ALL CATEGORY

Jejas Vaskuler dan "Bed Rest"

Tanjungpinang, FNN - Ada yang menarik dari pernyataan Dr. dr. Hisnindarsyah, SE, MKes, MH, CFEM, dokter di salah satu rumah sakit di Tanjungpinang. Menurutnya, meningkatnya kasus kematian pasien isoman, reinfeksi, hingga kematian pasca vaksinasi telah menimbulkan beragam spekulasi. Tetapi, ada satu hal yang terlupakan, yaitu tentang pentingnya memahami jejas vaskular atau luka pada dinding pembuluh darah atau endothelial injury dan Bed Rest (istirahat total). Jejas Vaskuler (Endothelial Injury) adalah luka pada dinding pembuluh darah bagian dalam (endotel). Ada banyak faktor penyebab jejas vaskuler, salah satunya adalah karena reaksi inflamasi. Kala ada luka akibat infeksi virus, maka jaringan tersebut akan mengeluarkan sinyal kemokin untuk memanggil makrofag. Lalu makrofag datang untuk memakan jaringan yang rusak dan memakan patogennya juga (virus). Kemudian makrofagakan mengeluarkan sinyal sitokin yang akan memberikan pesan kepada endotel untuk membuka pintu agar teman-teman pasukan darah putih yang lain bisa keluar. Ketika sitokin sampai pada endotel, dia akan mengaktivasi reseptor selectin. “Selectin ini sensitif dengan karbohidrat yang dimiliki oleh neutrofil. Sehingga, jika ada sitokin, neutrofil akan bergerak lebih pelan,” jelas Dokter Hisnindarsyah. Neutrofil juga memiliki reseptor integrin. Integrin ini berikatan dengan reseptor yang dimiliki endotel, yaitu ICAM. Adanya ikatan antara Integrin dan ICAM akan menyebabkan neutrofil berhenti bergerak di daerah sekitar luka. Kemudian jaringan yang luka tersebut akan memberi sinyal untuk pengeluaran Bradikinin. Bradikinin adalah zat kimia yang bisa membuka celah endotel (hipermiabilitas). Sehingga ketika celah endotel terbuka, neutrofil bisa keluar dari pembuluh darah menuju sel/jaringan yang luka/rusak itu lalu memakannya. Lalu Bradikinin juga akan mengaktifkan sel mast. Dimana sel mast iniakan mengeluarkan histamin. Histamin bisa melebarkan dinding-dinding pembuluh darah pada endotel kapiler sehingga terjadi kebocoran plasma dan sel darah merah. Yang mengakibatkan terjadinya pembengkakan dan warna kemerah-merahan. Bradikinin ini 0juga akan mengaktifkan prostaglandin di sel endotel sehingga prostaglandin bisa merangsang sel saraf dan memunculkan rasa nyeri. Untuk itulah mengapa ketika terjadi inflamasi (peradangan) akan muncul 5 tanda, yaitu Kalor (demam), Tudor (nyeri), Rubor (kemerahan), Tumor (bengkak), dan fungtio laesa (penurunan fungsi). Penurunan fungsi pada kasus Covid-19 ditandai dengan Anosmia (hilangnya penciuman), karena lokasi infeksinya berada pada nasofaring yang dimana pada lokasi tersebut terdapat serabut saraf pembau. Nah, jika saat tubuh sudah kasih 5 tanda radang itu artinya tubuh minta istirahat. Stop dulu aktivitasnya. Karena para agen radang ini akan membanjiri seluruh aliran darah dari ujung kepala hingga ujung kaki. Seluruh dinding pembuluh darah termasuk endothelial artery dalam posisi hipermiabel, berdilatasi (melebar dan melunak) akibat kerja agen radang tadi. Jika tubuh diistirahatkan, maka kerja jantung akan melambat. Aliran darah menjadi lebih ringan. Low Blood Flow. Kondisi pembuluh darah saat terjadi inflamasi, berdilatasi dan dindingnya hipermiabel. Yaitu dinding vaskuler menipis, melunak, dan melebar. Ini sebagai upaya membuka celah dinding endotel untuk tempat keluarnya sel darah putih ke sel yang luka akibat infeksi virus tersebut. Namun, jika tidak rebahan atau tiduran, maka jantung akan memompa darah lebih cepat. Akibatnya, aliran darah bisa kencang dan turbulen melewati dinding endotel yang sedang berhipermiabel itu. Adanya gesekan aliran darah kencang bisa melukai dinding endotel. Luka pada endotel itulah yang disebut endothelial injury atau jejas vaskuler. Untuk meminimalisir terjadinya luka, maka aktivitas fisik harus dikurangi. Oleh karena itu, menjadi penting untuk memahami perlunya bedrest saat mulai timbul gejala infeksi. Begitu pula pada saat isolasi mandiri dan paska isoman. Termasuk setelah menerima vaksin. “Sangat disarankan untuk bed rest minimal 10-12 jam per hari, untuk memberikan kesempatan pada tubuh, membentuk sel antibodi,” kata Dokter Hisnindarsyah. (mth)

