ALL CATEGORY
Politik Jokowi Hidup atau Mati
Oleh Sutoyo Abadi | Koordinator Kajian Merah Putih Menteri Pertahanan (Menhan) sekaligus calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto mengunggah foto dirinya tengah makan malam berdua dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi, Jumat 5 Januari 2024. Keduanya makan malam di salah satu restoran di kawasan Jakarta Pusat. \"Selamat berakhir pekan,\" tulis Prabowo dikutip dari akun Instagramnya @prabowo, Sabtu (6/1/2024). Pesan hanya berakhir pekan dan alasan lainnya itu basa politik biasa untuk masyarakat awam, tentu sangat peka dan berbeda bagi sebagian analis dan pengamat politik. Itu sinyal ada masalah sangat serius untuk target kemenangan tidak boleh gagal. Tercium info kegelisahan Jokowi dan Prabowo. Bagi Jokowi kekalahan dalam pilpres mendatang adalah bencana bagi diri dan keluarga, Oligarki dan kroni kroninya. Tidak bisa lepas dari resiko tanggung jawab Jokowi patut diduga telah menerima bantuan khusus untuk kemenangan calon Capres sebagai bonekanya dan tidak boleh gagal. Skenario pertemuan tersebut sengaja dipertontonkan ke masyarakat luas bahwa penguasa full mendukung paslon Prabowo - Gibran harus menang dengan cara apapun dan resiko apapun yang harus ditanggungnya. Boleh jadi, ini adalah wujud kongkrit kegalauan dan ketakutan Jokowi yang makin akut. Karena, semakin hari keyakinan akan kekalahan Prabowo-Gibran. Akibat serbuan media sosial dan dukungan untuk Anies Baswedan dan Muhaimin yang minim segala fasilitasnya justru makin militan dan membesar. Rekayasa politik penguasa melalui bantuan sebaran survey dan media sosial tentang PS dan GRR bisa menang dalam satu putaran makin berantakan karena masyarakat luas justru menangkap semua itu hanya mombastis dan akan bulus seorang yang telah menyandang ng sebagai penipu , boneka dan pembohong. Gempuran dahsyat hampir semua rekayasa kecurangan dalam bentuk apapun terekam oleh kecanggihan teknologi yang terus membuntuti dan merekamnya. Baik kecurangan yang telah, sedang dan akan terjadi sudah tidak akan bisa bersembunyi. Jokowi tinggal ada dua pilihan menyerah tidak boleh campur tangan dan hentikan semua rekayasa kecurangannya ( pilihan ini mustahil terjadi). Atau pilihan nekad dengan cara sembunyi atau terang terangan memaksakan diri harus dan harus menang dengan cara apapun. Ini beresiko negara akan masuk pada kekacauan berkepanjangan. Kalau itu terjadi inilah awal people power dan revolusi dipastikan akan terjadi. Resiko hukum dan politik Jokowi sangat besar dan berat sekali, pilihannya seperti hanya hidup atau mati, sekalipun telah lengser dari kekuasaannya. Dampak politiknya akan berimbas menerpa PS yang sejak awal telah ada peringatan dari para aktifis dan pengamat politik untuk keluar dr zona nyaman dan hindari rekayasa politik Jokowi, sayang diabaikan. ***
Simulasi Pencoblosan Pilpres KPU Hanya Dua Paslon, Ini Balas Dendam yang Dibuat Lucu
Jakarta, FNN - Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar - Mahfud sedang uring-uringan karena simulasi pencoblosan Pilpres hanya ada dua gambar paslon, yaitu paslon nomor urut 01 dan 02. Tidak ada paslon nomor urut 03. Simulasi pencoblosan sudah dilakukan oleh KPU di beberapa daerah, tapi dalam simulasi yang disebar oleh KPU hanya ada dua paslon, yaitu paslon nomor 1 Anies – Imin dan paslon nomor 2 Prabowo - Gibran. Paslon nomor 3 Ganjar – Mahfud tidak ada. Apakah skenario dua putaran yang sengaja dirancang oleh KPU? “Itu namanya kisi-kisi. Kan KPU suruh kasih kisi-kisi. Jadi kira-kira begitu,” ujar Rocky Gerung di kanal You Tube Rocky Gerung Official edisi Jumat (5/1). Rocky juga mengatakan bahwa mungkin Jokowi berpesan agar Ganjar