KESEHATAN
Lanud Sam Ratulangi Gelar Serbuan Vaksinasi untuk Anak
Manado, FNN - Pangkalan Angkatan Udara (Lanud) Sam Ratulangi melaksanakan Serbuan Vaksinasi untuk umum dan anak, di Manado, Senin Kepala Rumah Sakit (Karumkit) Lanud Sam Ratulangi Mayor Kes dr. Ahmad Fauzi mengatakan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara telah menunjuk Rumah Sakit Angkatan Udara Sam Ratulangi untuk melaksanakan vaksinasi, bersama dengan fasilitas kesehatan lainnya. "Hari ini dilaksanakan vaksinasi bagi anak-anak dan juga orang dewasa. Hari ini dimulainya vaksinasi bagi anak-anak usia 12-17 tahun," katanya. Ia menambahkan pelaksanaan kegiatan vaksinasi ini mengutamakan protokol kesehatan. Ia mengatakan dalam pelaksanaan vaksinasi ini masyarakat harus sudah mendaftar secara online pada https://www.vaksinhebat.idsolution.co.id/. Peserta dari anak-anak yang vaksin harus menunjukkan NIK pada Kartu Keluarga. Vaksin yang disediakan adalah vaksin dari Biofarma atau Zinovac untuk anak-anak. sementara untuk yang dewasa vaksin Astra Zeneca. Hari ini kuota yang diberikan sejumlah seratus vaksin, kegiatan ini akan terus berlanjut sesuai dengan kebijakan pemerintah. "Rumah Sakit TNI AU Sam Ratulangi akan terus mendukung program pemerintah dengan sepenuhnya”, katanya. Kepala Penerangan Lanud Sam Ratulangi Mayor Sus Michiko mengatakan Komandan Lanud Sam Ratulangi Marsma TNI Mohamad Satriyo Utomo telah menegaskan kepada seluruh Perwira pelaksanaannya harus sesuai dengan protokol kesehatan. “Pelaksanaannya tolong sesuai prokes, walaupun dilaksanakan di Rumah Sakit. Sediakan kursi-kursi saat menunggu giliran, jaga jarak serta teratur dan baik," kata Michiko mengutip di sampaikan Danlanud Sam Ratulangi. Dalam pelaksanaan vaksinasi, Satuan POMAU Lanud Sam Ratulangi senantiasa siap bagi pengamanan terbuka. Melaporkan situasi pengamanan lalu lintas giat vaksinasi di RS TNI AU, serta mendukung ketertiban pemberian vaksin bagi masyarakat sekitar Pangkalan TNI AU Sam Ratulangi, Mapanget, Manado. Serbuan Vaksinasi tersebut dilaksanakan di halaman parkir Rumah Sakit Lanud Sam Ratulangi, Mapanget, Manado. (sws)
Mungkinkah Jokowi Menyebabkan Imunitas Turun?
by Asyari Usman Medan FNN - Kata para dokter dan pakar kesehatan, imunitas (antibody), dan epidemologi sangat krusial dalam melawan Covid-19. Ini terbutki dari tingkat kesembuhan di kalangan penyanang virus ini. Di seluruh dunia, rata-rata 80% orang yang tertular Covid bisa sembuh. Begitulah fungsi imunitas. Imunitas itu terbangun dari nutrisi (gizi) yang bagus dan olahraga reguler. Bagus sekali kalau ditambah vitamin dan suplemen. Apalagi ada herbal dan madu, imunitas semakin kuat. Kebalikan dari kondisi ini menyebabkan imunitas lemah. Yaitu kekurangan gizi, tidak cukup gerak badan, tidak ada konsumsi vitamin atau suplemen. Ada satu hal lain yang membuat imunitas kuat atau lemah. Itulah yang disebut “state of mind”. Alias “suasana pikiran”. Pikiran tenang membuat imunitas kuat atau naik. Pikiran terganggu membuat imunitas lemah alias turun. Ini juga kata para pakar kesehatan. Pikiran tenang pertanda tidak ada masalah atau sedikit masalah. Pikiran galau pertanda banyak masalah yang mengganggu. Orang tak sanggup memagar pikirannya agar tidak terganggu oleh masalah yang menumpuk itu. Masalah yang mengganggu itu bisa apa saja, termasuk politik. Dan bahkan centang-perenang atau carut-marut politik bisa menjadi penyebab utama gangguan pikiran. Inilah yang sedang terjadi. Sepak-terjang Jokowi membuat banyak orang menjadi frustrasi. Tapi tak bisa