroqah, Terima Kasih ya Allah

Oleh M. Nigara - Wartawan Sepakbola Senior, Komentator tvone, Penasehat PWI Pusat, Anggota SIWO Lintas-Generasi, Anggota AIPS, INA 0076/1 Jakarta, FNN - Jumat penuh barokah. Sungguh, suasana kebahagiaan ini sedang kita nikmati. Jumat (13/5/2022) malam, hati kita sebagai bangsa Indonesia sedang dicurahkan kegembiraan yang tak terkira. Dari panggung Sea Games ke-31, Vietnam, tim nasional sepakbola kita memetik kemengan 4-0 atas Filiphina. Dengan hasil itu, posisi kita untuk lolos ke babak semifinal semakin terbuka lebar. Padahal saat Fachrudin Aryanto kalah 0-3 di laga pembuka dari Vietnam, banyak orang yang pesimis begitu rupa. Beberapa jam setelah itu, kebahagiaan kita semakin menggelora ketika Anthony Ginting dan kawan-kawan berhasil mengandaskan Jepang 3-2, di laga semifinal Piala Thomas, di Bangkok. Laganya sangat menegangkan, maklum kita yang awalnya unggul 2-0, tersedak setelah Jepang marampas dua partai lanjutan, 2-2.  Untung tunggal ketiga kita, Shesar Hiren Rhustavito alias Vito, anak muda berbintang Pices, kelahiran 3 Maret 1995,mampu menumbangkan Kodai Narako. Begitulah kebahagiaan yang telah Allah SWT limpahkan untuk bangsa kita di Jumat kedua bulan Mei 2022. Meski baru pada tahapan kemungkinan bisa lolos ke semifinal cabor sepakbola di Sea Games dan mampu kembali tampil di final Piala Thomas, untuk bukutangkis, sungguh, kesuksesan dari dunia olahraga itu seolah menjadi pelipur lara. Ampuh Keberhasilan itu seolah menjadi penyejuk hati kita yang tetap panas pasca pilpres 2019, karena banyak pihak yang terus mengaduk-aduk perbedaan itu dengan fitnah dan narasi-narasi propokatif. Sengaja menjaga perbedaan bahkan semakin dipertajam untuk kepentingan keekonomian kelompok tertentu. Keberhasilan itu seperti mampu menenggelamkan bayang-bayang kesulitan hidup lantaran bahan-bahan pokok terus merambat naik. Keberhasilan itu seperti sesuatu yang mampu menutup kisah sulit dan mahalnya minyak goreng. Ya, diakui atau tidak, olahraga adalah alat paling ampuh untuk menyatukan bangsa kita. Di stadion, saat menyaksikan tim nasional sepakbola dan bukutangkis, _maaf pandangan ini tidak menafikan cabor-cabor lain. Saya tetap bangga dengan para pesilat, para sprinter, para lifter, para karateka, para judoka, para petinju, para pedayung, dan para-para atlit lain-lainnya_. Tak sedikit pun kebanggaan itu berkurang dan akan tetap bersemayam di jiwa saya selama Indonesia dan merah-putih masih ada. Sungguh hanya karena sensasi dan masifnya, maka perhatian kita: saya dan anda, menjadi berlebih pada sepakbola dan bulutangkis. Untuk itu, setiap tim nas sepakbola serta bulutangkis kita berlaga, semua kita mendukungnya. Semua perbedaan ditanggalkan. Kita bisa duduk bersebelahan tanpa harus bertanya kamu siapa, dari mana, mendukung siapa? Tampa komando, kita berteriak bersama: INDONESIA! KITA berikan dukungan begitu rupa. Tidak ada _kampret_, tidak ada _cebong_. Tidak ada A, tidak ada Z. Saat tim nasional kita berlaga, semua hanya untuk MERAH-PUTIH! Semua hanya untuk kejayaan INDONESIA! Tak heran, Bung Karno, Presiden kita yang pertama, memilih membangun komplek keolahragaan Gelora Bung Karno, di Senayan. Tak heran pula, sekitar 6000-an warga dari beberapa kampung: Kampung Bendoengan, Bendoengan Oedik, Grogol Selatan, dan kampung Senajan, bersedia dipindahkan demi olahraga nasional. Dan Bung Karno mencanangkan: Membangun Olahraga, Membangun Bangsa. Ya, setiap bangsa yang warganya sehat, maka akan banyak capaian bisa mereka raih. Nah, menuju bangsa yang sehat, olahraga adalah jalannya. Jadi, tidak keliru jika saat ini kita sama-sama membangun olahraga kita. Tentu, sekali ini kita membutuhkan paradigma baru. Kita membutuhkan desain besar olahraga nasional. Kita bisa melakukannya sejak dini. Kita bisa mengarahkan setiap potensi menjadi prestasi. Butuh kebersamaan untuk majukan prestasi. Semoga Jumat baroqah itu benar-benar bisa kita nikmati. Sepakbola bisa meraih medali dan Bulutangkis kembali membawa tropy Thomas ke ibu pertiwi. Jayalah olahraga kita!