dikerjain dulu, disakiti dulu hati Megawati. “Ini kan balas dendam yang yang dibuat lucu sebetulnya, dan manipulasi semacam ini adalah khas politik Indonesia. Tidak mau terang-terangan, tapi melalui simulasi,” ujar Rocky. “Ini kecurangan yang absurd juga kan. Jadi, kita anggap bahwa segala jenis tipe kecurangan memang direncanakan oleh istana,” tegas Rocky. Jadi, bisa dikatakan bahwa simulasi ini membongkar skenario kecurangan. Kita tidak bisa hal lain kecuali memang diarahkan untuk mengalahkan dulu paslon 03. “Jadi, musuh Jokowi utama bukan lagi Anies karena Anies mungkin dianggap gampanglah putaran kedua dikerjain. Tetapi, jangan sampai Ibu Mega masuk putaran kedua tuh, itu bahaya buat Jokowi. Karena Anies bisa bergabung, misalnya, dengan Mega,” ujar Rocky. Menurut Rocky, hitungan itu memang sengaja di atas kertas dan itu dicoba diterapkan di dalam simulasi yang hanya dua pasangan itu. Jadi, ini semacam perang urat saraf. “Ini perencanaan kejahatan yang ada lucu-lucunya,” seloroh Rocky. (ida)
Unboxing Kertas Suara di Taiwan Mempertontonkan Secara Nyata Awal Kecurangan Pemilu
Jakarta, FNN – Mungkin tahun 2023 menjadi tahun terburuk bagi Indonesia pasca-reformasi. Korupsi makin menggila, nepotisme dipertontonkan terang-terangan di depan mata, kepatutan dan kewarasan dihilangkan, dinasti politik diserahkan langsung di atas meja, dan lain sebagainya. Bahkan, pesta demokrasi (Pemilu) yang tinggal beberapa hari pun sudah dinodai dengan berbagai kecurangan yang dipertontonkan terang-terangan. “Anehnya, pelakunya menganggap hal ini biasa-biasa saja dan perlu diteruskan walaupun harus melalui fenomena demokrasi yang pura-pura,” ujar Hendri Satrio dalam diskusi bersama Abraham Samad di kanal You Tube Abraham Samad Speak Up edisi Kamis (4/1). Hendri mengatakan demokrasi pura-pura karena dia tidak menemukan alasan buat Jokowi dan pasangan nomor dua untuk tidak memaksakan kemenangan satu putaran lewat Bansos, BLT, dan lain-lain. Hendri bersyukur Tuhan Yang Maha Esa mempertontonkan awal dari semua kecurangan itu. “Unboxing kertas suara di Taiwan yang kata Jokowi takut kantor posnya tutup, itu kan fenomena alam yang menggerakkan orang yang menerima kertas suara itu unboxing dengan difoto dan mengatakan, horee… saya sudah dapat kertas suaranya, coblos nomor dua. Itu semesta, Bang,” ujar Hendri kepada Abraham Samad. Walaupun KPU sudah mengatakan tidak sah, lanjut Hendri, sampai hari ini kita tidak pernah tahu kertas suara sudah dikirimkan ke mana saja. Sebuah kebetulan jika ada yang terbuka di Taiwan. Kita tidak tahu di negara-negara lain. Kita juga tidak pernah tahu bagaimana distribusi ke pelosok-pelosok negeri. Atau jangan-jangan sudah semua terdistribusi ke tempat-tempat yang tidak bisa kita pantau. Kecurangan yang terjadi di Taiwan baru baru satu tempat. “Saya tidak menuduh KPU melakukan kecurangan, ini harus digaris bawahi, karena pemilu harus jadi. Tetapi, kita tidak pernah tahu berapa kertas suara yang sudah dikirimkan oleh KPU. Apakah di Taiwan saja? Walaupun KPU mengatakan itu surat suara tidak sah, apa yang dilakukan? Dikirim balikkah, dibakarkah? Kita tidak pernah tahu,” tambah Hendri. Pertanyaannya kemudian adalah apakah ini hanya terjadi di Taiwan? Bagaimana dengan yang terjadi di Singapura dan Malaysia? Lima tahun lalu juga terjadi skandal di Malaysia. Apa yang terjadi dengan kertas suara yang dikirimkan ke Thailand, negara-negara Eropa, Amerika kita tidak pernah tahu. Karena Jokowi kepala negara sendiri mengatakan takut kantor posnya tutup. “Jadi, artinya memang ada pengiriman yang diketahui oleh Presiden, Bang. Karena presiden yang membela KPU, takut kantor posnya tutup. Presiden mengetahui bahwa sudah ada kertas suara yang dikirimkan duluan,” tegas Hendri. Hendri juga curiga jangan-jangan bukan hanya ke luar negeri saja, tapi sudah sampai juga di daerah-daerah terluar Indonesia. “Ini kalau Jokowi tidak komentar, Bang, nggak apa-apa. Maksud saya itu akan berhenti di level KPU. Tetapi, pada saat Presiden mengatakan takut kantor posnya tutup karena Natal dan Tahun Baru, artinya presiden mengetahui ada pengiriman kertas suara dan penguasa tahu,” ujar Hendri.(ida)
