KESEHATAN

CDC AS Sarankan Ibu Hamil Divaksin COVID-19

Washington, FNN - Ibu hamil sebaiknya disuntik vaksin COVID-19, kata Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS (CDC), Rabu (11/8), mengutip analisis baru yang menunjukkan tidak ada peningkatan risiko keguguran.​​​​​​​ CDC mengklaim tidak menemukan adanya risiko pada ibu hamil dalam analisis itu, juga analisis sebelumnya. Mereka mengatakan tingkat keguguran setelah vaksinasi sama dengan yang diprediksikan. Ibu hamil dapat menerima satu dari tiga vaksin COVID-19 yang mengantongi izin darurat, yakni Pfizer, Moderna atau Johnson & Johnson. CDC sebelumnya tidak menyarankan para ibu hamil disuntik vaksin dan mengatakan bahwa mereka harus berkonsultasi tenaga medis sebelum menjalani vaksinasi. Sascha Ellington, ketua tim Siaga dan Tanggap Darurat di Divisi Kesehatan Reproduktif CDC, mengatakan bahwa tingkat vaksinasi pada ibu hamil rendah, hanya 23 persen dari mereka yang sudah menerima minimal satu dosis vaksin. "Kami ingin meningkatkan itu," kata Ellington, seraya menambahkan bahwa CDC sedang menyusun strategi agar dokter kandungan dan ginekolog menjadi penyedia vaksin. "Kami ingin perempuan terlindungi. Kami tidak melihat sinyal keamanan apa pun sehingga khasiat vaksin benar-benar lebih besar ketimbang potensi atau risiko yang tidak diketahui." Kehamilan meningkatkan risiko​​​​​​​ sakit parah akibat COVID-19, kata CDC, dan penyakit itu selama kehamilan meningkatkan risiko kelahiran prematur pada bayi. CDC kini merekomendasikan semua orang berusia 12 tahun ke atas agar divaksin COVID-19, termasuk ibu hamil, ibu menyusui dan calon ibu hamil. "Kami menyadari adanya mitos terkait kesuburan yang beredar. Mitos tidak berdasarkan pada bukti apa pun. Tidak ada sains yang mendukung itu," kata Ellington. "Kami harap (pedoman) ini membantu." Pedoman baru itu dirilis ketika kasus dan pasien rawat inap di seluruh negeri melonjak dalam sebulan terakhir. Sejumlah rumah sakit di Arkansas, Florida, Louisiana dan Mississippi kehabisan tempat tidur dan wabah merembet dari episenturm di AS selatan ke negara bagian Oregon dan Washington. (mth)

