KESEHATAN

Pemkot Bogor Siap Laksanakan Vaksinasi kepada 5.000 Warga

Bogor, FNN - Pemerintah Kota Bogor melalui Dinas Kesehatan siap melaksanakan vaksinasi massal COVID-19 untuk warga setempat berusia 18 tahun ke atas sebanyak 5.000 orang pada Selasa (22/6). Wali Kota Bogor Bima Arya di Kota Bogor, Minggu, mengatakan vaksinasi massal tersebut akan dilaksanakan secara serentak di Gedung Gedung Puri Begawan Jalan Raya Pajajaran Bogor Timur, Lippo Plaza Ekalokasari Jalan Siliwangi Bogor Timur, dan Mal Boxies 123 Jalan Raya Tajur Bogor Timur. Dinas Kesehatan Kota Bogor membuka pendaftaran vaksinasi massal COVID-19 melalui aplikasi daring untuk warga setempat yang dibuktikan dengan foto KTP Kota Bogor pada Sabtu (19/6). Oleh karena tingginya minat warga Kota Bogor berusia 18 tahun ke atas untuk menjadi sasaran penerima vaksin, hanya dalam waktu sekitar 30 menit, pendaftaran untuk 5.000 penerima vaksin tersebut sudah penuh. "Hanya dalam waktu sekitar 30 menit formulirnya sudah habis," katanya. Menurut Bima Arya, pembukaan pendaftaran vaksinasi untuk warga Kota Bogor berusia 18 tahun ke atas ini adalah bagian dari vaksinasi massal nasional di Kota Bogor, sesuai harapan Presiden Joko Widodo saat meninjau pelaksanaan vaksinasi massal di Stasiun Bogor pada Kamis (17/6). Pemerintah Kota Bogor mengusulkan vaksinasi COVID-19 secara umum untuk warga Kota Bogor berusia 18 tahun ke atas yakni sekitar 670.000 orang. Menurut Bima Arya, Presiden Joko Widodo saat meninjau pelaksanaan vaksinasi di Stasiun Bogor memberikan arahan kepada Menteri Kesehatan untuk melakukan percepatan vaksinasi di Jakarta dan daerah penyangga sekitarnya, termasuk Kota Bogor. "Pada kesempatan tersebut, saya menyatakan jika dilakukan percepatan vaksinasi, Kota Bogor siap melaksanakan vaksinasi sekitar 5.000 sampai 10.000 sasaran orang setiap hari," katanya. Mengenai ketersediaan vaksin COVID-19 di Kota Bogor, Bima mengatakan, saat ini stok vaksin di Dinas Kesehatan sekitar 16.000 vaksin, tetapi untuk sasaran yang sudah terdata yakni pelayan publik, guru, orang lanjut usia, dan pelaku ekonomi. Untuk vaksinasi massal warga Kota Bogor, pemkot akan meminta lagi vaksin dari Kementerian Kesehatan sehingga pelaksanaan vaksinasi massal ini dapat berjalan lancar dan sesuai target. Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo Retno mengatakan pelaksanaan vaksinasi massal untuk warga Kota Bogor, dibatasi sekitar 5.000 sasaran setiap hari agar dapat berjalan dengan tertib, lancar, dan tidak terjadi kerumunan yang menimbulkan risiko penularan COVID-19. "Akan dibuat jadwal tempat dan jam pelaksanaannya untuk setiap orang sesuai dengan nomor urutnya. Jika penerima vaksin datang tidak sesuai dengan jam pelaksanaannya maka tidak dilayani," katanya. (sws)

