ENERGI
Ironis, Ekonomi Rakyat Makin Ambruk, Harga BBM Dipaksa Naik
Jakarta, FNN – Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, dalam kuliah umum di Universitas Hasanuddin, Makassar, Minggu (21/08), mengatakan Presiden Joko Widodo akan menaikkan harga BBM. Jika Luhut berkata benar, maka bahan bakar minyak (BBM) akan naik pada 1 September 2022. Harga pertalite akan naik menjadi Rp. 10.000 per liter dan solar menjadi Rp. 8.500 per liter. Hal ini diungkap oleh pengamat ekonomi energi dari Universitas Gadjah Mada, Fahmy Radhi. Dirinya mengaku mendapat informasi bahwa pemerintah akan menaikkan harga pertalite dan solar. Berdasarkan informasi yang diterimanya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan mengumumkan kenaikan harga pertalite dan solar pada 1 September 2022. \"Bilang saja, Jokowi terpaksa menaikkan harga BBM per 1 September, dengan memberikan bantuan sosial sebelum harga BBM subsidi dinaikkan,\" kata Fahmy dikutip dari Tribunnews.com. Kenaikan harga BBM menjadi kabar buruk bagi rakyat, khususnya rakyat kelas menengah ke bawah karena membuat yang bersangkutan semakin terpuruk. Sebab jika BBM naik, maka dapat mengakibatkan kenaikan harga-harga barang. Hal tersebut berdampak pada ekonomi rakyat yang tadinya sudah sulit, menjadi semakin sulit. Pasalnya, ekonomi yang masih belum stabil dan pendapatan masyarakat yang belum kembali normal menjadi salah satu faktor permasalahan yang masih belum hilang usai menjalani masa pandemi covid. Ada kesaksian dari salah satu orang yang bekerja sebagai sopir, ia mengaku tidak setuju dan keberatan dengan wacana kenaikan BBM tersebut. “Saya mendengar pertalite naik jadi Rp. 10.000 per liter. Itu jika beli di POM, belum lagi eceran. Tentu saya sangat keberatan karena saya narik angkot saja sudah sepi sekali. Harus mencari kemana lagi uangnya jika BBM naik,\" kata Teges, salah seorang sopir angkot. Selain berdampak pada penghasilan, dikhawatirkan kenaikan BBM ini juga berdampak pada naiknya harga komoditi lain seperti sembako. Pengeluaran yang harus digunakan untuk ongkos bensin saat belanja barang dagangan oleh para pedagang sembako, jadi semakin besar karena kenaikan harga BBM. Dan membuat para pedagang pun terpaksa menaikkan harga jual dagangannya. Hal ini membuktikan bahwa kenaikan harga BBM dapat menambah beban bagi masyarakat, karena pengeluaran yang bertambah tanpa diiringi kenaikan pendapatan. Pada akhirnya berimbas terhadap angka kemiskinan dan pengangguran yang meningkat tajam dalam masyarakat, khususnya masyarakat dengan ekonomi menengah ke bawah. (Teg)
Minyak Melonjak 4,0 Persen Didorong Prospek Pengurangan Pasokan OPEC+
New York, FNN – Harga minyak melonjak sekitar empat persen pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), memperpanjang kenaikan pekan lalu karena para pedagang mengamati risiko di sisi pasokan didorong prospek pengurangan produksi OPEC+ dan konflik di Libya.Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Oktober bertambah 3,95 dolar AS atau 4,2 persen, menjadi menetap di 97,01 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.Sementara itu, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Oktober terangkat 4,1 dolar atau 4,1 persen, menjadi ditutup pada 105,09 dolar per barel di London ICE Futures Exchange.Reli terjadi karena pelaku minyak mempertimbangkan prospek pengurangan produksi dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, yang secara kolektif dikenal sebagai OPEC+.Menteri energi Arab Saudi mengisyaratkan pekan lalu bahwa ada keterputusan antara harga berjangka dan fundamental, dan bahwa OPEC+ memiliki sarana untuk menghadapi tantangan termasuk memangkas produksi untuk memulihkan keseimbangan pasar.