KESEHATAN

MER-C dan BWA Bersinergi dalam Program Wakaf Kapal Dakwah Dokter Care

Jakarta, FNN - Badan Wakaf Al Qur’an (BWA) menyambangi Markas Pusat MER-C di bilangan Senen, Jakarta Pusat. Kunjungan BWA diterima oleh Ketua Presidium MER-C, dr. Sarbini Abdul Murad dan Koordinator MER-C untuk Papua, dr. Zackya Yahya Setiawan, SpOK. Kepala Pengembangan Program BWA, Agus Ni\'amillah menjelaskan, tujuan kunjungan membicarakan sinergi kedua lembaga khususnya dalam program pelayanan kesehatan. “Program yang sedang disinergikan dengan MER-C adalah Program Wakaf Khusus dengan nama project \"Wakaf Kapal Dakwah Dokter Care\". Ini adalah kapal dakwah BWA yang ke-4,” ujar Agus.  “Kita sebut Dokter Care karena selain kapal dakwah, juga berfungsi menjadi fasilitas kesehatan yang bisa meng-cover layanan ke kepulauan-kepulauan terpencil di nusantara. Harapannya ke sana, sehingga bisa sedikit memberikan solusi untuk permasalahan kesehatan saudara-saudara kita yang masih kesulitan menjangkau fasilitas kesehatan,” ucap Agus. Sesuai dengan namanya, yaitu \"Wakaf Kapal Dakwah Dokter Care”, maka BWA menjajaki kerjasama dengan MER-C sebagai lembaga kesehatan yang sudah berpengalaman.  “Kami memandang MER-C tentu sudah memiliki kepercayaan dari umat untuk mengelola kegiatan yang bersifat layanan kesehatan dan kemanusiaan. Harapan kami pengadaan kapal ini bisa lebih bermanfaat karena akan dioperasikan bersama dengan lembaga kesehatan yang sudah terpercaya. MER-C menyediakan layanan dan tenaga medis, BWA menyediakan sarana kapal dan kegiatannya, yang nantinya tidak hanya dalam bidang kesehatan, tapi juga ekonomi, dsb,” jelas Agus. Ia menambahkan saat ini kapal dalam proses modifikasi. “Kita harapkan awal tahun depan bisa beroperasi, sehingga masyarakat bisa segera menikmati layanan kesehatan ini,\" katanya. Koordinator MER-C untuk Papua, dr. Zackya Yahya Setiawan, SpOk menyambut positif rencana kerjasama MER-C dan BWA, khususnya di Papua Barat. Pasalnya, wilayah program MER-C itu terdiri dari kampung-kampung yang tersebar di pulau-pulau, sehingga sangat membutuhkan transportasi berupa kapal. “Karakteristik wilayah di Papua Barat membutuhkan transportasi kapal, karena tidak bisa dijangkau melalui darat, hanya bisa melalui air. BWA memiliki fasilitas kapal, MER-C memiliki SDM (Sumber Daya Manusia) dan pengalaman sekian belas tahun di Papua dan Papua Barat. Ini adalah sebuah peluang yang besar bagi kedua lembaga untuk program jangka panjang yang kita harapkan bisa segera terwujud.” ujar Zackya dalam siaran persnya yang diterima FNN, di Jakarta, Jum\'at, 26 Agustus 2022. Pertemuan antara MER-C dan BWA berlangsung Kamis, 25 Agustus 2022. Mengenai wilayah program, Zackya menjelaskan,  target wilayah yang akan disinergikan dengan BWA adalah seluruh Pulau Salawati dan Kepulauan Misol, di Kabupaten Raja Ampat. \"Ini merupakan wilayah kerja MER-C. Namun, kendala keterbatasan dana sehingga kami hanya bisa sesekali saja ke sana,\" ujar Zackya. BWA menurutnya sangat tepat menjadikan wilayah ini sebagai sasaran program karena populasi muslim di Papua Barat sekitar 90% dan menjadi wilayah dengan populasi terbesar muslim asli Papua.  Zackya berharap, dengan sinergi ini, bisa memperpanjang waktu program dan memperluas jangkauan wilayah program. Program kesehatan tersebut  bersifat swadaya yang membutuhkan dukungan semua pihak. Untuk itu, MER-C dan BWA mengajak masyarakat supaya turut berwakaf dan berdonasi pada aktifitas layanan kesehatan ini. (Anw/FNN).