berbuat apa-apa. Bosan, tapi terpaksa harus urut dada. Geram, tapi harus menunggu sampai 2024. Pessoalan inilah yang kelihatannya menjadi masalah terbesar seluruh rakyat Indonesia. Mereka ingin Jokowi mundur, namun beliau tak peduli. Mau berontak, tak mungkin. Karena bakal masuk penjara. Mau melepaskan kegeraman dengan kata-kata yang berbahaya, bisa kena pasal UU ITE. Meneriakkan “revolusi”, pasti gol dalam hitungan menit. Mau demo “turunkan presiden”, pasti akan ditangkap semua. Jadi, tidak ada yang bisa dilepaskan untuk meringankan beban perasaan. Akhirnya, semua ini menggumpal dan mempengaruhi “state of mind”. Orang menjadi malas. Hilang semangat. Hilang gairah. Tersendat jalan pikiran, tersumbat kreativitas. Memang ada banyak orang yang akan mengatakan, “Untuk apa dipikirkan Jokowi? Biarkan saja dia sesuka hatinya!” Boleh jadi sikap seperti ini benar. Tapi, saya sendiri sudah tiga hari tidak mengunggah tulisan. Belum tahu apakah itu disebabkan terjangkit frustrasi melihat situasi yang ada, atau karena hal ini. Yang jelas, ada semacam kemarau inspirasi. Ini sangat berbahaya. Sebab, kata para pakar kesehatan, pikiran yang dilanda frustrasi bisa menurunkan imunitas. Mungkin perlu ditanyakan kepada para pakar apakah Jokowi bisa menyebabkan imunitas turun. Penulis adalah Wartawan Senior FNN.co.id
Ahli: Kenali Gejala Kanker Serviks Sebelum Terlambat
Padang, FNN - Dokter spesialis kebidanan dan kandungan Semen Padang Hospital (SPH) dr Yoshida Nazar, Sp.OG mengingatkan kaum perempuan agar mengenali gejala kanker seviks atau leher rahim sejak dini karena jika terlambat ditangani bisa berujung kepada kematian. "Kanker serviks merupakan keganasan yang berasal dari leher rahim, serviks merupakan daerah yang menghubungkan rahim dan vagina," kata dia di Padang, Senin. Menurutnya kanker serviks terjadi saat sel normal di serviks berubah menjadi sel kanker. Sel-sel tersebut bisa berubah menjadi lesi serviks. Tumor yang ganas nantinya berkembang jadi penyebab kanker serviks. Gejala kanker serviks tidak selalu bisa terlihat dengan jelas, bahkan ada kemungkinan gejala tidak muncul sama sekali. Sering kali, kemunculan gejala terjadi saat kanker sudah memasuki stadium akhir. Oleh karena itu, melakukan pap smear secara rutin penting untuk menangkap sel prakanker dan mencegah perkembangan kanker serviks, ujarnya Ia mengemukakan nyeri panggul adalah salah satu gejala yang paling umum dari kanker serviks. "Sayangnya, kanker serviks tahap awal biasanya tidak menimbulkan rasa sakit atau gejala sama sekali," kata dia. Sementara beberapa ciri kanker serviks tahap lanjut yang dapat dirasakan, antara lain perdarahan di luar periode menstruasi, perdarahan setelah hubungan seksual, perdarahan pascamenopause, sakit atau tidak nyaman selama hubungan seksual. Lalu keputihan dengan bau yang kuat, keputihan yang mengandung darah, buang air kecil menjadi lebih sering dan bercak di urine hingga tidak dapat buang air kecil. "Kanker serviks yang diketahui telah berstadium lanjut dapat mengakibatkan kerugian bagi organ tubuh di sekitarnya dan dapat menyebabkan kematian," ujarnya. Akan tetapi ia menyampaikan kanker ini masih bisa disembuhkan jika ditemukan sejak awal. Maka dari itu sebenarnya terdapat kesempatan yang cukup lama untuk mendeteksinya melalui skrining dan menanganinya sebelum menjadi kanker serviks. Penyebab kanker serviks lanjutnya, diketahui berasal dari Human Papilloma Virus (HVP) sub tipe onkogenik, terutama sub tipe 16 dan 18. Ia menambahkan dengan mengetahui tahapan kanker sedini penting untuk membantu pengidapnya dalam menentukan jenis perawatan yang paling efektif. (mth)
