KESEHATAN

KKP Tanjungpinang Buka Layanan Vaksinasi COVID-19 di Pelabuhan

Tanjungpinang, FNN - Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) membuka layanan vaksinasi di Pelabuhan Sri Bintan Pura (SBP) bagi pelaku perjalanan dan masyarakat umum. “Kami telah menyiapkan vaksin jenis Sinovac dan Astrazeneca,” kata Kepala KKP Kelas II Tanjungpinang Agus Jamaludin, Jumat (8/10), di Tanjungpinang. Ia mengatakan untuk tahap awal ini telah disiapkan 50 dosis Sinovac dan 20 dosis Astrazeneca. Menurutnya, KKP memang sengaja tidak menyediakan dalam jumlah yang banyak, karena belajar dari pengalaman di Pelabuhan Sri Bayintan Kijang vaksin yang dibutuhkan sedikit sekali. Pada Rabu (6/10), KKP membawa hingga 200 dosis ke Pelabuhan Kijang untuk keperluan penumpang kapal Pelni. “Ternyata hanya beberapa saja yang dibutuhkan, karena semua sudah vaksin dosis lengkap dan ada beberapa yang tidak lolos screening dipicu tensi atau gula darah tinggi," katanya. Untuk sementara ini, kata dia, bagi penumpang Pelni di Pelabuhan Kijang yang membutuhkan vaksinasi, dapat langsung datang ke Kantor KKP di Kilometer 6, Tanjungpinang. “Apalagi lokasinya tidak jauh dari beli tiket di Kantor Pelni, tinggal langsung ke kantor kami,” katanya. Ia menambahkan KP menyediakan fasilitas vaksinasi COVID-19 di pelabuhan untuk memperluas cakupan vaksinasi. Hingga 6 Oktober berdasarkan laman Kemenkes, vaksinasi dosis satu di Kepri sudah 85,87 persen dari target, sedangkan dosis dua sebesar 58,94 persen. Bagi pelaku perjalanan hingga masyarakat yang ingin melakukan vaksinasi COVID-19 disilakan datang ke Pelabuhan SBP Tanjungpinang. "Pelayanan dibuka setiap Senin hingga Sabtu, mulai pukul 07.30 WIB. Fasilitas ini dibuka hingga 22 Oktober," demikian Agus Jamaludin. (sws)

Polda Malut Percepat Vaksinasi untuk Pelajar

Ternate, FNN - Kepolisian Daerah (Polda) Maluku Utara intensif melakukan percepatan target vaksinasi, terutama bagi remaja dan pelajar guna menekan penyebaran COVID-19 di provinsi itu. Kabid Humas Polda Malut, Kombes Pol Adip Rojikan di Ternate, Jumat, mengatakan, pihaknya melakukan peninjauan secara langsung dilakukan untuk memastikan program vaksinasi kepada pelajar tepat sasaran, sebagai salah satu upaya dalam mengatasi pandemi COVID-19. "Kegiatan vaksinasi hari ini kepada pelajar SMAN 1 Kota Ternate yang sudah melaksanakan vaksinasi dosis 1 dan 2 sebanyak 346 orang yaitu dosis 1 kepada 326 pelajar, 4 PNS dan dosis 2 kepada 11 pelajar, 3 PNS, 1 orang masyarakat dan 1 lansia serta vaksinasi kali ini melibatkan 25 tenaga vaksinator dari Polri maupun Pemkot Ternate," kata Kabid. Kabid Humas berharap, dengan kolaborasi yang baik, koordinasi yang baik, Polri dengan Pemkot Ternate sehingga pelaksanaan vaksinasi dapat berjalan lancar, agar herd community bisa tercapai. "Mudah-mudahan murid-murid bisa divaksin, guru-gurunya juga sehat, murid-muridnya sehat. Proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik," katanya. Peninjauan vaksinasi Kapolda Malut Irjen Pol Risyapudin Nursin, S.Ik didampingi oleh Kapolres Ternate AKBP Aditya Laksamida, S.Ik, Kepala BPBD Kota Ternate M Arif Abdul Gani, KCD Pendidikan Kota Ternate Drs Yasin Malan, serta Kepala SMA Negeri 1 Kota Ternate Mustamin Lila, S.Pd, M.Pd. Oleh karena itu Satgas COVID-19 bersama TNI/Polri di Malut terus mengupayakan peningkatan vaksinasi bagi anak dan remaja dalam upaya menekan peredaran virus COVID-19. Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Malut, dr Rosita Alkatiri dihubungi terpisah menyatakan apresiasinya atas terobosan terkait vaksinasi dilakukan TNI/Polri saat ini, maka strategi daerah harus mengeluarkan regulasi internal melalui instruksi bupati/walikota guna percepatan vaksinasi pada semua tahapan, termasuk di dunia pendidikan guna menekan meningkatnya COVID-19. Kendati demikian, dirinya mengakui, saat ini ada kendala yang dihadapi pemkab setempat seperti minimnya kepercayaan masyarakat terhadap manfaat vaksin akibat efek pemberitaan yang hoax. Sementara itu, Pemerintah Daerah bersama TNI/Polri di Malut menargetkan sekitar 2.000 dosis per hari dalam pelaksanaan vaksinasi merdeka secara serentak bagi warga yang dipusatkan di Dhuafa Center Ternate. (sws)

