olahraga
Shin Sayangkan Dua Gol Singapura yang Bersumber dari "Set Piece"
Jakarta, FNN - Pelatih tim nasional Indonesia Shin Tae-yong menyayangkan terjadinya dua gol Singapura ke gawang skuadnya yang bersumber dari bola mati atau \"set piece\" saat kedua tim bersua pada laga leg kedua semifinal Piala AFF 2020 di Singapura, Sabtu malam.\"Sebelum pertandingan saya sudah mengingatkan kepada pemain bahwa Singapura kuat dalam situasi \'set piece\'. Oleh karena itu, sebisa mungkin jangan bikin kesalahan. Namun, ternyata kami kurang fokus dan datanglah dua gol dari sana,\" ujar Shin dalam konferensi pers virtual sesudah pertandingan yang diikuti di Jakarta.Dua gol Singapura dalam laga yang digelar di Stadion Nasional dan dimenangkan Indonesia 4-2 itu memang lahir dari bola mati. Gol gelandang Song Ui-young membuat gol pada menit ke-45+4 memanfaatkan kemelut hasil tendangan bebas. Sementara gol kedua Singapura datang dari sepakan bebas langsung Shahdan Sulaiman (74\').\"Ini memang bukan laga yang mudah bagi kami. Para pemain kami juga masih muda jadi masih sulit mengendalikan pertandingan. Meski begitu, saya merasa kedua tim sudah bekerja sangat keras,\" tutur Shin.Juru taktik asal Korea Selatan itu pun berjanji akan membenahi pertahanan skuadnya saat terjadi situasi bola mati mengingat mereka akan melawan Thailand atau Vietnam di final.Tim nasional Indonesia berhasil melaju ke final Piala AFF 2020 setelah menundukkan Singapura, yang diperkuat delapan pemain karena tiga nama dikartu merah, dengan skor 4-2 pada laga leg kedua semifinal Piala AFF 2020 di Stadion Nasional, Singapura, Sabtu malam.Gol-gol Indonesia dalam partai yang harus melewati babak tambahan tersebut dibuat oleh Ezra Walian, Pratama Arhan, bunuh diri bek Shawal Anuar dan Egy Maulana Vikri. Sementara Singapura mempersempit jarak skor berkat gol Song Ui-young dan Shahdan Sulaiman.Adapun dua pemain Singapura yang diusir wasit yaitu Safuwan Baharudin, Irfan Fandi dan kiper Hassan Sunny.Indonesia berhak ke partai puncak karena leg pertama tuntas dengan skor 1-1. Bagi skuad \"Garuda\", itu menjadi final keenam sepanjang keikutsertaan di Piala AFF setelah sebelumnya mencatatkan pencapaian serupa pada tahun 2000, 2002, 2004, 2010 dan 2016. Dari lima kesempatan sebelumnya, Indonesia gagal meraih juara.Nantinya, di final, Indonesia akan melawan pemenang partai semifinal lainnya yang mempertemukan Thailand dan Vietnam. Laga leg kedua semifinal tersebut digelar pada Minggu (26/12). Pada leg pertama, Thailand menang 2-0. (mth)
Sepak Bola, Nasionalisme dan Ketuhanan
Kalau saja tendangan pinalti pemain Singapura tidak ditepis kiper saat injury time waktu normal, kemudian pertandingan berakhir dengan skor 3-2 buat kemenangan Singapura meski hanya bermain 9 orang, maka yang terjadi, sepak bola Indonesia akan menjadi perbincangan seantero dunia. Dimana tidak ada timnas yang paling buruk di dunia selain Indonesia. Boleh jadi itu menjadi sejarah paling mengerikan bukan saja buat Indonesia. Melainkan juga bagi sepak bola dunia. Efek dominonya bukan mustahil sepak bola Indonesia bisa bubar. Oleh Yusuf Blegur, Pegiat Sosial dan Aktivis Yayasan Human Luhur Berdikari TAPI Allah Subhannahu Wa Ta\'Ala berkehendak lain. Dengan membiarkan drama yang menguras emosi, martabat dan harga diri bangsa, Sang Ilahi masih sayang dan menyelamatkan muka sepak bola dan bangsa Indonesia dari rasa malu dan kecerobohan paling konyol. Meski hanya sekadar pertandingan olah raga internasional. Kepercayaan diri, motivasi dan nasionalisme yang tinggi lewat sepak bola mungkin tak mampu lagi bisa membesarkan negara dan bangsa. Ditambah