Mengenal Penyakit Multiple Sclerosis, Gejala dan Pengobatan

Jakarta, FNN - Belum lama ini, aktor Christina Applegate mengumumkan bahwa dia telah didiagnosis menderita multiple sclerosis. Lalu apakah multiple sclerosis itu? Melalui laman Twitter pribadinya, Applegate mengumumkan tentang penyakit yang dideritanya. Meski demikian, Applegate tidak menyerah dan tetap berjuang untuk pemulihan. Dia juga akan melakukan berbagai pengobatan. Applegate juga meminta untuk diberikan privasi agar pengobatannya dalam berjalan dengan lancar. "Hai teman-teman. Beberapa bulan yang lalu saya didiagnosis dengan MS. Ini adalah perjalanan yang aneh. Tetapi saya sangat didukung oleh orang-orang yang saya kenal yang juga memiliki kondisi ini. Ini adalah jalan yang sulit. Tapi seperti yang kita semua tahu, hidup terus berjalan, ujar Applegate. Multiple sclerosis adalah penyakit penonaktifan yang berpotensi mempengaruhi sistem saraf pusat, terutama otak, sumsum tulang belakang, dan saraf optik. Ini disebut sebagai penyakit progresif dari sistem saraf yang menyebabkan masalah komunikasi antara otak dan seluruh tubuh. "Ini bisa menyerang siapa saja, anak muda, lebih banyak wanita daripada pria, dan biasanya antara kelompok usia 20 hingga 40 tahun," kata Dr. Praveen Gupta, Director-neurology at Fortis Memorial Research Institute, India dilansir Indian Express pada Rabu. Pada multiple sclerosis, sistem kekebalan mempengaruhi selubung pelindung yang disebut myelin yang menutupi serabut saraf yang menyebabkan masalah komunikasi. Pada waktunya, penyakit ini dapat menyebabkan kerusakan atau kemunduran saraf yang sifatnya permanen. Gejala dari kondisi ini sangat bervariasi dan terutama bergantung pada saraf mana yang terpengaruh dan jumlah kerusakan yang ditimbulkan. Mereka yang memiliki multiple scleeosis parah mungkin kehilangan kemampuan untuk berjalan secara mandiri, sementara yang lain mungkin menderita remisi untuk waktu yang lebih lama tanpa menunjukkan gejala baru. Dr. Rahul Bhargava, direktur, hematologi, hematologi, onkologi dan transplantasi sumsum tulang, Fortis Memorial Research Institute, Gurugram, India mengatakan Multiple sclerosis dapat mempengaruhi semua kelompok usia tetapi terutama terlihat pada kelompok usia 20 sampai 40 tahun. Hal ini cenderung mempengaruhi perempuan dibanding laki-laki dan perokok cenderung memiliki lebih banyak lesi dan penyusutan otak sehingga dengan demikian, lebih mungkin untuk menderita penyakit ini. Gejala Gejala multiple sclerosis dapat bervariasi, namun yang paling umum adalah mati rasa pada satu atau lebih pada anggota badan. Ini biasanya terjadi di satu sisi tubuh pada satu waktu, misalnya pada kaki, kurangnya koordinasi atau gaya berjalan yang tidak stabil. Ada juga orang yang merasakan sensasi seperti sengatan listrik yang mungkin terjadi di leher, terutama jika leher ditekuk ke depan. Seseorang yang menderita multiple scleroris kemungkinan akan sering buang air kecil, sembelit, kelelahan, tremor, otot-otot lemah serta kejang. Beberapa