Asupan Serat Penting untuk Jaga Stamina dan Imun

Jakarta, FNN - Semua orang, terlebih atlet perlu mengonsumsi makanan sehat, termasuk sayuran dan buat agar kebutuhan serat tubuh tercukupi untuk menjaga stamina bahkan imun. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa masih ada beberapa orang yang kurang dalam mengonsumsi sayur dan buah, padahal hal itu penting untuk memenuhi kebutuhan serat harian. Terutama para atlet di pagelaran PON XX Papua, dalam perhelatan olahraga ini mereka harus tetap sehat demi memenangkan medali untuk provinsi yang diwakilinya. Untuk itulah minuman berserat Scrubber hadir sebagai Official Partner Healthy Drink PON XX Papua. Melalui dukungan ini, Scrubber sekaligus meningkatkan awareness masyarakat tentang pentingnya kebutuhan serat dalam tubuh. Rakhmat Ganda, Brand Manager Scrubber, dalam siaran persnya Rabu mengatakan scrubber merupakan minuman High Fiber yang dapat memenuhi asupan serat harian dan membantu melancarkan pencernaan. Serat selain dapat membantu melancarkan pencernaan, serat juga dapat membantu meningkatkan imun tubuh sehingga daya tahap tubuh menjadi lebih baik. Asuran serat yang pas juga dapat membantu menaikkan imun tubuh, terlebih lagi para atlet harus tetap fit selama bertanding di masa pandemi ini. Minuman Hi - Fiber yang dapat memenuhi asupan serat dan membantu melancarkan pencernaan ini bisa didapatkan di apotek, minimarket, Enesis Official Store, dan lokapasar. Minuman ini mengandung bakteri baik (probiotik), yakni Bacillus coagulans yang melawan bakteri jahat di usus. Oligosakarida sebagai makanan bakteri baik di saluran pencernaan, sedangkan bermacam serat (Psyllium husk, Polidekstrosa) dapat membersihkan sisa makanan. (mth)

Satuan Tugas COVID-19: Vaksin Booster Belum untuk Guru

Jakarta, FNN - Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmoto mengatakan vaksinasi dosis ketiga atau booster saat ini belum perlu diperuntukkan untuk guru atau tenaga pendidik. "Belum saatnya (vaksin booster untuk guru)," kata Wiku saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Rabu. Wiku menuturkan sejauh ini booster masih ditujukan hanya untuk tenaga kesehatan, sehingga elemen masyarakat yang lain belum perlu mengakses booster. Kementerian Kesehatan (Kemkes) menetapkan teknis perluasan target vaksinasi COVID-19, dan menegaskan vaksin booster hanya digunakan untuk tenaga kesehatan saat ini. Sebelumnya, Pemerintah Bekasi berinisiatif memberikan vaksin booster pada tenaga pengajar di wilayah tersebut. Sementara, kebijakan pemerintah pusat masih memperuntukkan vaksin booster untuk tenaga kesehatan. Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan booster saat ini hanya diberikan baik kepada tenaga kesehatan maupun tenaga pendukung kesehatan yang telah mendapatkan dosis pertama dan kedua. Kemkes menegaskan peruntukan booster tidak untuk khalayak umum karena keterbatasan pasokan vaksin dan juga masih ada lebih dari 160 juta penduduk sasaran vaksinasi yang belum mendapatkan suntikan. Kemkes telah menerbitkan Surat Edaran Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Nomor HK.02.01/1/1919/2021 tentang Vaksinasi Dosis Ketiga Bagi Seluruh Tenaga Kesehatan, Asisten Tenaga Kesehatan dan Tenaga Penunjang yang Bekerja di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. (sws)

