POLITIK
Sri Mulyani Mundur dari Kabinet?
Jakarta, FNN - Soal isu Sri Mulyani akan mengundurkan diri, sampai saat ini belum ada penjelasan resmi dari Sri Mulyani sendiri, karena beliau sedang berada di Davos, bertemu dengan World Economic Forum. Tetapi, istana sudah mulai membantah bahwa tidak ada rencana pengunduran diri Sri Mulyani. Namun, seperti yang sudah sering kali terjadi, setiap kali ada bantahan istana, orang malah akan menduga bahwa benar. “Saya kira ini pertemuan terakhir Sri Mulyani dengan para finansier dunia di Davos. Kini Davos mulai menjadi sumber baru untuk melihat human solidarity karena soal lingkungan, terutama, dan soal krisis moneter yang disebabkan oleh sistem kasino capitalism,” ujar Rocky Gerung di kanal you tube Rocky Grung Official edisi Jumat (19/1), menanggapi isu akan mundurnya Sri Mulyani dari kabinet Jokowi. Menurut Rocky, kalau kita ikuti logika-logika filsafat ekonomi dunia, saat ini justru sedang terjadi upaya untuk mengembalikan ideologi koperasi karena penghormatan lingkungan dan hak asasi manusia. “Saya kira Sri Mulyani ada di Davos untuk menerima ceramah baru dari para kapitalis dunia bahwa dunia berubah, tapi mengapa Indonesia masih begitu rakus dengan sumber daya,” ujar Rocky. Rocky menduga Sri Mulyani akan menjadikan hal ini sebagai semacam perenungan bahwa kalau dia pulang ke Indonesia, dia dituntut untuk memulihkan martabat Indonesia di mata dunia dengan cara menghormati lingkungan, dengan meninggalkan cara-cara untuk mengeksploitasi alam. Cara itu harus dia wujudkan dengan sikap etisnya, yaitu dia mundur, karena selama ini dia bagian dari perusakan itu, karena dia mengiyakan pembiayaan infrastruktur yang basisnya adalah perusakaan lingkungan. “Jadi, Sri Mulyani bertanggung jawab secara ekologi terhadap kerusakan ekonomi Indonesia. Dan ini dalam jangka Panjang nanti akan dihitung orang bahwa Sri Mulyani jadi agen dari kapitalis internasional untuk menjamin stabilitas ekonomi dan sistem keuangan kita. Itu sudah menjadi pendapat umum,” jelas Rocky. “Tetapi, ada kesempatan pada Sri Mulyani untuk bertobat, mengatakan bahwa oke saya bersalah dan saya menjebakkan Indonesia dalam potensi hutang, dan ini semuanya adalah hutang yang dibuat secara serampangan,” ujar Rocky. Jadi, lanjut Rocky, ada kesempatan bagi Sri Mulyani untuk mengakui kesalahan kebijakan Jokowi. Jangan sampai dia menjadi bagian yang akan membela kebijakan buruk dari Jokowi. (ida)
Hasil Survei Bloomberg Menunjukkan bahwa Anies Akan Memenangkan Pilpres 2024
Jakarta, FNN – Sebuah media ekonomi berpengaruh di Amerika Serikat, Bloomberg, Kamis (18/1) membuat sebuah publikasi yang mengejutkan tentang Pilpres Indonesia. Hasil survei yang mereka lakukan terhadap para ekonom dan analis senior memperoleh satu data bahwa Anies meraih nilai tertinggi untuk menjadi pengganti Jokowi. Publikasi hasil survei tersebut dituangkan dalam sebuah artikel berjudul “Economists Favor Jokowi Critic as Top Choice to Lead Indonesia” ‘Para Ekonom Menjagokan Kritikus Jokowi sebagai Pilihan Utama untuk Memimpin Indonesia’ atau para ekonom menjadikan Anies sebagai pilihan utama untuk menggantikan Jokowi. Di bawah judul besar tersebut, terdapat subjudul “Former Jakarta Governor Baswedan Leads in Blomberg Survey” ‘Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan Unggul di Survei Bloomberg’ dan subjudul berikutnya “Respondents Jokowi See a Jokowi Dynasty As a Bane for Economy” ‘Responden Menilai Dinasti Jokowi itu Sebagai Kutukan Terhadap Perekonomian Indonesia’. Dari 17 responden yang disurvei oleh Bloomberg, 10 orang di antaranya atau sekitar 58,8% mengatakan politik dinasti di bawah kepemimpinan Jokowi tidak akan memberikan petanda baik bagi pasar dan perekonomian. Dalam penilaian para responden, politik dinasti itu terlihat ketika Jokowi mendorong anaknya, Gibran Rakabuming Raka, menjadi calon wakil presiden dari Prabowo Subianto dan pasangan ini