KESEHATAN

Dua Warga yang Ambil Paksa Jenazah Pasien COVID Terkonfirmasi Positif

Kupang, FNN - Dua orang dari 11 anggota keluarga yang mengambil secara paksa jenazah pasien COVID-19 pada 17 Juli 2021 dinyatakan positif COVID-19 setelah melalui tes cepat antigen pada Kamis (22/7). "Pada hari Kamis (22/7) Polres Kupang Kota bersama Dinas Kesehatan Kota Kupang sudah melakukan tes antigen terhadap 11 anggota keluarga pasien COVID-19 yang jenazahnya diambil paksa, hasilnya dua orang positif," kata Kabid Humas Polda NTT Kombes Pol. Rishian Krisna B. di Kupang, Jumat. Mantan Kapolres Timor Tengah Utara (TTU) itu menyebutkan dua anggota keluarga pasien COVID-19 yang dinyatakan positif itu adalah suami dan anak dari pasien tersebut. Ssbelumnya, pada hari Sabtu (17/7) GMN jenazah COVID-19 diambil secara paksa oleh pihak keluarganya saat pemakaman dengan protokol COVID-19. Pihak keluarga tidak menerima apabila keluarga yang meninggal dunia itu dinyatakan positif COVID-19. Mereka berkeinginan untuk dibawa pulang ke rumah untuk disemayamkan. Namun, akhirnya polisi setempat bertindak cepat untuk memberikan pemahaman melalui negosisasi antara anggota Polres Kupang Kota dan keluarga almarhumah. "Setelah melalui perdebatan yang panjang, keluarga memperbolehkan Satgas COVID-19 memakamkan jenazah pasien COVID-19 itu di pemakaman dengan protokol COVID di TPU Batukadera Kota Kupang," katanya. Sementara itu, perwakilan dari keluarga jenazah pasien COVID-19 Abdullah Ulomando menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat NTT, khususnya Kota Kupang, atas perbuatan yang meresahkan. "Pihak keluarga menyampaikan permohonan maaf atas kekeliruan yang terjadi yang mengakibatkan suami dan anak almarhumah ikut terinfeksi COVID-19," ujarnya. Abdullah berharap agar kejadian tersebut menjadi pembelajaran bagi masyarakat Kota Kupang untuk tidak ditiru. Keluarga pun menghimbau agar apabila ada penyampaian dari RS, puskesmas, atau balai kesehatan mana pun bahwa pasien terkonfirmasi positif, harus mengikuti aturan dari pemerintah yang berlaku. (sws)

