ALL CATEGORY

Hingga Pertengahan 2022, Yogyakarta Wujudkan 121 Kampung Panca Tertib

Yogyakarta, FNN - Program pembentukan Kampung Panca Tertib di Kota Yogyakarta terus bergulir dan hingga saat ini sudah ada 121 kampung yang mendeklarasikan diri sebagai Kampung Panca Tertib sebagai upaya masyarakat mewujudkan ketertiban di lingkungan masing-masing.\"Memberikan rasa aman dan nyaman kepada masyarakat menjadi salah satu tujuan yang diharapkan bisa diwujudkan dalam pembentukan Kampung Panca Tertib,\" kata Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kota Yogyakarta Agus Winarto, di Yogyakarta, Sabtu.Kampung Panca Tertib ke-121 adalah Kampung Pringgokusuman, Kecamatan Gedongtengen dengan fokus utama ketertiban pada tertib lingkungan, karena kampung tersebut juga menjadi penyangga kawasan wisata Malioboro.Menurut dia, dari Kampung Panca Tertib yang sudah terbentuk, sekitar 70-80 persen di antaranya memprioritaskan pada tertib lingkungan termasuk memastikan kampung tersebut memiliki lingkungan yang bersih dan hijau.\"Kami juga berharap masyarakat dapat mendukung program pemerintah terutama kebijakan jam malam untuk anak,\" katanya pula.Dalam kebijakan tersebut, anak di bawah 18 tahun tidak diperbolehkan keluar rumah lebih dari pukul 22.00 WIB-04.00 WIB tanpa pendampingan orangtua.Ia pun memastikan akan menerjunkan petugas untuk melakukan patroli guna memastikan tidak ada anak di bawah 18 tahun yang masih berada di luar rumah lebih dari pukul 22.00 WIB.Pada 2022, Satpol PP Kota Yogyakarta menargetkan mampu menambah 31 Kampung Panca Tertib, sehingga akan ada total 136 kampung yang terbentuk tahun ini.Satpol PP Kota Yogyakarta menargetkan, seluruh kampung di kota tersebut menjadi Kampung Panca Tertib pada akhir 2023, sehingga jika target pada 2022 bisa direalisasikan maka tersisa 27 kampung yang harus dideklarasikan pada tahun depan.Gerakan Kampung Panca Tertib dimulai sejak 2015, dan dalam gerakan tersebut terdapat lima fokus ketertiban yaitu tertib bangunan, daerah milik jalan, tertib usaha, lingkungan, dan sosial. (Ida/ANTARA)

Kasus Brigadir J Ditarik dari Polda Metro Jaya ke Bareskrim

Jakarta, FNN - Bareskrim Polri mengambil alih penanganan kasus dugaan pelecehan dan penodongan senjata oleh Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J dari Polda Metro Jaya.Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo membenarkan penanganan kasus Brigadir J sebagai terlapor ditarik ke Bareskrim Polri untuk efektivitas dan efisiensi penanganan perkara.\"Ya (ditarik) dijadikan satu agar efektif dan efisien dalam manajemen sidiknya,\" kata Dedi dikonfirmasi melalui pesan instan di Jakarta, Minggu.Sebelumnya ada tiga laporan polisi terkait Brigadir J yang ditangani oleh Polri.Dua laporan yakni dugaan pelecehan dan penodongan senjata terhadap P, istri Kadiv Propam nonaktif Irjen Pol Ferdy Sambo yang awal mulanya ditangani oleh Polres Metro Jakarta Selatan, kemudian ditarik ke Polda Metro Jaya. Penarikan kasus ini diinformasikan pada Selasa (19/7).Kemudian laporan polisi yang dilayangkan oleh Keluarga Brigadir J melalui kuasa hukumnya tentang dugaan pembunuhan berencana pada Senin (18/7).Kini, kedua laporan yang ada di Polda Metro Jaya ditarik ke Bareskrim Polri mulai Jumat (29/7).Terkait dua laporan yang ditarik dari Polda Metro Jaya ke Bareskrim Polri, Dedi mengatakan penyidikan tetap melibatkan penyidik dari Polda Metro Jaya (PMJ) dan Polres Metro Jakarta Selatan masuk dalam tim penyidik tim khusus bentukan Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo.\"Namun penyidik PMJ, Jaksel tetap masuk dalam tim sidik timsus,\" ujarnya.Hingga hari ke 22 sejak peristiwa tewasnya Brigadir J dalam batu tembak di rumah Irjen Pol Ferdy Sambo pada Jumat (8/7) lalu, Polri belum menetapkan satu orang pun sebagai tersangka.Polri menyampaikan Brigadir J tewas baku tembak dengan Bharada Richard Eliezer, rekannya sesama ajudan Kadiv Propam.Ia diduga melakukan pelecehan dan penodongan senjata kepada P, istri Ferdy Sambo.Dalam mengungkap kasus ini, Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo membentuk tim khusus yang beranggotakan internal dan eksternal Polri (Komnas HAM dan Kompolnas) untuk mengungkap kasus secara objektif, transparan dan akuntabel.Kemudian, Kapolri juga menonaktifkan dua perwira tinggi dan satu perwira menengah buntut dari insiden ini.Mereka yang dicopot dari jabatannya, yakni Irjen Pol Ferdy Sambo dari jabatan Kadiv Propam, Brigjen Pol Hendra Kurniawan dari jabatan Karo Pengamanan Internal (Paminal), dan Kombes Pol Budhi Herdy Susianto dari jabatan Kapolres Metro Jakarta Selatan.Penyidik juga melalukan autopsi ulang atau ekshumasi terhadap jasad Brigadir J atas permintaan keluarga yang merasa janggal dengan kematian anaknya. (Ida/ANTARA)

Pelaku Judi Sidney di Sibolga Ditangkap Polisi

Medan, FNN - Personel Polsek Sibolga Sambas, Polres Sibolga, menangkap pelaku perjudian Sidney, toto Hong Kong dan toto Singapura, di Jalan Gabu, Kelurahan Pancuran Gerobak, Kota Sibolga, Sumatera Utara.Pelaku itu yakni PS (53) warga Jalan Gabu, Kelurahan Pancuran Gerobak, Sibolga, Sumatera Utara.Kasi Humas Polres Sibolga, AKP R Sormin, dalam keterangan tertulis, Minggu, mengatakan, petugas menerima informasi bahwa di Jalan Gabu, Sibolga, ada praktik perjudian.Selanjutnya meringkus pelaku dan menyita barang bukti berupa tujuh lembar kertas berisi angka pasangan judi Sidney, satu buah buku tulis merk Garda warna merah, satu handphone Samsung dan uang sebanyak Rp 583.000.\"Perjudian itu dilakukan tersangka lebih kurang 1 tahun dengan omset Rp800.000 sampai Rp1.000.000 per hari dan imbalan yang diterima tersangka 10 persen,\" ucapnya.Ia mengatakan, perjudian yang dilakukan tersangka jenis judi Sidney, toto Hongkong dan toto Singapura dan tersangka berperan sebagai tukang tulis.Tersangka berjudi untuk memperoleh hasil tambahan dan pemasang memasang angka dengan taruhan uang adalah mengharapkan kemenangan. \"Tersangka saat ini ditahan di Rumah Tahanan Polisi (RTP) Polsek Sibolga untuk proses hukum selanjutnya,\" kata dia. (Ida/ANTARA)