Dikhawatirkan Akan Bertingkah Menjadi Anak-anak, Prabowo Ditinggalkan Pendukung di Purwokerto
Purwokerto | FNN - Kekhawatiran masyarakat akan adanya pemimpin kekanak-kanakan makin meluas, seiring dengan makin massifnya penolakan terhadap capres Prabowo - Gibran. Jika sebelumnya kekhawatiran itu terjadi pada masyarakat perkotaan, kini masyarakat di daerah pun mulai sadar, bahwa kelak akan ada capres yang berkarakter anak-anak. Ramai-ramai masyarakat luas mulai meninggalkannya, termasuk di Kota Satria, Purwokerto. Hal ini disampaikan oleh Shinta dan Ella warga Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah saat berbincang dengan wartawan FNN, Jumat (04/01/2024). Dua anak milenial itu menilai Prabowo terlalu tua untuk menjadi presiden Republik Indonesia. \"Orang yang sudah tua, pikirannya akan kembali ke anak kecil,\" katanya. Sedangkan Gibran terlalu muda untuk menjadi presiden, apalagi dengan proses yang dipaksakan. \"Kematangan seorang pemimpin mutlak diperlukan. Dari beberapa kali debat capres dan cawapres, publik tahu siapa yang tidak dewasa,\" terangnya. Jadi, kata Shinta mereka akan menjadi pasangan anak-anak memimpin bangsa ini, hal mana akan membahayakan bangsa Indonesia sendiri. Shinta dan Ella menyarankan Prabowo maupun Gibran bisa menahan diri nafsu berkuasa, sebab masih banyak putra bangsa yang lebih mumpuni dan diterima masyarakat. \"Seharusnya kesadaran atau tahu diri, muncul dari mereka,\" kata lulusan perguruan tinggi di Purwokerto tersebut. Senada dengan Shinta dan Ella, Slamet Riyadi pemuda Purwokerto yang sering nongkrong di depan Masjid Raya menyayangkan Prabowo mengambil cawapres Gibran. \"Saya heran, kenapa Pak Prabowo memilih Gibran,\" kata Slamet yang sejak awal mendukung Prabowo namun tahun ini memilih Anies Baswedan. \"Saya dulu jagoin Prabowo, tetapi tahun ini pilih Anies. Saya kecewa dulu dia merapat ke Jokowi,\" paparnya dengan bahasa ngapak yang khas. Oleh karena itu, kini Slamet memutuskan untuk mendukung pasangan Anies - Cak Imin. Di samping kecewa pada Prabowo, dukungan ke Anies disebabkan oleh banyaknya warga Purwokerto yang mendukung pasangan ini. Slamet menyebut beberapa tokoh Purwokerto mendukung AMIN, seperti Haji Tohirin Sokaraja (pengusaha getuk goreng), Pak Turyo Kasepuhan Alun alun dan Banser PKB di wilayah Purwokerto. Perihal mengapa rakyat harus menolak Prabowo, Koordinator Kajian Merah Putih Sutoyo Abadi menyebut bahwa Prabowo telah terperangkap kekuasaan oligarki yang membahayakan negara. Ia tidak kokoh pada pendiriannya untuk menyelamatkan negara, dan terkesan hanya mencari aman bersekutu dengan penguasa untuk meraih kekuasaan. Sikap oportunis Prabowo, kata Sutoyo terbaca dari sikap politiknya dengan pengorbanan umat Islam (khususnya para pendukungnya pada pemilihan presiden 2019). \"Umat penyumbang suara terbanyak ini ditinggalkan begitu saja. Sungguh menyakitkan. Aneh sekarang mereka kembali mengais -ngais suara umat Islam,\" paparnya. Kengerian sudah terbaca di depan mata, bahwa jika Prabowo berkuasa kata Sutoyo, perlawanan rakyat akan membesar. Apalagi jika akan meneruskan pola kepemimpinan Jokowi. \"Sangat mungkin berpotensi lahirnya people power atau revolusi,\" pungkasnya. (abd).