Menjamin Ketersediaan Oksigen untuk si Pasien COVID-19
Pekanbaru, FNN - Oksigen (O2) adalah barang lumrah yang melimpah dan mudah ditemui di alam setiap hari selama 24 jam penuh. Oksigen dengan mudahnya dihirup bagi manusia yang sehat melalui hidung menuju paru-paru untuk membantu keberlanjutan hidup seseorang. Namun, bagi orang sakit, apalagi terpapar COVID, keberadaan oksigen saat ini sangat diidam-idamkan untuk membantu kelangsungan hidup. Ya, hidup yang sesungguhnya. Tanpa pasokan oksigen yang lancar atau kesulitan menghirup gas O2 itu, nyawa pasien COVID-19 bisa melayang. Parahnya, saat ini jumlah pasien COVID-19 yang dirawat membludak di banyak rumah sakit atau menjalani isolasi mandiri, terutama di Pulau Jawa dan Pulau Bali. Sejalan dengan itu, kebutuhan oksigen medis pun turut meningkat. Pemerintah pun segera merespons cepat dengan mengontak sumber-sumber produsen di dalam negeri maupun luar negeri untuk menyediakan oksigen dan obat-obatan lainnya demi menolong pasien COVID-19. Kementerian Perindustrian pun menerbitkan Instruksi Menteri Perindustrian Nomor 1 Tahun 2021 tentang Produk Oksigen Sebagai Komoditas Strategi Industri dalam Masa Pandemi COVID-19. Melalui instruksi tersebut, pasokan oksigen untuk fasilitas kesehatan seperti di rumah sakit, puskesmas ataupun gedung yang dijadikan tempat isolasi diharapkan dapat dipenuhi oleh industri dalam negeri. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengharapkan perusahaan industri dan kawasan industri juga dapat berperan dalam membantu penanganan COVID-19, terutama dalam upaya pemenuhan kebutuhan penanganan keselamatan pasien COVID-19 seperti oksigen, tabung oksigen, ventilator, obat-obatan, alat pelindung diri, masker dan alat kesehatan lainnya. Sejumlah perusahaan termasuk Tanoto Foundation dan PT RAPP (April Group) merespons cepat dengan membantu penyediaan oksigen sebanyak 500 ton untuk memenuhi kebutuhan rumah sakit yang berada di bawah koordinasi Kementerian Kesehatan. Kementerian Perindustrian terus melakukan berbagai upaya proaktif dengan melakukan kerja sama, koordinasi dengan kementerian lembaga terkait khususnya dengan Kementerian Kesehatan, pemerintah daerah, asosiasi-asosiasi industri maupun perusahaan gas industri. Saat ini kebutuhan oksigen medis sebesar 2.600 ton per hari, sementara kapasitas nasional terhitung sejak tanggal 1 Juli 2021 hanya sebesar 1.700 ton per hari. Sehingga kebutuhan oksigen masih defisit, dan jika hal ini dibiarkan maka keselamatan pasien terutama yang terpapar COVID-19 bisa berada di ujung tanduk. Pasien COVID-19 yang telah dibantu oksigen medis saja masih bisa meninggal dunia, apalagi yang tidak dibantu dengan oksigen. Namun kembali lagi, berpulang kepada ketetapan Allah SWT. Manusia hanya bisa berdoa dan berusaha. Oleh karena itu, Kementerian Perindustrian masih mencari sumber-sumber oksigen medis lain baik melalui peningkatan produksi lokal maupun melalui importasi. Kementerian Perindustrian setidaknya telah dapat mengamankan kebutuhan oksigen baik melalui peningkatan produksi lokal maupun importasi sebesar 922 ton oksigen. Harus diakui, jika perusahaan turut memproduksi oksigen medis maka hal itu bisa saja memperlambat kinerja usahanya. Namun, demi alasan kemanusiaan, urusan keuntungan perusahaan bisa dikesampingkan terlebih dahulu. Sehatkan dulu masyarakatnya, kemudian baru bisa dipulihkan perekonomian. Berbagi cerita Susahnya bernafas tanpa bantuan oksigen medis