Bank Indonesia Kembali Beli Surat Berharga Negara

Jakarta, FNN - Bank Indonesia kembali membeli Surat Berharga Negara (SBN) sebagai bentuk koordinasi dengan pemerintah memenuhi panggilan negara dalam mengatasi masalah kesehatan dan kemanusiaan dari dampak pandemi Covid-19. “BI terpanggil dan tentu saja berkomitmen penuh bersama pemerintah dan berbagai pihak memenuhi panggilan negara untuk kesehatan dan kemanusiaan. Inilah spirit yang memotivasi kerjasama yang erat dalam melakukan penanganan kesehatan dan penyelamatan kemanusiaan akibat Covid- 19,” kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo saat konferensi pers secara daring, Selasa, 24 Agustus 2021. Perry menjelaskan, merebaknya varian Delta menyebabkan kenaikan yang tidak terduga terhadap biaya penanganan kesehatan dan kemanusiaan dalam APBN tahun 2021 dan 2022. Hal tersebut tidak hanya menyebabkan kemampuan fiskal untuk mendorong ekonomi menjadi semakin terbatas, namun beban negara semakin tinggi. “Terutama juga penerbitan SBN dengan bunga pasar, tentu saja tidak hanya menyebabkan beban negara yang tinggi , juga tidak sejalan dengan asas kesehatan dan kemanusiaan,” ujar Perry sebagaimana dikutip dari Antara. Alasan lainnya, lanjut Perry, BI ingin mengurangi beban anggaran negara yang diwujudkan dengan pembelian atas SBN yang diterbitkan oleh pemerintah di pasar perdana secara private placement. “Seluruh SBN ini adalah SBN yang marketable yang bisa kemudian oleh BI bisa digunakan sebagai instrumen operasi moneter dan suku bunga yang lebih rendah dari pasar yaitu reverse repo Bank Indonesia tenor 3 bulan,” jelasnya. Selain itu, Perry juga menegaskan bahwa kesepakatan berbagi beban atau burden sharing yang dituangkan dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 ini tidak akan dan tidak pernah mengurangi independensi dan kemampuan Bank Indonesia untuk melaksanakan kebijakan moneter yang pruden. “BI dalam konteks tetap bersinergi berkoordinasi dengan pemerintah secara erat juga tidak akan mempengaruhi kemampuan BI melakukan kebijakan moneter dan juga bagaimana kemampuan keuangan Bank Indonesia,” tegasnya. Adapun pemerintah dan Bank Indonesia kembali melanjutkan burden sharing untuk mendukung pendanaan APBN 2022. BI akan membeli SBN untuk APBN 2021 sebesar Rp 215 triliun dan APBN 2022 sebanyak Rp 224 triliun. (MD).