berjanji akan meneruskan semua program ekonomi Jokowi, termasuk masalah hilirisasi dan pembangunan ibukota negara baru nusantara di Kalimantan Timur. Ketika ditanya skor para calon presiden dari tiga orang calon presiden, responden Bloomberg memberikan nilai tertinggi kepada Anies, yakni 33 poin; kemudian Prabowo di urutan kedua dengan 29 poin; dan Ganjar Pranowo terendah dengan 28 poin. Yang juga cukup menarik dan saat ini sering menjadi perdebatan adalah Bloomberg meyakini Pilpres akan berlangsung dua putaran. “Ini jelas sangat berbeda dengan narasi yang coba dibangun oleh Presiden Jokowi dan tim paslon 02 melalui publikasi berbagai lembaga survei yang belakangan ini sangat masif,” ujar Hersubeno Arief, wartawan senior FNN, dalam kanal you tube Hersubeno Point edisi Kamis malam (18/1). Para responden juga sangat yakin bila Anies memenangkan Pilpres maka dia bisa mendorong ekonomi Indonesia tumbuh lebih tinggi dari 5%, sementara Presiden Jokowi yang sebelumnya dalam janji-janji kampanyenya menjanjikan pertumbuhan ekonomi sampai 7%, gagal mewujudkan janjinya. “Survei yang dilakukan Bloomberg pada Januari 2024 ini, kendati hanya dilakukan di kalangan ekonom dan analis ekonomi senior, namun ini makin memperkuat prediksi bahwa Anies akan memenangkan Pilpres kali ini,” ujar Hersu. Sejumlah lembaga survei juga sudah mengonfirmasi elektabilitas pasangan Anies - Cak Imin terus meroket, sementara Prabowo - Gibran terus menurun. Jadi, satunya tren naik dan satunya tren turun. “Biasanya, kalau sudah mendekati masa-masa pencoblosan, kalau yang sudah trennya naik akan naik terus, sementara yang turun akan turun terus. Sementara, Prabowo dan Gibran terus-menerus melakukan blunder. Mereka melakukan kesalahan-kesalahan yang membuat elektabilitasnya makin tergerus,” tambah Hersu. Kendati suara Prabowo terus menurun dan Anies terus naik, namun berbagai lembaga survei tampaknya sepakat bahwa peta pertarungan Pilpres 2024 mengerucut pada pasangan Anies – Cak Imin dan Prabowo – Gibran. Jadi tinggal dua pasang kuda pacuan. Sementara, Ganjar Pranowo - Mahfud MD, tampaknya tidak masuk dalam perhitungan. Lembaga Uting Riset dari Australia, misalnya, mereka melakukan survei setelah Debat Capres perdana. Anies yang dalam debat tampil dominan dan superior mendapat limpahan kenaikan suara 6%. Sebaliknya, pasangan Prabowo turun 6% dan pasangan Ganjar Mahfud MD turun 2%. Uting memperkirakan dengan kenaikan elektoral Anies dan menurunnya Prabowo maka suara keduanya pada Pilpres 14 Februari pada hari H akan sama atau equal. Sementara itu, lembaga survei Indonesia Political Opinion/IPO yang melakukan survei pada 1 - 7 Januari 2024 menunjukkan bahwa elektabilitas pasangan Prabowo - Gibran saat ini bertahan. Meski masih bertahan di posisi pertama, tapi tidak sampai 50%, melainkan hanya 42,3%; diikuti pasangan Anies - Muhaimin di posisi kedua dengan 34,5%; dan Ganjar Pranowo – Mahfud MD dengan 21,5%. Sejumlah lembaga survei lain juga mengunggulkan Prabowo - Gibran di tempat teratas, namun mereka mengakui bahwa elektabilitas Anies – Cak Imin terus naik. Yang lebih membuat mereka yakin bahwa Anies akan terus naik adalah karena militansi para pemilih Anies – Cak Imin yang sangat tinggi. “Jadi, kalau pemilihnya sangat militan, kendati angkanya lebih kecil dari Prabowo – Gibran, kemungkinan mereka masih akan naik sangat tinggi, sementara pasangan Prabowo - Gibran kendati angkanya lebih tinggi tetapi militansinya rendah maka mereka rentan untuk mengalihkan dukungannya.” “Dari situ kita bisa menyimpulkan bahwa wajar kalau banyak yang memprediksi bahwa setidaknya suara Prabowo dan Anies akan sama pada pilpres nanti,” ujar Hersu. (ida)
Percuma Jokowi Memaksakan Kehendak karena Ide Generasi Baru Tidak Mungkin Dihalangi