perhatian, kepedulian dan kesejahteraan para atlit oleh pengurus asosiasi olah raga dan pemerintah yang begitu memprihatinkan. Seperti yang pernah dialami atlit bulutangkis nasional baru- baru ini dan masih banyak olah ragawan dan pensiunannya yang berprestasi namun tak mendapat penghargaan dan apresiasi yang layak dari negara. Ini bukan sekadar keberuntungan bagi timnas dan apes bagi kesebelasan Singapura. Ini juga bukan kebetulan. Lewat dzikir sang kapten timnas jelang pertandingan dimulai (seperti yang terekam video yang beredar di media sosial). Bisa jadi ada rasa kasih sayang dan berkah Ilahi yang masih menyelimuti timnas Garuda. Setelah diaduk-aduk perasaannya penonton seantero republik mungkin juga dunia. Pemirsa televisi siaran langsung dan live streaming dari android yang membuncah rasa gemes dan greget. Bercampur menjadi satu ekspresi penuh harapan dan pesimis. Bahkan hampir frustasi yang diselingi kekecewaan dan umpatan. Terutama saat pertandingan masih berlangsung, pemain timnas Indonesia yang unggul dua pemain sempat tertinggal 1-2 dari timnas Singapura hingga menit-menit akhir pertandingan. Allah Yang Maha Besar dan Maha Kuasa masih menghendaki timnas Indonesia tampil di final. Tak ada yang tahu seperti apa takdir Allah pada perhelatan AFC di penghujung tahun 2021 ini. Tapi setidaknya, saat dunia ikut menyaksikan pertandingan yang dramatis dan menguras emosi kebangsaan itu. Menegaskan segala sesuatu yang akan terjadi tak selalu harus mengikuti kata hati dan logika. Menggapai Spiritualitas Ada kekuasaan dan kekuatan yang tak terlihat oleh kasat mata. Hanya bisa dirasakan dengan keimanan. Tak dapat dirancang dan direncanakan. Tidak bisa juga direkasaya dan dipengaruhi. Sebaik dan sehebat apapun bekal serta kesiapan pelbagai hal dalam menghadapi sesuatu, Tak selalu berjalan sesuai dengan harapan dan keinginan manusia semata. Dari sepak bola kita bisa belajar makna kehidupan yang lebih luas. Tentang kemampuan dan ketidakberdayaan. Tentang kekuatan dan kelemahan. Juga tentang kelebihan dan kekurangan. Kenapa negara dan bangsa Indonesia yang kaya sumber daya alam dan sumber daya manusianya. Telah lama tidak mewujud negara yang besar dan adidaya. Kenapa itu bisa terjadi berpuluh-puluh tahun, bahkan ratusan tahun sebelum mewujud Indonesia. Hingga sekarang, kehebatan dan potensi luar biasa pada Indonesia telah menjadi anomali. Negara dan bangsanya terpuruk, rakyatnya juga kekinian menjadi kerdil. Tanpa nasionalisme, tanpa Panca Sila, tanpa agama secara esensi dan substansi. Indonesia memang miris dan ironi. Realitas serba kontradiksi dan distorsi. Sementara nilai- nilai menjadi ilusi dan uthopi. Seperti menyimak timnas Indonesia melawan timnas Singapura. Semua yang terjadi saat berlangsungnya pertandingan tersebut, sesungguhnya tidak ideal dan jauh dari kelayakan meskipun terseok-seok memenangkan permainan. Sama seperti timnas sepak bola. Negara dan bangsa Indonesia boleh jadi memiliki semua yang tidak ada pada negara dan bangsa lain. Semua yang sejatinya membuat menjadi lebih baik dan beradab. Tapi ada satu yang justru menjadi penting dan utama yang tak dimiliki Indonesia. Hanya satu yang radijal dan fundamental. Berupa keberkahan dari Allah Azza Wa Jalla. Alih-alih mengharumkan nama bangsa dan negara. Mengukir prestasi prestisius yang menjadi kebanggaan, kehormatan dan harga diri rakyat Indonesia. Semoga miskinnya prestasi sepak bola timnas di tingkat dunia dan beragamnya kebobrokan pengurus PSSI di dalamnya. Tidak menjadi representasi dan miniatur negara yang tak jauh beda buruknya. Tidak 11-12. Wallahu A\'lam Bishawab.