gejala lain dari multiple scleroris adalah penglihatan yang kabur, perubahan emosi serta sulit berkonsentrasi. Diagnosa Tidak ada tes khusus untuk mendiagnosis multiple sclerosis. Seringkali masalah ini dikesampingkan lantaran memiliki gejala dan tanda yang sama dengan penyakit lain. Dokter mungkin akan terlebih dahulu mengambil riwayat medis dan pemeriksaan menyeluruh serta menyarankan beberapa hal untuk pemeriksaan seperti tes darah, untuk membantu menyingkirkan penyakit lain yang mungkin memiliki gejala yang mirip dengan multiple sclerosis. Melakukan pengambilan sampel dari tulang belakang untuk analisis laboratorium. Sampel ini dapat menunjukkan kelainan pada antibodi yang dapat dikaitkan dengan multiple sclerosis. Pengambilan tulang belakang juga membantu menyingkirkan penyakit yang mungkin memiliki gejala yang mirip dengan multiple sclerosis. Selain itu, pemeriksaan MRI dapat mengungkapkan area multiple sclerosis (lesi) pada sumsum tulang belakang atau otak. Bisa juga melakukan tes dengan menggunakan aliran listrik. Melalui tes ini, sinyal listrik dihasilkan oleh sistem saraf Anda sebagai respons terhadap rangsangan, yang direkam. Elektroda mengukur kecepatan informasi mengalir ke jalur saraf. Pengobatan Meskipun tidak ada obat yang pasti untuk multiple sclerosis, pengobatan biasanya berfokus pada memperlambat perkembangan penyakit, pemulihan yang cepat dari serangan dan tremor dan mengelola gejalanya. Beberapa pilihan pengobatan yang biasa dianjurkan termasuk kortikosteroid, diresepkan untuk mengurangi peradangan saraf. Namun, kemungkinan ada beberapa efek samping seperti insomnia, peningkatan tekanan darah dan perubahan suasana hati. Pertukaran plasma. Plasma dipisahkan dan dikeluarkan dari sel darah di tubuh Anda. Sel darah tersebut kemudian dicampur dengan albumin yang merupakan larutan protein dan dimasukkan kembali ke dalam tubuh Anda. Perawatan pertukaran plasma ini adalah pilihan ketika gejala Anda baru dan parah, dan tubuh Anda belum merespons steroid dengan baik. Mengatasi mobilitas dan keseimbangan. Untuk mengatasi hal ini, terapi fisik mungkin direkomendasikan dan obat-obatan seperti dalfampridine untuk mengatasi masalah tersebut dapat digunakan. Untuk mengatasi tremor dari multiple sclerosis, alat bantu atau memasang beban pada anggota badan mungkin direkomendasikan untuk mengurangi goncangan. Suntikan antikonvulsan atau alkohol dapat membantu meredakan neuralgia trigeminal atau rasa nyeri. Penderita multiple sclerosis mungkin mengalami kekakuan atau kejang yang menyakitkan, terutama di kaki. Relaksan otot dapat membantu mengurangi rasa sakit dan kekakuan. Untuk mengurangi kelelahan akibat multiple sclerosis, bisa diberikan beberapa obat yang juga dapat membantu meningkatkan kecepatan berjalan pada beberapa orang. Obat-obatan juga dapat diresepkan untuk nyeri, depresi, insomnia, dan masalah kandung kemih yang berhubungan dengan multiple sclerosis. Konsultasikan dengan dokter Anda sebelum mengambil obat-obatan tersebut. (mth)

