ALL CATEGORY

Mukomuko Targetkan 60 Persen Warga Divaksin Sebelum Pilkades

Mukomuko, FNN -Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, menargetkan vaksinasi COVID-19 minimal 60 persen warga di 47 desa sebelum pemilihan kepala desa. "Sebanyak 47 desa yang tersebar di sejumlah kecamatan menggelar pemilihan kepala desa serentak pada tanggal 1 November 2021," kata Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Mukomuko Gianto di Mukomuko, Selasa. Menurut dia, Dinas Kesehatan Mukomuko sampai sekarang masih terus melakukan vaksinasi massal untuk warga setempat, termasuk vaksinasi untuk warga di desa yang akan mengadakan pilkades. Ia berharap stok vaksin yang ada di Dinas Kesehatan setempat mencukupi untuk warga desa yang menggelar pilkades serentak pada tahun ini. Untuk mencapai target tersebut, kata dia, vaksin yang banyak agar bisa mengakomodasi warga di puluhan desa ini. Meskipun mengalami penurunan kategori penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPK) dari sebelumnya level 3 menjadi level 2, daerah ini tetap menerapkan disiplin protokol kesehatan pencegahan penyebaran virus corona. "Kami tetap menerapkan protokol kesehatan, seperti jaga jarak, cek suhu, dan petugas harus pakai sarung tangan saat pelaksanaan pilkades serentak di daerah ini," katanya pula. Ia menegaskan bahwa pihaknya menerapkan protokol kesehatan dalam setiap tahapan pemilihan kepala desa serentak. (sws)

Airlangga Harap Monash University Bentuk Generasi Berdaya Saing Tinggi

Jakarta, FNN - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto berharap Monash University Indonesia sebagai kampus asing pertama di Indonesia bisa membentuk generasi muda berdaya saing tinggi. “Pendidikan yang baik yang dapat diperoleh dari institusi pendidikan berskala internasional dapat membentuk generasi muda Indonesia menjadi generasi yang tangguh, berdaya saing tinggi dengan pengetahuan dan ilmu yang mumpuni untuk bersaing menghadapi persaingan atau kompetisi global,” ujar Menko Airlangga dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Selasa. Menko Airlangga yang juga lulusan Monash University Indonesia, mengatakan pandemi COVIF-19 telah memaksa masyarakat mengubah cara hidup, termasuk cara melakukan kegiatan belajar mengajar di sektor pendidikan. Namun, pandemi juga mengakselerasi transformasi dengan menggunakan teknologi dan digital lebih masif ke dalam tata cara kehidupan masyarakat. “Kita memasuki era industri 4.0 yang membutuhkan talenta digital luar biasa, dari mulai Data Analyst, Artificial Intelligence and Machine Learning Specialists, Developer dan lainnya. Indonesia diperkirakan akan membutuhkan sekitar 9 juta talenta digital dalam waktu 15 tahun yang akan datang,” ujar Airlangga saat memberikan sambutan kepada mahasiswa baru pada saat masa orientasi siswa (MOS) Monash University secara daring. Pemerintah, lanjutnya, akan terus menyediakan pelatihan kepada lebih dari 600 ribu talenta digital setiap tahunnya untuk mempersiapkan Indonesia menjadi negara dengan PDB terbesar ke-5 di dunia pada tahun 2045 mendatang. Kehadiran kampus Monash University di Indonesia diharapkan dapat berkontribusi secara luas terhadap pembangunan di bidang sosial, teknologi dan ekonomi di Indonesia. “Kehadiran kampus Monash University Indonesia akan semakin memperkuat komitmen dan hubungan riset pendidikan antara Australia dan Asia,” kata Rektor Monash University Indonesia Andrew MacIntrye. Monash University merupakan salah satu universitas terbesar di Australia yang telah beroperasi sejak tahun 1958. Sedangkan Monash University Indonesia sudah memulai perkuliahan perdana pada Senin (4/10) secara virtual dan akan melakukan perkuliahan secara tatap muka mengikuti kebijakan Pemerintah terkait Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Saat ini terdapat empat jurusan program pasca sarjana yang dibuka pada kampus ini, yaitu Sains Data (Data Science), Kebijakan Publik (Public Policy), Desain Perkotaan (Urban Design) dan Inovasi Bisnis (Business Innovation). (mth)