Islam di Indonesia “Kacau-Balau”

Syekh Abdullah Asy-Syarqawi menjelaskan bahwa harapan (ar-raja\') yang sesungguhnya adalah harapan yang dapat memotivasi seseorang untuk berjuang dalam bekerja dan beramal. Oleh: Sutoyo Abadi, Koordinator Kajian Politik Merah Putih DUNIA Islam itu paling sempurna, semua teratur, selalu terbuka menerima kritikan, terdepan dlm ilmu pengetahuan. Tetapi Islam di Indonesia kacau balau bahkan jadi “minoritas kualitas” di bidang ekonomi dan politik. Di Indonesia kok tanpa bentuk, tidak ada keteraturan ekonomi-sosial-politik-budaya dan seterusnya. Jadi, “Secara kategori sosiologis komunitasnya masih berkelas gerombolan atau kerumunan,” ungkap Imam Shamsi Ali, Presiden Nusantara Foundation yang tinggal di New York, Amerika Serikat. Bangsa Barat dan Timur yang telah maju justru Sangat Islami dari segi modal kesalehan sosial. Walaupun sekuler atau yang berdasarkan tradisi bangsanya (penelitian Rehman - Askari tentang “Keberislaman Negara-negara” dari George Washington University). Hal itu terjadi mungkin bermula dari umat Islam tak mau mengamalkan ilmu muamalah/semesta/utama sosial-praktek-strategi-membangun masyarakat-bangsa. Istilahnya Antonio Gramshi “Mekanik Tak Organik”. Dengan kacamata kuda “Newtonian cartesian” tanpa relevansi pada realitas sosial-politik-ekonomi-bangsa dan negara. Bahkan ada kritik yang cukup tajam kepada Bangsa Indonesia. Etnolog Belanda Profesor Veth pernah mencela rakyat negeri ini seperti “rakyat kambing yang semangat harimaunya sudah dijinakkan sampai ke kutu-kutunya, karena bekerjanya obat tidur penjajahan ...” Gubernur Jenderal De Jonge pada 1930-an masih juga berkata, Belanda akan menjajah 300 tahun lagi. Lemahnya mentalitas bangsa ini yang dengan mudah bisa dipecah-belah. Berdasarkan pendapat-pendapat ilmuwan mereka yang berkesimpulan kita sebenarnya adalah “bangsa yang paling lunak di dunia” (het zachtmoedigste volk ter aarde). Sun Yat Sen mengatakan, Bangsa Indonesia adalah bangsa yang tidak punya keinginan untuk membebasklan diri dari penindasan ibarat “a sheet of loose sand”. Bagaikan pasir yang meluruk dan rapuh. Tiada keteguhan, sehingga mudah ditiup ke mana-mana. Kritik di atas dalam bahasa tidak langsung menyebut umat Islam. Tetapi realitas bangsa Indonesia adalah umat Islam. Sekiranya ajaran Islam tersebut dijalankan dengan baik oleh umatnya, maka takkan ada orang miskin yang terlantar, tidak ada orang sakit yang tidak bisa berobat, dan tidak akan ada perpecahan, kebodohan, dan kejahatan kemanusiaan di kalangan umat Islam. Kata Syekh Muhammad Abduh, “Islam tertutup oleh umat Islamnya sendiri”. “Al-Islamu mahjubun bil-muslimin“. Cahaya Islam ditutupi dan digelapkan oleh orang Islam itu sendiri. Apakah Umat Islam akan tertutup padahal Islam sesuai yang dikutip oleh Hamzah Yakusai mengutip beberapa pernyataan tokoh-tokoh Filsafat Barat yang memprediksikan masa depan Islam. 1. Leo Tolstoy (1828-1910) “Islam akan menguasai dunia suatu saat nanti, sebab ia menggabungkan antara ilmu pengetahuan dan hikmah”. 2. Herbert Wells (1846-1946) “Hingga akhirnya Islam kembali lagi, betapa banyak generasi yang akan merasakan kesengsaraan kemudian suatu waktu nanti dunia seluruhnya akan tunduk pada Islam, pada saat itu kedamaian akan terwujud dan kembali menjadi tenang”. 3. Albert Einstein (1879-1955) “Saya memahami bahwa kaum Muslimin melakukan itu semua karena kecerdasan dan kesadaran mereka, sesuatu yang tidak mungkin mampu dilakukan oleh orang-orang Yahudi. Dalam Islam ada kekuatan dan hikmah yang akan membawa kepada kedamaian”. 4. Houston Smith (1919) “Ada yang lebih baik daripada keimanan yang kita anut sekarang ini, dialah Islam... Jika kita mau membuka hati dan akal kita itu akan sangat baik bagi kita”. 5. Michael Nostrodamus (1566-1503) “Islam akan menjadi agama yang berkuasa di Eropa, dan salah satu kota terkenal di Eropa akan menjadi ibukota negeri Islam”. 6. Bertrand Russell (1872-1970) “Saya telah membaca tentang Islam dan saya akhirnya tahu bahwa Islamlah agama yang akan menjadi agama seluruh dunia dan semua manusia. Islam akan menyebar di seluruh sudut-sudut Eropa, dan akan datang waktunya Islam menjadi penggerak hakiki dunia ini”. 7. Gustaf Lebon (1841-1931) “Islam adalah agama satu-satunya yang berbicara tentang perdamaian dan perbaikan serta ajakan kepada orang-orang Nasrani untuk menghargai keimanan yang membawa kebaikan”. 8. Bernard Shaw (1856-1950) “Suatu hari dunia keseluruhan akan menerima Islam sebagai satu-satunya agama… Seandainya mereka tidak menerima dengan namanya yang sebenarnya, pasti mereka akan meminjam subtansi ajaran Islam. Tapi pasti Barat akan menerima Islam suatu hari. Dan Islam adalah satu-satunya agama yang akan memimpin dunia”. 9. Yohan Jits (1749-1832) “Wajib bagi kita semua menerima Islam cepat atau lambat. Dialah agama yang sebenar-benarnya. Andai saya diajak masuk Islam saya tidak akan merasa sebagai sebuah keburukan, bahkan itu saya anggap sebagai sebuah kenyataan”. Pertanyaan muncul, kenapa Islam sebagai konsep kehidupan yang paripurna, sementara umat Islam masih kacau-balau baik di bidang politik dan ekonomi. Ada harapan ada cahaya: Harapan itu harus disertai amal nyata, jika tidak maka ia hanyalah angan-angan belaka. --Syekh Ibnu Atha\'illah, Al-Hikam. Syekh Abdullah Asy-Syarqawi menjelaskan bahwa harapan (ar-raja\') yang sesungguhnya adalah harapan yang dapat memotivasi seseorang untuk berjuang dalam bekerja dan beramal. Kalau demikian sangat mungkin umat Islam memahami ajarannya lebih banyak hanya tekstual masih jauh dari ajaran Islam yang sempurna. (*)