Conte Merasa Liga Premier Buang-buang Waktu
Jakarta, FNN - Para manajer Liga Premier mengungkapkan kekhawatiran mereka terhadap jadwal pertandingan yang kacau dalam pertemuan Kamis bersama otoritas liga tetapi rasanya mereka seperti berbicara dengan tembok, kata manajer Tottenham Hotspur Antonio Conte seperti dikutip Reuters, Jumat.Baik pemain maupun manajer telah menyerah soal keselamatan pemain karena banyak tim harus bertanding dua kali dalam tiga hari setelah Natal ketika wabah COVID-19 memaksa Liga Premier menunda pertandingan sehingga jadwal laga menjadi bertumpukan.Liga Premier menggelar pertemuan dengan para manajer klub dan kapten guna membahas terganggunya jadwal tetapi tetap mempertahankan jadwal yang sudah ada.\"Saya harus jujur, saya kira itu pertemuan (di mana) kami berusaha berbicara. Beberapa pelatih sudah berusaha berbicara untuk menanyakan solusi tetapi saya kira semuanya sudah diputuskan,\" kata Conte kepada wartawan menjelang pertandingan melawan Crystal Palace lusa Minggu.\"Kemarin itu tembok. Untuk alasan ini saya lebih suka jika saya tidak mengikuti diskusi itu,\" sambung Conte.Ketika ditanya apakah pertemuan itu membuang-buang waktu, Conte menjawab, \"Saya kira begitu. Ketika Anda menghadapi tembok di depan Anda - Anda memang bisa berbicara dan meminta apa yang Anda inginkan - tetapi semua keputusan (sudah) ditentukan.\"Spurs diterpa wabah COVID-19 awal bulan ini yang menyebabkan tiga pertandingan dalam semua kompetisi dibatalkan dan Conte mengaku mengkhawatirkan kelelahan pemain jika mereka yang pulih harus bermain dua kali dalam tiga hari.\"Itu enggak gampang bagi kami, tidak mudah bagi semua tim untuk bermain setelah hanya istirahat satu hari, tak segampang itu. Anda harus mengelola situasi dengan sangat baik karena risiko kehilangan pemain akibat cedera,\" tambah Conte.\"Kami harus memberikan perhatian besar, terutama tim saya. Jangan lupa setengah skuad kami (absen) karena COVID ... Ketika Anda terpapar COVID, maka Anda harus menjalani situasi ini selama dua hingga tiga pekan setelah Anda tuntas dari COVID.\"\"Jika ada orang yang sedikit kelelahan, akan sangat penting untuk mengobrol dengan pemain karena kami harus mengelola periode ini.\" (mth)
Pencak Silat Menuju Olimpiade
Jakarta, FNN - Musyawarah Nasional ke-15 Ikatan Pencak Silat Indonesia (PB IPSI) di Bogor 15-18 Desember lalu mengusung tema \"Indonesia maju, pencak silat menuju Olimpiade\".Impian besar itu tidak mustahil namun juga bakal melalui jalan panjang seperti dialami misalnya oleh taekwondo dan karate sebelum keduanya resmi dimainkan dalam Olimpiade. Bahkan setelah debut dalam Olimpiade Tokyo 2020 karate tak dipertandingkan dalam Olimpiade Paris 2024.Cita-cita besar memasukkan pencak silat dalam gelanggang Olimpiade patut didukung siapa pun, karena ini juga memuliakan warisan asli bangsa yang sarat sejarah dan juga memuat karakter, budaya dan seni asli Nusantara.Ini lebih dari sekadar olahraga dan Olimpiade, namun juga soal nasionalisme dan mempromosikan nilai, budaya dan karakter nasional ke pentas global.Tetapi seperti disebut Ketua Umum Pengurus Besar IPSI Prabowo Subianto, cita-cita besar ini membutuhkan dukungan seluruh pihak, kerja keras dan kesediaan untuk belajar kepada siapa pun.Dan di antara yang bisa menjadi referensi belajar adalah dari bagaimana taekwondo dan karate naik level ke puncak gengsi Olimpiade.Seperti pencak silat, sebelum masuk Olimpiade taekwondo yang produk asli budaya Korea ini juga terlebih dahulu mengorganisasikan diri dengan yang pertama mendirikan Asosiasi Taekwondo Korea (KTA) pada 1959.Ternyata KTA lebih belakangan didirikan ketimbang IPSI yang justru sudah ada sejak 18 Mei 1948.Padepokan-padepokan silat di Indonesia juga sudah dikenal jauh sebelum negara ini merdeka, sebaliknya Korea baru mendirikan Kukkiwon atau akademi nasional taekwondo pada 1972.Setahun setelah itu pada 1973, Kukkiwon dan KTA membentuk Federasi Taekwondo Dunia (WTF). Tahun ini juga mereka menggelar kejuaraan internasional pertama di Seoul. Sejak itu pula Korea berupaya keras memasukkan taekwondo dalam Olimpiade.