Indahnya Menunggangi Pandemi

HITUNGAN normal masa kerja rezim ini masih lama, sekitar 3 tahun lagi. Tetapi urusan waktu tampaknya tak begitu penting bagi kaum ambisius. Adalah Ketua MPR RI Bambang Soesatyo yang punya hasrat itu. Pagi-pagi ia sudah mengusulkan amandemen UUD 1945. Teorinya sih amandemen terbatas ingin memasukkan PPHN (Pokok-Pokok Haluan Negara). Kira-kira mirip konsep GBHN (Garis Besar Haluan Negera) era Orde Baru. Tujuannya agar arah pembangunan bangsa ini terarah dan terukur sehingga tidak berganti haluan setiap pergantian presiden-wakil presiden. Untuk urusan tersebut, Bambang bahkan sudah menemui Presiden Jokowi di Istana Bogor. Jokowi setuju usulan Bambang. Akan tetapi, siapa yang bisa menjamin amandemen itu hanya bicara soal PPHN? Percayakah masyarakat bahwa mereka tidak menyinggung Pasal 7 yang berpeluang melakukan perubahan masa jabatan presiden? Rasanya sulit dipercaya, apalagi Jazuli Fawaid wakil Ketua MPR dari PKB juga senapas dengan Bambang. Ditambah lagi penasihat komunitas Jokpro 2024, M. Qodari optimistis amandemen UUD 1945 soal masa jabatan presiden menjadi 3 periode sangat mungkin dilakukan apabila syarat-syarat terpenuhi. Ada sejarahnya Jokowi menolak ide Jokpro? Tak hanya itu, Menkeu Sri Mulyani berpesan agar masyarakat berhati-hati karena pandemi akan berubah menjadi endemi tahun 2022 dan seterusnya. Itu artinya, kelangsungan rezim harus diupayakan biar penanganan endemi lebih efektif. Apa iya? Tampaknya rezim ini sulit berkata jujur dan apa adanya. Dilihat dari sudut mana pun, tidak ada ukuran rezim berhasil mengelola negara dan menyejahterakan masyarakatnya. Apalagi dalam menangani wabah. Amburadul, mulai dari pendataan korban, tingginya korban meninggal, pemberlakuan lockdown, distribusi bansos (bantuan sosial) hingga meroketnya anggaran yang dikeluarkan. Belum lagi uang yang diselewengkan. Siapakah di antara 34 menteri di republik ini yang secara legowo mengakui kekurangan pemerintah? Siapakah mereka dari 565 anggota parlemen yang secara jantan menunjukkan kekeliruan pemerintah? Siapakah mereka dari puluhan lembaga yang dibentuk pemerintah secara lapang dada mengakui kebijakan rezim menimbulkan ketidakadilan. Tidak ada! Mereka semua diam, membisu menikmati kenyamanan. Mungkin saja takut bicara atau bisa jadi tidak peduli, cuek, dan acuh. Perpanjangan masa jabatan presiden tampaknya bakal mulus. Apalagi kalau melihat dukungan di kepemerintahan yang mencapai 74,1 persen, mustahil gagal. Oposisi bisa apa? Maka ketika Presiden Jokowi menolak usulan 3 periode, banyak yang tidak percaya. Akhir tahun 2019 Jokowi pernah menolak dicalonkan kembali menjadi presiden pada 2024. Ia melabeli pengusul sebagai orang yang ingin menampar mukanya dan menjerumuskannya. Akan terapi, jika kemudian ia mengangguk-angguk ajakan Ketua MPR, apakah tidak malu dibilang clutak dan kemaruk? Entahlah. Yang jelas, wacana penambahan waktu tiga tahun masa jabatan atau amandemen presiden tiga periode, terus bergulir. Mereka hari ini sedang terjangkit wabah Rumongso Biso (merasa bisa). Negara butuh pimpinan dan pembantu yang memiliki jiwa ksatria, apa adanya dan bertanggung jawab. Negeri ini tidak butuh pemimpin yang melempem, penuh polesan, dan pengecut serta tidak memiliki rasa malu. Mereka tidak malu meminta tambahan masa jabatan meskipun minim keberhasilan. Para pemimpin seharusnya bisa memetik pelajaran berharga dari wabah pandemi. Jangan sampai sebelum, selama, dan setelah pandemi, pribadi dan karakter bangsa Indonesia sama saja, tidak berubah. Para pemimpin segeralah bermuhasabah atau introspeksi diri memohon ampunan pada Tuhan, jadikan keadaan sekarang menjadi momentum menguatkan keimanan dan ketakwaan kita. Terutama kepada para pemimpin negeri, mari berintrospeksi dan bertobat. Dalam situasi sulit sekarang, sudah seharusnya semua pihak menyingkirkan ego pribadi, kelompok, dan golongan. Semua pihak harus bisa meningkatkan rasa peduli terhadap sesama. Mari hidupkan hati nurani kita untuk saling peduli terhadap sesama dan merajut kebersamaan dengan semua elemen menyelamatkan bangsa ini dari kehancuran. Pandemi jangan ditunggangi untuk segudang ambisi. Ojo rumongso biso, nanging biso rumongso (jangan merasa bisa, tetapi bisalah merasa). Petuah Jawa yang sangat mulia ini harus dimiliki setiap pemimpin.

