EDITORIAL
Ganjar Calon Presiden yang Paling Lemah
Oleh M Rizal Fadillah - Pemerhati Politik dan Kebangsaan JIKA Calon Presiden hanya tiga yaitu Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan, maka yang terlemah dari ketiganya adalah Ganjar Pranowo. Gubernur Jawa Tengah yang diajukan oleh PDIP ini dinilai tidak memiliki reputasi yang bagus baik dari sisi prestasi maupun karakter. Ia lebih dominan bermain di ayunan pencitraan ketimbang karya nyata. Ganjar Pranowo diposisikan sebagai kelanjutan dari kepemimpinan Jokowi sehingga penilaian keserupaan menjadi konsekuensinya. Wajah Ganjar Pranowo ada pada raut muka kepemimpian Jokowi. Apa yang terjadi pada pemerintahan Jokowi itulah prediksi model pemerintahan Ganjar Pranowo andai menjadi Presiden. Bermasa depan tidak cerah. Rezim Jokowi itu mengesalkan dan menyesakkan. Kadang juga memuakkan. Rakyat dipaksa harus sering mengelus dada. Ini akibat Jokowi menjalankan roda pemerintahan seenaknya dengan program kerja yang tidak jelas. Berujung pada hutang. Ketergantungan kepada oligarki dan luar negeri yang melekat dengan kebijakannya sebagai kepala pemerintahan. Penerus yang digadang-gadang adalah Ganjar Pranowo. Apa yang diharapkan dari figur penerus untuk suatu keburukan dan kegagalan? Pada Ganjar melekat tuntutan agar diusut dugaan korupsi E-KTP, hobi nonton film porno menjadi tampilan buruk dari sisi moral, dana BAZ yang digunakan untuk perumahan kader, menyakiti warga Wadas, serta tarian jalanan yang kurang pantas dilakukan oleh seorang pejabat publik. Jokowi dikenal berangkat dari gorong-gorong sedangkan Ganjar Pranowo harus digotong. Gotong royong antara Jokowi dan Ganjar potensial beraroma kebohongan, kepalsuan, dan kecurangan. Jika Pemilu 2024 menjadi ajang pertarungan hidup dan mati bagi keduanya, maka yang mungkin akan berbunyi adalah lonceng kematian. Dalam menggotong Ganjar yang memang sulit untuk dirias cantik Jokowi terpaksa harus pasang badan. Tentu dalam tekanan Megawati yang telah sukses merebut dan mengambil alih pengusungan Ganjar. Jokowi sudah membuang rasa malu dan harus nekad melabrak berbagai aturan demi dukungan tersebut. Fasilitas negara pun dipakai untuk kepentingan yang bukan agenda kenegaraan. Mengumpulkan Ketum Parpol Koalisi untuk mengarahkan Capres Cawapres Pemilu 2024 di Istana Negara adalah penyalahgunaan kekuasaan. Istana Negara dijadikan Posko Pemenangan Capres. Ironi sekali Presiden aktif menjadi Ketua Timses untuk mendukung Gubernur aktif menjadi Capres. Cawe-cawe namanya. Hanya di Indonesia hal demikian terjadi dan hanya Presiden Jokowi di Indonesia yang melakukan perbuatan tercela seperti ini. Sebelumnya pesawat Kepresiden berbahan bakar uang rakyat digunakan untuk menghadiri deklarasi pencapresan Ganjar oleh PDIP. Pulang dari Istana Batutulis ke Solo pesawat Kepresidenan itu ditumpangi oleh Presiden dan Ganjar Pranowo yang baru dideklarasikan tersebut. Deklarasi bukan acara resmi kenegaraan, semestinya tidak boleh menggunakan pesawat Kepresidenan. Jokowi datang dan pulang bukan dalam kapasitas Presiden tetapi sebagai kader atau petugas partai. Ganjar Pranowo Calon Presiden terlemah karenanya mesti ditopang baik oleh Istana maupun oligarki. Akhirnya harus berhadapan dengan kepentingan rakyat, kepentingan perubahan. Penyegaran dan pembaharuan. Ganjar Pranowo sebagai kandidat terlemah di samping sulit terpilih juga diduga akan menjadi masalah bila terpilih. Musibah bangsa yang berkelanjutan. Bandung, 6 Mei 2023
Mainan Dor-doran Lagi
Oleh M Rizal Fadillah - Pemerhati Politik dan Kebangsaan SAYANG pelaku penembakan itu tewas atau ditewaskan sehingga tidak dapat diusut motif melakukan penembakan di Kantor MUI Pusat. Apapun motif tetapi kasus ini adalah sebuah teror. Bukan semata si pelaku yang menjadi teroris tetapi disain yang memanfaatkan pelaku itulah teroris sebenarnya. Tewasnya pelaku hanya membenarkan \"cut off\" dari jalinan. Seperti biasa kasus-kasus seperti ini tidak pernah tuntas. Targetnya citra sesaat. Jika tidak tewas maka pelaku mengidap gangguan jiwa. Atau kalaupun tertangkap dan sehat maka tidak dapat diikuti kelanjutannya. Kasus nenguap dan dilupakan. Tidak ada yang merasa berkepentingan atau peduli dengan pelaku dan jaringannya. Karenanya kasus dor-doran seperti ini hanya \"sekilas berita\" atau \"lintasan peristiwa\" yang ramai sesaat. Ribut tuntut agar dilakukan pengusutan, tapi semua serba sulit karena pelaku tewas atau sakit jiwa. Lumayan seminggu dua minggu menutup kasus atau peristiwa lain. Penembakan Kantor MUI saat ini ditujukan agar ulama atau \"markas besar umat Islam\" menjadi obyek gonjang-ganjing. Dikesankan ada pihak yang \"dendam\" atau \"benci\" pada MUI. Warning yang sekaligus tantangan. Keduanya bagi umat Islam tentu siap dihadapi \"ente jual gue beli\". Umat Islam kuat dan siap jika menghadapi lawan yang jelas dan berani berhadap-hadapan. Tapi umat Islam menyadari bahwa kasus seperti ini hanya main-mainan yang tidak berpengaruh signifikan. Sekedar mainan dor-doran. Korban tewas pun satu yaitu pelaku itu sendiri yang memang ditumbalkan. Memang kasihan dia. Di kalangan masyarakat khususnya umat Islam sendiri apabila muncul kasus seperti ini menyikapi beragam, yaitu : Pertama, langsung berseru \"PKI..! \" karena