Apa yang Kau Cari Jokowi?
Oleh M Rizal Fadillah | Pemerhati Politik dan Kebangsaan DALAM film Asrul Sani \"Apa Jang Kau Tjari, Palupi ?\" produksi tahun 1969 diceritakan bahwa Palupi tidak tahan hidup apa adanya dengan Haidar suaminya, pengarang idealis. Berkat teman Haidar bernama Chalil jadilah Palupi artis film. Akibat terayu Sugito, Palupi lepas dari Haidar dan jatuh ke pelukan Sugito, seorang pengusaha kaya. Palupi menikmati kesenangan duniawi. Kecewa atas nasib Palupi, Chalil hanya bisa bertanya \"Apa jang kau tjari, Palupi ?\". Haidar masih sempat menilai mantan istrinya yang hanya mencari kesenangan sekarang. Gumamnya \"ia begitu gelisah seolah-olah ingin berlomba-lomba dengan bayang-bayangnya sendiri\". Palupi berucap \"Aduh, gelap betul disini\". Chalil berujar \" Yah, di dalam dunia angan-angan, yang terang bisa kelihatan gelap\". Membuat rumah yang tidak pernah ada, bagai dalam mimpi buruk. Sebuah kesenangan dalam kegelisahan. Jokowi yang tidak bisa hidup apa adanya seusai berkuasa memang gelisah dan ingin tetap berada di ruang kesenangan panjang. Ia lepas dari Megawati dan mencoba hidup bersama Prabowo. Memasuki ruang angan-angan yang sebenarnya gelap. Ketika tiga periode tidak berhasil didapat, ia menjual Gibran dengan tukaran harga diri. Ketidakpedulian atas penilaian orang banyak. Pantas jika kolega bertanya \"apa yang kau cari, Jokowi ?\". Sugito mengobrol dengan Cholil tentang kehidupan di ruang pesta. Menurut Sugito tamu-tamunya ada tiga model, yaitu : Pertama, \"sesama pengusaha\" yang selalu \"senyum profesional\" memuji-muji sambil mencari kesempatan untuk \"menggorok leher saya\". Kedua, \" pembesar pemerintahan dan orang politik\". Mereka \"kembang semusim\" disayang-sayang dan dipuji-puji selama masih berkuasa. Ongkosnya mahal. Ketiga, para \"benalu\" yang selalu berkantor di kantong saku. Mungkin para punakawan, petugas bayaran yang tingkat kesetiaannya tergantung sisipan isi kantong. Istana adalah ruang pesta yang berkilau cahaya. Tetapi diisi oleh orang-orang yang gelap mata dan gelap hati. Pemburu fatamorgana kekuasaan palsu. Berkeliling para benalu yang memuji bertalu-talu. Politisi bermulut bau dan pengusaha penggorok berkumpul disitu. Jokowi di masa akhir jabatan super sibuk menggalang dukungan untuk sang anak. Dikira itu bisa memperpanjang umur kekuasaan. Panjang angan-angan adalah ciri dari hati gelap. Ciri lain adalah perut yang terlalu kenyang, bergaul dengan orang zalim, serta banyak dosa tanpa penyesalan. Demikian sahabat Ibnu Mas\'ud menyatakan. Para petani yang berteriak \"wuuuu.. \" saat Jokowi pidato membual tentang hubungan kelangkaan pupuk dengan perang Rusia Ukraina dan kaburnya peserta mobilisasi baik kepala desa atau petani adalah pertanda bahwa rakyat sudah muak padanya. Banyak omong yang bukan hanya tak bermutu tetapi juga tipu-tipu. Bekerja untuk kesejahteraan diri, famili dan kroni membuat Jokowi nir prestasi. Melakukan pelemahan KPK, membumbungkan harga pangan dan BBM, swasembada hutang, serta membenturkan aparat dengan rakyat dalam konflik agraria. Menurut Majalah Time prestasi Jokowi adalah memundurkan demokrasi, memaksakan IKN dan menyuburkan politik dinasti. Palupi adalah perempuan yang merasa diri cantik dan mampu menarik laki-laki tetapi selalu gelisah akan usia yang semakin tua. Ia menyuap petugas agar memalsukan KTP, usia diubah dari 32 menjadi 26. Akhir cerita, Palupi pulang duduk di atas mobil sampah dan berhenti di rumah pesta bersama dengan para pemabuk. Ia tidak bisa keluar karena pagar terkunci. Adakah akhir cerita dari kekuasaan Jokowi seperti dalam film \"Apa Jang Kau Tjari, Palupi ?