olahraga
Timnas Indonesia Terperosok ke Peringkat 175 FIFA
Jakarta, FNN - Tim nasional putra Indonesia terperosok ke peringkat 175 FIFA, berdasarkan rilis data terkini, dikutip dari laman FIFA di Jakarta, Kamis. Posisi tersebut lebih buruk dari peringkat skuad berjuluk Garuda per 12 Agustus 2021 yaitu di 174. Di kawasan Asia Tenggara, Indonesia hanya lebih baik daripada Kamboja (178), Laos (186), Brunei Darussalam (190) dan Timor Leste (194). Sementara negara ASEAN dengan peringkat FIFA tertinggi yaitu Vietnam yang bertengger di urutan ke-95. Di bawah Vietnam ada Thailand (122), Filipina (125), Myanmar (146), Malaysia (154) dan Singapura (160). Sementara lawan timnas Indonesia di babak "play-off" Kualifikasi Piala Asia 2023 pada Oktober 2021, Taiwan, berada di posisi ke-151. Jika mampu menundukkan Taiwan dan lolos ke Kualifikasi Piala Asia 2023, Indonesia berpotensi memperbaiki kedudukannya di peringkat FIFA. Secara keseluruhan, tim nasional Belgia masih kokoh di posisi pertama peringkat FIFA, disusul Brazil. Inggris merangkak ke posisi ketiga, melangkahi Prancis yang kini tepat di bawahnya. Tim 10 besar terbaik kemudian diisi Italia, Argentina, Portugal, Spanyol, Meksiko dan Denmark. (sws, ant)
Richard Mainaky Beberkan Kunci Sukses Pelatihan Ganda Campuran PBSI
Jakarta, FNN - Richard Mainaky, kepala pelatih ganda campuran PBSI yang akan pensiun akhir September, menceritakan kunci suksesnya dalam memajukan sektor bulu tangkis nasional yang dulu sempat terpuruk itu. Selama 26 tahun berkecimpung sebagai pelatih di Pelatnas Cipayung, Jakarta Timur, Richard menemukan cara utama untuk membentuk karakter atlet yang baik ialah dengan menjadi contoh yang baik pula bagi anak didiknya. "Sebagai pelatih, saya beranggapan bahwa harus menjadi contoh buat pemain. Yang pertama, disiplin, itu yang saya tanamkan. Lalu komitmen, tanggung jawab dan kerja keras. Juga harus memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Sebagai contoh, bila kita program jam tujuh, saya sudah sampai jam enam. Itu yang saya lakukan sejak tahun 1996," tutur Richard lewat keterangan tertulis PBSI di Jakarta, Senin. Menurut pria berusia 56 tahun itu, mendidik atlet ganda campuran adalah seni, dan berbeda dibanding sektor lain. Karena susunan pasangan pemain yang berbeda dari segi gender, tentu ada kiat tersendiri untuk menangani atletnya. "Memang sulit, ya, karena ganda campuran, kan, yang main dua orang tapi yang satu putra dan satu putri. Yang putra lebih ke ego, sementara putri lebih ke perasaan. Tapi saya merasa ini adalah seni yang menantang, bukan beban," ungkap Richard. Dalam melatih, ia pun selalu bekerja keras, bertekad kuat dan tidak mudah menyerah demi menaikkan kualitas ganda campuran yang pada era 90-an sempat dianaktirikan oleh PBSI. Ia juga mengaku tak ingin atlet merasa takut kepadanya, namun juga harus bisa saling menghargai agar tercipta ikatan antara pelatih dan pemain. Memahami karakter setiap atlet juga tak luput dari teknik kepelatihannya untuk bisa mengetahui kelebihan dan kekurangan anak didiknya. Kerja keras Richard sejak 1995 di PBSI pun membuahkan hasil dengan munculnya sejumlah bintang dari sektor ganda campuran, antara lain Tri Kusharjanto, Minarti Timur, Flandy Limpele, Vita Marissa, Nova Widianto, Liliyana Natsir, Tontowi