Wagub DKI Akan Cek Kebenaran Info 1.214 Warganya Meninggal Saat Isoman

Jakarta, FNN - Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta Ahmad Riza Patria akan mengecek kebenaran informasi 1.214 warga meninggal dunia, saat menjalankan isolasi mandiri (isoman), termasuk penyebabnya. "Nanti kami cek kebenaran datanya, apa yang jadi penyebab juga. Saya sendiri belum tahu, kita cek kembali, semoga tidak sebesar itu," kata Riza di Balai Kota Jakarta, Kamis malam. Pada prinsipnya, lanjut Riza, Pemprov DKI akan berusaha memberikan pelayanan terbaik dan mencari solusi yang terbaik untuk penanganan COVID-19 ini, termasuk fasilitas untuk isolasi pasien COVID-19. "Kita siapkan untuk memberikan pelayanan kepada pasien COVID-19 apakah yang di rumah sakit atau di wisma atlet, di rusun, di griya, di hotel, maupun rumah masing-masing," ucap Riza. Dalam penanganan COVID-19 termasuk saat dilakukan isolasi mandiri, kata Riza, perlu kerja sama semua pihak, tidak hanya satgas, tapi juga komunitas, ormas dan masyarakat sendiri. "Harus bersatu, solid, saling tolong-menolong. Dan juga keluarga dari yang sedang isoman, menyendiri di dalam kamar harus diperhatikan, setiap saat jangan sampai keadaannya kritis baru diketahui belakangan," ucap Riza. Sebelumnya, LaporCOVID-19 melaporkan sebanyak 1.214 warga yang terpapar COVID-19 di Jakarta meninggal dunia saat menjalani isolasi mandiri di rumah. Jumlah itu berdasarkan data yang dihimpun koalisi warga LaporCOVID-19 hingga 22 Juli 2021. Data Analyst LaporCovid19 Said Fariz Hibban menyebut DKI Jakarta menjadi provinsi yang warganya paling banyak dilaporkan meninggal dunia di luar rumah sakit atau fasilitas kesehatan. "Yang sudah di atas 1.000 itu lagi-lagi di DKI Jakarta, lima kota sudah di atas 1.000," kata Said dalam konferensi pers daring di kanal YouTube LaporCovid19, Kamis. Rincian data korban per kota administrasi adalah, Jakarta Timur 403 orang, Jakarta Selatan 289 orang, Jakarta Utara 204 orang, Jakarta Pusat 162 orang dan Jakarta Barat 156 orang. Data tersebut dihimpun oleh Lapor COVID-19 dari berbagai sumber dengan metode "crowdsourcing", mulai dari laporan warga ke kanal aduan Lapor COVID-19, pemberitaan media massa dan laporan dari sumber-sumber lain yang terverifikasi. Selain data yang dihimpun sendiri, Lapor COVID-19 juga mengaku telah mendapat data resmi dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta terkait jumlah pasien COVID-19 yang meninggal saat menjalani isolasi mandiri. Berdasarkan data dari Dinkes DKI, ada 1.161 orang meninggal dunia di luar rumah sakit atau fasilitas kesehatan. Jumlah itu lebih kecil dari yang dihimpun Lapor Covid-19. Meski paling tinggi, LaporCovid-19 menilai bukan berarti angka kematian masyarakat yang isoman di Jakarta ini paling tinggi, bisa jadi daerah lain lebih tinggi, karena sistem keterbukaan informasi di Jakarta yang menurutnya lebih baik. "Karena data yang kami dapatkan di Jakarta ini sudah mendekati riilnya. Karena ini data official. Ini data yang dilaporkan pemakaman berbasis prokes di Jakarta, jadi seperti itu," katanya. ​​​​​​Hal itu, tambahnya, juga menjadi tantangan bagi daerah lain untuk mau terbuka mengenai hal itu. "Ini beberapa contoh yang mungkin bisa menjadi sorotan," demikian Co-inisiator LaporCovid-19 Ahmad Arif. (sws)

Keterlaluan, Biaya Tes PCR Rp900,000

By Asyari Usman Medan, FNN - Ada teman yang hasil tes swabnya positif Covid. Begitu juga istri dan ibu si istri. Karena positif, semua orang di rumah teman itu harus tes PCR yang berbiaya Rp900,000. Ada 6 orang yang wajib tes, dengan total biaya Rp5,400,000. Mereka bukanlah orang kaya dalam arti uang segitu tak seberapa. Terasa berat bagi mereka. Tapi diwajibkan untuk ambil tes PCR. Saya tanya apakah harus tes? Kenapa tidak isolasi mandiri saja? Plus konsumsi vitamin dan suplemen terus berjemur matahari jam 10. Kata teman itu, dokter mewajibkan tes PCR guna mengetahui tingkat CT virus. Yaitu, tingkat ketertularan. Bagi saya, biaya test PCR Rp900,000 itu keterlaluan mahalnya. Siapa pun yang melakukan tes ini, sungguh tidak punya hati. Semahal apakah rupanya alkes yang digunakan? Biaya yang begitu mahal ini terasa sekali komersialisasi tes PCR. Benar-benar gila. Tidak berlebihan kalau disebut mencari keuntungan sadis di tengah kesulitan rakyat. Pemerintah seharusnya menyediakan tes PCR tanpa biaya. Begitu juga tes-tes lainnya. Bukankah pemerintah wajib melindungi seluruh rakyat? Setelah ditelusuri, ternyata Kemenkes yang menetapkan semacam HET (harga eceran terringgi) tes PCR. Ini sangat memalukan. Bahkan banyak rumah sakit yang melanggar HET dimaksud. Artinya, membebankan biaya lebih dari Rp900,000. Pemerintah tak bisa mengemukakan alasan tak punya dana untuk menyediakan tes gratis di mana pun dilakukan. Di Puskesmas atau di RS swasta harus sama-sama gratis. Harus diadakan dananya. Ini untuk kepentingan rakyat. Mengapa untuk dikorupsi selalu ada duitnya?[] (Penulis wartawan senior FNN.co.id)

