KESEHATAN
Warga Kota Solok Terinfeksi Positif COVID-19 Bertambah 51 Orang
Solok, FNN - Sebanyak 51 warga Kota Solok, Sumatera Barat dinyatakan terkonfirmasi positif COVID-19 bertambah 51 kasus sehingga menjadi 1.482 orang. Kabag Protokol dan Komunikasi Pimpinan (Prokomp) Kota Solok Nurzal Gustim di Solok, Jumat mengatakan penambahan kasus terkonfirmasi positif COVID-19 dari pemeriksaan sampel yang dikirim oleh Posko COVID-19 Banda Panduang ke laboratorium Fakultas Kedokteran Unand. "Selain itu, juga terdapat 18 orang pasien yang dinyatakan sembuh dari COVID-19," kata dia. Berdasarkan penambahan kasus tersebut, ia menyebutkan sampai saat ini komposisi perkembangan kasus COVID-19 di Kota Solok, yakni 1.482 orang yang terdiri atas sembuh bertambah menjadi 1.271 orang, isolasi di RST enam orang, isolasi di RSUD M Natsir delapan orang, isolasi di RS UNAND satu orang, isolasi mandiri 165 orang, dan meninggal 31 orang. "Setelah dilakukan penelusuran (tracing) oleh tim surveilans, 49 pasien positif COVID-19 tengah menjalani isolasi mandiri dan dua orang lainnya dirawat di rumah sakit," kata dia. Menurut Nurzal berdasarkan penambahan kasus positif COVID-19 yang terus meningkat di kota itu tentunya perlu menjadi perhatian serius semua pihak serta kesadaran bersama agar selalu mematuhi protokol kesehatan. Ia mengimbau seluruh elemen dan lapisan masyarakat agar dapat mematuhi dan melaksanakan dengan penuh kesadaran serta tanggung jawab terkait pengetatan PPKM Mikro tersebut. "Hal itu bertujuan untuk mencegah semakin parahnya penyebaran COVID-19 di Kota Solok, Kota Beras Serambi Madinah yang kita cintai ini," kata dia. Nurzal juga mengimbau masyarakat agar senantiasa menjaga daya tahan tubuh dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat, makan makanan bergizi, istirahat yang cukup serta mengikuti anjuran pemerintah dalam menjalani protokol kesehatan. Di samping itu, Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Solok Ardinal mengimbau masyarakat agar tidak perlu cemas terkait banyaknya pasien positif COVID-19 yang menjalani isolasi mandiri di rumah. "InsyaAllah aman karena dijaga sangat ketat oleh tim Satgas COVID-19," ujar dia. Selain itu, di setiap rumah warga yang menjalani isolasi mandiri dipasangkan stiker bahwa di rumah ada pasien yang COVID-19. Mereka tidak boleh keluar rumah sampai hasil pemeriksaan tes usap negatif, kecuali hanya untuk berjemur. Selain itu, rumah mereka selalu disemprotkan disinfektan. Setiap pasien positif COVID-19 itu akan dikunjungi oleh tim Satgas sebanyak 26 orang dan diutus masing-masing dua orang per kelurahan dari Babinsa dan Babinkantibmas untuk menelusuri kontak erat pasien positif tersebut dan dilaporkan ke tenaga surveilans di setiap Puskesmas. (sws)
Tim Gabungan Lakukan Tes PCR kepada Karyawan Restoran di Gorontalo
Gorontalo, FNN - Tim gabungan dari Polres Gorontalo Kota, TNI, Dinas Kesehatan, Puskesmas Kota Barat dan Satpol PP melakukan tes Polymerase Chain Reaction (PCR) kepada karyawan salah satu restoran di Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo, Jumat. Kapolres Gorontalo Kota AKBP Suka Irawanto pada kegiatan itu mengatakan hal itu dilakukan usai tiga warga yang merayakan acara ulang tahun di restoran itu dinyatakan positif COVID-19. "Kami melacak tiga orang yang hasil PCR mereka dinyatakan positif COVID-19," ujar AKBP Suka Irawanto. Sebanyak 22 karyawan akan diperiksa dan menjalani tes PCR oleh Satgas COVID-19. "Jadi upaya dari TNI, Polri apabila terdapat dari karyawan karyawati kafe ini dinyatakan positif maka akan menutup sementara sampai dengan pembersihan," ucapnya. Hal tersebut menurut Kapolres dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19 yang ada di wilayah atau di luar ruangan restoran itu. "Jadi apabila kita temukan ada yang positif maka kami akan melakukan pelacakan kepada keluarga daripada karyawan karyawati yang ada di kafe ini," ungkapnya. Kapolres menambahkan, saat ini tiga warga positif COVID-19 tersebut telah diisolasi secara terpusat di Hotel Eljie Kota Gorontalo. "Apabila mereka telah sembuh, kami akan memanggil yang bersangkutan untuk mempertanggungjawabkan perbuatan mereka," kata Kapolres. (sws)