Unsoed Purwokerto Segera Laksanakan Perkuliahan Tatap Muka

Purwokerto, FNN - Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah segera melaksanakan perkuliahan tatap muka yang diprioritaskan bagi mahasiswa angkatan 2020 dan mahasiswa baru angkatan 2021. Saat memberi keterangan pers di Purwokerto, Selasa, Rektor Unsoed Suwarto mengatakan perkuliahan tatap muka tersebut direncanakan mulai dilaksanakan usai ujian tengah semester atau minggu ketiga Oktober 2021. "Perkuliahan tatap muka ini akan dilaksanakan secara bertahap dan untuk sementara diprioritaskan bagi mahasiswa angkatan 2020 dan mahasiswa baru khususnya yang berasal dari Kabupaten Banyumas dan Purbalingga," katanya didampingi Wakil Rektor Bidang Akademik Akhmad Sodiq. Menurut dia, hal itu juga dilaksanakan sesuai dengan syarat yang telah ditetapkan dan sesuai dengan kuota yang tersedia. Ia mengatakan daftar mata kuliah di masing-masing program studi yang telah disiapkan untuk perkuliahan tatap muka selanjutnya akan diinformasikan oleh fakultas dan peserta kuliah akan melakukan pendaftaran di fakultas masing-masing. Kendati sebagian perkuliahan akan mulai dilaksanakan secara tatap muka, ia mengatakan, fakultas tetap menyediakan sarana dan prasarana serta dosen bagi mahasiswa yang memilih kuliah secara daring. Terkait dengan teknis pelaksanaan perkuliahan tatap muka tersebut, Wakil Rektor Bidang Akademik Akhmad Sodiq mengatakan Unsoed akan berkoordinasi dengan Satgas Penanganan COVID-19 Kabupaten Banyumas. "Selain itu, setiap fakultas juga membentuk Tim Kesehatan dan Keselamatan Fakultas atau Satgas COVID-19 Fakultas untuk menyusun, menyiapkan dan menerapkan standar operasional prosedur protokol kesehatan bersama-sama Satgas COVID-19 Universitas," katanya. Satgas COVID-19 Unsoed juga akan berkoordinasi dengan masyarakat sekitar kampus untuk mendukung pencegahan COVID-19. Dia mengatakan mahasiswa yang akan mengikuti perkuliahan tatap muka secara penuh maupun bauran (blended) harus dalam keadaan sehat, telah melakukan vaksinasi, ada izin dari orang tua, serta menerapkan protokol kesehatan yang telah disiapkan. "Perkuliahan bauran atau blended merupakan kombinasi tatap muka dan daring. Sebagian mata kuliah nanti akan ditawarkan, kalau dalam proses perkuliahan itu ada 14 tatap muka, barang kali yang ditatapmukakan tergantung masing-masing program studi yang menawarkan," katanya. Ia mengatakan jika semua dosen masih muda dan dalam kondisi sehat, seluruh materi kuliah memungkinkan untuk diberikan secara tatap muka. Menurut dia, metode perkuliahan secara bauran juga mempertimbangkan aspek ketersediaan dosen, misalnya dosen yang sudah sepuh atau berusia di atas 60 tahun dihindarkan dari perkuliahan tatap muka. "Selain itu, jika jumlah mahasiswanya (yang mengikuti mata kuliah tertentu, red.) banyak sedangkan dosennya sedikit, barang kali akan ada bagian-bagian tertentu yang dilakukan secara tatap muka, terutama bagian yang capaiannya sulit dilakukan jika diberikan secara daring. Ini yang sudah menerapkan adalah Fakultas Kedokteran dan Fakultas Ilmu Kesehatan dengan protokol kesehatan secara ketat," katanya. Ia mengatakan perkuliahan secara bauran juga telah dilaksanakan untuk kegiatan praktikum dan bimbingan akhir. Dalam pelaksanaan perkuliahan tatap muka, kata dia, masing-masing fakultas juga menyiapkan sarana dan prasarana sesuai dengan protokol kesehatan yang disyaratkan, seperti penggunaan ruangan maksimal 50 persen atau maksimal 25 orang. Selain itu, menyiapkan dukungan tindakan kedaruratan, menyediakan ruang isolasi sementara jika ada civitas academica dan tenaga kependidikan yang memiliki gejala COVID-19, serta ketentuan lain sesuai protokol kesehatan. "Perkuliahan tatap muka ini akan terus dipantau dan apabila ada peningkatan kasus COVID-19, maka rektor dapat menghentikan kegiatan tatap muka tersebut dan melakukan evaluasi. Alhamdulillah, berdasarkan data dua bulan terakhir, Unsoed dalam kondisi zero kasus COVID-19," kata Sodiq.