bagi pasien COVID-19 pernah dialami Gubernur Riau, Syamsuar ketika dia terpapar virus berbahaya itu. Mantan Bupati Siak dua periode ini pernah terpapar COVID-19 dan harus menjalani perawatan selama sekitar satu bulan. Kesulitan bernafas sempat dialami orang nomor satu di Provinsi Riau ini, terlebih lagi Syamsuar juga memiliki penyakit penyerta (komorbid) sehingga memperparah kondisinya. "Saya mengetahui persis (rasanya susah bernafas) karena saya pernah dirawat di rumah sakit. Oksigen ini sangat membantu ketika kita kesulitan bernafas terutama apabila COVID-19 sudah sampai ke paru-paru," kata Gubernur Riau Syamsuar. Kesaksian Gubernur Riau itu membuktikan bahwa sumbangan oksigen ini turut menentukan keselamatan jiwa pasien COVID-19 yang membutuhkan. Bantuan oksigen medis itu sangat bermanfaat bagi para pasien yang sedang berjuang meraih kesembuhan dari penyakit berbahaya itu. Karena itulah, peran serta perusahaan swasta lainnya untuk membantu menjamin ketersediaan oksigen medis sangat diperlukan. Apa yang telah dilakukan Tanoto Foundation melalui PT RAPP (April Goup) patut didukung. Gubernur Riau Syamsuar mengaku sudah menghubungi sejumlah perusahaan termasuk PT Indah Kiat (Sinar Mas Group) untuk membantu ketersediaan oksigen medis. Data per tanggal 11 Juni 2021 menunjukkan jumlah kasus positif COVID-19 di Tanah Air saat ini mencapai 2.527.203 orang, dengan jumlah kesembuhan sebanyak 2.084.724 orang, dan 66.464 orang meninggal dunia. Sementara itu, ribuan pasien lainnya masih berupaya dan berjuang untuk sehat. Oksigen yang biasa dihirup pun menjadi kebutuhan penting. Waspada penimbun Dalam upaya menjamin ketersediaan oksigen medis, pihak kepolisian mengancam akan bertindak tegas terhadap oknum pengusaha atau masyarakat yang mencoba menimbun atau menaikkan harga oksigen medis. Ancaman juga dilakukan terhadap penimbun obat-obatan ataupun perlengkapan medis yang saat ini sangat dibutuhkan pasien dan tenaga medis. Karena itu, jangan mencoba-coba mengeruk keuntungan pribadi atau kelompok di tengah kondisi masyarakat yang sedang berduka. Sudah saatnya seluruh anak bangsa bahu-membahu membebaskan Indonesia dari COVID-19. "Situasi sulit ini jangan dimanfaatkan oleh pihak mana pun untuk mencari keuntungan, jangan menimbun, dan jangan berspekulasi terhadap situasi sulit sekarang ini," tegas Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen Pol Rusdi Hartono. Pada masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat Provinsi Jawa-Bali, Polri melakukan aktivitas deteksi intensif terhadap berbagai informasi, isu-isu berkembang di masyarakat, dan mempersiapkan langkah antisipasi. Isu tentang kelangkaan obat dan kelangkaan oksigen menjadi perhatian Polri sehingga isu itu akan ditangani dengan baik. Entah sampai kapan pandemi COVID-19 akan berakhir. Untuk mengakhirinya diperlukan keseriusan dan kedisiplinan semua pihak dengan menerapkan protokol kesehatan. Para pemimpin di pusat dan daerah, tokoh agama serta tokoh masyarakat juga harus memberi contoh berperilaku sehat untuk turut mencegah penyebaran COVID-19. Berperilaku sehat itu tidak hanya melalui perbuatan, tapi melalui pikiran sebelum diejawantahkan menjadi kata-kata yang akan dicerna masyarakat di berbagai lapisan. (sws)
TNI Gelar Kegiatan Teritorial Inovatif Bbagi Pelajar Pegunungan Bintang