RS Sanglah Jamin Fasilitas hingga Oksigen Pasien COVID Tetap Aman
Denpasar, FNN - Direktur Utama Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah, Denpasar, Bali dr. I Wayan Sudana mengatakan ketersediaan tempat tidur hingga stok oksigen bagi pasien COVID-19 dijamin aman. "Untuk tempat tidur pasien COVID-19 ada 205 unit, ada untuk pasien yang dirawat di ruang ICU dan ada yang non-ICU. Selain itu, untuk O2 kami mempunyai liquid cair dan berupa tabung," kata dr. I Wayan Sudana dalam keterangan persnya di Denpasar, Bali, Jumat. Ia menjelaskan saat ini secara keseluruhan RS Sanglah memiliki 710 tempat tidur pasien. Untuk pasien COVID-19 ada 205 tempat tidur yang terdiri dari dua bagian, pertama untuk pasien COVID yang memerlukan perawatan ICU dan kedua untuk pasien non-ICU. Untuk ruang ICU, kata dr. Sudana, RS Sanglah memiliki 123 tempat tidur dengan keterisian 94 pasien, sehingga kalau dikonversikan tingkat hunian atau Bed Occupancy Rate (BOR) sekitar 76,4 persen. Pasien yang tidak memerlukan perawatan ICU ada 82 tempat tidur dengan jumlah pasien 61 orang. Jika dikonversikan ke BOR sekitar 74,4 persen. Secara keseluruhan dari total ICU dan non-ICU persentasenya 75,6 persen. "Untuk mendukung pelayanan tersebut, dibutuhkan dukungan O2. Kami pastikan sampai saat ini di RS Sanglah aman untuk stok O2, karena kami memiliki dua sumber, yakni liquid cair dan gas pakai tabung," katanya. Ia menjelaskan untuk jenis liquid cair ada dua tangki dengan pengisian paling lambat setiap dua hari sekali dan persediaanya sampai dua hari ke depan. Jika dihitung kebutuhan O2 rata-rata 2000-2500 meter kubik dengan jumlah persediaan rata-rata dua kali lipat, 4000-5000 meter kubik, sehingga persediaan oksigen aman dan pendistribusiannya tidak pernah terhalang. "Kami tetap pantau jangan sampai persediaan ini jadi kurang," katanya. Ia menambahkan sejak (17/06) terjadi penambahan kasus yang signifikan, sehingga fasilitas kesehatan berupa tempat tidur hingga O2 juga ikut ditambah. Setiap hari selalu dilakukan pemantauan dan pengawasan secara rutin, untuk menghindari pelayanan yang kurang maksimal. (sws)
Bea Cukai Sulbagsel Musnahkan Rokok-Miras Ilegal Senilai Rp2,88 miliar
Makassar, FNN - Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Sulawesi Bagian Selatan (Sulbagsel) melakukan pemusnahan rokok ilegal dan minuman mengandung etil alkohol (MMEA) atau minuman keras (miras) senilai Rp2,88 miliar. Pemusnahan terhadap Barang Milik Negara berupa Barang Kena Cukai Hasil Tembakau (BKC HT) dan miras tersebut merupakan hasil penindakan Kanwil Bea Cukai Sulawesi Bagian Selatan selama periode September-Desember 2020. Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Sulbagsel Parjiya usai melakukan pemusnahan barang ilegal di Kantor Bea Cukai Sulbagsel di Makassar, Kamis mengatakan, pemusnahan tersebut telah mendapat persetujuan dari Direktorat Jenderal Kekayaan Negara melalui 4 persetujuan yang dikeluarkan pada Juni 2021. "Penindakan ini dari keputusan berkekuatan hukum, termasuk pemanfaatan barang negara tersebut. Persetujuan dikeluarkan Juni lalu dan pemusnahannya atau pelaksanaan teknis dilakukan pada Juli hari ini, Kamis," ujarnya. Adapun rincian nilai barang-barang ilegal yang dimusnahkan yakni 2.772.000 batang dengan perkiraan nilai barang sebesar Rp2,8 miliar dan