ALL CATEGORY
Edy Mulyadi yang Tidak Layak Diadili
Oleh M. Rizal Fadillah - Pemerhati Politik dan Kebangsaan BEGITU mudahnya rezim memilih seseorang untuk diadili atau dihukum. Betapa sulitnya juga untuk mengadili dan menghukum orang pilihan lainnya. Hukum bermata terbelalak dengan timbangan yang berat sebelah. Simbolnya bukan dewi keadilan membawa pedang dan timbangan tetapi raksaksa menyeringai membawa gada besar dengan manusia kerdil sebagai pesakitan. Edy Mulyadi adalah manusia pilihan yang dihadapkan pada rasaksa bengis itu. Untuk kesalahan yang tidak jelas bahkan tanpa salah yang layak diadili apalagi dihukum. Hanya karena menyebut IKN baru sebagai tempat jin buang anak untuk menggambarkan lokasi yang jauh dan masih sepi. Tidak berkorelasi dengan penistaan suku atau kelompok manapun. Edy sendiri adalah jurnalis yang tentu saja faham bahwa pemberitaan dan pernyataannya itu bagian dari publikasi media yang masuk dalam ranah kompetensi UU Pers. Tidak serta merta dapat dibawa ke ranah pidana. Pemaksaan seperti ini menegaskan terjadinya kriminalisasi atas aktivis. Lebih jauh publik mengaitkan dengan sikap kritis Edy terhadap berbagai peristiwa dan kebijakan termasuk soal pemberitaan atas pembunuhan enam laskar FPI di KM 50. Sebelum test area itu diobrak abrik dan dibantai habis oleh pihak-pihak yang ketakutan bahwa perbuatan jahatnya nyata dan beralat bukti. Edy Mulyadi ditahan dan dinyatakan sebagai tersangka dengan delik yang dituduhkan sebagai ujaran kebencian yang berpotensi menimbulkan keonaran. UU 1 tahun 1946, UU ITE dan aturan KUHP diancamkan kepadanya. Ketentuan ini berhadapan dengan kritik dan kebebasan berpendapat yang dilakukan dan didalilkan Edy Mulyadi. Menjadi teringat dengan kasus sumir lain HRS yang dituduhkan hampir sama atas perbuatan \"menyatakan dirinya sehat\" setelah pemeriksaan di RS UMMI Bogor. HRS diganjar hukuman 2 tahun oleh MA yang sebelumnya 4 tahun di Pengadilan Negeri. Hukum yang dipaksakan untuk melumpuhkan lawan politik. Soal \"tempat jin buang anak\" bukan frasa ujaran kebencian itu ungkapan biasa untuk menggambarkan daerah yang jauh dan sepi. IKN baru yang memang masih dalam keadaan demikian. Apalagi terbukti beberapa waktu lalu di tempat ini dilakukan ritual mistik dipimpin oleh Presiden RI Jokowi. Upacara kendi pasir serupa dengan \"buang jin\". Tapi semua menyadari proses peradilan terhadap Edy bukanlah proses hukum tetapi proses politik. Sehingga berlaku adagium siapa berkuasa dapat bertindak apa. Negeri ini sudah tercoreng moreng oleh kasus-kasus politik di ruang pengadilan. HRS, Syahganda, Anton Permana, Jumhur, Kivlan Zen, dan lainnya menjadi contoh. Pembebasan aparat atas pembantaian 6 laskar FPI di ruang pengadilan juga bentuk dari operasi penyelamatan politik. Edy Mulyadi tidak layak diadili, tidak ada kejahatan yang dilakukannya. Sementara penjahat asli masih berkeliaran dimana-mana apakah penista agama, koruptor, atau penghianat bangsa. Penjual kedaulatan negara itu pengisi ruang Istana. Bebas berkelana ke Singapura, Australia, Eropra, Amerika ataupun China. Edy menjadi bagian dari martir demokrasi, pejuang kebebasan berpendapat, serta aktivis media yang bersuara apa adanya. Edy mewakili aspirasi yang tersumbat. Berjalan lurus di lorong kegelapan kekuasaan. Melabrak fatsoen basa-basi atas ancaman tirani dan oligarki yang selalu sembunyi. Selamat berjuang, selamat membela kebebasan dan kemerdekaan untuk berpandangan beda. Berbasis keyakinan bahwa rezim sedang terperosok di lubang kezaliman. Kritik Edy Mulyadi atas IKN baru yang tidak layak dan dipaksakan adalah benar. Edy Mulyadi benar. (FNN.co.id) Bandung, 11 Mei 2022
Kampung Melayu di Mester dan Tangerang