Jakarta, FNN – Hampir di setiap pemilu, selalu ada fenomena baru yang menjadikan pemilu menarik diikuti atau bahkan tidak diikuti oleh masyarakat. Jika pada pilpres 2019 ada fenomena emak-emak yang luar biasa perannya dan itu mengingatkan kita pada gerakan serupa di Argentina Plaza De Mayo, pada 2024 kali ini muncul generasi Z yang kemuculannya tidak by desain. Tiba-tiba sejarah memanggil mereka hingga terjadilah situasi seperti sekarang ini. Gen Z bangkit melawan antidemokrasi. “Itu yang bikin kaget, partai-partai tua itu atau terutama istana yang makin lama makin lapuk, masih berupaya untuk nempel-nempel dinding politiknya dengan segala macam cara. Dan tidak ada gunanya memperpanjang isu tentang keberlanjutan kalau dia sudah dibatalkan oleh pikiran generasi baru,” ujar Rocky Gerung di kanal you tube Rocky Gerung Official edisi Kamis (18/1). Mestinya, lanjut Rocky, teori berlanjut. Itu artinya, generasi baru Gen Z ini mau melanjutkan yang disebut continuity oleh Jokowi. Tetapi, mereka tidak mau sehingga yang berlanjut generasi tua yang sebenarnya tidak mungkin, karena generasi tua ini dalam 3-5 tahun ke depan sudah di bawah rumput hijau (meninggal). “Jadi, kita mau melihat bagaimana ide itu hidup dan ide itu tidak mungkin ditimbun oleh manipulasi. Atau ide generasi baru untuk melihat masa depan tidak mungkin terhalang lagi oleh pengerahan massa, oleh kebulatan tekad. Jadi, percuma Jokowi memaksakan kehendak,” ujar Rocky. Saat ini, menurut Rocky, orang sudah tiba pada kesimpulan bahwa Jokowi harus selesai, bahkan harus dihalau supaya jalan ke arah Indonesia emas bukan yang dimaksudkan oleh Jokowi, tapi yang dipilih sendiri oleh Gen Z melalui fasilitas teknologi, kreativitas kelompok-kelompok ini, dan itu yang menghidupkan politik di seluruh dunia. Jadi, tambah Rocky, semua hal yang kita percaya sebagai riset akademis akhirnya tiba di Indonesia. Jokowi dan gengnya tidak mengerti berbicara tentang politik keberlanjutan karena yang mereka bicarakan masih tentang Muldoko, Wiranto, atau siapa lagi. Akibatnya, anak-anak muda ini menganggap buat apa keberlanjutan tapi orang-orang yang sudah lanjut masih mau lanjut juga. Ini perubahan sosiologis yang bersifat sunatullah, kata Rocky, sehingga ada semacam rumus dasar yang disediakan oleh alam semesta supaya generasi itu tumbuh. “Jadi, tidak mungkin menahan generasi karena dasarnya adalah hidup ini berubah dan evolusi manusia itu setara dengan evolusi sejarah. Apa yang kita yakini sebagai perubahan itu bukan karena didesain, tapi memang kemestian alam,” ujar Rocky. Jadi, kata Rocky, dasar-dasar itu sama sekali tidak dimengerti ketika Jokowi rapat keluarga untuk memastikan bahwa Gibran 2024 wakil presiden, 2029 jadi presiden dan wakil presidennya Kaesang, dan seterusnya. Jokowi berpikir bahwa generasi itu adalah generasi dia dalam 30 tahun ke depan. Nah, sekarang diperlihatkan atau dibantah langsung oleh alam semesta bahwa tidak begitu, ada generasi yang tumbuh dengan idenya sendiri. (ida)
Takedown Videotron Anies Menjadi Bahan Bulian Netizen
Jakarta, FNN – Sampai saat ini, masalah videotron Anies Baswedan yang di-takedown masih menjadi topik menarik yang banyak diperbincangkan di berbagai media, terlebih media social. Karena itu, siapa pun pelaku yang telah melakukan take down terhadap videotron Anies Baswedan di Jakarta dan Bekasi tersebut, dipastikan sedang menyesali perbuatan konyolnya. Atau, bisa jadi malah mendapat teguran keras karena tindakan konyolnya berdampak sangat buruk. Alih-alih berhasil menghalangi publik dari paparan kampanye Anies, yang terjadi justru sebaliknya. Publik se-Indonesia, bahkan seluruh dunia, kini menjadi tahu ada perilaku buruk dari anasir jahat antidemokrasi yang tengah menghalangi Gen Z mengekspresikan aspirasi politiknya mendukung Anies Baswedan menjadi presiden Indonesia. Akibat peristiwa tersebut, nama Anies Baswedan dan pasangannya Muhaimin Iskandar, saat ini makin meljit. Sebaliknya, nama pasangan Prabowo- Gibran yang didukung oleh rezim Jokowi, khususnya Gibran, kian terpuruk. “Siapa sih yang berkeinginan