Ahmad, Debby Susanto hingga Praveen Jordan dan Melati Daeva Oktavianti. Atlet gemblengan Richard juga sukses mendulang prestasi, mulai dari All England, Kejuaraan Dunia, hingga medali emas Olimpiade. Sebelum resmi hengkang untuk pulang ke Manado, Sulawesi Utara, Richard juga sudah berpesan kepada tim ganda campuran agar selalu menjaga kerja sama dan tetap bekerja keras untuk mengharumkan nama bangsa. "Saya minta semua meneruskan apa yang sudah saya bangun. Jadi, jangan sampai saat saya sudah tidak di sini, nanti tidak ada kerja sama yang bagus antar pelatih dan pemain. Saya tidak mau ganda campuran terpuruk lagi. Pelatih dan pemain harus siap, latihan tambahan apapun harus siap," pungkas Richard. (mth)
Atlet Sepatu Roda Belia Jogjakarta Optimismis Sumbang Emas PON Papua
Jogjakarta, FNN - Atlet sepatu roda DIJ yang berasal dari Kota Jogjakarta Aurellia Nariswari Putri Sigit optimistis mampu menyumbang setidaknya satu medali emas dalam PON Papua. “Target untuk meraih medali pasti ada dan saya optimistis bisa,” kata Aurellia saat berpamitan dengan Wakil Wali Kota Jogjakarta Heroe Poerwadi di Jogjakarta, Senin. Meskipun baru berusia 14 tahun, ia akan turun di lima nomor pertandingan, di antaranya 15 kilometer, 10 kilometer point to point, marathon, relay, dan juga team time trial. Sejumlah persiapan sudah dilakukan oleh atlet yang saat ini masih tercatat sebagai siswi kelas 9 SMP Negeri 9 Yogyakarta itu, di antaranya meningkatkan intensitas latihan termasuk latihan fisik. “Latihan dilakukan di dua lokasi yaitu di Stadion Mandala Krida dan Stadion Sultan Agung Bantul,” katanya yang sudah melakukan persiapan untuk tampil di PON sejak dua tahun lalu. Latihan secara intensif mulai ditingkatkan sejak enam bulan lalu termasuk untuk mempersiapkan diri terhadap kondisi cuaca di Papua yang diperkirakan lebih panas. “Latihan dilakukan pada siang hari supaya lebih mudah beradaptasi dengan cuaca di lokasi pertandingan,” katanya yang menjadi kontingen PON termuda di DIJ. Atlet sepatu roda DIJ direncakan berangkat ke Papua pada pekan depan dan akan melakoni pertandingan sebelum pembukaan PON. Sebelumnya, KONI DIJ menargetkan meraih satu medali emas dari cabang sepatu roda. Sejumlah tim yang diperkirakan akan menjadi pesaing berat adalah dari DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Barat, Kalimantan Timur, dan dari tuan rumah Papua. Sementara itu, Wakil Wali Kota Jogjakarta Heroe Poerwadi meminta agar seluruh atlet dapat menjaga fokus pertandingan sehingga mampu mengeluarkan kemampuan terbaik untuk mempersembahkan prestasi di ajang pesta olahraga terbesar di Indonesia tersebut. “Beradaptasi dengan lokasi pertandingan secara cepat juga perlu dilakukan. Yang penting fokus pada pertandingan saja dan selalu menjaga semangat serta kesehatan,” katanya. (mth)
Leani Ratri Oktila, Menembus Keterbatasan, Mencetak Sejarah