Oleh Ridwan Saidi - Budayawan Dari mana asal kata Melayu? Ada pendapat bahwa itu dari toponim di Cambodia utara Malai Ur, tanah Malai. Di Indochina memang banyak yang berbahasa Melayu: Malai Ur, Kompong Chom, Champa, Pattani. Di sini ada pohon Kamboja, labu Siam, Pondok Rangon, Champa-ka (hunian Champa). Toponim lain di Jakarta ada Gang Chenghay di Mester yang nama tempat di Cambodia, ada Pa Siam (pa dari tapak), ada Kwitang yang toponim Burma. Panggilan kehormatan untuk wanita: Po atau Mpo, juga dari Indochina. Di Jakarta hunian Melayu Indochina di Kampung Melayu Mester dan Tangerang. Kalau Roa Malaka dan Rorotan Malaka adalah kampung orang-orang Melayu Semenanjung. Kalau dilihat lingkungan, pada mulanya orang Melayu Mester tampaknya retailer, Tangerang agro dan pengrajin anyaman, Roa Malaka pebisnis di labuhan Kalapa, Rorotan Malaka agro dan melaut. Rumah Si Pitung dengan arsitektur Melayu adalah rumah singgah (jondol) yang sangat mungkin dibuat orang Rorotan Malaka. Orang-orang Indochina migrasi karena kerajaan-kerajaan di kawasannya sering berperang. Yang besar serangan bangsa Siam ke sejumlah kerajaan terutama Khmer pada XIII M. Lalu serangan Siam pada kerajaan Pattani abad XVIII. Terakhir serangan Vietnam pada Champa 1829 M. Ini antara lain pemicu migrasi. Sebelumnya pada abad XII orang Laos dari bantaran sungai Mekong ke bantaran kali Brantas, Kediri. Tapi mereka bukan Melayu. Sebaran migran Melayu bukan di Jawa saja. Mereka menyebar di seluruh zona econ dari Banda Aceh hingga Banda Neira. Jadilah Melayu sebagai bahasa perdagangan. Misal ukuran sekati, dan mata uang ringgit. Tak \'kan Melayu hilang di bumi. (*)
Agama, Spiritulitas dan Humanitas
Oleh: Imam Shamsi Ali - Presiden Nusantara Foundation New York, FNN - Senin malam, 9 Mei 2022, saya mendapat kehormatan menyampaikan ceramah kunci (keynote speech) pada acara pertemuan interfaith tahunan dan pemberian penghargaan kepada beberapa tokoh agama di Florida US. Acara ini diadakan dengan kolaborasi antara Interfaith Center Northeast Florida dan University of North Florida. Tema yang diusung adalah “Our Common Humanity: together we build a better world”. Intinya kira-kira menenkankan bahwa basis koneksi antara manusia itu ada pada kemanusiaan itu. Dan atas dasar kemanusiaan itu dengan segala perbedaannya manusia bisa bekerjasama untuk membangun dunia yang lebih baik. Salah satu poin penting dari pesentasi saya adalah menekankan kembali urgensi memahami makna “insaniat” atau kemanusiaan manusia. Rujukan saya dalam mengelaborasi poin ini adalah surah Al-Hujurat ayat 13. “Wahai manusia, sesungguhnya Kami (Allah) menciptakan kalian dari seorang pria (Adam) dan seorang wanita (Hawa) dan menjadikan kalian berbagai bangsa dan suku untuk saling mengenal. Sesungguhnya yang termulia di antara kalian di sisi Allah adalah yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti”. Salah satu dari makna terpenting dari sekian banyak makna (pelajaran) yang saya samppaikan dari ayat ini adalah makna “kemanusiaan” (insniat). Seruan Allah “wahai manusia” pada ayat ini sejatinya mengingatkan kita akan sebuah hakikat terpenting tentang hidup dan esensi relasi antar manusia. Seruan kemanusiaan ini merupakan penekanan akan realita manusia sesungguhnya. Bahwa manusia itu bukan pada fisiknya dan afiliasinya. Bukan bentuk tubuhnya atau warna kulitnya. Tapi ada esensi manusia ada pada apa yang disebut “insaniat” (kemanusiaan). Kemanusiaan ini pulalah sejatinya yang dasar koneksi atau relasi antar sesama manusia. Sebab “insaniat” inilah yang menjadi “common ground” (pijakan bersama) yang tidak diperselisihkan. Manusia secara warna kulit, bahasa, ras dan etnis, bahkan keyakinan (faith) boleh berbeda. Perbedaan itu bahkan menjadi bagian dari sunnatullah. Tapi “insaniat” tidak akan pernah berubah. Sehingga ikatan terkuat antar manusia itu ada pada kemanusiaannya. Jika kemanusiaan (insaniat) ini dipahami secara agama maka sesungguhnya itulah nilai “spiritulitas” (ruhiyah). Sehingga pernah saya sampaikan bahwa manusia itu terdefenisikan sebagai “wujud spiritualitas yang bertengger pada eksistensi fisikalnya” (spiritual being in a physical body). Berdasarkan pemahaman yang demikian sejatinya interfaith itu dapat terbangun. Dengan kata lain, agama-agama yang bersifat pertikular (masing-masing dengan keunikannya) itu memang plural (berbeda-beda). Tapi semua agama-agama itu memilki ikatan universal tadi (spiritualitas). Dengan demikian apapun keyakinan atau agama seseorang, terlepas dari pemahaman partikular keagamaannya, memiliki ikatan dengan spiritulitas yang bersifat universal tadi. Sehingga perbedaan