Kasus COVID-19 di Cirebon Meningkat di Atas 150 Orang Per Hari

Cirebon, FNN - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, Jawa Barat Eni Suhaeni mengatakan kasus terkonfirmasi positif COVID-19 kembali menunjukkan peningkatan, di mana rerata per hari di atas 150 orang dan saat ini kasus aktif mencapai 1.414. "Penambahan terkonfirmasi positif COVID-19, setiap hari rerata di atas 150 orang," kata Eni di Cirebon, Ahad. Eni mengatakan dari tanggal 16 Juni 2021, kasus positif di Kabupaten Cirebon menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan, di mana dalam sehari sampai 65 orang. Sehari kemudian, kasus terkonfirmasi positif COVID-19 meningkat tajam yaitu mencapai 208 orang, selanjutnya pada tanggal 18 Juni 2021 terdapat 177 kasus. "Untuk tanggal 19 kemarin penambahan kasus 192 dan hari Ahad ini terdapat 228 orang terkonfirmasi positif," tuturnya. Sementara dari data yang ada, kasus aktif di Kabupaten Cirebon hingga Ahad ini terdapat 1.414 orang, di mana 735 orang menjalani isolasi mandiri dan sisanya yaitu 679 menjalani perawatan di rumah sakit. Sedangkan untuk total kasus terkonfirmasi mencapai 11.625 orang dengan perincian 478 meninggal dunia, 9.733 sembuh dan 1.414 masih menjalani perawatan. Eni menambahkan dengan terus meningkatnya kasus terkonfirmasi positif COVID-19, Pemkab Cirebon saat ini sedang menyiapkan penambahan tempat tidur di dua rumah sakit. "Kita akan tambah tempat tidur di RSUD Arjawinangun dan Waled," katanya. (sws)

Wagub Laporkan ke Pusat, Banten Kembali Zona Oranye

Serang, FNN - Wakil Gubernur Andika Hazrumy menyampaikan kondisi Banten yang kembali masuk zona oranye atau risiko sedang penularan COVID-19. Laporan tersebut disampaikan Wagub Banten Andika, saat mengikuti rapat koordinasi perkembangan dan penanganan pandemi COVID-19 bersama Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto secara virtual dari kediamannya di Kota Serang, Ahad. "Di antaranya kami melaporkan perkembangan terakhir di Banten bahwa kabupaten/kota di Banten kembali masuk zona oranye," kata Andika. Selain Banten, 7 provinsi ikut dalam rapat tersebut, yakni DKI Jakarta Jabar, Jateng, Jatim, DI Yogyakarta, Kalbar dan Kepri. Menurut Andika, data Dinas Kesehatan Provinsi Banten, menunjukkan Provinsi Banten menunjukkan peningkatan kasus COVID19 dalam 1 bulan terakhir. Seluruh wilayah kabupaten/kota kembali masuk zona oranye risiko penyebaran COVID-19. Jumlah kasus konfirmasi per 19 Juni 2021 mencapai 53.487 dengan angka kasus aktif mencapai 2.619 atau 4,89 persen. Adapun angka kesembuhan mencapai 49.494 atau 92,54 persen dan angka kematian 2,56 persen. Menurut Andika, dalam satu pekan terakhir ada kenaikan angka kasus konfirmasi dari sebelumnya. Adanya varian baru dengan tingkat potensi penularan tinggi, serta pengabaian masyarakat terhadap protokol kesehatan yang berdampak pada perkembangan pasca Idul Fitri. "Padahal pada awal Mei lalu, tingkat penularan kasus rendah sampai dengan 1 minggu pasca Idul Fitri," kata Andika. Namun, sejak 25 Mei 2021 sampai dengan 19 Juni 2021 tingkat penularan kasus terus mengalami kenaikan. Data Dinkes Banten menunjukkan angka positif rate atau total jumlah kasus positif dibagi jumlah total usapan (swab) yang diperiksa, sebesar 5,539 persen. Untuk target usap sudah melebihi Standar WHO yaitu 1 persen jumlah penduduk. "Namun, angka positif rate masih di atas 5 persen, karena itu masih perlu ditingkatkan upaya testing dan penelusuran (tracing)," kata Andika. Terkait pelaksanaan vaksin, kata Andika, sampai dengan 19 Juni 2021 sebanyak 406.742 sasaran yang terdiri dari SDM kesehatan, petugas publik dan lansia telah mendapatkan vaksin dosis kedua. (sws)