menghalangi Anies Baswedan, saya kira semua orang di Indonesia ini juga sudah tahu. Siapa lagi kalau bukan Presiden Jokowi,” ujar Hersubeno Arief, wartawan senior FNN, dalam kanal you tube Hersubeno Point FNN edisi Kamis (18/1). Jika kita amati, percakapan di media sosial dan media konvensional dalam 3 hari terakhir ini benar-benar didominasi oleh narasi takedown videotron. Tak hanya itu, muncul juga berbagai tagar, seperti Anies Deserve Better dan berbagai tagar lain. Hal itu tercermin dari pemantauan yang dilakukan oleh Drone Emprit yang menyatakan benar bahwa ada upaya untuk menandingi viral dan trendingnya videotron Anies Bawedan dari pendukung paslon 02. Mereka misalnya mencoba membuat tagar “rame-rame pindah ke 02” dan lain sebagainya, namun tampak sekali tagar itu dimainkan oleh akun-akun robot. Sementara, isu videotron dan anies deserve better dicuitkan oleh akun organik dan lebih berhasil mendorong percakapan. Di samping berbagai tagar, percakapan di media sosial, khususnya platform X, menjadikan takedown videotron sebagai bahan ledekan, bulian, dan candaan. Sebagai contoh, akun dari @_bangFU, misalnya, mencuit begini, “Itu videotron apa batas usia? Kok gampang sekali diturunkan. Namaste.” Sementara, akun @denroishere mencuit, ”Itu videotron apa matahari? Kok banyak yang kepanasan. Namaste.” Jelas bahwa ledekan soal batas usia ditujukan pada Gibran yang bisa lolos menjadi calon wakil presiden karena syarat batas usia yang diotak-atik Mahkamah Konstitusi yang diketuai pamannya. Sedangkan cuitan soal kepanasan menyindir penguasa yang kepanasan karena videotron dipasang dan dibiayai oleh gen Z dan kpoppers yang tergabung dalam fanbase @aniesbubble dan all Project. Penurunan videotron Anies juga dikaitkan dengan pihak-pihak yang berkuasa, yang selama ini memang berusaha menghalang-halangi Anies dengan berbagai cara. Sudah menjadi rahasia umum bahwa Presiden Jokowi memang tidak menginginkan Anies menjadi capres. Takedown videotron Anies juga dihubungkan dengan soal kepanikan dari rezim penguasa. (ida)
Gen Z Menjadi Harapan Baru Meruntuhkan Rezim dan Dinasti Jokowi
Jakarta, FNN - Meski situasi Indonesia saat ini sedang tidak baik-baik saja, tapi jangan pernah berhenti untuk tetap semangat dan mencintai Indonesia. Kita berharap situasi akan membaikdan itu akan terjadi kalau Gen Z bersatu, tak terkalahkan. Gerakan Gen Z pun sudah mulai tampak untuk melawan rezim penguasa yang sepertinya sudah sampai pada satu kesimpulan bahwa mereka dipastikan tidak akan menang kalau tidak melakukan kecurangan. Kecurangan terbaru dapat dilihat di berbagai video viral, mulai dari pengerahan aparatur negara yang terjadi di Takalar, Medan, dan video viral dari perangkat desa di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Namun, gerakan Gen Z juga semakin menggila. Ketika videotronnya di Bekasi dan di Jakarta di-takedown, mereka malah memunculkannya di berbagai kota. “Pada akhirnya, kita percaya bahwa generasi itu tumbuh dan mereka tumbuh dengan jalan pikiran sendiri. Gen Z ini anak-anak muda yang memperhatikan politik makin terkait, terhubung, dan berupaya untuk menggali sendiri informasi itu. Dan itu yang menyebabkan mereka tidak memerlukan tutorisasi, tidak memerlukan kakak Pembina, karena bagi mereka apa yang mereka temukan sendiri itu yang akan jadi acuan hidup mereka di masa depan,” ujar Rocky Gerung dalam kanal you tube Rocky Gerung Official edisi Kamis (18/1). Gerakan itu kita lihat sebagai sebut saja ini revolusi Gen Z, seperti yang pernah terjadi juga di Amerika, yaitu keadaan di mana generasi muda mengambil alih isu politik. Indonesia tidak mungkin lepas dari peredaran sejarah itu dan kita mengerti bahwa ide tentang kemudaan yang di dalamnya berisi perubahan itu setiap 30 tahun tiba, dipanggil atau tidak dipanggil oleh sejarah, dia akan tiba, jelas Rocky. Sementara, kalau kita hitung sebetulnya sudah hampir 30 tahun tidak