ALL CATEGORY
Jokowi Tidak Sholat Idul Fitri di Istiqlal Takut Bersaing dengan Anies yang Sholat di JIS
Jakarta, FNN - Pilihan Presiden Jokowi untuk sholat ied dan berlebaran di Yogyakarta dengan Sultan Hamengkubuwono X ketimbang di Jakarta kembali menjadi sorotan publik. Seperti yang diketahui Jokowi membawa seluruh anggota keluarganya untuk merayakan Idul Fitri ke Keraton Yogyakarta. Menurut Pengamat Politik Rocky Gerung, sebenarnya keputusan Jokowi lebaran di Yogyakarta sudah bisa diprediksi oleh banyak orang. \"Lebaran selain bersalam-salaman juga orang berbisik-bisik siapa ketemu siapa. Dari Lebaran juga orang bisa memanfaatkan untuk berpolitik. Kenapa Jokowi berlebaran di Jogja. Kenapa Jokowi seolah oleh menghindar dari Jakarta, karena tak ingin menyaingi Anies yang melakukan sholat ied di JIS. Takut seolah-oleh ada matahari kembar,\" katanya kepada wartawan senior FNN Hersubeno Arief dalam kanal YouTube Rocky Gerung Official Selasa, 03 Mei 2022. Jika Jokowi sholat di Istiqlal, kata Rocky nanti orang menghitung siapa yang datang ke JIS (Jakarta International Stadion) dan siapa yang ke istiqlal. \"Sebetulnya tradisinya Presiden dan kabinet sholat di Istiqlal,\" tegasnya Menurut Rocky, alasan lain mengapa Jokowi lebih memilih ke Jogja, karena gak bakal Jokowi datang ke ibu Megawati, karena Pak Jokowi Presiden. \"Apalagi kalau datang mungkin dicuekin oleh Ibu Mega kan, atau nggak diundang gitu,\" lanjut Rocky Gerung. Di sisi lain Rocky Gerung menilai bahwa Megawati pun memiliki pemikiran yang sama dengan Jokowi. \"Demikian juga ibu Mega, merasa lebih penting orang sowan ke Teuku Umar,\" ungkap Rocky Gerung. Rocky Gerung juga menambahkan bahwa Lebaran ini bisa dilihat sebenarnya Megawati merupakan pemegang kekuasaan yang sesungguhnya. Padahal jika dilihat kenyataannya Megawati tidak menduduki posisi jabatan apapun dalam jajaran kabinet Jokowi. \"Karena bagaimana pun, walaupun informal, tapi bu Mega itu memegang kekuasaan yang riil sebetulnya walaupun beliau tidak punya portofolio di dalam kabinet,\" imbuh Rocky. Sebagai informasi bahwa Jokowi beserta seluruh anggota keluarganya memilih Yogyakarta sebagai tujuan untuk merayakan Idul Fitri. Jokowi melakukan silaturahmi dengan anggota Keraton Yogyakarta pada Senin 2 Mei 2022. Presiden Jokowi memilih Gedung Agung, Istana Kepresidenan Yogyakarta sebagai tempat untuk beristirahat dengan anggota keluarganya. “Iya ini pertama karena saya Idul Fitri saat ini berada di Yogya, tentu saja pertama kali yang kami kunjungi untuk silaturahmi dan menghaturkan selamat hari raya, mohon maaf lahir dan batin, kepada Bapak Sultan Ngarso Dalem beserta Ibu Ratu dan keluarga,” kata Jokowi. (Ida, sws)
Usulkan Capres 2024 Hanya Calon Tunggal Cak Imin Dinilai Makin Cemas dengan Dirinya
Jakarta, FNN - Beberapa waktu yang lalu, Muhaimin Iskandar (Cak Imin) mengusulkan supaya pada Pilpres 2024 hanya ada calon tunggal apabila tidak ada tiga pasang kandidat. Cak Imin beralasan calon tunggal tersebut untuk menghindari konflik horizontal. Pernyataan aneh Cak Imin tersebut justru membuat politisi PKB itu disebut tidak memiliki harapan. \"Cak Imin selalu ingin kontroversi dan itu juga pertanda bahwa Cak Imin nggak ada harapan lagi. Mustinya dia bilang sebaiknya dua saja. Kalau dua maka yang nomor dua adalah saya yang akan bersaing dengan politisi. Mustinya lebih gagah kalau dia bilang begitu,\" kata pengamat politik Rocky Gerung kepada wartawan senior FNN Hersubeno Arief dalam kanal YouTube Rocky Gerung Official, Selasa, 03 Mei 2022. Tapi kemudian, kata Rocky, dia tahu bahwa NU tidak memberi sinyal positif ke Cak Imin, bahkan NU mungkin menganggap lebih konkrit Erik Tohir dari pada Cak Imin. Tapi di depan kita masih dipertontonkan friksi antara PKB dan NU. Menurut Rocky, pencabutan dukungan dari NU kepada Cal Imin merupakan hal yang positif. \"Itu juga bagus karena jangan anggap bahwa NU itu selalu ke PKB. NU mustinya massa yang cross wilderness. Mentang- mentang PKB didirikan oleh komunitas NU,\" katanya. Namun demikian kata Rocky kita tetap mengevaluasi posisi Cak Imin. \"Dan Cak Imin saya kira sudah masuk pada keadaan yang penuh kecemasan. Karena itu dia mulai cari manuver baru,\" papar Rocky. Rocky