Jayapura, FNN - Prajurit Babinsa TNI melakukan kegiatan kreatif dan inovatif, termasuk edukasi protokol kesehatan COVID-19, dalam mewujudkan pembinaan teritorial untuk pelajar SD Katobapib di Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua demi terwujudnya interaksi yang baik dengan masyarakat. "Dalam kegiatan tersebut diawali dengan edukasi protokol kesehatan COVID-19 tentang bagaimana menerapkan hidup sehat dengan 3M, yakni menjaga jarak, memakai masker dan mencuci tangan agar terhindar dari virus corona," kata Komandan Rayon Militer (Danramil) 1715-01/Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang Kapten (Cba) Dwi Wawan dalam keterangan yang diterima di Jayapura, Minggu. Dalam kegiatan tersebut juga diserahkan pemberian bantuan penyanitasi tangan, masker, serta saat beinteraksi dengan pelajar dilakukan dengan berbagi kasih berupa pemberian batuan 100 alkitab dan 50 tas sekolah. Ia mengatakan kegiatan di Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang itu dilakukan demi terwujudnya interaksi yang baik dengan masyarakat. Selain itu, kata Dwi Wawan, juga untuk melakukan interaksi secara langsung dengan siswa-siswi SD Katobapib demi menciptakan suka cita bahagia untuk generasi penerus bangsa. Sementara itu guru honorer yang setia mengajar di SD itu, Yotam Y menyatakan rasa bahagia kepada para Babinsa bersama Danramil Oksibil atas kehadiran memberikan bantuan peralatan sekolah melalui kegiatan teritorial yang sangat inovatif dan kreatif. "Ini peristiwa yang luar biasa dan penuh kasih bagi kami yang berada jauh dari perbatasan timur Indonesia, khususnya Pegunungan Bintang Papua," katanya. Ia berharap kehadiran kembali aparat TNI untuk memberikan motivasi kepada anak asli orang Papua yang sedang menuntut ilmu di sekolah. (sws)
Pemerintah Tetapkan Harga Dosis Lengkap Vaksin Berbayar Rp879.140
Jakarta, FNN - Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi mengemukakan harga vaksin dosis lengkap Sinopharm berbayar untuk individu ditetapkan pemerintah Rp879.140 per orang. "Harga itu sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/4643/2021," katanya melalui pesan singkat di Jakarta, Minggu pagi. Keputusan Menteri Kesehatan tersebut berisi tentang sejumlah aturan terkait penetapan besaran harga pembelian vaksin produksi Sinopharm melalui penunjukan PT Bio Farma (Persero) dalam pelaksanaan pengadaan vaksin COVID-19 dan tarif maksimal pelayanan untuk pelaksanaan Vaksinasi Gotong Royong. Sesuai dengan aturan tersebut, kata dia, harga vaksin per dosis Rp321.660 ditambah dengan harga layanan Rp117.910 sehingga harga per dosis vaksin yang dibebankan kepada penerima manfaat seharga Rp439.570 per dosis. "Untuk satu orang kan butuhnya dua dosis, jadi dikalikan dua menjadi totalnya Rp879.140," kata Siti Nadia. Sebelumnya dalam sesi diskusi daring, Guru Besar Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan makin banyak orang yang divaksin itu akan semakin bagus. "Kalau bisa makin banyak orang divaksin dengan apapun juga caranya dan makin cepat makin bagus," katanya saat menjawab pertanyaan seputar vaksinasi berbayar bagi individu di Indonesia. Ia mengatakan vaksinasi bukan hanya COVID-19. Indonesia telah mengawali program vaksinasi sudah berpuluh-puluh tahun yang lalu. "Vaksin kalau mau gratis bisa di puskesmas atau di posyandu. Kalau mau pergi ke rumah sakit A atau B ya bayar. Memang ada opsi itu dibuka buat vaksinasi anak seperti BCG, DPT dan lainnya," katanya. Negara seperti India, kata dia, juga melakukan hal yang sama. "Jadi vaksinasi gratis juga diberikan. Tapi kalau orang mau pergi ke dokter pribadi yang rumah sakitnya bagus, yang pakai AC yang tidak panas-panasan itu bayar," katanya. Namun juga tidak memungkiri bahwa banyak juga negara lain yang 100 persen menggratiskan vaksinasi bagi penduduknya. "Jadi itu, silakan ditimbang yang baik yang mana," demikian Tjandra Yoga Aditama. (sws)
