AGAMA

Nabi Dihina, Umat Islam Tak Boleh Diam

Jakarta, FNN - Penghinaan yang dilakukan Napur Sharma, Juru Bicara Partai Bharatiya Janata Party (BJP) terhadap Nabi Muhammad SAW di sebuah TV di India memicu kecaman dari umat Islam di berbagai belahan dunia.  \"Ini sangat menyakitkan perasaan umat Islam, karena Nabi Muhammad itu sosok yang sangat dimuliakan, kita harus ramai-ramai memprotesnya, \" tegas Ustadz Haikal Hassan, Pembina Majelis Keluarga Indonesia (MKI).  Penceramah yang biasa dipanggil Babe ini menyeru kepada umat Islam tidak tinggal diam dan meminta pemerintah Indonesia untuk bersikap tegas.  \"Justru kalau kita diam, akan bertambah masalah karena kita sudah kehilangan kecintaan terhadap nabi kita, \" ungkap Haikal Hasan yang juga Sekretaris Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) DKI Jakarta ini.  Menurut Babe, ucapan tokoh Hindu radikal ini bisa memicu kerusuhan sosial  dan memperparah kebencian dari kelompok Islamophobia. Padahal,  Perserikatan Bangsa-bangsa  (PBB) sudah menyeru untuk menghentikan Islamophobia dengan  memproklamasikan 15 Maret sebagai Hari Internasional Memberantas Islamofobia (The International Day to Combat Islamophobia).  \"Meskipun kita ramai-ramai melakukan aksi kecaman, tetap harus menjaga akhlak yang mulia sebagaimana dicontohkan oleh rasululloh, \" seru Babe.  \"Semoga aksi ini bisa dicatat sebagai bukti kecintaan terhadap baginda rasululloh, \" tambahnya.  Sementara itu Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri mengutuk keras pernyataan yang merendahkan Nabi Muhammad SAW.  \"Indonesia mengutuk keras pernyataan yang merendahkan Nabi Muhammad SAW oleh dua orang politisi India,\" demikian seperti ditulis secara resmi lewat akun Twitter Kementerian Luar Negeri Indonesia @Kemlu_RI, Senin (6/6/2022). Pihak Kemlu pun menuliskan bahwa pernyataan tersebut sudah disampaikan kepada Duta Besar India di Jakarta.  Negara lain  yang juga mengutuk penghinaan yang dilakukan Napur Sharma adalah UEA, Oman, Irak, Maladewa, Yordania, Libya dan Bahrain. Sebelumnya, Kuwait, Iran dan Qatar telah memanggil duta besar India untuk mendaftarkan protes mereka, dan Arab Saudi telah mengeluarkan pernyataan tegas. (TG)

Tiong Hua Sinonim Wasathiyah, Din Syamsuddin: Perlu Integrasi dan Sinergi Peradaban