mengaku senang-senang saja melihat akrobat Cak Imin. \"Saya sih seneng-senang saja. Saya juga berteman dengan Cak Imin dan kalau ngledek-ngledek begini ke Cak Imin malah enak tuh, nggak pake bigdata,\" tegasnya. \"Kan Cak Imin nggak bilang menurut bigdata calon tunggal lebih baik Kan nggak begitu,\" paparnya \"Kita sebetulnya menunggu reaksi pada Cak Imin. Dan kali ini nggak ada yang bereaksi. Ya iyalah mau calon tunggal aja karena dua calon itu bisa berbahaya dan mungkin orang bilang sudahlah, komirbid Anda tuh musti dihilangkan dulu, dan komorbidnya tuh musti diberesin dulu,\" kata Rocky. \"Jadi Cak Imin sebetulnya sudah perelis, separuh lumpuh, walaupun masih menggeliat geliat. Tapi sekali lagi, selamat Idul Fitri Cak Imin,\" pungkasnya Diketahui, Nahdltul Ulama (NU) disebut tidak lagi memberi suara ke politisi PKB, Muhaimin Iskandar yang posternya mewarnai jalanan di desa-desa. (Ida, sws)
Mau Indonesia Aman dan Damai, Ini Tipsnya
Jakarta, FNN - Selama 2 periode pemerintahan Presiden Joko Widodo yang paling terasa saat ini adalah perpecahan, perpecahan itu dirasa luar biasa. Krimininalisasi terhadap aktivis dan ulama masih saja terjadi. Situasi seperti itu tidak terjadi semasa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. “Masa Pak SBY tidak pernah mengkriminalisasi aktivis dan ulama saat itu,” tutur wartawan senior FNN Hersubeno Arief dalam kanal Hersubeno Point, Senin (2/5/2022). Kalau ada pandangan yang berbeda ataupun kritikan kepada Presiden SBY, mereka yang ada di pos pemerintahan tidak terus melaporkan (secara hukum). Mereka bersumpah untuk menjauhi hukum. Pertanyaan kita adalah bagaimana kita akan memperbaiki situasi ini? Berikut adalah beberapa sarannya. Bagaimana memilih presiden yang tidak dipromosikan oleh partainya karena sistem kita saat ini dengan ambang batas presiden 20% membuat kita tidak punya pilihan, sehingga kita ingat pemilihan presiden 2019 lalu hanya ada 2 calon presiden: Joko Widodo atau Prabowo Subianto. Jadi, jika orang tidak suka Jokowi nanti kita pilih Prabowo. Sebaliknya kalau dia tidak suka Prabowo akhirnya dia pilih Jokowi. Jadi, pilihan kita bukan berdasarkan rekam jejak orang itu atau benar-benar pilihan terbaik, kita hanya memilih opsi terbaik dari yang terburuk. Ini juga berarti pilpres semuanya buruk, itulah yang terjadi pada Pilpres 2019, kita saksikan adalah pilpres dihantam keras oleh Prabowo yang dipastikan kalah. Kita ingat bahwa dalam banyak kasus ada kesadaran akan hal ini, karena dalam banyak kasus Mahkamah Konstitusi mengatakan Opini Oposisi atau kemudian menguatkannya dalam suatu kasus. Misal, dalam kasus Omnibus Law, yang disebut payung konstitusi bersyarat, tetapi secara inkonstitusional bersyarat. Sekarang, jika banyak lawan yang melakukannya. “Tetapi jika Anda memilih untuk bertarung (di MK), saya pikir Anda tak boleh mengikuti desas-desus, yaitu narasi konstan yang dijalankan oleh divisi kami, kami harus membuat kontra-narasi untuk meningkatkan kesadaran sebagai orang Indonesia,” lanjut Hersubeno. Kita bersaudara, tanpa memandang suku, agama, preferensi politik Anda atau praktik Anda dalam organisasi, sehingga kita mungkin berbeda pendapat, tapi kita bersaudara. Jadi, “Mari kita mulai dengan tidak membuat stigma atau meme yang disebut berudu, lonceng, dan bajingan. Kita seharusnya tidak mengikuti mereka. Kita harus mengabaikan pilihan lain,” ungkap Hersubeno. Menurutnya, pelakunya, para taipan oligarki ini benar-benar tangguh karena mereka begitu kuat dalam mewujudkan modal besar, semakin besar laporan dari berbagai lembaga keuangan negara dan lembaga keuangan dunia dan bank, ia menyatakan bahwa Indonesia adalah orang kaya. Itu semakin kaya dan semakin buruk dan buruk. Kekuatan ini benar-benar perlawanan jangka panjang. Jadi, kita harus membangun ekonomi sendiri, harus ada kesadaran seperti ini, tidak mudah, sangat sulit. Gerakan-gerakan seperti ini muncul setelah aksi 212 tetapi meredup di tengah jalan. Namun, kita harus mandiri secara ekonomi, kita harus mandiri karena jika kita tidak mandiri secara ekonomi kita akan bergantung atau dibimbing oleh kelompok-kelompok oligarki tersebut. (mth)
Pak Jokowi, Mengapa Tidak Shalat Idul Fitri di Mesjid Istiqlal Jakarta?