Dokter Gigi Beri Kiat Agar Buah Hati Tidak Takut ke Klinik
Jakarta, FNN - Orangtua bisa menanamkan pikiran positif mengenai berobat ke dokter gigi sejak dini kepada anak agar buah hati dengan senang hati rutin memeriksakan kesehatan rongga mulutnya tanpa diliputi rasa takut. Dokter gigi spesialis anak Selvyra Rachmawati, Sp.KGA. dari Universitas Indonesia menyarankan kepada orangtua untuk mengajak anaknya pergi ke dokter gigi ketika tidak ada keluhan di mana kondisi gigi mereka sehat. "Jangan pas giginya sakit karena akan membuat anak cemas dan takut," kata Selvyra kepada ANTARA. Saat memeriksakan gigi, anak akan belajar mengetahui bahwa pemeriksaan di klinik bukanlah mimpi buruk. Dia juga bisa membiasakan diri dengan peralatan-peralatan asing di klinik gigi hingga prosedur yang dilakukan dokter dalam pemeriksaan gigi rutin. Cara lain orangtua untuk mempersiapkan anak agar siap ke dokter gigi adalah memberikan gambaran melalui video. "Sebelum ke dokter gigi orangtua dapat mengajak nonton video anak lain sedang ke dokter gigi," dia menyarankan. Ajak anak mengobrol jauh hari sebelum ke dokter gigi. Beritahukan kepada buah hati bahwa orangtua akan mengajaknya ke dokter gigi pada waktu yang sudah ditentukan. Bicarakan secara jelas dan berulang agar anak mengerti dan tidak ketakutan atau tantrum ketika jadwal ke dokter telah tiba. Pemilihan waktu juga penting. Pilih jadwal yang sesuai dengan aktivitas anak. Buatlah janji dengan dokter pada jam anak sedang aktif, hindari mengajak anak saat jam tidur siang untuk menghindari anak rewel. Jika si anak memiliki saudara yang lebih tua, perkenalan ke dokter gigi bisa dimulai dengan memintanya menemani sang kakak saat kontrol gigi. Jangan lupa untuk memberikan kesan positif mengenai dokter gigi. Hindari membuat dokter gigi jadi momok menyeramkan, seperti mengancam akan membawa anak ke dokter bila berbuat nakal. "Berikan kesan positif tentang dokter gigi pada anak bukan malah menakut-nakuti, contohnya bilang 'ke dokter gigi nanti disuntik', itu tidak boleh," tutur dia. Terakhir, pilihlah klinik gigi yang ramah anak dengan tim spesialis gigi anak terpercaya yang sudah terbiasa menangani pasien anak. (mth)
Pasien RSD Wisma Atlet Sembuh COVID-19 Sebanyak 104.183 Orang
Jakarta, FNN - Pasien sembuh COVID-19 di Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet, Kemayoran, tower 4, 5, 6 & 7 Jakarta, hingga 9 Juli 2021 dilaporkan berjumlah 104.183 orang. Kepala Penerangan Kogabwilhan I Kolonel Marinir Aris Mudian, dalam keterangan persnya, Jumat, mengatakan jumlah pasien sembuh merupakan akumulasi dari pencatatan sejak 23 Maret 2020 lalu. "Rekapitulasi sejak 23 Maret 2020 - 9 Juli 2021, pasien terdaftar sebanyak 111.434 pasien, pasien sembuh 104.183 orang," kata dia. Lebih lanjut, rekapitulasi pasien sejak 23 Maret 2020 untuk pasien yang berada di tower 4, 5, 6, dan 7 didata terjadi penambahan angka kesembuhan sebesar 783 orang jika dibandingkan dengan angka kesembuhan sebelumnya. Kemudian, sebanyak 942 pasien dirujuk ke rumah sakit lain, sedangkan untuk data yang meninggal dunia dicatat sebanyak 307 orang. RSDC Wisma Atlet Kemayoran tower 4, 5, 6 dan 7, pada laporan 9 Juli 2021 ini mendata terdapat sebanyak 6.002 pasien perawatan COVID-19. Jumlah tersebut bertambah 103 pasien jika dibandingkan laporan sebelumnya yang berjumlah 5.899 orang. Kemudian, RSDC Wisma Atlet Pademangan, atau untuk