Jakarta, FNN - Leani Ratri Oktila sempat mengira perjalanan kariernya sebagai atlet bulu tangkis Indonesia berakhir setelah tragedi kecelakaan sepeda motor menimpa dirinya pada 2011 silam. Perempuan yang masih berusia 21 tahun itu padahal bermimpi untuk menjadi atlet bulu tangkis yang hebat dan bisa membanggakan Indonesia di berbagai kejuaraan, apalagi ia sudah menekuni olahraga tepok bulu itu sejak umurnya masih tujuh tahun. Namun mimpi tersebut harus dikubur dalam-dalam sejak tragedi kecelakan yang membuatnya mengalami patah tulang pada kaki dan tangan kirinya. Dia divonis mengalami gangguan pada kakinya yang memiliki panjang yang berbeda. Ia pun harus pensiun sebagai atlet non-disabilitas dan beralih menjadi atlet disabilitas. Di tengah keterbatasan fisiknya itu, Leani memutuskan untuk terus berjuang merawat mimpinya agar bisa menjadi pebulu tangkis hebat, meski harus menghadapi berbagai tantangan. Dalam perjalanannya menjadi atlet Paralimpiade, ia sempat mendapat tentangan dari orang tuanya yang tidak mau anaknya merasa kecil hati karena harus bertanding sebagai atlet non-disabilitas. Namun Leani selalu memutuskan untuk terus berjuang tak kenal lelah demi mewujudkan cita-citanya menjadi atlet yang membanggakan. Ia pun mulai mengikuti berbagai turnamen. Gelar pertamanya di cabor para-bulu tangkis dicatatkan saat Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) 2012 Riau ketika dia meraih satu emas dan satu perak. Tahun 2013 menjadi awal perjalanan Leani bergabung bersama dengan Komite Paralimpiade (NPC) Indonesia. Ia pun mulai turun dalam kejuaraan internasional. Naik podium utama berbagai kejuaraan sudah pernah dirasakan, mulai dari emas ASEAN Para Games, emas Asian Para Games, hingga Kejuaraan Dunia Para Games. Berkat rentetan prestasi yang ditorehkannya, Federasi Badminton Dunia (BWF) menganugerahinya gelar atlet para-badminton putri terbaik selama dua tahun berturut-turut pada 2018 dan 2019. “Walaupun saya kecelakaan, tapi saya tidak merasa terpuruk saat itu. Yang membuat saya tangguh di tengah keterbatasan, ya, pasti keluarga dan orang sekitar saya yang selalu mendukung saya,” kata Leani saat dihubungi Antara di Jakarta, Rabu. Kini, sudah 10 tahun berlalu sejak tragedi kecelakaan itu, Leani justru mengukuhkan dirinya sebagai atlet Indonesia tersukses yang mampu mencetak sejarah dengan mempersembahkan tiga medali dalam satu penyelenggaraan Olimpiade atau Paralimpiade lewat cabang para-bulu tangkis. Atlet berusia 30 tahun itu membawa pulang dua emas dan satu perak dalam cabang para-bulu tangkis yang baru pertama kalinya dipertandingkan di Paralimpiade. Emas pertama dipersembahkan dari nomor ganda putri SL3-SU5 bersama Sadiyah Khalimatus pada Sabtu, 4 September. Kemenangan tersebut mengulang kisah indah Indonesia di ajang Paralimpiade dengan menghadirkan kembali medali emas untuk Merah Putih, mengakhiri penantian selama 41 tahun. Sehari berikutnya, Leani mesti menjalani dua laga final, yakni tunggal putri SL4 dan ganda campuran SL3-SU5 bersama Hary Susanto. Dia hampir saja meraih mahkota kedua ketika mencapai final tunggal putri SL4. Namun ia harus merelakan medali emas kepada wakil China Cheng Hefang setelah melewati pertarungan ketat rubber game selama hampir satu jam. Leani hanya memiliki waktu kurang dari tiga jam untuk kembali bertarung pada pertandingan final ganda campuran bersama Hary Susanto. Meski letih, ia tak mau menyerah begitu saja dan tetap memberikan seluruh sisa kekuatannya di lapangan demi sekeping emas lainnya. Usai gagal di final tunggal putri, Leani justru seakan terlahir kembali, tampil habis-habisan pada final ganda campuran untuk menghabisi wakil Prancis Lucas Mazur/Faustine Noel dan mengklaim emas keduanya