Wakil Ketua MPR Dorong Pasien Kanker Payudara, Dengarkan Nasihat Dokter

Jakarta, FNN - Wakil Ketua MPR Republik Indonesia, Lestari Moerdijat mengimbau para pasien dengan kanker payudara mendengarkan nasehat dari dokter yang merawat demi mendapatkan pengobatan yang tepat. "Dengarkan nasehat para dokter, menjadi panduan kita untuk melangkah dan mempercayai tindakan medis yang memang sudah memiliki basis atau bukti," ujar dia dalam diskusi virtual mengenai kanker payudara bertajuk "Bersama Melangkah, Meraih Harapan", Sabtu. Menurut dia, pengobatan tepat ditambah terdeteksinya kanker pada stadium dini menunjukkan keberhasilan dan berdampak pada angka harapan hidup yang lebih tinggi ketimbang bila pasien baru datang dalam kondisi lanjut. Lestari yang menjadi penyintas kanker payudara selama hampir lima tahun itu mengatakan, para pasien dan orang-orang terdekatnya perlu memahami tahap pengobatan kanker berdasarkan saran dokter, agar tak ada keraguan selama menjalani perawatan. Merujuk pada pengalamannya, terkadang orang dekat bisa menjadi salah satu faktor yang membuat pasien ragu mengambil pengobatan. "Pengalaman saya terdiagnosis kanker payudara, saya putuskan langsung menjalani rangkaian pengobatan. Keluarga, sahabat, semuanya berusaha mencarikan jalan agar saya mencari berbagai alternatif sebelum menjalani pengobatan yang sifatnya medikal," kata Lestari. Kanker payudara menjadi salah satu jenis kanker yang umum dialami wanita. Data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, kanker ini dialami lebih dari 2,3 juta orang wanita di seluruh dunia dengan angka kematian lebih dari 680.000 orang jiwa. Keterlibatan berbagai pihak termasuk melalui kampanye pemeriksaan kesehatan rutin seperti deteksi dini, lalu kemampuan melakukan diagnosa hingga pengobatan menjadi upaya untuk membantu meningkatkan angka harapan hidup pasien. Seperti dikutip dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi risiko seseorang terkena kanker payudara, antara lain bertambahnya usia atau riwayat keluarga. Walau begitu, seseorang masih bisa berupaya menurunkan risiko terkena kanker misalnya melalui penerapan gaya hidup sehat termasuk aktif bergerak dan menjaga berat badan sehat. (mth)

Obesitas Tingkatkan Risiko Meninggal Akibat Serangan Jantung

Jakarta, FNN - Mereka dengan kondisi obesitas memiliki kemungkinan sekitar 1,5 hingga 2,5 kali lebih tinggi meninggal karena serangan jantung, kata dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dari Universitas Indonesia, Dr. dr. Nahar Taufiq, SpJP (K). "Obesitas membuat Anda lebih cenderung memiliki tekanan darah tinggi, kadar kolesterol, resistensi insulin serta penyempitan dan penyumbatan arteri. Oleh karena itu, orang obesitas memiliki kemungkinan antara 1,5 hingga 2,5 kali lebih besar untuk meninggal karena serangan jantung daripada orang dengan IMT normal," kata dia seperti dikutip dari siaran pers, Rabu. Obesitas bisa diketahui dengan mengukur lingkar perut atau indeks massa tubuh (IMT) ketika mencapai angka lebih dari 25. Menurut Nahar, kondisi obesitas meningkatkan risiko sejumlah penyakit akibat penumpukan lemak yang berlebih pada tubuh dapat mempengaruhi organ dalam menjalankan fungsinya. The American Heart Association merekomendasikan untuk melakukan setidaknya 150 menit aktivitas aerobik sepanjang minggu untuk menjaga kesehatan kardiovaskuler yang baik. Nahar merekomendasikan melakukan aktivitas aerobik, salah satunya Zumba. Kegiatan ini bisa merangsang detak jantung dan pernapasan selama latihan, meningkatkan laju jantung, meningkatkan curah jantung dengan pernafasan yang regular dan meningkatkan aliran darah. "Tentunya untuk memulai olahraga diperlukan pemanasan dan jangan memforsir terlalu keras di awal. Diskusikan juga dengan dokter untuk mendapat rekomendasi kapasitas fungsional jantung yang sesuai kebutuhan tubuh," tutur dia. Penyanyi sekaligus instruktur dan Brand Ambassador Zumba di Indonesia Denada Tambunan termasuk sosok yang menyadari betapa mengkhawatirkan kondisi obesitas yang dapat berakibat pada penyakit jantung. Menurut dia, gaya hidup yang buruk dan kurang berolahraga membuat banyak orang secara tidak sadar mengalami obesitas yang menjadi pemicu awal dari penyakit-penyakit mematikan. "Menjaga kesehatan tubuh terutama jantung menjadi prioritas saya karena jantung merupakan salah satu organ terpenting bagi tubuh," demikian tutur Denada. (mth)