Harga Minyak Melonjak

New York, FNN - Harga minyak melonjak pada hari Senin, 23 Agustus 2021. Padahal, sehari sebelumnya, Ahad (22/8) terjadi penurunan harga yang tajam di tengah kekhawatiran atas permintaan. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober 2021 naik 3,5 dolar AS, atau 5,6 persen, menjadi menetap di 65,64 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Minyak mentah Brent untuk pengiriman bulan yang sama naik 3,57 dolar, atau 5,5 persen, menjadi ditutup pada 68,75 dolar per barel di London ICE Futures Exchange. "Harga minyak memulai perdagangan pada pekan yang baru dengan kenaikan yang signifikan, setelah pekan yang sangat suram yang membuat Brent dan WTI turun masing-masing 8 persen dan 9 persen. Kerugian mingguan paling substansial dalam hampir sepuluh bulan," kata Carsten Fritsch, analis energi di Commerzbank Research, sebagaimana dikutip dari Antara. Untuk pekan yang berakhir Jumat, patokan minyak mentah AS jatuh 8,9 persen, sementara Brent merosot 7,7 persen. "Kami menganggap pelemahan harga tersebut berlebihan. Kami percaya hal itu lebih berkaitan dengan psikologi pelaku pasar ketimbang penurunan data fundamental," kata Fritsch. Ia menjelaskan, dalam beberapa minggu mendatang akan terungkap apakah pembatasan perjalanan yang diberlakukan kembali di beberapa negara Asia-Pasifik, “akan benar-benar berdampak pada permintaan bahan bakar seperti yang ditunjukkan oleh kinerja harga minggu lalu." (MD).

Menkes Kemukakan 3 Strategi Hidup Berdampingan dengan Epidemi Covid-19

Jakarta, FNN - Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengemukakan tiga strategi hidup berdampingan bersama epidemi COVID-19 yang bertujuan untuk menyeimbangkan kehidupan yang sehat serta bermanfaat secara ekonomi. "Untuk hidup bersama epidemi ada beberapa arahan Bapak Presiden Joko Widodo yang perlu segera kami tindak lanjuti," kata Budi Gunadi Sadikin saat hadir secara virtual menyampaikan keterangan pers melalui YouTube Sekretariat Presiden yang dipantau dari Jakarta, Senin malam. Budi mengatakan strategi tersebut menyasar sejumlah sektor kebijakan, di antaranya protokol kesehatan berbasis teknologi informasi, testing dan tracing serta perawatan. Pada sektor protokol kesehatan, kata Budi, hal terpenting adalah perilaku disiplin masyarakat dalam menyikapi pembukaan sejumlah akses ruang publik secara bertahap di perkotaan. "Kami sudah bekerja sama dengan beberapa asosiasi dan beberapa perkumpulan untuk mulai menyusun protokol kesehatan berbasis teknologi informasi," katanya. Teknologi yang dimaksud adalah aplikasi PeduliLindungi yang akan dipakai secara nasional untuk membantu menjaga implementasi protokol kesehatan berbasis teknologi informasi. Ia mengatakan protokol kesehatan tersebut diimplementasikan pada aktivitas perdagangan modern maupun tradisional, transportasi darat, laut, udara, tempat kerja seperti industri maupun perkantoran. Selain itu, aplikasi PeduliLindungi juga diterapkan pada aktivitas pariwisata seperti pertandingan sepak bola atau konser musik, juga kuliner dan restoran. "Protokol kesehatan juga digunakan di bidang pendidikan, baik SD, SMP, SMA, universitas, serta protokol kesehatan yang paling penting di acara atau hari keagamaan, ritual-ritual keagamaan yang tiap minggu atau hari raya besar," katanya. Budi mengatakan strategi kedua adalah kegiatan pengetesan dan penelusuran yang akan diperkuat secara terarah, sehingga tepat sasaran. "Nanti pengetesan dan penelusuran ini harus terarah. Tidak secara massal, benar-benar yang butuh atau istilahnya para ahli kesehatan adalah pengetesan epidemiologi, bukan pengetesan untuk skrining," katanya. Strategi pengetesan yang dilakukan, kata Budi, mengarah pada suspek dan orang dengan kontak erat yang bergejala. "Bukan semua orang dites karena mau melakukan aktivitas tertentu," katanya. Strategi ketiga, kata Budi, adalah perawatan atau terapeutik pada pasien COVID-19 di seluruh fasilitas pelayanan kesehatan. "Bapak Presiden memberikan arahan secara spesifik bahwa nantinya harus ada perawatan untuk layanan primer isolasi dengan pengobatan-pengobatan dasar. Sehingga, rumah sakit hanya diisi dengan kasus-kasus kritis dan berat," ujarnya. Ia mengatakan Kemkes juga melakukan kajian untuk memfokuskan perawatan pasien kritis bergejala berat di rumah sakit serta mengurangi tingkat kematian yang saat ini masih relatif tinggi. "Kita mendorong layanan primer, baik di Puskesmas atau klinik untuk merawat orang-orang yang hanya perlu isolasi atau pengobatan ditahap dasar," katanya. (sws)