serangan kepada agama khususnys Islam dalam kesejarahannya dilakukan oleh PKI yang memang anti agama. PKI gaya baru kini terus berkeliaran. Kedua, ini kerjaan intelijen baik dalam atau luar negeri. Hanya yang memiliki kemampuan untuk datang dan pergi dengan cepat tanpa jejak adalah pekerjaan di ruang ini. Hukum tidak mampu menyentuh atau menindaklanjuti. Ketiga, memang asli perbuatan sendiri karena berbagai motif termasuk iming-iming atau mungkin salah pandang mengenai obyek. Aspek ketiga ini berdasarkan sikap kesal, benci atau dendam pribadi. Hal ini menjadi kemungkinan yang terkecil. Penembakan di MUI tidak masuk akal karenanya diduga dilakukan oleh pihak yang mengabaikan atau memainkan akal. Tepatnya akal-akalan alias rekayasa. Hikmah dari \"serangan\" kepada MUI itu ialah menjadi momen bagi umat Islam untuk lebih intens melakukan konsolidasi. Rapikan shaf perjuangan bersama. Orang-orang zalim dan kafir selalu berusaha untuk mengganggu agama. Bersikeras ingin memadamkan cahaya Allah. \"Mereka ingin memadamkan cahaya Allah dengan tipu daya mereka, tetapi Allah menyempurnakan cahaya-Nya, meskipun orang-orang kafir benci\" (QS Ash Shaff 8). (*)
Judi Politik Sandiaga Uno
Oleh M Rizal Fadillah - Pemerhati Politik dan Kebangsaan PUBLIK awal menduga kepindahan Sandiaga Uno dari Gerindra ke PPP adalah disain internal Partai Gerindra, akan tetapi kemudian diketahui dan terbukti tidak. Tampaknya Sandi sendiri secara pribadi yang berinisiatif. Tentu setelah lobi-lobi dengan petinggi PPP. Tawarannya entah Ketum PPP atau Cawapres dari PPP. Yang jelas Sandi sedang berjudi. Kekecewaan petinggi Partai Gerindra mudah terbaca dari komentar mengenai jasa partai yang telah membesarkan Sandi sejak Wagub DKI, Cawapres Prabowo hingga rekomendasi Menteri. Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto meminta agar Sandiaga Uno mempertimbangkan kembali rencana kepindahannya. Menurut Sekjen Partai Gerindra Muzani pesan Prabowo yang dititipkan padanya adalah agar Sandi sabar dalam berjuang, tetap konsisten dan menjaga kebersamaan. Pesan itu rupanya kalah cepat dengan Sandi yang telah lebih dulu melompat. Dengan cepatnya PPP mendukung Ganjar sebagai Capres menunjukkan Sandi yang sudah masuk PPP akan ditawarkan sebagai Cawapres Ganjar Pranowo. Ini mungkin kalkulasi dirinya hingga ia bersemangat kuat untuk berpindah ke Partai berlambang Ka\'bah tersebut. Persoalan muncul ketika ternyata PPP tidak solid. Penolakan dari Gerakan Pemuda Ka\'bah Al Quds Purworejo atas sikap DPP PPP yang mendukung Ganjar adalah awal dari riak. Adanya pihak yang mempertanyakan keabsahan usungan DPP pimpinan Plt Ketum Mardiono menjadi riak lain. Konon akan ada gerakan-gerakan perlawanan dari berbagai daerah. Jika PPP hangat bahkan panas dalam menyikapi dukungan kepada Capres Ganjar Pranowo maka PDIP dipastikan akan mempertimbangkan efektivitas keberadaan PPP dalam koalisi. Dan hal ini tentu berpengaruh pada posisi Sandiaga Uno. Ketika dadu Sandi tidak bergulir ke arah keberuntungan, maka bandar tidak akan memilih Sandiaga Uno untuk Cawapres Ganjar. Habil Mar\'ati mantan Bendum PPP dan Ketua Forum Membangun (FKM) PPP menyatakan beberapa senior PPP kemungkinan akan melakukan gugatan ke PTUN terhadap Plt Ketum Mardiono sehubungan turunnya surat Kemenhukham 6 April 2023 yang \"men-status quo-kan\" DPP PPP. Kondisi ini akan menambah gonjang-ganjing internal PPP. Prediksi kuat adalah bahwa aspirasi kader grass root PPP untuk Capres bukanlah kepada Ganjar Pranowo tetapi Anies Baswedan. Posisi Sandiaga Uno semakin tidak pasti, apalagi jika Plt Mardiono tidak kokoh sebagai personal yang memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan formal pengusungan Capres ke KPU kelak. PDIP sendiri memiliki kapasitas secara mandiri untuk berhak mengajukan Capres Cawapres. Karenanya PDIP tentu tidak akan mengambil risiko pencitraan buruk akibat gonjang ganjing PPP. Di sisi lain jikapun Sandi ternyata mampu berpasangan dengan Ganjar, maka pendukung Sandi dahulu saat bersama Prabowo sudah berlompatan pula. Terhitung sejak ia bergabung dengan kabinet Jokowi. Jadi Sandi sebenarnya sudah tidak memiliki \"pengikut\" selain yang kini terlokalisasi di partainya yang baru, PPP. Sandiaga Uno itu sebenarnya menjadi tidak berdaya guna. Tercitrakan sebagai figur yang mencla-mencle, terbuai php atau anak muda yang haus kekuasaan. Andaipun lompatan Uno berhasil merebut Ketum PPP, maka secara tidak langsung ia telah merusak dan mengubah PPP dari Partai para ulama menjadi Partai milik pengusaha. PPP adalah Partai umat yang telah terjual atau tergadaikan. Ka\'bah tidak lagi menjadi simbol dari spiritualitas dan kesakralan tetapi simbol perdagangan. Bahkan perjudian. Moga tidak terjadi. Bandung, 28 April 2023
Prabowo Keluarlah dari Zona Nyaman