\"Harga minyak lebih tinggi di tengah harapan pengurangan produksi dari OPEC dan sekutunya untuk memulihkan keseimbangan pasar dalam menanggapi kebangkitan kembali kesepakatan nuklir Iran,\" kata Sugandha Sachdeva, wakil presiden penelitian komoditas di Religare Broking.Kenaikan harga minyak dibatasi oleh dolar AS yang kuat, yang mencapai level tertinggi 20 tahun pada Senin (29/8/2022) setelah ketua Federal Reserve mengisyaratkan bahwa suku bunga akan dipertahankan lebih tinggi lebih lama untuk mengekang inflasi.Harga juga mendapat dukungan karena pelaku pasar khawatir bahwa kerusuhan di Libya dapat mengganggu pasokan minyak mentah.Kerusuhan di ibu kota Libya pada akhir pekan yang mengakibatkan 32 kematian, memicu kekhawatiran bahwa negara itu dapat tergelincir ke dalam konflik besar dan mengganggu pasokan minyak dari negara OPEC.Untuk pekan yang berakhir Jumat (26/8/2022), kontrak acuan minyak mentah AS naik 2,9 persen, sementara minyak mentah Brent melonjak 4,4 persen. (mth/Antara)
Harga BBM Dipaksa Naik, Ekonomi Rakyat Tercekik, Marwan Batubara: Ada Mafia Bermain
Jakarta, FNN - Rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di tengah keterpurukan ekonomi masyarakat menimbulkan pro dan kontra di kalangan para ahli. Salah satu yang mendukung kenaikan harga BBM adalah Ari Kuncoro, Rektor Universitas Indonesia (UI). Ia menyarankan pemerintah supaya mengadopsi konsep The Golden Mid-Way, sebuah konsep dengan langkah menaikkan harga BBM bersubsidi sekitar 30 - 40 persen. Ari Kuncoro yang sedang disorot BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) UI karena jumlah kekayaannya yang naik drastis, mendukung kenaikan sebesar 40 persen. Namun, masih banyak para ahli yang mengkaji tentang wacana kenaikan harga BBM bersubsidi dan memiliki hasil analisis yang mendukung rakyat agar tidak terjadinya kenaikan harga BBM. Salah satunya adalah Marwan Batubara, koordinator Poros Nasional Kedaulatan Negara (PNKN). Dalam acara diskusi publik bertema \'Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak di Tengah Keterpurukan Kehidupan Masyarakat, Apa Imbasnya?\' yang diadakan oleh majelis aktivis Pro Demokrasi (ProDem) di Jakarta Utara, Marwan menolak dengan tegas rencana pemerintah menaikkan harga BBM. Menurut Marwan, kenaikan harga BBM itu merupakan hal yang wajar terjadi karena Indonesia telah menjadi negara net-importir sejak tahun 2004. \"Yang kita konsumsi lebih banyak daripada kita produksi,\" ucapnya. Acara tersebut menampilkan Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS), Anthony Budiawan dan juga Pengamat Intelejen, Suripto sebagai pembicara. Sejumlah aktivis hadir dalam diskusi tersebut. Marwan megatakan, supaya harga minyak dapat lebih murah, harus dilakukan melalui kontrak jangka panjang, sehingga tidak tidak perlu mengikuti harga fluktuasi yang tinggi. \"Harus kita gugat ini, kenapa tidak kontrak-kontrak yang panjang? Karena di situ ada mafia yang bermain. Nah nanti beli harga pasar, harga pasarnya itu kita bisa ada tambahan semacam uang premannya, berapa dollar per barel misalnya,\" katanya menegaskan. Marwan mengatakan, kontrak jangka panjang sebenarnya dapat dilakukan sejak Sudirman Said menjadi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Termasuk juga upaya pembangunan kilang baru yang tidak ada sampai sekarang meski telah ditandatanganinya berbagai MoU atau Nota Kesepahaman. Serta di zaman Presiden Joko Widodo ada Refining Development Master Plan (RDMP), yaitu master plan untuk