Wapres: Indonesia Targetkan Lima Besar Olimpiade 2044

Jakarta, FNN - Wakil Presiden Ma\'ruf Amin mengungkapkan Indonesia menargetkan dapat meraih peringkat kelima pada perhelatan Olimpiade dan Paralimpiade 2044, demikian disampaikannya dalam Rapat Pelaksanaan Desain Besar Olahraga Nasional (DBON).\"Saya mengharap pembinaan atlet dalam jangka panjang dilakukan dari hulu sampai ke hilir dengan berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan serta dapat mencapai target meraih peringkat kelima pada ajang Olympic Game dan Paralympic Game pada 2044 nanti, ini targetnya,\" kata Wapres Ma\'ruf Amin di Istana Wakil Presiden Jakarta, Kamis.\"Sebagaimana amanat Perpres No 86/2021 DBON ditunjuk untuk merancang ulang ekosistem olahraga nasional dan tata kelola pembinaan atlet nasional sebagai bentuk komitmen pemerintah untuk mendukung atlet-atlet Indonesia dapat berprestasi di tingkat dunia supaya lebih baik,\" ujarnya menambahkan.Peraturan Presiden (Perpres) No 86 tahun 2021 tentang Desain Besar Olahraga Nasional ditandatangani Presiden Jokowi pada 9 September 2021.DBON dijelaskan sebagai dokumen rencana induk yang berisikan arah kebijakan pembinaan dan pengembangan keolahragaan nasional yang dilakukan secara efektif, efisien, unggul, terukur, sistematis, akuntabel, dan berkelanjutan dalam lingkup olahraga pendidikan, olahraga rekreasi, olahraga prestasi, dan industri olahraga.\"Penyelenggaraan DBON ini merupakan tanggung jawab bersama, bukan hanya Kementerian Pemuda dan Olahraga kita perlu terus membangun sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, organisasi keolahragaan, dunia usaha serta masyarakat baik dalam dukungan kebijakan anggaran, kurikulum, sarana prasarana dan lain sebagainya,\" tambah Wapres.Dalam rencana aksi tersebut, menurut Wapres Ma\'ruf, diperlukan peta jalan (road map) agar pelaksanaan DBON dapat terarah, sistematis dan berkelanjutan.\"Untuk itu saya minta peta jalan ini segera diumumkan, ini Pak Menteri Olahraga, secara komprehensif dan dirumuskan secara komprehensif, agar bisa menjadi panduan seluruh pihak yang terkait,\" ungkap Wapres.Wapres juga mengingatkan olahraga adalah tentang sportivitas sehingga aturan organsasi olahraga dunia harus dipatuhi.\"Untuk kebaikan bersama termasuk pengalaman kita bagi para atlet Indonesia pemberian sanksi World Anti-Doping Agency atau WADA kepada Lembaga Anti-Doping Indonesia agar ini tidak terulang di masa yang akan datang,\" tambah Wapres.Wapres meminta agar semua pihak memetik pelajaran yang berharga tersebut dan saling mengingatkan terutama Kementerian Pemuda dan Olahraga memperkuat koordinasi dengan berbagai organisasi olahraga Indonesia.\"Selanjutnya saya meminta kepada para menteri melaporkan kesiapan dan komitmen masing-masing dalam mendukung pelaksanaan DBON ini ke depan, mulai dari tahap pertama yaitu DBON 2022-2024,\" ungkap Wapres.Seperti diketahui WADA pada 3 Februari 2022 memberikan status compliance (patuh) kepada LADI, sekaligus membebaskan Indonesia dari sanksi yang sebelumnya dijatuhkan. Komite Eksekutif WADA menetapkan LADI tak patuh terhadap WADA Code pada 14 September 2021. Status tersebut berlaku efektif mulai 7 Oktober 2021 setelah LADI tidak memberikan sanggahan atas putusan tersebut.Akibatnya, Indonesia mendapat sanksi karena WADA membekukan sejumlah hak-hak Indonesia di bidang olahraga selama satu tahun, di antaranya bendera negara dilarang berkibar ketika atlet Indonesia naik podium saat upacara penyerahan medali.Selain itu, Indonesia juga tidak bisa menjadi tuan rumah kejuaraan internasional. Namun dengan pencabutan ini, Indonesia sudah mendapatkan kembali haknya untuk menggelar single event maupun multievent, termasuk ASEAN Para Games 2022 di Solo pada 20-31 Juli.Dalam rapat itu hadir juga Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasona H. Laoly, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno, Deputi 3 Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga Raden Isnanta, Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Laksana Tri Handoko, Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa\'adi dan pejabat terkait lainnya. (mth/Antara)