TNI dan Warga Kapuas Hulu Bangun Rumah Isolasi Pasien COVID-19

Putussibau, Kapuas Hulu, FNN - Anggota TNI bersama warga Desa Bika Hulu, Kecamatan Bika, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat gotong royong membangun rumah yang akan digunakan sebagai tempat isolasi mandiri bagi pasien COVID-19 di daerah tersebut. "Anggota kami bersama warga gotong royong membangun rumah isolasi pasien COVID-19 setelah ada kesepakatan musyawarah di desa Kecamatan Bika," kata Danramil 1206-12/Kalis Pelda Mulyadi di Putussibau, Kapuas Hulu, Minggu. Mulyadi menyampaikan gotong royong itu dilaksanakan babinsa bersama warga Bika sebagai wujud upaya menanggulangi sebaran COVID-19. Dia menjelaskan rumah tersebut nantinya digunakan tempat isolasi mandiri bagi warga di daerah itu yang dinyatakan positif COVID-19, baik melalui tes PCR maupun tes usap antigen. "Pembangunan rumah itu upaya antisipasi di tengah pandemi COVID-19, karena belum ada yang mengetahui kapan sebaran COVID-19 akan berakhir," kata dia. Anggota Babinsa Koramil 1206-12/Kalis Koptu Dwi Purwanto mengatakan pembangunan rumah khusus untuk isolasi itu langkah antisipasi apabila ruang Isolasi di rumah sakit maupun puskesmas yang telah ditunjuk sudah tidak mampu menampung pasien positif COVID-19. "Kami bersama warga bahu-membahu membangun rumah itu, yang letaknya cukup jauh dari pemukiman warga," ucap dia. Purwanto menjelaskan dalam penentuan letak rumah isolasi mandiri juga mempertimbangkan relawan COVID-19 agar mudah dalam memantau perkembangan pasien serta penyediaan logistik selama isolasi mandiri. "Mudah-mudahan di Desa Bika Hulu tidak terjadi penyebaran COVID-19 secara massal sehingga rumah tersebut bisa digunakan untuk hal lain yang berguna bagi desa dan masyarakat," kata dia. Koramil 1206-12/Kalis membawahi dua kecamatan, yaitu Kalis dan Bika. (sws)

Prof. Hiromi Shinya: Bahaya Minum Susu Formula (2)