Some 266 Inpatients Receiving Treatment at Kemayoran Athlete's Village

Jakarta, FNN - Some 266 COVID-19 patients are still undergoing treatment at the Kemayoran Athlete's Village COVID-19 Emergency Hospital in Jakarta as per Tuesday. "The number of patients declined by nine," Colonel Aris Mudian, the coordinator for emergency hospitals for COVID-19, noted in a statement here on Tuesday. Mudian revealed that 275 inpatients were receiving care as per Monday, October 4. All patients confirmed positive for COVID-19 are being treated at towers Four, Five, Six, and Seven, he noted. They showed mild symptoms, he added. The Emergency Hospital can cater to nearly 7,937 patients. Currently, 7,671 beds are vacant. During the period from March 23, 2020, to October 5, 2021, a total of 128,218 patients were referred to the Athlete's Village Hospital. They have as many as 127,952 COVID-19 outpatients, with 126,319 having recovered, 1,037 others referred to other hospitals, and 596 patients that succumbed to COVID-19. Mudian also highlighted situation at the Pademangan Athlete's Village COVID-19 Emergency Hospital. Currently, 4,812 inpatients were recorded as per Tuesday. The figure declined by three from the day before (October 4) when the number of inpatients reached 4,815. They are being treated at Towers Eight, Nine, and 10. Mudian also furnished information on the condition of COVID-19 patients at the Pasar Rumput Apartment COVID-19 Emergency Hospital. Currently, 2,285 infected patients were undergoing treatment at the Pasar Rumput Apartment Hospital. The figure declined by 313 as compared to 2,598 people being treated as of Monday, October 4. The patients are receiving treatment in Tower One and Two. Coordinator of the Kemayoran Athlete's Village COVID-19 Emergency Hospital General Mayor Tugas Ratmono stated that centralized isolation facilities also offered health services and medical assistance to asymptomatic or mildly symptomatic COVID-19 patients, so that those with moderate and severe symptoms could be treated at the referral hospital. He compelled all stakeholders to always follow health protocols in a disciplined manner. Practicing vigilance by complying with the 5M health protocols was the most important aspect, so that COVID-19 cases did not spike again, he stated. "I have been here for more than a year. From the data, if there is negligence in implementing health protocols, then the number of patients who come in will definitely increase. The number of patients at the Athlete's Village accurately describes the condition of the COVID-19 pandemic," Ratmono pointed out. (sws)

Pemkot Medan "Jemput Bola" Vaksinasi COVID -19 Kepada Warga

Medan, FNN - Pemerintah Kota Medan, Sumatera Utara menggelar vaksinasi secara "jemput bola" di Green Kupi, Jalan Karya Jaya Kecamatan Medan Johor, sebagai upaya mempermudah masyarakat mendapatkan vaksin COVID-19. Wali Kota Medan Bobby Nasution di Medan, Selasa, mengatakan pemkot memperbanyak lokasi vaksinasi untuk mendekatkan layanan itu kepada masyarakat. Menurut Bobby, Green Kupi merupakan tempat masyarakat di Kecamatan Medan Johor berkumpul sehingga diputuskan menjadi tempat lokasi vaksinasi. "Di sini Green Kupi, tempat ngumpul masyarakat Johor, nongkrong, tempat ngopi, kita jadikan tempat vaksin, biar apa, biar gak susah nyari, di mana tempatnya di Green Kopi, ini yang disebut vaksinasi jempol, jemput bola," kata dia saat meninjau lokasi tersebut. Menantu Presiden Jokowi ini, mengatakan sudah lima titik yang dijadikan tempat vakinasi "jemput bola" di Kecamatan Medan Johor. Camat Medan Johor Zulfakhri Ahmadi menambahkan, selain vaksinasi "jemput bola", di kantor camat dan puskesmas tetap melakukan vaksinasi. Vaksinasi di Green Kupi, kata dia, merupakan hari kelima pelaksanaan vaksinasi "jemput bola". "Satu titik kita targetkan 300 vaksin dosis pertama dan 28 hari ke depan vaksin dosis kedua. Besok adalah di Kelurahan Sukamaju, nanti kita gilir satu kelurahan dengan target 300 vaksin. Nanti kita evaluasi, dua minggu ke depan kita lakukan hal seperti ini, apabila antusias masyarakat masih banyak," tuturnya. Zulfakhri mengatakan tingkat vaksinasi masyarakat di Kecamatan Medan Johor cukup tinggi, yakni mencapai 45 persen dari total sasaran. (sws)