Wapres: Pemerintah Fokus Turunkan Angka Kasus Stunting di 12 Provinsi

Jakarta, FNN – Wakil Presiden (Wapres) Ma\'ruf Amin mengatakan bahwa pemerintah fokus berusaha menurunkan angka kasus stunting di 12 provinsi prioritas, yang mencakup provinsi dengan prevalensi kasus stunting tinggi dan provinsi dengan banyak balita stunting.\"Fokus percepatan penurunan stunting pada tujuh provinsi dengan prevalensi stunting tertinggi dan lima provinsi dengan jumlah balita stunting terbanyak,\" katanya saat menyampaikan pengantar dalam rapat kerja mengenai percepatan penurunan stunting di 12 provinsi prioritas di Istana Wakil Presiden Jakarta, Kamis.Wakil Presiden mengatakan, provinsi yang angka kasus stuntingnya tinggi meliputi Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB), Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Aceh, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Selatan.Menurut hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2021, prevalensi kasus stunting NTT mencapai 37,8 persen, Sulawesi Barat 33,8 persen, Aceh 33,2 persen, NTB 31,4 persen, Sulawesi Tenggara 30,2 persen, Kalimantan Selatan 30,0 persen, dan Kalimantan Barat 29,8 persen.\"Sedangkan lima provinsi dengan jumlah balita stunting terbanyak adalah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, dan Sumatera Utara,\" kata Wakil Presiden.Menurut data pemerintah jumlah balita dengan stunting di Jawa Barat sebanyak 971.792 anak, Jawa Tengah sebanyak 651.708 anak, Jawa Timur sebanyak 508.618 anak, Sumatera Utara sebanyak 347.437 anak, dan Banten sebanyak 268.158 anak.Wakil Presiden mengatakan, pemerintah menjalankan intervensi dengan sasaran lebih dari 60 persen anak balita di 12 provinsi prioritas tersebut.Guna mempercepat penurunan angka kasus stunting, Presiden Joko Widodo pada 5 Agustus 2021 menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.Peraturan itu mencakup strategi nasional percepatan penurunan stunting, kekurangan gizi kronis yang menyebabkan pertumbuhan anak terganggu sehingga badannya menjadi tengkes, lebih pendek dibandingkan dengan rata-rata anak seusianya.Menurut SSGI 2021 prevalensi angka kasus stunting di Indonesia pada 2021 sebesar 24,4 persen dan pemerintah berusaha menurunkannya menjadi 14 persen pada 2024.\"Artinya kita harus menurunkan stunting sebesar 10,4 persen pada waktu yang tersisa, tentu menjadi tantangan kita bersama,\" kata Wakil Presiden.Pemerintah menjalankan intervensi spesifik dan intervensi sensitif untuk mempercepat penurunan angka kasus stunting. Intervensi spesifik mencakup penanganan penyebab langsung stunting sedangkan intervensi sensitif berhubungan dengan penyebab tidak langsung stunting.Intervensi yang dijalankan untuk menurunkan angka kasus stunting di antaranya peningkatan pelayanan kesehatan dan gizi, pendampingan keluarga, promosi kesehatan lingkungan, peningkatan akses terhadap air bersih, serta edukasi dan penyuluhan bagi remaja putri dan calon pengantin.Rapat kerja mengenai percepatan penurunan stunting di 12 provinsi prioritas dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo, Gubernur Aceh Achmad Marzuki, Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi, Penjabat Gubernur Banten Al Muktabar, dan perwakilan kepala daerah provinsi prioritas. (mth/Antara)