\"Kerja keras\' seperti diucapkan Prabowo dalam kaitan mengolimpiadekan pencak silat, adalah kata yang tepat untuk melukiskan upaya dan komitmen besar para pemangku kepentingan di Korea guna mengolimpiadekan taekwondo.Pada 1974 taekwondo masuk American Athletic Union (AAU) dalam kaitannya dengan menetapkan standar untuk taekwondo tapi juga mengadopsi standar WTF.Beberapa tahun kemudian WTF bertransformasi menjadi World Taekwondo atau Taekwondo Dunia yang terdengar lebih membumi untuk dunia.Semakin digandrungiSetahun kemudian taekwondo mengafiliasikan diri dengan General Associiation of International Sports Federation (GAISF) yang aktif bekerja sama dengan Olimpiade dan mempromosikan kerjasama antara federasi-federasi olahraga internasional. Lima tahun setelah itu Komite Olimpiade Internasional (IOC) mengakui taekwondo.Setelah dipertandingkan dalam World Games, taekwondo menjadi cabang eksibisi dalam Olimpiade Seoul 1988 dan Olimpiade Madrid 1992. Selama waktu itu pula taekwondo masuk berbagai event dan multievent internasional terkemuka.Akhirnya taekwondo melakukan debut sebagai olahraga resmi Olimpiade pada Olimpiade Sydney 2000. Sejak Sydney itu pula taekwondo dipertandingkan dalam setiap Olimpiade.Kisah kurang lebih sama terjadi pada karate yang baru menjalani debut Olimpiade di Tokyo 2020, namun di Paris 2024 karate tak lagi dipertandingkan dalam Olimpiade.Karate dikenal di mana-mana, bahkan masuk dunia pop di mana aktor-aktor seperti Chuck Norris, Cobra Kai sampai Jaden Smith mempopulerkan olahraga ini lewat film-film yang terbilang sukses seperti \"The Karate Kid\".Namun setelah puluhan tahun dikampanyekan masuk Olimpiade, karate baru bisa resmi dipertandingkan pada Olimpiade Tokyo empat bulan lalu.Dibandingkan dengan pencak silat yang sudah dipraktikkan berabad-abad, karate baru populer di Jepang awal abad ke-20 setelah menyebar dari Okinawa.Esensi sejati karate jauh lebih dari sekadar memukul dan menendang karena olahraga ini juga sudah menjadi bagian dari filosofi hidup, terutama bagi yang mempraktikkannya, persis seperti pencak silat di Indonesia.Para pengurus karate sudah mendorong keras agar cabang ini masuk Olimpiade sejak 1970-an, tetapi baru di Tokyo 2020, karate dipertandingkan.Seperti halnya taekwondo, karate berusaha memadankan aturan-aturan bertanding dengan standar internasional, bahkan Federasi Karate Dunia (WKF) sudah menyederhanakan aturan-aturan kompetisi sebelum masuk Olimpiade.Kini keduanya sudah masuk Olimpiade dan ini menciptakan demam taekwondo dan karate yang membuatnya semakin digandrungi, termasuk oleh anak-anak dan kaum muda.Pembibitan pun menjadi lebih luas dan lebih mudah, sementara turnamen semakin banyak dan kian sering diadakan.Akibat lainnya adalah kebanggaan nasional meningkat dan industri olahraga kian bergairah karena popularitas olahraga hampir selalu berkaitan dengan sponsor dan komersialisasi yang menjadi bagian penting dalam olahraga modern.Lebih Mendunia LagiYang tak kalah pentingnya budaya dan nilai lokal menjadi mendunia sehingga membantu mengglobalkan karakter-karakter istimewa nasional yang bisa memberikan sumbangan kepada khasanah budaya global, apalagi UNESCO pada 13 Desember 2019 sudah menyatakan pencak silat sebagai warisan budaya dunia.Pencak silat juga bisa seperti itu, jika dikelola seperti Korea dan Jepang mengelola taekwondo dan karate, dan jika dikelola sekeras mungkin serta melibatkan semua kalangan seperti diinginkan Prabowo Subianto. Apalagi pencak silat bukan semata olahraga.Setidaknya ada empat aspek utama yang melekat dengan pencak silat, yakni aspek mental spiritual yang berkaitan dengan kepribadian serta karakter mulia seseorang. Lalu aspek seni budaya di mana salah satunya menggambarkan bentuk seni, musik dan busana tradisional.Ketiga, aspek bela diri yang mendorong kepercayaan tinggi dan ketekunan sehingga menguatkan karakter pribadi seseorang yang pastinya penting pula dalam kaitannya dengan pembangunan karakter nasional.Dan tentu saja ada aspek olahraga yang membuat pencak silat juga berkaitan dengan kompetisi dan prestasi.Adalah pencak silat yang berperan lebih bear dalam mengerek posisi Indonesia pada Asian Games 2018.Nilai-nilai luhur dalam keempat aspek ini