di Tokyo. Emas kedua itu menjadi penutup yang manis bagi perjalanan Indonesia di hari terakhir pelaksanaan Paralimpiade. Raihan dua emas menjadi prestasi terbaik kontingen Merah Putih dalam partisipasinya di pesta olahraga penyandang disabilitas terbesar di dunia itu. “Ini merupakan Paralimpiade dan pertama kalinya saya bertanding di Paralimpiade,” katanya dikutip laman resmi Olympics. “Saya selalu mengatakan bahwa saya ingin menunjukkan yang terbaik untuk Indonesia, memberikan segalanya untuk masyarakat Indonesia,” ujarnya. Turun di tiga nomor pertandingan, Leani jelas menargetkan dapat membawa pulang tiga medali emas dari Tokyo. “Bagi saya pribadi, hasil ini tidak sesuai target karena semua atlet tentunya ingin meraih yang terbaik. Tentunya saya turun di tiga nomor, jadi inginnya tiga emas,” ujarnya. Meski demikian, Leani mengaku tetap bersyukur dengan torehan tersebut. Sebab, ia mengatakan telah memberikan penampilan yang maksimal selama pertandingan. Leani yang turun di tiga nomor pertandingan itu memang menghadapi tantangan yang lebih berat karena dia mempunyai jadwal pertandingan yang lebih padat serta waktu istirahat yang minim. Atlet kelahiran Riau, Pekanbaru itu tercatat telah menjalani 12 pertandingan sejak para-bulutangkis dimulai pada 1 September, dan bahkan mesti melakoni empat laga sekaligus dalam sehari sebelum akhirnya mampu merebut medali emas ganda putri. Rasa letih itu pun akhirnya terbayar tuntas. Leani yang dulu sempat mengira bahwa perjalanan kariernya sebagai pebulu tangkis bakal berakhir, kini justru menuliskan tinta manis dalam catatan sejarah Indonesia sebagai atlet yang berhasil menghadirkan kembali medali emas untuk Merah Putih, mengakhiri penantian selama empat dekade lamanya. Maka, tak salah jika Leani dijuluki sebagai “Ratu” para-bulu tangkis. Biodata Singkat: Nama: Leani Ratri Oktila Tempat, tanggal lahir: Kampar, Pekanbaru, 6 Mei 1991 Cabor: Para-bulutangkis Klasifikasi: SL4 Prestasi: Olimpiade -Medali emas ganda putri SL3-SU5 bersama Khalimatus Sadiyah di Tokyo 2020 -Medali emas ganda campuran SL3-SU5 bersama Hary Susanto di Tokyo 2020 -Medali perak tunggal putri SL4 di Tokyo 2020 Kejuaraan Dunia BWF - Medali emas ganda campuran, Korea 2017 - Medali perak tunggal putri, Korea 2017 - Medali perunggu ganda putri, Korea 2017 - Medali emas tunggal putri, Swiss 2019 - Medali emas ganda campuran, Swiss 2019 - Medali perak ganda putri, Swiss 2019 Asian Paragames - Medali emas ganda campuran, Incheon 2014 - Medali perak ganda putri, Incheon 2014 - Medali perunggu tunggal putri, Incheon 2014 - Medali emas ganda putri, Jakarta 2018 - Medali emas ganda campuran, Jakarta 2018 - Medali perak tunggal putri, Jakarta 2018 ASEAN Paragames - Medali emas tunggal putri, Singapura 2015 - Medali emas ganda putri, Singapura 2015 - Medali emas ganda campuran, Singapura 2015 - Medali emas tunggal putri, Kuala Lumpur 2017 - Medali emas ganda putri, Kuala Lumpur 2017 - Medali emas ganda campuran, Kuala Lumpur 2017 Turnamen internasional - Tujuh emas, dua perak dari Indonesia Para-Badminton International 2014-2016 - Lima emas Thailand Para-Badminton International 2017-2018 - Tiga emas, satu perak Australia Para-Badminton International 2018 - Lima emas, dua perak Dubai Para-Badminton International 2019 - Enam emas, Canada Para-Badminton International 2019 - Dua emas, satu perak Brazil Para-Badminton International 2020