Menaker Ida Fuziyah Bertanggung Jawab Atas Keselamatan Herianto

Oleh Asyari Usman | Jurnalis Senior, Pemerhati Sosial Politik SESIBUK apa pun juga, Menteri Tenaga Kerja Ida Faiziyah tidak pantas mendiamkan mogok makan Herianto yang kini mengancam jiwanya. Dia dilarikan ke rumah sakit karena kondisi yang sangat lemah. Sempat keluar darah ketika BAB. Ini pertanda Herianto dalam keadaan kritis. Dalam kondisi lemah, Herianto masih bisa memperhatikan gerak mobil dinas Bu Menteri. Menurut pekerja korban cacat permanen di tempat kerja tanpa keadilan itu, dia melihat mobil Bu Menteri keluar dari kantor Kemenaker pada waktu sore di hari ke-4 dia mogok makan. Herianto ingin ditemui langsung oleh Ida Fauziyah. Tetapi, hingga hari ini belum juga disambangi. Masih pantaskah “sangat sibuk” untuk dijadikan alasan? Kayaknya itu keterlaluan. Bu Menteri tak punya hati. Tak punya empati. Herianto dalam kondisi kritis. Tidak salah kalau disebut bahwa Menaker bertanggung jawab penuh atas keselamatan pekerja asal Ciamis, Jawa Barat, itu. Sebab, Herianto jelas melancarkan aksi protes ke kantor Kemenaker. Dan siapa lagi kalau bukan Menaker Ida Fauziyah yang harus merespon tuntutan keadilan dari Herianto. Pria 46 tahun ini adalah mantan pekerja PT Bumi Hutani Lestari. Herianto mengalami kecelakaan ketika berada di tempat dan jam kerja. Dia meminta agar Kemenaker menghukum perusahaan ini. Pada 2015, kata Herianto, perusahaan melakukan pelanggaran terhadap hak-haknya sebagai pekerja. Kemudian, sejak 2017 dia melakukan upaya prosedural untuk menuntut keadilan tetapi selalu gagal. Herianto tak menyerah. Pada 25 Juli dia melancarkan mogok makan di depan Kemenaker. Tetapi Bu Menteri tak menghiraukannya. Memang ada utusan dari Kemenaker yang mendatangi Herianto namun bagi pria yang beprinsip keras ini upaya ini hanya basa-basi. Kita tidak tahu apa yang di dalam benak Menaker Ida Fauziyah. Tapi, kita bisa pastikan bahwa tidak ada lagi alasan “sangat sibuk”. Nyawa Herianto terancam. Seharusnya Bu Menteri menunjukkan kepekaan terhadap kondisi Herianto. Dan kepekaan terhadap tuntutan mulia yang tidak hanya untuk kepentingan dirinya sendiri melainkan juga untuk kepentingan kaum pekerja pada umumnya. Ida Fauziyah harus melihat perjuangan Herianto ini adalah perjuangan untuk rakyat, khususnya kalangan pekerja kasar yang selalu dilecehkan oleh kalangan korporasi besar. Bu Menteri wajib berterima kasih kepada Herianto. Dia mengambil segala risiko demi keadilan untuk semua pekerja yang rentan mengalami kecelakaan kerja. Menaker hadir untuk melindungi pekerja, bukan untuk melindungi perusahaan. Tetapi, rakyat bisa paham kalau sekarang ini pemerintah lebih sibuk melindungi korporasi. Politik pemerintah, termasuk Presiden Jokowi, sejak awal memang politik pro-korporasi. Di level tinggi, Presiden Jokowi lebih sibuk melayani oligarki bisnis ketimbang melayani rakyat. Tak heran, kalau di level korporasi kemudian kalangan perusahaan menengah-besar bertindak sewenang-wenang terhadap pekerja mereka. Herianto adalah salah satu korban kesewenangan itu. Mereka merasa kebal hukum. Merasa bisa sesuka hati.[]

Hari Kelima Herianto Mogok Makan Akhirnya Tumbang dan Dilarikan ke Rumah Sakit

Jakarta, FNN - Herianto yang melakukan aksi mogok makan di depan Gedung Kemenaker Jakarta, di hari yang kelima kondisinya kritis, ia tumbang sehingga harus dilarikan ke Rumah Sakit terdekat. Menurut saksi mata, bernama Ado, ia melihat Herianto pucat, terlihat lemas dan terus menerus memegang perut karena kesakitan, lalu lunglai dan tumbang. Karena melihat kondisi tersebut tadi malam di hari ke lima  Herianto dilarikan ke RSUD Mampang Prapatan Jakarra Selatan. \"Saya lihat kondisinya lemah, lalu diangkat dan dilarikan  ke rumah sakit,\" kata Ado. Diketahui Herianto melakukan aksi mogok makan sejak 25 Juli lalu di Kemenaker untuk menuntut haknya karena cacat permanen akibat kecelakaan kerja, juga meminta Menaker menindak tegas PT.Bumi Hutani Lestari (BHL). (sws)