Inovasi Teknologi Kesehatan dan Digital untuk Jaga Kesehatan Jantung

Jakarta, FNN - Penyakit kardiovaskular masih menjadi salah satu penyakit yang menjadi ancaman kesehatan di dunia dan merupakan penyakit nomor satu yang menjadi penyebab utama kematian nomor satu di seluruh dunia. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, lebih dari 17 juta orang di dunia meninggal akibat penyakit jantung dan pembuluh darah. Sementara berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, angka kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah semakin meningkat dari tahun ke tahun. Setidaknya 15 dari 1000 orang, atau saat ini terdapat 4,2 juta orang yang menderita penyakit kardiovaskular, dan 2.784.064 diantaranya menderita penyakit jantung. Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) melaporkan 14,4 persen sebab kematian di Indonesia adalah penyakit jantung koroner. Ketua Umum Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) DR. dr. Isman Firdaus Sp.JP (K), FIHA, FAPSIC, FAsCC, FESC, FACC, FSCAI dalam keterangannya mengatakan pandemi COVID-19 yang berlangsung sejak akhir tahun 2019 menjadi kekhawatiran tersendiri bagi orang dengan penyakit jantung. Isman menjelaskan kekhawatiran ini muncul mengingat paparan infeksi apapun termasuk infeksi COVID-19 dapat mencetuskan perburukan dari penyakit kardiovaskular seperti terjadinya kekambuhan penyakit jantung coroner atau gagal jantung menahun. Tidak sampai di situ, kondisi ini bahkan lebih mudah menyebabkan kematian pada pasien yang terinfeksi virus corona dengan komorbid penyakit jantung dibandingkan tanpa penyakit jantung Laporan rata-rata di berbagai rumah sakit di masa pandemi menunjukkan bahwa 16,3 persen pasien yang dirawat dari ruang isolasi COVID-19 ternyata mempunyai penyakit bawaan (komorbid) atau koinsiden penyakit kardiovaskular. Di masa sebelum pandemi dilaporkan bahwa laju rerata mortalitas di RS akibat serangan jantung adalah 8 persen, namun di masa pandemi, angka ini dilaporkan meningkat hingga 22-23 persen. Dalam rangka memeringati Hari Jantung Sedunia tanggal 29 September, Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) menyoroti pentingnya menjaga kesehatan jantung dengan bantuan inovasi dan perubahan teknologi dan digital yang ada. “Inovasi digital telah membantu masyarakat yang sehat maupun yang sakit di masa pandemi untuk mendapatkan akses kesehatan dengan mudah, layanan konsultasi secara online, edukasi kesehatan, dan pemantauan capaian aktifitas fisik dan olahraga, serta layanan antar obat-obatan ke rumah,” kata Isman. Inovasi teknologi dan digital Isman juga mengatakan bahwa kemajuan teknologi informasi dan digital ini juga diikuti dengan keprihatinan PERKI akan misinformasi, berita bohong (hoaks), serta disinformasi mengenai kesehatan yang beredar di dunia maya, terutama terkait kesehatan jantung yang disebarluaskan oleh media-media sosial dan hal ini perlu diluruskan. Selain inovasi teknologi dan digital, PERKI juga mengangkat isu kesadaran semua pemangku kepentingan (stakeholder) di bidang kesehatan termasuk organisasi profesi, organisasi masyarakat, dan juga pemerintah untuk bahu membahu bersama-sama membangun kesehatan masyarakat terutama dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit kardiovaskular di Indonesia. Salah satu bukti kolaborasi ini antara lain melalui Jaminan kesehatan nasional (JKN) yang sebagai salah satu sistem kesehatan di Indonesia telah terbukti memberikan dukungan dan manfaat yang sangat besar terutama untuk penanggulangan penyakit kardiovaskular. “Menjalin silaturahmi komunikasi bersama organisasi profesi lain dan organisasi masyarakat, yang secara langsung berhadapan dengan pasien kardiovaskular, menjadi salah satu langkah penting dan strategis agar penanggulangan penyakit kardiovaskular di Indonesia tertangani dengan baik,” kata Sekjen Pengurus Pusat PERKI Dr. dr. Dafsah Arifa Juzar, Sp.JP(K). Rekomendasi PERKI Berikut adalah rekomendasi PERKI untuk pencegahan dan penanggulangan penyakit kardiovaskular untuk orang sehat maupun orang dengan penyakit jantung di masa pandemi: 1. Hindari merokok dan asap rokok terutama di masa pandemi ini. 2. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan serta menerapkan protokol kesehatan jaga jarak, memakai masker, kebersihan tangan, membatasi mobilitas, menghindari makan bersama) dengan ketat. 3. Segera melakukan vaksinasi dengan sebelumnya terlebih dahulu berkonsultasi dan memperoleh rekomendasi dokter. 4. Gunakan fasilitas telekonsultasi yang banyak disediakan oleh Rumah Sakit maupun klinik kesehatan. 5. Tetap memiliki kesadaran dan aktif mempraktekkan kebiasaan dan budaya sehat jantung seperti tetap beraktivitas fisik secara teratur sesuai dengan kemampuan kerja jantung dan tubuh. 6. Pada orang dengan penyakit Jantung atau risikonya, sebelum berolahraga sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu jenis olahraga apa yang tepat sehingga tidak membebani kerja jantung. 7. Konsumsi makanan tinggi serat dan kurangi konsumsi gula, garam dan lemak. 8. Bagi orang dengan penyakit jantung, riwayat penyakit jantung, ataupun risikonya, perlu memperhatikan dan mematuhi jadwal obat rutin untuk pencegahan sekunder. 9. Berbagai spektrum penyakit kardiovaskular seperti gagal jantung, penyakit jantung rematik, hipertensi, gangguan katup jantung, gangguan irama jantung, dan penyakit jantung pada anak harus dipantau dan dikendalikan sebaik mungkin dengan senantiasa berkonsultasi kepada dokter spesialis jantung dan pembuluh darah agar kondisi jantung tetap stabil dan penderita bisa beraktivitas dengan baik. "Penting untuk meningkatkan kesadaran tentang penyakit jantung, tidak hanya bagi diri sendiri tetapi juga untuk orang-orang di sekitar kita," tutup DR. dr. Dafsah Arifa Menurunkan beban penyakit kardiovaskular di Indonesia tidak hanya tugas salah satu atau beberapa pihak, namun peran semua lapisan masyarakat (pasien, dokter, keluarga pasien, organisasi swadaya masyarakat, organisasi profesi dan pemerintah). Karena lebih baik mencegah daripada harus mengobati. (mth)