Anies Imbau Jakmania Dukung Persija dari Rumah
Jakarta, FNN - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengimbau Jakmania, sebutan bagi suporter klub sepak bola Persija untuk memberikan dukungan dari rumah kepada tim kesayangannya yang akan berlaga di kompetisi Liga I-2021 menghadapi PSS Sleman. "Dukungan dan semangat kita semua akan sampai kepada para pemain, akan menjadi bahan bakar yang ikut mendorong stamina, semangat dan mengantarkan kemenangan untuk tim kebanggaan kita, Persija," katanya melalui @aniesbaswedan di Jakarta, Minggu. Pertandingan perdana Persija kontra PSS Sleman ditayangkan di salah satu stasiun televisi swasta mulai pukul 20.30 WIB, Minggu (5/9) yang disiarkan langsung dari Stadion Pakansari, Bogor. Anies menambahkan dukungan dari rumah tidak mengurangi semangat kepada punggawa Persija Jakarta itu karena mengingat saat ini masih pandemi COVID-19. Meski begitu, dia menambahkan mulai bergulirnya kompetisi Liga I tersebut akan mengobati kerinduan masyarakat kepada kesebelasan yang dikenal dengan nama Macan Kemayoran itu. Ia juga berpesan kepada para pemain Persija untuk tetap semangat dan memberikan yang terbaik bagi warga Jakarta. "Untuk semua para punggawa Jakarta tetap semangat, tetap ngotot, tetap berikan yang terbaik dalam setiap pertandingan karena bagi kami kemenangan Persija bukan hanya menambah tiga poin tapi dia menggoreskan senyum bahagia dan bangga kepada setiap warga di Ibu Kota," ucapnya. (mth)
Leani Ratri Siap Tampil Maksimal di Tiga Nomor Para Dadminton
Jakarta, FNN - Atlet para badminton Indonesia Leani Ratri Oktila mengutarakan kesiapannya untuk berlaga pada tiga nomor sekaligus dalam debutnya di gelaran Paralimpiade Tokyo yang mulai berlangsung Rabu (1/9). Pada kompetisi para badminton perdana di Paralimpiade itu, Ratri akan turun pada nomor tunggal putri SL4, ganda putri SL3-SU5 berpasangan Khalimatus Sadiyah, dan ganda campuran SL3-SU5 berpasangan dengan Hary Susanto. Sejak berada di Jepang sejak 19 Agustus lalu bersama tim para badminton Indonesia, Ratri sudah menjalani pemusatan latihan selama satu minggu di Machida sebelum berkumpul dengan atlet Komite Paralimpiade Nasional (NPC) Indonesia lainnya di wisma atlet Paralimpiade Tokyo pada 26 Agustus. "Latihan hari ini hanya 'stroke' ringan. Kami juga diberi program untuk menjalani pertandingan antar sesama pemain," kata Ratri, seperti dilansir dalam keterangan resmi NPC Indonesia, Selasa. Atlet asal Riau itu menceritakan, sejak berada di Tokyo tim para badminton tetap melanjutkan menu latihan, namun dengan porsi yang tidak terlalu berat. Selama dua minggu di Jepang, Ratri mulai terbiasa dengan kondisi cuaca di Tokyo. Namun, atlet berusia 30 tahun itu kini dihadapkan dengan tantangan lain. "Untuk cuaca dan udara di sini tidak berbeda jauh dengan Indonesia, jadi tidak ada masalah. Tetapi selama di sini muncul tantangan baru. Berhubung di sini makanannya enak-enak, saya harus mengendalikan nafsu makan supaya tidak terlalu berlebihan," kata Ratri. Undian pembagian grup para badminton telah dilakukan, namun Ratri mengaku masih buta akan kekuatan lawan yang akan dihadapi nanti. "Karena selama pandemi ini tidak ada turnamen