Dayung Sumbang Emas Pertama Bagi Indonesia di SEA Games Vietnam

Hai Phong, Vietnam, FNN - Dayung menyumbang emas pertama untuk Indonesia pada ajang SEA Games 2021 Vietnam yang digelar di Hai Phong Canoeing and Rowing Training Center, Vietnam—sekitar dua jam perjalanan darat dari Hanoi, Rabu.Emas tersebut diraih oleh Kakan Rusmana dan Ardi Isedi pada nomor lighweight man’s double sculls (LM2X).Kakan dan Ardi yang start dari lintasan 2 finis tercepat dengan catatan waktu tujuh menit 1,385 detik. Filipina finis 4,2 detik berselang di tempat kedua untuk perak dan perunggu menjadi milik tim tuan rumah.Pada hari yang sama, Indonesia sebelumnya meraih perak pada nomor women’s quadruple sculls (W4X). Tim yang diperkuat Putri Agni Anugerah, Annisa Meilani Yahya, Maslin Efrilia dan Dewi Purwanti itu finis kedua dengan catatan waktu tujuh menit 23,6 detik.Medali emas nomor tersebut direbut tim tuan rumah Vietnam yang mencatatkan waktu tujuh menit 13,2 detik.Indonesia mengirimkan 34 atlet pada cabang olahraga rowing dengan rincian 18 putra dan 16 putri.Adapun pada SEA Games Vietnam, Indonesia berkekuatan 499 atlet yang berpartisipasi pada 32 cabang olahraga. Jumlah tersebut berkurang hampir separuh dibanding edisi 2019 ketika Merah Putih menerjunkan 841 atlet ke \"multievent\" dua tahunan itu.Para atlet dayung menjadi salah satu kontingen Indonesia yang bertanding lebih awal sejak 9 Mei sebelum upacara pembukaan dimulai pada 12 Mei. (mth/Antara)

Ririn/Riska Sumbang Emas Pertama Pencak Silat

Palembang, FNN - Dua pesilat putri andalan Indonesia Riska Hermawan dan Ririn Rinasih berhasil menyumbangkan medali emas pertama dari cabang olahraga pencak silat pada ajang SEA Games ke-31 setelah mengalahkan pasangan tuan rumah Vietnam di Bac Tu Liem Stadium, Hanoi, Rabu.Tampil dalam nomor seni ganda, pesilat putri Indonesia ini tampil memukau di hadapan 10 juri dengan mengumpulkan total 9.955 poin, sementara pasangan bersaudara wakil tuan rumah Nguyen Thi Thu Ha dan Nguyen Thi Huyen hanya mampu mengemas 9.925 angka.Dengan mengenakan pakaian hitam berserta asesoris penutup kepala dan selendang di pinggang berwarna dominan merah, Ririn/Riska tampil apik menutup setiap jurus dengan kompak.Dukungan dari rekan sesama atlet semakin membuat Riska dan Ririn bersemangat hingga menyuguhkan seni silat yang memukau saat memperagakan gerakan bela diri menggunakan golok dan toya selama 3.01 menit.Tak berbeda jauh, tim tuan rumah juga berupaya tampil bersemangat di tengah dukungan para pendukung setianya.Namun, pekik sorak kemenangan pecah di suporter Indonesia setelah wasit mengumumkan pemenangnya untuk kategori seni silat ganda putri adalah pasangan Indonesia.Sontak, Riska dan Ririn memberikan salam takjim ke para pendukungnya, dan langsung berkeliling arena membawa bendera Indonesia.“Alhammdulillah Ya Allah tidak menyangka, ini SEA Games saya yang kedua. Sebelumnya dapat perunggu. Memang dari semalam saya hanya banyak berdoa saja,” kata Ririn yang diwawancarai saat bergegas untuk mengikuti tes dopping.Sukacita juga diungkapkan Riska Hermawan. Bahkan ia sama sekali tak menyangka kali ini berhasil menggondol medali emas bagi Tim Indonesia pada SEA Games kali ini bersama Ririn.Ia pun mempersembahkan medali emas ini untuk sang ayah tercinta Cece Hermawan yang merupakan peraih medali emas SEA Games Indonesia pada nomor yang sama pada tahun 1997 dan keluarga besarnya yang sebagian besar merupakan pesilat.Riska dan Ririn sudah berpasangan pada nomor ganda putri sejak 2016. Medali pertama SEA Games ditorehkan keduanya di pada ajang SEA Games sebelumnya yakni satu keping perunggu.Khusus untuk SEA Games Vietnam ini, keduanya melakukan persiapan dalam pemusatan latihan nasional sejak Januari 2022. “Walau baru TC dan fokus di Januari, tapi kami kerja keras setiap hari,” kata dia.Dukungan khusus pun diberikan Puspa Arum Sari yang lebih dulu tampil pada final hari ini, tapi menelan kegagalan.“Puspa sempat datangi kami, dan bilang jangan down. Kalian terbaik, dan memang terbaik. Kalian the best karena latihan keras setiap hari,” kata Riska, yang mengaku dirinya terlecut semangat untuk mengganti kegagalan Puspa itu.Ia berharap dukungan terus diberikan ke kontingen silat Indonesia yang hingga kini terus berjuang untuk mengumpulkan pundi-pundi medali.Sebelumnya, harapan Tim Silat Indonesia untuk meraih emas pupus setelah pesilat seni tunggal putri Puspa Arum Sari dikalahkan atlet Fhilipina Mary Francine Padios, dan tim beregu putra yang diperkuat Nunu Nugraha, Asep Yuldan Sani dan Anggi Faisal Mubarak dikalahkan Sobri Cheni, Abdul Karim Koolee dan Abdul Rahim Sidek dari Thailand.Atas capaian ini, Tim Silat Indonesia sudah menyumbangkan satu emas dan dua medali perak. (mth/Antara)