Karena itu, Prof Hiromi Shinya tidak merekomendasikan daging sebagai makanan. Dia hanya menganjurkan makan daging itu cukup 15 persen dari seluruh makanan yang masuk ke perut. Dia mengambil contoh yang sangat menarik, meski di bagian ini, keilmiahannya kurang bisa dipertanggungjawabkan. Misalnya, dia minta kita menyadari berapakah jumlah gigi taring kita, yang tugasnya mengoyak-ngoyak makanan seperti daging: hanya 15 persen dari seluruh gigi kita. “Itu berarti bahwa alam hanya menyediakan infrastruktur untuk makan daging 15 persen dari seluruh makanan yang kita perlukan,” ungkap Dr. Shinya. Dia juga menyebut contoh harimau yang hanya makan daging. Larinya memang kencang, tapi hanya untuk menit-menit awal. Ketika diajak “lomba lari” oleh mangsanya, harimau akan cepat kehabisan tenaga. Berbeda dengan kuda yang tidak makan daging. Ketahanan larinya lebih hebat. Di samping pemilihan makanan, Prof Hiromi Shinya mempersoalkan cara makan. Makanan itu, katanya, harus dikunyah minimal 30 kali. Bahkan, untuk makanan yang agak keras harus sampai 70 kali. Bukan saja bisa lebih lembut, yang lebih penting agar di mulut makanan bisa bercampur dengan enzim secara sempurna. Demikian juga kebiasaan minum setelah makan bukanlah kebiasaan yang baik. Minum itu, tulisnya, sebaiknya setengah jam sebelum makan. Agar air sudah sempat diserap usus lebih dulu. Bagaimana kalau makanannya seret masuk tenggorokan? Nah, ini dia, ketahuan. Berarti mengunyahnya kurang dari 30 kali! Dia juga menganjurkan agar setelah makan sebaiknya jangan tidur sebelum empat atau lima jam kemudian. Tidur itu, tulisnya, harus dalam keadaan perut kosong. Kalau semua teorinya diterapkan, orang bukan saja lebih sehat, tapi juga panjang umur, awet muda, dan tidak akan gembrot. Yang paling mendasar dari teorinya adalah: setiap tubuh manusia sudah diberi “modal” oleh alam bernama enzim-induk dalam jumlah tertentu yang tersimpan di dalam “lumbung enzim-induk”. Enzim-induk ini setiap hari dikeluarkan dari “lumbung”-nya untuk diubah menjadi berbagai macam enzim sesuai keperluan hari itu. Semakin jelek kualitas makanan yang masuk ke perut, semakin boros menguras lumbung enzim-induk. Mati, menurut dia, adalah habisnya enzim di lumbung masing-masing. Maka untuk bisa berumur panjang, awet muda, tidak pernah sakit, dan langsing haruslah menghemat enzim-induk itu. Bahkan, kalau bisa ditambah dengan cara selalu makan makanan segar. Ada yang menarik dalam hal makanan segar ini. Semua makanan (mentah maupun yang sudah dimasak) yang sudah lama terkena udara akan mengalami oksidasi. Dia memberi contoh besi yang kalau lama dibiarkan di udara terbuka mengalami karatan. Bahan makanan pun demikian. Apalagi kalau makanan itu digoreng dengan minyak. Minyaknya sendiri sudah persoalan, apalagi kalau minyak itu sudah teroksidasi. Karena itu, kalau makan makanan yang digoreng saja sudah kurang baik, akan lebih parah kalau makanan itu sudah lama dibiarkan di udara terbuka. Minyak yang oksidasi, katanya, sangat bahaya bagi usus. Maksudnya, mengolah makanan seperti itu memerlukan enzim yang banyak. Apa saja makanan yang direkomendasikan? Sayur, biji-bijian, dan buah. Jangan terlalu banyak makan makanan yang berprotein. Protein yang melebihi keperluan tubuh ternyata tidak bisa disimpan. Protein itu harus dibuang. Membuangnya pun memerlukan kekuatan yang ujung-ujungnya juga berasal dari lumbung enzim. Untuk apa makan berlebih kalau untuk mengolah makanan itu harus menguras enzim dan untuk membuang kelebihannya juga harus menguras lumbung enzim. Prof Hiromi Shinya sendiri secara konsekuen menjalani prinsip hidup seperti itu dengan sungguh-sungguh. Hasilnya, umurnya sudah 70 tahun, tapi belum pernah sakit. Penampilannya seperti 15 tahun lebih muda. Tentu sesekali dia juga makan makanan yang di luar itu. Sebab, sesekali saja tidak apa-apa. Menurunnya kualitas usus terjadi karena makanan “jelek” itu masuk ke dalamnya secara terus-menerus atau terlalu sering. Terhadap pasiennya, Prof Hiromi Shinya juga menerapkan “pengobatan” seperti itu. Pasien-pasien penyakit usus, termasuk kanker usus, banyak dia selesaikan dengan “pengobatan” alamiah tersebut. Pasiennya yang sudah gawat dia minta mengikuti cara hidup sehat seperti itu dan hasilnya sangat memuaskan. Dokter, katanya, banyak melihat pasien hanya dari satu sisi di bidang sakitnya itu. Jarang dokter yang mau melihatnya melalui sistem tubuh secara keseluruhan. Dokter jantung hanya fokus ke jantung. Padahal, penyebab pokoknya bisa jadi justru di usus. Demikian juga dokter-dokter spesialis lain. “Pendidikan dokter spesialislah yang menghancurkan ilmu kedokteran yang sesungguhnya,” tulis Dr. Shinya. Yang menarik dari buku Prof Hiromi Shinya ini adalah: orang itu harus makan makanan yang enak. Dengan makan enak, hatinya senang. Kalau hatinya sudah senang dan pikirannya gembira, terjadilah mekanisme dalam tubuh yang bisa membuat enzim-induk bertambah. (mth)