Indonesia Dalam Cengkeraman China

Ini jelas sejalan dengan rencana Khubilai Khan sejak abad-13 yang memang RRC sudah lama tanpa henti strategi menguasai Nusantara akan terjadi, dan saat ini telah bisa kita lihat bersama. Oleh: Sutoyo Abadi, Koordinator Kajian Politik Merah Putih MENURUT Sun Tsu yang sangat dipercayai etnis China bahwa menang itu sangat penting, apapun caranya. Hanya dalam praktek lapangan dikatakan bahwa: “Semua orang berkata, menang di medan tempur itu baik, padahal tidak. Jendral yang memenangkan setiap pertempuran bukanlah jagoan sejati. Membuat musuhmu kalah tanpa bertempur itulah kuncinya. Lebih baik menjaga keutuhan negeri dari pada menghancurkannya. Mengalahkan lawan tanpa bertempur itulah puncak kemahiran”. Kalimat Sun Tsu tersebut jelas memberikan semangat hampir di semua warga China di muka bumi ini. Tak terkecuali di Indonesia. Bertempur terbaik adalah digunakannya tipu daya licik, cara untuk mengelabuhi, membuat jengkel, membingungkan musuh sebelum menjatuhkan pukulan kepada mereka. Ada saatnya untuk menggencarkan kekuatan. Semua terlebih dahulu harus dilakukan mati-matian termasuk berbalik dan lari. Dalam strategi dagang, baik berupa investasi, operasi bisnis ini, juga diperlukan penyamaran. Semua harus dilakukan secara halus dan terduga. Tujuannya bisa cengkerama ekonomi dan merambah ke ranah politik. Etnis China di muka bumi ini dengan pemerintah China sebagai leluhurnya tidak tinggal diam yakni dengan memberlakukan kebijakan double citizen (kewarganegaraan ganda). Meski tidak ditujukan khusus ke Indonesia, kebijakan itu telah memberi sign. Bahwa etnis China yang tersebar di seluruh dunia dan menjadikan warga negara di mana mereka bertempat tinggal, tetap diakui dan harus menganggap bahwa dirinya adalah orang China. Kebijakan ini dikunci dengan doktrin One China. Sejumlah berita marak di media sosial. Di antaranya soal Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) yang memberikan status Warga Negara Indonesia (WNI) kepada ratusan warga tanpa identitas. Memberikan kemudahan ijin tinggal khususnua warga China. (Kalau itu benar) adalah suatu kebijakan yang sangat berbahaya. Apalagi warga TKA yang masuk bersamaan dengan dalih tenaga kerja sebagai konsekuensi ikutan penanan investasi China di Indonesia seperti sudah tidak terkendali. Bahkan, pernyataan mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Letjen (Purn) Sutiyoso sudah memperingatkan bahwa Indonesia akan dijajah oleh tenaga kerja asing (TKA) asal China. Presiden Joko Widodo bertemu dengan Presiden RRT Xi Jinping dan Perdana Menteri (Premier) RRT Li Keqiang di Villa 14, Diaoyutai State Guesthouse, Beijing. Presiden Jokowi dengan Presiden Xi maupun Premier Li berfokus untuk meningkatkan kerja sama ekonomi yang saling menguntungkan dan kerja sama di bidang prioritas lainnya, antara lain perdagangan, investasi, kesehatan, maritim, dan isu kawasan dan dunia. Pembangunan ekonomi hijau, antara lain di bidang energi terbarukan, pengembangan mobil listrik, pengembangan industri baterai, dan pengembangan \'green industrial park\'. Kedua pemimpin juga membahas peningkatan investasi untuk mengembangkan industri hilirisasi petrokimia dan sektor telekomunikasi serta semi konduktur. Pada awal sambutannya, Presiden Jokowi mengatakan bahwa Indonesia merupakan negara yang senasib dan sepenanggungan ketika bertemu Presiden Xi Jinping di Beijing, Selasa (26/7/2022) sore. Juga mengatakan bahwa China merupakan mitra komprehensif strategis Indonesia. Dari kesepakatan yang sudah disiapkan oleh para menteri sebelumnya, terkait kerja sama kedua negara menyepakati beberapa kesepakatan lainnya yakni: 1. Pembaruan MoU Sinergi Poros Maritim Dunia dan Belt Road Initiative; 2. MoU Kerja sama Pengembangan dan Penelitian Vaksin dan Genomika; 3. MoU mengenai Pembangunan Hijau; 4. Pengaturan Kerja sama Kelautan; 5. Protokol mengenai ekspor nanas Indonesia; 6. Pengaturan Kerja Sama Pertukaran Informasi dan Penegakan Pelanggaran Kepabeanan; 7. Rencana Aksi Kerja Sama Pengembangan Kapasitas Keamanan Siber dan Teknologi. Masuknya investasi asing ke Indonesia pasti akan disambut gembira oleh rakyat Indonesia. Tetapi dari pengalaman riil yang terjadi selama ini dengan dalih investasi ternyata sebagai pintu masuk warga China (TKA yang numpang Investasi) makin luas di semua wilayah Indonesia, indikasi kuat mereka juga organ tentara China yang akan mendukung politik hegemoni di Indonesia adalah sulit dinafikan bahaya yang akan terjadi. Ini jelas sejalan dengan rencana Khubilai Khan sejak abad-13 yang memang RRC sudah lama tanpa henti strategi menguasai Nusantara akan terjadi, dan saat ini telah bisa kita lihat bersama. Secara ekonomi dan politik Indonesia sudah jatuh pada penjajah dari Utara yaitu RRC (China). Bahkan oligarki keturunan China sudah lebih dahulu ambil posisi menguasai ekonomi dan politik negara ini. (*)

Deklarasi Prabowo-Jokowi, Anthony Budiawan: "Resiko Kalah Sangat Besar!"