Bilqis Membuat Kejutan dengan Tumbangkan Akane Si Peringkat Satu Dunia

Bangkok, FNN - Pebulu tangkis tunggal putri Bilqis Prasista membuat kejutan dalam partai pertama penyisihan Grup A Piala Uber 2022 dengan mengalahkan peringkat satu dunia dari Jepang, Akane Yamaguchi, di Bangkok, Thailand, Rabu.Bilqis pada partai pembuka tampil meyakinkan untuk menang dua gim langsung 21-19, 21-19 hanya dalam waktu 35 menit.\"Tidak menyangka bisa menang, soalnya dia peringkat satu dunia. Sangat senang bisa mengalahkan Akane,\" kata Bilqis setelah pertandingan di Impact Arena, Bangkok.Dari pantauan ANTARA di lokasi, Akane yang juga ikut memasuki ruang wawancara bersama Bilqis terlihat menangis dan enggan berkomentar soal pertandingannya melawan pebulu tangkis peringkat ke-333 asal Indonesia hari ini.Situasi kurang mengenakan yang dialami Akane membuat sejumlah staf Federasi Badminton Dunia (BWF) dan media lokal Jepang ikut menenangkan dan menyemangati pebulu tangkis berusia 24 tahun itu.Pebulu tangkis kelahiran Magelang itu mengaku hanya bermain tanpa beban dan berusaha menikmati jalannya pertandingan. Meski meladeni pemain yang secara peringkat jauh di atasnya, Bilqis yakin semua hal bisa terjadi di lapangan.Bahkan kedua orang tuanya yang juga mantan pebulu tangkis nasional, yaitu Joko Suprianto dan Zelin Resiana, ikut menyemangati putrinya.\"Pokoknya yang penting yakin saja sama diri sendiri, jangan banyak mati sendiri dulu saja dan tekniknya bikin di lari-lari terus. Orang tua juga berpesan agar harus percaya diri, kita pasti bisa asal ada kemauan. Semuanya tidak ada yang tidak mungkin, apapun bisa terjadi,\" kata Bilqis.Kemenangannya atas Akane ini membuat pemain jebolan klub PB Djarum tersebut semakin percaya diri. Meski awalnya kaget karena diturunkan pada partai pertama, namun hasil mengesankan yang dia kemas diharapkan bisa menular kepada rekan-rekan seperjuangannya dalam menghadapi Jepang.\"Buat teman-teman ayo tampilkan yang terbaik saja, dan jangan mau kalah. Saya pas main ya tidak memikirkan apa-apa, yang penting keluarkan kemampuan terbaik dan jangan mau kalah,\" pungkas dia. (mth/Antara)