membangun kilang. \"Tapi intinya, ini juga tidak jalan, kenapa bisa begitu? Karena mafia berkepentingan untuk kita terus mengimpor (minyak). Yang kedua karena Singapura juga berkepentingan untuk kita terus impor. Ketiga, kilang minyak Singapura itu ada dua pusat, ada Exxon ada Shell,\" ujar Marwan. \"Ini juga faktor bagaimana mafia berperan. Jadi, ada tiga setelah bicara kontrak jangka panjang. Beli minyak tidak transparan, beli BBM juga sama tidak transparan, bangun kilang juga tidak. Jadi, dengan seperti ini sebetulnya, kebijakannya itu tidak lepas dari kepentingan mafia di satu sisi dan komitmen pemerintah di sisi lain,\" ujarnya. Marwan memberikan catatan penting bahwa dengan mengutip laporan Menteri Keuangan Sri Mulyani. Marwan mengatakan yang dinikmati oleh keluarga miskin hanya 5 persen untuk solar dan 16 persen untuk pertalite bersubsidi. Bahkan pemerintah tidak ada komitmen untuk memberantas mafia. \"Saya juga mencatat tentang ada kasus \'Papa minta saham\'. Ketemu ada nama orang tertentu yang dicurigai sebagai mafia. Orang ini jadi buron, lari ke London. Kalau memang mau memberantas mafia, mestinya kan dikejar. Tapi, ternyata beberapa bulan kemudian, pak Jokowi dengan orang ini, ada di acara Nasdem,\" tuturnya. Dirinya juga menjelaskan tidak dapat berjalannya sistem harga berkelanjutan juga disebabkan karena pemerintah melakukan pencitraan politik di tengah tahun-tahun politik. Tidak sekedar mengkritik pemerintah, Marwan turut memberikan solusi terhadap masalah BBM. Ia menyarankan solusi yang berkelanjutan, salah satunya dengan subdisi tepat sasaran yang dapat dilakukan dengan teknologi informasi (TI). Marwan juga mencoba menggaungkan masalah BBM menjadi isu bersama. \"Ini bukan isu antara oposisi dan yang berkuasa. Jadi usulnya adalah jadikan ini isu bersama, jangan dipakai untuk kepentingan politik, hilangkan yang namanya mafia-mafia sesuai komitmen Jokowi. Jangan justru bilang mau memberantas, tapi faktanya berteman dengan mafia,\" ujarnya. Marwan meminta supaya pemerintah terbuka secara adil dan benar dalam menangani BBM. \"Jika tidak ada mafianya, ya buka saja,\" katanya. \"Kita mau transparan. Jangan ada praktik-praktik mafia yang sudah berlangsung sampai saat ini,\" ujarnya (Rac).
Tolak Kenaikan Harga BBM, KAMMI Siap Kepung Istana
Jakarta, FNN --- Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) akan menggelar aksi demonstrasi hari ini Rabu, 31 Agustus 2022 di Istana Negara, Jakarta. Aksi ini dilakukan sebagai bentuk protes terhadap wacana kenaikan BBM. Ketua Kebijakan Publik PP KAMMI, Ammar Multazim, menyampaikan massa aksi 500 orang. \"Rabu kita akan gelar aksi kepung Istana Negara dengan target massa aksi 500 orang. Tuntutan kita jelas tolak wacana kenaikan harga BBM. Sebagai bentuk perlawanan terhadap Pemerintah yang tak punya empati terhadap kondisi rakyat hari ini,\" kata Ammar. Ammar juga menyampaikan kekhawatiran akan terjadinya inflasi jika BBM naik. Ia pun menilai Pemerintah khianat jika betul terjadi kenaikan harga. \"Kita khawatirkan dampak dari kenaikan harga BBM terjadinya inflasi. Padahal kita sedang berjuang bersama memulihkan kembali perekonomian dampak dari Pandemi. Jika kenaikan harga ini tetap dilakukan artinya Pemerintah khianat terhadap rakyatnya,\" ujarnya. Berlawanan dengan G20 Sementara itu Ketua Umum PP KAMMI, Zaky Ahmad Riva\'i, menilai kebijakan yang diambil pemerintah belakangan bertolak belakang dengan semangat G20. \"Presidensi G20 mengusung tema: Recover Together, Recover Stronger. Namun kenyataan sebaliknya belakangan kebijakan pemerintah justru tidak mencerminkan