Oleh: Tjahja Gunawan - Wartawan Senior FNN DALAM setiap Hari Raya Idul Fitri, biasanya kepala negara berada di Jakarta. Presiden Republik Indonesia biasanya melaksanakan Shalat Ied di Mesjid Istiqlal Jakarta didampingi para menterinya. Namun, pada Hari Raya Idul Fitri 1443 H Tahun 2022 ini, Presiden Jokowi justru terbang ke Yogyakarta. Beliau memilih Shalat Idul Fitri di Istana Kepresidenan Yogyakarta, pada Senin (2/5). Shalat Idul Fitri memang bisa dilakukan dimana saja, tapi harus diingat Pak Jokowi sampai sekarang masih Presiden RI. Ketidakhadiran Jokowi di Mesjid Istiqlal saat Shalat Idul Fitri 1443 H, patut dipertanyakan karena Mesjid Istiqlal Jakarta adalah masjid nasional negara Republik Indonesia. Mesjid yang baru saja selesai direnovasi ini bukan hanya simbol Umat Islam Indonesia tetapi juga merupakan masjid terbesar di Asia Tenggara. Apalagi jika mengingat dalam dua tahun ini Mesjid Istiqlal Jakarta ditutup karena adanya pandemi, seharusnya begitu sekarang mesjid ini dibuka kembali maka kehadiran Kepala Negara di Mesjid Istiqlal Jakarta seharusnya menjadi sesuatu yang penting bagi seorang Presiden RI. Namun bukan kali ini saja peringatan hari-hari kebesaran umat Islam seolah hilang dari perhatian Presiden Jokowi. Pada masa Presiden sebelumnya, pelaksanaan peringatan hari-hari besar umat Islam senantiasa dilakukan di Istana Kepresidenan. Namun pada era Presiden Jokowi ini, tempat penyelenggaraan acara-acara penting hari-hari besar umat Islam sengaja dipindahkan ke Gedung di Kantor Kementerian Agama di Jl. Thamrin Jakarta. Sepanjang pengamatan penulis, peringatan Isra Mi\'raj dan Nuzulul Qur\'an tahun 2022, dilaksanakan di Gedung Kemenag itu. Padahal sudah puluhan tahun peringatan hari-hari besar Umat Islam dilakukan di Istana Negara Jakarta. Umat Islam di Indonesia memang mayoritas, namun di era Presiden Jokowi ini tidak dianggap penting lagi. Ternyata bukan hanya penulis yang melihat adanya keanehan dari Pak Jokowi di Hari Raya Idul Fitri 1443 H ini. Wakil Ketua MPR-RI, Fadel Muhammad, menyayangkan Presiden Jokowi yang memilih Shalat Idul Fitri 2022 di Yogyakarta. Presiden Jokowi, kata Fadel, sebaiknya shalat di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat yang terletak di ibu kota negara. Prabowo menemui Jokowi Kata Fadel Muhammad, shalat di Yogyakarta memang tidak salah. Namun, absennya Jokowi di Jakarta saat hari besar menurut dia membuat rakyat bertanya-tanya. Ketika shalat Idul Fitri di Halaman Istana Yogyakarta, Jokowi didampingi istrinya Iriana dan anak bungsunya, Kaesang Pangarep. Wakil Ketua MPR, Fadel Muhammad mengaku dirinya mendapat keluhan atas absennya kehadiran Jokowi di Masjid Istiqlal. Banyak warga yang mengungkapkan kekecewaan. Mereka pantas kecewa karena tahun ini merupakan tahun pertama shalat Idul Fitri dilkasanakan di Masjid Istiqlal setelah dua tahun pandemi Covid-19. \"\'Kenapa presiden tidak melaksanakan Idulfitri di ibu kota padahal ini pertama kali dibuka setelah dua tahun.\' Saya jawab saya juga tidak tahu,\" kata Fadel sebagaimana dikutip portal berita CNN Indonesia. Bukan hanya ketidakhadiran Jokowi di Mesjid Istiqlal Jakarta yang mengundang tanda tanya, tapi kedatangan Menhan Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan Yogyakarta juga menimbulkan keanehan. Kalau untuk saling mengucapkan maaf memaafkan, kenapa Prabowo sampai harus terbang secara khusus ke Yogyakarta. Sebab dengan Wapres Ma\'ruf Amin, Presiden Jokowi cukup bersilaturahmi melalui video call. Aneh kan? Kalau tujuannya untuk silaturahmi pada Hari Raya Idul Fitri, mengapa juga para menteri lainnya tidak diundang Presiden Jokowi untuk datang ke Istana kepresidenan Yogyakarta?. Sebelum terbang ke Yogyakarta, Prabowo Subianto shalat Idul Fitri di kompleks rumahnya di Kawasan Hambalang Sentul, Jawa Barat. Kemudian Prabowo bersama anaknya Didit Hediprasetyo pergi ke Yogyakarta menemui Presiden Jokowi. Entah apa yang dibicarakan diantara keduanya di hari raya Idul Fitri ini. Apakah sekedar maaf memaafkan atau cuma makan opor, bakso dan tempe bacem seperti diberitakan media massa? Kepada wartawan, Jokowi menyebutkan bahwa pertemuannya dengan Prabowo berlangsung cair. Tak ada topik tentang ekonomi maupun politik. Namun, rasanya publik agak sulit menerima argumen Pa Jokowi ini mengingat yang diundang datang ke Istana kepresidenan Yogyakarta hanya Menhan Prabowo Subianto. Apalagi setelah menemui Jokowi di Yogyakarta, Prabowo Subianto langsung kembali ke Jakarta menemui Megawati Soekarnoputri dan keluarganya. Dalam foto yang beredar luas di media sosial, Ketua Umum DPP PDI-P, Megawati Soekarnoputri nampak didampingi anaknya Puan Maharani yang juga Ketua DPR-RI dan Prananda. Selain itu juga terlihat Kepala Badan Intelejen Negara (BIN) , Budi Gunawan, yang nampak sedang duduk sambil memegang tongkat.***
Apa Kira-kira Penyebab Rektor ITK Menjadi Anti-Islam?