Konsumsi Kafein Bantu Hilangkan Lemak di Perut

Jakarta, FNN - Lemak menjadi salah satu masalah bagi tubuh jika ternyata terlalu menumpuk di bagian perut karena bisa meningkatkan potensi masalah organ dalam hingga darah tinggi. Meski demikian rupanya ada cara sederhana untuk mengurangi lemak secara alami dengan mengonsumsi minuman yang memiliki kandungan kafein. Melansir India Times, Rabu, dalam studi yang dilakukan pakar dan tercantum dalam “American Journal of Clinical Nutrition” dibuktikan bahwa kafein berdampak pada metabolisme orang- orang yang obesitas. Metabolisme yang merupakan proses tubuh mengubah makanan menjadi energi, dengan mengonsumsi kafein rupanya anda bisa mempercepat proses metabolisme dan menurunkan berat badan. Dalam studi itu subjek yang memiliki berat badan normal boleh mengonsumsi kafein dengan hitungan 8 miligram per kilogram berat badannya. Setelah diobservasi terlihat bahwa hasil metabolisme di dalam tubuhnya meningkat signifikan dalam waktu tiga jam setelah mengonsumsi kafein. Selanjutnya, untuk subjek dengan obesitas dan grup lainnya mendapatkan konsumsi 4 miligram per kilogram berat badan mereka. Kedua grup itu juga mengalami peningkatan metabolisme tubuh, meski demikian pembakaran yang optimal didapatkan oleh kelompok yang tidak mengalami obesitas. Hasil riset itu pun menyebutkan kafein dapat meningkatkan metabolisme tubuh baik dengan berat badan normal maupun obesitas, namun tetap bekerja lebih optimal membakar lemak pada orang dengan berat badan normal. Dalam situs milik ahli nutrisi Holland and Barrett, berkaca dari penilitian di jurnal tersebut, Anda disarankan hanya mengonsumsi sesuai takaran dalam percobaan itu. Jika anda memiliki berat badan 50 kilogram, dengan takaran 8 miligram perkilogram maka anda bisa mengonsumsi sebanyak 400 miligram kafein. Kafein secara mudah bisa ditemukan dari kopi atau pun teh yang tersedia banyak di pasaran. Untuk 1 gelas kopi mengandung sekitar 100 miligram kafein, sedangkan 1 gelas teh baik teh hijau maupun teh hitam memiliki kandungan 75 miligram kafein. Artinya anda bisa mengonsumsi sebanyak 4 gelas teh atau kopi dalam sehari. Meski demikian perlu diingat, pemberian kafein tidak dibarengi dengan tambahan lainnya seperti gula atau pun krimer. Selain mengonsumsi kafein, untuk anda yang sedang berjuang menghilangkan lemak berlebih di perut disarankan tetap harus menjaga pola makan yang sehat dengan mengonsumsi makanan yang mengandung protein seperti kacang- kacangan, telur, dan ikan. Jangan lupa juga memenuhi kebutuhan minum air putih delapan gelas sehari. (mth)