semangat G-20. Berbagai kebijakan justru merugikan rakyat dan menghambat pemulihan perekonomian. Harga sembako melambung tinggi tak mampu dikendalikan, dan sekarang BBM subsidi akan naik. Dalam situasi saat ini harusnya pemerintah membuat kebijakan yang selaras dengan kampanye gelaran G20 terlebih Indonesia sebagai tuan rumah,\" pungkasnya. Zaky juga menyinggung soal Bansos tambahan Rp 12,4 triliun yang dinilainya hanya pemanis belaka. Ia memberikan saran agar pemerintah menunda Proyek Stategis Nasional (PSN) serta fokus terhadap pemulihan ekonomi. \"Jangan jadikan bansos ini sebagai pemanis karena rakyat sudah cerdas. Pemberian bansos ini sebagai bukti kegagalan Pemerintah tak mampu urusi pesoalan BBM dan stabilitas harga bahan pokok lainnya. Dalam situasi sulit seperti ini pemerintah harusnya dapat menunda PSN yang tidak berdampak dan dirasakan langsung oleh rakyat. Jaga stabilitas harga bahan pokok juga harga BBM itu yang paling berpengaruh dan dirasakan rakyat dalam memulihkan perkenomian. Harusnya rakyatlah yang menjadi prioritas,\" ujar Zaky. Adapun tuntutan yang akan disampaikan oleh mass aksi KAMMI yaitu: 1. Tolak Kenaikan Harga BBM Bersubsidi 2. Desak Pemerintah Kendalikan Harga Bahan Pokok 3. Tunda Proyek Strategis Nasional (PSN) Yang Tidak Berdampak Langsung Bagi Rakyat Dan Alihkan Untuk Subsidi BBM. (TG)
PKS Tolak Rencana Kenaikan BBM
Jakarta, FNN --- Anggota Komisi VII DPR-RI dari Fraksi PKS, Mulyanto, tegas menolak rencana kenaikan harga BBM bersubsidi oleh Pemerintah. Hal itu disampaikannya saat melakukan interupsi pada Rapat Paripurna DPR RI ke-2 Masa Persidangan I Tahun Sidang 2022-2033, di Gedung Nusantara II, Senayan, Jakarta, Selasa (23/8/2022). “Kami ingin menyampaikan sikap PKS, bahwa PKS menolak kenaikan harga BBM bersubsidi. Mengapa? Karena masyarakat belum pulih benar dan belum cukup kuat bangkit dari terpaan pandemi covid-19”, ungkap Mulyanto. Menurutnya, inflasi yang mendera masyarakat saat ini sudah tinggi. Hal itu berpotensi makin parah apabila harga BBM bersubsidi dinaikkan. “Masyarakat hari ini menderita inflasi sebesar 4,94 persen. Ini merupakan inflasi tertinggi sejak Oktober 2015, artinya tujuh tahun yang lalu. Bahkan, untuk kelompok makanan, inflasi hari ini adalah sebesar 11 persen. Gubernur Bank Indonesia bilang, seharusnya yang tertinggi hanya 5-6 persen. Tapi sekarang, 11 persen. Itu kondisi saat belum ada kenaikan BBM bersubsidi. Kalau harga BBM bersubsidi dinaikkan, ini dapat dipastikan inflasi sektor makanan akan meroket. Tentu saja, ini akan menggerus daya beli masyarakat, dan tingkat kemiskinan akan semakin meningkat”, ujarnya lagi. Wakil Ketua Fraksi PKS Bidang Inbang ini pun menyoroti bahwa harga minyak dunia sebenarnya sudah turun sejak beberapa bulan terakhir. “Padahal, sejak Juni 2022, harga minyak terus turun, dari USD 140 per barrel menjadi hari ini sebesar USD 90 per barrel. Jadi, urgensi kenaikan harga BBM bersubsidi sudah kehilangan makna”, tegasnya. Mengakhiri interupsinya, Mulyanto meminta Pemerintah untuk menghemat anggaran dengan menghentikan pembangunan proyek yang dinilainya tak perlu, seperti IKN baru dan kereta cepat Jakarta-Bandung. (TG)
Minyak Ditutup Melemah Tertekan Kemajuan Pembicaraan Nuklir Iran
