ALL CATEGORY

Rocky: Gibran Ingin Tumbuh Mandiri di Luar Asuhan PDIP

Solo, FNN - Sepanjang hari kemarin hingga hari ini, publik masih dihebohkan oleh event dadakan yang dibuat oleh Gibran Rakabuming Raka, Walikota Solo, yang adalah putra Presiden Joko Widodo.  Event dadakan ini telah membuat fokus perhatian publik bukan lagi tertuju pada KTT G20 di Bali, tetapi ke Solo, karena Gibran bertemu dengan Anies Baswedan. Menanggapi hal tersebut, Rocky Gerung dalam Kanal Youtube Rocky Gerung Official Rabu, 16 November 2022, yang dipandu Hersubeno Arif, wartawan senior FNN, mengatakan, “Ini anak muda yang berupaya untuk cari jalan masuk di dalam elit politik, tapi dengan cara yang agak menerabas. Memang itu sifat dari anak muda. Kalau Gibran orang tua, pasti dia bisik-bisik dulu. Tetapi, kelihatannya memang ada moment yang mendesak, yaitu kepastian pencalonan Anies. Ketemulah di situ.” Rocky Gerung melanjutkan, kepentingan Anies tentu untuk dapat sinyal saja bahwa dia tidak akan diganjal. Itu saja minimal. “Buat Gibran, kemarin saya promosikan dia supaya jadi wapresnya Anies karena kriterianya masuk. Tentu dia juga berupaya untuk memberitahu kepada publik bahwa apa yang ada di kepalanya itu tidak tergantung pada relawan-relawan Jokowi,” katanya. Gibran juga paham bahwa ayahnya nggak mungkin lagi jadi presiden. Karena itu, bagi dia membina karier mandiri itu lebih penting sebetulnya. Atau mungkin Gibran baru baca hasil survei Kompas bahwa pemilih orang yang ditunjuk oleh Jokowi cuma 15%, sehingga dia merasa mesti membangun blog politik baru, karena dia masih muda dan reputasinya masih panjang. Lebih lanjut, Rocky Gerung menganggap bahwa itu semacam usaha Gibran memperlihatkan bahwa dia adalah seseorang yang ingin diperhitungkan dan mampu untuk membuat orang lain memperhitungkan. Gejalanya seperti itu. “Karena sudah berapa kali Gibran melakukan sesuatu yang bertentangan dengan kebijakan negara umumnya, mulai dari soal copot baliho hingga menolak membeli mobil listrik. Jadi dia ingin membuat semacam distinctive political character, lain dengan yang ada,” ungkap Rocky Gerung. Sebab, bagi Gibran, reputasinya masih panjang, proses dia berpolitik masih panjang. “Tapi, yang paling berbahaya justru Gibran akan bikin pendukung-pendukung Pak Jokowi itu sakit perut, panas dingin, dan cemas,” tegas Rocky Gerung. Jadi, lanjut Rocky, sebetulnya ini menunjukkan bahwa fanatisme itu luar biasa, padahal anak presiden sendiri nggak fanatik lagi dengan pembelahan yang dibuat secara sengaja oleh buzzer-buzzer Jokowi. Menurutnya, Gibran juga sadar bahwa buzzer-buzzer hanya menjilat saja dan kelihatannya Gibran tiba pada evaluasi bahwa permasalahan ini memang memperburuk demokrasi dan para penjilat di sekitar Jokowi justru adalah kalangan yang tadinya dianggap intelektual, tapi jadi fanatik. Jadi, kontras itu terjadi. Ternyata yang blingsatan bukan cuma pendukung Jokowi, tapi juga PDIP yang mulai merasa bahwa peristiwa itu akan memecah-belah PDIP. Menurut Rocky, Gibran adalah kader PDIP, jadi buat apa memecah-belah. “Jika Gibran melakukan itu, artinya ada sesuatu yang memungkinkan Gibran tumbuh secara mandiri, di luar pengasuhan PDIP,” katanya.  Seperti diketahui bahwa sebelum bertemu dengan Anies, beberapa waktu lalu Gibran juga menemui Rocky Gerung di rumahnya. Ini juga pertemuan yang menarik dan sempat membuat orang terperangah. Rocky Gerung, dengan gaya satire menyatakan bahwa Gibran bisa dipasangkan dengan Anies Baswedan. Sekarang, tiba-tiba Gibran menemui Anies Baswedan. Hersubeno menduga bahwa Rocky Gerung adalah master mainnya, ada di belakang ini. Ketika diklarifikasi mengenai hal itu, Rocky Gerung menjawab, “Saya mencoba memahami bahwa Anies butuh seseorang yang pada akhirnya tidak membuat dia frustrasi di ujung masa pemilihan ini.” Karena itu, kemarin Rocky bilang kalau syarat-syarat Anies itu adalah tiga itu (menambah elektabilitas, punya pengalaman memerintah, dan yang paling penting partainya kuat untuk mengendalikan politik), itu bukan AHY, bukan juga Aher, yang partainya kecil. “Gibran partai PDIP, karena itu saya ambil kesimpulan. Jadi itu berdasarkan kriteria yang dibikin Anies sendiri. Tetapi, sebagai orang yang punya feeling tentang namanya gestur seseorang, waktu Gibran ketemu saya, itu petanda pertama, anak ini punya drive, punya satu sikap yang saya anggap otentik,” ujar Rocky Gerung. Menurutnya, Gibran punya satu sikap di dalam berpolitik dan nggak mau dikaitkan dengan ayahnya. Tetapi, ia mengingatkan pada Gibran waktu itu Anda masih ada problem dengan laporannya Ubedilah Badrun. “Lalu dia jawab, nggak masalah itu, justru saya ingin itu dipercepat prosesnya, supaya saya bisa clear dalam karier berikutnya.” “Jadi, terlihat ada persiapan saudara Gibran untuk masuk dalam politik tanpa melalui fasilitas PDIP, tanpa memperoleh fasilitas Pak Jokowi,“ tandas Rocky Gerung. Menurutnya, jiwa anak muda biasanya merasa nggak harus tunduk pada satu partai yang aspirasinya nggak sama. Gibran punya pikiran milenial yang lain dengan Hasto Kristiyanto yang ada di PDIP. Mereka tidak kompatibel juga watak Gibran dengan PDIP. Demikian sinyal yang bisa ditangkap oleh Rocky Gerung.  Dalam peristiwa ini, anggota DPR RI dari PDIP, Said Abdullah, menyatakan bahwa ini Anies justru mau menaikkan elektabilitasnya dengan menemui Gibran. Pendapat ini rasanya kurang tepat karena dengan cara ini Gibran juga mendapat keuntungan, setidaknya menunjukkan bahwa dirinya berbeda dengan bapaknya. Itu artinya, dia sudah bersiap-siap tetap akan melanjutkan kariernya setelah bapaknya lengser. Menanggapi hal ini, Rocky Gerung mengatakan, “Kelihatannya begitu. Saya anggap Gibran tahu Anies akan dihalangi oleh bapaknya, pasti, karena bukan bagian dari rezim yang ingin meneruskan IKN, dan Anies pasti akan dianggap enggak mungkin di dalam politik nanti searah dengan nawacita, dengan gaya Pak Jokowi, karena berbeda sama sekali.” “Gibran mungkin melihat hal yang paralel dengan watak dia atau dengan lingkungan dia bahwa Anies memiliki satu gaya kepemimpinan yang modern, yang mampu bercakap-cakap di flora internasional. Tentu itu satu daya tarik bagi orang semacam Gibran yang masih muda.”  Kalau dia otonom, lanjut Rocky, dia akan menganggap bahwa  ayahnya memang presiden, tetapi gaya berpolitiknya nggak mungkin ditiru, karena Gibran milenial dan Anies lebih dekat dengan milenial. Itu juga yang dikhawatirkan oleh PDIP dan komunitas tertentu di PDIP justru menganggap bahwa PDIP partai yang terlalu old school. Rocky melihat bahwa semua pemilih muda nggak melihat PDIP sebagai partai yang paham tentang arah milenial.  Gibran juga membaca bahwa jangan dia diidentikkan dengan bagian yang absolute dari PDIP. Dia mau cari jalan sendiri dan itu yang mempertemukan Gibran dengan banyak tokoh, juga bertemu Rocky, dan saat itu dia memang berjanji untuk sowan, untuk belajar, untuk mentoring, di banyak tokoh, dan pasti Anies dianggap sebagai bagian yang berguna untuk dia temui. (sof, sws)