Oleh Asyari Usman - Jurnalis Senior, Pemerhati Sosial-Politik CUKUP menarik bedah ‘post mortem’ terkait ujaran kebencian “Mahasiswi Berhijab Manusia Gurun” yang dilontarkan oleh rektor Institut Teknologi Kalimantan (ITK) Prof Budi Santosa Purwokartiko. Dia jelas tidak suka mahasiswi berjilbab. Lebih lebar lagi, bisa terbaca bahwa Pak Rektor adalah seorang islamofobik. Seorang yang tidak suka Islam. Bedah ‘post mortem’ ini dimaksudkan untuk menjawab apa kira-kira penyebab Pak Rektor menjadi tidak suka mahasiswi berjilbab? Mengapa dia sangat membenci Islam? Sangat anti-Islam? Ada yang mengatakan bahwa Prof Budi pernah menumpahkan isi hatinya kepada seorang perempuan bercadar. Perempuan itu menolak. Inilah yang, konon, membuat Budi putar haluan dalam melihat Islam. Tapi, apa semudah itu Prof Budi mengubah total cara pandangnya terhadap Islam? Kelihatannya tidak mungkin. Sebab, cara pandang terhadap Islam itu biasanya terbangun di atas proses pencarian spiritual yang panjang dan tidak mudah. Hasil pencarian itu tidak mungkin tergoyahkan hanya oleh penolakan panah asmara. Tak masuk akal. Kecuali proses pencarian spiritual itu tidak tuntas. Atau, kecuali penolakan cinta oleh perempuan bercadar itu merupakan hasil istikharah si perempuan tersebut yang membuat dia tegas menolak cinta Prof Budi. Dalam hal ini, kelihatannya si perempuan bercadar itu ‘dikawal’ oleh Yang Maha Mengetahui agar dia menolak. Si perempuan bercadar kemungkinan mendapat ‘pengarahan’ dari Langit bahwa pria yang kemudian menjadi rektor ITK itu, tidak tulus. Dan jika dilihat apa yang terjadi sekarang, penolakan cinta Budi itu sangat tepat. Seandainya cinta itu terima, bisa dibayangkan bagaimana jadinya cadar si perempuan. Mungkin saja dia didesak oleh Budi untuk melepas cadarnya. Itu yang pertama. Yang kedua, ada yang mengatakan bahwa Prof Budi harus bernarasi ekstrem anti-Islam agar dia bisa terus memimpin ITK atau bahkan dipromosikan. Kebetulan, di era Jokowi ini orang-orang yang menghina atau melecehkan Islam pasti dirangkul oleh para penguasa dan diamplifikasi oleh para buzzer cuan. Dia menjadi viral. Diangap berani. Hadiahnya besar. Paling tidak direktur jenderal. Yang ketiga, bisa jadi Prof Budi merasa senang sekali ditunjuk sebagai salah satu pewawancara calon penerima beasiswa LPDP. Saking senangnya dan saking merasa terhormatnya sebagai pewawancara, Prof Budi lupa bahwa kecerdasan itu bisa ada di dalam diri siapa pun juga, yang berhijab atau tidak berhijab. Kebetulan, di hari yang naas itu Budi merasa gembira karena ‘interviewee’ LPDP yang datang menghadap dia semuanya tidak berhijab. Dan semua mereka ini cerdas, pintar, dan tak suka demo. Catat: tak suka demo. Prof Budi kagum sekali. Dari sinilah Pak Rektor ITK menyimpulkan bahwa perempuan-perempuan berjilbab yang disebutnya ‘manusia gurun’ itu tidak bisa apa-apa. Dalam pikirannya yang mulai dibalut lemak-lemak liberalisme, hijab atau jilbab itu menunjukkan keterbelakangan. Dia kemudian menjauhkan diri dari Islam. Setelah cukup jauh, dia lalu masuk ke sarang anti-Islam. Setelah kadar anti-Islam di pikirannya berada di stadium empat, meluncurlah postingan yang mengungkapkan ketakjubannya pada mahasiswi tak berjilbab dan sebaliknya penghinaan terhadap mahasiswi gurun. Postingan ini tersebar sampai ke Sapce-X di Hawthorne, Kalifornia. Di situ ada seorang manusia gurun Indonesia yang berjilbab. Namnya Ars-Vita Alamsyah. Lulusan S-2 Massachusetts Institute of Technology (MIT), universitas nomor satu peringkat dunia. Dia bekerja sebagai salah seorang insinyur di perusahaan pembuat pesawat antariksa itu. Mbak Vita meminta klarifikasi dari Prod Budi tentang manusia gurun itu. Prof Budi sudah bikin klarifikasi umum. Kalau dipahami bahasa klarifikasinya itu, kelihatan pak rektor ITN agak ketakutan bercampur ciut. Barangkali dia tiba-tiba sadar bahwa jilbab dan manusia gurun tidak identik dengan kebodohan, keterbelakangan, maupun ketertindasan. Yang keempat. Bisa jadi Prof Budi SP merasa ilmu sains yang dia kuasai sudah sangat luas. Merasa sudah berada di limit teratas. Yaitu, limit yang menurut dia sudah berhak menyandang keangkuhan. Meksipun Allah Yang Maha Mengetahui sudah mengingatkan di QS Isra’ bahwa ilmu yang diberikan kepada manusia sedikit sekali, termasuk yang di MIT itu. Nah, di posisi mana mau kita tempatkan ITK?[]