New York, FNN – Harga minyak melemah pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), tertekan meningkatnya prospek ekspor minyak Iran yang lebih banyak seiring kemajuan yang dicapai dalam pembicaraan nuklir Iran di tengah kekhawatiran bahwa ekonomi yang melambat dapat mengurangi permintaan.Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman September, menyusut 0,26 dolar AS atau 0,29 persen, menjadi menetap di 90,50 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Oktober tergelincir 0,34 dolar AS atau 0,35 persen, menjadi ditutup pada 96,31 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.Selama sesi, kedua kontrak acuan bergerak naik dan turun lebih dari satu dolar AS per barel, dikutip dari Xinhua.Uni Eropa pada Senin (8/8/2022) mengajukan teks akhir dari rancangan keputusan tentang menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran 2015, sambil menunggu keputusan politik dari peserta pembicaraan Wina.Beberapa pedagang berbicara tentang pembicaraan nuklir Iran dan mengulurkan harapan untuk kesepakatan, kata Phil Flynn, analis pasar senior di The PRICE Futures Group.Iran dapat meningkatkan ekspor minyaknya sebesar satu juta hingga 1,5 juta barel per hari dalam enam bulan dan kebangkitan kembali perjanjian nuklir 2015 kemungkinan akan membuat harga minyak turun tajam mengingat ekspektasi rendah dari kesepakatan di pasar, menurut Vivek Dhar, analis Commonwealth Bank.Harga minyak mendapat dukungan setelah Ukraina menghentikan aliran minyak di pipa minyak Druzhba ke beberapa bagian Eropa tengah karena sanksi Barat telah mencegah pembayaran dari Moskow untuk biaya transit.Aliran di sepanjang rute selatan pipa Druzhba telah terpengaruh sementara rute utara yang melayani Polandia dan Jerman tidak terganggu.Sementara itu, total stok minyak mentah komersial AS kemungkinan naik 600.000 barel pekan lalu, sementara stok bensin dan sulingan AS masing-masing turun 1,2 juta barel dan 900.000 barel pada periode yang sama, menurut survei analis terbaru oleh S&P Global Commodity Insights. (mth/Antara)
Minyak Turun Karena Kekhawatiran Resesi, Pemulihan Lambat Impor China
Singapura, FNN – Harga minyak turun di awal perdagangan Asia pada Senin, melayang di dekat posisi terendah multi-bulan, karena kekhawatiran resesi merusak prospek permintaan dan data menunjukkan pemulihan yang lambat dalam impor minyak mentah China bulan lalu.Minyak mentah berjangka Brent tergelincir 74 sen atau 0,8 persen, menjadi diperdagangkan di 94,18 dolar AS per barel pada pukul 00.39 GMT. Kontrak bulan depan mencapai level terendah sejak Februari pekan lalu, jatuh 13,7 persen dan membukukan penurunan mingguan terbesar sejak April 2020.Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS merosot 67 sen atau 0,8 persen, menjadi diperdagangkan di 88,34 dolar AS per barel, memperpanjang kerugian setelah penurunan 9,7 persen minggu lalu.China, importir minyak mentah utama dunia, mengimpor 8,79 juta barel per hari (bph) minyak mentah pada Juli, naik dari level terendah empat tahun pada Juni, tetapi masih 9,5 persen lebih rendah dari tahun lalu, data bea cukai menunjukkan, dikutip dari Reuters.Pabrik penyulingan China menurunkan stok di tengah harga minyak mentah yang tinggi dan margin domestik yang lemah bahkan ketika ekspor negara itu secara keseluruhan mendapatkan momentum.Mencerminkan permintaan bensin AS yang lebih rendah, dan karena strategi nol-COVID China mendorong pemulihan lebih jauh, ANZ merevisi turun perkiraan permintaan minyak untuk 2022 dan 2023 masing-masing sebesar 300.000 barel per hari dan 500.000 barel per hari.Permintaan minyak untuk 2022 sekarang diperkirakan naik 1,8 juta barel per hari tahun-ke-tahun dan menetap di 99,7 juta barel per hari, sedikit di bawah level tertinggi sebelum pandemi, kata bank tersebut.Ekspor minyak mentah dan produk minyak Rusia terus mengalir meskipun ada embargo dari Uni Eropa yang akan berlaku pada 5 Desember.Di Amerika Serikat, perusahaan-perusahaan energi memangkas jumlah rig minyak paling banyak minggu lalu sejak September, penurunan pertama dalam 10 minggu.Sektor energi bersih AS menerima dorongan setelah Senat pada Minggu (7/8/2022) meloloskan rancangan undang-undang senilai 430 miliar yang dimaksudkan untuk memerangi perubahan iklim, di antara masalah lainnya. (mth/Antara)