ada semacam revolusi pemuda. Rocky juga menjelaskan tentang teori Ortega Gasset dari Spanyol yang membuat teori bahwa generasi setiap 30 tahun mengalami perubahan, dipaksa atau tidak dipaksa dia akan datang. Kita akhirnya melihat bagaimana teori Gasset tentang 30 tahun generasi timbul kembali dan bagaimana kemudaan itu selalu dihasilkan ulang. “Jadi, percaya atau tidak percaya kita tahu bahwa akan tiba sebuah generasi yang akan mempersoalkan hak penipuan dari generasi lama. Jadi, sudah, terimalah bahwa pemerintahan yang sekarang itu adalah pemerintahan yang dibenci dan akan dihalau oleh generasi baru. Kira-kira begitu,” ujar Rocky. (ida)
Videotron Kpoppers Di-takedown Jadi Boomerang, tapi Anies Makin Meroket
Jakarta, FNN – Tampaknya, Presiden Jokowi sebagai ketua timses tidak resmi dari Prabowo - Gibran harus bersiap menghadapi bencana elektoral yang akan berdampaknya sangat serius terhadap paslon 02 yang dia dukung. Sebaliknya, pasangan Anies - Muhaimin yang terus-menerus coba dihadang dengan berbagai cara oleh rezim Jokowi, malah mendapat limpahan elektoral yang tidak terduga, karena berbagai blunder terus dilakukan oleh aparat dari rezim Jokowi ini. Blunder terbaru yang sejak kemarin hingga kini sangat viral dan menjadi trending topik di media sosial serta mendapat coverage yang sangat luas di berbagai media adalah diturunkannya videotrone yang diinisiasi oleh relawan Kpoppers Anies @aniesbubble bekerja sama dengan all Project. Mereka adalah Gen Z yang semula dinilai sangat apolitis, tapi mulai jatuh cinta dengan Anies karena Anies melakukan siaran live streaming melalui akun tiktok. Semula mereka juga tidak terafiliasi kepada salah satu paslon pilpres 2024, tapi sejak mereka jatuh cinta kepada Anies mereka rela patungan membuat sebuah proyek pemasangan videotron dari capres Anies di tiga titik di Jakarta, Bekasi, Jawa Barat, dan kota Medan Sumatera Utara. Sebagaimana diinfokan oleh akun aniesbubble, video tersebut akan ditayangkan selama satu pekan, 15 - 21 Januari 2024. Pemasangan videotron ini mendapat sambutan yang cukup luas dan positif karena ini merupakan effort dari mereka yang luar biasa, anak-anak Genzi sampai bela-belain patungan atau saweran itu untuk membayar videtron yang tidak murah. Videotron ini memang unik, khas gaya para kpoppers. Videotron ini juga diunggah oleh All Project dan mendapat sambutan yang luar biasa. Jutaan orang menontonnya. Sampai hari Selasa kemarin, setidaknya 7 juta orang lebih menyaksikan videotron yang diunggah di akun x-nya mereka. Namun, belum sehari videotron tersebut ditayangkan, muncul kabar mengejutkan. Akun all Project TX memberikan penjelasan bahwa videotron yang telah dijadwalkan tayang selama seminggu di Bekasi dan Jakarta tidak bisa lanjut tayang di lokasi tersebut karena suatu hal yang di luar kuasa mereka. Kabar di-takedown-nya videotron Anies yang diinisiasi oleh project ini langsung viral dan menjadi trending, apalagi Anies Baswedan juga langsung meresponnya dengan komen yang tak kalah membuat banyak orang bergetar, sekaligus meleleh. Lepas dari siapa yang bertanggung jawab di balik take down videotron tadi, yang tidak diperhitungkan oleh pelaku adalah dampak dari penurunan paksa videotron itu. Siapaun pelaku take down itu, tentu bermaksud menghalangi public, khususnya Gen Z dan kpoppers menyaksikan dan terkena paparan materi kampanye yang dikemas di videotron itu. Namun, yang terjadi malah boomerang, karena akibat takedown itu sekarang ini orang se- Indonesia, bahkan sedunia, menjadi tahu dan mencari tahu ada apa dengan videotron itu. Mereka sekarang menyadari bahwa rupanya ada yang coba menghalangi, ada yang coba membungkam ketika anak-anak muda Gen Z ini mulai sadar politik, kemudian pilihan dukungan mereka jatuhkan pada Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar. Berdasarkan analisis dari mesin pencari data Drone Emprit, pembicaraan soal videotrone itu