SEAG ke-31, Sepakbola , Alhamdulillah, Anak-Anak Mampu Bangkit

Oleh M. Nigara - Wartawan Sepakbola Senior, Komentator tvone, Penasehat PWI Pusat, Anggota SIWO Lintas-Generasi, Anggota AIPS, INA 0076/1 Jakarta, FNN - ALHAMDULILLAH, Anak-anak kita mampu bangkit. Kalimat syukur ini perlu kita utamakan saat melihat Facrudin Aryanto dan kawan-kawan mampu memetik kemenangan 4-1 atas Timor Leste di laga kedua kita, grup A, Seag ke-31, Vietnam, Selasa (10/5/2022) malam. Namun sebelumnya, Myanmar yang jauh dari ingar-bingar serta perhatian kita, menekuk pemuncak klasemen sementara, Filiphina dengan skor 3-2. Di pertai pertamanya, Myanmar juga menang 3-2 atas Timor Leste. Dari dua kemenangannya, Myanmar mengambil alih klasemen sementara grup A dengan 6 poin. Bangkit Tampil dengan susunan pemain yang berbeda pada laga pembuka, anak-anak asuh Shin Tae-yong (STY) langsung melakukan peneterasi lawan. Di menit ke-16, Egy Maulana mampu menjebol gawang Timor Leste. Sayang, hingga 45 menit pertama usai, gol tambahan tidak terjadi. Di babak kedua, Witan Sulaeman akhirnya mampu melesakkan bola ke gawang lawan masing-masing di menit 52 dan 76. Sementara sang kapten, Facrudin Aryanto menyumbangkan satu gol pada menit 58. Sayangnya, gawang kita juga harus bergetar melalui Mouzinho pada menit ke-69. Catatan, ini adalah gol kedua Timor Leste ke gawang Indonesia dalam 5 kali laga yang seluruhnya dimenangkan oleh Indonesia. Sebagai catatan, maaf nih, bukan saya tidak bersyukur, tapi setidaknya saya masih melihat anak-anak kita terlalu mudah kehilangan bola. Malah, pola yang coba mereka terapkan, juga agak mudah terbaca. Nah, dari dua laga sisa vs Filiphina, Jumat (13/5) dan Ahad (15/5) vs Myanmar, sungguh-sungguh menjadi penentu langkah Garuda Muda di Seag. Jika ingin lolos dari grup ke semifinal, pilihannya hanya satu, menang dua kali. Untuk meraih 6 poin dari dua laga sisa, STY tak punya pilihan selain wajib menerapkan pola menyerang dan menekan sedemikian rupa. Dan, jangan laga anak-anak kita terlalu cepat kehilangan bola. Pendeknya, kesungguhan para pemain dituntut untuk ditingkatkan. Benar sejarah berpihak pada kita ketika bertarung melawan pasukannya Manny Paquiao. Dari 17 kali bertemu, 15 kali kita menang, dan masing-masing sekali draw dan kalah. Di laga terakhir  pada _event_ Piala AFF 2014, kita kalah telak 4-0 dan itu pun menjadi kekalahan terbesar kita di AFF. Meski di tahun 2002, kita pernah membantai mereka 13-1 di Piala Tiger, namun laga terakhir harus menjadi catatan tersendiri bagi kita. Bersyukur, Myanmar memberikan kita pelajaran berharga dengan mengalahkan mereka 3-2. Artinya, ada titik-titik lemah yang mulai terkuak. Pertanyaannya, mampukah anak-anak kita memanfaatkan hal itu. Dan, mampukah STY melihat itu serta membuatkan strategi jitunya. Harapan kita sih, mereka mampu. Tapi, jujur nih, masih banyak \'pengamat\' yang meragukannya. Bahwa STY pelatih yang memiliki kualitas bagus, ini bisa dibuktikan bahwa dia pernah melatih Korsel di Piala Dunia. Sejak 1986 hingga 2018, Korsel belum pernah absen di Piala Dunia. Catatan, jika saat itu Herry Kiswanto dan kawan-kawan bisa mengalahkan mereka, maka kisah akan berbeda. Lalu, kemampuan para punggawa kita, secara individu, tidak kalah dari  Myanmar, Vietnam, Filiphina, bahkan dengan Thailand yang memiliki rekor juara Seag terbanyak. Persoalannya, lagi-lagi menurut banyak \'pengamat\' STY kurang tepat memilih mereka. Tim nas kita yang berlaga di AFF 2021, menurut catatan mereka, masih lebih baik. Begitu juga dengan beberapa pemain yang diturunkan dalam dua laga, masih lebih baik beberapa pemain yang justru dibangku-cadangkan. STY pasti punya alasan. Dan, kita, para \'pengamat\' pasti juga perhitungan. STY pasti memiliki beban yang lebih berat ketimbang kita yang hanya melihat dari luar. Apa pun juga, kita tetap wajib bersyukur katena Fachrudin Aryanto cs bisa memetik tiga poin, mempertahankan rekor belum terkalahkan dari Timor Leste, dan tetap menebar asa besar untuk lolos dari grup A. Feeling saya sih mengatakan yang akan lolos dari grup A, Vietnam tuan rumah, dengan........... insyaa Allah KITA. Semoga harapan ini bisa jadi kenyataan, aamiin ya Rabb... Klasemen Sementara Grup A 1. Myanmar            2  2- 0- 0-(6-4)(+2) 6 2. Vietnam              2  1- 1- 0-(3-0)(+3) 4 3. Filiphina                 3  1- 1- 1-(6-3)(+3) 4 4. Indonesia             2   1- 0- 1- (4-4)(0) 3 5. Timor Leste         3   0- 0- 3-(3-11)(-8) 0 Hasil sementara Grup A SEA Games 2021 • 6 Mei 2022: • Filiphina 4-0 Timor Leste • Vietnam 3-0 Indonesia • 8 Mei 2022: • Timor Leste 2-3 Myanmar • Vietnam 0-0 Filiphina • 10 Mei 2022: • Myanmar 3-2 Filiphina • Indonesia 4-1 Timor Leste

Aisyah Tambah Keunggulan bagi Indonesia atas Prancis Jadi 3-0

Bangkok, FNN - Keunggulan timnas Indonesia atas Prancis di babak penyisihan Grup A Piala Uber 2022 bertambah menjadi 3-0, setelah pebulu tangkis tunggal putri Aisyah Sativa Fatetani menyumbang satu poin dari partai ketiga di Bangkok, Thailand, Minggu.Aisyah yang tampil selama 49 menit di lapangan nomor empat, harus tertinggal di gim pertama sebelum akhirnya menghentikan perlawanan Leonice Huet dengan rubber game 12-21, 21-13, 21-15.\"Pertamanya memang masih kurang enak, dan menang angin juga. Dia juga lebih in lebih dulu, jadi saya kalah di awal. Sementara di gim ketiga karena sudah tahu cara main yang enak, belajar dari kesalahan di gim pertama. Jadi pelajaran buat saya,\" kata Aisyah saat ditemui setelah pertandingan di Impact Arena Bangkok.Pada gim pertama, pebulu tangkis peringkat ke-328 terlihat kesulitan menyesuaikan strategi yang cocok saat meladeni Huet di pertemuan perdana mereka.Ketidaknyamanan Aisyah terlihat dari gerakannya yang kurang fleksibel dalam melakukan pengembalian pukulan. Namun kekurangan ini segera tertutupi begitu memasuki gim kedua dan ketiga.Aisyah yang semula tertinggal, berbalik unggul dan mendominasi permainan pada dua gim terakhir.\"Dia lebih tinggi jadi gerakan kakinya lebih cepat dari saya, jadi saya harus kerja dua kali lipat dari dia untuk ambil bola,\" tutur Aisyah soal kesulitan menghadapi Huet.Menurut Aisyah, ketegangan juga menjadi faktor dirinya telat panas di gim pertama, mengingat dia baru pertama kali berlaga di ajang beregu bergengsi ini.\"Agak tegang ya memang, karena pertama kali turun di turnamen besar. Apalagi yang beregu bergengsi seperti ini. Jadi baru bisa adaptasi dengan baik di gim kedua dan mainnya normal,\" tuturnya.Sukses menyumbang poin bagi Skuad Merah Putih, Aisyah mengaku lebih lega dan akan bersiap untuk menghadapi babak penyisihan kedua melawan tim Jerman hari Selasa.Meski belum tahu apakah dia akan kembali dimainkan atau tidak, namun Aisyah akan tetap melakukan persiapan fisik dan mental jika dirinya kembali dipercaya bertanding.\"Karena belum tahu juga siapa yang akan diturunkan, jadi untuk sementara ingin siap-siap saja. Misal besok tidak main ya tidak apa-apa, asalkan setiap diberi kesempatan (tanding) harus menunjukkan yang terbaik,\" ujar Aisyah. (mth/Antara)