mesti dilestarikan dan dipromosikan kepada dunia.Caranya tentu bukan hanya lewat turnamen-turnamen, namun juga bisa dikuatkan lebih dalam dunia populer seperti film yang bisa membuat pencak silat dikenal dalam spektrum lebih luas.Pun dengan acara-acara kebudayaan seperti sering digelar kedutaan besar-kedutaan besar Indonesia di seluruh dunia guna melengkapi eksibisi seni dan budaya Nusantara yang kerap memasukkan pula kekayaan kuliner Indonesia.Semua itu semestinya sejalan dengan langkah-pangkah seperti Korea dan Jepang menduniakan taekwondo dan karate dengan merangkul globalitas dan menyandingkannya dengan lokalitas, selain dengan kian mendekatkan lagi keorganisasiannya kepada dunia.Federasi Taekwondo Dunia (WTF) yang tujuh tahun didirikan sebelum International Pencak Silat Federation (IPSF) berdiri pada 11 Maret 1980, telah berganti nama menjadi World Taekwondo yang terkesan semakin menjadi milik dunia.Yang juga tak kalah penting adalah menggerakkan semua pemangku kepentingan, selain mengajak figur-figur mendunia, entah atlet atau bahkan pelaku sinema, guna lebih menduniakan pencak silat.Pokoknya, segala upaya harus ditempuh demi kian mengglobalkan pencak silat sampai semua orang merasa olahraga bela diri khas Nusantara ini layak pentas dalam Olimpiade. (mth)
Ibukota Baru, Benderanya Apa?
Oleh Rahmi Aries Nova, Wartawan Senior FNN DPR yang tak punya ‘sense of crisis’, oligarki yang tak punya hati, dan pemerintah yang bak pemburu komisi bersatu membangun ibukota baru. Tak peduli kalau Merah Putih sedang ‘tidak diakui‘. Atau Merah Putih pun akan mereka ganti? Rancangan Undang-Undang tentang Ibu Kota Negara (IKN) akan segera dibahas di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI. Menurut Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco, DPR memutuskan membuat panitia khusus yang akan membahas mengenai RUU IKN ini. Sehingga pemerintah tidak perlu membuang banyak waktu mendatangi setiap komisi. Intinya proyek besar ini akan tetap bergulir apapun kondisinya. Padahal saat ini negara tengah mengalami defisit yang dalam, bencana dan musibah dimana-mana, hutang yang terus bertambah bak bola salju yang menggelinding, makin cepat lajunya makin besar bola saljunya, terus menyeret tanpa bisa dihentikan. Menghentikannya secara mendadak akan membuat bola salju tersebut akan hancur berantakan. Tak heran bola salju itu kini makin liar, dan menghancurkan apapun yang coba menghalanginya. Di waktu yang bersamaan (Jumat, 10/12) di Kejuraan Dunia Angkat Besi 2021 di Tashkent, Lifter Indonesia Rahmat Erwin Abdullah, yang menjadi Juara Dunia di kelas 73 Kg akhirnya mengalami nasib yang sama dengan Tim Piala Thomas Indonesia. Seperti Anthony Sinisuka Ginting dan kawan-kawan yang Ahad (17/10) menyanyikan lagu Indonesia Raya tanpa diiringin kibaran bendera Merah Putih saat merebut kembali Piala Thomas, yang lepas selama 19 tahun, Rahmat pun bernasib serupa. Korban berikutnya adalah Evan Dimas dan kawan-kawan yang tengah berlaga di ajang Piala AFF (Asian Football Federation) di Singapura jika mereka bisa meraih juara. Sebagai catatan Tim besutan pelatih asal Korea Selatan ini menunjukkan performa yang terus meningkat dalam setiap penampilannya. Bahkan dalam setiap pertandingan sekedar logo Merah Putih pun tidak diboleh dimunculkan di papan scoring board dan klasemen resmi penyelenggara. Jika negara lain dilambangkan dengan benderanya masing-masing, Indonesia hanya dengan logo garuda. Padahal Pasal 35 UUD 1945 jelas-jelas menyebutkan bahwa Bendera Negara Indonesia adalah Sang Merah Putih. Betul, penurunan Merah Putih dari berbagai event internasional adalah akibat dari sanksi Badan Anti-Doping Dunia WADA, yang ternyata belum terselesaikan hingga saat ini. Dan ternyata juga bukan suatu yang penting bagi DPR, pemerintah apalagi oligarki. Bahkan Dasco cs, yang melanggar Tata Tertib DPR saat menetapkan Pansus RUU Ibu Kota Negara (IKN), menyikapi pelanggaran tersebut dengan mengubah tata tertib agar sesuai dengan keputusan yang mereka ambil. Jadi bukan tidak mungkin, berikutnya, ‘Merah Putih’, yang harusnya berkibar di Ibu Kota Negara (baru) pun, bakal mereka ganti. Suka-suka deh pokoknya...