\" Entahlah, yang jelas usia kekuasaan semakin pendek, penuh dengan palsu-palsu, duduk di atas mobil sampah, serta berpesta dalam penjara yang berpagar terkunci. Palupi pernah berseru \"Aduh, gelap betul disini\". Itulah kematian dan kehidupan di alam kubur nanti. Penjara bagi orang-orang rakus, khianat dan zalim. Lalu, \" Apa yang kau cari, Jokowi?\"
Waspada, Anies Dalam Bahaya, Jangan Sepelekan Sikap Berlebihan Pendukungnya
Jakarta, FNN – Sejak kemarin, di media sosial beredar video tentang calon presiden nomor 1 Anies Baswedan yang dipeluk oleh seorang pria dan ditarik hingga hampir jatuh tersungkur. Video tersebut diikuti oleh video lain, yakni seorang pria yang ditegur dengan keras oleh salah satu pengawal Anies. Pria tersebut mengenakan kaos bergambar wajah Anies dan bertopi putih bertuliskan kalimat tauhid. Dalam video yang diunggah di akun tiktok @katarokai tersebut, dituliskan bahwa peristiwa tersebut terjadi di Cipasung, Singaparna, Tasikmalaya, Jawa Barat. Memang, Kamis (4/1) kemarin Anies mengunjungi pesantren di Cipasung Singaparna, Tasikmalaya. Di Cipasung Anies menerima deklarasi dukungan dari para kyai dan ulama se-Tasikmalaya. Berkaitan dengan video di atas, belum ada keterangan resmi dari tim AMIN mengenai apa sesungguhnya yang terjadi. Tetapi, dari video tadi terkesan bahwa pria yang menarik Anies itu adalah salah satu pendukungnya. Ini dilihat atribut yang dia pakai. Namun, tetap saja situasi itu harus membuat tim AMIN waspada. Peristiwa tersebut bukan pertama kali terjadi. Sebelumnya, ketika tiba di lokasi acara Desak Anis di Pontianak (26/12/23), Anies juga disambut massa yang berdesakan. Dari sebuah video yang beredar, tampak seorang pria yang juga mengenakan topi warna putih mengenakan baju putih bertuliskan Anies, menempeleng Anies dan membuat Anies sedikit menunduk. Pihak panitia menyebutkan bahwa pria tersebut merupakan pendukung Anies dan dia tidak punya maksud jahat. Dia ingin menyalami Anies, namun karena massa sangat berdesakan maka tangannya terdorong hingga terkesan menempeleng. “Tentu tim Anies tidak boleh paranoid dan kemudian secara drastis mengurangi interaksi dengan para pendukungnya, karena jelas itu bakal merugikan Anies sebagai kandidat, karena dia tidak bisa membuat engagement atau membuat ikatan dengan para pendukungnya dan bisa membuat pendukung kecewa. “Namun, kewaspadaan harus ditingkatkan. Bagaimanapun juga, sudah menjadi rahasia umum bahwa sejak awal ada pihak-pihak tertentu yang tidak menginginkan Anies menjadi presiden. Jangankan menjadi presiden, menjadi calon presiden saja tidak boleh,” ujar Hersubeno Arief, wartawan senior FNN, dalam kanal You Tube Hersubeno Point edisi Jumat (5/1).ida
"Desak Anies" Komunikasi Genuine Tanpa Sekat
Oleh: Ady Amar | Kolumnis Saya tidak pernah memandang mereka yang terlibat dalam dialog kritis sebagai musuh. Mereka adalah sahabat, orang-orang yang peduli dengan Indonesia--Anies Baswedan. Anies Baswedan menjadikan politik dalam alam demokrasi tidak kaku sebagaimana yang dikesankan selama ini. Tidak seperti di tangan rezim yang menuju otoritarian, demokrasi seperti tak dapat ruang gerak sebebasnya. Sekat-sekat dibuat. Suara boleh disampaikan sampai tahap tertentu yang dimungkinkan. Jika lewat dari kesepakatan yang dibuat \"diam-diam\", dibuat