malah makin menggila di media sosial setelah di-takedown. Data ini menunjukkan bagaimana perbincangan di media sosial langsung naik dan sampai tengah malam mencapai puncaknya. “Pagi ini saya melongok di trending topik itu kemudian tagar “Anies Deserve Better” disertai dengan tagar “Pahit Manis always with Anies” dan apologis to Anies itu bertengger di puncak trending topik Indonesia,” ujar Hersubeno Arief di kanal you tube Hersubeno Point FNN edisi Rabu (17/1). Dr. Ismail Fahmi, pendiri dan pemilik Drone Emprit, mengingatkan fenomena perlawanan akibat di-takedown-nya videotron itu disebut bisa berdampak jadi semacam Streisand Effect. Efek Streisand adalah fenomena ketika ada upaya untuk menyembunyikan atau menghapus atau menyensor informasi, malah membuat informasi tersebut menjadi tersebar lebih luas, jadi mengundang rasa ingin tahu publik. “Jadi, ini reaksi psikologis ketika masyarakat sadar bahwa ada informasi yang disembunyikan, mereka akan berusaha mengaksesnya, kemudian menyebarkannya,” ujar Hersu. (ida)
Kecurangan Pemilu Hanya Bisa Dicegah Jika Jokowi Dimakzulkan
Jakarta, FNN - Tampaknya, masalah bergabungnya paslon 01 dan 03 yang sempat keceplosan disebutkan oleh Puan Maharani, menjadi sinyal yang bisa dikatakan final dan memang proses itu terjadi. Kemungkinan proses ini dilakukan dalam upaya untuk membangun opini publik bahwa Pemilu ini curang. Jadi, sebetulnya upaya pertemuan-pertemuan setengah kamar antara PDIP dan AMIN dilakukan untuk mendapat kepastian bahwa publik setuju kalau mereka bergabung untuk mencegah kecurangan. Bahwa di ujungnya akan ada masalah-masalah lain mungkin saja, tapi hal minimal yang bisa dilakukan adalah memberi sinyal. Demikian disampaikan Rocky Gerung dalam diskusi di kanal you tube Rocky Gerung Ofiicial edisi Selasa (16/1). “Jadi, untuk kebersihan politik, garis startnya mesti sama. Untuk sementara bagus-bagus saja walaupun kita tahu bahwa tetap ada persaingan ideologi di situ. Tetapi, sekali lagi, untuk memulai satu upaya memastikan bahwa Pemilu ini tidak curang maka konferensi bersama atau manifesto bersama antikecurangan itu mesti diucapkan paralel dengan pertemuan Puan dan timnya Anies,” ujar Rocky. “Jadi, Megawati mesti duduk sama-sama, misalnya, dengan Surya Paloh untuk mengatakan bahwa kami antikecurangan. Kalau itu yang terjadi, pasti heboh. Tetapi, kalau cuma sinyal-sinyal dari Puan itu biasa saja karena orang sudah tahu cara Puan berpolitik,” tambah Rocky. Untuk hal tersebut, mereka bisa saja merangkul elemen-elemen di luar partai politik karena sebenarnya mereka sekarang punya satu kepentingan yang sama soal kecurangan. Meskipun sebenarnya targetnya berbeda, tapi mereka tampaknya sampai pada satu pemahaman bahwa memang pemilu akan curang dan mereka sudah menginginkan dimakzulkan. Kalau mereka bisa menaikkan satu oktaf dan kemudian bahkan berhasil merangkul civil society, maka secara taktis maupun strategis mereka bakal diuntungkan, bahkan termasuk secara elektoral mereka juga akan dapat limpahan suara. “Iya, itu yang akan terjadi kalau dia betul-betul secara total mengatakan kecurangan itu ada penyebabnya; demokrasi ini ada penghalangnya; dan mesti sebutin namanya, baru BEM bakal mengelu-elukan mereka,” ujar Rocky. Rocky juga mengatakan bahwa kita sudah masuk pada satu etape baru di mana orang mau melihat pemain-pemain ini percaya atau tidak bahwa rakyat akan memobilisasi diri untuk mendukung mereka yang dengan jujur mengatakan bahwa Jokowi adalah penghalang demokrasi. Jadi, jangan sampai ide hari ini soal pemakzulan kemudian dimoderasi lagi.. “Jadi, tetap public, mahasiswa, emak-emak, masyarakat sipil kalangan akademis yang sekarang mulai sadar menganggap bahwa penghalang utama demokrasi junto penghalang Pemilu itu adalah presiden yang namanya Joko Widodo,” tegas Rocky. Dengan demikian, ada dua kata kunci yang saliang berhubungan dalam hal ini, yaitu ‘kecurangan’ dan kecurangan itu hanya bisa dicegah jika Jokowi ‘dimakzulkan’. Begitu urut-urutan berpikirnya. (ida)