Pertanggungjawaban Efek Vaksin

By M Rizal Fadillah Bandung, FNN - Penyuntikan vaksin adalah upaya untuk penanggulangan di tengah pandemi. Tujuannya tentu sangat bagus agar terbangun imunitas tubuh terhadap serangan virus. Sebagai program nasional harapan agar mayoritas penduduk mendapat suntikan vaksin dapat terpenuhi. Negara sudah mengeluarkan dana sangat besar untuk ini. Sayangnya masalah vaksin ini masih saja terus menjadi bahan perbincangan, baik tahapan uji yang belum final, jenis vaksin yang digunakan, hingga syarat kondisi seseorang agar layak vaksin. Fakta vaksin tidak absolut menyebabkan ketertularan juga terjadi. Pemerintah cenderung memaksakan agar warga masyarakat menjalankan vaksinasi. Tidak ada kebijakan sukarela. Bahkan uniknya kini instansi BIN pun dikerahkan untuk mendatangi rumah ke rumah, suatu hal yang menarik sekaligus dinilai melampaui batas. Dikesankan tingkat kedaruratan negara sudah memuncak. Kebijakan hanya PPKM darurat enggan karantina wilayah (lock down). Agak licik juga Pemerintah ini. Memaksakan tetapi tidak memfasilitasi. Persoalan lain adalah tersiar berita yang perlu pengecekan kebenarannya yaitu tertahannya puluhan juta vaksin di gudang. Jika benar maka perlu waspada akan masa berlaku (expired date) vaksin tersebut dan bahaya atas penggunaannya. Seseorang yang divaksin tidak mungkin mengecek masa berlaku dosis vaksin yang akan disuntikan. Lagi pula apakah itu benar-benar vaksin ? Siapa yang menjamin ? Masalah yang perlu menjadi renungan bersama juga adalah bagaimana pertanggungjawaban atas efek dari vaksinasi, misalnya terjadi kelumpuhan bahkan meninggal. Apakah harus dibiarkan tanpa pertanggungjawaban ? Siapa yang lebih layak bertanggung jawab? Dalam hal penyuntikan vaksin atas dasar sukarela mungkin risiko sebagiannya ditanggung pengguna, akan tetapi dalam situasi pemaksaan oleh Pemerintah, maka Pemerintah harus bertanggung jawab atas segala efek yang ditimbulkan. Kembali lagi, janganlah Pemerintah melakukan tindakan licik, aspek keuntungan dari bisnis vaksin itu didapat, tetapi risiko yang diakibatkannya berlepas tangan. Rakyat dibiarkan menjadi korban. Perkosaan, pemerasan, penganiayaan, atau pembunuhan namanya. Segera audit dana pandemi, audit kondisi vaksin, audit penyimpangan serius dari program penanggulangan pandemi Covid 19 secara menyeluruh. *) Pemerhati Politik dan Kebangsaan

KlikDokter dan ATIC Rilis Layanan Isoman Pasien COVID-19 Tanpa Gejala

Jakarta, FNN - PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) melalui anak usaha PT Medika Komunika Teknologi (KlikDokter) bekerja sama dengan PT Anabatic Technologies Tbk (ATIC) meluncurkan layanan isolasi mandiri (isoman) bagi pasien terkonfirmasi COVID-19 tanpa gejala maupun gejala ringan di Griya Anabatic yang terletak di Bojong Nangka Kelapa Dua, Tangerang, Banten. "Kalbe mengapresiasi kolaborasi antara KlikDokter