sekenanya, sanksi akan dijatuhkan. Mudah dicarikan delik, meski absurd. Tapi di tangan calon presiden (capres) Anies Baswedan--berpasangan dengan Muhaimin Iskandar, yang maju dalam Pilpres 2024--demokrasi menjadi sesuatu yang tanpa sekat. Tidak lagi dibuat berjarak. Demokrasi menjadi asyik-riang gembira. Setidaknya Anies menunjukkan itu dalam komunikasi yang dibangunnya, yang mampu menyasar seluruh elemen masyarakat. \"Desak Anies\", namanya. Itulah bentuk komunikasi Anies dengan semua elemen masyarakat. Anies seperti tengah mengajarkan sebuah pelajaran politik. Semua elemen disasarnya. Anies jemput bola mendatangi berbagai elemen masyarakat. Mulai mahasiswa, aktivis pemuda dan buruh, bahkan petani, nelayan, itu dimediasi dalam dialog Desak Anies. Dialog dengan tak dibatasi topik tertentu. Tidak pula untuk kalangan tertentu. Bahkan hatters pun boleh datang bertanya dan menyerangnya dengan pertanyaan tajam sekalipun. Ada ungkapan menarik dari Anies, yang sejatinya bisa memotret tentangnya, \"Saya tidak pernah memandang mereka yang terlibat dalam dialog kritis sebagai musuh. Mereka adalah sahabat, orang-orang yang peduli dengan Indonesia\". Anies menghadirkan berpolitik santun dengan komunikasi cair memikat. Didesak dengan pertanyaan tajam sekalipun, tak ada yang tak dijawabnya. Dijawab tetap dengan standar seorang Anies, yang serius tapi santai dalam menjawab. Terkadang muncul keriangan gelak tawa. Meski si penanya mendesak dengan pertanyaan nakal menjebak, dan sikap atraktif ngeselin, Anies meladeni dengan kesabaran tingkat tinggi. Pilihan komunikasi \"nekat\" ala Anies ini tidak terlepas dari kemampuannya dalam berkomunikasi yang di atas rata-rata. Penguasaan hampir semua materi yang ditanya didesak-kan, seperti tak ada yang tak dijawabnya. Dan penguasaan emosi seorang Anies yang seperti tak ada batas kesabarannya. Ya, tak ada pertanyaan tajam sekalipun yang tak dijawabnya. Anies tampak menguasai seluruh persoalan yang membelit negeri ini. Mendengar pertanyaan mahasiswa dan aktivis, pertanyaan yang seperti diniatkan memancing, berharap Anies tak mampu menjawab. Atau setidaknya menjawab sekenanya, jika mungkin--ini yang paling diharapkan--Anies menjawab dengan lepas kontrol, jebol pertahanan penguasaan emosinya. Desak Anies dicobakan pertama kali di Jakarta, Agustus 2023, lalu berlanjut ke banyak kota/kabupaten lainnya. Terakhir Desak Anies, Episode 11, di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, Selasa (03 Januari). Seperti biasanya Anies meladeni setiap pertanyaan, meski pertanyaan menjebak dengan jawaban berkelas yang itu di luar yang kita bayangkan. Anies seakan menegaskan, bahwa ia datang sebagai capres dengan membawa solusi. Jika nantinya terpilih diamanahi memimpin negeri ini, ia tahu prioritas mana saja yang perlu disegerakan untuk dieksekusi. Desak Anies bisa disebut komunikasi genuine, yang pertama kali ada, bahkan belum pernah ada sebelumnya di manca negara sekalipun. Belum ada calon pemimpin yang berkontestasi di tingkat apa saja melakukan gaya komunikasi semacam Desak Anies, di mana yang hadir dari kelompok beragam. Pantas jika komunikasi Desak Anies ini mulai disorot media asing. Adalah Channel News Asia (CSA), sebuah portal media yang bermarkas di Singapura, menyorot Desak Anies dengan apresiatif. Menurutnya, ini strategi Anies dalam menggaet suara pemilih muda. Disebutnya, Desak Anies ini satu cara Anies meyakinkan kaum muda, bahwa ia calon pemimpin yang bersedia