PPKM Luar Jawa Bali Hingga 6 September 2021

Jakarta, FNN - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan penerapan PPKM di luar Jawa Bali diperpanjang hingga 6 September 2021 dan akan dievaluasi setiap 2 minggu sekali. “Seluruh detailnya, jumlah kabupaten kotanya akan ada dalam instruksi Mendagri,” kata Menko Airlangga dalam konferensi pers Evaluasi dan Penerapan PPKM secara daring di Jakarta, Senin. Menko Airlangga menyampaikan evaluasi penerapan PPKM di luar Jawa Bali, sesuai arahan Presiden, dibedakan untuk evaluasi PPKM di Jawa Bali yang dilakukan setiap seminggu sekali, “Luar Jawa Bali mencakup wilayah yang sangat luas dan juga mencakup tiga waktu, yaitu Indonesia barat, tengah dan timur. Oleh karena itu bapak Presiden memberi arahan yang berbeda antara Jawa dan luar Jawa,” ujar Airlangga. Airlangga menyampaikan bahwa perkembangan kasus aktif COVID-19 di luar Jawa Bali mengalami penurunan dan dari sisi level assement mulai membaik. “Terkait dengan level assessment yang sedikit membaik dan seperti yang disampaikan Bapak Presiden level 4 itu dari 11 turun menjadi 7 provinsi,” ungkapnya. Ia merinci, level 4 dari 132 kabupaten/kota menjadi 104 kabupaten/kota. Level 3, dari 215 kabupaten/kota menjadi 234 kabupaten /kota dan Level 2 dari 39 kabupaten/kota menjadi 48 kabupaten/kota. Selain itu juga terdapat kecenderungan penurunan mobilitas di Level 4 selama periode 10-23 Agustus. Dikarenakan ada perbaikan disejumlah indikator, pemerintah kembali melakukan penyesuaian pengaturan untuk penerapan PPKM Level 4 di luar Jawa Bali. Perkantoran diizinkan beroperasi dengan kapasitas 25 persen dan akan ditutup selama 5 hari jika terjadi kluster COVID-19. Kemudian, tempat ibadah dibuka dengan kapasitas 25 persen untuk maksimal 30 orang, restoran dan tempat makan dengan katerisian 25 persen dan maksimal 2 oran per meja serta jam operasional hingga pukul 20.00. “Terkait mal sampai jam 20.00 dan masih 50 persen (kapasitas) dengan prokes dan diatur dalam Pemda,” jelasnya. Ia juga menegaskan bahwa aplikasi Peduli Lindungi akan menjadi prasyarat untuk berkegiatan atau sebagai syarat masuk ke mal atau perkantoran. (sws)

Asia Tenggara Mencetak Angka Kematian Tertinggi di Dunia Akibat COVID-19

Jakarta, FNN - Asia Tenggara mencetak angka kematian tertinggi di dunia akibat COVID-19 varian Delta dan distribusi vaksin global yang tidak menyeluruh, kata Federasi Palang Merah Internasional dan Bulan Sabit Merah (IFRC). Hal itu disampaikan IFRC dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Jakarta pada Senin. IFRC menyatakan bahwa lonjakan kasus COVID-19 berdampak pada kapasitas rumah sakit di Vietnam, Malaysia, hingga Myanmar yang disebabkan peningkatan kekhawatiran pada angka kematian yang mungkin akan melonjak karena penyebaran virus yang pesat di area perkotaan. Menurut data dari John Hopkins University, Asia Tenggara dalam dua minggu terakhir mencatat sekitar 38.522 kematian akibat COVID-19. "Kenaikan kasus COVID-19 di Asia Tenggara terjadi karena varian Delta yang mengakibatkan orang kehilangan banyak anggota keluarga secara tragis dan ini masih akan berlanjut," kata Direktur Asia Pasifik IFRC Alexander Matheou. Matheou mengaku khawatir dengan penyebaran virus di wilayah Asia Tenggara yang terjadi mulai dari perkotaan hingga pedesaan akan mengakibatkan lagi banyak nyawa yang hilang karena distribusi vaksin yang belum merata. "Tingkat vaksinasi di Asia Tenggara sudah optimal di beberapa negara akan tetapi masih banyak negara yang memiliki tingkat vaksinasi yang rendah. Hal ini sangat jauh dibandingkan dengan negara-negara di Eropa Barat dan Amerika Serikat," ujarnya. Menurut Our World in Data Universitas Oxford, Kanada dan Spanyol telah menvaksin sekitar 64 persen populasinya lalu diikuti dengan Inggris sekitar 60 persen dari populasinya. Sementara itu, di Asia Tenggara, Malaysia baru memvaksin sekitar 34 persen populasinya, Filipinia 11 persen, dan Vietnam dengan tingkat vaksinasi kurang dari 2 persen. Kemudian di Indonesia sekitar 57 juta dari populasinya telah mendapat vaksin pertama dan 31 juta telah divaksin penuh, berdasarkan data per 18 Agustus 2021. Vietnam dan Thailand merupakan negara-negara yang mencatat jumlah kasus COVID-19 dan angka kematian tertinggi akibat infeksi virus corona di Asia Tenggara. Di Indonesia, pemerintah mencatat sekitar 100.000 kematian akibat COVID-19 pada 22 Agustus 2021. Sebanyak 7 dari 10 negara yang mengalami tingkat kematian tertinggi akibat COVID-19 berada di Asia dan Pasifik. Vietnam, Fiji, dan Myanmar menduduki peringkat kelima tertinggi, menurut Our World in Data Universitas Oxford. "Kita harus mengupayakan agar negara-negara yang memilliki dosis vaksin berlebih untuk dapat membantu distribusi dosis vaksin ke negara-negara di Asia Tenggara. Kita juga membutuhkan dukungan dari pemerintah dan produsen vaksin untuk meningkatkan kapasitas produksi dan teknologi," kata Matheou. "Beberapa minggu ke depan adalah masa kritis untuk meningkatkan perawatan, pemeriksaan, serta vaksinasi di Asia Tenggara dengan menargetkan 70-80 persen tingkat vaksinasi jika ingin menang melawan varian-varian baru dan pandemi global ini," tambahnya. Hingga tingkat vaksinasi berada pada angka yang optimal maka upaya melanjutkan peningkatan kesadaran terkait implementasi protokol kesehatan sangatlah penting. IFRC merupakan jaringan kemanusiaan terbesar yang terdiri dari 192 Perhimpunan Nasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah yang memiliki tugas utama untuk meningkatkan taraf hidup dan mempromosikan martabat serta integritas di dunia. (sws)