Jakarta, FNN – Sekretariat Bersama (Sekber) Prabowo-Jokowi menggelar jalan santai (funwalk) untuk mendeklarasikan capres dan cawapres yang diusung pada Pemilu 2024. Kegiatan ini digelar sebagai bentuk dukungannya terhadap Prabowo-Jokowi. Sayangnya, deklarasi yang bakal mengusung Prabowo Subianto – Joko Widodo itu hanya dihadiri oleh puluhan orang saja. Deklarasi berlangsung di kawasan Bunderan HI, Jakarta Pusat, Ahad (31/7/2022). Mereka mengenakan kaos seragam berwarna putih bertuliskan \'Sekretariat Bersama Prabowo-Jokowi periode tahun 2024-2029\'. Dalam kaos tersebut juga terpampang foto Prabowo dan Jokowi. Kemudian, mereka juga terlihat membawa sebuah spanduk besar. Terdengar seruan-seruan dukungan Prabowo-Jokowi untuk maju pilpres periode 2024-2029 mendatang. “Prabowo-Jokowi bisa!” teriak mereka. Ketua Koordinator Sekretariat Bersama Prabowo-Jokowi, Ghea G mengatakan kegiatan ini dalam rangka pemanasan awal sebelum memulai program untuk dukungannya. Mereka mengumpulkan pemuda-pemudi Indonesia yang sama-sama menginginkan Prabowo-Jokowi memimpin Indonesia bersama. “Di sini kita mengumpulkan muda mudi Indonesia bangsa yang menginginkan Prabowo serta Jokowi untuk melanjutkan pembangunan serta kepemimpinan mereka dalam memajukan Indonesia yang lebih baik lagi,” ujar Ghea. Kegiatan ini dilakukan diikuti oleh sekitar 30 orang yang terdiri dari lapisan masyarakat berbeda. Ghea menyebut mereka merupakan pendukung setia Prabowo sejak tahun 2014. Menurut Gea, Untuk saat ini daerah pun sudah terbentuk. “Namun saat ini masih digodok untuk melakukan deklarasi yang sama tapi Jakarta menjadi pioneer dulu. Jadi jelas Jakarta menjadi yang terlebih dahulu,” lanjutnya. Ghea meyakini pasangan Prabowo-Jokowi dapat melanjutkan pembangunan yang saat ini sudah berjalan. Ghea juga menilai selama kepemimpinan Jokowi dua periode menunjukkan kemajuan yang signifikan bagi Indonesia. Untuk itu, dia berharap paslon yang diusungnya itu dapat terpilih. Dia yakin Prabowo-Jokowi dapat memulihkan negara di tengah keadaan ekonomi yang sulit akibat pandemi. Menurut Anthony Budiawan, Managing Director PEPS (Political Economy and Policy Studies), deklarasi Prabowo-Jokowi itu justru memperkeruh keadaan, dengan aktor pencipta perpecahan bangsa, merusak persatuan. Manuver tersebut, hanya untuk mengalihkan isu penting kenaikan harga, pencabutan subsidi, dan presidential threshold. “Gerindra akan terpuruk dengan isu ini, penggembosan atau gali kubur di 2024?” kata Anthony. Apalagi, karena kinerja saat ini bisa dikatakan kurang baik. Banyak persoalan belum terselesaikan, seperti Kereta Cepat atau IKN. Masyarakat juga kecewa dengan KPK dan UU Cipta Kerja yang dianggap tidak pro rakyat. “Sehingga, risiko kalah sangat besar,” tegas Anthony. (mth/sws)

Komjen (Purn) Susno Duadji: Kasus Sambo Persoalan Simpel Dibikin Ruwet

Jakarta, FNN - Saat ini wajah Polri di hadapan publik tengah menjadi sorotan tajam, seiring molornya pengungkapan kasus polisi tembak polisi yang menewaskan seorang Brigadir Polisi Nofriansyah Yoshua Hutabarat. Bukan hanya menjadi sorotan publik, dalam perbincangan wartawan senior FNN Hersubeno Arief dan Mantan Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabarsekrim) Polri Periode 24 Oktober 2008 hingga 24 November 2009, Komjen Pol (Purn) Susno Duadji di kanal YouTube Hersubeno Point, Sabtu (30/7/22), turut berkomentar mengenai kasus penembakan Brigadir Yoshua. Susno Duadji menyebut kasus penembakan Brigadir Yoshua ini sebetulnya simpel. “Kasus mudah, tersangkanya ‘ada’, yang mengaku menembak ada, katanya tembak menembak berarti peristiwanya ada, yang meninggal juga ada sebagai korban, di badan korban ada luka tembak dan luka tambahan, saksinya ada, barang bukti seperti senjata, proyektil, darah, anak peluru yang terkena tembok, dan handphone,” tuturnya. Ia mengatakan dengan berbekal semua yang sudah lengkap ini seharusnya dapat ditentukan tersangkanya yakni Bharada E. “Walaupun katanya tembak-menembak ya tetap dia tersangka, tentang itu betul atau tidak, dapat dipertanggung jawabkan secara hukum,keilmuan dan akuntabel di pengadilan, itu hakim yang menentukan,” lanjutnya. Lalu Susno Duadji memberikan komentar mengenai Bharada E.  “Bayangkan, apa enggak sakti. Bharada E menembakkan 5 peluru semua kena. Dia ditembak Brigadir Yoshua 7 peluru enggak ada kena. Itu sakti betul,\" kata Susno. Tuntasnya kasus ini nanti tentu di pengadilan bukan di kepolisian, bukan penyidik sekaligus menjadi penyelidik dan hakim, kalau seperti ini habis fungsi di negara diambil satu lembaga. Hersubeno menyampaikan kasus ini menjadi sulit karena kejadiannya di rumah seorang Jenderal yakni Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo, polisinya polisi, itukan rumit posisinya. Kendati demikian, Susno mengatakan sebenarnya tidak rumit karena sudah ada standarnya.  “Kita mengharapkan polri dapat mengatakan fakta sesungguhnya atas kasus Brigadir Yoshua. Ada tanggung jawab besar yang harus diselesaikan oleh polri,” pungkasnya. (Lia)

Mengapa Islam Kontra Radikal?