yang digelar, jadinya tidak begitu tahu kekuatan lawan. Tapi saya pasti akan berjuang semaksimal mungkin," kata Ratri. Pada pertandingan Rabu nanti, Ratri/Hary akan tampil di penyisihan Grup A ganda campuran SL3-SU5. Mereka akan berhadapan dengan wakil tuan rumah Daisuke Fujihara/Akiko Sugino. Selanjutnya pada Kamis (2/9), Ratri akan memainkan dua pertandingan sekaligus. Pada ganda putri SL3-SU5, Ratri/Khalimatus menghadapi wakil Thailand, Nipada Saensupa/Chanida Srinavakul, di penyisihan Grup B. Namun sayangnya pada sektor tunggal putri SL4, Ratri harus melawan rekan mainnya di ganda putri yaitu Khalimatus, di penyisihan Grup A. (sws)
Simone Biles Mengaku Alami Masalah Kesehatan Mental Sebelum Olimpiade
Jakarta, FNN - Simone Biles mengatakan bahwa masalah kesehatan mental yang membuat dia menarik diri dari beberapa nomor pertandingan di Olimpiade telah dimulai bahkan sebelum dia tiba di Jepang. Superstar senam AS itu membuat sensasi di Olimpiade bulan lalu setelah menarik diri dari final beregu sebelum kemudian mundur dari kompetisi all-around perorangan. Biles (24), yang dianggap oleh banyak orang sebagai pesenam terhebat sepanjang masa dan yang diperkirakan akan memenangi banyak medali emas di Jepang, mengatakan dia mengundurkan diri untuk memprioritaskan kesehatan mentalnya. Dalam percakapan video dengan ibunya yang dirilis oleh sponsor Athleta, Biles mengatakan masalah yang dialami menumpuk dari waktu ke waktu. "Saya bahkan tidak akan mengatakan itu dimulai di Tokyo. Saya merasa itu mungkin sedikit lebih dalam dari itu," kata Biles, dikutip dari AFP, Selasa. "Saya pikir itu hanya karena stres. Itu terbentuk dari waktu ke waktu, dan tubuh serta pikiran saya mengatakan tidak. Bahkan saya tidak tahu bahwa saya sedang mengalaminya sampai itu terjadi begitu saja." Penampilan Biles di Tokyo terganggu karena serangan "twisties" -- fenomena yang berpotensi menimbulkan bahaya yang menyebabkan pesenam kehilangan arah ketika di udara. Biles akhirnya kembali ke arena Olimpiade untuk bertanding di final balok keseimbangan, di mana dia meraih perunggu. Biles mengatakan meskipun dia kecewa karena tidak dapat menampilkan gaya melawan gravitasi khas dirinya di panggung, dia tidak menyesal telah mengutamakan kesehatan dan keselamatannya. "Itu menyebalkan. Seperti, berlatih lima tahun, tapi tidak berjalan seperti yang Anda inginkan," kata Biles dalam video itu. "Tapi saya tahu bahwa saya membantu banyak orang dan atlet berbicara tentang kesehatan mental dan mengatakan tidak. Karena saya tahu saya tidak bisa pergi ke sana dan bertanding. Saya tahu saya akan terluka." Biles menambahkan bahwa dia terkejut dengan reaksi dukungan secara luas terhadap pengunduran dirinya dari pertandingan di Tokyo. "Saya jelas mengira akan banyak reaksi negatif dan rasa malu. Tapi itu kebalikannya. Itu pertama kalinya saya merasa menjadi manusia. Selain Simone Biles, saya adalah Simone, dan orang-orang menghormati itu." Kini, Biles berharap kasusnya itu akan mendorong orang lain untuk meminta bantuan jika mereka khawatir dengan kesehatan mental mereka. "Saya tahu itu tidak mudah, tetapi itu sangat membantu," kata Biles. "Dan, saya tahu seringkali Anda mungkin merasa bodoh. Tapi, seperti yang telah saya pelajari selama bertahun-tahun, tidak apa-apa untuk meminta bantuan."(sws)