agama-agama tidak seharusnya menjadikan manusia saling terpecah, apalagi saling memusuhi dan berperang. Masalah kebenaran pada masing-masing agama yang bersifat partikular (unik/khas) itu menjadi hak masing-masing pemeluk agama. Dalam bahasa agama Islam: “lakum diinukum wa liya diin” (bagimu agamamu dan bagiku agamaku). Pada tataran ini masing-masing pemeluk agama meyakini agamanya sebagai kebenaran. Tapi keyakinan ini tidak menafikan adanya aspek universal (spiritulitas) tadi. Sehingga keyakinan kebenaran pada masing-masing agama tidak harus menjadi alasan untuk saling berpecah, apalagi bermusuhan dan berperang. Di sìnilah keunikan Islam. Di satu sisi mengajarkan kebenaran mutlak itu (Sesungguhnya agama di sisi Allah adalah Islam). Tapi pada saat yang sama merangkul keragaman (tidak menafikan adanya yang lain). Bahwa secara partikular (khusus) Islam adalah kebenaran. Tapi merujuk kepada “common ground” tadi (insaniat atau spiritulitas) manusia bisa bersama-sama membangun dunia ini menjadi kediaman yang indah untuk semua manusia. Itulah salah satu poin yang saya sampaikan pada pertemuan tahunan interfaith kemarin malam di Florida yang dihadiri oleh tokoh-tokoh agama, akademisi, dan beberapa pejabat pemerintahan setempat. Tak lupa di awal presentasi saya menyampaikan candaan bahwa saya adalah “a proud New Yorker”. Kebanggaan saya sebagai orang New York karena kenyataan bahwa New York adalah “a bridges city” (kota jembatan). Ketika ada yang berusaha membangun dinding (walls) warga New York justeru membangun jembatan. Dan mereka yang membangun dinding tidak akan betah tinggal di kota New York. Candaan ini sebenarnya sindiran saya kepada Donald Trump yang tidak saja memang membangun dinding di perbatasan US-Meksiko. Tapi sikapnya yang menjadikan warga Amerika terpolarisasikan. Perpecahan warga berdasarkan ras dan warna kulit, hingga ke pemeluk agama-agama sangat terasa. Awalnya saya khawatir jika masyarakat Florida banyak pendukung Trump. Ternyata yang hadir nampak menikmati sindiran itu. Mereka pun tertawa, paham dengan maksud saya. Udara Jacksonville-NYC, 10 Mei 2022
SEAG ke-31, Sepakbola , Alhamdulillah, Anak-Anak Mampu Bangkit
Oleh M. Nigara - Wartawan Sepakbola Senior, Komentator tvone, Penasehat PWI Pusat, Anggota SIWO Lintas-Generasi, Anggota AIPS, INA 0076/1 Jakarta, FNN - ALHAMDULILLAH, Anak-anak kita mampu bangkit. Kalimat syukur ini perlu kita utamakan saat melihat Facrudin Aryanto dan kawan-kawan mampu memetik kemenangan 4-1 atas Timor Leste di laga kedua kita, grup A, Seag ke-31, Vietnam, Selasa (10/5/2022) malam. Namun sebelumnya, Myanmar yang jauh dari ingar-bingar serta perhatian kita, menekuk pemuncak klasemen sementara, Filiphina dengan skor 3-2. Di pertai pertamanya, Myanmar juga menang 3-2 atas Timor Leste. Dari dua kemenangannya, Myanmar mengambil alih klasemen sementara grup A dengan 6 poin. Bangkit Tampil dengan susunan pemain yang berbeda pada laga pembuka, anak-anak asuh Shin Tae-yong (STY) langsung melakukan peneterasi lawan. Di menit ke-16, Egy Maulana mampu menjebol gawang Timor Leste. Sayang, hingga 45 menit pertama usai, gol tambahan tidak terjadi. Di babak kedua, Witan Sulaeman akhirnya mampu melesakkan bola ke gawang lawan masing-masing di menit 52 dan 76. Sementara sang kapten, Facrudin Aryanto menyumbangkan satu gol pada menit 58. Sayangnya, gawang kita juga harus bergetar melalui Mouzinho pada menit ke-69. Catatan, ini adalah gol kedua Timor Leste ke gawang Indonesia dalam 5 kali laga yang seluruhnya dimenangkan oleh Indonesia. Sebagai catatan, maaf nih, bukan saya tidak bersyukur, tapi setidaknya saya masih melihat anak-anak kita terlalu mudah kehilangan bola. Malah, pola yang coba mereka terapkan, juga agak mudah terbaca. Nah, dari dua laga sisa vs Filiphina, Jumat (13/5) dan Ahad (15/5) vs Myanmar, sungguh-sungguh menjadi penentu langkah Garuda Muda di Seag. Jika ingin lolos dari grup ke semifinal, pilihannya hanya satu, menang dua kali. Untuk meraih 6 poin dari dua laga sisa, STY tak punya pilihan selain wajib menerapkan pola menyerang dan menekan sedemikian rupa. Dan, jangan laga anak-anak kita terlalu cepat kehilangan bola. Pendeknya, kesungguhan