Selamat Iedul Fitri Pak Jokowi
Oleh M. Rizal Fadillah - Pemerhati Politik dan Kebangsaan Di hari kedua ini masih marak ucapan kegembiraan hari raya umat Islam \"Selamat Iedul Fitri 1443 H taqbbalallahu minna wa minkum--mohon maaf lahir bathin\". Luar biasa sebulan penuh berpuasa dengan segala dinamikanya telah berakhir di hari kebahagiaan, hari kemenangan. Selesai shalat Ied sesama kerabat saling bersilaturahmi. Ketupat dan penganan lain menjadi suguhan hangat untuk silaturahmi. Kembali ke fitrah menjadi tema hari Ied. Makna spiritualnya adalah kembali ke agama. \"fa aqim wajhaka lid dieni haniifa\" begitu perintah-Nya. Agama yang hanief (lurus) dimaksud adalah fitrah Allah. Muslim bahagia dirangkul oleh Allah untuk kembali pada keutuhan beragama. Islam artinya menyerahkan diri ke dalam pangkuan Ilahi. Kembali ke fitrah bukan menjalani kebiasaan buruk sebagaimana sebelum ramadhan. Rakus, zalim atau merusak. Itu namanya bukan kembali ke fitrah tetapi kembali ke fitnah. Berlaku khianah atau lemah dalam menunaikan amanah. Saatnya di syawal 1443 H mengevaluasi serius apakah sudah, belum, atau baru akan kembali. Ketika fitrah Itu diartikan kembali kepada jalur agama, maka agama telah memberi gambaran tentang ciri dan kegembiraannya \"wabasysyiril mu\'minin\"--dan gembirakan orang yang beriman-- (QS At-Taubah 112). Pertama, at taaibuun. Menjadi orang yang selalu bertaubat meminta ampun kepada Allah SWT. Kedua, al aabiduun. Selalu intens beribadah apakah ibadah khusus (mahdhah) maupun umum (ghairu mahdhah). Ketiga, al haamiduun. Bersyukur atas banyaknya kenikmatan dari Allah SWT. Keempat, as saaihuun. Berpergian, bergerak dengan dinamika tinggi. Kelima, ar rookiuun as saajiduun. Tidak pernah meninggalkan shalat. Ruku dan sujud hanya kepada Allah. Keenam, al aamiruuna bil ma\'ruufi wan naahuuna anil munkar. Menegakkan kebenaran dan melawan kezaliman. Ketujuh, al haafidhuuna li huduudillah. Menjaga hak dan hukum Allah. Tidak meragukan kebenaran dan kemuliaan syari\'at. Kepada Presiden Jokowi, rakyat selayaknya mengucapkan selamat Iedul Fitri 1443 H. Pesan dan harapan kiranya ayat-ayat Allah dapat mengingatkan dan meluruskan langkah-langkah yang keliru. Menjadi orang yang selalu bertobat kalau-kalau dosa telah menumpuk. Rakyat ragu apakah pak Presiden memiliki jabatan saat ini itu didapat dengan fair dan jujur? Pelanggaran HAM atas terbunuhnya para pengunjuk rasa, enam laskar hingga dokter disabilitas itu haruskah Presiden Jokowi lepas dari tanggung jawab ? Lalu kebijakan perundang-undangan KPK, Omnibus Law, ataupun IKN itu demi rakyat atau konglomerat ? Penahanan HRS, Munarman, dan aktivis lain yang dibuat-buat itu bisakah bebas dari pertanyaan berat di akherat ? Beribadah dan banyak bersyukurlah, pak Presiden. Korupsi di lingkaran istana itu bukan disebabkan lapar tetapi karena rakus atau serakah. Menjalankan amanah dua periode itu sudah cukup, jangan minta beban tambahan tiga periode. Kerja kerja atau gerak dan gerak bukan hanya slogan tapi tuntutan jabatan. Shalatkah, bapak ? Menegakkan kebenaran dan keadilan kah ? Menghukum orang yang melakukan tindakan kriminal atau semata kepentingan politik? Presiden harus menjadi penjaga atas hak-hak dan hukum Allah. Tidak sedang melecehkan atau membiarkan pelecehan. Mengapa sekarang kaum Islamophobist begitu merajalela dan leluasa untuk berbuat nista di bawah rezim Jokowi bersama oligarki ? Khawatirlah bahwa orang beragama sangat kecewa atau tidak gembira dengan kepemimpinan Pak Jokowi saat ini. Nah pak Jokowi, selamat Iedul Fitri 1443 H, selamat makan opor dan tempe bacem dalam halal bihalal. Rakyat yang tidak boleh. Semoga Ramadhan tahun ini menjadi ruang penting untuk berfikir lebih jernih dan tulus. Tidak perlu berlari atau bertanya ke dunia lain. Presiden terlalu lelah dan sudah tidak mampu memimpin rakyat, bangsa dan negara. Mundur merupakan pilihan cerdas, sehat dan bermartabat. Kembali ke fitrah adalah kembali menjadi rakyat biasa. Siapa tahu masih selamat. Taqobbalallahu minna wa minkum. Kullu \'am wa antum bi khoer. Bandung, 3 Mei 2022