Komunis Sudah Menjadi Sel-sel Masuk ke Segala Kehidupan Bangsa dan Negara

Bagaimana bisa dikatakan kumpulan ideologi dunia kalau justru bertentangan dengan Pancasila. Sungguh aneh jika elit politik melalui partainya tak lagi bisa memahami Pancasila justru mencari ilmu ke Partai Komunis China (PKC). Oleh: Prihandoyo Kuswanto, Ketua Pusat Studi Kajian Rumah Pancasila BANYAK partai politik mengirim kadernya ke Partai Komunis China (PKC) untuk belajar ke sana tidak jelas apa yang dipelajari dari PKC itu. Bukan hanya kader partai yang dikirim, tetapi perwira kepolisian juga dikirim ke negara Komunis China. Kita mengalami distorsi pemahaman tentang komunis sementara ideologi negara Pancasila sudah diamandemen, sudah tidak menjadi dasar negara. Dihilangkannya ideologi negara berdasarkan Pancasila itu banyak yang tidak memahami. Sementara lembaga negara MPR, DPR, dan Penguasa masih menganggap Pancasila itu ada. Kajian yang kami lakukan ternyata persoalan Ideologi Pancasila masih terjadi perdebatan dan tidak banyak mengerti Ideologi Negara Berdasarkan Pancasila itu yang mana dan ada di mana? Ada para pakar merasa Pancasila bukan Ideologi, ada yang mengatakan bahwa Pancasila adalah Kumpulan Ideologi dunia. Bagaimana Pancasila dikatakan kumpulan ideologi dunia kalau Pancasila itu antitesis Individualisme, Liberalisme, Kapitalisme, dan Komunisme. Ideologi dunia Marxisme, Lininisme, Kapitalisme, Liberalisme, itu hanya bicara Manusia dan Materialisme. Sedangkan Pancasila bicara Tuhan, Manusia, dan Alam (materialisme). Bagaimana bisa dikatakan kumpulan ideologi dunia kalau justru bertentangan dengan Pancasila. Sungguh aneh jika elit politik melalui partainya tak lagi bisa memahami Pancasila justru mencari ilmu ke Partai Komunis China (PKC). Pancasila itu ilmu kehidupan berbangsa dan bernegara justru dicampakan. Ajaran komunis apapun bentuknya jelas dilarang, apalagi berangkat langsung ke Partai Komunis China jelas melanggar Tap MPRS Nomor XXV Tahun 1966. Bagaimana kita akan menegakkan hukum kalau elit dan penegak hukumnya melanggar komitmen berbangsa dan bernegara. Isu tentang PKI merebak ke mana-mana tetapi tentu PKI bukan bodoh dengan menggunakan logo palu arit dan tidak akan mengibarkan bendera PKI tetapi sudah menjadi sel-sel masuk yang ke semua lini kehidupan berbangsa dan bernegara. Kita hanya mengendus cara-cara komunis merebak di kehidupan berbangsa dan bernegara, kita bisa merasakan masih adanya pecah-belah, juga adanya Islamophobia, adanya ketidakadilan. Semakin hari semakin terbuka bagaimana polisi kebobrokannya mulai soal judi, narkoba, backing mem-begking-i kelompok oligarki. Komunis sudah bangkit dan sudah masuk ke dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dan kita lengah terhadap semua itu karena dengan digantinya UUD 1945 dengan UUD 2002 maka sesungguhnya yang diganti adalah UU ideologi Pancasila. Isi dari TAP MPRS XXV/1966 terdiri dari empat pasal, yaitu: Pasal 1 Menerima baik dan menguatkan kebijaksanaan Presiden/Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia/Pemimpin Besar Revolusi/Mandataris Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara, berupa pembubaran Partai Komunis Indonesia, termasuk semua bagian organisasinya dari tingkat pusat sampai ke daerah beserta semua organisasi yang seazas/berlindung/bernaung dibawahnya dan pernyataan sebagai organisasi terlarang di seluruh wilayah kekuasaan Negara Republik Indonesia bagi Partai Komunis Indonesia, yang dituangkan dalam Keputusannya tanggal 12 Maret 1966 Nomor 1/3/1966, dan meningkatkan kebijaksanaan tersebut di atas menjadi Ketetapan MPRS. Pasal 2 Setiap kegiatan di Indonesia untuk menyebarkan atau mengembangkan faham atau ajaran Komunisme/Marxisme-Leninisme dalam segala bentuk dan manifestasinya, dan penggunaan segala macam aparatur serta media bagi penyebaran atau pengembangan faham atau ajaran tersebut, dilarang. Pasal 3 Khususnya mengenai kegiatan mempelajari secara ilmiah, seperti pada Universitas-universitas, faham Komunisme/Marxisme-Leninisme dalam rangka mengamankan Pancasila dapat dilakukan secara terpimpin dengan ketentuan bahwa Pemerintah dan DPR-GR diharuskan mengadakan perundang-undangan untuk pengamanan. Pasal 4 Ketentuan-ketentuan di atas, tidak mempengaruhi landasan dan sifat bebas aktif politik luar negeri Republik Indonesia. Tap MPRS ini masih berlaku tetapi semua berkhianat dan tidak ada yang sadar ketika negeri ini sudah di titik nadir. Oleh sebab itu segera kembali ke UUD 1945 asli jika ingin menyelamatkan negeri ini. (*)