para pemain dituntut untuk ditingkatkan. Benar sejarah berpihak pada kita ketika bertarung melawan pasukannya Manny Paquiao. Dari 17 kali bertemu, 15 kali kita menang, dan masing-masing sekali draw dan kalah. Di laga terakhir pada _event_ Piala AFF 2014, kita kalah telak 4-0 dan itu pun menjadi kekalahan terbesar kita di AFF. Meski di tahun 2002, kita pernah membantai mereka 13-1 di Piala Tiger, namun laga terakhir harus menjadi catatan tersendiri bagi kita. Bersyukur, Myanmar memberikan kita pelajaran berharga dengan mengalahkan mereka 3-2. Artinya, ada titik-titik lemah yang mulai terkuak. Pertanyaannya, mampukah anak-anak kita memanfaatkan hal itu. Dan, mampukah STY melihat itu serta membuatkan strategi jitunya. Harapan kita sih, mereka mampu. Tapi, jujur nih, masih banyak \'pengamat\' yang meragukannya. Bahwa STY pelatih yang memiliki kualitas bagus, ini bisa dibuktikan bahwa dia pernah melatih Korsel di Piala Dunia. Sejak 1986 hingga 2018, Korsel belum pernah absen di Piala Dunia. Catatan, jika saat itu Herry Kiswanto dan kawan-kawan bisa mengalahkan mereka, maka kisah akan berbeda. Lalu, kemampuan para punggawa kita, secara individu, tidak kalah dari Myanmar, Vietnam, Filiphina, bahkan dengan Thailand yang memiliki rekor juara Seag terbanyak. Persoalannya, lagi-lagi menurut banyak \'pengamat\' STY kurang tepat memilih mereka. Tim nas kita yang berlaga di AFF 2021, menurut catatan mereka, masih lebih baik. Begitu juga dengan beberapa pemain yang diturunkan dalam dua laga, masih lebih baik beberapa pemain yang justru dibangku-cadangkan. STY pasti punya alasan. Dan, kita, para \'pengamat\' pasti juga perhitungan. STY pasti memiliki beban yang lebih berat ketimbang kita yang hanya melihat dari luar. Apa pun juga, kita tetap wajib bersyukur katena Fachrudin Aryanto cs bisa memetik tiga poin, mempertahankan rekor belum terkalahkan dari Timor Leste, dan tetap menebar asa besar untuk lolos dari grup A. Feeling saya sih mengatakan yang akan lolos dari grup A, Vietnam tuan rumah, dengan........... insyaa Allah KITA. Semoga harapan ini bisa jadi kenyataan, aamiin ya Rabb... Klasemen Sementara Grup A 1. Myanmar 2 2- 0- 0-(6-4)(+2) 6 2. Vietnam 2 1- 1- 0-(3-0)(+3) 4 3. Filiphina 3 1- 1- 1-(6-3)(+3) 4 4. Indonesia 2 1- 0- 1- (4-4)(0) 3 5. Timor Leste 3 0- 0- 3-(3-11)(-8) 0 Hasil sementara Grup A SEA Games 2021 • 6 Mei 2022: • Filiphina 4-0 Timor Leste • Vietnam 3-0 Indonesia • 8 Mei 2022: • Timor Leste 2-3 Myanmar • Vietnam 0-0 Filiphina • 10 Mei 2022: • Myanmar 3-2 Filiphina • Indonesia 4-1 Timor Leste
Dakwaan Jaksa Melebar, Edy Mulyadi Tidak Paham
Jakarta, FNN.co.id - Dakwaan jaksa penuntut umum yang dibacakan dalam kasus wartawan Forum News Network (FNN) Edy Mulyadi di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Selasa (10/5/2022), dinilai melebar ke mana-mana. \"Kalau dibilang ngerti saya nggak ngerti, nggak paham. Alasannya begini saya dilaporkan itu karena ucapan saya tempat jin buang anak, itu yang saya tahu. Tapi seperti kita ketahui dan dengar tadi jaksa mencantumkan beberapa YouTube saya yang lain, ada Kaesang, ada segala macem, itu yang membuat saya tidak paham, kenapa melebar ke mana-mana?,\" kata Edy Mulyadi dalam sidang setelah mendengar dakwaan jaksa di Pengadilan Negeri Jakpus, Jalan Bungur Besar Raya, Jakpus, Selasa (10/5/2022). Dakwaan jaksa penuntut umum setebal 300 halaman. Jika ditambah dengan lampiran jumlahnya lebih dari 900 halaman. Oleh karena itu, majelis hakim PNJakpus menawarkan kepada para pihak yang bersidang membuat kesepakatan untuk mempersingkat pembacaan berkas dakwaan JPU. Adu argumentasi Sebelum sidang ditutup, baik Edy Mulyadi maupun tim pengacaranya sempat terlibat adu argumentasi dengan para jaksa penuntut umum menyangkut surat dakwaan jaksa yang melebar kemana-mana. Untuk menengahi perdebatan dengan jaksa, majelis hakim PN Jakpus meminta kepada Edy Mulyadi maupun tim pengacaranya untuk menyampaikan keberatannya dalam eksepsi (keberatan dari terdakwa dan atau pengacara) dalam sidang berikutnya pada hari Selasa 24 Mei 2022. Edy mengatakan tidak paham dengan dakwaan jaksa terkait videonya yang mengkritik anak-anak Presiden