Pemprov Sultra Membangun Sinergi Penanganan Korupsi

Kendari, FNN - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara, Kepolisian Daerah (Polda), Kejaksaan Tinggi (Kejati), dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) setempat membangun sinergi penanganan tindak pidana korupsi. Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi di Kendari, Selasa, mengatakan kerja sama itu merupakan tindak lanjut dari perjanjian yang dilaksanakan pada 2018 tentang penanganan kasus tindak pidana korupsi yang diinisiasi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). "Bertujuan memperkuat kerja sama yang sinergis di antara Aparat Pengawas Internal Pemerintahan (APIP) dan Aparat Penegak Hukum (APH) dalam melakukan koordinasi penanganan laporan atau pengaduan masyarakat yang terindikasi tindak pidana korupsi," kata Gubernur. Menurut Ali Mazi, kerja sama itu sangat positif karena dengan adanya perjanjian itu dapat mendorong terwujudnya pemerintahan yang baik di provinsi tersebut. Gubernur berharap APIP dalam hal ini Inspektorat Daerah agar tidak lagi mencari kesalahan tetapi menangkap sinyal awal peluang terjadinya tindak pidana korupsi. Dia mendorong APIP untuk terus meningkatkan integritas, profesionalisme, dan kapabilitas agar dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dapat memberikan keyakinan yang memadai dan mampu meminimalkan timbulnya praktik korupsi dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah. "Dengan adanya perjanjian kerja sama ini diharapkan menjadi dasar dalam penanganan laporan dan pengaduan tindak pidana korupsi di Provinsi Sulawesi Tenggara dan kabupaten/kota," kata Ali Mazi. Kapolda Sultra Irjen Pol Yan Sultra Indrajaya mengatakan bahwa korupsi merupakan kejahatan luar biasa yang tidak hanya merugikan keuangan negara tapi juga merampas hak-hak rakyat, HAM, dan mengganggu perekenomian negara. "Inilah kenapa pentingnya kita sinergikan bagaimana mewujudkan pemerintahan yang baik di Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara sehingga tidak terjadi lagi tindak pidana korupsi,' katanya. Kepala Kejaksaan Tinggi Sultra Sarjono Turin berharap dengan sinergitas antara APH dan APIP dapat bekerja sama dengan baik dalam penanganan aduan dan laporan tindak pidana korupsi di Provinsi Sulawesi Tenggara. "Dengan adanya MoU dan seminar ini diharapkan melahirkan konsep-konsep konstruktif dalam penanganan kasus tindak pidana korupsi yang efektif, efisien, transparan, dan akuntabel," kata Sarjono Turin. (sws)

PON Papua - Tim Peraih Emas PON 2012-2016 Tuntaskan PON Tanpa Menang

Mimika, FNN - Tim bola basket putri Jawa Tengah, peraih medali emas PON 2012 dan 2016, menuntaskan kiprahnya di PON XX Papua tanpa satu pun kemenangan setelah takluk dari Jawa Barat 53-65 pada pertandingan pamungkas Pool X di Mimika Sport Complex, Mimika, Selasa. Jawa Tengah selalu kalah pada tiga laga Pool X. Sebelumnya, mereka ditundukkan Bali dan Jawa Timur. Dengan kondisi tersebut, mereka dipastikan tak lolos dari penyisihan grup. Sementara bagi tim putri Jawa Barat, yang juga gagal melaju ke babak selanjutnya, hasil positif kontra Jawa Tengah membuat mereka setidak-tidaknya pulang dengan mengantongi satu kemenangan dari tiga laga di PON Papua. Meski tak lagi menentukan bagi kedua tim, pertandingan Jawa Barat kontra Jawa Timur berlangsung dengan penuh semangat sejak awal. Jawa Barat unggul cepat 0-6 satu menit kuarter pertama dimulai. Jateng memperkecil selisih skor menjadi 4-8 via dua angka Nia Sulistyarini, tetapi Jabar terus melaju dan menyelesaikan kuarter itu dengan keunggulan 19-10. Kuarter kedua, Jabar menjauh 16 angka, 12-28, setelah Nikita Ferliana melesakkan lemparan bebas. Mereka tak terbendung dan memimpin sebelum jeda, 33-16. Usai turun minum, Jabar yang tampil disiplin tak memberikan kesempatan Jateng untuk mengembangkan permainan. Mereka pun memimpin kuarter ketiga, 45-37 dan menuntaskan laga dengan kemenangan 65-53. Deniece Gunarto memimpin perolehan poin Jawa Barat dengan membuat 12 poin, tiga rebound dan lima assist. Sementara di kubu Jawa Tengah, Dyah Lestari mencatatkan "double-double", 14 poin, 12 rebound dan satu assist. (sws)