David Jacobs Sumbang Perunggu untuk Indonesia di Paralimpiade Tokyo
Jakarta, FNN - Kontingen Indonesia meraih medali ketiga di Paralimpiade Tokyo 2020 melalui David Jacobs yang menyumbang perunggu pada cabang olahraga para-tenis meja kelas 10 perorangan putra. David Jacobs meraih perunggu setelah kalah dari wakil Prancis Mateo Boheas pada semifinal yang berlangsung di meja tiga Tokyo Metropolitan Gymnasium, Sabtu, dengan skor 2-3 (9-11, 8-11, 11-3, 11-5, 8-11). Semifinal cabang olahraga para-tenis meja kelas 10 memang langsung memperebutkan perunggu. Artinya, Jacobs yang menelan kekalahan tidak harus kembali bertanding untuk memperebutkan posisi ketiga. Jacobs meraih perunggu bersama wakil Montenegro Filip Radovid yang juga kalah di babak empat besar dari unggulan pertama asal Polandia Patryk Chojnowski dengan skor 1-3 (11-13, 11-9, 4-11, 9-11). Adapun Patryk Chojnowski dan Mateo Boheas berhak melaju ke final dan akan memperebutkan medali emas pada Minggu (29/8). Perunggu dari Jacobs menambah pundi-pundi medali Kontingen Indonesia di Paralimpiade Tokyo 2020. Sebelumnya, skuad Merah Putih juga meraih perak dari cabang olahraga para-powerlifting melalui Ni Nengah Widiasih dan Saptoyogo Purnomo yang meraih perunggu pada cabang para-atletik nomor 100 meter putra T37. Dengan satu perak dan dua perunggu, menempatkan Indonesia untuk sementara di posisi 38 dalam daftar perolehan medali. Setidaknya hingga berita ini diturunkan.(sws)
David Jacobs Melaju ke Semifinal Para-Tenis Meja Paralimpiade Tokyo
Jakarta, FNN - David Jacobs melaju ke semifinal cabang olahraga para-tenis meja kelas 10 di Paralimpiade Tokyo 2020 setelah mengalahkan atlet asal China, Lian Hao di Tokyo Metropolitan Gymnasium, Jepang, Sabtu. David harus melewati pertandingan ketat sebelum akhirnya menang dengan skor 3-2 (11-6, 22-10, 6-11, 10-12, 17-15). Pada dua gim awal, David mampu mengontrol pertandingan sehingga meraih kemenangan. Namun memasuki gim ketiga, Hao mulai bisa membaca gaya permainan David sehingga merebut gim ketiga dan keempat. Laga kemudian dilanjutkan ke gim penentu atau kelima. Pada awal gim penentuan itu, David belum bisa kembali menemukan permainan terbaiknya. Unggulan kedua tersebut sempat tertinggal jauh 1-6 dan 7-10. Beruntung David bisa menyamakan kedudukan 10-10 sehingga pertandingan dilanjutkan ke deuce. Berkat ketenangan dan mental, David Jacobs akhirnya mampu menghentikan perlawanan Hao dengan merebut gim kelima 17-15. "Sangat bersyukur bisa menang dan masuk ke semifinal," kata David Jacobs usai pertandingan seperti rilis resmi NPC Indonesia, Sabtu. “Ya, sepanjang pertandingan tadi saya tidak mau menyerah dan terus mencari cara agar tetap bisa mengubah permainan. Saya terus berdoa untuk tidak putus asa," ujar David menambahkan. Namun, keberhasilan David hari ini tidak diikuti kompatriotnya Komet Akbar. Komet yang berlaga pada perempat final kelas 10, harus mengakui keunggulan pemain unggulan empat asal Prancis, Mateo Boheas, 1-3 (12-14, 5-11, 11-5, 10-12). "Permainan Mateo hari ini bagus. Secara peringkat memang dia jauh lebih unggul dari saya,” kata Komet. Hasil berbeda yang dialami oleh dua atlet para-tenis meja ini mendapat apresiasi dari Wakil Sekretaris Jenderal NPC Indonesia, Rima Ferdianto. “Meski perbedaan