Informasi Seputar Menyusui yang Perlu Ibu Ketahui Sejak Hamil

Jakarta, FNN - Dokter spesialis kebidanan dan kandungan dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), dr. Nisa Fathoni, SpOG, IBCLC menyarankan para wanita mencari informasi dan membekali diri mengenai menyusui sejak masa kehamilan, salah satunya mengenai kapan ASI keluar. Nisa yang berpraktik di Brawijaya Hospital Saharjo itu, melalui siaran persnya, dikutip Rabu menjelaskan, proses laktogenesis yakni persiapan pengeluaran ASI dimulai sejak 16 – 22 minggu, tetapi hormon progesteron menahan ASI untuk tidak keluar terlebih dahulu sebelum bayi lahir. Setelah bayi lahir dan hormon progesteron turun barulah ASI dapat keluar. ASI baru keluar di fase laktogenesis kedua yaitu kurang lebih 20 – 30 jam pasca persalinan. Pada dasarnya ASI baru akan keluar ketika ada rangsangan hisapan bayi. sehingga ibu jangan panik dan sedih terlebih dahulu jika ASI tidak langsung keluar. Menurut Nisa, ketika hamil dan menyusui tubuh ibu pun menyesuaikan tahapan tersebut. Dari sisi produksi, jumlah ASI yang keluar pada awalnya memang cenderung lebih sedikit, karena menyesuaikan kapasitas lambung bayi yang baru lahir yang dapat menerima cairan sebanyak 5 – 7 ml. Namun seiring dengan bertambahnya usia dan kebutuhan anak, produksi ASI pun terus bertambah. Begitu pula dengan frekuensi pemberian ASI. Pada bayi usia 0-6 bulan, sebaiknya berikan ASI sesuaikan dengan siklus dan kapanpun bayi membutuhkan, namun biasanya 8-12 kali dalam sehari. Sementara bayi setelah berusia 6 bulan sudah disarankan untuk mendapatkan makanan pendamping ASI (MPASI). ASI akan diberikan disela-sela pemberian MPASI. Presentase perbandingan pemberian ASI dan MPASI untuk anak usia 6 diatas yakni 70 persen dan 30 persen. Sedangkan untuk anak usia 1 tahun keatas antara ASI dan MPASI sekitar 30 persen dan 70 persen. Informasi yang perlu juga ibu tahu mengenai menyusui yakni perbedaan foremilk dan hindmilk. Seperti dikutip dari siaran pers Mothercare, foremilk ialah ASI yang keluar di awal sesi menyusui, kaya akan laktosa, rendah lemak dan memiliki konsistensi yang cair. Sedangkan hindmilk yakni ASI yang keluar di saat sesi menyusui akan berakhir, mengandung lebih banyak kalori dan lebih kental. Meski sedikit berbeda, keduanya memiliki peran yang sama pentingnya dalam memenuhi kebutuhan nutrisi si Kecil. Namun, ketidakseimbangan foremilk dan hindmilk dapat mengganggu pencernaan dan pertumbuhannya. Ibu bisa berkonsultasi dengan dokter anak dan konselor ASI bila mengalami masalah ketidakseimbangan ini. Di sisi lain, ada mitos yang masih ada seputar menyusui yakni ibu dengan flat nipple tidak dapat menyusui. Pernyataan ini dapat dipatahkan dengan menggunakan metode AMUBIDA yang merupakan akronim dari Aryola sebagian besar masuk dan bagian atas lebih terlihat dari bagian bawah, Mulut bayi terbuka lebar, Bibir terpuntir keluar dan Dagu bawah menempel ke payudara ibu. Selama menyusui, ibu perlu tahu pentingnya konsumsi makanan dengan nutrisi seimbang untuk hasil ASI yang maksimal. Ibu harus mencukup gizi dan nutrisi selama kehamilan dan menyusui. Ibu tetap makan 3 kali sehari yang sesuai dengan panduan piring makan dan ditambah dengan 2 kali makanan selingan yang banyak mengandung protein. Tak lupa minum air sebanyak 2,5-3 liter setiap harinya. Bila kesulitan mendapatkan asupan vitamin dari makanan, ibu dapat mengkonsumsi vitamin tambahan atau suplemen. Dari sisi alat untuk menunjang menyusui, ibu bisa memanfaatkan alat pumping untuk pemberian ASI yang maksimal. Menyusui secara langsung memiliki banyak manfaat salah satunya membangun bonding antara ibu dan anak. Namun, ada beberapa situasi yang mengharuskan Ibu memompa ASI demi membantu menjaga kelancaran proses menyusui. Terakhir, gunakan bra menyusui yang nyaman dan berkualitas. Bra khusus menyusui memang terlihat hampir sama dengan bra pada umumnya. Namun, bra menyusui dapat memberikan kenyamanan dan dukungan bagi payudara yang semakin besar dan sensitif selama menyusui. (mth)