Jokowi yakni Gibran dan Kaesang Pangarep. Sebab, lanjut Edy, pemberkasan terhadap dirinya oleh penyidik kepolisian hanya menyakut adanya laporan terkait video rencana kepindahan ibu kota negara ke Kaltim. Edy Mulyadi didakwa jaksa telah membuat kegaduhan terkait beberapa video di channel YouTubenya, salah satunya berkaitan dengan ucapan \'tempat jin buang anak\'. Edy menyatakan tidak paham dengan dakwaan jaksa yang melebar ke mana-mana. \"Jadi dengan izin yang mulia, saya minta JPU kembali menjelaskan kenapa saya sampai disini? Kenapa banyak produk jurnalistik di akun YouTube saya lainnya dimasukkan dalam dakwaan jaksa. Apakah Gibran atau Kaesang pernah mempersoalkan dan melaporkan saya? Saya kan hanya dilaporkan terkait dengan frase IKN sebagai tempat jin buang anak,\" lanjut Edy Mulyadi. Ahmad Yani selaku Ketua Tim Pengacara Edy Mulyadi, juga mempertanyakan berkas laporan yang dibuat penyidik kepolisian terkait laporan terhadap kliennya itu. Menanggapi keberatan Edy Mulyadi, jaksa menilai pernyataan Edy Mulyadi itu sudah masuk ke ranah pembuktian. Jaksa menyarankan agar Edy mengajukan nota keberatan atau eksepsi. (Tim FNN)
Konsolidasi Nasional Rakyat Indonesia Ditekan
Jakarta, FNN - Konsolidasi Nasional Rakyat Indonesia yang dimulai pada 10 Mei 2022 di Gedung Pandansari Cibubur menghadapi tekanan. Sekitar 300 peserta mewakili 34 provinsi dan berbagai elemen dari berbagai daerah di Indonesia tiba-tiba tidak dibolehkan menggunakan gedung tersebut padahal sudah dibayar. \"Kami sudah mengikuti prosedur untuk menyampaikan pemberitahuan ke aparat baik polsek, polres, bahkan sampai ke polda, sudah oke semua, tetapi di hari pelaksanaan saat peserta dari berbagai daerah sudah datang dan mau menggunakan gedung tiba-tiba dilarang\" ujar Adit, ketua panitia pelaksana. Konsolidasi yang diselenggarakan oleh Komite Rakyat Lawan Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KRL-KKN) ini akhirnya dilaksanakan di luar gedung di lapangan dan d llorong-lorong penginapan peserta dengan suasana yang heroik. Konsolidasi ini diikuti oleh mahasiswa dari berbagai kampus di Indonesia, pelajar, akademisi, buruh, petani,nelayan, pedagang kaki lima, guru honorer, masyarakat korban tambang, alumni berbagai kampus, para dokter, emak-emak, para aktivis lingkungan, hingga para pentolan aktivis 98 dan lain-lain. Terlihat sejumlah akademisi yang hadir di lokasi Konsolidasi. Di antaranya Ubedilah Badrun, Anthony Budiawan, Bivitri Susanti, Eka V Putra, dan Herdiansyah Hamzah yang hadir melalui online. Ahli hukum tata negara Bivitri Susanti dalam penyampaian pandanganya mengemukakan bahwa ada persoalan serius dalam tata kelola negara ini, di antaranya terkait cara ugal-ugalan menyusun undang-undang yang mengabaikan aspirasi. \"Saya melihat cara mengelola negara ini sangat buruk, diliputi KKN, menyusun undang-undang saja terlihat sangat ugal-ugalan mengabaikan suara rakyat \" ujar Bivitri Susanti. Akademisi dan Ekonom Anthony Budiawan dalam pemaparanya mengemukakan bahwa ekonomi Indonesia dalam kondisi yang mengkhawatirkan. \"APBN kita defisit Rp.1000 triliun, APBN naik menjadi sekitar Rp.2.700 triliun pada tahun 2021 tetapi jumlah daerah miskin bertambah. Kenaikan APBN itu hanya dinikmati oligarki melalui insentif pajak, bisnis PCR dan lain-lain\" tegas Anthony Budiawan. Ubedilah Badrun akademisi UNJ yang juga hadir dalam konsolidasi nasional tersebut menyampaikan bahwa reformasi telah dikhianati, bahkan rakyat betul-betul telah dikhianati. \" Korupsi Kolusi dan Nepotisme yang merajalela, vulgar dilakukan ditengah rakyat sedang sengsara, dan penguasa yang dikendalikan oligarki adalah fakta yang tidak bisa dibantah bahwa negara ini telah dikhianati, rakyat telah dikhianati, reformasi telah dikhianati\" tegas akademisi yang empat bulan lalu melaporkan dugaan KKN dan Tindak Pidana Pencucian uang keluarga Istana ke KPK ini. Ubedilah Badrun kemudian mengemukakan data untuk memperkuat kritik kerasnya tersebut . \" korupsi milyaran rupiah telah terjadi ditengah rakyat sedang sengsara, misalnya korupsi bansos. Kerjasama antara anak penguasa dengan anak petinggi perusahaan besar ditengah perusahaan tersebut