dengan Griya Anabatic dan berharap banyak masyarakat yang terbantu dalam menjalankan isolasi mandiri. KlikDokter akan melakukan pelayanan kesehatan dan penyediaan obat serta vitamin, sedangkan tempat isolasi mandiri disiapkan oleh Griya Anabatic," kata Direktur Kalbe E-Health, Michael Bujung Nugroho, melalui keterangannya, Minggu. Pasien COVID-19 tanpa gejala atau dengan gejala ringan dapat melakukan isolasi mandiri dengan pengawasan dan konsultasi kesehatan dari KlikDokter. Pasien juga akan diberikan paket vitamin, oxymeter, termometer dan perawat yang siaga 24 jam. Griya Anabatic yang memiliki kapasitas 192 kamar juga dilengkapi jaringan wifi yang mendukung pasien COVID-19 tanpa gejala untuk tetap dapat menjalankan aktivitasnya. Peluncuran layanan isoman KlikDokter di Griya Anabatic ini dilakukan secara virtual dengan dihadiri oleh perwakilan Bupati Tangerang, manajemen PT Kalbe Farma Tbk, KlikDokter dan PT Anabatic Technologies Tbk. Lebih lanjut, Michael berharap pasien COVID-19 tanpa gejala ataupun dengan gejala ringan mendapatkan perawatan yang baik dan dapat kembali ke rumah dalam kondisi sehat dan tidak menularkan penyakit kepada yang lain. Menambahkan, Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar berterima kasih dan mengapresiasi langkah kolaborasi KlikDokter dan Griya Anabatic dalam program isolasi mandiri ini. “Kami berharap dengan dibukanya layanan isoman KlikDokter dan Griya Batik, selain dapat menekan tingkat laju penyebaran COVID-19 sekaligus dapat dijadikan contoh dan menggugah pihak lain untuk dapat melakukan hal yang sama di kabupaten Tangerang,” kata Ahmed Zaki. “Penanganan dan pencegahan virus COVID-19 tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri, semua pihak harus hadir dan turut serta secara aktif memerangi virus ini agar dapat ditekan, dan pada akhirnya dihilangkan,” lanjutnya. Ahmed Zaki juga menambahkan Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang sangat terbuka dan siap membantu pelaksanaan layanan isoman ini. Ia berharap dapat terus terjalin komunikasi, koordinasi dan saling sinergi sehingga layanan isoman dapat berjalan dengan baik dan terintegrasi. CEO KlikDokter Dino Bramanto mengatakan, meskipun hanya pasien COVID-19 tanpa gejala atau gejala ringan saja yang bisa memanfaatkan isoman di Griya Anabatic, KlikDokter akan terus melakukan pemantauan selama 24 jam serta melengkapi kebutuhan suplemen vitamin dan obat. Presiden Direktur ATIC Harry Sujanto dan Presiden Komisaris dan Komisaris Independen ATIC Ignatius Jonan menambahkan, pihaknya berharap dapat turut berkontribusi mengurangi potensi penularan virus COVID-19 di tingkat keluarga serta meningkatkan jumlah tingkat kesembuhan pasien covid bergelaja ringan dan tanpa gejala. “Saya berharap bahwa pasien COVID-19 tanpa gejala atau dengan gejala ringan, dapat pulang ke rumahnya dengan sehat,” kata Jonan. (mth)