Polisi Sebut Bahan Peledak di Majalengka Berjarak 7 km dari Permukiman

Bandung, FNN - Kabidhumas Polda Jawa Barat Kombes Pol Erdi A Chaniago mengatakan bahan peledak yang ditemukan Tim Densus 88 Antiteror dan Brimob Polda Jabar di Gunung Ceremai, Kabupaten Majalengka, berjarak sekitar 7 kilometer dari permukiman terdekat. Menurutnya, bahan peledak yang memiliki daya ledak tinggi berjuluk "Mother of Satan" seberat 35 Kilogram itu masih aktif saat ditemukan oleh petugas. Namun kini bahan peledak itu sudah didisposal hingga nonaktif. "Bom tersebut dalam kondisi utuh dan aktif, dalam artian itu bisa diaktifkan saat ditemukan," kata Erdi di Polda Jawa Barat, Selasa. Erdi mengatakan sebagian dari bahan peledak itu sempat diledakkan di lokasi penemuan oleh kepolisian guna mengukur seberapa daya eksplosif bahan tersebut. Hasilnya, kata dia, bahan peledak itu berdaya ledak kuat dan cukup mengkhawatirkan apabila tidak segera ditangani petugas. "Dengan sedikit saja, ternyata itu dapat mengakibatkan suatu getaran yang sangat kuat. Nah sisanya bahan peledak itu dibawa ke Brimob untuk dilakukan disposal," kata dia. Kemudian di Markas Komando Brimob Polda Jawa Barat, kata dia, para petugas meledakkan kembali bahan peledak itu agar tidak tersisa setelah diurai. "Jadi kita ledakkan kembali untuk mengamankan karena ini sangat berbahaya jika digunakan teroris," kata Erdi. Meski sudah ditemukan, menurutnya, Tim Densus 88 Antiteror juga akan mengembangkan penemuan tersebut guna mencari potensi adanya hal serupa. "Tapi diharapkan tidak ada lagi, karena ini sangat membahayakan jika kita menemukan seperti itu lagi, daya ledaknya tinggi, sangat mengkhawatirkan," katanya. (sws)