Oleh Sutoyo Abadi - Koordinator Kajian Politik Merah Putih JIKA orang yakin bahwa ia dilahirkan untuk melaksanakan sesuatu yang tampaknya mustahil, maka hampir dapat dipastikan ia sanggup melaksanakan dan mengatasi seberat apapun masalah yang harus dihadapi Jangan bimbang menghadapi segala penderitaan, karena makin dekat tercapainya cita-cita, makin banyak penderitaan yang kita alami. Terbiasa menerima kekalahan bukanlah aib. Justru pada satu titik tertentu sosok manusia otentik lahir dari kemampuan antitesa yang dibangun dari konstruksi jatuh bangun, situasi keterbuangan, terjepit dan nyaris mati. Kemudian mampu mengakumulasi energi perlawanan yang memungkinkannya reborn dengan kekuatan pendobrak yang berlipat Semoga ke tiga paragraf di atas bisa melayang di udara maya dan ada kesempatan turun di hape dua tokoh kita Bung Prabowo dsn Bung Anies Baswedan. Entah apa respons resonansinya, semoga itulah yang sedang tuan tuan cari dalam mimpi mimpinya Saat ini moncong senapan kapitalis mengarah lurus ke arah Anies Baswedan dan Prabowo Subianto, untuk di lumpuhkan, dibuang dan dilenyapkan. Muncul dan lahirnya Bung Ganjar Pranowo, apakah dia adalah Capres yang ideal , jelas tidak oleh masyakarat bahkan stigma yang sudah menimpa tidak lebih hanya calon boneka kapitalis yang lebih buruk dari sebelumnya. Lantas untuk apa dibaiat jadi Capres, bisa jadi akan mengalami nasib sama akan dilumpuhkan, ketika ahirnya muncul calon tunggal dan di tolak KPU. Lahirlah pemimpin sungsang akan memperpanjang masa jabatannya. Itu mustahil akan terjadi. Tidak ada kata mustahil dalam bayang-bayang politik durjana yang hanya mengejar nafsu untuk berkuasa. Jebakan maut JW adalah kolaborasi dengan LBP atas remote oligarki memang kejam, indikasi kuat dibawah kendali Beijing Tuan Xi Jinping, jangan dilawan dengan sopan santun dan kompromi. Politik santun dan kompromi Prabowo sudah lama dalam tebakan pakar politik, tidak waspada akan kehilangan kekuatan \"bargaining position nya atau akan kehilangan daya tawarnya\" Ketika itu akan ditelikung menjadi lamp duck. Keluar - keluarlah dari zona aman yang berbahaya. Berbeda dengan Anies Baswedan terus jalan dalan kawalan keyakinan dan istiqomahnya dan percaya \"sesungguhnya Allah SWT bersama kita\" , tanpa peduli cacian, hinaan, cemooh kebencian yang menimpanya. Kedua capres tersebut pasti menyadari bahwa menghadapi rezim kapitalis dan liberalis mengarah ke tirani \"sesungguhnya tidak boleh ada kompromi dan negosiasi\" apapun alasannya. Tiba saatnya Prabowo harus bangkit kemandirian politiknya jangan terus masuk di zona aman bergabung dengan rezim yang membahayakan dirinya. JW bukan ahli strategi dan pakar politik dan bukan ahli merancang masa depan apalagi bertipe seorang negarawan. Tidak lebih hanya menjalankan tugas dari kekuatan politik yang lebih besar dari luar dirinya Prabowo Subianto dan Aneis Baswedan sesungguhnya lebih memiliki hubungan nurani dan psikologi yang lebih utuh dan murni dalam bingkai cita cita yang sama menyelamatkan Indonesia. Bersatulah persoalan teknis, harga diri dan gengsi politik bisa di kompromikan demi kepentingan negara yang lebih besar. Sementara abaikan para penonton yang hanya menyanjung ketika sedang gembira dan mencaci-maki ketika benci, sebagai penggembira . Prabowo harus segera keluar dari zona aman, jangan ragu dan khawatir atas serangan dan gangguan mereka. Pastilah beliau lebih paham sebagai seorang jendral tentang psikologis perang dan cara mengatasinya. Anies Baswedan relatif stabil dengan strategi alamiah sebagaimana pertahanan politiknya. Dengan ketenangan akan lebih menguasai keadaan dan muntahan politik keributan saat ini bisa jadi akan menjadi buah segar kekuatan politiknya. Kita semua harus yakin dan siap bertindak bukan hanya menyandarkan taqdir, karena taqdir hanya Tuhan yang mengetahui dan menjauhi kejumudan berpikir karena jiwa penakut dan pengecut Manusia otentik selalu bersedia berlapang dada terhadap kenyataan, pada saat yg sama mampu melakukan transendensi sosial historis & menyusun jejak baru guna membangun fakta empiris baru ke depan dengan semangat turun berjuang di medan perang..*****
Mendesak Perppu Perampasan Aset
Oleh M Rizal Fadillah - Pemerhati Politik dan Kebangsaan MENURUT Menko Polhukam Mahfud MD Pemerintah akan mengirimkan Surpres RUU Perampasan Aset kepada DPR setelah lebaran. Pasca ditetapkan UU No 7 tahun 2006 sebagai ratifikasi dari konvensi PBB \"United Nation Convention Against Corruption\" ramai diskursus agenda RUU Perampasan Aset. Akan tetapi baik Pemerintah maupun DPR nampaknya gamang untuk melakukan penyiapan dan pembahasan RUU. Surpres pun tidak kunjung dikirim ke DPR RI. Setelah hangat bahkan panas kasus dugaan transaksi mencurigakan 349 Trilyun di Kemenkeu yang diangkat oleh Menkopolhukam Mahfud MD, maka isu perampasan aset mengemuka kembali. RUU Perampasan Aset dipertanyakan kelanjutannya. Akhirnya dikemukakan Mahfud MD Surpres akan dikirimkan setelah lebaran. Masalahnya akankah DPR melakukan pembahasan cepat ? Di internal DPR sendiri nampak belum kompak dalam menyambutnya. Publik juga skeptis. Keengganan untuk membentuk Pansus Angket dalam kasus TPPU 349 Trilyun menunjukkan ketidak seriusan DPR untuk melakukan pemberantasan korupsi dan tindak pidana pencucian uang. Presiden harus mengambil inisiatif melalui penerbitan Perppu. Bukankah Perppu sering dibuat untuk mempercepat proses menuju Undang-Undang ? Terhitung 8 kali Pemerintahan Jokowi menerbitkan Perppu meski sebenarnya tidak memenuhi syarat adanya kondisi \"genting dan memaksa\". Dari yang ringan seperti Perppu kebiri dan Perppu penggantian pimpinan KPK hingga pengurasan dana APBN melalui Perppu Covid 19 dan juga Perppu Cipta Kerja yang