YAICI Ingatkan SKM Berbahaya Bagi Anak

Padang, FNN - Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) menggandeng PW Aisyiah dalam menyosialisasikan susu kental manis (SKM) bukan pengganti Air Susu Ibu (IBU) sehingga berbahaya jika diberikan kepada anak. Ketua Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) Arif Hidayat di Padang, Selasa mengatakan dalam fikiran masyarakat sudah tertanam persepsi bahwa SKM sebagai susu bernutrisi sehingga mereka memberikan kepada anak. Menurut dia, hal ini terjadi akibat iklan SKM sebagai susu sudah ada sejak hampir seabad silam dan tercipta pemahaman produk tersebut susu bernutrisi. Ia mengatakan sejumlah pihak telah meminta produsen untuk menghentikan iklan SKM sebagai susu sesuai Peraturan Kepala (Perka) Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Nomor 31 Tahun 2018 tentang Produk Pangan Olahan. Menurut dia, Perka BPOM melarang visualisasi iklan SKM dengan menampilkan anak-anak berusia di bawah lima tahun dalam bentuk apa pun. Selain itu BPOM juga melarang produsen menggunakan visualisasi SKM setara dengan produk susu lain sebagai penambah atau pelengkap zat gizi seperti susu sapi. “Jangan lagi iklan SKM menampilkan gambar gelas yang menggambarkan SKM sebagai minuman tunggal, bergizi dan baik untuk pertumbuhan anak. Iklan SKM harus memberikan edukasi bahwa produk itu hanya makanan tambahan,” katanya. Ia mengatakan peraturan ini dipatuhi, sehingga produsen tidak lagi mengiklankan SKM sebagai susu, namun faktanya masih ditemui iklan SKM dengan gambar gelas, yang bisa dikonotasikan bahwa peruntukan SKM sebagai minuman tunggal. "Ini menunjukkan bahwa produsen masih belum berhenti mengiklankan SKM sebagai susu," katanya. Pihaknya pernah melakukan survei di Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara dan Kota Batam Provinsi Kepulauan Riau dan menemukan fakta bahwa ibu-ibu memberikan SKM pada anak mereka setiap hari. “Anak-anak ini meminum SKM layaknya susu bubuk sebagai penambah gizi,” katanya. Ia mengatakan kandungan protein dalam SKM yang diproduksi di Indonesia sangat kecil, yakni 2,3 persen lebih rendah dari ketentuan BPOM yang 6,5 persen dan ketentuan WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) 6,9 persen. Sementara kandungan gula lebih tinggi yakni di atas 50 persen, padahal WHO memberikan syarat maksimal 20 persen. “Jadi kalau minum SKM bukan minum susu, tapi minum gula rasa susu," katanya. Sementara Wakil Ketua Majelis Kesehatan PP Aisyiyah Noor Rachmah Praktinya mengakui masih terjadi salah pemahaman tentang SKM ini. "SKM bukan sebagai susu, tetapi hanya untuk campuran makanan dan dampak dari konsumsi SKM yang berlebihan terhadap kesehatan anak sangat besar," kata dia Menurut dia, apabila anak mengonsumsi dua gelas SKM sehari akan melebihi kebutuhan gula harian. Kelebihan asupan gula tersebut akan disimpan oleh tubuh dalam bentuk lemak, sehingga bisa menyebabkan kegemukan pada anak. "Karena itu, kami menunjukkan komitmen untuk terus melakukan edukasi kepada jamaah Aisyiyah untuk menerapkan pola makan dan pola asuh yang baik," katanya. (ant, sws)

BPOM Ingatkan SKM Bukan Susu Pengganti ASI

Jakarta, FNN - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) melalui situs resminya mengumumkan bahwa susu kental manis (SKM) tak dianjurkan diseduh sebagai minuman susu. "SKM tidak dianjurkan untuk dikonsumsi sebagai hidangan tunggal berupa minuman susu. Susu kental dapat digunakan sebagai topping, pelengkap, atau campuran pada makanan atau minuman," demikian keterangan Badan POM dikutip pada Kamis (23/9). Menurut Badan POM, susu kental manis adalah produk susu yang memiliki karakteristik kadar lemak susu tidak kurang dari 8 persen dan kadar protein tidak kurang dari 6,5 persen. Hal itu sesuai dengan Peraturan Badan POM Nomor 34 Tahun 2019 tentang Kategori Pangan dan Codex Standard for Sweetened Condensed Milk (CXS 282-1971 Rev. 2018). Sekalipun termasuk sebagai produk susu, SKM tidak dapat digunakan sebagai satu-satunya sumber gizi. SKM juga tidak untuk menggantikan Air Susu Ibu (ASI) dan tidak cocok untuk dikonsumsi oleh bayi sampai usia 12 bulan. Masyarakat diminta bijak dalam mengonsumsi SKM dengan memperhatikan kandungan gizi, termasuk kandungan gula pada label informasi nilai gizi. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 tahun 2013 tentang Pencantuman Informasi Kandungan Gula, Garam, dan Lemak Serta Pesan Kesehatan Untuk Pangan Olahan dan Pangan Siap Saji menyatakan bahwa total asupan gula harian per orang dari berbagai sumber makanan paling banyak adalah sebanyak 50 gram atau dapat disetarakan dengan empat sendok makan. Badan POM RI mengajak masyarakat untuk menjadi konsumen cerdas dalam membeli produk pangan. Selalu ingat Cek “KLIK” (Kemasan, Label, izin Edar dan Kedaluwarsa) sebelum membeli atau mengonsumsi produk pangan. Pastikan kemasannya dalam kondisi utuh, baca informasi pada label, pastikan memiliki izin edar dari Badan POM RI, dan tidak melewati masa kedaluwarsa. (sws, ant)