Hari Keempat Aksi Mogok Makan Herianto: Kondisi Makin Kritis

Jakarta, FNN - Herianto pria 46 tahun kelahiran Ciamis, Jawa Barat, hingga hari ke empat masih bertahan di depan kantor Kemnaker menggelar aksi mogok makan. Kondisi kesehatannya semakin menurun. \"Saya alami pusing dan sakit perut dan keluar darah pas saya buang air tapi saya tidak ingin terlihat lemah apalagi di hadapan orang-orang kemnaker,\" kata Herianto. Sejak Senin 25 Juli 2022 hari pertama Herianto menggelar aksi mogok makan, M.Ridwansyah & M.Thoriq,  perwakilan dari Front Millenial Jabodetabek telah mencoba berinteraksi dan akan mengawal perjuangan Herianto sampai tuntutan dan hak-haknya terpenuhi. Di hari ke empat ini Front Millenial Jabodetabek (FMJ) kembali menemui Herianto sebagai bentuk solidaritas dan pengawalan terhadap kasusnya.  \"Kami dari mahasiswa menyatakan ini adalah bentuk tamparan keras kepada lembaga terkait bahwa sampai hari ini masih banyak kasus-kasus pelanggaran terhadap para pekerja dan salah satunya yang dialami Herianto sejak 2015 lalu,\" kata Ridwansyah. Ridwansyah menyimpulkan dari cerita Herianto memilih sikap melakukan aksi mogok makan di depan kantor Kemnaker merupakan upaya terakhir yang ia tekadkan. Sebab sejak 2017 sudah banyak upaya yang dilakukan diantaranya secara prosedural, namun tidak sama sekali mendapatkan titik terang atas tuntutannya. Menurut Herianto sejak hari pertama sudah beberapa kali ada pihak perwakilan dari Kemnaker yang menemui Herianto. \"Tadi juga ada yang ke sini lagi bilangnya dari Direktorat pemeriksaan meminta saya untuk masuk kedalam dengan embel-embel mau di urus, tapi saya inginnya ibu menteri yang menemui saya disini, saya sudah 4 hari kok seakan tidak dilihat,\" kata Herianto. \"Juga tadi ada anak magang yang disuruh anter makanan ke saya, sejak kemarin juga tidak pernah saya terima, saya tidak bercanda untuk mogok makan,\" katanya. \"Saya melihat tadi sore mobil ibu menteri keluar dari kantor tapi nemuin saya juga ngga,\" kata Herianto. Front Millenial Jabodetabek (FMJ) melihat upaya interaksi pihak-pihak Kemnaker kepada Herianto hanya untuk melemahkan semangat dan mencoba melakukan provokasi dengan cara berkali-kali memberikan makanan padahal jelas-jelas Herianto melakukan aksi mogok makan. Adapun tuntutan Herianto dengan harapan dipenuhi seluruhnya, kami FMJ mendukung tuntutan tersebut yaitu: 1. Kemenaker harus memberikan sanksi tegas kepada PT BUMI HUTANI LESTARI, Atas tindakan sewenang-weanang dan melawan Hukum yang dilakukan kepada Herianto  dan Pekerja lainnya. 2.  Perusahaan harus bertanggungjawab untuk memberikan hak kepada Herianto sebagai Pekerja diantaranya adalah Upah dan jaminan Kecelakaan Kerja DLL. 3. Mendesak Kemenaker untuk mewujudkan keadilan dan memberikan perlindungan hukum kepada para Pekerja yang memiliki nasib yang sama. (sws)