miras ilegal sebanyak 288 botol senilai Rp77,4 juta, maka totalnya mencapai Rp2,88 miliar . Sementara perkiraaan total kerugian negara sebesar Rp1,6 miliar terdiri dari Cukai, Pajak Rokok, dan PPn HT. Parjita mengemukakan barang bukti yang berhasil diperoleh pada 2020 ini ditemukan pada beberapa titik, seperti pihak distributor hingga pengecer, bahkan ada pula ditemukan di area parkir distributor. "Setelah penemuan itu, kami lakukan proses hukum tetapi sebagian besar pemilik barang ilegal ini tidak dikenal karena banyak yang hanya dititipi sehingga kita kesulitan mendapat otak pelaku," katanya. Penindakan rokok dan miras illegal tersebut dalam rangka menjalankan dua tugas utama Bea dan Cukai yaitu Community Protector dan juga sebagai Revenue Collector. Sebagai Community Protector, Bea Cukai bertugas mengawasi peredaran rokok dan miras ilegal sehingga tujuan pengenaan cukai yaitu untuk mengatur perilaku dan konsumsi masyarakat terhadap Barang Kena Cukai dapat terwujud. Sedangkan sebagai Revenue Collector, pemberantasan Barang Kena Cukai Ilegal yang dilakukan Bea Cukai diharapkan dapat meningkatkan pendapatan negara dari sektor Cukai. "Lebih dari memperoleh pendapatan negara, tetapi kita juga melihat dari aspek kesehatan masyarakat dalam mengonsumsi miras," ujarnya. (sws)
Rendahnya Ketaatan pada Protokol Kesehatan Picu Kenaikan Kasus COVID-19
Jakarta, FNN - Rendahnya tingkat kepatuhan warga terhadap protokol kesehatan telah memicu peningkatan kasus penularan COVID-19, kata Ketua Bidang Data dan IT Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Dewi Nur Aisyah . "Secara nasional angka kepatuhan menjaga jarak kita lebih rendah dibandingkan kepatuhan memakai maskernya," kata Dewi dalam keterangan tertulis Satuan Tugas yang diterima di Jakarta, Kamis. Menurut data Satuan Tugas pada 11 Juli 2021, dalam sepekan terakhir ada 95 atau 24,11 persen dari 394 kabupaten dan kota dengan tingkat kepatuhan warga memakai masker kurang dari 75 persen. Di tingkat kecamatan, ada 890 atau 26,20 persen dari 3.397 kecamatan dengan tingkat kepatuhan warga memakai masker kurang dari 75 persen. Pada tingkat kelurahan/desa, terdapat 5.282 atau 26,57 persen dari 19.880 kelurahan/desa dengan tingkat kepatuhan warga memakai masker kurang dari 75 persen. Pada periode sama, terdapat 112 atau 28.43 persen dari 394 kabupaten/kota dengan tingkat kepatuhan warga menjaga jarak kurang dari 75 persen. Selain itu ada 1.043 (30.70 persen) dari 3.397 kecamatan dan 5.710 (28,72 persen) dari 19.882 kelurahan/desa dengan tingkat kepatuhan warga menjaga jarak kurang dari 75 persen. Menurut data Satuan Tugas, tingkat kepatuhan terhadap protokol kesehatan pada tujuh provinsi di Jawa dan Bali yang menjalankan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Darurat juga tergolong rendah. Di Jawa Barat masih ada 814 (23,86 persen) kelurahan/desa dengan tingkat kepatuhan warga memakai masker kurang dari 75 persen dan 1.017 (29,81 persen) kelurahan/desa dengan kepatuhan warga menjaga jarak kurang dari 75 persen. Tingkat ketaatan warga memakai masker dan menjaga jarak di Provinsi DKI Jakarta, Banten, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, dan Bali menurut Satuan Tugas juga tergolong rendah, kurang dari 75 persen. Ketidakpatuhan warga terhadap protokol kesehatan bisa menjadi sumber penularan virus corona. Oleh karena itu, Dewi mengemukakan pentingnya kolaborasi pemerintah daerah dan masyarakat untuk memastikan protokol kesehatan dijalankan hingga tingkat lingkungan rukun warga dan rukun tetangga. "Ini memerlukan kolaborasi kita semua, terutama di kalangan masyarakat. Masyarakat mesti bekerja sama dalam menerapkan dan meningkatkan kepatuhan protokol kesehatan," katanya. Data Satuan Tugas Penanganan COVID-19 pada Rabu (14/7) siang menunjukkan jumlah penderita COVID-19 di Indonesia bertambah sampai 54.517 orang. (sws)