Langgar UU Kuota Haji Khusus, Ketua DPD RI Bakal Panggil Menteri Agama
Jakarta, FNN - Dugaan pelanggaran Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Haji dan Umroh yang dilakukan oleh Kementerian Agama (Kemenag), mendapat perhatian serius Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI). Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, bakal menindaklanjuti hal tersebut dengan memanggil Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, untuk dimintai keterangan. \"Kita akan panggil Menteri Agama karena pelanggaran terhadap Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Haji dan Umroh, khususnya pasal 64 yang mengatur kuota haji khusus yang ditetapkan sebesar 8 persen dari kuota haji Indonesia,\" kata LaNyalla saat menerima audiensi Kesatuan Tour Travel Haji Umroh Republik Indonesia (Kesthuri) di kediaman Ketua DPD RI, Jakarta, Senin (2/5/2022). Dalam kesempatan itu, Ketua DPD RI didampingi Senator asal DKI Jakarta, yang juga Ketua Komite III DPD RI, Sylviana Murni. Sementara dari Kesthuri dihadiri Ketua Umum Asrul Azis Taba dan Sekjen Kesthuri, Artha Hanif. Pada pertemuan sebelumnya, Ketua Umum Asrul Azis Taba memaparkan, dalam KMA Nomor 405 Tahun 2022, di mana dari kuota haji Indonesia sebesar 100.051, dialokasikan untuk haji reguler sebesar 92.725 (92,67 persen) dan haji khusus sebesar 7.226 (7,33 persen). Berdasarkan dari data itu, LaNyalla menilai haji khusus yang dikelola oleh swasta tidak diberikan kuota secara penuh. Sebab, 8 persen kuota haji khusus yang diberikan kepada swasta seharusnya sebanyak 8.004 kuota. Angka tersebut sudah terdiri dari 6.664 asli jamaah dan sisanya petugas haji khusus. \"Dari data itu kita ketahui bahwa ada jatah atau kuota pihak swasta untuk haji khusus yang diambil oleh pemerintah,\" kata LaNyalla. Oleh karenanya, Senator asal Jawa Timur itu menegaskan persoalan ini harus dipertanggungjawabkan, karena berkaitan dengan pelanggaran perundang-undangan. “Ini melanggar Undang-Undang dan harus dipertanggungjawabkan. Menteri itu harus menjalankan Undang-Undang. Itu salah satu sumpahnya. Persoalan ini tidak boleh dibiarkan,\" tegas LaNyalla. LaNyalla meminta kepada Menag Yaqut Cholil Qoumas agar mematuhi peraturan perundang-undangan. Kebijakan yang dilahirkan pun harus selaras dengan Undang-Undang. LaNyalla juga mengingatkan agar Menag menunjukkan sikap dan memberi teladan dengan mematuhi hukum negara dan hukum syariat Islam. \"Pesan saya, jangan mengambil hak orang lain. Maka sudah seharusnya kembalikan hak sebenar-benarnya, karena ini kepentingan jamaah, kepentingan rakyat,\" kata LaNyalla. (mth/*)
Ucapan dan Tindakan Pemimpin Kontradiksi
Jakarta, FNN. -- Delegasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) dan sejumlah Tokoh Nasional menemui Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, di Rumah Dinas Ketua DPD RI, Sabtu (30/4/2022). Delegasi yang hadir menemui Ketua DPD RI di antaranya adalah Bachtiar Chamsyah, M Hatta Taliwang, Marwan Batubara, Hafid Abbas, Zulkifli SE, Hendry H, Adhie Massardi, Ariady Achmad, Laode MK, Ahmad Yani, Syamsir Jalil, Gede Siriana, M Ramli Kamidin, Zulkifli S Ekomei dan sejumlah aktivis lainnya Pada pertemuan itu, Ketua DPD RI didampingi Staf Khusus Ketua DPD RI Sefdin Syaifudin dan Togar M Nero, Sekjen DPD RI Rahman Hadi dan Deputi Administrasi Lalu Niqman Zahir. Para tamu tersebut mengaku sejalan dengan gagasan dan pemikiran LaNyalla. Terutama upaya LaNyalla untuk mengoreksi arah perjalanan bangsa yang dinilai telah melenceng dari cita-cita nasional. Pimpinan Delegasi KAMI, Bachtiar Chamsyah, menjelaskan kehadirannya ini untuk mengucapkan terima kasih kepada LaNyalla atas konsistensinya dalam memperjuangkan aspirasi