melawan Putusan MK. Perppu itu rasanya dibuat semau-mau. Kini dalam kasus korupsi dan pencucian uang situasi \"genting dan memaksa\" sangat terasa. Negara terancam oleh para perampok bangsa. Temuan transaksi ilegal 349 Trilyun sebagaimana laporan PPATK adalah skandal besar puncak gunung es. Menunjukkan negara sesungguhnya dalam keadaan darurat (staatsnood). Staatsnoodrecht (aturan darurat) harus segera terbit. Perppu Perampasan Aset. Lima urgensi Perppu Perampasan aset, yaitu : Pertama, memberi kemudahan bagi penegak hukum memiliki dasar untuk melakukan perampasan. Misal Laporan Harta Kekayaan Penyelenggaraan Negara yang tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan. Atau KPK yang merampas harta terperiksa yang tidak dapat dipertanggungjawabkan asal muasalnya. Kedua, dapat mengembalikan uang negara lebih cepat dan lebih besar. Proses peradilan hanya mampu mengembalikan yang \"terbukti\" di persidangan. Demikian juga jika terdakwa meninggal tidak bisa lagi dituntut. Ketiga, memberi efek jera. Dengan perampasan aset maka kekayaan hasil korupsi atau pencucian uang dapat dikejar seluruhnya dan ini dapat memiskinkan. Pihak-pihak lain akan takut melakukan perbuatan yang sama. Demikian pula dirinya kecil untuk mengulangi perbuatan Keempat, perampasan aset dapat menjadi hukuman pokok bukan hukuman tambahan atau dapat diganti penjara jika tak mampu memenuhi. Menghindari uang negara yang harus dikembalikan menjadi hilang. Kelima, dengan Perppu masalah penindakan dapat dilakukan segera dan secepatnya. Tidak menunggu waktu yang lama sebagaimana pembahasan RUU. Percepatan ini penting bila dikaitkan dengan keanggotaan Indonesia pada The Financial Action Task Force (FATF) yang dead line nya bulan Juni 2023. Tidak ada pilihan lain Perppu Perampasan Aset harus segera diterbitkan. Presiden Jokowi harus berani dan segera membuktikan konsistensinya dalam melakukan pemberantasan tindak pidana, korupsi dan pencucian uang. Kesempatan emas untuk mengakhiri jabatan dengan baik. Dan tidak menjadi pesakitan yang nanti dirampas aset-asetnya. Bandung, 20 April 2022
Kepincut Mulut Luhut
LUHUT adalah rezim. Luhut yang dimaksud siapa lagi kalau bukan Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Maritim dan Investasi yang kekuasaannya nyaris tanpa batas. Tak ada menteri yang berani debat dengan dia. Bisa jadi presiden juga dalam kendali dia. Pemegang puluhan jabatan itu sangat powerfull dalam kabinet Jokowi dua periode. Kaki tangannya merayap sampai di mana-mana, di kementerian lain, di gubernur juga di bupati. Konon para gubernur, bupati, dan walikota yang menjadi penjabat sementara - yang jumlahnya mencapai 272 kepala daerah itu - harus seizin dan restu Luhut. Kekuasaannya mendekati absolut, bisa jadi melebihi kekuasaan Presiden Soeharto. Jika Soeharto masih butuh Dewan Pertimbangan Agung dan Penasihat Spiritual, Luhut tidak. Ia merasa bisa semuanya. Sikapnya yang tegas, lugas, dan ceplas ceplos membuat orang takut padanya. Perangai seperti Luhut nyatanya mujarab untuk mempengaruhi menteri dan presiden serta DPR. Jika Luhut sudah bicara, semua kepincut, manggut-manggut dan manut. Berita kegagalan Luhut menghamba pemerintah Cina agar mengurangi beban bunga proyek kereta cepat Jakarta - Bandung menghentak banyak orang. Sebuah kenyataan yang sulit diterima nalar waras. Bagaimana tidak, sejak pertama kali proyek ambisius itu direncanakan sudah banyak yang menolak, namun Luhut dengan pongah mengatakan bisa apa kita melawan Cina, mereka punya uang. Ketika ada masalah ketenagakerjaan Luhut juga membela Cina. Ketika masyarakat miris melihat dominasi tenaga kerja Cina di Indonesia, Luhut meminta masyarakat tidak banyak omong. Soal utang Cina Luhut mengaku bahwa Cina tetap mematok suku bunga pinjaman sebesar 3,4%. Luhut minta pihak Cina agar mau menurunkan menjadi 2%, namun gagal setelah sebelumnya Luhut menyepakati pembengkakan proyek kontroversial itu mencapai Rp17,89 T. Namun dasar Luhut, meski gagal, ia selalu bisa berkilah bahwa bunga pinjaman Cina sebesar 3,4% jauh lebih rendah dibandingkan dengan kebanyakan negara lain yang rata-rata 6%. Luhut juga mengatakan dengan bunga pinjaman yang dipatok Cina sebesar 3,4% sama sekali tidak masalah. Kata Luhut Indonesia masih memiliki kemampuan bayar yang cukup kuat untuk melunasi pinjaman proyek kereta cepat Jakarta Bandung tersebut. \"Jangan under estimate negara kita ini semakin baik lho.\" Kalau tidak masalah, lalu untuk apa minta keringanan bunga utang, Lord? Publik menilai Luhut telah menempatkan diri sebagai juru bicara Cina. Luhut telah memposisikan diri seloyal mungkin di hadapan Cina, tentu dengan harapan Cina bersikap yang sama, loyal dan baik hati. Kekhawatiran rakyat Indonesia akan sikap Cina yang tak bakal kompromi saat ada masalah kini terbukti. Padahal, dulu apapun kekhawatiran rakyat selalu ditepis Luhut dengan skeptis, sinis juga apatis. Luhut seakan menganggap semua kritikan dan masukan rakyat sebagai hoaks. Hanya informasi dari istana saja yang paling benar. Karenanya Luhut selalu membuang setiap informasi yang berasal bukan dari kelompoknya. Pernah rakyat menyatakan kekhawatiran soal tabiat Cina yang akan mencaplok negara lain lantaran tak mampu bayar utang, namun Luhut gak menggubrisnya. Ciri-ciri orang gagal biasanya banyak omong kosong, pandai berkelit, arogan, menyepelekan, sensitif, pemarah dan dendam. Ada saja kalimat yang diucapkan untuk menutupi kekurangannya. Kegagalan melobi Cina hanya satu dari puluhan kegagalan Luhut. Sebelumnya Luhut gagal mengajak Arab berinvestasi kilang minyak, Luhut gagal meyakinkan UEA investasi di Aceh, Luhut gagal tangani Covid19, Luhut juga gagal ajak Tesla investasi mobil listrik, dan banyak sekali kegagalan lainnya. Luhut adalah rezim, sebab hampir semua kebijakan penguasa selalu melibatkan tangan besi Luhut. Sayang, Luhut tak mampu memahami falsafah Jawa dengan baik, bahwa sebagai orang atau pimpinan mustinya biso rumongso bukan rumongso biso. (*)