TFRIC-19 Ciptakan Alat Tes Antigen dan Beras Kaya Vitamin dan Mineral
Jakarta, FNN - Task Force Riset dan Inovasi Teknologi untuk penanganan COVID-19 (TFRIC-19) menciptakan produk terbaru inovasi teknologi alat kesehatan berupa alat tes cepat antigen untuk deteksi dini COVID-19 dan pengayaan gizi vitamin dan mineral dalam beras. Untuk inovasi teknologi alat kesehatan, TFRIC-19 Next Generation membuat BPRO sebagai tes antigen untuk diagnostik cepat COVID-19, yang dikembangkan bersama antara tim Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dengan ProLINE Diagnostics. "Saat ini BPRO sedang dalam tahap registrasi di Kementerian Kesehatan dan persiapan uji validasi eksternal," kata Kepala BPPT Hammam Riza dalam Bincang Sehat TFRIC-19 Next Generation "Isoman Cerdas, Upaya Efektif Hadapi Gelombang COVID-19", di Jakarta, Kamis. Hammam menuturkan produk inovasi itu dikembangkan dari antibodi protein N (Nucleocapsid) virus Corona penyebab COVID-19. BPPT telah membentuk suatu satuan tugas yang dinamai TFRIC-19 yang bertugas menginisiasi pengembangan solusi multidimensi dengan dukungan peneliti dan perekayasa lintas disiplin, bahkan lintas institusi. Selama tahun 2020, TFRIC-19 telah berhasil melahirkan produk inovasi teknologi karya anak bangsa. Berlanjut ke 2021, TFRIC-19 Nezt Generation fokus melakukan lima aksi yakni penguatan kajian keekonomian dan teknologi, penguatan kerja sama, komersialisasi dan media, inovasi teknologi alat kesehatan, inovasi teknologi suplemen kesehatan, serta penguatan data sains dan aplikasi kecerdasan artifisial. Selain alat tes antigen, TFRIC-19 Next Generation juga berhasil melakukan inovasi teknologi dengan melakukan pengayaan gizi vitamin dan mineral dalam pangan pokok beras. Hammam menuturkan beras terfortifikasi adalah beras yang di dalamnya ditambahkan mikronutrien, guna meningkatkan kualitas makanan dan mengurangi masalah kesehatan penduduk. "Dengan gizi vitamin dan mineral yang terpenuhi, maka diharapkan daya tahan tubuh akan semakin membaik," ujar Hammam. Hammam mengatakan Kernel Beras Terfortifikasi (Fortified Rice Kernel) adalah kernel beras yang diperkaya dengan premiks vitamin A, B1, B3, B6, B9, dan B12, yang diproduksi melalui teknologi ekstrusi dengan menggunakan bahan baku lokal. Bekerja sama dengan mitra Perum Badan Urusan Logistik, Kernel Beras Terfortifikasi akan didistribusikan dan dipasarkan dalam bentuk sachet suplemen dan juga beras FORTIVIT, yang merupakan campuran antara Kernel Beras Terfortifikasi dengan beras premium dengan rasio pencampuran 1:100. (sws)
Dinas Kesehatan Catat 90 Nakes di Sikka Terpapar COVID-19
Kupang, FNN - Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, mencatat jumlah tenaga kesehatan (nakes) setempat yang terpapar virus COVID-19 mencapai 90 orang. Hal itu dikemukakan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka Petrus Herlemus dalam keterangan yang diterima di Kupang, Kamis, terkait penularan COVID-19 yang juga menyasar tenaga kesehatan setempat. "Nakes kita yang terkonfirmasi positif COVID-19 ini ada yang kondisinya sudah mulai membaik, dan ada juga yang masih isolasi mandiri di rumah," katanya. Petrus Herlemus mengatakan, para nakes memang dihadapkan pada risiko penularan COVID-19 yang tinggi karena setiap hari harus berinteraksi dengan banyak pasien. Di sisi lain, kata dia, kondisi ini juga membuktikan bahwa para nakes berjibaku melindungi masyarakat tanpa menghitung risiko diri mereka. Lebih lanjut ia mengatakan, meskipun banyak nakes yang terpapar COVID-19, namun pelayanan kesehatan kepada masyarakat di Kabupaten Sikka tetap berjalan lancar. "Semua nakes