penuh masalah hukum juga telah terjadi. Ada juga sejumlah jabatan strategis yang diberikan kepada mereka yang menjadi bagian utama oligarki. Misalnya duta besar dan pejabat penting di proyek IKN. Kebijakan strategis pemerintah berubah hanya dalam hitungan hari karena tekanan oligarki. Itu semua adalah diantara fakta yang tidak bisa dibantah bahwa KKN merasuki Istana dan oligarki mengendalikan pemerintah\" tegas Ubedilah Badrun. Acara konsolidasi nasional ini akan berlangsung tiga hari hingga tanggal 12 Mei 2022. Tanggal 11 Mei adalah agenda sidang komisi dan sidang pleno konsolidasi. Sementara tanggal 12 Mei 2022 adalah pembacaan dan penyampaian hasil konsolidasi nasional tersebut di hadapan media dan publik secara luas. (sws)
Berkas Dakwaan Terhadap Edy Mulyadi Seribu Halaman Seberat 10 kg, Rocky Gerung: Ini Baru "Big Data"
Jakarta, FNN - Wartawan senior Edy Mulyadi menjalani sidang perdana kasus Jin Buang Anak calon ibu kota negara (IKN) di PN Jakarta Pusat, Selasa (10/05) Tebalnya berkas dakwaan yang mencapai 900 halaman dan berat diperkirakan 10 kg tersebut dinilai layak masuk MURI (Museum Rekor Indonesia). Bahkan pengacara Edy Mulyadi, Herman Kadir menganggap ini berkas terbesar dalam sejarah dunia litigasi selama dia menangani perkara. Menanggapi hal itu pengamat politik Rocky Gerung menilai bahwa kasus ini dianggap berat padahal sesungguhnya sangat ringan. \"Ini namanya dakwaan berbasis big data. Ini kasus ringan, tapi diperlakukan seperti kasus besar. Yang dipersoalkan malah bagian yang bukan intinya yaitu dia mengucapkan jin buang anak,\" katanya kepada wartawan senior FNN Hersubeno Arief dalam kanal YouTube Rocky Gerung Official, Selasa (10/05) Rocky menegaskan frasa Jin Buang Anak tersebut adalah dalam konteks pembangunan IKN, bukan mengolok olok orang. \"Dakwaan 1000 halaman itu isinya zonk. Dakwaan itu mustinya 1 pasal saja bahwa Anda melanggar kebebasan berbicara, titik,\" paparnya Dakwaan yang berkualitas kata Rocky adalah dakwaan yang padat dan singkat. \"Ini dakwaan terlalu panjang tidak fokus dan muter-muter buat menyeret seseorang,\" tegasnya. Dakwaan ini kata Rokcy artinya malah merusak lingkungan. Bayangkan 1000 halaman kertas itu berapa pohon yang ditebang untuk bahan baku kertas. Rocky menegaskan, dari kasus Edy Mulyadi ini sesungguhnya kita akhirnya bisa mengolok-olok kekuasaan karena memaksakan dakwaan dengan menebang pohon untuk bikin ibu kota baru yang tentu merusak lingkungan. Padahal yang diucapkan Edy justru ia ingin melindungi Kalimantan dari kerusakan lingkungan. \"Ini politik membalikkan keadaan hanya untuk memperoleh headline. Kelak media media bikin headline Edy Mulyadi bersalah,\" paparnya Menurut Rocky, Edy sebagai jurnalis justru ingin membela hak orang Kalimantan, hak demokrasi dan hak terbebas dari kerusakan hutan. \"Edy harusnya dibela bukan dipenjara,\" lanjutnya. Lebih jauh Rocky menyarankan nanti Edy Mulyadi di persidangan bisa minta Kompas untuk menjadi saksi ahli karena Kompas bulan lalu membuat survei bahwa pemerintah lebih fokus ke IKN daripada kesejahteraan masyarakat. Masyarakat menganggap pemerintah tidak peduli pada kesulitan ekonomi dan hanya fokus ke IKN. Rocky membaca tulisan Roberto Robert panelis ahli di majalah Tempo yang mengritik bahwa kemampuan kiita untuk mengevaluasi diri harus diutamakan. \"Jadi kasusnya ketika Tempo harus meminta maaf hanya karena membuat laporan yang menyudutkan korban. Sementara banyak media mainstream yang setiap hari mempromosikan intoleransi didiamkan saja dan dianggap sebagai upaya untuk melindungi keluasaan. \"Nah Edy Mulyadi justru melakukan kritik terhadap pembangunan IKN,\" tegasnya. Diakui Rocky bahwa sinismenya Edy Mulyadi dalam melontarkan kritik memang tinggi sekali tetapi Edy Mulyadi mengkritik kebijakan. \"Itu intinya. Ini bagian dari pengadilan kebebasan berbicara,\" lanjutnya. Edy Mulyadi menjalani persidangan atas tuduhan pencemaran dengan kalimat yang mengatakan bahwa Ibu Kota Negara (IKN) dibangun di tempat jin buang anak. Rocky Gerung juga menyinggung soal buzzer yang berusaha membentengi istana dari kritik yang dilayangkan seseorang kepada pihak pemerintah. “Ini betul-betul pengadilan absurd kalau kita sebut pengadilan yang diatur iya memang karena seribu halaman hanya untuk mempersoalkan satu frasa bahwa IKN itu adalah lokasi tempat jin buang anak,\" pungkasnya. (Ida, sws)