Vaksinasi Covid-19 yang Gagal Menjadi Salah Satu Paling Mematikan dalam Sejarah

Texas, FNN - Ada yang menarik dari tulisan Daily Expose pada 26 Agustus 2021. Vaksinasi massal paksa terhadap umat manusia akan dianggap sebagai salah satu kesalahan medis paling mematikan dan mahal dalam sejarah. Begitu kata perintis terkenal terkait pengobatan awal dugaan penyakit Covid-19, yang juga ahli jantung dan penyakit dalam Texas Dr. Peter McCullough. Mengutip data terbaru dari Sistem Pelaporan Kejadian Buruk Vaksin AS (VAERS), dan dari Israel dan Inggris, yang kasus Covid berlipat ganda diantara yang divaksinasi, McCullough, pemimpin redaksi dua jurnal medis dan penulis lebih dari 600 rekan sejawat, meninjau studi, termasuk 46 yang didedikasikan untuk Covid-19, mengatakan dia “sangat khawatir” tentang masa depan Amerika. “Orang Amerika (AS_ akan menanggung beban dari apa yang selalu akan menjadi program vaksinasi massal yang gagal yang akan dianggap sebagai salah satu yang paling mematikan, salah satu yang paling merugikan dan mahal dalam sejarah manusia,” kata McCullough dalam podcast baru-baru ini. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengumumkan pada April, mereka telah berhenti melacak kasus Covid di antara yang divaksinasi yang tidak mengakibatkan rawat inap atau kematian. Badan itu sekarang mengasumsikan bahwa kasus-kasus baru termasuk di antara yang tidak divaksinasi kecuali jika disarankan lain, yang membuat angka-angka tidak menggambarkan yang tidak divaksinasi sebagai penyebar penyakit. “Skema misinformasi dan propaganda yang disengaja ini telah digunakan untuk mendorong kemarahan luar biasa dari mandat vaksin untuk lembaga pemerintah, administrasi veteran, dan ratusan sekolah dan perguruan tinggi, meskipun di sini tidak ada wabah di tempat-tempat ini,” kata McCullough. Israel adalah negara pertama yang memvaksinasi massal penduduknya berdasarkan perjanjian dengan pihak Pfizer untuk menukar pasokan vaksin dengan data kesehatan masyarakat dalam percobaan pada orang-orang “untuk mengevaluasi apakah perlindungan kekebalan kelompok diamati selama peluncuran program vaksinasi Produk.” Delapan puluh persen orang dewasa divaksinasi lengkap di sana, namun kasus Covid-19 dan rawat inap yang serius telah meningkat 20 kali lipat sejak awal Juli. Media telah menyoroti bahwa kasus baru yang paling serius terjadi di antara yang tidak divaksinasi. Sementara mengabaikan untuk melaporkan bahwa mayoritas (lebih dari 80 persen) kasus baru yang dilaporkan oleh Kementerian Kesehatan Israel adalah di antara individu yang divaksinasi. Sebagai tanggapan, Israel memperkenalkan “tembakan penguat” ketiga dari injeksi mRNA Pfizer yang telah diberikan kepada lebih dari satu juta orang pada 16 Agustus 2021. Di Inggris, lebih dari tiga perempat populasi orang dewasa (76 persen) telah menerima dua dosis suntikan Covid-19 dan hampir 90 persen orang dewasa telah menerima setidaknya satu dosis. Namun, jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit melonjak tujuh kali lipat sejak awal Juni tahun ini. Laporan Inggris terbaru tentang “varian yang menjadi perhatian” yang diterbitkan oleh Public Health England mengungkapkan bahwa 58% kematian Covid-19 termasuk di antara yang divaksinasi lengkap, dengan jumlah itu meningkat menjadi 67% ketika termasuk mereka yang telah menerima dosis tunggal Covid-19 injeksi. Data itu, kata McCullough, pada dasarnya menunjukkan bahwa vaksin gagal. Individu yang divaksinasi dapat memperoleh dan menularkan pandemi coronavirus dan menjadi dan mati karena Covid-19. “Individu yang