rakyat. \"Kami juga ingin menyampaikan bahwa ada kesamaan antara apa yang kami rasakan dengan yang disampaikan oleh Pak LaNyalla. Maka dari itu, kami ingin membersamai Pak LaNyalla dalam mengoreksi arah perjalanan bangsa ini,\" kata Bachtiar. Kontradiksi Pemimpin Dikatakannya, saat ini terjadi kontradiksi antara apa yang diucapkan dengan perbuatan yang dilakukan oleh pemimpin Negeri ini. Hal itu tak semestinya terjadi. \"Jadi saat ini yang terjadi itu adalah tidak sesuai kata dan perbuatan. Pemimpin tak boleh begitu, dia itu panutan,\" ucap Bachtiar. Ia mengaku mengalami semua masa kepemimpinan nasional mulai zaman Presiden Soekarno, Soeharto, BJ Habibie, Megawati, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) hingga Joko Widodo (Jokowi). \"Saya baru merasakan bagaimana seorang pemimpin itu jadi pergunjingan rakyat. Jadi bahan ledekan,\" katanya. Ia mengaku sudah sejak lama KAMI memprediksi tentang kebangkrutan BUMN. \"Dan hari ini terbukti. Kalau BUMN bangkrut, negara ini terancam. Apa yang akan kita wariskan. Maka tidak ada kata lain, kita harus luruskan cita-cita bangsa,\" tegas Bachtiar. Jika tak memungkinkan untuk dibenahi, Bachtiar menegaskan agar dicarikan landasan konstitusi untuk membenahi bangsa ini. \"Kalau mayoritas menghendaki pemimpin mundur dari jabatannya, maka harus dicarikan landasan konstitusional. Adakah celah konstitusinya. Dari sana kita akan selesaikan masalah. Kalau tidak begitu, maka akan timbul gerakan inkonstitusional. Ini yang harus kita jaga,\" papar Bachtiar. Ia juga meminta agar pemerintah tak memandang rendah persoalan ini. Ia berharap pemerintah dapat mendengarkan aspirasi rakyat. Aktivis lainnya, Ahmad Yani, mengatakan yang harus dibenahi adalah hal mendasar dan fundamental dari bangsa ini yakni strong leadership. \"Saya kira itu yang utama. Nah, Pak LaNyalla ini selama ini tak bicara politik, tapi beliau bicara dalam konteks sebagai seorang Negarawan. Saat ini rakyat butuh gantungan. Dan, Pak LaNyalla adalah harapannya,\" ujar Ahmad Yani. Marwan Batubara menimpali, saat ini situasi nasional sedang tak baik-baik saja. Oleh karenanya, butuh kepemimpinan dan koreksi dari kalangan terdidik. \"Dalam sosiologi Indonesia, lahirnya generasi baru itu terjadi setiap 20 tahun sekali. Tugas generasi baru itu memperbaiki dengan caranya sendiri,\" papar Marwan. Peran Ketua DPD Menanggapi hal itu, Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, mengucapkan terima kasih atas dukungan dari para delegasi KAMI dan tokoh nasional tersebut. LaNyalla menjelaskan, ia bukan merupakan pribadi yang haus akan kekuasaan. \"Saya berbicara sebagai negarawan. Saya coba berpikir jauh ke depan untuk acak cucu kita, generasi kita. Saya bukan oposisi yang mengambil peran politisi. Saya mengambil peran sebagai Negarawan. Saya berkomitmen menjaga pemerintah agar sesuai konstitusi,\" kata LaNyalla. Senator asal Jawa Timur itu menilai, sejauh sebuah kebijakan berpihak kepada rakyat dan tak melanggar konstitusi, maka LaNyalla tak segan-segan untuk memberikan dukungan. Pun sebaliknya, jika kebijakan tersebut merugikan rakyat dan menabrak konstitusi, maka ia juga tak segan-segan menyampaikan kritik keras. \"Itulah peran saya selama ini. Kalau memang kebijakannya baik untuk rakyat, kita dukung. Tapi kalau tidak baik, merugikan rakyat, masak kita harus diam ketika rakyat dirugikan,\" tutur LaNyalla. Oleh karenanya, Alumnus Universitas Brawijaya Malang itu mengajak segenap aktivis KAMI untuk menyatukan gerak langkah dalam konteks memajukan bangsa ini ke depan. \"Tujuan kita melakukan koreksi arah perjalanan bangsa ini tak lain dan tak bukan adalah untuk memajukan bangsa ini ke arah yang lebih baik, agar cita-cita Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia sesuai sila ke-5 Pancasila dapat tercapai,\" kata LaNyalla.(TG)
Mulai 1 Mei, Panitia Jual Resmi Tiket Formula E Seharga Rp 250 ribu-Rp 10 juta