bekerja di setiap lini mereka, koordinasi dan motivasi juga tetap jalan supaya mereka juga tetap semangat," katanya. Petrus Herlemus mengakui bahwa dengan kondisi meningkatnya kasus COVID-19 di Kabupaten Sikka, membuat para nakes juga kelelahan dalam melakukan penanganan pasien. Namun pihaknya juga melakukan langkah antisipasi agar pelayanan kesehatan kepada masyarakat tidak terganggu, yaitu dengan mengusulkan perekrutan penambahan tenaga relawan. Dinas Kesehatan mencatat jumlah kasus COVID-19 sejak pandemi masuk di Kabupaten Sikka sudah mencapai 2.000-an kasus. Jumlah kasus yang aktif per Selasa (13/1) sebanyak 900 orang, sementara lebih dari 800 orang menjalani karantina mandiri dengan kategori orang tanpa gejala. "Pasien yang kondisinya berat kita tangani di rumah sakit, sedangkan yang ringan ditangani di rungan isolasi terpusat," katanya. (sws)
Menkes Apresiasi Vaksinasi Lintas Agama dari Muhammadiyah Kalbar
Pontianak, FNN - Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin mengapresiasi sekaligus mengucapkan terima kasih atas vaksinasi lintas agama yang digelar Muhammadiyah Kalbar. "Kami mengucapkan bersyukur dan terima kasih kepada Muhammadiyah membantu pemerintah dalam program vaksinasi. Bagi kami Muhammadiyah sangat tepat untuk akselerasi vaksinasi karena tersebar dan bisa menyasar hingga ke pelosok negeri," ujarnya saat membuka vaksinasi lintas agama melalui via zoom yang dipantau di Pontianak, Kamis. Ia menjelaskan tidak mungkin vaksinasi bisa berhasil dan cepat tanpa dukungan semua pihak. Menurutnya pemerintah tidak bisa berdiri sendiri. Apalagi untuk mencapai target vaksinasi hingga akhir tahun 2021 dari awal semeter dua harus lebih cepat empat kali dilakukan agar tercapai target. "Target 363 juta dosis vaksin tahun ini, pada enam bulan pertama Indonesia baru mendapat 75 juta dosis. Kemudian sisanya sekitar 290 juta baru akan didapat pada semester kedua 2021. Untuk itu kami mengajak masyarakat membangun gotong - royong nasional untuk mengatasi masalah saat ini. Bangsa kita sudah bisa dan terus bisa melewati sejumlah persoalan," kata dia. Sementara itu, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, dr.Agus Taufiqurrohman, M.Kes mengatakan bahwa kegiatan vaksinasi lintas agama sebagai bentuk dukungan dan kontribusi Muhammadiyah dalam mengatasi persoalan wabah COVID-19. "Vaksinasi bagian ikhtiar penting mencegah penularan COVID-19. Untuk itu kami mendukung penuh. Ikhtiar ini bagian jihad kemanusiaan dan kemanusiaan harus kita kedepankan saat pandemi," jelas dia. Sementara itu, Gubernur Kalbar, Sutarmidji yang langsung hadir di lokasi vaksinasi lintas agama di Universitas Muhammadiyah Pontianak mengapresiasi kegiatan Muhammadiyah Kalbar. Menurutnya kegiatan tersebut bisa mempercepat dan mendukung realisasi pencapaian target vaksinasi Kalbar. "Apresiasi dengan Muhammadiyah Kalbar. Sejauh ini Pemda bersama TNI dan Polri terus kompak. Dengan dukungan pihak lainnya semakin kuat. Target kami pada 17 Agustus 2021 di Kalbar sudah ada 1 juta orang yang divaksin dan di Kota Pontianak sebagai pusat ibu kota provinsi 250 ribu orang," kata dia. Pelaksanaan vaksinasi lintas agama yang digelar mulai 15 - 17 Juli 2021 menyasar peserta sebanyak 2.000 orang dari pengurus, organisasi sayap dan keluarga besar Muhammadiyah Kalbar, mahasiswa di perguruan tinggi Universitas Muhammadiyah dan umum. (sws)
Panglima TNI Jelaskan Alur Peroleh Obat-Vitamin bagi Pasien Isoman