Sebagai komunitas agama, bangsa kita sudah terlalu jauh menyimpang, terlampau banyak orang-orang yang kita zalimi, teramat besar jumlah saudara kita yang menjadi miskin karena kesewenang-wenangan kita. Oleh: Muhammad Chirzin, Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta KOLEGA Guru Besar PTKIN (Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri) Prof. Dr. M. Mukhsin Jamil menulis buku berjudul “Islam Kontra Radikal: Meneguhkan Jalan Moderasi Beragama”, diterbitkan oleh SEAP-Southeast Asian Publishing Semarang Indonesia dengan ISBN 978-623-96405-2-3. Buku ini menawarkan perspektif baru, sekaligus mengoreksi perspektif konvensional yang monolitik dan parsial terhadap radikalisme. Kita membutuhkan perspektif baru yang lebih luwes untuk memahami kompleksitas radikalisme agama, yang tidak memisahkan analisis agama dan analisis empiris dalam memahami radikalisme. Perspektif baru itu adalah perspektif gerakan sosial. Pada buku ini, Anda juga akan menemukan pembacaan melalui analisis wacana kritis atas narasi-narasi radikal dalam jejaring literatur kelompok Islamis di Indonesia. Karena dari sanalah wacana radikal terus diproduksi. Tidak disadari ada banyak warisan bermasalah dari tradisi wacana agama. Oleh karenanya, kontra radikalisme jelas membutuhkan strategi jitu: memahami kompleksitas gerakan radikal, memahami narasi-narasinya, dan sekaligus meneguhkan jalan moderasi beragama. Pada konteks inilah diperlukan sense of urgency bagi tokoh-tokoh agama untuk menyikapi warisan  bermasalah pada tradisi wacana agama. Pembongkaran terhadap warisan bermasalah tersebut mutlak diperlukan, dan kemudian meneguhkan jalan baru melalui moderasi beragama. Selamat membaca...! Demikian deskripsi buku ini pada cover belakangnya. Cover depan dihiasi ilustrasi gambar wajah perempuan terbelah menjadi dua. Sebelah kanan wajah perempuan berjilbab hitam tersenyum, dan sebelah kiri wajah perempuan bertutup dengan sorban, kecuali bagian mata, disertai atribut khas pejuang di pundaknya. Penulis mengapresiasi unggahan sampul buku tersebut di grup WA Profesor PTKIN sebagai berikut. Alangkah senang dan terima kasih sekali, Prof. Mukhsin Jamil, bila kita memperoleh versi pdf-nya di sini. Syukur sekalian dibedah bersama via zoom. Siap menyimak pandangan Prof. Yudian Wahyudi, Prof. Nurhaidi, Prof. Amin Abdullah, Prof. Fauzul Iman, Prof. Abdurrahman, Prof. Imam Suprayogo, Prof. Hasan Bakti, Prof. Syaiful Anwar, Prof.Siswanto, dan para Guru Besar PTKIN semua, tanpa kecuali. Pasti seruuu... Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata radikal memiliki tiga arti: (1) secara mendasar (sampai kepada hal yang prinsip); (2) dalam ranah politik amat keras menuntut perubahan (undang-undang, pemerintahan); (3) maju dalam berpikir atau bertindak. Kecuali nomor dua, kosakata radikal mengandung makna positif. Jadi, bila buku tersebut berjudul Islam Kontra Radikal, maka radikal yang tepat dalam buku tersebut adalah untuk arti yang kedua. Menurut Fazlur Rahman, Islam datang membawa ajaran radikal tauhid yang menentang segala bentuk kemusyrikan, termasuk penyembahan berhala. Paruh pertama QS Al-Ma\'un yang termasuk ayat-ayat periode Mekkah mula-mula. \"Adakah kaulihat orang yang mendustakan hari kiamat? Dialah yang mengusir anak yatim dengan kasar, dan tidak mendorong orang memberi makan orang miskin.\" Prof. Kuntowijoyo menyebut Pancasila sebagai pandangan hidup radikal yang menjadi dasar hukum dan sumber segala sumber hukum di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Oleh sebab itu segala peraturan dan undang-undang yang bertentangan dengan Pancasila harus dinyatakan batal demi hukum. Menjadi tugas seluruh warga negara untuk merawat, menjaga, dan mengamalkan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalam Pancasila. Sejak Pancasila disahkan pada 18 Agustus 1945, sesungguhnya tidak ada pihak yang mempertentangkan Islam dengan Pancasila atau sebaliknya. Islam pada dirinya sendiri adalah jalan hidup yang moderat. Oleh sebab itu Islam tidak memerlukan moderasi. Usaha moderasi Islam dapat dipahami sebagai upaya penjinakan Islam dan demilitansi Islam. Para cendekiawan menengarai bahwa radikalisme, ekstremisme, terorisme, dan Islamophobia adalah proyek internasional untuk menyudutkan Islam, setelah AS menjadi satu-satunya polisi dunia. Sudah saatnya umat Islam berhenti ikut-ikutan menyudutkan sesama muslim dengan label-label tertentu yang merugikan umat Islam dan bangsa Indonesia. Mari simak pesan almarhum Dr. K.H. Hasyim Muzadi berikut. Duhai Bangsaku, Pulanglah! Setelah sekian tahun bangsa ini mengembara entah ke mana, kini segalanya menjadi amat gelap. Jalan-jalan kebenaran yang dulu pernah tertanam kuat dalam diri, menjelma ibarat sketsa patah-patah yang teramat sulit untuk ditafsirkan apalagi dimengerti. Tuntunan agama menjadi kabur, ajaran adat menjelma menjadi kepingan kaca yang susah disambung kembali. Untuk pulang kembali ke Rumah Bunda Pertiwi, tampaknya sulit dilakukan. Untuk kembali ke hadirat Allah, sungguh akan jauh lebih rumit. Hanya kasih sayang dan hidayah Allah yang dapat mengembalikan ini semua. Setelah berjalan jauh dari nilai-nilai kebenaran, kini saatnya sebagai sebuah entitas bangsa berusaha sekuat daya yang tersisa, mengumpulkan serpihan-serpihan kesadaran ilahiyah secara bersama untuk “mudik” ke kampung halaman. Tidak ada jalan paling elegan untuk ditempuh kecuali dengan “tobat”, apalagi kita dikenal sebagai bangsa yang religius dan amat menjunjung tinggi nilai-nilai religiusitas. Sufi Al-Junaid berkata: “Tobat mempunyai tiga makna. Pertama, menyesali kesalahan. Kedua, berketepatan hati untuk tidak kembali pada apa yang telah dilarang Allah SWT. Ketiga, menyelesaikan dan membela orang teraniaya.” Sudahkah kita menyiapkan diri untuk bertobat? Kita harus mengakui secara jujur dan ikhlas bahwa moral sebagai fondasi kehidupan berbangsa kita rusak parah. Proses recovery atas semua krisis yang kita ciptakan sendiri, harus dimulai dari kesadaran tertinggi bahwa kita sudah sangat jauh mengembara dengan nafsu, dan melupakan janji abadi kita dengan Penguasa Tunggal atas alam semesta. Sebagai komunitas agama, bangsa kita sudah terlalu jauh menyimpang, terlampau banyak orang-orang yang kita zalimi, teramat besar jumlah saudara kita yang menjadi miskin karena kesewenang-wenangan kita. Kesadaran pribadi sangatlah tidak memadai dijadikan starting-point, karena kita hidup sebagai sebuah bangsa. Mari bersama-sama mendekati garis yang sebenarnya, sambil meneguhkan persatuan. Hindari saling caci, saling umpat, dan saling sanggah. Sebuah kesalahan kolektif yang terencana. Kita hidup dalam jiwa sempit di tengah alam yang luas, kita hidup sesak dalam ruangan yang lebar, kita gelisah dalam negeri yang damai, kita khawatir dalam kekayaan yang menumpuk, dan di Indonesia ini hanya ada dua orang yang tenang, sementara yang lainnya susah. Pertama, orang yang benar-benar dekat dengan Allah; dan kedua, orang-orang yang sama sekali tidak tahu urusan. (*)