Satgas Pamtas Terima Mortir Peninggalan PGRS dan Paraku

Pontianak, FNN - Satuan Tugas (Satgas) Pengamanan Perbatasan (Pamtas) Yonif Mekanis 643/Wanara Sakti menerima mortir jenis 60 Komando yang diduga bekas peninggalan Pasukan Gerilya Rakyat Sarawak (PGRS) dan Pasukan Rakyat Kalimantan Utara (Paraku). Mortir itu ditemukan oleh masyarakat pada saat pembukaan lahan, di Dusun Panga, Desa Semanget, Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat. "Penemuan senjata mortir jenis 60 Komando ini berawal dari kegiatan pembukaan lahan atau bertani oleh masyarakat di Dusun Panga, Desa Semanget. Pada saat pembukaan lahan tersebut cangkul salah satu warga mengenai benda yang dikira adalah besi tua, namun setelah digali bentuknya menyerupai senjata mortir," kata Dansatgas Pamtas Yonif Mekanis 643/Wns Letkol Inf Hendro Wicaksono dalam keterangan tertulisnya, di Makotis Entikong, Selasa. Dia mengatakan, setelah mengetahui penemuan tersebut secara berbondong-bondong warga dipimpin Fransiskus Sumen mendatangi Pos Panga dan menyampaikan kepada danpos perihal ditemukannya senjata mortir jenis 60 Komando itu. Oleh personel pos, senjata tersebut dibersihkan dan dipastikan masih dalam keadaan aktif dan terlihat lambang atau kode dari negara Malaysia yang sudah kabur namun masih terbaca. “Senjata mortir jenis 60 Komando tersebut kemungkinan besar adalah bekas peninggalan masa konfrontasi PGRS/Paraku yang terjadi pada tahun 1965 hingga 1969 di daerah Desa Semanget di sekitar wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia,” ujarnya. Atas kejadian itu, Dansatgas menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada masyarakat yang telah secara sadar dan turut berperan aktif dalam melaporkan temuan senjata mortir itu, apalagi bertepatan dengan HUT ke-76 TNI. Secara terpisah, Danpos Panga Letda Inf Yopi Prasetyo mengatakan pihaknya sering memberikan pemahaman kepada masyarakat di sekitar pos mengenai bahaya menyimpan senjata api, amunisi ataupun bahan peledak baik itu milik sendiri ataupun temuan sisa konfrontasi. “Kami selalu memberikan edukasi kepada warga untuk selalu menjaga keamanan di rumah dengan tidak menyimpan senjata api, amunisi ataupun bahan peledak yang dapat membahayakan nyawa keluarga dan orang lain,” ujarnya. Fransiskus Sumen mengatakan setelah dirinya menemukan mortir tersebut, lalu dia langsung melaporkan temuannya itu kepada Pos Panga dan langsung menyerahkannya kepada danpos. “Kami sering diberitahu oleh personel Pos Satgas Pamtas untuk menyerahkan senjata api, amunisi ataupun bahan peledak yang kami miliki di rumah demi keamanan keluarga, ini adalah salah satu wujud komitmen kami dengan satgas pamtas," ujarnya pula. (sws)

Anggota DPR RI: Tiga Tantangan Besar Dihadapi TNI

Jakarta, FNN - Anggota Komisi I DPR RI Sukamta mengatakan dalam perayaan HUT Ke-76 TNI institusi ini memiliki tiga tantangan besar yang dihadapi terkait dengan meningkatnya situasi di Laut China Selatan. Menurut dia, posisi Indonesia yang dekat dengan episentrum konflik Laut China Selatan akan rawan menjadi area perang proxy dan adu pengaruh antarkekuatan besar seperti China dan Amerika Serikat. "Bukan tidak mungkin skala konflik di Laut China Selatan bisa berkembang menjadi perang terbuka. Jika ini terjadi, dampak secara ekonomi akan sangat berat bagi negara-negara di sekitarnya," kata Sukamta dalam keterangannya di Jakarta, Selasa. Menurut dia, dengan pendekatan keamanan internasional secara konvensional yang diperlihatkan China dan Amerika Serikat beserta sekutunya melalui adu kekuatan militer mau tidak mau Indonesia harus mengembangkan kemampuan militer ke level yang lebih tinggi agar punya posisi lebih kuat dalam skala regional. Dia menjelaskan tantangan kedua yang dihadapi TNI ada di lingkup nasional, yaitu meningkatnya gerakan separatisme di Papua dan masih tumbuhnya gerakan ekstremisme berbalut sentimen agama. "Selain itu ancaman disintegrasi karena sentimen politik yang mengarah kepada pembelahan masyarakat perlu disikapi TNI dengan tindakan yang lebih sistematis dan menyentuh akar permasalahan," ujarnya. Sukamta menilai peran Bintara Pembina Desa (Babinsa) dalam mengedukasi bela negara di masyarakat perlu lebih dikuatkan. Selain itu, menurut dia, program-program seperti TNI Manunggal Masuk Desa (TMMD) yang menyasar kantong-kantong kemiskinan dan wilayah terluar dan tertinggal perlu diperluas karena akan menguatkan simpul-simpul persatuan. Dia menjelaskan tantangan ketiga yang tidak kalah besar dihadapi TNI adalah perkembangan teknologi sangat pesat yang menyebabkan dimensi keamanan nasional menjadi lebih luas. "Saat ini ancaman terhadap kedaulatan Indonesia tidak hanya berwujud kekuatan bersenjata, tetapi juga bisa berwujud perang siber. Hal ini menuntut TNI untuk turut memperkuat sistem keamanan siber," katanya. Dia menilai dengan adanya tiga tantangan tersebut diharapkan TNI terus melakukan pembenahan dengan fokus pada dua hal, yaitu peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) dan memperkuat industri pertahanan nasional. Menurut Sukamta, kedua hal tersebut akan membawa TNI pada level yang lebih tinggi dalam percaturan global. (sws)