Perlunya Pemeriksaan Fisik bagi Pasien Saraf Terjepit

Jakarta, FNN - Dokter spesialis bedah saraf Mustaqim Prasetya dari Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Saraf (PERDOSSI), mengatakan, orang dengan gejala nyeri akibat saraf terjepit atau Hernia Nukleus Pulposus (HNP) perlu menjalani pemeriksaan fisik dulu sebelum menjalani prosedur penanganan apapun. Nyeri akibat HNP bila pada bagian lumbal atau pinggang biasanya terasa di satu sisi kemudian menjalar ke bokong, tungkai sesuai daerah saraf yang diatur oleh lokasi saraf yang bersangkutan di tulang belakang. "Setelah dikonfirmasi secara klinis, maka diperlukan pemeriksaan radiologis untuk melihat secara lebih detil tentang keterlibatan struktur di tulang belakang," kata dia dalam sebuah webinar kesehatan, dikutip Minggu. Nyeri juga bisa terasa di leher atau di antara tulang belikat dan biasanya menjalar ke bahu, lengan, hingga jari-jari tangan pada satu sisi. Pasien terkadang merasa kesemutan dan nyeri yang dia alami bisa bertambah berat dengan perubahan posisi. Lebih lanjut untuk menegakkan diagnosis, dokter bisa meminta pasien melakukan sejumlah pemeriksaan lain seperti rontgen untuk melihat ada tidaknya tumor, infeksi fraktur dan lainnya; magnetic resonance imaging (MRI) untuk melihat jaringan sekitar tulang belakang, ada tidaknya pembengkakan, proses degeneratif dan tumor. Tak hanya itu, pemeriksaan seperti myelogram juga bisa disarankan untuk melihat struktur tulang belakang keseluruhan sekaligus laju hantaran saraf untuk mengetahui level saraf yang mengalami penekanan. Setelah mengetahui secara jelas penyakit pasien, dokter bisa membantu mengurangi nyeri mulai dari meminta pasien beristirahat agar menjadi rileks, melakukan koreksi postur misalnya tidak melakukan gerakan yang memicu nyeri, memperbaiki gerakan mengangkat, hingga menghindari mengangkat benda berat dan berusaha tidak menggunakan otot-otot secara berlebihan. Selain itu, dokter juga bisa memberi terapi pada pasien melalui obat penghilang nyeri golongan antiinflamasi non-steroid atau yang sifatnya steroid. "Efek dari fisioterapi semisal dihangatkan, obat-obat untuk relaksan otot karena saat nyeri biasanya ada kompensasi dari otot membantu mengatasi beban pada tulang belakang sehingga otot mengalami spasme," tutur Mustaqim. Penanganan nyeri sekaligus HNP pun bisa diatasi dengan operasi. Biasanya, ada syarat yang harus dipenuhi pasien dan prosedur ini membutuhkan waktu untuk mempersiapkannya. Di sisi lain, tidak semua pasien bisa menjalani operasi. Ada beberapa hal yang menjadi penyebab seperti usia lanjut, kondisi medis pada pasien sehingga menyebabkan toleransi operasi tidak baik seperti pasien dengan penyakit jantung, diabetes, gangguan autoimun. Atasi nyeri saraf terjepit tak harus lewat operasi Atasi nyeri saraf terjepit tak harus lewat operasi Nyeri akibat kondisi saraf terjepit saat ini tak harus diatasi dengan tindakan bedah terbuka, tetapi bisa melalui manajemen intervensi nyeri (IPM) yang minimal invasif (meminimalkan luka sayatan). Dokter spesialis bedah saraf sekaligus Ketua Indonesian Neurosurgical Pain Society (INPS), Wawan Mulyawan mengatakan, tindakan ini bisa dilakukan bila pasien mengalami nyeri luar biasa akibat HNP sudah terjadi berbulan-bulan atau bahkan akut. "Bahkan pada beberapa orang nyerinya luar biasa, diberikan obat tidak hilang atau tidak responsif terhadap pengobatan medik biasa seperti obat, fisioterapi," kata dia. Menurut Wawan, tak hanya mengurangi atau menghilangkan nyeri, IPM juga bisa sekaligus menghilangkan HNP terutama pada pasien yang masih menolak operasi. "Pasien dengan saraf terjepit ringan, nyeri cukup signifikan. Apakah akan dilakukan operasi terbuka? IPM seperti discFX, endoskopi bisa memberikan solusi. Kami bermain di medium effect ini tetapi bisa juga untuk long lasting. Kita lebih pada minimal invasive," tutur Wawan. Saat ini sudah ada beragam tindakan IPM yang sudah dikembangkan di Indonesia seperti kateter Racz, Disc FX, endoskopi tulang belakang, laser hingga radiofrekuensi ablasi (RFA). Kelebihan terapi ini, selain minimal invasif juga tanpa rawat inap, pembiusan lokal, sayatan hanya sekitar 7mm dan pemulihan cepat. Lebih lanjut terkait kateter Racz atau disebut juga dengan neuroplasti epidural yakni menggunakan kateter untuk menghantarkan obat-obatan tertentu langsung ke ruas tulang belakang atau area syaraf yang terjepit untuk menghilangkan nyeri. Dokter spesialis bedah saraf dari Universitas Indonesia sekaligus tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Saraf, Danu Rolian mengungkapkan, prosedur ini bisa ini dilakukan selama 30 menit untuk indikasi HNP, canal stenosis dan perlengketan pascaoperasi. Studi yang dia dilakukan bersama tim melibatkan 37 pasien HNP dan canal stenosis di Rumah Sakit Angkatan Udara dan dipresentasikan pada tahun 2019 menemukan, nyeri akibat penyakit pasien hilang setelah menjalani tindakan. Selain kateter Racz, prosedur disc FX juga bisa pasien pilih untuk mengatasi HNP dengan mengambil bantalan tlang yang menjepit saraf, memodulasi saraf peka nyeri pada cincin bantalan serta memperbaiki kestabilan inti serta kontinuitas cincin bantalan. Luka sayatan yang dihasilkan dari prosedur ini sekitar 3mm. Dari sisi biaya, menurut Danu yang berpraktik di Klinik Nyeri DR INDRAJANA itu, baik kateter Racz maupun disc FX menawarkan harga yang lebih murah dibandingkan prosedur endoskopi dan operasi terbuka. Namun, sebelum pasien menjalani prosedur tindakan minimal invasif, dia harus terlebih dulu menjalani pengobatan konservatif seperti meminum obat dan fisioterapi. Bila pengobatan ini tak memberikan hasil maksimal, barulah dia bisa beralih ke prosedur minimal invasif. Hal ini demi keselamatan dan keamanannya. (mth)