Menlu Rusia dan Presiden Korsel Meninggalkan Bali Sebelum KTT G20 Usai

Nusa Dua, Bali, FNN - Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov dan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol telah meninggalkan Bali sebelum KTT G20 selesai.Selain kedua pemimpin tersebut, Presiden Uni Emirat Arab Sheihk Mohamed bin Zayed Al Nahyan, Perdana Menteri Kamboja Hun Sen, dan Ketua FIFA Gianni Infantino yang hadir sebagai undangan juga sudah kembali ke negaranya masing-masing.“Sudah pulang semalam. Semalam yang pulang adalah Presiden UAE, PM Korsel, Menlu Rusia, PM Kamboja, dan Ketua FIFA,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Teuku Faizasyah di sela-sela KTT G20 di Nusa Dua, Bali, pada Rabu.Sementara itu, Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan sejumlah kepala negara G20 lainnya dijadwalkan pulang pada Rabu. Indonesia sebagai presiden G20 menyelenggarakan pertemuan puncak kelompok 20 ekonomi terbesar dunia pada 15-16 Desember 2022 di Bali.Pada hari pertama KTT, para kepala negara G20 dan pemimpin organisasi internasional membahas isu ketahanan pangan dan energi serta isu kesehatan, serta mengikuti jamuan makan malam yang diadakan di kompleks Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana.Sementara pada hari kedua KTT, mereka dijadwalkan melakukan penanaman bakau di Taman Hutan Rakyat Ngurah Rai yang dilanjutkan dengan pembahasan mengenai isu transformasi digital.KTT akan ditutup dengan penyerahan presidensi G20 oleh Indonesia kepada India, yang akan menjalankan kepemimpinan G20 untuk tahun 2023. (Ida/ANTARA)

Untuk Membahas Ledakan di Polandia, Biden Menggelar Pertemuan Darurat

Bali, FNN - Para pemimpin global yang berkumpul untuk pertemuan G20 di Bali pada Rabu menggelar pertemuan darurat untuk membahas ledakan mematikan di Polandia, yang menurut otoritas Ukraina dan Polandia disebabkan oleh rudal buatan RusiaGedung Putih menyebutkan bahwa pertemuan itu diselenggarakan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, setelah dua orang tewas dalam sebuah ledakan di Przewodow, sebuah desa di Polandia timur dekat perbatasan dengan Ukraina. Para pemimpin dari AS, Jerman, Kanada, Belanda, Jepang, Spanyol, Italia, Prancis, dan Inggris turut hadir dalam pertemuan tersebut. Semua negara itu, kecuali Jepang, merupakan anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), yakni sebuah aliansi pertahanan yang juga mencakup Polandia.Penentuan bahwa Moskow yang harus bertanggungjawab atas ledakan itu dapat mendorong prinsip pertahanan kolektif yang dikenal sebagai Pasal 5 dalam pakta pertahanan tersebut. Pasal 5 itu menyebutkan bahwa serangan terhadap salah satu anggota aliansi Barat dianggap sebagai serangan terhadap semuanya, sehingga dapat memulai pertimbangan tentang kemungkinan respons militer.Para pemimpin secara singkat tampak duduk bersama di sekitar meja konferensi pada awal pertemuan itu. Biden mengatakan \"tidak\" ketika wartawan bertanya apakah dia bisa menyampaikan apa yang ia tahu tentang ledakan di Polandia. Dia juga tidak berkomentar ketika ditanya tentang kemungkinan keterlibatan Rusia.Beberapa pejabat mengatakan tidak tahu pasti sampai berapa lama pertemuan itu akan berlangsung.Polandia memanggil Duta Besar Rusia di Warsawa untuk meminta penjelasan setelah Moskow membantah bertanggung jawab atas serangan itu. (Ida/ANTARA/Reuters)

Perwakilan Media Resmi G20 Sengaja Diajak Jokowi Keliling Tahura

Bali, FNN - Presiden Joko Widodo sengaja mengajak perwakilan media resmi G20 berkeliling Taman Hutan Rakyat (Tahura) di Bali, Rabu pagi, sambil menunggu pemimpin negara G20 tiba.“Presiden ngobrol dan terakhir presiden sendiri yang minta. ‘Kita ajak jalan-jalan saja, kasihan nunggu masih lama’,” kata Deputi Protokol, Pers dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin, menyampaikan informasi kepada media di Bali, Rabu.Ia mengatakan keputusan Jokowi mengajak perwakilan media resmi negara G20 berkeliling Tahura karena jadwal kegiatan mundur 1-1,5 jam dari jadwal semula. “Ini menunggu delegasi negara, waktunya mundur 1-1,5 jam. Jadi media resmi setiap negara ini diajak menunggu di ruang tunggu. Jadi sebetulnya bukan mengundang media asing, tapi mereka media resmi yang mengambil foto delegasi setiap negara,” kata dia. Berdasarkan pantauan tayangan langsung video dari media center G20, Jokowi tiba sekitar pukul 8.45 WITA. Kemudian dia berbincang dengan para perwakilan media resmi dari negara G20 saat menanti kehadiran pemimpin G20 di Tahura.Berdasarkan foto-foto dan informasi kegiatan yang diterima dari Biro Pers Sekretariat Presiden di Bali, Rabu, pada kesempatan itu Presiden menjelaskan kepada para media resmi terkait Tahura Bali.Sementara para perwakilan media resmi negara G20 mengaku senang karena tanpa aturan protokoler yang ketat mereka bisa berbincang langsung dengan Jokowi. Pada kesempatan itu, dia didampingi Gubernur Bali, I Wayan Koster, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar, serta Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono.  Salah satu momen menarik dalam kegiatan itu adalah Hadimuljono yang ikut, menjadi fotografer pada kesempatan itu. Basuki tampak memegang kamera DSLR dengan lensa panjang dan mengenakan topi yang dipakai terbalik. Basuki tampak berbaur dengan para fotografer mengabadikan kegiatan Jokowi.(Ida/ANTARA)

Di Tahura Ngurah Rai, Joe Biden Tampil Beda dari Tamu Negara Lain

Badung, FNN - Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, tampil berbeda dibandingkan tamu negara lain yang menghadiri acara tambahan KTT G20 di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai, Denpasar, Rabu, untuk menanam bakau dan melihat proses konservasi hutan bakau di Indonesia.Biden, yang tiba di lokasi menggunakan mobil kepresidenan lapis baja Cadillac berjulukan \"The Beast\", mengikuti rangkaian kegiatan di Tahura Ngurah Rai mengenakan setelan jas berwarna biru donker, kemeja biru muda, dan kacamata hitam, sementara tamu negara lain mengenakan baju lengan panjang putih berkerah yang lengkap dengan logo G20 Indonesia.Di titik lokasi berhentinya kendaraan, Biden tidak langsung turun saat kendaraan lapis bajanya itu tiba. Beberapa anggota pasukan pengamanan khusus kepresidenan AS, Secret Service, siaga berjaga mengelilingi \"The Beast\", di antaranya di bagian depan dan belakang pintu penumpang, serta di sisi samping dan belakang mobil.Setelah beberapa menit, Biden pun turun kendaraan disambut langsung Presiden Joko Widodo tidak jauh dari titik berhentinya kendaraan. Jokowi langsung menyambut tangan Biden dan keduanya berbincang singkat di area bawah pendopo/wantilan, yang merupakan area menunggu dan bersantai untuk para tamu negara di Tahura Ngurah Rai.Biden, yang mengikuti Jokowi menaiki anak tangga untuk sampai di area utama wantilan, sempat tersandung. Namun, Jokowi sigap meraih tangan Biden agar presiden AS itu tidak terjatuh.Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Pandjaitan, juga melangkah maju menghampiri Biden. Namun, langkah dia terhenti saat melihat Biden dapat kembali berdiri dan melanjutkan langkahnya.Setibanya di dalam wantilan, Biden melepas jasnya dan duduk bersama tamu negara lainnya, salah satunya dengan Perdana Menteri Spanyol, Pedro Sánchez.Tidak lama setelah Biden tiba di lokasi, yang disusul tamu negara lain, di antaranya Presiden Prancis, Emmanuel Macron, dan Perdana Menteri India, Narendra Modi, acara pun dimulai.Para tamu negara berjalan kaki menyusuri jembatan kayu di kawasan hutan bakau sambil mendengar paparan mengenai aksi konservasi bakau di Tahura Ngurai Rai.​(Ida/ANTARA)