membuka pintu dialog dengan siapa saja. Sekaligus menegaskan, ia bukanlah pemimpin yang anti kritik. Komunikasi yang tidak berjarak dalam Desak Anies, itu sepertinya sulit bisa dilakukan oleh capres lainnya. Desak Anies dibuat seolah hanya untuk Anies seorang, yang dengan kemampuan komunikasi memukau, bekal pengetahuan memadai, pemahaman akan persoalan carut marut yang dihadapi negeri ini, dan cara mengatasinya. Makin didesak makin terlihat kapasitasnya: Anies itu bagai air sumur yang tak habis airnya ditimba. Subhanallah**
Tak Mau Kalah Dengan AMIN, Pasangan Ganjar-Mahfud Juga Bakal Sering Live TikTok
Jakarta, FNN – Tim Pemenangan Nasional Ganjar-Mahfud menginformasikan bahwa jagoannya akan sering melakukan siaran langsung di TikTok, seakan tak mau kalah dengan pasangan AMIN yang sudah terlebih dahulu melakukannya. Dewan Pakar TPN Ganjar-Mahfud, Satya Hergandi, mengakui bahwa live TikTok yang dilakukan pasangan AMIN mendapat sambutan besar dari pengguna media sosial. Ganjar dan Mahfud, lanjutnya, juga akan mulai mengikuti tren tersebut. \"Pak Ganjar, Pak Mahfud, dan Mas Alam, itu sudah mulai aktif [di TikTok], bahkan Mas Alam sudah lebih dulu ya. Tapi beberapa waktu mulai dari tahun baru terus kemudian dua hari yang lalu mulai ada diskusi antara Pak Ganjar dan Pak Sandi, biasanya memang malam [live TikTok],\" ungkap Satya di Jakarta Pusat, Jumat (5/1). Dia mengajak masyarakat untuk mengikuti akun TikTok Ganjar dan Mahfud yang ke depan akan lebih sering melakukan siaran langsung di TikTok dan Instagram. \"Jadi memang malam [live-nya], seusai urusan kampanye dan lain sebagainya, sekarang menyempatkan diri untuk menyapa masyarakat melalui platform-platform itu,\" ujarnya. TPN meyakini bahwa pemilih mudan pemilih muda seperti generasi milenial, Gen Z, dan Gen Y harus didekati dengan kampanye yang lebih ringan.(ida)
Hendri Satrio: Mustahil Pipres Satu Putaran
Jakarta, FNN – Pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor utut 02 Prabowo – Gibran berambisi untuk bisa menang Pilpres satu putaran. Menanggapi hal tersebut, Hendri Satrio, Pakar Komunikasi Politik dari Universitas Paramadina dan founder Kedai Kopi, sebuah lembaga yang ikut melakukan survei dalam Pilpres kali ini, menyatakan bahwa mustahil Pilpres satu putaran.. “Per hari ini, saya harus mengatakan mustahil satu putaran. Walaupun memang ini sering sekali saya ungkapkan, saya (sampai saat kita bicara ini) masih gagal menemukan alasan buat Pak Jokowi dan pasangan 02 Prabowo - Gibran untuk tidak memaksakan satu putaran,” kata Hendri dalam diskusi bersama Abraham Samad di kanal You Tube Abraham Samad Speak Up edisi Kamis (4/1). Menurut Hendri, buat Jokowi, kemenangan satu putaran ini garansi buat dia untuk melanjutkan kekuasaannya. Dia ingin sekali cepat-cepat mendapatkan hasil itu. Demikian juga Prabowo -Gibran. Padahal, sampai saat ini belum ada alasan bagi Jokowi untuk memaksakan bahwa jagoannya akan menang di satu putaran. Kalau alasannya karena kalau MK, bukankah MK sudah dibuat kocar kacir. Jokowi juga sudah mendapat penghargaan alumni terburuk, anaknya disebut belimbing sayur, dan segala macam. Itu kan tekanan buat dia. Harusnya tidak ada alasan buat dia untuk memaksakan Pilpres harus satu putaran. Sekarang sudah masuk bulan Januari yang artinya sebentar lagi Bansos dan BLT akan digelontorkan secara masif. Biasanya dia akan bilang bahwa Bansos dari Jokowi. “Dengan fenomena ini, artinya rakyat Indonesia, pasangan