Bamusi: Ceramah Gus Baha Mengulas Peran Kyai Dalam Merebut Kemerdekaan

Jakarta, FNN - Organisasi sayap PDI Perjuangan, Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) menilai ada pihak yang sengaja "menggoreng" atau memelintir ceramah KH Bahaudin Nursalim (Gus Baha) untuk politik adu domba dan membenturkan kaum nasionalis dan kaum santri. Sekretaris Umum PP Bamusi KH Nasyirul Falah Amru atau yang akrab disapa Gus Falah dalam siaran persnya, di Jakarta, Senin, mengungkapkan, ceramah Gus Baha secara komprehensif mengulas sejarah perjuangan mulai sejak 1908 (Budi Utomo), kemudian HOS Tjokroaminoto hingga Bung Karno dan para kiai kala itu. "Ceramah Gus Baha secara terang benderang mengungkap proses perjuangan mulai dari Budi Utomo. Embrio dari bangsa Indonesia, yang kemudian kemerdekaannya diproklamirkan tanggal 17 Agustus 1945 merupakan kristalisasi dari perjuangan yang berkesinambungan," kata Gus Falah. Menurut Gus Falah, apa yang disampaikan oleh Gus Baha soal peran perjuangan para kiai dan tokoh Islam juga selalu digelorakan oleh Ketua Umum PDI Perjuangan Hj Megawati Soekarnoputri serta tokoh PDI Perjuangan lainnya. Bahkan, lanjut dia, Bamusi PDI Perjuangan mendapatkan penugasan khusus untuk menyampaikan sejarah dalam berbagai sosialisasi dan pendidikan politik mengenai perjuangan para kiai bersama Bung Karno dan pejuang lainnya. "Maka, atas jasa dan peran para kiai, PDI Perjuangan berada di garda terdepan dalam usulan dan memperjuangkan ditetapkannya Hari Santri Nasional, yang itu tak lepas dari Resolusi Jihad hasil istikharoh para kiai kala itu dalam rangka perjuangan melawan penjajahan," ujar Anggota Komisi VII DPR dari Frakso PDI Perjuangan ini. Gus Falah menjelaskan, sejarah Bung Karno yang merupakan santri dari HOS Tjokroaminoto dan juga kebiasaan Bung Karno berkonsultasi kepada KH Hasim Asy'ari perlu dijadikan teladan bagi generasi saat ini untuk membangun kesadaran bahwa bangsa ini berdiri dan dibangun dari kebersamaan. Hal lain yang juga perlu diketahui publik sebagai sejarah adalah bagaimana komitmen perjuangan Bung Karno pada dunia Islam. Seperti perannya dalam menemukan makam perawi hadits Imam Bukhari, difungsikannya kembali Masjid Biru di Rusia, mencegah penutupan kampus Al-Azhar Kairo, serta mengirimkan Pohon Mindi untuk ditanam di Padang Arafah yang kini dikenal dengan sebutan Pohon Soekarno. Bung Karno juga menunjukkan konsitensinya dalam mendukung Kemerdekaan Palestina serta membantu perjuangan Kemerdekaan Aljazair. Oleh karena itu, Gus Falah mengajak publik untuk tidak mudah disulut dan terprovokasi politik adu domba dengan "menggoreng" ceramah Gus Baha yang dikutip secara tidak lengkap dengan kepentingan untuk mendistorsi sejarah. "Gus Baha adalah ulama yang ceramahnya sangat teduh, seperti juga guru beliau, almarhum KH Maemun Zubaer. Ceramahnya selalu dibanggakan oleh Megawati dan PDI Perjuangan karena merupakan ulama pemersatu umat," jelas Gus Falah. Hubungan dan kebersamaan kaum nasionalis dan santri itulah, lanjut Gus Falah, yang sekarang secara konsisten dilanjutkan oleh PDI Perjuangan. Seperti saat Pilkada Jawa Tengah 2018 lalu, Megawati secara khusus berkonsultasi dengan Mbah Moen untuk berkenan merestui putranya, KH Taj Yasin Maemun dicalonkan bersama Ganjar Pranowo. "Bahkan, seperti sudah kita ketahui bersama, Mbah Moen dan Ibu Megawati juga ada pertemuan khusus beberapa hari sebelum Mbah Moen berangkat haji ke Tanah Suci pada 2019 lalu," tuturnya. Dengan begitu lekatnya hubungan PDI Perjuangan serta Megawati bersama para kiai dan kaum santri, Gus Falah berharap publik bisa jernih dalam menyikapi adanya upaya politik adu domba dan provokasi yang memanfaatkan penggalan atau potongan ceramah Gus Baha. (sws)