Ida Dayak dan Wajah BPJS Kesehatan Kita
IDA Dayak adalah fenomena. Ida Dayak perempuan paruh baya asal Passer Kalimantan Timur ini mendadak viral, heboh, dan dicari banyak orang. Maklum, kemunculan Ida Dayak bagaikan cerita dongeng. Ia bisa menyembuhkan berbagai penyakit secara instan hanya dengan mengoleskan minyak dan ritual joged joged. Minyaknya diberi nama minyak Ibu Ida Dayak. Video tentang penyembuhan alternatif Ida Dayak berserakan di jagad maya. Mereka yang langsung sembuh rara-rata mereka yang punya sakit fisik seperti tangan bengkok, kaki pincang, mulut mencong dan badan lumpuh. Dalam satu tayangan video ada seorang anak muda yang tangannya bengkok langsung bisa diluruskan oleh Ida Dayak. Di tayangan yang lain ada orang setengah baya duduk di kursi roda. Ia tidak bisa berjalan, tangannya bengkok kaku, dan mulutnya tak bisa bicara. Ia mirip mayat tapi masih bisa bernafas. Oleh Ida Dayak ia disembuhkan saat itu juga. Mula mula diurut bagian kaki. Tak lama kemudian orang itu bisa berdiri. Ida Dayak bilang, berdiri dulu, jangan langsung terbang, ganteng ganteng gak bisa ngomong. Katanya berseloroh. Proses berikutnya Ida Dayak mengurut tangannya yang gak bisa bergerak dan jarinya bengkok. Tangan orang itu diurut dan diolesi dengan minyak warna merah. Ida Dayak lalu berdoa dan joget joget kecil. Setelah sampai tiga kali ritual itu diulang, tangan si pasien akhirnya bisa kembali lurus. Tahap berikutnya Ida menyembuhkan mulutnya yang tak bisa bicara sama sekali. Ida Dayak lalu memegang leher pria itu. Ia olesi minyak dan raba lehernya lalu dipijit dan ditekan. Ida Dayak lalu menuntun pria itu untuk bicara. Kata pertama ia latih untuk mengucapkan kata Mama. Sim salabim, pria itu bisa menirukannya, Ma ma. Ida Dayak katakan ini pita suaranya tersumbat. Ida lalu melatih pria itu untuk berjalan. Dan pria itu bisa berjalan dan berbicara. Sungguh menakjubkan. Ida Dayak adalah misteri. Siapa Ida Dayak? Ia orang biasa berasal dari Kalimantan Timur . Pemilik nama asli Ida Andriyani ini lahir di Pasir Belengkong, Kabupaten Passer, Kalimantan Timur pada Juli 1972. Ia memiliki anak semata wayang bernama Herman yang kini tinggal di Passer Kalimantan Timur. Dalam perjuangannya menyembuhkan banyak orang ke berbagai provinsi, Ida Dayak selalu didampingi sang suami. Nama Dayak yang tersemat di belakang nama panggilannya, lantaran ia selalu mengenakan pakaian adat suku Dayak ke mana pun berpraktik. Tak hanya pakaiannya, Ida juga mengenakan aksesoris kepala khas masyarakat Dayak dan gelang besar melingkar di tangannya. Ketika melakukan pengobatan Ida Dayak memulai dengan melafalkan kalimat tauhid Lailahaillallah dan Basmalah. Pada akhir penyembuhannya, Ida juga tak lupa mengucapkan alhamdulilah. Pelafalan kalimat tauhid dan basmalah ini dilakukannya untuk menunjukkan bahwa kesembuhan hanya berasal dari Allah SWT. Dan ia harus bersyukur kepada Allah setelah pengobatannya sukses. Menurut keterangan Herman - putranya - Ida Dayak sesungguhnya sudah lama malang melintang di dunia pengobatan alternatif. Ida Dayak berkeliling ke Sumatera, Sulawesi dan Papua. Sesekali ia pulang ke Kalimantan. Namun sudah dua tahun ini Ida Dayak tidak pulang. Ida Dayak menjadi sorotan masyarakat tatkala rencana pengobatan di Cilodong Depok gagal. Ratusan orang telah berkumpul menunggu kedatangan Ida. Semua ingin sembuh. Namun setelah Ida tahu yang datang terlampau banyak, Ida memutuskan untuk tidak melayaninya, karena tidak mungkin bisa tertangani semua. Jika dipaksakan justru akan menimbulkan masalah baru. Dari kejadian inilah sosok Ida Dayak menjadi perhatian publik. Ida Dayak adalah solusi. Ida Dayak semakin terkenal karena ia disebut-sebut tidak pernah meminta imbalan kepada pasiennya ketika melakukan pengobatan. Ida hanya menjual minyak oles dengan harga Rp50 ribu saja. Praktik pengobatannya pun tidak dipungut biaya apapun. Ida adalah solusi bagi kesehatan kita. Ia hadir di tengah kekacauan sistem BPJS kita. Ia ibarat embun menetes di padang pasir yang terik. Ia bagaikan pelepas dahaga bagi jiwa jiwa yang haus. Haus akan pelayanan kesehatan yang layak. Ida Dayak hadir melayani siapa saja, tanpa pandang bulu, tanpa syarat. Ida Dayak tidak memandang pasien dengan penuh curiga. Ia tidak memelototi wajah pasien, apakah mampu bayar atau tidak. Ia tidak minta surat pengantar RT RW, Kartu BPJS, dan seabreg persyaratan administrasi lainnya. Ia juga tidak meminta uang jaminan. Ida langsung bertindak menolong yang perlu ditolong. BPJS Kesehatan yang rajin memungut tapi