Pemprov DKI tangguhkan kegiatan olahraga cegah penyebaran Omicron
Jakarta, FNN - Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota (Pemprov DKI) Jakarta memutuskan menangguhkan seluruh kegiatan olahraga dan budaya yang melibatkan orang asing dan melibatkan banyak orang. Hal itu dilakukan guna mencegah penyebaran varian baru Covid-19 yakni Omicron. "Lebih baik mencegah kebocoran sekecil apa pun sejak dini hingga kita semua memastikan Omicron terkendali," kata Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Sabtu., 4 Desember 2021 Keputusan Pemerintah Jakarta itu merujuk kepada pemerintah pusat yang memutuskan mencegah penyebaran varian baru Covid-19, Omicron. Yaitu, menjaga ketat perbatasan, kegiatan dari luar negeri, serta membatasi kegiatan yang dapat menimbulkan kerumunan. Menurut Anies, kewaspadaan terhadap Covid-19 tidak boleh dikendurkan, terutama setelah adanya berita perkembangan varian Omicron di luar negeri. Terkait dengan perkembangan situasi tersebut, maka rangkaian pelaksanaan turnamen Indonesia Youth Championship (IYC) 2021 pada 4-11 Desember 2021, termasuk agenda peluncuran awal atau soft launching Jakarta International Stadium (JIS) di Jakarta Utara, ditangguhkan. "Kami meminta kepada Pancoran Soccer Field supaya menangguhkan seluruh rangkaian pelaksanaan turnamen IYC 2021, sampai situasi pandemi dan penyebaran virus Covid-19 varian Omicron lebih terkendali," ujar Anies sebagaimana dikutip dari Antara. Anies mengatakan, mengapresiasi seluruh pihak yang telah terlibat dalam penyelenggaraan kegiatan IYC 2021, mulai dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), kementerian terkait, Pemprov Bali, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang terlibat, dan berbagai pihak lainnya. “Penagguhan ini dilakukan guna menjaga keselamatan dan kesehatan dari semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan IYC 2021 dan soft launching JIS, termasuk masyarakat Jakarta dan Indonesia agar situasi secara keseluruhan dapat terus dikendalikan," ucap Anies. (MD).
Barcelona Raih Kemenangan Tandang Pertama dengan Tekuk Villarreal 3-1
Jakarta, FNN - Barcelona sukses meraih kemenangan tandang pertama mereka di Liga Spanyol musim ini setelah menekuk Villarreal 3-1 dalam pertandingan pekan ke-15 di El Madrigal pada Sabtu waktu setempat (Minggu dini hari WIB). Tim tamu sempat unggul lewat gol Frenkie de Jong, kemudian dibalas oleh gol Samuel Chukwueze. Barcelona kembali unggul melalui gol Memphis Depay, dan gol ketiga dicetak lewat penalti Philippe Coutinho. Kemenangan ini tetap membuat skuad asuhan Xavi duduk di peringkat ketujuh dengan perolehan 23 poin. Sementara itu, Villarreal berada di posisi 12 dengan 16 poin dari 14 pertandingan, demikian catatan laman resmi Liga Spanyol. Barcelona nyaris membuka keunggulan ketika laga baru berjalan lima menit. Pemain muda Abdessamad Ezzaizouli menyundul bola di kotak penalti setelah menyambut sepak pojok Memphis Depay, tetapi upaya tersebut masih bisa ditepis Geronimo Rulli. Tim tamu kembali mengancam pada menit ke-20. Depay mendapat umpan terobosan dari Frenkie de Jong di kotak penalti, dia kemudian melepaskan bola sepakan yang belum menemui sasaran. Villarreal balik mengancam lewat tendangan percobaan Arnaut Danjuma pada menit ke-39. Namun, penempatan posisi Marc-Andre ter Stegen membuatnya masih bisa mementahkan bola. Kedua tim gagal mencetak gol hingga turun minum. Babak pertama berakhir imbang 0-0. Selepas jeda, Barcelona langsung memberikan kejutan lewat gol pada menit ke-48 lewat tap-in Frenke de Jong. Gelandang asal Belanda itu menceploskan bola muntah yang mengarah kepadanya di depan gawang Villarreal, menyusul kegagalan Rulli menangkap bola. Barcelona unggul 1-0. Meski unggul, Barca bermain kurang displin dan terus mendapatkan tekanan dari Villarreal. Villarreal akhirnya menemukan gol balasan pada menit ke-76. Chukwueze bisa