SEAG ke-31, Sepakbola, Jangan Putus Harapan

Oleh M. Nigara - Wartawan Sepakbola Senior, Komentator TVone, Penasihat PWI Pusat, Anggota SIWO Lintas-Generasi, Anggota AIPS, INA 0076/1 TIM nasional sepakbola kita, sekali lagi, kalah dari Vietnam, 0-3 dalam laga pembukaan grup A, Sea Games ke-31, 12-23 Mei 2022. Hasil ini mengingatkan kita pada Seag ke-30 di Manila, tim nas kita juga kalah, 1-2 di penyisihan dan 3-0 di final. Dalam laga sebelumnya Filiphina menggilas Timor Leste, 4-0.  Anak-anak asuhan Shin Tae-yong (STY), tampaknya belum mampu menampilkan permainan terbaiknya. Kasat mata, tim nas kita bukan hanya kalah skor akhir, tapi juga kalah dalam segala hal. Meski begitu, jalan untuk mencapai target, belum tertutup. Fachrudin Aryanto dan kawan-kawan, jangan putus harapan. Ini baru laga pembuka, masih ada tiga laga lagi: menghadapi Timor Leste (10/5), Filiphina (13/5), dan terakhir (15/5) melawan Myanmar. Egy Maulana dan Witan Sulaeman yang merumput di Liga Polandia, FK Senica, harus mampu membawa teman-temannya bangkit. Mereka pun harus mampu melupakan hasil laga pembuka dan berkonsentrasi untuk tiga laga lanjutan. Tidak Mudah Jujur, langkah tim nas kita pasti tidak mudah. Tapi, tidak ada yang tidak mungkin. STY sendiri memiliki pengalaman indah saat timnya, Korea Selatan menjungkalkan Jerman, juara bertahan, di Piala Dunia 2018, 2-0. Saat itu Korsel sudah tersingkir karena kalah 0-1 dan 1-2 dari Swedia serta Meksiko. Korsel dan Jerman sama-sama tersingkir. Atau Yunani yang mampu membalikkan semua analisa pengamat sepakbola di Piala Eropa, 2004. Kala itu, lawannya adalah Prancis, negeri dengan segudang prestasi. Di final Zagorakis sang kapten tim yang kemudian menjadi _the Best Player_, mampu membangkitkan semangat timnya dan menang 1-0 lewat gol tunggal Charisteas. Di dunia tinju kelas berat pun ada sesuatu yang awalnya dianggap mustahil, tapi faktanya terjadi. James _Buster_ Douglas, petinju dari divisi \'antah-berantah\' mampu merebut gelar juara dunia. Tidak hanya itu, Douglas pun mempermalukan Mike Tyson yang memiliki segala kehebatan dengan KO- 10. Iya, saya tahu Fachrudin dan kawan-kawan bukan timnas Kosel, Yunani, dan pasti bukan pula Douglas. Tapi, maksud saya, jaga terus asa. Lalu, koreksi apa yang telah terjadi dalam laga pembuka, karena sekecil apa pun peluang tetap ada. Dan, dalam dunia olahraga, tidak ada yang tidak mungkin. Perbaiki Walaupun STY mengatakan bahwa konsentrasi timnya jadi berantakan karena gol pertama Vietnam yang dilesakan Nguyen Tien Linh, menit-54 adalah _offside_, harusnya mental tim tidak melemah. Dalam layar RCTI, NTL, setelah mencetak gol tidak terlihat seperti biasa pemain yang mencetak gol. Ekspresinya terlalu datar, mungkin ia menyadari bahwa dirinya memang berada dua langkah di belakang tiga pemain belakang kita. Berbeda dengab pemain senior Vietnam Do Hung Dung, menit 74. Ia berlari sambil melebarkan kedua tangannya bak pesawat hendak take off Menurut pandangan saya, komunikasi dan saling percaya, tidak terbangun dengan baik. Padahal, keduanya menjadi bagian yang paling utama. Penglihatan saya, maaf jika keliru, satu sama lain, pemain tidak terlihat jiwa kebersamaannya. Kesan individualistis -sekali lagi maaf jika pengamatan saya keliru- sangat menonjol. Akibatnya, bola gampang sekali lepas. Fighthing Spirit pun seperti menghilang dari tim. Kesan kegigihan, sungguh-sungguh seperti tidak terlihat. Maka, jika kita hitung secara global, dari 94 menit pertarungan, tim nas kita tidak sampai 5 persen mampu menguasai bola. Tidak heran, Vietnam memiliki 18 kesempatan, 9 di antaranya peluang gol, 5 di antaranya peluang emas, dan 3 jadi gol. Kita? Hanya 5 kali, dan 2 kali bola terarah ke gawang. Jadi, dengan semua fakta, ini menurut pandangan saya, bagaimana mungkin bisa mengatasi Vietnam. Dan sedihnya, Vietnam justru meniru pola pembinaan yang pernah kita lakukan. Mereka meniru cara PSSI Binatama 1979 yang _full_ berlatih di Brasil, jangan tanya hasil yang dicapai. Mereka juga menjiplak Pola Garuda-1, 1984, juga jangan tanya hasil akhirnya. Lalu, mereka mengkombinasi Primavera, 1994, hanya saja mereka tak memperoleh izin kompetisi seperti PSSI-Primaveta di Italia. Bedanya dengan kita, mereka memilih pelatih Korsel Park Hang-seo (PHS) dan membiarkan sang pelatih menerapkan gaya Koreanya di Vietnam. Keras, malah cendrung kasar. Bahkan, kabarnya sang pelatih diberi semacam \'imunitas\' untuk tidak diperkarakan ke \'komnas ham\' jika melakukan kekerasan pada para pemain saat melatih. Dengan begitu, melihat Tim nas Vietnam, tak ubahnya kita melihat tim nas Korsel. Malah dari segi semangat juang, Vietnam begitu luar biasa. Kita? Maaf nih, seperti tadi, ini pengamatan saya, mudah-mudahan keliru, STY yang ada saat ini, bukanlah pelatih Korsel yang sesungguhnya. Saya melihat dia terlalu lembut. Belum sekali pun saya melihat dia berteriak apalagi memaki, menampar, dan sejenisnya. Saya melihat kendala paling utama yang dihadapi STY adalah bahasa. STY, mungkin, terlalu repot untuk mau belajar bahasa Indonesia, dan para pemain juga terlalu berat belajar bahasa Korea. Tony Pogaknik, pelatih asal Yugoslavia, pemberian langsung dari Presiden Yugo, Josip Broz Tito, sahabat Bung Karno, mampu berbicara bahasa Indonesia. Pogagnik termasuk pelatih yang sukses, meski juga tidak dalam bentuk gelar juara. Sensasi terbesarnya Olimpiade Merlbourne, Australia 1956. Kita mampu menhanan Uni Soviet 0-0 di laga pertama dan kalah 0-4 di laga _play off_ tiga hari setelah itu. Soviet kemudian meraih medali emas. Jadi, STY tidak membawa pola, gaya, atau cara Korea ke Indonesia. STY malah lebih mencoba memakai gaya ala kita. Akibatnya, kita belum melihat kegigihan dan extra fighthing dari pasukannya seperti yang diperlihatkan anak-anak PHS itu. Meski demikian, seperti pembuka di atas, jalan belum tertutup. Ayo kembali bersemangat. Konsentrasi dan bangkit, tanpa itu maka mimpi menambah medali emas dalam Sea Games akan kembali terkubur. (*)