IDI Sambut Baik Rencana "Booster" Kedua untuk Nakes

Jakarta, FNN - Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) menyambut baik rencana Pemerintah untuk memberikan vaksinasi COVID-19 dosis booster kedua bagi sumber daya manusia (SDM) kesehatan.\"IDI menyambut baik booster kedua vaksinasi COVID-19 untuk tenaga kesehatan ini. Vaksinasi terbukti telah menyelamatkan banyak nyawa, mengurangi tekanan pada fasilitas Kesehatan dan memungkinkan kita belajar hidup dengan virus,\" ujar Ketua Umum PB IDI dr M. Adib Khumaidi, SpOT dalam keterangannya diterima di Jakarta, Jumat.Hal ini dikarenakan Sumber Daya Manusia (SDM) kesehatan merupakan kelompok yang memiliki risiko tinggi terpapar COVID-19, selain juga mempertimbangkan semakin banyaknya jumlah tenaga kesehatan yang terinfeksi COVID-19Adib menambahkan bahwa tujuan utama vaksinasi ini untuk melindungi dari tingkat rawat inap di Rumah Sakit, keparahan, dan kematian.\"Oleh karena itu, dosis booster diperlukan karena imunitas terhadap COVID-19 mulai menurun setelah enam bulan keatas dari vaksinasi terakhir. Selain itu, varian baru juga memiliki sifat yang jauh lebih menular,\" jelas Adib.IDI juga meminta pemerintah tetap mendorong vaksinasi booster atau dosis ketiga bagi masyarakat agar kekebalan komunitas tercapai.\"Namun meski telah divaksinasi baik booster ataupun bukan, seluruh tenaga Kesehatan harus tetap melaksanakan protokol Kesehatan ketat dengan menggunakan Alat pelindung Diri (APD) saat pelayanan Kesehatan, dan juga protokol Kesehatan umum saat sedang tidak pelayanan,” kata Adib.Sekjen PB IDI dr Ulul Albab, SpOG juga menyampaikan bahwa vaksinasi booster ni adalah misi nasional.\"Vaksin adalah cara terbaik untuk melindungi diri Anda dan orang yang Anda cintai dan kami mendorong semua orang untuk mendapatkan vaksinasi sesegera mungkin,\" kata dia.Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian penyakit Kementerian Kesehatan RI telah mengeluarkan Surat Edaran No HK 02.02/C/ 3615 /2022 Tentang Vaksinasi Covid-19 Dosis Booster Ke-2 Bagi Sumber Daya Manusia Kesehatan.Vaksinasi Booster Kedua untuk tenaga kesehatan akan dilakukan mulai Jumat, 29 Juli 2022 di semua fasilitas Kesehatan di Indonesia. Sementara vaksinasi booster untuk masyarakat dapat diakses selain melalui fasilitas Kesehatan (puskesmas), juga melalui sentra vaksinasi yang dibuka oleh Pemerintah Daerah setempat. (mth/Antara)

BA.5, Varian Penyebab Infeksi COVID-19 Berulang

London, FNN - Varian BA.5 dari keluarga Omicron adalah varian terkini virus corona yang memicu gelombang baru COVID-19 di seluruh dunia.Menurut laporan terbaru Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), varian itu berada di balik 52 persen kasus pada akhir Juni, naik dari 37 persen dalam sepekan.Di Amerika Serikat, varian ini diperkirakan menjadi penyebab sekitar 65 persen kasus COVID-19.Angka Kasus MeningkatBA.5 bukan varian baru. Pertama kali ditemukan pada Januari, varian itu telah dipantau oleh WHO sejak April.BA.5 adalah saudara dari Omicron, varian yang mendominasi dunia sejak akhir 2021, dan pemicu lonjakan kasus di banyak negara, termasuk Afrika Selatan tempat varian itu pertama ditemukan, Inggris, dan Australia.Kasus-kasus infeksi virus corona di seluruh dunia kini meningkat selama empat pekan berturut-turut, menurut data WHO.Kenapa Cepat Menyebar?Seperti saudara dekatnya, BA.4, BA.5 memiliki kemampuan yang baik untuk menghindari perlindungan imun yang diperoleh dari vaksinasi atau infeksi sebelumnya.Dengan kemampuan itu, \"BA.5 memiliki kelebihan dalam penyebaran dibandingkan dengan turunan-turunan Omicron yang beredar,\" kata Maria Van Kerkhove, kepala tim teknis bidang COVID-19 di WHO dalam jumpa pers, Selasa.Bagi kebanyakan orang, hal itu berarti varian itu mampu menginfeksi ulang seseorang, meskipun orang tersebut baru saja sembuh dari COVID-19.Van Kerkhove mengatakan WHO sedang mendalami laporan kasus-kasus infeksi berulang.\"Kami punya cukup bukti bahwa orang-orang yang pernah terkena Omicron terinfeksi lagi dengan BA.5. Tak ada keraguan tentang hal itu,\" kata Gregory Poland, pakar virologi dan peneliti vaksin di Mayo Clinic di Rochester, Minnesota.Jika BA.5 menjadi varian yang umum ditemukan sekarang, hal itu semata-mata karena banyak orang pernah terinfeksi Omicron, menurut para peneliti.Tidak Lebih ParahMeski peningkatan kasus telah menyebabkan lebih banyak orang yang dirawat di sejumlah negara, angka kematian tidak bertambah secara drastis.Hal itu sebagian besar disebabkan oleh vaksin, yang tetap melindungi penerimanya dari penyakit parah dan kematian akibat COVID-19.Para produsen dan regulator juga berusaha mengembangkan vaksin yang langsung menyasar varian-varian baru Omicron.Belum ada bukti bahwa BA.5 lebih berbahaya daripada varian Omicron lainnya, kata Van Kerkhove, meskipun lonjakan kasus dapat membebani layanan kesehatan dan membawa risiko \"long COVID\" kepada lebih banyak orang.WHO dan para ahli lainnya juga mengatakan bahwa pandemi saat ini, yang berkepanjangan akibat ketidaksetaraan vaksin dan keinginan banyak negara untuk \"hidup bersama COVID\", hanya akan menciptakan lebih banyak varian baru yang sulit diprediksi.Para ilmuwan kini sedang mencermati BA.2.75, yang pertama kali terdeteksi di India. Varian itu memiliki sejumlah besar mutasi dan menyebar dengan cepat.WHO mengatakan pada Selasa bahwa pandemi COVID-19 masih menjadi darurat kesehatan global, dan negara-negara harus mempertimbangkan aturan kesehatan publik seperti memakai masker dan menjaga jarak ketika kasus melonjak, selain vaksinasi.\"Apa yang secara fundamental tidak dipahami masyarakat adalah bahwa ketika ada penularan yang tinggi di komunitas, (virus) ini akan bermutasi,\" kata Poland. \"Tak ada yang tahu apa yang terjadi berikutnya. Kita sedang bermain api.\" (Sof/ANTARA/Reuters)