Kuala lumpur, FNN - Ada persinggungan atau peririsan antara Konsep Tiong Hua dari Peradaban China dan Wasathiyah dalam Islam. Demikian kesimpulan yang menyeruak dari sebuah acara yang bertajuk Media Dialog dalam rangka Perayaan Idul Fitri 1443 H  yang diselenggarakan oleh Chengho Multicultural and Education Trust di Kuala Lumpur, 1 Juni 2022. Dialog berlangsung di Mines Beach Hotel, Kuala Lumpur. Dialog yang diikuti sekitar 60 orang itu menghadirkan sebagai pembicara Tan Sri Lee Kim Yew, Pendiri Chengho Multicultural and Education Trust, Malaysia, Prof. M. Din Syamsuddin, Ketua Centre for Dialogue and Cooperation among Civilizations (CDCC), Jakarta, Tuan Sheikh Hussain Lee, Ketua Pertubuhan Alkhadeem, Kuala Lumpur, Dato\' Shamsul Najmi bin Shamsuddin, Pengarah Tiong Hua Foundation, dan moderator Dato\' Mohd Zaini bin Hassan, Pendiri BebasNews.my, Malaysia. Menurut Tan Sri Lee Kim Yew, Tiong Hua (di Indonesia disebut Tionghoa) adalah sebuah falsafah, bukan nama kaum atau golongan. Falsafah ini terdiri dari dua kata yakni Tiong yang berarti jalan tengah, dan Hua yang mengandung arti kerja sama dan kemakmuran. Secara ringkas, Tiong Hua berarti jalan tengah untuk kemakmuran bersama. Sebagai falsafah, menurut Lee Kim Yew, seorang pengusaha dan pemerhati masalah keagamaan dan peradaban, Tiong Hua berasal dari Ajaran Konghucu. Kata China atau Cina datang belakangan dan lebih merupakan penamaan terhadap sebuah negara atau bangsa. Falsafah Tiong Hua bisa dilekatkan kepada China tapi juga dinisbatkan kepada orang lain asalkan menghayati dan mengamalkan falsafah tersebut. Falsafah Tiong Hua menurunkan sepuluh nilai kebaikan atau keutamaan, di antaranya kejujuran, loyalitas, dan rasa malu (terhadap keburukan), dan perhatian kepada keluarga. Tokoh Muhammadiyah Prof. M. Din Syamsuddin, yang diundang secara khusus ke forum di Kuala Lumpur tersebut,  diminta menjelaskan Wawasan Wasathiyah Islam. Din Syamsuddin selain sebagai Ketua CDCC juga memprakarsai dan mengetuai gerakan baru yaitu World Fulcrum of Wasathiyat Islam (Poros Dunia Wasathiyat Islam). Dalam presentasinya Din Syamsuddin menjelaskan bahwa wasathiyah adalah watak ajaran Islam dan umat Islam dijadikan Allah SWT sebagai Ummatan Wasathan (Umat Jalan Tengah). Wasathiyah menolak segala bentuk ekstrimisme yang menampilkan perilaku melampaui batas. Pada saat yang sama juga menentang segala bentuk egosentrisme baik keagamaan, kebangsaan, dan pengelompokan sosial-budaya serta politik. Menurut Din Syamsuddin, ada tujuh kriteria Wasathiyat Islam, yaitu i\'tidal (berlaku adil dan menegakkan keadilan), tawazun (keseimbangan), tasamuh (toleransi), syura (bermusyawarah), ishlah (melakukan perbaikan dan perdamaian), qudwah (melakukan prakarsa perbaikan), dan muwathanah (kewargaan yakni menerima dan membangun negara). Terhadap Falsafah Tiong Hua yang dijelaskan sebagai jalan tengah untuk kemakmuran, Din Syamsuddin menyambut positif dan mengatakan bahwa falsafah itu beririsan dan sejalan dengan Wasathiyat Islam (Wawasan Jalan Tengah Islam). Maka, kata Ketua Poros Dunia Wasathiyat Islam itu, kedua pandangan dunia tersebut dapat diarusutamakan sebagai dasar solusi bagi adanya peradaban baru yg damai, sejahtera, adil, makmur, dan beradab. Baik Tan Sri Lee Kim Yew maupun Prof. Din Syamsuddin bersepakat bahwa kedua falsafah/wawasan ini, Wasathiyah dan Tiong Hua, menjadi tema The 8th World Peace Forum (Forum Perdamaian Dunia Ke-8) yang akan diselenggarakan pada 16-17 Nopember 2022 di Solo. (Forum yang akan menghadirkan sekitar 100 tokoh agama dan cendekiawan dari berbagai negara ini diharapkan dapat bekerja sama dengan Panitia Muktamar Muhammadiyah atau Universitas  Muhammadiyah Surakarta sebagai mitra). World Peace Forum, kerja sama antara Centre for Dialogue and Cooperation among Civilizations/CDCC pimpinan Din Syamsuddin dan Chengho Multicultural and Education Trust pimpinan Tan Sri Lee Kim Yew, telah berlangsung sebagai forum dwi tahunan sejak 2006, dengan mengambil tema besar One Humanity, One Destiny, One Responsibility (Satu Kemanusiaan, Satu Tujuan, Satu Tanggung Jawab). (sws)