Memahami Hijrah

Dan, hakikat Hijrah itu sendiri adalah perubahan. Sebagaimana Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu bangsa kecuali bangsa itu sendiri yang mengubahnya”. Oleh: Imam Syamsi Ali, Direktur Jamaica Muslim Center/Presiden Yayasan Nusantara SALAH satu peristiwa sejarah penting dalam sejarah Islam adalah Al-Hijrah atau hijrahnya Nabi Muhammad SAW ke Yastrib, yang kemudian dikenal dengan Madinah Al-Munawwarah. Itu terjadi pada tahun ke-13 Nubuwwat (pengangkatan Muhammad sebagai Nabi dan Rasul). Hijrah atau Migrasi penting di antara peristiwa sejarah Islam karena berbagai alasan. Namun salah satu alasannya adalah karena dianggap sebagai awal kebangkitan umat ini sebagai sebuah bangsa; titik awal umat ini untuk membangun jati dirinya sebagai bangsa yang besar (dikenal sebagai umat). Perkembangan Islam dapat dibagi menjadi beberapa tahap atau divisi. Pertama adalah kelahiran Nabi. Sejak kelahirannya Islam mendapat dorongan untuk menyebar. Kelahiran Muhammad (saw) seperti \"noor\" yang telah datang untuk mencerahkan dunia. Dia mewakili \"nur Allah\" (cahaya Allah bagi dunia). Kedua, pengangkatannya sebagai Nabi dan Rasul. Ini diidentifikasi oleh wahyu pertama (Al-Quran) yang turun kepadanya dari Allah. Dengan menerima wahyu dia resmi diangkat sebagai Rasul Allah ke dunia. Ketiga, pemboikotan Bani Hasymi yang berujung pada peristiwa Al-Isra (perjalanan malam) dan Al-Mi’raj (kenaikan) Nabi Muhammad ke surga. Peristiwa bersejarah ini dianggap sebagai jalan bagi umat ini untuk bangkit secara individu. Melalui Isra\' Mi\'raj Nabi (dan umat) menjadi diberdayakan secara spiritual dan individu. Keempat, sekitar dua tahun setelah Isra’ Mi’raj Nabi, Allah memerintahkannya untuk hijrah atau hijrah ke Madinah Al-Munawwarah, yang dulu bernama kota Yatsrib. Ini terjadi sekitar tahun ke-13 Al-Bi\'thah (pengangkatan Nabi menjadi kenabian). Akibatnya Hijrah menyebabkan banyak peristiwa besar lainnya dalam sejarah Islam. Di antara peristiwa tersebut adalah pertempuran melawan kaum atheis Mekkah (mushrikuun Mekkah), Bai\'ah Hudaibiyah (kesetiaan Hudaibiyah) dan sebagainya. Kesetiaan Hudaibiyah konsekuen mengarah ke Fath Makkah atau penaklukan Makkah. Ketika kita mempelajari sejarah para Nabi, kita akan menemukan bahwa Hijrah sebenarnya adalah jalan Nabi. Banyak dari mereka, jika tidak semua, telah memiliki jenis Hijrah (migrasi) tertentu selama hidup mereka. Nuh atau Nuh (saw) melakukan Hijrah melalui kapal selama banjir. Ibrahim (saw) melakukan Hijrah dari Babel ke Yerusalem dengan istrinya Sarah. Musa (saw) melakukan Hijrah beberapa kali selama hidupnya. Yang paling penting adalah dari Mesir ke tanah Palestina. Juga Isa (saw) melakukan Hijrah dari Yerusalem ke Mesir dan kembali ke Yerusalem. Hijrah Nabi Muhammad SAW Menjelang akhir tahun ke-13 nubuwwat (kenabian) ia mulai mempersiapkan hijrahnya ke Madinah. Bahkan, bertahun-tahun sebelumnya beberapa delegasi datang dari Madinah ke Mekkah untuk memberikan kesetiaan mereka kepada Nabi dan mengundangnya untuk pindah ke Madinah. Setelah menerima perintah Allah (petunjuk) untuk hijrah Rasulullah (saw) memulai persiapan. Pertama, dia mulai mengirimkan belas kasihnya ke Madinah secara diam-diam, kebanyakan setelah tengah malam. Tak satu pun dari para sahabat itu meninggalkan Madinah secara terang-terangan, kecuali Umar (RA). Bahkan sebelum meninggalkan Makkah Umar pergi ke Masjidil Haram untuk menantang para pemimpin Mekah dengan mengatakan: “Jika ada di antara kalian yang ingin istrinya menjadi janda dan anak-anaknya menjadi yatim piatu, temuilah di belakang gunung ini malam ini. Saya akan meninggalkan Makkah ke Madinah malam ini”. Rasulullah sengaja meminta dua orang terdekat untuk tetap tinggal di Makkah bersamanya; Ali, menantunya dan Abu Bakar, calon mertuanya. Pada malam dia meninggalkan Mekah, dia meminta Ali untuk menggantikannya di tempat tidurnya. Sementara dia meminta Abu Bakar untuk menemaninya dalam perjalanan ke Madinah. Sementara itu orang Mekkah telah mendengar bahwa Muhammad (saw) akan meninggalkan Mekah ke Madinah malam itu. Mereka kemudian menugaskan 10 pembunuh muda paling terampil untuk memenggal kepala Nabi. Mereka ingin dia mati sebelum meninggalkan Makkah ke Madinah. Para pembunuh muda mengepung rumah Nabi. Saat yang penting tiba. Setelah tengah malam Nabi meminta Ali untuk berbaring di tempat tidurnya. Sementara dia sendiri menyelinap keluar dari pintu secara diam-diam. Tapi secara simbolis melemparkan beberapa debu ke wajah para pembunuh itu. Dengan kehendak dan kekuatan Allah, mereka tertidur. Muhammad (saw) tidak langsung pergi ke Madinah. Sebaliknya, dia pergi ke arah yang berlawanan, ke sebuah gua yang dikenal sebagai Thuur, tempat dia dan Abu Bakar bersembunyi selama 3 hari tiga malam. Sementara itu, di pagi hari para pembunuh kemudian menyadari bahwa Muhammad telah melarikan diri dari rumahnya. Mereka