Prof. Hiromi Shinya: Bahaya Minum Susu Formula (1)

Dalam sebuah bukunya, Prof. Hiromi Shinya, yang juga sudah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, berjudul “The Miracle of Enzhym” atau “Keajaiban Enzim”, mengupas fakta-fakta: Mengapa kita sebaiknya: tidak minum susu sapi, membatasi minum teh hijau, makan buah dan minum jus 30-60 menit sebelum makan utama, minum 1-3 gelas air setelah bangun tidur pagi dan 2-3 gelas sejam sebelum makan, detoksifikasi menggunakan suntikan kopi, dan tidur siang 5 menit, setelah makan siang? Ternyata, melakukan hal-hal tersebut bahkan bisa menyembuhkan kanker, obesitas, fibroid, konstipasi, sulit tidur, penyakit jantung dan autoimun. Dr. Hiromi Shinya – perintis pembedahan kolonoskopis tanpa insisi perut (teknik Shinya) – yakin bahwa tubuh punya kemampuan menakjubkan menyembuhkan-sendiri. Kuncinya: Faktor Enzim. Dalam buku lengkap, praktis, dan menarik ini, Dr. Shinya menunjukkan bahwa: suplemen kalsium dan produk susu bisa menyebabkan osteoporosis; pembedahan dan obat-obatan tidak mengobati kanker; obat-obatan sering membuat Anda lebih sakit; demam justru bisa menyehatkan; dan rasa cinta dan gembira bisa meningkatkan daya tahan tubuh. Penemuan Dr. Shinya tentang “keajaiban“ tubuh akan merevolusi cara pandang kita terhadap tubuh manusia, nutrisi, pengobatan, dan kesehatan; hanya dengan memahami kuncinya: Enzim. Menurutnya, tidak ada makhluk di dunia ini yang ketika sudah dewasa masih minum susu kecuali manusia. Lihatlah sapi, kambing, kerbau, atau apa pun: begitu sudah tidak anak-anak lagi tidak akan minum susu. Mengapa manusia seperti menyalahi perilaku yang alami seperti itu? “Itu gara-gara pabrik susu yang terus mengiklankan produknya,” ujar Prof Dr Hiromi Shinya, penulis buku yang sangat laris: The Miracle of Enzyme (Keajaiban Enzim) yang sudah terbit dalam bahasa Indonesia dengan judul yang sama. Padahal, katanya, susu sapi adalah makanan/minuman paling buruk untuk manusia. Manusia seharusnya hanya minum susu manusia. Sebagaimana anak sapi yang juga hanya minum susu sapi. Mana ada anak sapi minum susu manusia, katanya. Mengapa susu paling jelek untuk manusia? Bahkan, katanya, bisa menjadi penyebab osteoporosis? Jawabnya: karena susu itu benda cair sehingga ketika masuk mulut langsung mengalir ke kerongkongan. Tidak sempat berinteraksi dengan enzim yang diproduksi mulut kita. Akibat tidak bercampur enzim, tugas usus semakin berat. Begitu sampai di usus, susu tersebut langsung menggumpal dan sulit sekali dicerna. Untuk bisa mencernanya, tubuh terpaksa mengeluarkan cadangan “enzim induk” yang seharusnya lebih baik dihemat. Menurutnya, enzim induk itu mestinya untuk pertumbuhan tubuh, termasuk pertumbuhan tulang. Namun, karena enzim induk terlalu banyak dipakai untuk membantu mencerna susu, peminum susu akan lebih mudah terkena osteoporosis. Profesor Hiromi Shinya tentu tidak hanya mencari sensasi. Dia ahli usus terkemuka di dunia. Dialah dokter pertama di dunia yang melakukan operasi polip dan tumor di usus tanpa harus membedah perut. Dia kini sudah berumur 70 tahun. Berarti dia sudah sangat berpengalaman menjalani praktik kedokteran. Dia sudah memeriksa keadaan usus bagian dalam lebih dari 300.000 manusia Amerika dan Jepang. Dr. Shinya memang orang Amerika kelahiran Jepang yang selama karirnya sebagai dokter terus mondar-mandir di antara dua negara itu. Setiap memeriksa usus pasiennya, Prof Hiromi Shinya sekalian melakukan penelitian. Yakni, untuk mengetahui kaitan wujud dalamnya usus dengan kebiasaan makan dan minum pasiennya. Dia menjadi hafal pasien yang ususnya berantakan pasti yang makan atau minumnya tidak bermutu. Dan, yang dia sebut tidak bermutu itu antara lain susu dan daging. Dia melihat alangkah mengerikannya bentuk usus orang yang biasa makan makanan/minuman yang “jelek” Seperti: benjol-benjol, luka-luka, bisul- bisul, bercak-bercak hitam, dan menyempit di sana-sini seperti diikat dengan karet gelang. Jelek di situ berarti tidak memenuhi syarat yang diinginkan usus. Sedangkan usus orang yang makanannya sehat/baik, digambarkannya sangat bagus, bintik-bintik rata, kemerahan, dan segar. Karena tugas usus adalah menyerap makanan, tugas itu tidak bisa dia lakukan kalau makanan yang masuk tidak memenuhi syarat si usus. Bukan saja ususnya kecapean, juga sari makanan yang diserap pun tidak banyak. Akibatnya, pertumbuhan sel-sel tubuh kurang baik, daya tahan tubuh sangat jelek, sel radikal bebas bermunculan, penyakit timbul, dan kulit cepat menua. Bahkan, makanan yang tidak berserat seperti daging, bisa menyisakan kotoran yang menempel di dinding usus: menjadi tinja stagnan yang kemudian membusuk dan menimbulkan penyakit lagi. (mth)