divaksinasi lengkap menyebarkannya satu sama lain,” kata McCullough. Meski demikian, mengutip varian Delta baru yang beredar, pemerintahan Presiden Joe Biden diharapkan mengikuti contoh Israel dan memperkenalkan suntikan pendorong ketiga untuk semua penghuni panti jompo dan petugas kesehatan mulai September 2021. Vaksin tidak pernah diuji untuk varian Delta, dan perlindungannya hanya bertahan beberapa bulan. “Jelas kita tidak bisa memvaksinasi jalan keluar dari ini,” kata McCullough. Covid-19, apa pun variannya, mudah diobati di rumah dengan obat-obatan sederhana yang tersedia, menurut McCullough, yang telah menyatakan bahwa “sekitar 88 persen rawat inap dan kematian dapat dihindari” dengan perawatan dini. Sejak dia keluar secara terbuka menasihati pengobatan dini atas dugaan pasien Covid-19 di mana protokol pemerintah adalah mengirim mereka pulang dan menunggu sakit, McCullough mendapati dirinya menjadi sasaran lembaga kesehatan masyarakat dan akademisi. Lulusan Baylor University yang bekerja sebagai Wakil Ketua Penyakit Dalam di Baylor University Medical Center dari Januari 2014 hingga Februari 2021 tersebut, baru-baru ini berbicara pada Komite Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan Senat Texas tentang protokol pengobatan awal Covid-19. Kontraknya kemudian dibatalkan, dan dia baru-baru ini digugat oleh sistem kesehatan Baylor Scott & White yang berbasis di Texas setelah afiliasinya dengan sistem itu diketahui selama wawancara publik. Gugatan tersebut bertepatan dengan keputusan BSWH yang mengamanatkan vaksinasi untuk 40.000 karyawannya. “Saya sangat khawatir tentang masa depan Amerika dan juga sangat takut kehilangan kebebasan berbicara dan wacana ilmiah,” kata McCullough. “Ada ancaman besar di luar sana bagi para dokter yang benar-benar melakukan yang terbaik – untuk membantu pasien dan menyelamatkan nyawa,” lanjutnya. Dia mengutip pernyataan 29 Juli dari Federasi Dewan Medis Negara yang mengancam dokter yang menyebarkan “informasi yang salah” medis mengenai vaksin akan kehilangan lisensi medis mereka. Federasi mendefinisikan informasi ilmiah sebagai “didorong oleh konsensus untuk perbaikan kesehatan masyarakat”. McCullough secara terbuka mengkritik sifat “totaliter” dari mandat vaksin itu dan menunjuk pada data kejadian buruk vaksin pemerintah yang mencatat, bahwa “sudah 11.221 dinyatakan dinonaktifkan karena vaksin”. Jumlah itu telah berkembang menjadi 16.044 pada 26 Agustus 2021. “Upaya untuk penyelamatan ini merupakan tindakan berlebihan atau di luar batas. Vaksin ini tidak seluruhnya aman. Seolah setiap orang yang mengambil jarum sedang memikirkan papan skor atau angka penambahan kasus ikutan paska vaksin,” ujar McCullough. Sebaliknya, dia juga berkata, “Orang Amerika seperti terbang buta. Tanpa navigasi yang jelas, akan ke arah mana pesawat dibawa. Karena mereka tidak tahu vaksin mana yang paling aman. Semua serba belum pasti.” “Orang Amerika tidak diberi informasi tentang ini. Pada dasarnya tidak mungkin bagi mereka untuk mengikuti arah aturan keputusan vaksin ini. Mereka hanya mengatakan: 'Ambil vaksinnya, dan tidak masalah yang mana'. Mereka hanya mengatakan: 'Ambil vaksinnya dan tidak masalah yang mana'. Pemilihan jenis vaksin seperti tanpa arah. Seolah tanpa masalah. Padahal jelas, efek samping, efikasi, dan efektivitas , sangat penting untuk menjadi perhatian “Semua ini tidak masuk akal dalam hal program tentang Covid-19; sepertinya ini tentang kepatuhan, atau paksaan, atau kontrol. Warga pada dasarnya dipaksa melakukan vaksinasi massal,” ujar McCullough. (mth)