Jakarta, FNN - Panitia Formula E Jakarta secara resmi menjual tiket menonton balapan mobil listrik kepada masyarakat umum secara daring dengan harga Rp 250 ribu-Rp10 juta belum termasuk pajak 15 persen mulai 1 Mei 2022.Ketua Komite Pelaksana (Organizing Committee/OC) Formula E Jakarta Ahmad Sahroni dalam keterangan resminya di Jakarta, Senin, mengatakan harga tiket yang dijual melalui situs jakartaeprixofficial.com dan jakartaeprix.goersapp.com itu sudah termasuk akses masuk Ancol dan berbagai wahana di dalamnya, seperti Dunia Fantasi (Dufan), SeaWorld, Atlantis, Pantai Festival dan lain-lain, namun tidak termasuk Faunaland dan Gondola.“Mulai 1 Mei, para penggemar maupun peminat balapan Jakarta E-Prix sudah bisa mulai membeli tiket di situs yang sudah disediakan. Perlu ditegaskan bahwa semua harga yang ditentukan sudah termasuk untuk berbagai wahana di Ancol, jadi tidak hanya balapan,” kata Sahroni.Selain dapat menikmati sejumlah wahana di Ancol, kata Sahroni, penonton yang sudah membeli tiket Formula E Jakarta juga dapat menyaksikan hiburan dari para band dan artis yang memeriahkan acara balapan pada 4 Juni mendatang.Indonesia menjadi salah satu negara yang menghelat Formula E musim ke-8. Rangkaian adu balap mobil listrik internasional itu sudah dimulai sejak Januari lalu di Diriyah, Arab Saudi.Indonesia menjadi tuan rumah untuk seri balapan kesembilan yang digelar di Jakarta International E-Prix Circuit (JIEC) Ancol, Pademangan, Jakarta Utara.Secara keseluruhan, kata Sahroni, kapasitas penonton di JIEC Ancol sekitar 60.000 orang, dan dapat disaksikan dari berbagai titik lokasi acara.Penonton bisa memilih empat kategori lokasi untuk menyaksikan Formula E, yaitu Ancol Festival, Sirkuit Festival, Grand Stand, hingga VIP dan VVIP.Tiket menonton yang paling terjangkau dijual Rp250 ribu untuk kategori Ancol Festival. Sementara yang termahal yaitu Rp10 juta, untuk kategori VVIP dan VIP. Harga tiket tersebut belum termasuk pengenaan pajak 15 persen.Sahroni berharap dengan lengkapnya berbagai layanan yang diberikan, masyarakat juga akan semakin menikmati ajang balapan internasional tersebut.“Kami ingin membuat ajang Formula E ini sebagai sebuah festival untuk banyak kalangan. Penggemar balap ataupun bukan, bisa menikmati semaraknya gelaran Formula E ini,\" tutur Sahroni. (mth/Antara)
Ridwan Kamil: Shalat Id di Lapangan Gasibu Pecahkan Rekor
Bandung, FNN - Gubernur Jawa Barat M. Ridwan Kamil menuturkan pelaksanaan Shalat Idul Fitri 1443 Hijriah di Lapangan Gasibu Kota Bandung, Senin, memecahkan rekor dengan jumlah jamaah yang hampir memenuhi lapangan itu. \"Ini adalah rekor, rekor penuhnya Lapangan Gasibu oleh jamaah, oleh orang-orang yang datang untuk menyucikan jiwanya. Alhamdulillah padat sekali di sini,\" kata dia saat memberikan sambutan sebelum melaksanakan Shalat Id di tempat itu. Ia menyatakan yakin bahwa hati setiap umat yang datang ke Lapangan Gasibu untuk melaksanakan Shalat Id, sedang berbahagia dan bergembira. \"Saya yakin dalam hati kita semua yang datang ke sini sedang berbahagia dan bergembira. Allah sudah memberikan nikmat yang besar kepada kita, salah satunya bisa melaksanakan Shalat Idul Fitri di sini,\" kata dia.Pada kesempatan tersebut, Ridwan Kamil juga membagikan informasi terkini tentang COVID-19 di Jawa Barat yang semakin membaik. \"Kondisi COVID-19 di Jawa Barat, alhamdulillah semakin membaik. Di rumah sakit, (tingkat keterisian kamar untuk pasien COVID-19, red.) tinggal satu persen dari puncaknya 91 persen,\" kata dia. Ia menyebut saat ini ada 167 orang dari 50 juta warga Jawa Barat yang dirawat di rumah sakit karena COVID-19 di daerah itu. Berdasarkan kondisi tersebut, ia optimistis sebentar lagi Indonesia akan \"merdeka\" dari virus corona. \"Sehingga kita tinggal menunggu waktu saja untuk \'kemerdekaan\' dari COVID-19,\" kata dia. Di akhir sambutan, Ridwan Kamil mengucapkan selamat Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriah. \"Oleh karena itu, atas nama Pemprov Jabar, kami haturkan selamat Idul Fitri 1443 Hijriah. Saya ingin menghaturkan \'taqabbalallahu minna wa minkum, shiyamana wa shiyamakum, kulla \'amin wa antum bikhoir\',\" kata dia. (mth/Antara)