nomor 01 maupun pasangan nomor 03, harus bersiap untuk menghalangi supaya tidak satu putaran. Karena, kalau satu putaran, per hari ini saya katakan mustahil. Beberapa hasil survei juga mengatakan mustahil,” ujar Hendri. Menurut Hendri, kalau memang betul-betul rakyat Indonesia mendukung Prabowo - Gibran atas nama Jokowi yang tingkat kepuasannya di atas 70%, harusnya 70% itu cepat. Tetapi, per hari ini, kita pakai data Kompas-lah, tidak perlu Kedai Kopi, hasil survei menunjukkan baha angka 40% saja sulit. Ini artinya, lanjut Hendri, rakyat Indonesia sudah punya daya kritis untuk menahan supaya tidak bisa Pilpres satu putaran, supaya tidak bisa menang mudah, dan membiarkan demokrasi saja. Fenomena ini menunjukkan bahwa rakyat Indonesia tidak semudah itu menerima Prabowo - Gibran sebagai penerus Jokowi. Mereka menyadari bahwa Prabowo bukan Jokowi dan Gibran bukan Jokowi. Walaupun ketika Pilpres 2014 ada jingle “Salam dua jari, jangan lupa pilih Jokowi” sekarang juga masih ada, tapi agak berubah sedikit, “Salam Dua Jari, Awas ada anak Jokowi”.(ida)
Dari Awal, Rencana Jokowi Mengundang Investor IKN Sudah Gagal
Jakarta, FNN - Pada akhir Desember 2023 lalu, dalam konferensi pers, Otorita IKN memaparkan 10 perusahaan swasta dalam negeri yang menanamkan modal di IKN, dengan nilai investasi sekitar Rp 40 triliun. Sepuluh Perusahaan tersebut adalah Agung Sedayu Group, Salim Group, Sinar Mas Group, Pulau Intan, Djarum Group, Wings Group, Adaro Group, Barito Pasific, Mulia Group, dan Group Astra. Mereka akan membangun perkantoran, mal, dan hotel di sana. Jumlah tersebut kemudian bertambah lagi menjadi 12 setelah Alfa Group dan Kawan Lama Group masuk. Namun, dalam daftar terbaru itu tak lagi terlihat nama Group Djarum dan Wings Group, yang kemudian ramai diberitakan bahwa kedua perusahaan tersebut telah hengkang. Sementara itu, rencanya tahun ini para investor tersebut akan melakukan groundbreaking untuk mewujudkan IKN sebagai kota hijau dan cerdas. Pertanyaannya, mengapa groundbreaking dilakukan belakangan, setelah diketahui bahwa tidak ada investor asing yang masuk. Kalau proyek-proyek IKN memang prospektif, pasti para taipan Indonesia sudah berlomba-lomba masuk lebih dulu. “Ya, ini kayak memancing ikan besar, ikan kecil dijadikan umpan, kira-kira begitu. Buat mancing investor dunia gede-gedean, yang lebih kompetitif, ditaruh dulu di situ 12 investor swasta dalam negeri, padahal ini teri semua,” ujar Rocky Gerung di kanal You Tube Rocky Gerung Official edisi Jumat (5/1). Ini berarti, lanjut Rocky, dari awal memang tidak ada keinginan dari 12 investor ini untuk masuk di IKN karena mereka juga menunggu sinyal dari luar negeri. Yang luar negeri saja tidak masuk, itu artinya bon-bon yang dipakai sebagai dasar perjanjian itu absurd semua. “Jadi, keterangan itu sudah menunjukkan bahwa dari awal rencana Jokowi untuk mengundang investor swasta sudah batal. Karena itu, kemudian dia pakai sekian persen dari APBN,” kata Rocky. Peristiwa itulah yang mungkin membuat Djarum Group basa-basi untuk ikut di situ, tetapi kedalaman perjanjian tunggu dulu. Untuk sementara, CSR saja yang dilakukan, sedangkan CSR bukan investasi. Masalahnya, kenapa CSR jatuh ke IKN? Bukankah CSR itu mestinya diberikan kepada lingkungan di mana perusahaan itu beroperasi. Kalau perusahaannya berada di Jawa kemudian CSR jatuh ke IKN, kacau juga. “Jadi, poin-poin itu yang menunjukkan bahwa (IKN) ini proyek yang sedang ambruk,” tegas Rocky.(ida)