Purwakarta Akan Laksanakan Sekolah Tatap Muka Secara Bertahap

Purwakarta, FNN - Pemerintah Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, secara bertahap akan melaksanakan sekolah tatap muka menyusul terus menurunnya kasus COVID-19 di daerah tersebut. Bupati setempat Anne Ratna Mustika, di Purwakarta, Rabu mengatakan saat ini daerahnya sudah ke luar dari Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 dan berlanjut ke PPKM Level 3. "Di masa PPKM Lever 3 ini, pembatasan aktivitas masyarakat menjadi lebih longgar," katanya dalam siaran pers yang diterima di Purwakarta. Menurut dia, berlakunya PPKM Level 3 ini akan ditindaklanjuti dengan mengkaji berbagai relaksasi. Misalnya di bidang pendidikan, itu terkait dengan pembukaan sekolah tatap muka. Ia mengatakan, sekolah tatap muka akan dilakukan secara bertahap, karena hingga kini belum semua pelajar di Purwakarta mendapatkan vaksinasi Covid-19. Relaksasi dalam PPKM Level 3 ini juga akan menyasar kegiatan masyarakat di rumah makan, sekarang sudah dapat makan di tempat atau dine in selama 30 menit bagi rumah makan yang mempunyai akses outdoor. Begitu juga untuk tempat ibadah, sudah bisa dibuka dengan kapasitas 50 persen. "Jadi mulai hari ini Masjid Agung Purwakarta sudah akan membuka untuk jamaah yang shalat, tetapi memang hanya kapasitas 50 persen dengan Prokes yang sangat ketat," kata bupati. Anne menyampaikan kalau saat ini Purwakarta sudah masuk zona oranye COVID-19 dengan berhasil menaikkan indeks dari 161 menjadi 208. Disampaikan pula, angka kematian COVID-19 di Purwakarta turun yang mana terkoreksi menjadi 3,3 persen dari sebelumnya 4 persen. Kemudian keterisian bed rumah sakit atau BOR di Purwakarta juga turun drastis menjadi 43 persen. Meski begitu, di masa PPKM Level 3 ini Pemkab Purwakarta terus memantau mobilitas masyarakat. Terkait dengan penutupan jalan, itu tergantung pada situasi dan tingkat mobilitas. (KR-MAK) (sws)

Kabupaten Manggarai Barat Butuh Tambahan Pasokan Vaksin COVID-19

Labuan Bajo, FNN - Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat di Provinsi Nusa Tenggara Timur membutuhkan tambahan pasokan vaksin COVID-19 secepatnya karena stok vaksin yang tersedia semakin menipis. Kepala Dinas Kesehatan Manggarai Barat Paul Mami dalam keterangan persnya di Labuan Bajo, Rabu, mengatakan bahwa stok vaksin COVID-19 yang ada tinggal vaksin buatan Moderna untuk penyuntikan dosis ketiga vaksin bagi tenaga kesehatan dan vaksin untuk penyuntikan dosis kedua bagi warga yang sudah dapat suntikan dosis pertama. Menurut dia, stok vaksin COVID-19 cepat menipis karena dalam tiga bulan belakangan Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat gencar melakukan vaksinasi pada warga, pelaku pariwisata, pegawai, dan guru di 12 kecamatan. Paulus menjelaskan bahwa jumlah warga Manggarai Barat yang sudah dapat suntikan vaksin COVID-19 dosis pertama sekitar 47 ribu orang dan warga yang sudah mendapat dua kali suntikan vaksin atau sudah selesai menjalani vaksinasi sekitar 33 ribu orang. Sasaran vaksinasi COVID-19 di Kabupaten Manggarai Barat, menurut dia, total sebanyak 250 ribu orang. Sementara itu, Bupati Manggarai Barat Edistasius Endi mengatakan bahwa pemerintah kabupaten harus berkoordinasi dengan pemerintah provinsi dan pemerintah pusat untuk mendapat tambahan pasokan vaksin COVID-19. "Sesuai komitmen pemerintah pusat, termasuk provinsi, bahwa Manggarai Barat adalah daerah super prioritas, maka ini menjadi perhatian khusus," katanya. (sws)