malas melayani seharusnya tertampar dengan kehadiran Ida Dayak. Ida tak banyak bicara seperti anggota dewan. Ia tak bisa janji seperti petugas partai. Ida tak bisa berargumen seperti Arteria Dahlan atau Benny K Harman. Ida juga tak bisa ndagel seperti Bambang Pacul. Ida hanya bisa bekerja dan membantu. Ida tak tega memungut bayaran orang sakit. Ida Dayak bekerja dengan sepenuh hati dengan senyum. Bahkan dengan joged melambangkan kegirangan. Girang membantu masyarakat banyak. Bahagia menyembuhkan ribuan orang. Ida Dayak hadir mewujudkan penggalan hadits yang berbunyi Khoirunnas anfa\'uhum linnas, sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain. Edan, ada saja orang memanfaatkan momen. Meminjam lagu Ebiet G Ade - dalam kekalutan, masih banyak tangan yang tega berbuat nista. Di media sosial banyak penawaran mengatasnamakan minyak Ida Dayak lengkap dengan harga, nomor rekening, dan nomor ponsel. Padahal Ida Dayak tidak punya akun medsos dan rekening bank. Nomor ponsel tidak untuk konsumsi orang banyak melainkan hanya untuk komunikasi dengan anaknya. Ida Dayak menjual minyak secara langsung dengan dirinya. Tidak ada agen, reseller atau pengecer. Ida tidak jualan online, tidak juga buka lapak. Waspadalah. (*)
Kuali Besar
Oleh Ady Amar - Kolumnis KUALI besar itu sudah disiapkan guna menyambut pesta rakyat. Berharap pesta akan semarak. Waktu pesta memang masih sekitar setahunan, tapi kuali besar itu sudah disiapkan. Sang Chef muncul dengan wajah semringah. Suasana seperti ini memang yang sedang dinantikannya. Meski situasi itu muncul lebih karena desakan bercampur kemarahan yang ditumpahkan, hingga ia perlu menghadirkan kuali besar. Tidak tanggung-tanggung, Sang Chef yang menghadirkan kuali besar itu adalah Presiden Jokowi. Ia memang punya bakat menghidangkan hidangan dengan cara tidak biasa. Kuali besar itu sepertinya sejak lama dirancangnya, dan menjadi ngegas saat FIFA memastikan perhelatan sepak bola Piala Dunia U-20 di Indonesia dibatalkan. Jokowi tampak \"marah\" meski publik susah bisa melihat ekspresi kemarahan ditampakkan wajahnya. Digagalkannya PD U-20 itu menyodok emosi Jokowi dengan cara yang dipilihnya. Dan seperti biasanya, ia membalas dengan caranya. Penyebab utamanya memang partainya sendiri, yang menolak kehadiran tim Israel. Meski ia presiden dua periode, tetap saja menempel gelaran tak mengenakkan dan yang tak mau pergi, petugas partai. Ya petugas partai, itu yang pernah dinyatakan Ketua Umum PDIP Megawati Sukarnoputri, meski apa pun jabatannya di PDIP ia tetaplah petugas partai. Karenanya, ia tak mampu frontal melawan partainya. PDIP lewat dua orang gubernurnya menolak kedatangan tim sepak bola Israel untuk bertanding di wilayahnya: Gubernur Bali I Wayan Koster, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Tidak bisa dibayangkan kesumpekan hati Jokowi. PD U-20 yang digadang-gadang sejak lama, berharap itu jadi legacy bahwa dirinya pernah menghadirkan perhelatan akbar, itu buyar berantakan. Mimpi Jokowi seperti dikubur partainya sendiri. Dua gubernur itu, sebelum memutuskan menolak tim sepak bola Israel, pastilah mendapat arahan agar bersikap seperti yang disuarakan partai, yaitu menolak kedatangan tim PD U-20. Ganjar tentu beda dengan Koster. Ganjar lebih punya beban berat antara bersikap menolak atau meski diam saja, itu bisa diartikan setuju atas kedatangan tim Israel. Ganjar memang digadang-gadang Jokowi untuk pelanjut suksesinya, dan karenanya pastilah berada dalam kebimbangan sangat. Sebagai petugas partai, memilih sikap berbeda dengan PDIP, itu hal mustahil. Menuruti \"permintaan\" partai, itu tanda kesetiaan tapi punya beban risiko yang mesti diterimanya. Ganjar dipaksa untuk berhadapan dengan Jokowi, dan pasti itu menjadikannya menjauh dari pusaran Jokowi. Menjadikan Jokowi berpaling darinya. Meski tersirat Jokowi membalas dengan caranya, dan itu dengan menyiapkan kuali besar sebagai bentuk perlawanan dengan PDIP, bahkan berhadapan dengan orang yang membesarkannya, Megawati. Apa boleh buat jika itu mesti dilakukannya, dan bahkan jika mesti berpisah dengan masa lalunya. Lelaki kurus cengkering yang dipilih karena kasihan kata Megawati, itu menunjukkan taringnya melawan dengan menghadirkan kuali besar. Dan, ia sendiri tampil sebagai Sang Chef. Kuali besar itu memang sudah dihadirkan, meski masih prematur. Rumah PAN dipilih untuk menghadirkannya, yang pada saatnya akan dihidangkan, atau bahasa lain dikukuhkan menjadi satu kekuatan untuk diuji pada waktunya. Disebut prematur itu lebih terlihat sebagai gagasan Sang Chef sendiri menghadirkan kuali besar sebagai kekuatan, dan itu belum tentu jadi keinginan bersama antarpartai. Hadir dalam acara yang dibungkus silaturahmi itu, tentu PAN sendiri sebagai tuan rumah. Ada pula kawan PAN yang lain, yang sebelumnya tergabung dalam kuali kecil ikut hadir, Golkar dan PPP. Mereka biasa disebut Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Ada pula kuali kecil lainnya, Gerindra dan PKB, disebut koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR). Dua \"kuali kecil\" tadi disatukan Sang Chef lewat ambisinya menghadirkan kuali besar. Buat Sang Chef, menyatukan 5 partai itu bukanlah perkara sulit. Semua seperti dibuat nurut perintahnya, meski sejatinya