melepaskan diri Pique dan Araujo untuk menyambut umpan lambung Danjuma. Pemain sayap asal Nigeria tersebut kemudian melepaskan tendangan first-time di kotak penalti yang menggetarkan jala Barcelona. Kedudukan menjadi imbang 1-1. Barcelona mencetak gol kedua pada menit ke-88 lewat aksi individu Depay yang sukses melewati Albiol dan kiper Geronimo Rulli sebelum menyarangkan bola ke gawang tim tuan rumah. Barcelona unggul 2-1. Jelang pertandingan berakhir, Barcelona mendapat hadiah penalti ketika Philippe Coutinho dijatuhkan Juan Foyth di kotak terlarang. Coutinho, yang maju sebagai eksekutor penalti, sukses menjalankan tugasnya dengan sempurna. Skor 3-1 untuk Barcelona. Tidak ada gol tambahan di sisa dua menit tambahan waktu. Barcelona menutup kemenangan dengan skor 3-1. Susunan Pemain: Villarreal (4-4-2): Geronimo Rulli; Alfonso Pedraza (65' Pervis Estupinan), Pau Torres, Raul Albiol, Juan Foyth; Moi Gomez, Dani Parejo, Etienne Capoue, Yeremi Pino (65' Samuel Chukwueze); Arnaut Danjuma, Manu Trigueros (84' Daniel Raba). Barcelona (4-3-3): Marc-Andre ter Stegen; Ronald Araujo, Gerard Pique, Eric Garcia, Jordi Alba (71' Oscar Mingueza); Nicolas Gonzalez (81' Philippe Coutinho), Sergio Busquets, Frenkie de Jong; Abdessamad Ezzalzouli (66' Ousmane Dembele), Memphis Depay, Pablo Gaviria. (mth)
Simone Inzaghi Akui Banyak Terbantu Beradaptasi Tangani Inter
Jakarta, FNN - Simone Inzaghi mengakui dirinya banyak terbantu selama proses beradaptasi sejak diberi kepercayaan menangani klub juara bertahan Liga Italia, Inter Milan, mulai musim panas lalu. Bantuan-bantuan yang datang itu cukup memuluskan langkah Inzaghi mencapai target-targetnya termasuk kepastian meloloskan diri ke babak 16 besar Liga Champions lewat kemenangan atas Shakhtar Donetsk pada tengah pekan kemarin. Momentum tersebut memberi kesempatan pula bagi Inzaghi berkonsentrasi menjaga posisi Inter dalam perburuan gelar juara Liga Italia dan Nerazurri baru saja mengalahkan Venezia 2-0 di Pier Luigi Penzo pada Sabtu waktu setempat (Minggu WIB) demi terus mendekatkan diri ke puncak klasemen. "Seseorang pernah bilang, seharusnya ini jadi tahun transisi dan rekonstruksi," kata Inzaghi selepas pertandingan dikutip dari laman resmi Inter. "Saya tiba di sini dan mendapati klub yang banyak membantu saya dalam segalanya, juga orang-orang yang luar biasa dan saya pikir kami terus bertumbuh dari hari ke hari. "Target pertama lolos ke babak 16 besar Liga Champions sudah tercapai, dan sekarang kami bisa berkonsentrasi dalam persaingan gelar juara Liga Italia," ujarnya panjang lebar. Kemenangan atas Venezia juga disebut Inzaghi jadi cara yang baik dalam menutup periode pekan sibuk, setelah mengalahkan Napoli Minggu (21/11) lalu dan meloloskan diri ke babak 16 besar Liga Champions. Ia memuji penampilan para pemainnya yang dinilainya bermain luar biasa meski harus menjalani pertandingan ketiga dalam rentang waktu enam hari. "Memang tidak mudah main tiga kali dalam enam hari, tetapi kami tidak kehilangan karakter menghadapi lawan yang tampil baik," katanya. "Satu-satunya cela adalah kami tidak segera mendapatkan gol kedua itu dan membuat pertandingan tetap terbuka adalah hal berisiko melawan tim seperti Venezia. Tapi saya memahami main tiga kali dalam sepekan bukanlah sesuatu yang biasa, para pemain tampil bagus," tutup Inzaghi. Kemenangan membuat Inter yang ada di posisi ketiga klasemen kini memiliki 31 poin atau hanya tertinggal satu poin di bawah Napoli (32) dan AC Milan (32) yang baru main sehari berselang. (mth)
Merah Putih Loloskan Dua Wakil ke Final Indonesia Open 2021