Pemkot Denpasar Lewat Kelurahan Serahkan Bantuan Sembako Warga Isoman

Denpasar, FNN - Pemerintah Kota Denpasar melalui Kelurahan Sesetan, Bali melakukan penyaluran bantuan logistik paket sembako bagi warga terpapar positif COVID-19 yang saat ini melakukan isolasi mandiri (isoman). Lurah Sesetan, Bali, Ketut Sri Karyawati di Denpasar, Sabtu, mengatakan penyaluran sembako dilakukan bersama Babinsa, Babhinkamtibmas, satgas kelurahan, dan satgas banjar (dusun) setempat. "Ini salah satu upaya untuk membantu masyarakat yang terdampak COVID-19 dalam memenuhi kebutuhan pangan, khususnya kepada masyarakat sedang melakukan isolasi mandiri di rumah," ujarnya. Sri Karyawati lebih lanjut mengatakan penyerahan bantuan kali ini sebanyak 26 paket sembako kepada warga yang sedang melakukan isolasi mandiri. Adapun paket sembako yang diserahkan berupa kebutuhan pokok sehari-hari seperti beras, minyak goreng, gula, serta bahan-bahan lainnya. "Kami berharap sembako ini agar dapat meringankan beban ekonomi dan dapat memenuhi kebutuhan dapur serta bisa meringankan beban keluarga. Untuk sementara waktu kepada warga yang sedang isoman agar tidak keluar rumah atau pun kontak dengan warga lainnya, sehingga dapat mempercepat memutus penyebaran COVID-19," ucapnya. Ia berharap untuk ke depannya, seluruh masyarakat agar tidak lengah dan selalu waspada dengan tetap menerapkan protokol kesehatan sehingga dapat mempercepat memutus rantai penyebaran virus corona di wilayah Kelurahan Sesetan dan di Kota Denpasar umumnya. "Kami berharap untuk warga yang berada di sekitar lingkungan Kelurahan Sesetan yang sedang melaksanakan isolasi mandiri agar saling membantu dan memotivasi masyarakat agar dapat segera pulih kembali," katanya. (sws)

Pemerintah Sadari PPKM Darurat Berdampak pada Rakyat Kecil

Jakarta, FNN - Pemerintah menyadari penerapan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat berdampak pada pendapatan rakyat kecil. Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi sekaligus Koordinator PPKM Darurat, Luhut Pandjaitan mengatakan PPKM Darurat bukan pilihan mudah bagi pemerintah. "PPKM Darurat bukan pilihan mudah. Di satu sisi harus menghentikan penularan varian Delta. Di sisi lain dampak terhadap ekonomi rakyat kecil cukup besar," kata Luhut dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Sabtu. Dia mengatakan ekonomi rakyat kecil terdampak akibat penurunan mobilitas dan aktivitas masyarakat. Selain itu, mal dan pusat perbelanjaan juga harus ditutup, pabrik harus mengurangi jumlah karyawan yang masuk untuk memastikan protokol kesehatan dapat berjalan, serta restoran dan tempat makan hanya boleh melayani pesanan untuk dibawa pulang. "Tentu akan berpengaruh kepada omset usaha atau pendapatan harian pedagang kecil," ujar Luhut. Dia menegaskan bukan kebijakan mudah menyeimbangkan antara faktor kesehatan dan ekonomi, namun pemerintah memutuskan PPKM Darurat perlu diambil untuk menghentikan laju penularan virus COVID-19 varian Delta. Sebagai upaya meringankan beban rakyat yang terdampak, Presiden telah memerintahkan jajaran untuk memberikan tambahan bantuan sosial senilai Rp39,19 triliun untuk masyarakat. (sws)