Jokowi Kembali Minta Masyarakat Pakai Masker di Luar Ruangan

Jakarta, FNN – Pertengahan bulan Mei lalu Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan kebijakan pelonggaran penggunaan masker di luar ruangan.  Namun, untuk menyikapi pandemi covid-19, Jokowi kembali meminta masyarakat memakai masker, baik di dalam maupun di luar ruangan. Hal ini dikatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di akun YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (10/7/22). “Saya juga ingin mengingatkan kepada kita semuanya bahwa Covid-19 masih ada. Oleh sebab itu, baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan, memakai masker adalah masih sebuah keharusan,\" kata Jokowi  Wartawan senior FNN Hersubeno Arief dalam kanal YouTube Off The Record FNN, Senin (11/7/22) mengomentari bahwa ini seperti ada pakem bahwa menafsirkan pernyataan pak Jokowi itu harus terbalik, jadi kalo pak Jokowi meminta untuk melepas masker berarti itu tetap memakai masker. Selain itu kepada Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Pemda), Jokowi meminta untuk terus memperkuat pengawasan, salah satunya mengawasi interaksi masyarakatnya. Tidak hanya itu, Presiden Jokowi juga menekankan, bahwa vaksinasi booster harus segera dilakukan. \"Karena emang faktanya Covid-19 itu masih ada, utamanya yang varian BA.4 dan BA.5 di semua negara. Alhamdulillah kita masih berada pada angka-angka yang masih terkendali, negara-negara lain ada yang masih di atas 100 ribu kasus hariannya,\" katanya. “Jadi ambilah langkah yang bijak, sejak awal saya sudah mengingatkan jangan buka masker terlebih dahulu, karena covid-19 masih belum menentu, dan kita tau kebijakan di Indonesia itukan diambil kadang-kadang itu ‘tiba masa tiba akal’,” ujar Hersubeno. (Lia)