Lombok Care: Ratusan Anak di Lombok Terlahir Kaki Pengkor

Mataram, FNN - Yayasan Lombok Care menyebutkan terdapat ratusan anak di Pulau Lombok terlahir dengan kaki pengkor atau "clubfoot" dengan rata-rata usia mereka dari 0 sampai 10 tahun. "Menurut informasi dan data, ada ratusan anak yang terlahir dengan kondisi clubfoot," kata pengelola yayasan yang bergerak pada penyandang disabilitas itu, Apip melalui siaran persnya, Jumat. Ia menyebutkan anak-anak yang terlahir dengan kaki pengkor sebenarnya dapat ditangani sedini mungkin agar perkembangan kaki mereka dapat normal seperti pada umumnya. Namun, kata dia, karena minimnya informasi, kurangnya sumberdaya, langkanya alat bantu yang dibutuhkan juga mahalnya biaya pengobatan, akhirnya banyak anak-anak yang tidak tertangani dan akhirnya menjadi disabilitas permanen. Di awal tahun 2021 Yayasan LombokCare bersama Yayasan Stepping Stones Bali (NGO yang konsen menangani clubfoot) melakukan komunikasi untuk dapat bekerja sama dalam membantu anak-anak dan keluarganya agar terbebas dari clubfoot/kaki pengkor, katanya. Stepping Stones sudah membantu puluhan anak dari NTB dengan kaki pengkor dalam dua tahun terakhir ini. Karena pandemi, akhirnya anak-anak yang sedang dalam penanganan terhambat dalam melakukan penanganan dikarenakan banyaknya aturan-aturan baru yang membatasi semua kegiatan termasuk dalam hal perjalanan antar daerah/provinsi. Untuk itu agar penanganan dapat terus berlanjut dan terutama untuk membantu anak-anak dengan kaki pengkor sedini mungkin di wilayah Lombok khususnya dan NTB pada umumnya. "Kami melakukan MoU untuk melaksanakan program ini bersama dengan melibatkan dokter ortopedi dari Lombok," katanya. Program kaki pengkor atau Clubfoot Clinic resmi dilaksanakan per 8 April 2021 di Yayasan LombokCare setelah dua bulan Tim Fisioterapis dan Peksos LombokCare mendapatkan pelatihan-pelatihan khusus. Adapun proses penanganan yang kami lakukan memiliki beberapa tahapan, diantaranya tahapan; deteksi (assesmen, pengukuran kondisi kaki atau pirani score), pemakaian gips (setiap minggunya maksimal sampai delapan kali), pendampingan operasi tenotomi, pemasangan gips pasca operasi, dan pemakaian brace atau sepatu khusus selama empat tahun. Hingga kini sudah delapan minggu Clubfoot Clinic diadakan dengan total 15 anak dengan rentang usia satu bulan-tujuh tahun terdaftar sebagai penerima manfaat. Mereka berasal dari berbagai wilayah di NTB seperti Mataram, Lombok Barat, Lombok Utara, Lombok