Hari Pertama KTT G20, Ada Kebersamaan dan Kemegahan

Nusa Dua, Bali, FNN - Cuaca di lokasi masuk Apurva, Kempinski, pada Selasa (15/11)  begitu cerah.  Sebanyak 38 pemimpin delegasi baik kepala negara/pemerintahan, maupun pemimpin lembaga internasional tiba di Apurva, Kempinski Hotel, Bali.Para tokoh dunia itu tiba di lokasi dengan menumpang kendaraan listrik ataupun non-listrik. Polisi Militer dengan sigap mengarahkan iringan kendaraan menuju lokasi kedatangan.Paspampres penjaga keamanan VIP dengan atasan merah dan celana panjang putih berjejer rapi menyambut para tamu negara.Dengan berpakaian sipil lengkap, para tamu spesial itu memasuki teras dan berjalan di lorong berkarpet merah yang kemudian disambut hangat oleh Presiden RI Joko Widodo.Dengan senyum merekah dan jabatan tangan erat, Presiden Jokowi menyalami para kepala negara/pemerintahan dan pimpinan lembaga yang satu per satu tiba di lokasi penyambutan.Di depan instalasi latar tiga lidah api dengan campuran warna merah dan biru berlogo G20 di tengahnya, Presiden menjabat tangan dan berfoto bersama masing-masing tamu.Usai sesi penyambutan dan foto, Jokowi mengajak para pemimpin ke Candi Ballroom untuk mengikuti sesi pertama KTT G20 yang membahas ekonomi global, keamanan pangan, dan energi.Dapat menjadi tuan rumah penyelenggaraan KTT G20 dan memimpin Presidensi G20 Indonesia, menjadi kebanggaan tersendiri bagi Indonesia.“Merupakan sebuah kehormatan bagi Indonesia untuk menjadi tuan rumah KTT G20. Saya sangat paham, perlu upaya yang luar biasa agar kita dapat duduk bersama di ruangan ini,” kata Presiden dalam sambutan pengantar sesi pertama KTT G20.Pada awal pekan ini, dunia internasional berfokus kepada pertemuan G20. Indonesia berupaya maksimal dalam menjembatani perbedaan yang begitu besar.Indonesia menegaskan bahwa keberhasilan forum G20 dapat tercapai jika seluruh anggotanya berkomitmen, bekerja keras, menyisikan perbedaan untuk menghasilkan sesuatu yang konkret dan bermanfaat bagi dunia.Seluruh negara bertanggung jawab tidak hanya kepada masyarakatnya saja, tetapi juga atas masyarakat dunia. “Bertanggung jawab berarti menghormati hukum internasional dan prinsip-prinsip Piagam PBB secara konsisten,” tegas Jokowi.Usai melakukan sesi pembahasan pertama, Presiden dan para pemimpin melakukan santap siang di Rumah Bambu, Ocean Front Lawn, Apurva Kempinski.Usai santap siang, Presiden dan kepala delegasi kembali ke Candi Ballroom untuk melakukan sesi pembahasan kedua KTT G20.Dalam pembukaan sesi kedua, Indonesia mendorong dunia mengambil langkah nyata dan segera sehingga dunia lebih siap untuk menyelamatkan nyawa dan ekonomi global.Tiga hal langkah nyata yang diusulkan Indonesia yakni penguatan arsitektur kesehatan global, pemberdayaan negara berkembang, dan penyiapan dunia dari darurat kesehatan global. “Never again harus menjadi mantra kita bersama,” ucap Jokowi.Kemudian, dalam pertemuan Kemitraan Infrastruktur dan Investasi Global (PGII), Indonesia mendukung skema itu harus berdasarkan kebutuhan negara tujuan. Upaya PGII juga harus didasarkan kepada paradigma kolaborasi dalam mendukung pembangunan infrastruktur di negara berkembang. Fokus PGII juga harus menghasilkan dukungan pembangunan berkelanjutan, termasuk melalui pembangunan hijau dan transisi energi.Jamuan makan malamPada malam harinya, beberapa kepala delegasi menghadiri jamuan makan malam di Garuda Wisnu Kencana. Sorotan lampu ke arah tebing dan patung garuda wisnu kencana menjadi pemandangan yang spektakuler.Para tamu tiba di karpet merah dan disambut oleh Jokowi bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo. Para tamu negara mengenakan batik sementara Presiden dan Ibu Iriana mengenakan pakaian adat khas Bali. Indonesia mengapresiasi kehadiran para tamu dalam acara yang juga menampilkan pertunjukkan seni budaya itu.Patung Garuda Wisnu Kencana karya I Nyoman Nuarta dijelaskan oleh Presiden bermakna cinta, tanggung jawab, keberanian, dan pengabdian.Sedangkan menu santap malam yang disajikan kepada kepala delegasi berasal dari berbagai daerah Indonesia. Sebagai pembuka, campuran mangga, rumput laut, salad dengan bumbu rujak bali dan perkedel jagung daging rajungan Manado.  Menu lainnya,  tenderloin sapi wagyu asal Lampung, rendang Padang, mousseline singkong dan kentang, asparagus dalam saus kunyit Bali, hingga puree terong balado menjadi menu utama malam itu.Para tamu juga menyicip menu penutup berupa mousse coklat Aceh, nasi tuille, beras ketan hitam dengan kelapa parut, dan coulis mangga.Penampilan kesenian juga dilakukan secara apik dan megah, dengan sorotan cahaya dan video ke arah tebing yang mengelilingi lapangan.Tarian kontemporer, antara lain khas Bali, Jawa, hingga Papua, serta musik dan lirik dalam acara itu sarat makna yang mengingatkan perlunya seluruh negara hidup harmonis bersama untuk keluar dari situasi sulit pasca pandemi COVID-19 yang mendera.Indonesia menjadi Presidensi G20 setelah menerima dari Italia pada 2021, dan akan menyerahkan kepada India sebagai Presidensi G20 2023.Presidensi G20 Indonesia mengangkat tema Recover Together, Recover Stronger dengan tiga isu prioritas, pertama arsitektur kesehatan, kedua transisi energi berkelanjutan, dan ketiga transformasi digital.Para kepala delegasi telah membahas isu pertama dan kedua pada Selasa (15/11) dan isu ketiga pada Rabu.Selain itu, Bali juga menjadi saksi sejumlah pertemuan bilateral kepala negara/pemerintahan anggota G20, seperti pertemuan bersejarah antara Presiden AS Josep R Biden dan China Xi Jinping yang menyepakati perlunya meningkatkan kembali hubungan kedua negara dan dialog secara terbuka dan jujur.Sejumlah negara lain juga melaksanakan pertemuan bilateral seperti Prancis, Turki, Jerman, dan China. Sebagai tuan rumah, tentu hal itu dapat membuat peran Indonesia dalam pembangunan global semakin meningkat.(Ida/ANTARA)

Berpotensi Dibawa ke Mahkamah Internasional: Gas Air Mata Penyebab Kematian Aremania!