peringkat Komet dengan Mateo cukup jauh, secara permainan tadi cukup berimbang. Sayangnya pada gim keempat Komet sedikit tidak tenang dalam bermain meski sudah memegang kendali permainan,” jelas Rima. "Secara keseluruhan permainan Komet bagus dan saya mengapresiasi penampilannya karena perjuangan Komet masih berlanjut di nomor beregu,” tambah Rima. Rima yang juga pelatih para-tenis meja Indonesia itu juga mengaku tegang saat menyaksikan perjuangan David Jacobs saat mengalahkan Hao. "Untuk David Jacobs, kemenangan tadi itu merupakan izin Tuhan karena di gim kelima ia tertinggal terlalu jauh. Kita sempat berpikir David akan kalah, tetapi dengan izin Tuhan, David bisa mengejar ketertinggalannya dan berhasil menang,” kata Rima. Selanjutnya pada babak semifinal David Jacobs akan melawan pemain Prancis yang mengalahkan Komet Akbar, Mateo Boheas. (mth)
M Fadli Berpeluang Sumbang Medali dalam Nomor 4000m Individual Pursuit
Jakarta, FNN - Atlet para-balap sepeda Indonesia Muhammad Fadli Imammuddin berpeluang menyumbangkan medali dari nomor C4 4000m individual pursuit Paralimpiade Tokyo 2020 setelah gagal pada nomor C4-C5 1000m time trial di Izu Velodrome, Kamis. Menurut pelatih para-balap sepeda, Fadillah Umar, Fadli masih memiliki peluang untuk berprestasi pada nomor C4 4000m individual pursuit karena salah satu pesaing beratnya, yakni Jody Cundy asal Inggris Raya tidak akan berlomba pada nomor tersebut. “Dari awal persiapan Fadli memang untuk tampil di nomor 4000 meter karena ia memiliki endurance bagus. Dengan absennya Cundy maka membuka persaingan antar pebalap,” kata Fadil dalam siaran pers NPC Indonesia yang diterima di Jakarta, Kamis. Dengan absennya Cundy maka pesaing terberat lainnya Fadli pada perlombaan nanti adalah pebalap Slovakia Jozef Metelka, pebalap nomor satu dunia yang memiliki spesialisasi pada nomor 4000m. Dia juga bahkan merebut medali perunggu pada nomor C4-C5 time trial 1000m di Tokyo. Selain Metelka, rival berat lainnya adalah pebalap nomor dua dunia asal Rumania Carol-Eduard Novak. Meski demikian, Fadli dinilai tetap berpeluang mencatatkan waktu terbaik berdasarkan hasil pada kejuaraan yang ia ikuti sebelumnya. Pada nomor C4 4000m individual pursuit, Fadli memiliki catatan waktu terbaik saat berlaga di UCI Para-cycling Track World Championships di Milton, Kanada pada Februari 2020 ketika dia finis di urutan ketujuh. Sebelumnya, pebalap berusia 37 tahun itu juga meraih medali emas di Asian Para Games 2018 pada disiplin tersebut. Menurut Fadillah, Fadli saat ini berada dalam kondisi prima dan diharapkan ia bisa menunjukkan penampilan terbaik di Izu Velodrome, Jumat (27/8) untuk mengharumkan nama Indonesia. Fadli belum mampu menyumbangkan medali bagi Indonesia setelah finis di urutan ke-17 nomor C4-C5 1000m time trial di Tokyo dengan mencatatkan waktu 1 menit 10,423 detik. Ia terpaut 8,886 detik dari peraih medali emas asal Spanyol Alfonso Cabello Llamas dengan waktu 1 menit 01,557 detik. Sementara itu, posisi kedua dihuni pebalap Inggris Raya Jody Cundy dengan catatan waktu 1 menit 01,847 detik. Pebalap Slovakia Jozef Metelka meraih perunggu dengan 1 menit 04,786 detik. Meski demikian, torehan waktu Fadli di Paralimpiade hari itu merupakan rekor terbaik sepanjang kariernya sebagai atlet para-balap sepeda. (mth)