Tengah, Bima, dan Dompu. Ke depannya untuk menyukseskan program ini, tentunya perlu melibatkan banyak pihak seperti kader-kader dan bidan desa untuk deteksi dini, dokter ortopedi, dinas dan instansi terkait, perangkat desa dan dusun, organisasi atau lembaga lain, dan masyarakat luas. Selain itu Yayasan LombokCare bersama Stepping Stones juga akan mengembangkan kerjasama dengan NGO Internasional dan Rumah Sakit agar penanganan semakin baik. Kami berharap agar program ini dapat terus berlanjut dan mendapat dukungan berupa materi ataupun non materi dari berbagai pihak terutama pemerintah, lembaga, instansi, perusahaan, masyarakat dan orang-orang baik yang peduli, agar dapat membantu anak-anak dengan kaki pengkor khususnya di NTB agar tidak terjadi disabilitas permanen dan agar mendapatkan pelayanan secara GRATIS terutama bagi keluarga yang kurang mampu, paparnya. (mth)

Kasus Kematian Akibat COVID-19 di Belitung Capai 52 Orang

Belitung, Babel, FNN - Satuan Tugas Percepatan dan Penanganan COVID-19 Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mencatat jumlah kasus kematian akibat COVID-19 di daerah itu mencapai 52 orang. "Total kasus meninggal akibat COVID-19 sampai dengan hari ini mencapai 52 orang," kata Ketua Satgas COVID-19 Belitung Sahani Saleh di Tanjung Pandan, Jumat (11/6). Berdasarkan laporan kematian COVID-19 yang dikeluarkan RSUD Marsidi Judono Belitung pasien ke-52 yang meninggal dunia adalah RM (62), warga Jalan Kerjan Desa Air Merbau, Tanjung Pandan. "Pasien meninggal dunia pada Kamis (10/6), pukul 11.55 WIB di ruang isolasi RSUD Marsidi Judono Belitung," ujarnya. Ia menjelaskan RM masuk RSUD Marsidi Judono Belitung pada 24 Mei lalu. Setelah menjalani perawatan selama 16 hari, kondisi pasien membaik dan sempat dipulangkan ke rumah. "Namun sehari berselang kondisi pasien memburuk dan kembali harus menjalani perawatan di isolasi," katanya. Dia mengatakan pada Kamis (10/6) pasien mengalami henti jantung namun ketika dilakukan "inform concent" kepada keluarga pasien keluarga meminta untuk tidak dilakukan pijat jantung (DNR). "Pasien dinyatakan meninggal dunia pada pukul 11.55 WIB dan dilakukan pemulasaran dan pemakaman jenazah sesuai protokol COVID-19," ujarnya. Ia menyebutkan jumlah kasus positif COVID-19 di Belitung sejak Maret 2020 mencapai 2.511 orang, sembuh sebanyak 2.378 orang, dan meninggal dunia sebanyak 52 orang. "Sedangkan kasus aktif COVID-19 sekarang terkonfirmasi sebanyak 81 orang," katanya. (sws)