Jika menyimak hasil uji laboratorium dari sampel gas air mata itu, maka yang patut dipertanyakan lagi adalah mengapa polisi sampai harus membawa dan menembakkan gas air mata di dalam Stadion Kanjuruhan itu? Oleh: Mochamad Toha, Wartawan Forum News Network-FNN TEPAT peringatan 40 hari atas tewasnya 135 suporter Aremania di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, 1 Oktober 2022, suporter Arema FC itu menggelar aksi damai pada Kamis (10/11/2022). Ratusan suporter mengusung keranda dan membentangkan spanduk besar berlatar hitam dengan tulisan bernada sindiran yang menyasar aparat, “Urus Bokep Gerak Cepat Urus Tragedi Lemah Syahwat”. Aksi tersebut diposting melalui akun Twitter @punditfootball yang terpantau pada Jumat (11/11/2022) ini. Suporter Aremania menyentil langkah aparat yang cepat menangani skandal video porno “Kebaya Merah” di Kota Surabaya dibandingkan mengusut tragedi Kanjuruhan yang menurut Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) bentukan pemerintah dan Komnas HAM, dipicu dari aksi tembakan gas air mata dari aparat selepas pertandingan Arema FC Vs Persebaya itu. Dus, “40 hari pasca Tragedi Kanjuruhan, Aremania menggelar aksi pada Kamis sebagai bentuk kekecewaan karena lambatnya pengusutan,” cuit pemilik akun @punditfootball mengunggah foto yang nampak menunjukkan Aremania menggelar aksi dengan mengenakan busana serba hitam. Aremania membawa 135 keranda dalam aksinya representasi atas jumlah korban tewas, termasuk tragedi yang menjadi salah satu terbesar dalam pertandingan sepak bola profesional dunia. Dalam aksinya, Aremania juga memperlihatkan para foto korban. Selain keranda, Aremania FC ikut membawa spanduk, banner, hingga poster ungkapan duka maupun tuntutan untuk keadilan dalam penegakkan hukum Tragedi Kanjuruhan. Salah satu spanduk diantaranya juga tampak menyindir pengusutan kasus Tragedi Kanjuruhan yang dinilai urung menemukan titik temu. “Sementara, untuk penindakan kasus video porno terbilang cepat. Padahal, bukti foto dan video terkait Tragedi Kanjuruhan jauh lebih banyak,” lanjut keterangan tertulis Pundit Football disertai video singkat. Aremania menyampaikan sejumlah tuntutan dalam aksi memperingati 40 hari Tragedi Kanjuruhan. Salah satu tuntutan utama mereka yakni memproses secara hukum seluruh aktor di balik tragedi Kanjuruhan, termasuk petugas yang menembakkan gas air mata. Mereka juga menyatakan bahwa tragedi Kanjuruhan merupakan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) berat, seluruh korban dan keluarga dalam tragedi layak menerima kompensasi. Bersamaan dengan 40 hari peringatan terbunuhnya 135 Aremania itu, jauh dari Malang, Ketua DPR Puan Maharani dan ibunya yang juga Ketum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri lebih memilih ke Korea Selatan. Padahal hari itu juga bertepatan dengan Hari Pahlawan, 10 November 2022, keduanya memilih ke lokasi Tragedi Itaewon di Kota Seoul, Korsel daripada ke Stadion Kanjuruhan, yang waktu tempuhnya hanya sekitar 1,5 jam saja dari Jakarta. Kedua tokoh politik itu juga mengekspresikan rasa duka atas tragedi tersebut dengan menaruh bunga. Kedatangan keduanya dipersiapkan oleh protokoler DPR, KBRI Seoul, dan pihak Korsel. Keduanya mendatangi tempat menyampaikan duka bagi VIP. Di situ keduanya menaruh bunga dan menuliskan ucapan duka cita. Jarak tempat duka bagi VIP dan lokasi tragedi sekitar 300 meter, masih di wilayah Itaewon. Keduanya membawa nama sebagai pimpinan DPR dan Ketum partai ketika mengucapkan bela sungkawa. Sedangkan korban akibat penembakan gas air mata di Kanjuruhan nyaris tak dapat ucapan bela sungkawa sama sekali, apalagi didatangani oleh keduanya, padahal jarak Jakarta – Malang cuma sekitar 1.000 km saja. Ironis bukan? Miris sekali. Selamat jalan “Pahlawan Aremania”! Meski kedua tokoh politik itu tidak peduli dengan korban Stadion Kanjuruhan, toh masih banyak rakyat yang menaruh empati kepada mereka. Langgar HAM Berat Salah seorang diantaranya adalah budayawan Emha Ainun Nadjib alias Cak Nun, mendukung suporter Arema FC, Aremania, untuk melaporkan tragedi Stadion Kanjuruhan ke Mahkamah Internasional. Mengutip Kompas.com, Sabtu (05/11/2022, 19:40), dukungan Cak Nun pada Aremania itu disampaikan saat berkunjung ke Gate 13 Stadion Kanjuruhan, Jumat (4/10/2022) sore. Ditemani Aremania dan warga sekitar, Cak Nun mendatangi Gate 13 stadion yang menjadi titik fatal tragedi Kanjuruhan. Kemudian, dilakukan tabur bunga dan doa bersama untuk para korban yang tewas pada tragedi memilukan itu. Cak Nun menyayangkan terjadinya tragedi Kanjuruhan. Baginya, hal ini bisa terjadi karena adanya respons berlebihan aparat terhadap Aremania dengan tembakan gas air mata. Padahal, kata Cak Nun, suporter kecewa lalu turun ke lapangan itu biasa. “Tidak hanya Aremania, cara suporter sepak bola di Inggris pun justru lebih parah dari ini,” ujar budayawan yang juga biasa disapa Mbah Nun itu. Tokoh intelektual muslim Indonesia itu juga berpesan kepada Aremania dan