Antara Virus Covid-19 dan Kolesterol

Jakarta, FNN - Hasil riset terbaru menunjukkan bahwa virus Covid-19 membutuhkan kolesterol yang ada di membran sel tubuh kita agar bisa menginfeksi sel tersebut. Jadi menurunkan kadar kolesterol dengan obat kelompok Statin. Misal: simvastatin, pada pasien Covid akan memberikan hasil terapi yang lebih baik. “Karena Statin bisa mencegah virus untuk masuk ke dalam sel, dengan cara menghilangkan kolesterol dari membran sel,” ungkap Arie Karimah, Pharma-Excellent alumni ITB. Mari kita kenali dulu apa itu kolesterol. Menurut Arie Karimah, salah satu fungsi kolesterol memang sebagai penyusun membran sel. Dan di tubuh kita itu ada 100 triliun sel. Struktur kolesterol dan posisinya di membran sel. Tapi kalau bicara tentang kelompok Statin, itu adalah obat untuk menurunkan kadar Lipoprotein di dalam darah, bukan di sel. Lipoprotein adalah zat yang komponennya ada 4: kolesterol, trigliserida, protein dan fosfolipid. Lipoprotein yang paling terkenal adalah: LDL (kolesterol jahat) dan HDL (kolesterol baik). Keduanya dibedakan berdasarkan komposisi keempat penyusun lipoprotein itu. Statin berfungsi Menurunkan kadar LDL di dalam darah dan menaikkan kadar HDL. Sekarang kembali lagi: Kolesterol adalah komponen membran dari 100 triliun sel. Anggap saja ini sama dengan satu kecamatan. Sel yang bisa diinfeksi oleh virus Covid adalah sel yang memiliki “pintu” (reseptor) bernama ACE-2 (Angiotensin-Converting Enzyme tipe 2). Dan, sel yang memiliki “pintu” itu adalah sel-sel di saluran pernafasan. Kira-kira setaralah dengan satu kompleks perumahan. Lantas apakah agar virus tidak bisa memasuki rumah di satu kompleks itu maka seluruh pintu dan jendela rumah satu kecamatan harus dihilangkan? Meskipun tidak ada hubungannya? Ini ongkos ynag terlalu mahal, karena kolesterol Bukan Hanya dibutuhkan untuk menyusun membran sel yang memiliki pintu ACE-2, melainkan Semua Sel. Kolesterol juga dibutuhkan untuk produksi hormon seks dan fungsi memori. Jadi kalau Tanpa Justifikasi Klinis, misal: kadar LDL memang tinggi atau ada batu empedu akibat kadar kolesterol di dalam darahnya tinggi, maka Sungguh Tidak Tepat memberikan kelompok Satin kepada pasien Covid dengan alasan untuk menurunkan kadar kolesterol dan “menghilangkan pintu masuk” virus ke dalam sel. Karena hal ini akan mengganggu keutuhan dan regenerasi membran di seluruh sel tubuh kita. Bisa-bisa daya ingat dan hasrat seksual pasien juga menjadi turun. “Nanti butuh Aricept dan Viagra pula pada masa pemulihannya,” tulis Arie Karimah dalam akun Facebook-nya. “Jadi nggak bisa main hantam kromo begitu. Ilmu Kedokteran dan Farmasi memang tidak bisa dipelajari dengan sambil lalu sembari makan sepiring nasi goreng,” ujarnya. (mth)

BOR Rumah Sakit Penanganan COVID-19 di Pontianak Mendekati 53 Persen

Pontianak, FNN - Tingkat keterisian tempat tidur pasien (Bed Occupancy Rate/BOR) di rumah sakit rujukan penanganan pasien COVID-19 yang ada di Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat, mendekati 53 persen menurut data Dinas Kesehatan setempat. "Dari sebanyak 13 rumah sakit yang ada di Kota Pontianak, saat ini tercatat BOR yang menangani isolasi pasien COVID-19 sekitar 52,98 persen," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak Sidiq Handanu di Pontianak, Senin, merujuk pada data BOR tanggal 8 Agustus 2021. Ia menambahkan, jumlah tempat tidur untuk perawatan pasien COVID-19 yang tersedia di 13 rumah sakit di Kota Pontianak sebanyak 655 unit. "Sementara untuk tempat tidur ICU BOR-nya sebesar 91,89 persen, yakni dari yang tersedia sebanyak 37 tempat tidur, yang terisi sebanyak 34 tempat tidur," katanya. Sidiq menjelaskan bahwa jumlah total pasien COVID-19 yang dirawat di 13 rumah sakit yang ada di Pontianak sebanyak 381 orang--267 orang dari Pontianak dan 114 orang dari luar kota-- dan 14 orang di antaranya meninggal dunia. Jumlah tempat perawatan pasien COVID-19 di rumah sakit yang ada di Kota Pontianak sudah ditambah dari 334 tempat tidur menjadi 655 tempat tidur pada Juli 2021. Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono sebelumnya mengatakan bahwa Kota Pontianak harus menjalankan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 dari 3 hingga 9 Agustus 2021 karena tingkat penularan virus corona, angka kematian akibat COVID-19, dan BOR rumah sakit rujukannya masih tergolong tinggi. (sws)