Ayat dan Mayat, Black Campaign yang Terus Dilesakkan
Oleh Ady Amar - Kolumnis FITNAH memang keji. Bahkan lebih keji dari pembunuhan. Itu kata agama (Islam). Jika logika agama yang dipakai, maka semestinya penyebar fitnah diganjar hukuman lebih berat dari hukuman bagi si pembunuh. Tapi mustahil itu diterapkan. Fitnah ditebar seolah itu hal biasa. Bahkan tanpa konsekuensi hukum. Memfitnah itu menjadi hal biasa. Lumrah. Tidak jadi persoalan serius. Menjadi serius jika fitnah mengena pada pejabat yang kebetulan \"berkuping tipis\", dan tengah berkuasa. Fitnah lalu bisa ditarik pada kasus hukum. Di era media sosial tanpa sekat, fitnah menjadi menu sehari-hari. Bisa dumunculkan kapan saja. Terutama pada pejabat atau bahkan personal yang memang dibidik untuk dihancurkan nama baiknya. Maka, gelontoran fitnah--dan itu masuk black campaign-- jadi andalan menghabisi siapapun yang dianggap lawan politiknya. Seolah orang boleh menjatuhkan lawan politik dengan berbagai cara, bahkan dengan black campaign. Sulit hal itu bisa dicegah, dan seakan tidak ada perangkat hukum bisa mencegahnya. Terutama bagi yang berlawanan dengan rezim. Melaporkan tindakan fitnah, itu menjadi sulit ditindaklanjuti. Sekadar laporan diterima tanpa ada kelanjutan memprosesnya secara hukum. Tumpul. Memilih tidak melaporkan lalu jadi pilihan untuk dipilih, setelah tidak ditemukan pilihan lain bisa dipilih. Membiarkan saja fitnah itu menggelinding tanpa kesudahan. Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta, jadi arus utama langganan fitnah. Anies memilih membiarkannya. Tidak sekalipun ia mencoba melawan fitnah dengan melaporkan pada pihak berwajib. Anies mengharuskan bertelinga tebal dengan cara tidak menggubrisnya. Memilih diam jadi pilihannya. Mengabaikan mereka yang memang bekerja untuk itu. Dibayar untuk mempengaruhi opini publik, dan itu membicarakan Anies dengan tidak sebenarnya. Opini ingin dibentuk dengan mencoba mengaburkan karya-karya Anies membangun Jakarta. Menjatuhkan Anies pastilah tanpa nalar, dan itu yang terus-menerus dilesakkan. Nalar publik ingin dikotori oleh opini fitnah yang dilempar begitu saja. Seperti menjejalkan makanan yang tidak layak pada bayi yang sedang bertumbuh. Jahat, memang. Fitnah Usang yang Terus Diangkat Menjual \"Ayat dan Mayat\" adalah salah satu fitnah yang terus ditebar. Pastilah itu masuk kelompok black campaign. Sekalipun Anies tidak terbukti pernah mengatakan sebagaimana yang dituduhkan. Pada Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu, istilah itu dimunculkan dan terus dilestarikan sampai sekarang. Upaya menggiring opini publik, seolah kemenangan Anies Baswedan dalam Pilkada DKI--mengalahkan petahana Basuki Tjahaya Purnama (Ahok)--itu dengan menggunakan \"Ayat dan Mayat\". Memenangkan Pilkada seolah Anies mengusung politik identitas pada isu-isu keislaman. Dengan cara menakut-nakuti muslim dengan \"ayat dan mayat\", dan itu untuk memilihnya sebagai sesama muslim. Tidak memilih Ahok yang non muslim. Meski sekalipun Anies tidak pernah melakukan hal itu, tetap saja fitnah \"ayat dan mayat\" terus diangkat. Memang tidak menutup kemungkinan jika ada ulama/kyai/pemuka agama, saat di majelis-majelisnya, dan itu pada jamaahnya, memberi tausiah agar memilih pemimpin yang muslim. Seperti hal itu juga dilakukan para pendeta/pastor/pemuka agama diluar Islam, agar memilih pemimpin yang seiman. Itu hal biasa, yang berpijak pada ajaran agamanya. Tidak ada yang salah. Black campaign \"ayat dan mayat\" terus dilesakkan, itu memang hal yang disengaja. Menganggap efektif mampu menggerus elektabilitas Anies, yang anehnya tidak beringsut mengecil, tapi tetap kokoh teratas--dari berbagai lembaga survei politik. Anies jual \"ayat dan mayat\", fitnah usang, yang tanpa dilihat efektivitasnya mampu mempengaruhi publik. Menganggap rakyat bodoh, itu ibarat melakukan pekerjaan serasa berhasil diawalnya, yang tidak mustahil akan berkesudahan dengan hasil berkebalikan. Rakyat punya parameternya sendiri dalam menilai. Tidak bisa dicekoki pernyataan yang diulang-ulang, tanpa bisa dibuktikan. Nalar publik jangan dipaksa mempercayai berita fitnah usang yang terus diberitakan. Sulit bisa menemukan kerja Anies yang bisa dilihat sebagai bentuk pelanggaran, maka pilihan menebar berbagai berita fitnah akan terus dilakukan dengan tingkat intensitas tinggi dan kejam--setidaknya sampai 2024--itu sekadar untuk upah recehan yang tidak seberapa. Duh, kasihan. (*)