warga Malang untuk terus mengawal proses hukum tragedi ini. Cak Nun juga siap memfasilitasi Aremania untuk melaporkan kasus tersebut ke Mahkamah Internasional. Cak Nun kemudian bertanya, ”Aremania ada yang sudah melaporkan kejadian ini ke Mahkamah Internasional, di Den Haag, Belanda? Kalau belum, ini saya membawa teman dari Yayasan Kalimasada Nusantara. Mereka siap memandu Aremania membawa tragedi ini ke Mahkamah Internasional.” Mahkamah Internasional (International Criminal Court-ICC) adalah peradilan yang menangani kasus pelanggaran HAM berat dan kejahatan kemanusiaan. Kasus pelanggaran HAM berat akan ditangani Mahkamah Internasional jika negara dirasa tidak mampu karena terjadi kegagalan sistem peradilan nasional secara menyeluruh maupun sebagian. Mahkamah Internasional juga bisa turun tangan jika sebuah negara dinilai tidak bersungguh-sungguh dalam menjalankan proses peradilannya. Cak Nun kemudian berharap dilakukan pengibaran 135 bendera setengah tiang di area Stadion Kanjuruhan, sebagai bentuk simpati kepada korban. Apalagi jika Pemerintah Daerah setempat kemudian mendukung dengan cara mengibarkan bendera merah putih setengah tiang se-Malang Raya. “Itu lebih baik,” kata Cak Nun. Sementara, hasil uji laboratorium memastikan ada komponen ikutan dalam gas air mata di Stadion Kanjuruhan. Komponen ikutan itu hasil penguraian senyawa utama di serbuk yang membahayakan. Hasil uji pada dua laboratorium ini mengungkap, selain senyawa CS gas yang menjadi komponen utama gas air mata, setidaknya ada empat senyawa lain yang ditemukan. Melansir Kompas.com, Kamis (10 November 2022 05:27 WIB), menyebutkan, komponen utama dari gas air mata adalah O-chlorobenzylidene malononitrile sebanyak 49,6 persen. Senyawa ini dikenal dengan sebutan CS gas. Namun ada empat komponen ikutan hasil penguraian CS gas yang ditemukan yakni, 2-chlorobenzaldehyde (36,5%), 0-chloropropylbenzene (11,6%), benzene (1,2%), dan benzyl dichloride atau p-Chlorobenzyl chloride (1,1%). Empat komponen ikutan dari sampel gas air mata yang ditembakkan polisi di Stadion Kanjuruhan memiliki sifat beracun, mudah terbakar, menimbulkan kerusakan organ tubuh, dan pada kondisi tertentu bisa memicu kematian. “Semua senyawa bisa memicu kanker. Ketika kena paparan gas, maka akan menjadi senyawa berbahaya,” kata peneliti AKS ditemui kampusnya, Rabu (2/11/2022). Sampel yang diuji merupakan gas air mata yang ditemukan di tribun utara Stadion Kanjuruhan. Menurut AKS, CS gas terurai menjadi empat senyawa berbahaya karena penyimpanan yang tidak layak, telah kedaluwarsa, serta akibat kelembapan udara. Senyawa ikutan ini teridentifikasi setelah peneliti melarutkan serbuk gas air mata dan memasukkannya ke mesin bernama Gas Chromatography Mass Spectrometer. “Pada menit ke-29, kami mendapatkan spektra (seperti sidik jari) senyawa ini,” ungkap AKS.. Faktor lain yang memperparah dampak gas air mata yaitu waktu penembakan malam hari. Penguraian zat gas air mata pada malam hari itu, kata AKS, lebih lambat dibanding siang hari karena pengaruh suhu udara. Empat komponen ikutan dari sampel gas air mata yang ditembakkan tersebut memiliki sifat beracun, mudah terbakar, menimbulkan kerusakan pada organ tubuh, dan pada kondisi tertentu bisa memicu kematian. Semua senyawa bisa memicu kanker. Ketika kena paparan gas, maka akan menjadi senyawa berbahaya. Hasil uji laboratorium dari salah satu kampus negeri di Jatim ini terkonfirmasi dengan pengujian sepuluh sampel gas air mata di laboratorium milik lembaga riset pemerintah. Dari dokumen hasil uji laboratorium yang diperoleh Kompas, salah satu butir risalah penelitian menyebutkan, dari semua sampel yang diuji itu, terdapat senyawa lain yang diperkirakan hasil penguraian CS gas. Namun tidak ada penjelasan nama senyawa lain tersebut. Risalah menyebut kemungkinan penambahan senyawa lain pada sepuluh sampel gas air mata. Sepuluh sampel gas air mata yang diuji di laboratorium milik lembaga riset pemerintah ini berasal dari Satuan Brimob Polda Jatim, Shabara Polres Malang, dan suporter Arema FC. Sampel berupa amunisi gas air mata hijau polos, ungu polos, merah polos, amunisi flashball powder kaliber 4 mm (merah), amunisi flashball smoke kaliber 4 mm (kuning), amunisi biru polos, selongsong perangkat gas air mata, amunisi silver polos, amunisi silver GL-2303/L, dan amunisi CS flashball. Jika menyimak hasil uji laboratorium dari sampel gas air mata itu, maka yang patut dipertanyakan lagi adalah mengapa polisi sampai harus membawa dan menembakkan gas air mata di dalam Stadion Kanjuruhan itu? Bukankah FIFA melarang penggunaan gas air mata di dalam stadion? Siapa yang mengizinkan dan perintahkan penembakan tersebut? Jangan korbankan polisi di level bawah untuk urusan ratusan nyawa yang melayang ini. Tidak salah kalau kemudian Cak Nun siap memfasilitasi jika Aremania pada akhirnya membawa tewasnya 135 suporter di Stadion Kanjuruhan ini ke MI di Den Hag, karena ini masuk kategori pelanggaran HAM berat. (*)