Kasus COVID-19 di Bangka Barat Bertambah 38, Dua Meninggal Dunia

Mentok, Babel, FNN - Satuan Tugas Pengendalian COVID-19 Kabupaten Bangka Barat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Sabtu, melaporkan penambahan 38 warga terkonfirmasi positif terinfeksi virus corona baru dan dua kasus pasien meninggal dunia. "Dengan adanya penambahan 38 kasus ini, jumlah keseluruhan kasus warga yang terkonfirmasi positif COVID-19 sejak awal pandemi hingga kini menjadi 4.279 orang," kata Juru Bicara Satgas Pengendalian COVID-19 Kabupaten Bangka Barat, M. Putra Kusuma di Mentok, Sabtu. Ia menjelaskan sebanyak 38 kasus baru tersebut berasal dari Kecamatan Mentok 34 orang, Simpangteritip satu orang dan Jebus tiga orang, sehingga jumlah pasien wajib karantina, perawatan dan isolasi mandiri menjadi 588 orang. Pada hari ini juga dirilis adanya tambahan dua dua kasus pasien meninggal dunia berasal dari Jebus dan Parittiga, masing-masing satu orang, sehingga kasus meninggal dunia keseluruhan selama pandemi menjadi 77 orang. Putra Kusuma mengatakan untuk penambahan jumlah pasien sembuh yang terjadi hari ini sebanyak 44 orang, berasal dari Kecamatan Mentok 33 orang, Jebus satu, Parittiga dua, Kelapa tiga dan dari Kecamatan Tempilang lima orang sehingga jumlah total pasien sembuh menjadi 3.614 orang selama pandemi. "Saat ini kita masih menjalankan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 yang membutuhkan dukungan dan peningkatan kesadaran masyarakat dalam mematuhi protokol kesehatan," katanya. PPKM dijalankan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat disiplin menjalankan aturan kesehatan sebagai upaya bersama mengendalikan penularan virus. "Pemerintah bersama tim Satgas COVID-19 terus menggencarkan penelusuran dan pengetesan, langkah ini harus diikuti dengan peningkatan kesadaran masyarakat. Disiplin menjalankan protokol kesehatan merupakan kunci agar kita bisa bersama-sama memutus mata rantai penularan," katanya. (sws)

Banda Aceh Terima 4.760 Dosis Vaksin Moderna dan 7.500 Sinovac

Banda Aceh, FNN - Pemerintah Kota Banda Aceh mendapatkan distribusi sebanyak 4.760 dosis vaksin Moderna serta 7.500 vaksin Sinovac dari tim Satgas COVID-19 Pemerintah Aceh. "Banda Aceh mendapatkan 4.760 dosis vaksin Moderna dan juga 7.500 vaksin Sinovac. Vaksin Moderna tersebut dikhususkan untuk para tenaga kesehatan (nakes) sebagai booster atau vaksinasi dosis ketiga yaitu untuk tenaga kesehatan yang bekerja di tempat pelayanan kesehatan, asisten tenaga kesehatan.," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh Lukman, di Banda Aceh, Sabtu. Lukman mengatakan, selain itu juga untuk petugas penunjang di fasilitas pelayanan kesehatan yang telah melakukan vaksinasi dosis pertama dan kedua Sinovac minimal 3 bulan sebelum nantinya vaksinasi dosis ketiga. Menurut Lukman, tenaga kesehatan sebagai garda terdepan yang berhadapan langsung dengan pasien COVID-19 membutuhkan imunitas yang kuat. Apalagi saat ini ada banyak macam COVID-19 varian baru dengan penularan tinggi. “Untuk pelaksanaan penyuntikannya akan dilaksanakan mulai minggu ke dua bulan Agustus ini," katanya. Sementara untuk vaksin Sinovac, lanjut Lukman, nantinya diperuntukkan bagi masyarakat rentan, remaja yang berusia 12 sampai 17 tahun, warga lansia, ibu hamil, dan masyarakat umum guna mempercepat capaian vaksinasi di Kota Banda Aceh. "Pelaksanaan vaksin untuk masyarakat ini tersedia di 30 fasilitas kesehatan di Banda Aceh mulai dari Puskesmas hingga rumah sakit," ujar Lukman. Dalam kesempatan ini, Lukman juga menegaskan bahwa setiap rumah sakit rujukan COVID-19 dan Puskesmas di Banda Aceh diminta sudah dapat menyiapkan cold chain guna menyimpan vaksin booster sebelum disuntikkan kepada para tenaga kesehatan. (sws)