mengikuti jejaknya ke gua. Namun ketika mereka tiba, di pintu gerbang gua ditemukan sarang burung dan jaring laba-laba. Jadi mereka pikir tidak mungkin Muhammad berada di dalam gua. Tapi Muhammad dan rekannya Abu bisa melihat kaki dan pedang mereka di depan pintu. Abu Bakar menangis, mengkhawatirkan nasib kekasihnya, Rasulullah (saw). Tetapi Rasulullah berkata kepadanya: “Jangan takut, sesungguhnya Allah bersama kita”. Hal ini kemudian dicatat dalam Al-Qur\'an dalam Surat 9 ayat 40. Setelah tiga hari tiga malam di gua itu Muhammad dan Abu Bakar memulai perjalanan ke Madinah. Para pemimpin Mekkah mengumumkan bahwa siapa pun yang menangkap atau menemukan Muhammad hidup atau mati akan diberi hadiah 100 unta. Seseorang bernama Suraqah mengikuti Nabi dalam perjalanannya ke Madinah. Ajaibnya setiap kali dia mendekati Nabi kudanya jatuh dan dia tidak bisa mencelakai Nabi. Sementara itu, umat Islam di Madinah menunggu kedatangan Nabi dengan penuh harap. Dan ketika mereka melihatnya mendekati Madinah, mereka sangat gembira dan menyanyikan sebuah lagu berjudul “tola’a al-badaru alaina”… Singkat cerita, Nabi tiba di Madinah. Setiap Muslim di Madinah ingin dia tinggal di rumahnya. Namun Rasulullah memutuskan akan tinggal di mana. Dia menunggu tanda dari Allah. Akhirnya unta-nya berhenti di depan rumah milik seorang sahabat bernama Abu Ayyub Al-Ansori. Nabi memutuskan untuk tinggal di rumahnya. Tapi, bahkan sebelum masuk ke rumah ia mulai mendirikan masjid pertama yang pernah dibangun dalam sejarah Islam. Masjid ini sekarang disebut \"masjid Kuba\". Pembentukan Komunitas Hanya dalam beberapa tahun Nabi Muhammad (saw) berhasil membentuk masyarakat atau komunitas yang solid dan bersemangat (Ummah). Ada beberapa langkah yang dilakukan Rasulullah untuk mewujudkan Jamaah tersebut. Pertama, seperti yang disebutkan sebelumnya, ia mendirikan masjid. Masjid adalah tempat bagi umat Islam tidak hanya untuk melakukan perbuatan ritual, tetapi sebagai simbol ketaatan yang mendalam kepada Yang Mahakuasa. Dengan mendirikan masjid, Nabi ingin mengajarkan umatnya bahwa masyarakat Islam adalah masyarakat yang taat. Kedua, Nabi membangun rekonsiliasi internal yang kokoh antara mereka yang bermigrasi dari Makkah (dikenal sebagai Muhajirun) dan penduduk asli Madinah (dikenal sebagai Ansor). Hal ini dikenal dalam Islam sebagai ukhuwah antar anggota masyarakat. Melambangkan pentingnya persatuan dan persaudaraan di antara mereka sebagaimana ditegaskan Al-Qur’an. Ketiga, ia mendirikan konstitusi sipil pertama dalam sejarah umat manusia. Konstitusi ini dikenal dengan Piagam Madinah. Piagam tersebut menjadi sangat penting untuk memastikan bahwa semua warga Madinah, Muslim dan non-Muslim, dapat hidup bersama secara harmonis. Keempat, membangun ekonomi dan pasar. Hal ini diawali dengan pembelian sumur dan pasar dari Komunitas Yahudi di Madinah yang menekankan pentingnya pemberdayaan ekonomi bagi masyarakat. Kelima, dia kemudian dipaksa untuk mempersiapkan pertahanan. Tidak lama setelah migrasi orang Mekkah menyiapkan sejumlah besar tentara untuk menyerang Madinah. Nabi kemudian menyadari pentingnya membangun pangkalan militer untuk pertahanan negaranya. Banyak pertempuran terjadi dalam 10 tahun dia tinggal di Madinah. Keenam, Nabi terlibat dalam diplomasi global. Dia mengirim surat kepada semua pemimpin emporium besar, termasuk kaisar Romawi, Raja Persia dan lainnya. Beberapa menerima dan ramah. Tetapi banyak yang marah dan berencana untuk menyerang negara yang baru didirikan ini. Ketujuh, akhirnya setelah wahyu kewajiban haji (haji) Nabi memulai misi internasionalnya. Dia membawa para sahabatnya untuk haji tetapi ditolak ke Mekkah oleh para pemimpin Mekkah. Akibatnya penolakan tersebut membawa kepada dua peristiwa penting dalam sejarah Islam; perjanjian Hudaibiyah yang kemudian mengarah pada yang terpenting dalam sejarah Islam, Fath Makkah atau penaklukan Makkah. Dengan menaklukkan Mekkah kita dapat mengatakan bahwa Nabi menyelesaikan misi penting pertamanya. Sisanya adalah tentang memperluas misi ke seluruh planet ini sebagai bagian dari mewujudkan Islam sebagai “rahmah lil-alamin” (rahmat bagi seluruh umat manusia). Sebagai penutup, saya ingin menggarisbawahi dua poin: Pertama, penanggalan Islam diidentikkan dengan Hijrah dengan alasan bahwa Hijrah merupakan simbol perkembangan Islam sebagai sebuah komunitas. Yang juga berarti bahwa umat ini harus bangkit dan mencapai kesuksesan dan kejayaan kolektif mereka. Kedua, umat ini tidak dapat mencapai kesuksesan dan kejayaan kolektif tanpa Hijrah. Dan, hakikat Hijrah itu sendiri adalah perubahan. Sebagaimana Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu bangsa kecuali bangsa itu sendiri yang mengubahnya”. Selamat Tahun Baru semuanya. Semoga Anda mendapatkan yang terbaik dan lebih banyak berkah di hari-hari mendatang. Aamiin! Kota New York, 30 Juli 2022. (*)