Satgas Pamekasan Laporkan Tambahan Kasus Baru COVID-19

Pamekasan, FNN - Satgas COVID-19 Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, Jumat (11/6) malam, melaporkan tambahan dua kasus baru COVID-19 hasil pencegahan terhadap pengendara kendaraan bermotor di terminal barang Desa Ceguk, Kecamatan Tlanakan. "Kedua orang yang terkonfirmasi positif COVID-19 itu semuanya dari luar Kabupaten Pamekasan," kata Anggota Satgas COVID-19 Pamekasan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Pamekasan Budi Cahyono di Pamekasan, Jumat (11/6). Ia menjelaskan total jumlah pengendara yang dilakukan tes cepat antigen di lokasi penyekatan di Desa Larangan Tokol, Kecamatan Tlanakan, 24 orang dan dari jumlah itu dua orang di antara positif COVID-19. Para pengemudi yang dites cepat antigen itu yang tidak bisa menunjukkan surat keterangan telah dilakukan tes cepat. "Maka yang tidak membawa surat keterangan itu yang kita kita 'rapid' (tes cepat, red.) dan diketahui sebanyak dua orang positif," katanya. Penyekatan kepada para pengendara kendaraan bermotor di terminal barang di Jalan Raya Desa Larangan Tokol, Kecamatan Tlanakan itu, untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19 di Kabupaten Pamekasan, menyusul melonjaknya kasus baru COVID-19 di Kabupaten Bangkalan. Hingga Jumat (11/6), sudah ada enam orang asal luar Kabupaten Pamekasan yang terkonfirmasi COVID-19 berdasarkan hasil tes cepat Satgas COVID-19 Pemkab Pamekasan di lokasi penyekatan. (sws)

Ketua DPRD Surabaya Umumkan Dirinya Positif Covid-19

Surabaya, FNN - Ketua DPRD Surabaya Adi Sutarwijono mengumumkan bahwa dirinya positif terpapar COVID-19 berdasarkan uji usap berbasis PCR pada Selasa, 8 Juni 2021. "Iya, saya positif COVID-19. Mohon doanya, dan sekarang sedang pemulihan," ujarnya ketika dikonfirmasi melalui layanan WhatsApp jalur pribadi, Kamis malam. Cak Awi, sapaan akrabnya, mengatakan secara umum kondisinya baik, dan tidak ada gejala klinis signifikan. "Hanya butuh istirahat. Saya juga diberi vitamin serta beberapa obat oleh dokter," ucap pria yang juga Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya tersebut. Ia mengaku tidak tahu kronologi hingga terpapar COVID-19, sebab selama sepekan ini ada beberapa acara, termasuk siapa tertular maupun yang menulari. Cak Awi menjelaskan juga sudah mengontak sejumlah kolega yang sempat bertemu dengannya selama beberapa hari terakhir. Informasi itu, kata dia, juga sudah disampaikan ke petugas kesehatan agar bisa dilakukan penelusuran kontak sesuai dengan prosedur penanganan COVID-19. "Saya sudah kontak beberapa kawan yang sempat ketemu. Untuk antisipasi semua saya minta lakukan tes usap PCR. Informasi juga saya sampaikan ke petugas kesehatan agar dilakukan tracing, dan bila mana ada yang positif bisa dilakukan treatment sesuai prosedur," katanya. "Demikian pula gedung DPRD Surabaya, sesuai SOP selama ini, memang rutin dilakukan sterilisasi pada ruangan dan kendaraan," tutur Cak Awi. Ia kembali mengajak masyarakat untuk selalu ketat dalam menjalankan protokol kesehatan. "Saya sudah berusaha dan disiplin protokol kesehatan, mungkin saat lengah, semisal ketika makan bersama kawan-kawan. Pokoknya tetap kita harus disiplin," kata dia. (sws)