Puan Memberi Sinyal Ganjar dan Anies Bersatu Mencegah Kecurangan
Jakarta, FNN – Kemarin, politisis PDIP Maruarar Sirait mengundurkan diri secara resmi dari PDIP. Alasan pengunduran dirinya dinyatakan bahwa dia akan mengikuti jalannya Jokowi, karena menurutnya jalan Jokowi terbukti benar karena berdasarkan survei tingkat kepuasan orang terhadap Jokowi 70 sampai 80%. Tampaknya, PDIP tidak mempersoalkan sehingga mempersilakan Maruarar untuk pergi. Sementara itu, Puan Maharani semacam keceplosan dan mengakui bahwa memang sudah ada pembicaraan-pembicaraan antara PDIP dengan 01 atau tim AMIN, baik secara informal maupun formal, untuk menghadapi putaran kedua. Menanggapi hal tersebut, Rocky Gerung dalam kanal youtubenya edisi Selasa malam (16/1) mengatakan bahwa memang sejak 2-3 tahun lalu Maruarar Sirait sudah tidak cocok lagi dengan PDIP. Tetapi, sebetulnya dia terlambat untuk mundur dari PDIP dan bagi PDIP tidak ada masalah. Karena PDIP menganggap memang tidak mungkin lagi ditahan dan tidak ada gunanya juga menahan. Itu adalah pilihan Maruarar yang memilih untuk bersama-sama dengan Jokowi. Demikian juga soal Puan Maharani yang kita tahu bahwa Puan berupaya untuk zig zag zag, semacam moderasi antara Megawati dengan Jokowi. Tetapi, kelihatannya tidak mungkin lagi ditahan posisi Puan untuk terus menjadi moderator sehingga lama-lama dari moderate menjadi medioker. Kalau memang ada tekanan publik untuk memulai semacam kubu bersama maka Puan yang mesti mengucapkan itu karena Puanlah yang punya profil politik di situ, kapasitas politik untuk menjadi semacam juru bicara kalau terjadi semacam koalisi yang tanpa nama untuk sementara antara AMIN dan PDIP, karena ada semacam common enemy di situ. “Jadi, sebetulnya bagi mereka, karena dua-duanya berpotensi dicurangi, maka dia bersekutu dulu. Itu saja sebetulnya sementara kalau melihat gerak-gerik politik PDIP melalui Puan,” kata Rocky. (ida)
Masyarakat Cirebon Dulu Dukung Prabowo, Kini Beralih ke Anies dan Ganjar
Cirebon | FNN - Pada Pilpres 2019 masyarakat Kota Cirebon, Jawa Barat mayoritas mendukung Prabowo - Sandi. Perolehan suara di kota itu mencapai 16.077.446 suara mengalahkan Jokowi-Ma\'ruf yang meraih 10.750.568 suara. Tampaknya untuk Pilpres 2024, pasangan Prabowo - Gibran tak lagi bisa panen di Kota Udang tersebut. Berpalingnya pasangan capres perpanjangan tangan Jokowi dari sosok Prabowo disebabkan oleh banyak faktor. Rata rata masyarakat kecewa pada Prabowo yang merapat ke Jokowi, Prabowo terlalu tua dan Gibran yang karbitan. Lukman, lelaki setengah baya yang sedang berteduh di pinggir Alun-alun Kejaksan Kota Cirebon menyatakan tidak akan mendukung Prabowo. Lukman berpendapat bahwa Prabowo sudah terlalu tua. Apalagi dia sakit- sakitan dan tak punya istri, pasti tidak efektif menjalankan tugas. \"Presiden Republik Indonesia harus sehat jasmani dan rohani,\" kata sarjana administrasi yang kini tengah nganggur itu. Dari ketiga capres itu kata Lukman siapa yang paling sehat? \"Ya Anies dan Ganjar,\" kata Lukman. Selain soal kesehatan, Lukman melihat sosok Prabowo tidak lagi seperti tahun 2019 yang masih semangat dan enerjik. Meski sekarang tampak semangat, tetapi ada fakta yang tidak bisa dibantah bahwa ia sudah renta. Dia sekarang tampak senang karena faktor tuntutan, ia harus selalu tampil prima, padahal aslinya capek. \"Senang juga karena banyak teman, coba kalau sendirian, pasti loyo,\" paparnya. Hal yang nyaris sama disampaikan oleh Suyanto, pekerja serabutan yang ada di dekat stasiun Cirebon. Ia menyebut Prabowo sudah tidak segairah dulu. Kesehatan mulai menurun dan usia makin tua. Ia khawatir kalau terjadi apa-apa di tengah jalan, bangsa Indonesia jadi korban. \"Pilih yang jelas masih kuat saja,\" katanya tanpa menyebut nama. Sementara Sobirin, tukang parkir di masjid Agung At Taqwa menyebut