Jepang Akan Putuskan Waktu Embargo Minyak Rusia Sambil Pantau Kondisi
Tokyo, FNN - Jepang akan memutuskan waktu dan metode untuk melakukan embargo terhadap impor minyak Rusia sambil mempertimbangkan kondisi aktual, kata Menteri Industri Jepang Koichi Hagiuda pada Selasa.Langkah untuk mengambil keputusan itu perlu dilakukan setelah Jepang menyetujui larangan bersama negara-negara Kelompok Tujuh (G7) lainnya untuk melawan invasi Moskow ke Ukraina.Untuk membantu mengamankan pasokan energi global yang stabil, Amerika Serikat memiliki peran utama sebagai produsen minyak dan gas alam, kata Hagiuda dalam sebuah konferensi pers.Sebelumnya Hagiuda mengaku bahwa Jepang akan menghadapi \"kesulitan\" untuk segera mengikuti langkah memotong impor minyak Rusia.\"Mengingat Jepang memiliki keterbatasan sumber daya, kami akan menghadapi beberapa kesulitan untuk segera mengikuti langkah (embargo minyak Rusia) bersama negara-negara lain,\" kata Hagiuda kepada wartawan pada Kamis (5/5).Impor minyak Rusia menyumbang empat persen dari keseluruhan impor minyak Jepang untuk tahun fiskal terakhir hingga Maret.Gas alam dari Moskow berkontribusi sembilan persen dari total impor gas Tokyo, dan Rusia menyumbang 11 persen dari total impor batubara Jepang. (mth/Antara)
Anggota DPR Mengingatkan Pemerintah Terkait Vaksin Halal
Jakarta, FNN - Anggota Komisi IX DPR RI Kurniasih Mufidayati mengingatkan Pemerintah untuk melaksanakan putusan Mahkamah Agung (MA) Nomor 31P/HUM/2022 terkait vaksin halal untuk COVID-19.\"Kami meminta Pemerintah melaksanakan putusan MA sebagai cerminan negara hukum dan pelaksanaan good governance. Umat Islam berhak dan wajib diberikan vaksin COVID-19 halal sesuai fatwa halal yang dikeluarkan MUI,\" katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.Anggota Panitia Kerja (Panja) Vaksin DPR RI itu menyarankan Pemerintah bisa memulai dengan melakukan revisi terhadap Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2020 tentang Pengadaan Vaksin dan Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi COVID-19. Kemudian ditindaklanjuti dengan revisi peraturan di bawahnya termasuk Keputusan Menteri Kesehatan.\"Selain putusan hukum ini, Komisi IX sejak awal baik di panja maupun dalam berbagai kesempatan rapat kerja sudah menyampaikan tentang pentingnya vaksin halal COVID-19 ini. Jadi dorongan legislatif dan putusan dari lembaga yudikatif harus dilaksanakan oleh Pemerintah dengan menyediakan vaksin halal yang cukup bagi umat Islam khususnya untuk booster maupun yang belum mendapat dosis pertama atau kedua,\" kata politisi PKS itu.Penyediaan vaksin halal, kata dia lagi, bisa menjadi salah satu jawaban atas keraguan sebagian masyarakat yang enggan vaksin karena mempertanyakan atau memilih vaksin yang halal.Pada sisi lain, Kurniasih juga mendorong percepatan produksi vaksin Merah Putih, sebab vaksin ini adalah salah satu vaksin COVID-19 yang telah mendapatkan fatwa halal MUI.\"Jadi ini justru momentum untuk segera mempercepat produksi vaksin Merah Putih buatan anak bangsa. Selain kebutuhan untuk booster yang mendesak, vaksin Merah Putih juga sudah mendapat fatwa halal dari MUI jadi klop untuk segera menambah pasokan vaksin halal di samping yang sudah ada,\" kata Kurniasih menegaskan.Kurniasih mengatakan pihaknya akan segera meminta Kemenkes untuk melaksanakan hasil putusan MA tersebut dan menagihnya saat masa sidang sudah dimulai.\"Ini salah satu konsern teman-teman di Komisi IX sejak awal, saat ada dorongan dengan putusan MA nanti kita kawal dan pertanyakan saat masa sidang dimulai usai reses. Harus ada progres dan tindakan nyata untuk penyediaan vaksin halal ini,\" katanya pula. (mth/Antara)