Jakarta, FNN - Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menjelaskan pembagian paket obat dan vitamin gratis untuk pasien isolasi mandiri (isoman) akan berbasis data sesuai triase atau identifikasi oleh aparatur desa, puskesmas atau bidan desa. “Sesuai prosedur karena kita melaksanakan isolasi mandiri berbasis desa. Puskesmas, atau bidan desa akan melakukan triase (identifikasi pasien berbasis risiko) apakah mereka OTG (tanpa gejala), ODG (dengan gejala) ringan, sedang atau berat sehingga data tersebut sudah dimiliki bidan desa atau puskesmas,” kata Hadi di Halaman Istana Merdeka seperti ditayangkan Youtube Sekretariat Presiden, Jakarta, Kamis. Dengan begitu, kata Hadi, pasien isoman yang mendapat paket obat dan vitamin tersebut adalah yang sudah terdata di puskesmas atau bidan desa. "Untuk mendapatkan obat atau paket tersebut itu sudah terdata dengan baik oleh puskesmas atau bidan-bidan desa sehingga mereka berhak untuk mendapatkan paket obat tersebut," kata Hadi. Para petugas di puskesmas atau desa dan didampingi aparat Babinsa, yang akan membagikan obat atau vitamin tersebut kepada pasien isoman. Rujukan pasien yang mendapat paket obat dan vitamin itu adalah bersumber dari data puskesmas. Pembagian paket obat dan vitamin bagi pasien isoman ini, kata Hadi, akan diawasi oleh aparat kesehatan Kodam, Kodim, Koramil, dan Babinsa. Sebelumnya, Presiden Jokowi menjelaskan ada tiga jenis paket obat dan vitamin yang dibagikan untuk digunakan dalam masa waktu tujuh hari. Paket pertama, berisi vitamin untuk warga dengan hasil tes usap PCR Positif, namun tanpa gejala atau disebut Orang Tanpa Gejala (OTG). Paket kedua, berisi vitamin dan obat untuk warga dengan hasil tes usap PCR positif disertai keluhan panas dan kehilangan penciuman. Konsumsi paket ini membutuhkan konsultasi dan resep dokter. Sedangkan, paket ketiga berisi vitamin dan obat untuk warga yang mendapat tes usap PCR positif disertai keluhan panas dan batuk kering. Konsumsi paket ini juga membutuhkan konsultasi dan resep dari dokter. “Ketiga paket obat isoman ini tidak diperjualbelikan. Pasokannya disiapkan oleh Menteri BUMN yang diproduksi oleh BUMN Farmasi, dan kemudian distribusinya ini akan dikoordinasikan oleh Panglima TNI dan nanti tentu akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah sampai pemerintah desa, maupun melibatkan Puskemas, dan pengurus RT/RW," kata Presiden Jokowi. (sws)
Kematian Akibat COVID-19 di Kota Semarang Tembus 5 Ribu Orang
Semarang, FNN - Data dari laman siaga corona mencatat jumlah penderita terkonfirmasi COVID-19 di Kota Semarang, Jawa Tengah, yang meninggal dunia sudah menembus angka 5 ribu orang. Data laman https://siagacorona.semarangkota.go.id hingga Kamis pada pukul 12.00 WIB mencatat jumlah penderita yang meninggal dunia tepat mencapai 5 ribu orang. Dari jumlah tersebut, 3.421 orang tercatat sebagai warga Kota Semarang dan 1.579 orang lainnya berasal dari luar wilayah ini namun menjalani perawatan di berbagai fasilitas kesehatan yang ada di Ibu Kota Jawa Tengah ini. Adapun jumlah pasien terkonfirmasi COVID-19 yang masih menjalani perawatan tercatat mencapai 2.196 orang. Dari jumlah itu, 1.606 orang di antaranya merupakan warga Kota Semarang. Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi sebelumnya menyatakan angka kasus COVID-19 di Ibu Kota Jawa Tengah ini masih relatif tinggi hingga sepekan pelaksanaan PPKM darurat. Meski demikian, kata dia, berbagai upaya yang dilakukan pemerintah kota dan para pemangku kepentingan terkait selama pelaksanaan PPKM darurat telah mampu menekan angka mobilitas masyarakat hingga 30 persen. "Kami menyampaikan terima kasih atas dukungan masyarakat sehingga upaya menekan angka mobilitas hingga 30 persen bisa tercapai," katanya. Ia menargetkan untuk dapat menekan angka mobilitas masyarakat hingga 50 persen untuk menekan penyebaran COVID-19. Upaya lain yang dilakukan, kata dia, yakni dengan menambah jumlah ruas jalan yang ditutup serta pemadaman lampu penerangan jalan umum sehingga aktivitas masyarakat bisa ditekan. (sws)