Pistol Glock-17 dan Jasad Joshua Sudah “Bicara”: Super Sadis!

Kembali ke hasil autopsi kedua atas jasad Brigadir Joshua. Jika keterangan yang disampaikan pengacara Kamarudin soal kondisi organ ketika autopsi ulang itu sesuai fakta, jelas ini masuk kategori pembunuhan super sadis! Oleh: Mochamad Toha, Wartawan Forum News Network (FNN) SEPERTI yang sudah pernah saya tulis sebelumnya, jasad dan pistol itu bisa “bicara”. Jadi, biarkan jenazah Brigadir Nofriansyah Joshua Hutabarat alias Brigadir Joshua (J) dan senjata pistol Glock-17 yang dipakai Bharada Richard Eliezer Pudhihang Lumiu alias Bharada Richard (E) yang “bicara”. Kombinasi “kesaksian” hasil autopsi kedua atas jasad Brigadir Joshua dengan pistol Glock-17 setidaknya bisa memberikan keterangan perihal luka tembak di tubuh Joshua yang tidak mungkin bisa dielakkan lagi. Apalagi pihak Polri sendiri sudah mengakui bahwa senjata yang dipakai oleh Richard adalah pistol Glock-17, tentunya penyidik tidak perlu repot-repot lagi mencocokkan antara luka tembak dengan senjata yang digunakan.  Menurut mantan Kepala Bais TNI Laksamana Muda TNI (Purn) Soleman B Ponto, polisi tinggal menelusuri siapa pemegang pistol Glock-17 buatan Austria itu. Apakah Bharada E atau terdaftar atas nama orang lain. “Apa yang disampaikan oleh Kapolres Jakarta Selatan dan polisi lainnya itu hanyalah cerita. Fakta yang pasti adalah matinya Brigadir J. Itu fakta,” tegas Soleman Ponto dalam tayangan video dari Kanal Corry Official pada Selasa 19 Juli 2022. Soleman Ponto meyakini polisi pasti sudah tahu siapa pembunuh Brigadir J. Sebab, ada pistol Glock-17 yang digunakan menembak Brigadir J. Menurut dia, pistol itu memiliki nomor registrasi. “Dari nomor pistol itu akan ketahuan siapa pemegangnya. Pasti polisi sudah tahu itu. Begitu pistol dipegang yang dilihat nomornya. Tinggal masukkan nomor pasti ketahuan. Apakah pemegang Glock-17 ini Bharada E atau siapa. Nggak usah diperdebatkan mengapa pistol ini ada di tangan E,” jelasnya. Soleman Ponto menyebutnya Glock-17 ini adalah pistol raja-raja. Karena itu harus diselidiki apakah ada nama raja di daftar pemegang Glock-17 tersebut. “Sehingga kalau mau mengungkap ini tidak usah jauh-jauh. Ikuti alur pistol itu. Kan ada 2 pistol yang katanya digunakan buat tembak menembak. Datang saja ke gudang senjata,” ujar Soleman Ponto. “Tinggal dimasukkan nomor pasti muncul siapa pemegangnya. Mudah, tinggal umumkan pistol nomor sekian dipegang oleh siapa. Kalau namanya itu tidak muncul, ini akan jadi pertanyaan lagi. Siapa yang memasukkan pistol itu,” lanjutnya. Dikatakan, setiap senjata yang masuk secara legal dan dipegang oleh orang yang sah, pasti yang bersangkutan memiliki kartu pemilik senjata (KPS). Jadi pertanyaannya, mungkinkah Polri “berani” membuka siapa pemegang Glock- 17 itu, seperti perintah Presiden Jokowi di atas, “buka apa adanya. Jangan ada yang ditutup-tutupi, transparan”? Polisi menyebut saat peristiwa terjadi Bharada Richard menggunakan pistol jenis Glock-17, sedangkan Brigadir Joshua menggunakan pistol jenis HS-9. Jika pemegang Glock-17 sebenarnya sudah diketahui Polri, tidak sulit untuk membuka hubungan kasualitas antara Bharada Richard dengan pemegang pistol tersebut. Karena, pistol itu biasanya dipegang oleh seorang perwira. Seperti kata Soleman Ponto, tidak usah diperdebatkan mengapa pistol ini ada di tangan Bharada E (Richard). Termasuk pula, tidak penting eksekusi itu apakah benar dilakukan di rumdin Irjen Ferdy Sambo, Duren Tiga 46 Jakarta Selatan atau di tempat lain, seperti dugaan pengacara keluarga Brigadir Joshua, Kamarudin Simanjuntak. Biarlah pistol Glock-17 menjadi “saksi” atas penembakan itu. Dan, juga jasad Brigadir Joshua yang “bicara” kebenaran usai autopsi ulang pada Rabu, 27 Juli 2022. Super Sadis! Yang jelas, hingga kini, kematian Brigadir Joshua masih menyisakan banyak misteri di benak masyarakat. Ada banyak pihak menilai kematian ajudan istri Ferdy Sambo, Ny. Putri Chandrawati itu penuh kejanggalan, terutama terkait luka-luka di tubuh jenazah. Untuk mengusut tuntas kasus ini, kepolisian pun memutuskan mengautopsi ulang jenazah Joshua, yang dilakukan tim kedokteran forensik independen di RS Sungai Bahar, Jambi pada Rabu, 27 Juli 2022. Kamaruddin Simanjuntak selaku pengacara keluarga Joshua mengungkap hasil autopsi ulang dalam acara live streaming Hendro Firlesso. Setelah 3-4 jam hasil autopsi, Kamarudin juga mengatakan untuk dilakukan pemakaman secara kedinasan dikarenakan ia meninggal gugur dalam tugas. Namun, masih terhambat administrasi. Kapolresta Jambi Kombes Pol. Eko Wahyudi S IK menjelaskan ke Kamaruddin bahwa bakal ada upacara pemakaman secara kedinasan untuk alm. Brigadir Joshua. Setelah pemakaman tersebut Kamaruddin menjumpai Magister Kesehatan Herlina Lubis dan salah satu dokter yang ditunjuk untuk mengamati dan menganalisa hasil autopsi dan visum. Ia melihat hasil forensik dan di-akta notariskan. “Yang dilaporkan kepada ahli kita pertama, ketika kepalanya dibuka otaknya sudah tidak ditemukan,” ujar Kamaruddin, seperti dilansir tribun-medan.com (Jumat, 29 Juli 2022 19:04 WIB). Setelah mereka raba-raba kepalanya ternyata ada semacam penempelan lem, setelah diraba-raba rambutnya ternyata disitu ada lobang disondek (ditusuk) lobang itu tembus kemata dan hidung. Diduga alm ditembak dari belakang kepala hingga jebol sampai ke hidung depan. Kemudian ditemukan juga di dalam tengkorak enam retakan diduga karena tembakan, mungkin juga akibat lain. Saat dibuka bagian perut sampai ke kepala, ditemukan otaknya yang pindah ke bagian perut. Kemudian kedua, ditemukan juga diduga tembakan dari leher mengarah ke bagian bibir. Ketiga, ditemukan lobang di dada diduga bekas tembakan. Yang keempat, ada lobang yang diduga juga keempat lobang tersebut bekas peluru. Selain itu juga ditemukan di bagian bahu ada luka terbuka yang dagingnya hampir terkelupas yang masih belum tahu apa penyebabnya, yang diduga bukan akibat peluru. Ditemukan juga di lengan bagian bawah patah, yang di mana masih belum diketahui patahnya kenapa masih harus disimpulkan oleh dokter forensik. Di bagian jari kelingking dan jari manis ditemukan patahan-patahan jari, di sekitar kukunya, dan sudah diambil sampelnya untuk dipastikan penyebab patahnya kenapa. Di punggung di bagian belakang juga ada memar, di bagian kaki sebelah kiri ditemukan ada memar dan sudah diambil sampelnya. Di pergelangan kaki kiri bawah ada juga lobang yang masih belum tahu itu penyebabnya. “Itulah secara umum, tetapi sebenarnya masih banyak lagi temuan-temuan, tapi itu semua sudah diaktakan notaris,” ujar Kamarudin. Sebelumnya, Brigadir Joshua diduga tewas setelah terjadi “tembak-tembakan”  dengan Bharada Richard di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo, di Duren Tiga 46 Jakarta Selatan, pada Jumat (8/7/2022) lalu. Seperti yang diketahui, kepolisian bersama pihak terkait telah melaksanakan pra-rekonstruksi insiden penembakan Brigadir Joshua di lokasi kejadian itu. Kemudian, Rabu (27/7/2022) lalu, jenazah Brigadir Joshua diotopsi ulang sesuai permintaan keluarga. Selanjutnya, tinggal menunggu hasil dari proses autopsi tersebut yang diperkirakan akan keluar 1 hingga 2 bulan dan akan digunakan untuk mengungkap kasus penembakan Brigadir Joshua. Tapi, informasi awalnya diketahui ada dugaan beberapa luka yang terdapat pada tubuh Brigadir Joshua. Dalam keterangannya, Dokter Forensik yang menangani proses autopsi ulang mengungkap temuan baru terkait luka yang ada pada tubuh Brigadir Joshua. Tim forensik memperoleh hasil pemeriksaan yang menunjukkan beberapa luka pada tubuh Brigadir Joshua tidak hanya diakibatkan oleh senjata api sehingga diperlukan konfirmasi lebih lanjut. “Dalam proses tadi kami berhasil meyakini adanya beberapa luka. Kami tetap harus melakukan penanganan lebih lanjut melalui pemeriksaan mikroskopik,” ungkap Ketua Umum Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia (PDFI), dr. Ade Firmansyah Sugiharto di Jambi pada Rabu (27/7/2022), dilansir VIVA. Menurut Ade Firmansyah, proses autopsi ulang yang dilakukan itu berfokus kepada luka pada tubuh almarhum Brigadir J yang menuai kecurigaan dari keluarga. “Tentunya akan diperiksa secara intravitalitas. Apakah itu luka sebelum terjadi peristiwa atau setelah peristiwa,” ujarnya. Selain itu, dr. Ade juga mengungkapkan bahwa pihaknya sempat mengalami kesulitan dalam proses ekshumasi atau autopsi ulang dikarenakan kondisi jasad yang sudah mulai mengalami pembusukan dan terkena zat formalin. “Saya pernah sampaikan terkait autopsi jenazah Brigadir J ini pastinya ada memiliki beberapa kesulitan. Pertama, jenazah sudah diformalin dan sudah mulai alami pembusukan,” Pungkas dr. Ade. Selanjutnya, tim forensik akan membawa sampel untuk diuji kembali melalui pemeriksaan mikroskopik. Ade menuturkan, tentunya proses akan memakan waktu yang cukup lama yakni 1 bulan atau lebih. “Kami tidak ingin tergesa-gesa dalam pemeriksaannya, jadi diperkirakan hasil autopsi akhir dapat diketahui antara 4 pekan dan 8 pekan dari sekarang,” ujar Ade menjelaskan. Seperti halnya jasad aktivis HAM Munir Said Thalib yang tewas saat berangkat ke Belanda, 7 September 2004, hasil autopsinya baru diketahui dua (2) bulan kemudian. Hasil autopsi lembaga forensik pemerintah Belanda (Netherland Forensisch Instituut-NFI) disebutkan, dalam lambung Munir terdapat kandungan racun arsenik melebihi batas maksimal yang bisa ditoleransi tubuh: 456 mg. Kembali ke hasil autopsi kedua atas jasad Brigadir Joshua. Jika keterangan yang disampaikan pengacara Kamarudin soal kondisi organ ketika autopsi ulang itu sesuai fakta, jelas ini masuk kategori pembunuhan super sadis! Apalagi, sampai terjadi hal yang di luar dugaan: “otak Brigadir Joshua pindah ke bagian perut”, yang diduga dilakukan para dokter forensik sebelumnya. (*)