Heboh, Anies Baswedan Bertemu Gibran, Ada Deal Politik Apa?

Solo, FNN - Kemarin, saat pertemuan KTT G20 yang dihelat oleh Pak Jokowi di Denpasar, Bali, mulai dilaksanakan, ada kehebohan terjadi. Bukan kehebohan dalam KTT, tapi kehebohan di kampung halaman Pak Jokowi sendiri, yakni di kota Solo. Putra Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming, yang saat ini menjadi  Walikota Solo, menemui Anies Baswedan di sebuah hotel di kota Solo. Pertemuan ini langsung menjadi trending topic Indonesia dan kata kunci \"Gibran bertemu dengan Anies\" itu paling banyak dicari di Google. Topik ini pula yang dibahas oleh Hersubeno Arif, wartawan senior FNN, dalam kanal YouTube  Hersubeno Point edisi Selasa, 15 November 2022. Menurut Hersu,  pertemuan Anies Baswedan dengan Gibran ini jelas sangat menghebohkan karena pertemuan ini terjadi di tengah tensi politik yang memanas akibat pencalonan Anies Baswedan oleh partai Nasdem, atau tepatnya oleh Surya Paloh. Tak heran jika banyak orang bertanya-tanya, ada apa ini? Orang pun pasti akan menduga-duga bahwa ada deal-deal politik tertentu. Padahal, bukan  rahasia umum lagi bahwa Jokowi tidak suka dengan Anies, bahkan sejak Anies menjadi Mendiknas hingga akhirnya direshuffle oleh Pak Jokowi. Padahal, waktu itu kinerja Anies sebagai menteri menjadi salah satu yang paling mencorong. Hal itu diketahui dari hasil survei, bahkan setelah Anies tidak lagi menjabat jadi menteri, Anies masih masuk dalam tiga besar menteri yang dinilai kinerjanya baik. Kelihatannya waktu itu Pak Jokowi melihat Anies sebagai calon matahari kembar yang bisa menjadi pesaingnya. Oleh karena itu, sebelum dia membesar, dia harus dipangkas lebih lebih dulu. Tetapi, ternyata perjalanan sejarah membawa Anies ke posisi yang jauh lebih strategis dibandingkan sebagai Menteri, hingga pada Pilkada 2017 terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta mengalahkan calon yang didukung oleh Jokowi, yakni Ahok. “Setelah itu, Anies kemudian betul-betul menjadi semacam matahari kembar: Jokowi di Jalan Merdeka Utara, Anies di Jalan Merdeka Selatan,” kata Hersu.  Oleh karena itu, lanjut Hersu, kabarnya, pencapresan Anies Baswedan oleh Surya Paloh membuat Jokowi marah besar, apalagi Nasdem adalah partai koalisi pendukung pemerintah. Pasti Pak Surya Paloh tahu bahwa Pak Jokowi tidak menginginkan Anies Baswedan menjadi calon presiden, tapi tiba-tiba dia membelot, dia mencalonkan diri, bahkan sendirian, karena PKS dan Demokrat sampai sekarang belum belum sepakat untuk mengusung Anies, tepatnya belum mendeklarasikan. Dengan ini, kelihatannya Pak Surya Paloh sengaja menyelamatkan Anies yang pada waktu itu ditarget oleh ketua KPK, Firly, untuk jadi tersangka. Jadi, sebelum dijadikan tersangka, Surya Paloh mendahului dengan mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai capres dari Nasdem. Namun, spekulasi bahwa Jokowi marah dibantah oleh Surya Paloh. Dia mengaku bahwa rencana deklarasi Anies capres sudah disampaikan kepada Pak Jokowi dan Surya Paloh mengklaim Pak Jokowi menyambut menyambut  dengan baik. Namun, baik dari gestur tubuh maupun pernyataan Pak Jokowi, tampak sekali bahwa Pak Jokowi sangat kesal dan marah, atau netralnya tidak berkenan. Hersu melanjutkan bahwa setelah itu tensi politik makin memanas.  Banyak desakan untuk mereshuffle menteri-menteri dari Nasdem, terutama dari PDIP. Ketika muncul berbagai desakan, Surya Paloh mengaku pasrah, karena itu hak prerogatif dari Presiden Jokowi, meski sebetulnya  Nasdem masih ingin mengawal Presiden Jokowi dan Ma\'ruf Amin itu sampai akhir masa jabatan, 2024.  Kembali ke soal pertemuan Gibran dan Anies, tidak jelas ini inisiatif pertemuan dari siapa. Yang kita tahu, pagi itu Gibran yang mendatangi hotel tempat Anies bermalam, di sebuah hotel di kota Solo. Seperti bisa dilihat di video, setelah bertemu kemudian mereka berjalan masuk ke restoran dan ngobrol berdua selama sekitar 40 menit.  “Saya senang sekali tadi pagi bisa menyambut beliau dan sarapan sambil ngobrol. Luar biasa, banyak hal yang kita obrolin,” kata Anis ketika memberikan penjelasan kepada media selesai pertemuan. Penjelasan dan foto-foto pertemuan ini juga diunggah di Instagram pribadi Anies Baswedan.  Dalam instagram pribadinya itu Anies menjelaskan alasan pertemuan itu adalah karena sama-sama pernah bertugas mengelola sebuah kota. Kata Anies, salah satu materi pembicaraannya adalah terkait pengembangan kendaraan umum.  Hal itu dibenarkan oleh Gibran. Selain masalah kendaraan umum, mereka juga banyak berbagi pengalaman terkait pengelolaan kota pada umumnya.  Yang menarik, kata Hersu, usai pertemuan, Gibran dan Anies mengganti celana panjang mereka dengan sarung batik, bahkan Gibran kemudian melepas sepatunya dan mengganti dengan sendal jepit. Dan yang lebih menarik, mereka berdua kemudian masuk ke satu mobil menuju lokasi haul Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi yang digelar di Pasar Kliwon dan kelihatannya menggunakan mobil Anies.  “Luar biasa sekali ini pemandangannya,” ujar Hersu.  ”Walaupun Gibran dan Anies mengaku tidak bicara politik, tapi pertemuan mereka kita itu sendiri, bahasa tubuh mereka sendiri, dan kemudian pernyataan mereka yang saling memuji, sulit bagi kita melepaskan bahwa ini bukan merupakan sinyal politik, “ kata Hersu. Pertemuan keduanya ini, lanjut Hersu, kalau diamati di media, termasuk media sosial, itu disambut secara berbeda di antara dua kubu yang berseberangan. Kubu pendukung Anies Baswedan menyambut positif pertemuan itu. Sementara, kubu penentang Anies menilai sebaliknya. Yunanto Wijaya, pemilik lembaga survei pendukung garis keras Ganjar, misalnya, menyindir Anies dan mengkritik ”Cie, hari ini ada yang minta waktu ketemu sarapan bareng Walikota Solo”. Demikian juga anggota DPR RI dari PDIP, Said Abdullah, menilai bahwa ini pasti ada udang di balik batu pertemuan Anies dengan Gibran. Bahkan, dia menilai bahwa selama ini Anies minim prestasi selama memimpin Jakarta sehingga berupaya mendompleng nama Putra Presiden Jokowi untuk mendapat dukungan.  “Ini dalam rangka Anies memperbesar suaranya karena Anies tidak punya kinerja,” kata Said Abdullah.  Benarkah Anies tengah melakukan manu politik dengan bertemu Gibran? “Saya kira nggak salah juga kalau ada penilaian tersebut. Wajar kalau politisi itu bertemu dengan politisi yang lainnya, itu pasti ada target-target politik tertentu. Sangat mungkin Anies ini ingin menurunkan tensi ketegangan politik dengan Jokowi dengan cara mengirim sinyal atau pesan-pesan politik lewat Gibran,” kata Hersu. Tapi, yang terjadi juga bisa sebaliknya, lanjut Hersu. Kalau melihat langkah Gibran belakangan ini, dia banyak melakukan manuver dan menunjukkan ini ada tanda-tanda dia ingin keluar dari bayang-bayang politik bapaknya, ujar Hersu. Dia, misalnya, beberapa waktu yang lalu bikin heboh dengan menemui Rocky Gerung di rumah pribadinya. Padahal, kita tahu bahwa hampir setiap hari bersama saya Bung Rocky Geruh mengkritik Presiden Jokowi, tetapi Gibran bisa dengan santai menemui Rocky Gerung. “Jadi, luar biasa juga langkah manuver dari Gibran ini,” ujar Hersu.  Menurut Hersu, sebelum ketemu Anies, Gibran juga memuji Anies dengan menilai Anies sebagai gubernur yang berhasil membangun kota Jakarta. Jadi, apakah ini manuver politik dari Anies atau dari Gibran atau manuver dari keduanya? Bagaimana penilaian Anda? Forum News Network mendorong terus proses-proses semacam ini, dengan harapan bisa menurunkan ketegangan politik dan yang paling penting bisa mengakhiri pembelahan. Mudah-mudahan, apa yang dilakukan oleh Anies Baswedan dan Gibran tidak hanya membawa kebaikan mereka berdua, tapi juga membawa kebaikan kita bersama, terutama untuk mengakhiri pembelahan di antara bangsa kita. Demikian Hersubeno Arif mengakhiri pembahasannya. (Ida,sws)

Pembunuhan Enam Pengawal HRS di KM 50 Tol Cikampek adalah Pelanggaran Berat, Jokowi Harus Bertanggungjawab!