tower 8, mendata pasien rawat inap sebanyak 761 orang, angka ini berkurang sebanyak 207 orang dibandingkan laporan sebelumnya. Jumlah data total untuk tower 4, 5, 6, 7, dan 8 sesuai data Jumat 2 Juli 2021, merawat sebanyak 6.763 pasien perawatan COVID-19. Jumlah tersebut berkurang 104 pasien jika dibandingkan laporan sebelumnya yang berjumlah 6.867 orang. Lebih lanjut, RSDC terhitung mulai 28 Juni 2021 juga merawat pasien perawatan COVID-19 di RSDC Rusun Nagrak atau tower 1, 2 dan 3. Data hingga 9 Juli 2021 menginventarisasi, pasien terdaftar sebanyak 5.140 orang, pasien selesai isolasi 3.051 orang, pasien dirujuk ke RS lain 32 orang dan tidak ada data pasien meninggal dunia. RSDC Rusun Nagrak merawat 1.806 orang pasien perawatan COVID-19. Angka ini dicatat berkurang sebanyak 139 orang dibandingkan laporan semula yang berjumlah 1.945. Sementara itu, RS Khusus Infeksi COVID-19 di Pulau Galang merawat sebanyak 290 pasien, 290 pasien berstatus positif COVID-19, data kali ini tidak ada pasien suspek terdaftar di RSKI. Jumlah pasien rawat inap berkurang 36 orang. Atau, pasien positif berkurang 36 orang jika dibandingkan dengan laporan sebelumnya yang berjumlah 326 orang. Pasien yang terdaftar di rumah sakit itu sejak 12 April 2020 yakni sebanyak 14.321 orang, sebanyak 6.888 orang pasien sembuh, 7.297 pasien suspek yang selesai perawatan, pasien dirujuk ke rumah sakit lain 42 orang, dan tidak ada pasien meninggal di RSD Pulau Galang. (sws)
Minta Rakyat Sumbang Vitamin, Erick Thohir Buat Jokowi Malu
by Asyari Usman Medan FNN- Menteri BUMN Erick Thohir mengajak masyarakat menyumbangkan vitamin dan suplemen untuk tenaga kesehatan (nakes). Menurut Erick, para nakes itu berjuang keras menyelamatkan pasien Covid-19. “Sebagai rasa cinta pada dedikasi dengan taruhan nyawa para nakes,” kata Erick. Sepintas lalu, ajakan ini sangat wajar. Menyentuh sekali. Untuk menunjukkan solidaritas kepada pasukan nakes yang tak kenal lelah. Dan banyak yang gugur juga. Sudah lebih 500 orang dokter dan naker yang meninggal dunia di tengah perjuangan mereka menyelamatkan para pesakit Covid. Bagus sekali ajakan Erick. Melatih sentimen kesetiakawanan dan budaya berbagi. Erick sendiri mencontohkan langsung. Dia menyediakan 100 paket vitamin dan suplmenen untuk dibagi-bagikan kepada nakes. Mulia sekali ajakan ini. Tetapi, sebaliknya, ada yang dibuat tidak mulia. Yaitu Presiden Jokowi. Sadar atau tidak, sesungguhnya anjuran Erick itu mempermalukan Presiden dan pemerintah secara keseluruhan. Sebab, negara tidak boleh kalah menghadapi Covid-19, seperti meminjam narasi “negara tak boleh kalah dengan ormas”. Dan memang 100% narasi itu benar. Negara tak boleh dipermalukan gara-gara kekurangan nutrisi di kalangan para nakes. Dimana muka Pak Jokowi mau ditaruh? Kalau sempat rakyat yang sedang sulit itu berbondong-bondong menyumbangkan vitamin dan suplemen kepada nakes, betapa malunya Pak Jokowi. Apalagi kalau para pemimpin negara-negara tetangga tahu. Terpukul sekali Pak Jokowi. Kesian Presiden Indonesia. Dibuat malu sama Menteri BUMN Erick Thohir Jadi, sebaiknya Erick Thohir tidak meminta bantuan dari masyarakat. Merendahkan wibawah pemerintah, khususnya Presiden Jokowi. Lagi pula, dana penanganan Covid ‘kan banyak. Ada sekitar 800 triliun. Setengah triliun saja untuk vitamin dan suplemen nakes, mungkin lebih dari cukup. Sayangnya, terlalu banyak vitamin dan suplemen yang diberikan kepada Juliari Batubara, mantan Menteri Sosial yang sekarang meringkuk di penjara. Penulis adalah Wartawan Senior FNN.co.id.