WHO Catat 3.200 Lebih Kasus Cacar Monyet Secara Global

Bengaluru, FNN - Lebih dari 3.200 kasus yang terkonfirmasi cacar monyet dan satu kematian dilaporkan ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai bagian dari wabah saat ini.Menurut Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, diperlukan pengawasan intensif di kalangan masyarakat yang lebih luas, sementara kasus di negara-negara non endemik masih didominasi oleh laki-laki yang berhubungan seks sesama jenis.\"Penularan dari orang ke orang sedang berlangsung dan kemungkinan diremehkan,\" kata Tedros pada pertemuan Komite Darurat Peraturan Kesehatan Internasional (2005), Kamis (23/6).Pertemuan para ahli itu diselenggarakan oleh WHO untuk memutuskan apakah akan menyatakan cacar monyet sebagai darurat kesehatan global.Sebuah \"darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional\" adalah tingkat kewaspadaan tertinggi di WHO.Sebanyak 48 negara telah melaporkan kasus cacar monyet sejak Mei dalam wabah saat ini.Ada hampir 1.500 kasus yang diduga cacar monyet tahun ini di Afrika Tengah dan 70 kematian, kata Tedros.Tedros meminta negara-negara anggota untuk berbagi informasi tentang virus tersebut karena akan membantu WHO dalam mendukung upaya membendung penularan. (mth/Antara)

Menkes: Taman Sari Yogyakarta Manifestasi Sistem Kesehatan Global

Yogyakarta, FNN - Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan eks taman kerajaan yang dipugar menjadi Istana Air Taman Sari Yogyakarta merupakan manifestasi sistem kesehatan global.\"Sejarah dan filosofi Taman Sari menginspirasi kami, para pemimpin kesehatan global, untuk membangun sistem kesehatan global yang tangguh pada saat masa krisis dan siaga dalam masa normal,\" kata Budi Gunadi Sadikin saat membuka agenda The 1st Health Ministers Meeting (HMM) di Hotel Marriot Yogyakarta, Senin.Budi mengatakan bahwa tidak jauh dari tempat pertemuan tersebut, terdapat Istana Air Taman Sari yang berada di lingkungan keraton. Eks taman kerajaan yang sudah ada sejak abad ke-18 itu, awalnya dibangun sebagai taman kompleks untuk Sultan bekerja, bermeditasi, dan beristirahat.\"Taman Sari juga berfungsi sebagai benteng bagi keluarga kerajaan untuk bersembunyi, mengasingkan diri, dan untuk membela diri selama masa krisis,\" katanya.Menkes Budi mengatakan sejarah Taman Sari menjadi inspirasi dalam pembentukan sistem kesehatan global.Pertemuan menteri kesehatan negara anggota G20 dihelat di Yogyakarta, Senin, dengan agenda pembahasan \"Penguatan Arsitektur Kesehatan Global\".Taman Sari dibangun pada waktu sebelum pandemi COVID-19. Tidak hanya berfungsi sebagai ruang publik yang representatif untuk diakses sehari-hari, tetapi juga untuk mengantisipasi krisis di masa depan.“Saat kita menantikan dunia di mana pandemi telah mereda, kita harus memanfaatkannya untuk membangun sistem kesehatan global yang lebih tangguh, tidak hanya untuk hari ini tetapi juga untuk tantangan hari esok. Sebaiknya siapkan payung sebelum hujan,” katanya.Negara-negara anggota G20, kata Budi, telah membuat langkah besar untuk memperkuat arsitektur kesehatan global, untuk lebih mempersiapkan diri menghadapi ancaman kesehatan di masa depan.\"Tahun ini telah dibahas tiga agenda kesehatan global dengan lima topik pembahasan,\" katanya.Tiga agenda yang dimaksud di antaranya memperkuat ketahanan sistem kesehatan global, dengan target capaian ketersediaan sumber daya keuangan untuk pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons pandemi.Ketahanan sistem kesehatan juga diwujudkan melalui akses ke tindakan medis darurat, membangun jaringan global pengawasan genomik, laboratorium dan memperkuat mekanisme berbagi data informasi virus yang terpercaya.Agenda kedua adalah menyelaraskan standar protokol kesehatan global melalui kesepakatan sertifikat vaksin yang diakui bersama di titik masuk setiap negara.Agenda terakhir adalah memperluas pusat manufaktur dan penelitian global untuk pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons pandemi.Agenda tersebut mengangkat topik pengembangan teknologi vaksin mRNA, perluasan manufaktur global dan pusat penelitian untuk pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons pandemi.Hingga saat ini telah terselenggara dua pertemuan kelompok kerja kesehatan yang membahas Penyelarasan Standar Protokol Kesehatan Global dan Memperkuat Ketahanan Sistem Kesehatan Global.Selanjutnya pada Agustus 2022 akan dilaksanakan kelompok kerja kesehatan untuk membahas Perluasan Manufaktur Global dan Pusat Penelitian, Pencegahan, Kesiapsiagaan, dan Respons untuk Pandemi. (mth/Antara)