Oleh Marwan Batubara - Koordinator TP3 Pada Selasa 15 November 2022, perwakilan dari TP3 dan UI Watch telah menyampaikan laporan pembantaian terhadap enam (6) pengawal Habib Rizieq Shihab (HRS) ke Kantor Perwakilan PBB di Jakarta. TP3 dan UI Watch prihatin terhadap pembunuhan sadis di luar hukum terhadap keenam syuhada pada 7 Desember 2020, yang dilakukan oleh aparat negara di sekitar Kabupaten Karawang, Jawa Barat, dan jalan tol KM50 Jakarta-Cikampek. TP3 telah melakukan penelitian secara menyeluruh dan hasilnya disajikan dalam bentuk Buku Putih yang juga telah diserahkan ke Kantor Perwakilan PBB tersebut. TP3 menyimpulkan bahwa kejahatan tersebut bukanlah kejahatan biasa tetapi merupakan kejahatan luar biasa yang dikualifikasikan sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan. Oleh karena itu, pelakunya harus diadili sesuai ketentuan UU No.26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM. Hasil penelitian TP3 menunjukkan bahwa pembunuhan tersebut merupakan kejahatan negara (State crime), karena pelakunya tidak hanya melibatkan Polri tetapi secara sistematis juga melibatkan angkatan bersenjata dan aparatur negara lainnya. Kejahatan tersebut merupakan serangan sistematis yang diarahkan terhadap enam pengawal HRS yang hanya berstatus sebagai warga sipil. Mereka diserang secara brutal untuk dibunuh, dan sebelum dibunuh terlebih dahulu disiksa. Pembunuhan enam pengawal HRS telah melanggar ketentuan Konvensi Wina 1993 dan Statuta Roma 1998. Dengan demikian, kondisi dan proses eksekusi dapat dianggap sebagai tindakan penyiksaan berdasarkan Convention against Torture and Other Cruel, Inhuman, or Degrading Treatment or Punishment 1984. Kejahatan tersebut merupakan tindakan brutal dan kejam oleh Negara terhadap rakyat, bukan sekedar kejahatan oleh pelaku individual.  Namun, Pemerintahan Jokowi berusaha meyakinkan publik bahwa hal tersebut hanya kejahatan biasa melalui “kerja sama erat” dengan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) yang terlibat dalam pengusutan kasus pembunuhan sadis tersebut. Dalam hal ini, Komnas HAM bukannya melakukan penyelidikan sesuai ketentuan UU No.26/2000. Karena itu Komnas HAM hanya menghasilkan apa yang disebut sebagai “Laporan Pemantauan”. Sesuai laporan Komnas HAM pada 11 Januari 2021 disebutkan bahwa Negara mengakui pembunuhan pada 7 Desember 2020 di KM50 terhadap empat korban adalah pembunuhan di luar hukum. Komnas juga menegaskan bahwa dua korban lainnya dibunuh untuk membela diri. Hal ini membuktikan adanya niat sistematis untuk menipu publik dan menutupi keterlibatan aparat Negara dalam pembunuhan tersebut. Tindakan menutup-nutupi kasus kejahatan kemanusiaan ini berlanjut ketika Negara/Pemerintah menuntut dan mendakwa anggota Polri, Yusmin Ohorella dan Fikri Ramadhan bertanggung jawab secara pidana atas pembunuhan tersebut. Keduanya adalah anggota Polri yang diduga sebagai pembunuh yang melanggar hukum. Keduanya diadili di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel) Jumat (18/3/2022). Namun, belakangan Majelis Hakim PN Jaksel) dan MA membebaskan kedua anggota Polri tersebut. Selama ini TP3 telah dengan jelas menyatakan bahwa persidangan di PN Jaksel adalah komedi. Karena semua korban sudah meninggal, mereka tidak bisa dimintai keterangan di persidangan. Selain itu saksi-saksi dari Pengawal HRS yang masih hidup tidak pernah diminta untuk bersaksi. Informasi yang didengar di Pengadilan hanya dari polisi dan pejabat negara. Tetapi itu bukan dari keluarga korban atau Pengawal HRS. Oleh karena itu, TP3 menyatakan bahwa ini bukan pengadilan yang kedibel, tetapi pengadilan dagelan. Sampai saat ini, Negara/Pemerintah Republik Indonesia belum secara terbuka mengakui tanggungjawabnya atas pembunuhan enam pengawal HRS. Selain itu, pemerintah pun telah gagal menyampaikan permintaan maaf atau belasungkawa kepada keluarga para syuhada atas kematian mereka dan bagaimana mereka dibunuh. Hal ini menunjukkan bahwa Negara/Pemerintah memang tidak berniat memproses kasus tersebut secara seksama, sehingga karena itulah persidangan di PN Jaksel  layak disebut lelucon tak lucu. TP3 dan UI Watch menegaskan Pemerintahan Jokowi tetap berhutang keadilan kepada para korban dan keluarganya, karena proses pengadilan pro justisia sesuai UU No.26/200 belum pernah berlangsung. Oleh karena itu, TP3 dan UI Watch akan terus menuntut Presiden Jokowi, yang merupakan pemimpin aparatur dari lembaga-lembaga Negara yang terlibat pembunuhan, untuk bertanggung jawab menuntaskan kasus pembunuhan sadis tersebut secara adil, transparan dan dapat diterima publik. Akhirnya dalam surat kepada Perwakilan PBB tersebut TP3 dan UI Watch menyampaikan rekomendasi sbb: 1. Negara/Pemerintah harus melakukan penyelidikan obyektif, adil dan transparan atas pembantaian enam pengawal HRS melalui penyusunan catatan penting atas masing-masing tersangka pelaku dan mengidentifikasi mekanisme pertanggungjawaban formal, seperti Pengadilan HAM Indonesia, pengadilan ad hoc atau gabungan, sesuai UU No.26/2000. 2. Negara harus mengakui hak-hak korban dan keluarganya, termasuk menyampaikan permintaan maaf, menjamin rehabilitasi korban pembunuhan, dan memberikan restitusi bagi keluarga korban. 3. Selain itu, Negara/Pemerintah harus melakukan peradilan yang adil dan kredibel melalui pengadilan yang independen dan akuntabel serta mencegah impunitas bagi para pelanggarnya. (*)