Becokok Glodok vs Ja'man Jago Betawi

Oleh Ridwan Saidi | Budayawan  JA\'MAN asli Gg Bédeng Sawah Besar. Ketika Ja\'man wafat nama Gg Bédeng diganti Gg Ja\'man. Jaman Orla Gg Ja\'man jadi Jl Batu Ceper V. Dari perkawinannya dengan Cang Ema, Ja\'man mendapat beberapa putra dan seorang putri nama Munaini. Ja\'man berguru sejak muda pada Guru Cit. Ketika khatam berguru kemudian Ja\'man juga mengajar maen pukulan. Dari salah seorang muridnya orang Pondok Bambu Bang Dayat saya mendapat cerita bahwa pukulan Ja\'man seperti mitraliur. Maksudnya tingkat kecepatannya tinggi. Atas pertanyaan saya, kata Bang Dayat, Kong Ja\'man yang dia ketahui tidak mengajarkan kena\'at dan ngumbara. Ja\'man suatu hari duduk-duduk di warung kopi Pecenongan, tiba-tiba seorang pemuda turun dari ustin (oplet) dengan nerveus ia bicara pada Ja\'man, Bang cilaka Pok Mune (nyai saya, RS) diganggu becokok Glodok. Pok Mune  bedua anaknya Muhaya (mak saya, RS). Ja\'man loncat dan lari ke arah Glodok memburu becokok. Becokok itu bad guy. Setiba di lokasi kerumunan becokok itu dihajar Ja\'man satu-satu. Ada yang rebah, ada yang ngabur. Ja\'man ajak Pok Mune dan Muhaya pulang. Di kemudian hari Ja\'man dicari-cari polisi Belanda. Nyai Mune bilang, Ja\'man ke kampung Kerendang Jembatan Lima. Ia bersama kontingen Jembatan Lima pimpinan Cing Sairin. It\'s sorry to say kalau saya belum pernah dengar baik di lingkungan keluarga besar Sawah Besar, atau keturunan Guru Cit, nama Pitung disebut. Ém sori, ém sori. Kalau nama Bang Puasa sering disebut. Bang Puasa guru main pukulan dari Gg Mendung, Kwitang. Ia dihukum gantung Belanda tahun 1821 karena fitnah polisi Belanda. Ja\'man melintasi era  Husni Thanrin. Apalagi rumah mereka di Sawah Besar dekat-dekat saja. Di hari tua Ja\'man terkena gangguan penglihatan. Tapi yang orang heran, kok masih mampu meloncati kali. (RSaidi)