Mulai 1 Mei, Panitia Jual Resmi Tiket Formula E Seharga Rp 250 ribu-Rp 10 juta

Jakarta, FNN - Panitia Formula E Jakarta secara resmi menjual tiket menonton balapan mobil listrik kepada masyarakat umum secara daring dengan harga Rp 250 ribu-Rp10 juta belum termasuk pajak 15 persen mulai 1 Mei 2022.Ketua Komite Pelaksana (Organizing Committee/OC) Formula E Jakarta Ahmad Sahroni dalam keterangan resminya di Jakarta, Senin, mengatakan harga tiket yang dijual melalui situs jakartaeprixofficial.com dan jakartaeprix.goersapp.com itu sudah termasuk akses masuk Ancol dan berbagai wahana di dalamnya, seperti Dunia Fantasi (Dufan), SeaWorld, Atlantis, Pantai Festival dan lain-lain, namun tidak termasuk Faunaland dan Gondola.“Mulai 1 Mei, para penggemar maupun peminat balapan Jakarta E-Prix sudah bisa mulai membeli tiket di situs yang sudah disediakan. Perlu ditegaskan bahwa semua harga yang ditentukan sudah termasuk untuk berbagai wahana di Ancol, jadi tidak hanya balapan,” kata Sahroni.Selain dapat menikmati sejumlah wahana di Ancol, kata Sahroni, penonton yang sudah membeli tiket Formula E Jakarta juga dapat menyaksikan hiburan dari para band dan artis yang memeriahkan acara balapan pada 4 Juni mendatang.Indonesia menjadi salah satu negara yang menghelat Formula E musim ke-8. Rangkaian adu balap mobil listrik internasional itu sudah dimulai sejak Januari lalu di Diriyah, Arab Saudi.Indonesia menjadi tuan rumah untuk seri balapan kesembilan yang digelar di Jakarta International E-Prix Circuit (JIEC) Ancol, Pademangan, Jakarta Utara.Secara keseluruhan, kata Sahroni, kapasitas penonton di JIEC Ancol sekitar 60.000 orang, dan dapat disaksikan dari berbagai titik lokasi acara.Penonton bisa memilih empat kategori lokasi untuk menyaksikan Formula E, yaitu Ancol Festival, Sirkuit Festival, Grand Stand, hingga VIP dan VVIP.Tiket menonton yang paling terjangkau dijual Rp250 ribu untuk kategori Ancol Festival. Sementara yang termahal yaitu Rp10 juta, untuk kategori VVIP dan VIP. Harga tiket tersebut belum termasuk pengenaan pajak 15 persen.Sahroni berharap dengan lengkapnya berbagai layanan yang diberikan, masyarakat juga akan semakin menikmati ajang balapan internasional tersebut.“Kami ingin membuat ajang Formula E ini sebagai sebuah festival untuk banyak kalangan. Penggemar balap ataupun bukan, bisa menikmati semaraknya gelaran Formula E ini,\" tutur Sahroni. (mth/Antara)