semua capres cawapres bagus, tetapi tetap harus memilih satu yang paling bagus. Jika sulit mencari pembanding, kata Sobirin, pilihlah pemimpin yang sholatnya bagus, akhlaknya baik, cerdas dan responsif. Orang yang sholatnya bagus, kata Sobirin, Insya Allah kebijakannya akan bagus, karena dia yakin ada Allah yang mengawasinya. Sobirin mengaku pada Pemilu 2019 ia memilih pasangan Jokowi - Maruf Amin karena ada Ketua MUI di situ. Sedangkan sekarang ia tidak akan memilih jagoannya Pak Jokowi. \"Kan Jokowi beda dengan Prabowo, beda juga dengan Gibran,\" paparnya. Cinta sama Jokowi kan tidak harus cinta sama Gibran, apalagi Prabowo. \"Jadi, tolong teman-teman pilih yang asli, bukan boneka,\" kata sarjana filsafat itu. (ant)
Kasus Videotron Mati Menjadi Blunder Baru, Semakin Dihalangi Semakin Viral
Jakarta, FNN – Saat ini, semua hal yang mendekati tanggal 14 Februari, jam berapa pun, patut diperbincangkan dan tidak boleh lolos dari tatapan mata publik. Potensi kecurangan, kekalutan di dalam kabinet, potensi PDIP – Jokowi, dan sebagainya, adalah semua hal sudah diduga dari awal akan terjadi. Seperti kita ketahui bahwa kecurangan-kecurangan mulai makin terbuka. Kalau kecurangan di Kabupaten Batubara, Sumatera Utara, di mana ada Dandim, Kapolres, Pejabat Bupati, dan ada Kejaksaan Negeri yang mengarahkan untuk memilih ke 02, dibantah, maka kasus yang sekarang ini sepertinya sulit dibantah, karena videonya beredar luas ini. Yang satu terjadi di Takalar, Sulawesi Selatan, yang dilakukan oleh Sekdanya, dan satu lagi di Medan, yang dilakukan oleh Kepala Seksi di Dinas Pendidikan. Mereka terang-terangan menyatakan bahwa mereka semua diminta untuk mendukung 02. Di Takalar dijanjikan bahwa guru-guru honorer akan diangkat. Mereka menyatakan bagaimanapun juga 02 ini akan menjanjikan semacam kesejahteraan buat mereka kalau terpilih. Jadi kecurangan memang dilakukan secara sistematis. “Kita sih senang ada kecurangan itu, karena hal itu menunjukkan ada kecemasan Jokowi. Jadi, sebetulnya itu trade off dengan keadaan sekarang, semakin potensi kecurangan terjadi, semakin menunjukkan bahwa kepanikan di istana menjadi-jadi. Jadi semua ada asbabun nuzulnya, ada dalil yang mesti kita ucapkan,” ujar Rocky Gerung di kanal you tubenya Selasa (17/1), menanggapi kecurangan di atas. Kepentingan kita adalah menjaga kecurangan itu, lanjut Rocky, menjaga supaya kecurangan itu tidak terjadi karena ini demokrasi, malu nanti di mata internasional. Walaupun pidato atau keterangan Muldoko tidak ada kecurangan, karena Jokowi sudah berjanji untuk menjaga demokrasi. Jadi, semua yang diterangkan oleh Muldoko itu normatif saja. Ternyata, mereka tidak hanya curang, tapi juga menghambat Anies, misalnya di beberapa daerah heli yang ditumpangi Anies tidak bisa mendarat. Yang terbaru dan menjadi blunder baru adalah Kepop yang punya akun Aniesbabel rupanya mereka melakukan fun rising dan berhasil mengumpulkan uang kemudian membuat dan memasang videotron Anies di Bekasi dan Jakarta. Kontraknya tanggal 15 - 21 Januari, tapi baru tanggal 15 Januari sekaran sudah diturunkan, tanpa diberitahu penjelasannya. Yang kemudian menjadi blunder justru mereka sebenarnya cuma memasang videotron di Jakarta dan Bekasi, tetapi karena diturunkan, sekarang malah viral di seluruh Indonesia. “Itu dungunya, mereka yang berupaya untuk mencari cara menghalangi perubahan. Dengan berbuat semacam itu, justru makin menjadi-jadi kecurigaan orang. Mestinya biasakan saja untuk membuat counter event, bukan menghentikan sebuah event. Semakin dihalangi, semakin orang mencari jalan. Tidak mungkin banjir itu ditahan oleh bendungan. Justru karena bendungannya bobol maka jadi banjir,” uajr Rocky. “Jadi, kelihatannya sudah banjir informasi bahwa akan ada kecurangan. Karena itu, semua pihak yang menginginkan demokrasi harus siap-siap, begitu banjir itu dihalangi, viralkan dalam bentuk kapiler-kapiler,” tegas Rocky. (ida)