Koruptor Bansos Juliari Batubara Divonis 12 Tahun Penjara

Jakarta, FNN - Mantan Menteri Sosial Juliari Batubara divonis 12 tahun penjara ditambah denda Rp500 juta subsider 6 bulan kurungan karena terbukti menerima suap Rp32,482 miliar dari 109 perusahaan penyedia bantuan sosial sembako COVID-19 di wilayah Jabodetabek. "Menyatakan, terdakwa Juliari Batubara telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana korupsi yang dilakukan secara bersama-sama secara berlanjut sebagaimana dakwaan alternatif pertama. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa tersebut dengan pidana penjara selama 12 tahun dan denda sejumlah Rp500 juta dengan ketentuan bila denda tidak dibayar diganti pidana kurungan selama 6 bulan," kata ketua majelis hakim Muhammad Damis di pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Senin. Vonis tersebut lebih berat dibanding tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) KPK yang meminta agar Juliari Batubara divonis 11 tahun penjara ditambah denda Rp500 juta subsider 6 bulan kurungan. Juliari juga diminta untuk membayar uang pengganti sejumlah Rp14.597.450.000. "Menghukum terdakwa untuk membayar uang pengganti sejumlah Rp14.597.450.000. Bila terdakwa tidak membayar uang pengganti tersebut dalam waktu satu bulan setelah putusan pengadilan memperoleh kekuatan hukum tetap, maka harta bendanya akan disita oleh jaksa dan dilelang untuk menutupi uang pengganti tersebut. Dalam hal terpidana tidak mempunyai harta benda yang mencukupi untuk membayar uang pengganti maka dipidana penjara selama 2 tahun," tambah hakim. Majelis hakim juga memutuskan agar Juliari dicabut hak politiknya dalam periode tertentu. "Menetapkan pidana tambahan terhadap terdakwa berupa pencabutan hak untuk dipilih dalam jabatan publik selama 4 tahun sejak terdakwa selesai menjalani pidana pokoknya," ungkap hakim Damis. Dalam perkara ini Juliari P Batubara selaku Menteri Sosial RI periode 2019-2024 dinyatakan terbukti menerima uang sebesar Rp1,28 miliar dari Harry Van Sidabukke, sebesar Rp1,95 miliar dari Ardian Iskandar Maddanatja serta uang sebesar Rp29,252 miliar dari beberapa penyedia barang lain. Tujuan pemberian suap itu adalah karena Juliari menunjuk PT Pertani (Persero) dan PT Mandala Hamonangan Sude yang diwakili Harry Van Sidabukke, PT Tigapilar Agro Utama yang diwakili Ardian Iskandar serta beberapa penyedia barang lainnya menjadi penyedia dalam pengadaan bansos sembako. Uang suap itu diterima dari Matheus Joko Santoso yang saat itu menjadi Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) pengadaan bansos sembako periode April-Oktober 2020 dan Adi Wahyono selaku Kabiro Umum Kemensos sekaligus PPK pengadaan bansos sembako COVID-19 periode Oktober-Desember 2020. Hakim menilai Juliari terbukti memerintahkan Matheus Joko dan Adi Wahyono untuk meminta "commitment fee" sebesar Rp10 ribu per paket kepada perusahaan penyedia sembako. "Perbuatan terdakwa telah merekomendasikan dan mengarahkan perusahaan penyedia bansos sembako COVID-19 adalah bentuk intervensi sehingga tim teknis tidak bisa bekerja normal dan tidak melakukan seleksi di awal proses meski perusahaan tidak memenuhi kualifikasi sebagai penyedia," ungkap anggota majelis Joko Subagyo. Uang "fee" sebesar Rp14,7 miliar sudah diterima oleh Juliari dari Matheus Joko dan Adi Wahyono melalui perantaraan orang-orang dekat Juliari yaitu tim teknis Mensos Kukuh Ary Wibowo, ajudan Juliari bernama Eko Budi Santoso dan sekretaris pribadi Juliari Selvy Nurbaity. Matheus Joko dan Adi Wahyono kemudian juga menggunakan "fee" tersebut untuk kegiatan operasional Juliari selaku mensos dan kegiatan operasional lain di Kemensos seperti pembelian ponsel, biaya tes "swab", pembayaran makan dan minum, pembelian sepeda Brompton, pembayaran honor artis Cita Citata, pembayaran hewan kurban hingga penyewaan pesawat pribadi. (sws)