Pemerintah Buta dan Tuli
By M Rizal Fadillah Bandung, FNN - Buta tidak bisa melihat dan tuli itu tidak bisa mendengar. Pemerintah dibebani kewajiban untuk bisa melihat keadaan rakyat dan mendengar suara jeritan atau rintihan rakyatnya. Realita rakyat Indonesia saat dalam keadaan kesulitan berat. Bukan hanya menghadapi pandemi Covid 19 tetapi menghadapi dampak dari kebijakan penanganan Covid yang inkonsisten. PPKM Darurat tidak disambut positif karena tidak jelas agendanya selain ketidakbolehan ini dan itu yang dinilai diskriminatif. Masyarakat tidak bisa usaha, lalu dari mana mereka makan Rumah ibadah ditutup namun bandara tetap dibuka. Penular asing dibiarkan datang. Kegiatan konstruksi 100 % diperkenankan. Situasi dibuat mencekam akibat kondisi ekonomi rakyat yang ambyar. Pengangguran dipastikan meningkat. Koran Tempo membuat head line "Saatnya Jokowi Kibarkan Bendera Putih". Kondisi berat yang dihadapi sudah tidak mampu diatasi. Jokowi memang tidak memiliki kemampuan. Hampir semua masalah ditangani dengan amatiran dan semaunya. Soal covid 19 Jokowi tidak berani Karantina Wilayah, malah ditetapkan PSBB, PSBB transisi, lalu New Normal dan kini PPKM. Netizen mengolok-olok PPKM sebagai Planga Plongo Kagak Mikir. Ada pula Planga Plongo Kelakuan Mukidi. Dan yang paling menusuk ialah Pak Presiden Kapan Mundur. Mulai banyak tulisan, meme, ataupun karikatur yang pada prinsipnya mendesak Presiden Jokowi agar segera mundur atau mengundurkan diri. Ada yang melalui gugatan hukum seperti dilakukan oleh Eggi Sudjana, Khozinudin, dan teman lainnya, ada pula yang membuat "Seknas Jokowi Sudahlah" seperti Adhi Massardi. KAMI se-Jawa mengusulkan juga agar Jokowi segera mundur. Ekonom Senior Rizal Ramli mengasihani rakyat dan Jokowi sendiri atas ketidakmampuan dalam mengelola negara, karenanya Presiden mundur adalah yang terbaik. "Beri kesempatan yang lain untuk mengelola negara", ungkapnya. Jokowi kini sudah menjadi bahan olok-olok. Rontok kewibawaan sejatinya dan yang tersisa hanya puja-puji para buzzernya. Meskipun demikian hingga kini Jokowi dan Pemerintahannya tetap bergeming. Tidak ada tanda tanda untuk siap mundur, bahkan manuver dan manipulasi pendukungnya adalah agenda perpanjangan jabatan untuk tiga periode. Suatu wacana dan harapan yang digaungkan oleh para ilusionis. Ketika ekonomi morat marit, hukum diinjak-injak, demokrasi diborgol, kedaulatan negara digadaikan, serta agama yang dipinggirkan, maka itulah saatnya rakyat berteriak. Sayangnya teriakan rakyat memang belum terdengar kompak, masih sporadis, dan sayup-sayup. Pemerintah yang buta dan tuli makin asyik dengan mainan kuda-kudaannya. Renungan kita adalah mari mendengarkan dan membaca satu bait dari lagu Simon & Garfunkel "The Sound Of Silence"--Suara Keheningan. Fools, said I You don't know, silence like a cancer grows Hear my words that I might teach you Take my arms that I might reach you But my words like silent raindrops feel And echoed, In the wells of silence. Orang-orang bodoh, kataku Kau tidak tahu, keheningan itu seperti kanker yang tumbuh Dengarkan kata-kataku dan aku mungkin mengajarimu Raih tanganku dan aku mungkin akan bisa menggapaimu Tapi kata-kataku seperti tetesan keheningan yang jatuh Dan menggema, Dalam sumur keheningan. Nah, Pemerintah yang buta dan tuli adalah kanker yang terus tumbuh. Karenanya harus cepat diamputasi. *) Pemerhati Politik dan Kebangsaan