Ahli : Rendahnya Protokol Kesehatan Picu Lonjakan COVID-19 di Sumbar

Padang, FNN - Tenaga Ahli Menteri Kesehatan Dr Andani Eka Putra menilai rendahnya penerapan protokol kesehatan membuat kasus baru COVID-19 di Sumatera Barat melonjak tajam dalam beberapa hari terakhir. "Kondisi COVID-19 di Sumbar mengkhawatirkan, bahkan dalam 3 hari terakhir ini, angka kasus baru lebih dari 900 kasus per hari, ini disebabkan rendahnya penerapan protokol kesehatan," kata dia pada webinar yang dipantau di Padang, Sumbar, Sabtu. Ia menyampaikan hal itu pada webinar oleh PT Semen Padang dengan tema "Waspada COVID-19 Varian Baru" yang dibuka Direktur Utama PT Semen Padang Yosviandri dan dihadiri Direktur Keuangan Tubagus Muhammad Dharury, Direktur Operasi Asri Mukhtar, serta karyawan dan keluarga karyawan Semen Padang Group. Menurut Andani yang juga Kepala Laboratorium Diagnostik dan Riset Terpadu Penyakit Infeksi Kedokteran Universitas Andalas itu, semua pihak mestinya berkomitmen bersama-sama mengatasi pandemi ini. Selain protokol kesehatan, kata dia, rendahnya realisasi masyarakat yang divaksin juga menjadi penyebab tingginya kasus COVID-19. "Bahkan Sumbar merupakan daerah tiga terendah realisasi vaksin dosis pertama di Indonesia. Kemudian, tracing yang tidak berjalan optimal dan angka isolasi mandiri 70 persen, juga menjadi penyebab meningkatnya kasus baru," kata dia. Ia menilai semua pihak sepakat isolasi mandiri itu harus dikurangi. Untuk itu, ia berharap agar BUMN membuka fasilitas isolasi, supaya lebih aman dan tidak menular ke yang lain. "Sejauh ini, PT Semen Padang sudah memfasilitasi tempat isolasi dan saya mengapresiasinya," ujarnya. Pada sisi lain ia menerangkan COVID-19 sebenarnya tidak mematikan, berbeda dengan TBC yang angka kematiannya mencapai lima persen dan SARS serta MERS-Cov yang angka kematiannya mencapai 10 persen, sementara COVID-19 hanya dua persen. "Pertanyaannya, kenapa COVID-19 menjadi ribut? Karena penyebarannya yang cepat dan menjadi membahayakan, sehingga menyebabkan kematian. Untuk itu, mari putus penyebaran dengan protokol kesehatan, tracing, isolasi pasien dan sebagainya," katanya. Terkait perkembangan terbaru di Tanah Air, ia menyebutkan ada 761 sekuens varian yang menjadi perhatian, terdiri atas varian alpha, varian beta dan varian delta yang lebih infeksius. Ia menjelaskan bahwa varian delta paling banyak terdapat di DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Tengah, sedangkan untuk di Sumatera, ada sembilan varian yang menjadi perhatian, yaitu di Sumatera Selatan. Sementara Dirut PT Semen Padang Yosviandri menyampaikan webinar ini rutin dilakukan sebagai bagian dari upaya memutus rantai penularan COVID-19. Manajemen PT Semen Padang juga tidak akan bosan-bosannya dan terus berupaya agar semua keluarga besar Semen Padang Group tetap sehat dan terhindari dari COVID-19. "Saat ini pemerintah sudah bekerja sangat keras supaya kita masyarakat Indonesia ini mampu dengan benar menghadapi pandemi yang terjadi di seluruh dunia. Untuk itu melalui webinar ini, mari bantu diri kita, keluarga kita, saudara dan tetangga kita untuk menjaga diri," katanya. Terkait dengan adanya informasi yang simpang siur soal COVID-19, Yosviandri pada kesempatan itu meminta agar seluruh karyawan dan keluarga karyawan Semen Padang Group untuk tidak terpengaruh dengan informasi yang salah atau hoaks. "Jangan percaya kepada informasi yang salah. Serahkan pada ahlinya, serahkan kepada pemerintah. Kita hanya diminta untuk berikhtiar dan taat terhadap aturan yang telah ditetapkan pemerintah," ujarnya. (sws)