Nasihatilah Pak Kece Sampai Dia Berhenti Melecehkan Agama

By Asyari Usman ORANG yang mengaku bernama Muhammad Kece, si penista agama, penista Allah SWT, penista Quran, penista Nabi, harus terus diberi nasihat. Berilah dia nasihat sampai Pak Kece berhenti menista. Sampai dia tertunduk diam. Sampai dia memasuki alam sadar yang membuat dia menyesal. Yang memberikan nasihat tidak harus ulama atau ustad besar. Siapa saja boleh. Yang penting, nasihat yang diberikan haruslah tajam dan bisa menusuk sampai ke jantung kesadarannya. Yang bisa mematikan nafsu Pak Kece untuk menista agama Islam. Syaraf kebenciannya kepada Islam, terutama kepada Nabi SAW, mestilah diacak-acak dengan nasihat-nasihat yang tajam itu. Sampai dia insaf. Sampai dia merasa hatinya hancur berkeping-keping karena telah melakukan perbuatan yang sangat tercela. Kalau begitu, apakah diperlukan seseorang yang sangat pandai berceramah? Bisa jadi iya. Bisa tidak. Tetapi, yang lebih tepat untuk memberikan nasihat itu adalah orang-orang yang paham cara menusuk jantung kesadarannya. Yang tahu cara mematikan nafsu penistaan di dalam diri Pak Kece. Jangan pernah bosan menasihati si penista. Sebab, beliau sudah sangat melampaui batas. Sudah ratusan video pelecehan dan penghinaan yang diunggahnya. Artinya, Pak Kece benar-benar memerlukan nasihat yang bisa melenyapkan sumber utama penistaan di dalam dirinya. Sumber utama penistaan itu adalah pikiran kotornya tentang Islam. Pikiran kotor beliau setiap saat memproduksi narasi dan diksi penghinaan terhadap Islam, terhadap Quran, dan terhadap Nabi SAW. Pikiran kotor yang menjadi pabrik penghinaan dan penistaan itu, didukung oleh nafas jahat yang setiap saat keluar dari mulut Pak Kece. Nafas jahat ini berfungsi sebagai corong penistaan. Karena itu, nafas jahat penisataan tsb mutlak harus dihentikan supaya pelecehan Islam tak berlanjut. Setelah nafas jahat tadi dihentikan, niscaya nafas baik yang akan keluar dari mulut Pak Kece. Dengan nasihat yang menusuk jantung kesadarannya dan mematikan nafsu penistaannya, in-sya Allah Pak Kece akan memahami bahwa perbuatannya sangat menyakitkan bagi ratusan juta orang. Semoga dengan tusukan nasihat tajam itu, Indonesia tidak lagi memiliki penista agama Islam.[] (Penulis Wartawan Senior)