ia cuma petugas partai yang kebetulan menjadi presiden. Tahap itu tepat jika disebut sekadar kumpul-kumpul, belum sampai bicara strategi pemenangan, atau siapa nantinya yang diharap bisa menggantikan peran Sang Chef, dan siapa yang jadi asisten Sang Chef. Kuali kecil bernama KIB, menawarkan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, yang berharap bisa dicalonkan menggantikan Chef Jokowi. Sedang kuali kecil yang lain, koalisi KIR, berharap Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, bisa dicalonkan sebagai pengganti Chef Jokowi. Sedang Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, berharap dirinya yang dicalonkan sebagai asisten Chef. Sedang PAN dan PPP tidak mencalonkan siapa-siapa. Sepertinya pasrah saja dengan nasibnya, yang penting ikut apa kata Chef Jokowi. Hanya saja kehadiran PAN dan PPP tetap diperlukan, setidaknya untuk sama-sama menghadirkan kuali besar, meski dengan risiko masa depan partai yang tidak mustahil akan lumat, dan cuma bisa dikenang sejarah. Kuali besar ini tentu belum bisa dipastikan bertahan sampai 2024. Banyak kesulitan akan muncul jika menyangkut kepentingan antarpartai. Yang muncul dikedepankan adalah hasrat partai. Dan, itu jadi kesulitan tersendiri Sang Chef menemukan titik temu dalam berbagai kepentingan--memang baru kali ini dalam sejarah suksesi kepemimpinan nasional seorang Chef yang akan purna tugas ikut cawe-cawe, atur-mengatur siapa titisan yang lebih kurang sama dengan dirinya, yang pantas menggantikannya. Kuali besar yang dihadirkan Chef Jokowi itu sebenarnya lebih pada gerakan reaktif yang lebih diri ingin tunjukkan, utamanya pada PDIP, pihak yang dianggap menjegalnya, bahwa saya dengan kuasa yang ada bisa mengatur-atur bahkan mengobok-obok partai sesukanya. Tentu tidak semua partai mampu ditundukkannya. Beberapa partai yang memang sedari awal menjaga jarak dengannya, dan juga partai yang memilih berpisah dengannya, mencukupkan kerjasama sampai 2024, bahkan sudah membuat kualinya sendiri. Meski kuali tidak terlalu besar, lebih ramping, tapi punya visi restorasi atau perubahan yang sama. Punya kemistri yang sama. Tiga partai berkumpul dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP): NasDem, Demokrat dan PKS. Koalisi ini bahkan dinilai lebih maju, bahkan telah mendeklarasikan Bakal Calon Presidennya (Bacapres), Anies Rasyid Baswedan. Kuali besar memang hadir lebih pada maunya Chef Jokowi, sedang partai-partai yang dikumpulkannya itu seperti hanya ikut saja. Tapi pada waktunya partai-partai itu akan tunjukkan sikap partainya masing-masing. Tentu bersikap untuk masa depan partainya. Jika saat ini Chef Jokowi seperti mudah mengumpulkan mereka dalam satu genggaman, tapi itu tidak pada saat nanti. Semua akan berpencar mencari jalannya sendiri, tak lagi segan meninggalkan Chef Jokowi sendirian, bahkan tanpa hormat. Politik itu memang kepentingan, bukan seperti memasak tengkleng dalam kuali besar.**
Kurang Sengsara Apa Lagi Bangsa Ini?
SIAPA hari ini yang tidak mengeluh kesulitan pangan, pekerjaan, dan papan? Hampir semua mengeluh, tapi tak mau mengungkapkannya. Mungkin gengsi, harga diri tinggi. Mari kita putar lamunan kita pada awal 1998. Kaum yang mengklaim reformis menuduh Soeharto sang diktator. Kekuasaannya mencapai 32 tahun, jika tidak dihentikan, ia bisa berkuasa seumur hidup. Oleh karenanya langkah Soeharto harus dihentikan. Maka proses penjatuhan Soeharto pun didiskusikan. Orasi, brosur, pamflet dan buku-buku disebar. Isinya tentang Korupsi, Kolusi, Nepotisme Soeharto dan kroninya. Soeharto dituduh menumpuk kekayaan. Hartanya tersebar dari dalam hingga ke luar negeri. BUMN dikangangki, PNS dikebiri, ABRI dikuasai dan Yayasan-yayasan dialihfungsi. Masyarakat jadi paham. Hati mereka terhenyak. Kesadaran terbangun. Dan marah. Mahasiswa bergerak. Demonstrasi di mana-mana. Kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah luntur, terkikis habis. Kejadian ini terus berlangsung secara sporadis di beberapa wilayah, utamanya Jakarta, Medan, Bandung, Jogjakarta, Surabaya, dan Makassar. Puncaknya masyarakat dan mahasiswa berhasil menduduki gedung DPR RI. Mereka mendesak Ketua MPR untuk mencabut mandat terhadap Soeharto. Harmoko sang Ketua MPR anak manis piaraan Soeharto berpihak pada mahasiswa. Pada saat yang bersamaan 17 menteri di bawah provokasi Ginandjar Kartasasmita mundur dari Kabinet Pembangunan VII. Akhirnya Soeharto menyatakan mengundurkan diri pada 21 Mei 1998. Ia membacakan teks, disusun oleh Yusril Ihza Mahendra yang kini juga sebagai kaum reformis. Mahasiswa bersorak sorai. Masyarakat bergembira. Aneka polah dipertontonkan merayakan kemenangan, mirip anak SMA lulus sekolah yang bajunya dipilox. Sang diktator telah mundur. Langkah berikutnya undang-undang diubah, era baru telah datang, politisi bagi-bagi kekuasaan. Kini era reformasi tengah berjalan. Presiden berganti, kabinet bergiliran, gubernur dan bupati bergantian. Mereka menikmati kekuasaan. Saking nikmatnya, hasrat berkuasa makin merajalela. Presiden ingin berkuasa lagi, meski konstitusi membatasi. Mereka lupa amanat penderitaan rakyat. Rakyat kini tak mendapatkan keuntungan apapun dari proses reformasi. Apa apa yang dulu ditentang di zaman Orba, kini ditiru oleh kaum reformis. Apa apa