Studi Double-Blind Ivermectin Mengungkapkan Pasien COVID Lebih Cepat Sembuh, Kurang Menular

Sebuah studi double-blind Israel telah menyimpulkan bahwa Ivermectin, anti-parasit murah yang banyak digunakan sejak 1981, mengurangi durasi dan penularan Covid-19, menurut Jerusalem Post, Rabu (04 Agustus 2021). Penelitian yang dilakukan oleh Prof. Eli Schwartz, pendiri Pusat Pengobatan Perjalanan dan Penyakit Tropis di Pusat Medis Sheba di Tel Hashomer, mengamati sekitar 89 sukarelawan yang memenuhi syarat berusia di atas 18 tahun yang telah dites positif terkena virus corona, dan tinggal di hotel Covid-19 yang dikelola negara. Setelah dibagi menjadi dua kelompok, 50% menerima Ivermectin, dan 50% menerima plasebo. Setiap pasien diberi obat selama tiga hari berturut-turut, satu jam sebelum makan.Sebanyak 83% peserta menunjukkan gejala saat perekrutan. Ada 13,5% pasien memiliki komorbiditas penyakit kardiovaskular, diabetes, penyakit pernapasan kronis, hipertensi atau kanker. Usia rata-rata pasien adalah 35, mulai dari 20 hingga 71 tahun. Pengobatan dihentikan pada hari ketiga, dan pasien dipantau setiap dua hari sesudahnya. Pada hari keenam, 72% dari mereka yang diobati dengan Ivermectin dites negatif untuk virus, vs 50% dari mereka yang menerima plasebo. Sementara itu, hanya 13% pasien ivermectin yang dapat menginfeksi orang lain setelah enam hari dibandingkan dengan 50% dari kelompok plasebo - hampir empat kali lipat. Tiga pasien dalam kelompok plasebo dirawat di rumah sakit karena gejala pernapasan, sementara satu pasien ivermectin dirawat di rumah sakit karena sesak napas pada hari penelitian dimulai - hanya untuk dipulangkan sehari kemudian dan dipulangkan ke hotel dalam kondisi baik. "Studi kami menunjukkan pertama dan terutama bahwa ivermectin memiliki aktivitas antivirus," kata Schwartz, menambahkan. "Ini juga menunjukkan bahwa hampir 100% kemungkinan seseorang tidak akan menularkan dalam empat sampai enam hari, yang dapat menyebabkan memperpendek waktu isolasi untuk orang-orang ini. Ini bisa memiliki dampak ekonomi dan sosial yang besar," lanjutnya. Studi, yang muncul di server pracetak MedRxiv dan belum ditinjau oleh rekan sejawat. Yang mengatakan, Schwartz menunjukkan bahwa penelitian serupa - 'meskipun tidak semuanya dilakukan dengan standar double-blind dan plasebo yang sama dengannya' - juga menunjukkan hasil yang menguntungkan untuk obat tersebut. (mth)