Harga Minyak Jatuh Ke Terendah Sejak Sebelum Invansi Ukraina
New York, FNN – Harga minyak jatuh ke level terendah sejak sebelum invasi Rusia ke Ukraina pada Februari pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), karena para pedagang resah atas kemungkinan resesi ekonomi tahun ini yang meningkatnya kekhawatiran dapat menghambat permintaan energi.Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman September kehilangan 2,12 dolar AS atau 2,3 persen, menjadi menetap di 88,54 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, penyelesaian pertama di bawah ambang 90 dolar per barel sejak 2 Februari.Harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Oktober merosot 2,66 dolar AS atau hampir 2,8 persen, menjadi ditutup pada 94,12 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange, penyelesaian terendah sejak 18 Februari.Kemunduran harga terjadi setelah aksi jual di pasar minyak, dengan standar harga minyak mentah AS dan Brent masing-masing anjlok 4,0 persen dan 3,7 persen, pada Rabu (3/8/2022). Data yang dirilis Rabu (3/8/2022) menunjukkan lonjakan stok minyak mentah AS pekan lalu, memicu kekhawatiran atas pelemahan permintaan. Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan persediaan minyak mentah negara itu meningkat 4,5 juta barel selama pekan yang berakhir 29 Juli. Para analis yang disurvei oleh S&P Global Commodity Insights memperkirakan penurunan 1,7 juta barel dalam pasokan minyak mentah.\"Tampaknya pelemahan dari Rabu (3/8/2022) menyusul permintaan bensin tersirat AS yang lebih lemah dari perkiraan, bersama dengan terobosan level dukungan teknis pada Kamis (4/8/2022), telah menyeret minyak lebih rendah,\" kata Analis UBS, Giovanni Staunovo.Prospek permintaan tetap diliputi oleh meningkatnya kekhawatiran tentang kemerosotan ekonomi di Amerika Serikat dan Eropa, tekanan utang di negara-negara berkembang, dan kebijakan nol COVID-19 yang ketat di China, importir minyak terbesar dunia.Sementara itu, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, secara kolektif dikenal sebagai OPEC+, pada Rabu (3/8/2022) memutuskan akan meningkatkan produksi sebesar 100.000 barel per hari untuk September. (mth/Antara)
Harga Minyak Jatuh, Data Manufaktur Lemah Picu Kekhawatiran Permintaan
New York, FNN - Harga minyak jatuh sekitar empat persen pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), setelah data manufaktur yang lemah di beberapa negara memperlemah prospek permintaan ketika investor bersiap untuk pertemuan OPEC dan sekutu produsennya mengenai pasokan minggu ini. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman September tergelincir 4,73 dolar AS atau 4,8 persen, menjadi menetap di 93,89 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, setelah mencapai level terendah sesi di 92,42 dolar AS per barel.Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Oktober merosot 3,94 dolar AS atau 3,8 persen, menjadi ditutup pada 100,03 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange, setelah menyentuh terendah sesi di 99,09 dolar AS per barel.Reaksi pasar di atas muncul setelah data yang lemah dari ekonomi-ekonomi utama memicu kekhawatiran bahwa perlambatan pertumbuhan global akan membahayakan permintaan energi.Pabrik-pabrik di seluruh Amerika Serikat, Eropa dan Asia berjuang untuk momentum pada Juli karena lesunya permintaan global dan pembatasan ketat COVID-19 China memperlambat produksi, survei menunjukkan pada Senin (1/8/2022), kemungkinan menambah kekhawatiran ekonomi meluncur ke dalam resesi.Indeks manajer pembelian (PMI) manufaktur terakhir S&P Global untuk zona euro turun di bawah angka penting 50 pada Juli menjadi 49,8, dari 52,1 pada Juni, data menunjukkan pada Senin (1/8).Di tempat lain, Institute for Supply Management (ISM) mengatakan pada Senin (1/8) bahwa ukuran aktivitas manufaktur AS yang diawasi ketat turun menjadi 52,8 persen pada Juli dari 53 persen sebulan sebelumnya. Sementara angka di atas 50 persen menunjukkan ekspansi, data terbaru adalah yang terendah sejak Juni 2020.\"Masih ada keterputusan dengan data ekonomi dan apa yang kami lihat di sisi penawaran,\" kata Phil Flynn, seorang analis di grup Price Futures. \"Pasar minyak masih sangat ketat, dan pasar akan gelisah menjelang pertemuan OPEC+.\"Juga membebani harga adalah kenaikan produksi minyak Libya, yang mencapai 1,2 juta barel per hari, naik dari 800.000 barel per hari pada 22 Juli, setelah pencabutan blokade pada beberapa fasilitas minyak.Sementara itu, pedagang mengalihkan pandangan mereka ke Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, yang secara kolektif dikenal sebagai OPEC+, karena kelompok tersebut diperkirakan akan bertemu akhir pekan ini untuk membahas strategi produksi di masa depan. (mth/Antara)
LPG Khusus Rakyat Miskin Naik Per 1 Agustus 2022
Jakarta, FNN - Gas elpiji 3 kg mulai hari ini,1 Agustus 2022 di beberapa kabupaten dan kota di Jaws Barat mengalami kenaiksn Harga Eceran Tertinggi (HET) dari Rp 16.000 menjadi Rp 18.750, atau naik sebesar Rp 2.750. Keputusan pemerintah daerah menaikkan harga LPG sebesar Rp 2.750 per tabung jelas memberatkan masyarakat. Bahkan ada juga naik Rp 3.000 menjadi Rp 19.000. Jika HET sebelumnya sebesar Rp 16.000 per tabung dijual eceran warung jadi Rp 21.000 sampai dengan Rp 22.000. \"Kalau kenaikan sekarang Rp 2.750-Rl 3.000 diperkirakan harga jual warung menjadi 24.000 sampai dengan Rp 26.000,\"kata Haji Bulloh,agen besar di Bantargenbang Bekasi kepada FNN TV. Adapun pemerintah daerah kabupaten dan kota Jawa Barat yang memutuskan gas elpiji 3 kg bersubsidi naik, di antaranya Kota dan Kabupaten Bekasi, Kabupaten Cirebon, Majalengka, dan Kuningan. Menurut Direktur Energy Watch,Mamit Setiawan, keputusan pemerintah daerah kabupaten/kota bertentangan dengan upaya pemerintah pusat menjaga daya beli masyarakat yang baru saja berdampak Pandemi Covid 19. Pemerintah pusat, kata Mamit di Jakarta, Ahad, 31 Juli 2022 mengeluarkan sedikitnya Rp 504,4 triliun untuk subsidi BBM, listrik, maupun gas elpiji 3 kg. Sementara gas elpiji besar sudah lebih dulu mengalami kenaikan dari Rp 195.000 per tabung menjadi Rp 225.000 per tabung harga warung. Menurut Mamit kebijakan kenaikan HET tersebut terkesan hanya mementingkan pengusaha saja tanpa berpikir dampaknya kepada masyarakat terutama masyarakat tidak mampu. Kenaikan HET akan menambah beban hidup masyarakat yang daerahnya mengalami kenaikan HET Elpiji 3 kg termasuk juga UMKM yang tengah bangkit dari keterpurukan pasca Covid-19. \"Jadi, saya meminta Pemda Kabupaten Kota Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan untuk membatalkan kebijakan ini daripada nanti menimbulkan gejolak sosial di masyarakat. Untuk Pemda Kabupaten Kota Bekasi yang akan memberlakukan kebijakan HET terbaru pada tanggal 1 Agustus 2022 agar tidak melakukan hal tersebut,\" pinta Mamit (IP)