Jakarta, FNN - Dua dari tiga wakil Merah Putih yang tampil pada semifinal, Sabtu, 27 November 2021, lolos ke partai puncak turnamen Indonesia Open 2021 yang akan berlangsung Ahad, 28 November 2021 besok, di Bali Convention Center, Nusa Dua. Ganda putri andalan Greysia Polii/Apriyani Rahayu menjadi wakil pertama Indonesia yang melaju ke final turnamen bulu tangkis level super 1000 itu setelah mengalahkan pasangan Thailand Jongkolphan Kititharakul/Rawinda Prajongjai 21-18, 21-14. Pertandingan besok menjadi laga final pertama bagi ganda putri peringkat enam dunia itu usai meraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020 pada Juli lalu. Pada babak final, unggulan kedua Greysia/Apriyani bakal menantang unggulan keempat asal Jepang yang juga juara Indonesia Masters 2021 Nami Matsuyama/Chiharu Shida. Secara statistik ganda putri Indonesia itu unggul 2-0 dalam pertemuannya dengan Matsuyama/Shida. Skuad Merah Putih menambah satu wakilnya dalam final Indonesia Open 2021 setelah ganda putra peringkat satu dunia Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon menang pada babak empat besar. Pasangan berjuluk Minions itu menang dua gim langsung 21-16, 21-18 atas Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty dari India. Pada partai puncak besok, Marcus/Kevin yang telah mengantongi 10 kemenangan dari 11 pertemuan melawan Hoki/Yugobashi, dalam misi menuntaskan revans terhadap wakil Jepang tersebut setelah kalah dalam final Indonesia Masters 2021 pekan lalu. Sayangny Indonesia belum berhasil mengirimkan satu wakilnya dari sektor tunggal putra ke final setelah Jonatan Christie menyerah 19-21, 15-21 kepada pemain Denmark unggulan kedua Viktor Axelsen. Jepang menjadi negara yang mendominasi partai final Indonesia Open 2021. Selain nomor ganda putri dan putra, Negeri Sakura juga meloloskan ganda campuran Yuta Watanabe/Arisa Higashino yang menjuarai Denmark Open 2021 dan French Open 2021. (MD).
Agus Prayogo dan Odekta Naibaho Juarai Borobudur Marathon 2021
Temanggung, FNN - Pelari nasional Agus Prayogo dan Odekta Naibaho menjuarai Borobudur Marathon 2021 yang digelar di Taman Lumbini kompleks Taman Wisata Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Sabtu. Agus Prayogo yang turun pada kelas maraton putra dengan waktu 2.32.21, disusul Muhammad Ady Saputro (2.35.30), dan di urutan ketiga Iqbal Saputro (902.38.30) Kemudian di kelas maraton putri, Odekta Naibaho mencatat waktu 3.02.48, kemudian kedua Pretty Sihite (03.18.59) dan ketiga Irma Handayani (03.19.13). Dalam lomba maraton yang sempat diguyur hujan tersebut, Agus memecahkan rekornya sendiri pada PON Papua dengan waktu 2 jam 33 menit. Dengan prestasi tersebut, Agus mendapat bonus dari Gubernur Jateng Ganjar Pranowo senilai Rp10 juta. Dalam konferensi pers, Agus Prayogo mengakui untuk pertama kalinya ia mendapat medali emas untuk kategori maraton di Borobudur Marathon, karena sebelumnya berpartisipasi pada kategori half maraton. "Baru tahun ini saya putuskan untuk berpartisipasi mengikuti elite race, saya bersyukur situasi kondisi, terutama cuaca sangat mendukung sehingga raihan catatan waktu saya hari ini lebih bagus dari pada di PON Papua bulan lalu," ungkap Agus. Ia pun menuturkan jika sebelumnya Borobudur Marathon digelar dengan rute mengelilingi desa-desa di sekitar Candi Borobudur, namun kali ini, untuk kedua kalinya Borobudur dilaksanakan di kompleks Lumbini Candi Borobudur dengan sistem looping. "Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi atlet, rutenya looping 12 kali," kata Agus. Ia juga menyampaikan terima kasih pada penyelenggara Borobudur Marathon karena di tengah pandemi masih tetap berlangsung. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengungkapkan ajang tersebut bisa menjadi tantangan, terutama mengenaipelaksanaan maupun pengelolaan kegiatan maraton di tengah pandemi. "Alhamdulillah, tahun ini lebih baik karena situasinya juga lebih baik. Kami mencoba merekayasa dari jalur yang mestinya keluar dari kawasan candi, sekarang muter-muter candi sampai 12 kali, mungkin akan bosan, tetapi saya melihat semangat dari para pelari bagus, bahkan Agus bisa pecahkan rekor PON Papua," tutur Ganjar. (mth)