yang dulu diharamkan, sekarang dihalalkan. Korupsi yang dulu jadi musuh, sekarang jadi sahabat. Kolusi yang dulu dibenci, sekarang dipuji. Nepotisme yang dulu dihujat, sekarang dijiplak. Apa yang didapat oleh rakyat dari proses reformasi, tidak ada. Rakyat makin sengsara. Rakyat terkena prank penguasa. Jika dulu masih ada subsidi, sekarang gigit jari. Jika dulu masih ada sekolah gratis buat orang miskin, sekarang justru dihujat, siapa suruh kamu miskin. Mau pintar? Bayar! Sadis. Dulu seorang penjual bubur bisa naik haji. Sekarang penjual bubur tak bisa jualan lagi. Gas mahal, beras mahal, listrik mahal, lapak mahal. Boro-boro ke tanah suci. Jika dulu anak petani, nelayan, dan buruh masih bisa sekolah, sekarang mereka disuruh duduk manis di rumah menunggu BLT datang. Ngalap berkah. Proses pembodohan terus berjalan. Bangunlah jiwanya bangunlah badannya. Namun jiwa rakyat telah dininabobokkan oleh uluran tangan penguasa. Ia menjadi pengendali jiwa-jiwa kerdil, mengharap pemberian dan belas kasihan. Otak mereka dicuci untuk selalu nrimo bahwa negara sudah ada yang mengurusi, jangan banyak mimpi. Ketakutan disebar, kekhawatiran diumbar: jangan sampai Indonesia jadi bar bar seperti Suriah, Irak, dan negara negara Arab lainnya. Stempel Kadrun disematkan. Akibatnya sebagian masyarakat jadi apatis, lemah dan tak berdaya. Mereka ikut membenci saudaranya sendiri oleh gerombolan pengadudomba yang dibiayai. Sadarlah wahai bangsaku. Kekuatanmu telah dipecah belah. Saatnya bersatu melawan para pengkhianat bangsa. Kaum reformis tak lebih baik dari Orba. Mereka hanya follower belaka. Wahai Ketua MPR, anda gak lebih gentleman ketimbang Harmoko. Wahai para menteri, anda tak lebih cerdas dari Ginanjar Kartasasmita. Wahai penguasa, nikmatmu tak akan lama, apalagi jika kau peroleh dari darah rakyat. Wahai rakyat, perubahan tak akan datang hanya dengan berpangku tangan. Jika cara-cara normal tak memungkinkan, gunakan cara-cara abnormal, keduanya sama-sama konstitusional. Stop jadi jongos ekonomi dan politik rezim taipan oligarki. Sekarang saatnya bergerak : It\'s now or never. Tomorrow will be to late. Rotten fish from its head (Sekarang atau tidak pernah. Besok atau terlambat. Ikan busuk dari kepalanya). \"When justice fails, public opinion takes over. When the law is lost in the extremes of legalism, or bends under the weight of money, mobs begin to burn and murder.” (Ketika keadilan gagal, opini publik mengambil alih. Ketika hukum tersesat pada kejumudan Undang-Undang atau bengkok karena uang, massa mulai akan membakar dan membunuh). Cepat atau lambat rakyat dengan caranya sendiri sendiri pasti akan bangkit melawan. (*)
Batalkan Putusan PN Jakpus
Oleh M Rizal Fadillah - Pemerhati Politik dan Kebangsaan SAMBIL menunggu proses kerja Komisi Yudisial yang konon akan memeriksa tiga Hakim yang mengadili Perkara Perdata No 757/Pdt.G/2022/PN Jkt Pst, maka proses hukum berlanjut menuju Pengadilan Tinggi Jakarta. KPU menyatakan akan Banding. Pengadilan Tinggi berwenang melakukan \"pemeriksaan ulang sepenuhnya\" atas bukti, pertimbangan maupun Putusan Pengadilan Negeri. Ada tiga hal kekacauan fatal Putusan PN yang harus diuji dan menjadi dasar pembatalan yaitu penundaan Pemilu yang di luar kewenangan PN (kompetensi absolut), Putusan serta merta (uitvoerbaar bij voorraad) yang tidak berdalil kuat, serta ganti rugi KPU 500 Juta yang tidak beralas bukti. Ditambah dengan kewajiban menggali \"nilai-nilai yang hidup di masyarakat\" yang tidak dilakukan oleh Majelis Hakim PN Jakpus. Sudah semestinya Pengadilan Tinggi Jakarta membatalkan Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Kasus \"sengketa\" KPU dan Partai Prima itu masih menunggu Putusan Pengadilan Tinggi. Nuansa \"liciknya\" adalah butir amar \"serta merta\" yang mengindikasi adanya disain penundaan secara sistematis. Hukum yang menjadi alat dari kepentingan politik. Jika PT membatalkan Putusan No 757/Pdt.G/2022/PN Jkt. Pst, maka PT benar-benar menjalankan prinsip keadilan sebagaimana yang dirasakan oleh masyarakat. Pemilu tidak ditunda, proses berlanjut. Sebaliknya, jika PT Jakarta menguatkan Putusan PN Jakarta Pusat maka hal itu menjadi bukti bahwa disain penundaan Pemilu memang benar adanya. Untuk penegakan hukum yang ternyata bengkok maka hukum dinilai tidak menjadi solusi atau harapan. Kekuatan riel rakyat bukan mustahil menjadi jalan terakhir. Isu gerakan people power atas penundaan Pemilu dapat menjadi kenyataan. Implikasi atau konsekuensinya bukan sekedar tekanan pada lembaga Peradilan tetapi juga rezim. Rezim Jokowi sudah banyak melakukan kesalahan yang mendapat reaksi masyarakat. Sejak UU KPK, Omnibus Law, pelanggaran HAM berat, Kereta Cepat hingga IKN. Tapi semua itu belum menjadi momentum bagi perubahan. Momentum itu terus ditunggu dan diraba. Nah, penundaan Pemilu atau perpanjangan masa jabatan Presiden potensial untuk menjadi momentum bagi aksi besar pelampiasan kejengkelan rakyat. Kulminasi dari aksi atau gerakan perubahan. Jokowi menjadi musuh rakyat. Penundaan Pemilu ditengarai sebagai kemauan dan disain Istana. Agenda yang sudah dirancang lama walau dengan berjuta bantahan. Masalah utamanya adalah, siapa yang masih percaya pada perkataan dan bantahan Jokowi? Bandung, 5 Maret 2023