50 Tahun Lebih Dewan Da'wah Masuk Pedalaman

Jakarta, FNN - Ketua Umum Dewan Da\'wah Islamiyah Indonesia Dr. H. Adian Husaini M.Si mengatakan selama ini Dewan Da\'wah identik sebagai lembaga pendidikan dan dakwah pedalaman. Menurut Adian, meski saat ini banyak lembaga Islam yang juga turut berdakwah di pedalaman, tetapi hal ini tidak membuat Dewan Da\'wah kehilangan ciri khasnya.  Selama ini Dewan Da\'wah dikenal sebagai lembaga yang konsen dakwah di pedalaman.  Hal itu disampaikan Adian saat memberikan sambutan pada Haflah dan Silaturahim Idul Fitri 1443 Hijriah di aula Masjid Al Furqan Dewan Da\'wah, Kramat Raya 45, Jakarta Pusat, Sabtu (28/5/2022). \"Itu banyak sekali organisasi-organisasi Islam lembaga-lembaga yang terjun dakwah di daerah pedalaman. Tapi dakwah di pedalaman tidak bisa lepas dari Dewan Da\'wah. Sudah 50 tahun lebih Dewan Da\'wah menjalankan dakwah di pedalaman,\" ungkap Adian. Dikatakan Adian, langkah para pendiri Dewan Da\'wah mengirim dai-dai ke daerah pedalaman merupakan langkah strategis. Apalagi saat ini dilanjutkan dengan pola kaderisasi yang tersistem di Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Mohammad Natsir. \"Alhamdulillah, STID Mohammad Natsir sudah berkiprah 20 tahun lebih.  Sudah meluluskan lebih dari 700 dai tingkat S1. Sekarang kita masih mendidik 885 kader dai tingkat S1,\" jelas Adian. Adian melanjutkan, STID Mohammad Natsir ini bisa disebut sebagai satu-satunya pusat kaderisasi dakwah nasional untuk tingkat S1. Bahkan, keberadaan dan kiprah STID Mohammad Natsir mendapat apresiasi dari YADIM, yayasan dakwah yang berada di bawah pemerintahan Malaysia. Potensi Umat Sementara itu Ketua Pembina Dewan Da\'wah Islamiyah Indonesia KH Didin Hafidhuddin menilai selama ini umat terlalu fokus membahas problem-problem internal.  \"Kita lebih banyak berbicara masalah, problem. Seolah-olah kita hidup ini penuh dengan masalah. Tidak ada jalan keluar bagaimana mengatasi masalah,\" ungkap Kiai Didin.  Menurut Kiai Didin, umat Islam memiliki berbagai macam potensi. Dengan sibuk membahas dan menggali potensi umat, maka rasa optimisme dalam memperjuangkan Islam terus membara. \"Sebenarnya kita ini adalah umat yang memiliki berbagai macam potensi. Jadi umat Islam itu di dalam Alquran disebut dengan ummatan wasathan, sebagai umat pertengahan,\" kata Kiai Didin. Ketika potensi umat ini tergali, jelas Kiai Didin, maka ini menjadi solusi mengatasi problem-problem internal umat.  \"Dengan potensi itu Insya Allah, dengan ketekunan,  dengan pertolongan Allah kita akan mengatasi masalah masalah problematika yang kita hadapi,\" jelas Kiai Didin. Salah satu potensi umat yang bisa digali adalah ekonomi syariah. Sebagai ajaran komprehensif, Islam mengatur aspek kehidupan seperti politik hingga ekonomi. Dikatakan Kiai Didin, saat ini negara-negara di dunia tengah mengalami kebangkrutan ekonomi karena praktek ekonomi ribawi. \"Allah menghancurkan riba dan menghidupkan sodaqoh. Allah akan mengembangkan sodaqoh. Sodaqoh yang bisa kita lakukan,\" ungkap Kiai Didin. (TG)

Waspadalah, Zionis Israel akan Kuasai Baitul Maqdis

Jakarta, FNN  --Zionis Israel akan melakukan upaya penguasaan penuh atas Baitul Maqdis dan Al-Aqsa, pada Ahad, 29 Mei 2022. Ketua Koalisi Indonesia Bela Baitul Maqdis (KIBBM) Ustaz Bachtiar Nasir mengajak masyarakat Indonesia untuk bersiaga. \"Atas nama KIBBM, saya mengajak semua sahabat, mari pada hari Ahad 29 Mei 2022, kita satukan hati dalam ribath/apel siaga bersama murabith/pejuang siaga setia di Baitul Maqdis dan Al-Aqsa,\" kata Ustaz Bachtiar Nasir yang karib disapa UBN, Kamis (26/5/2022). Menurut UBN, masyarakat Indonesia bisa turut menjaga Baitul Maqdis dengan melakukan do\'a.  \"Do\'a yang paling ikhlas dan paling khusyuk, memohon kepada Allah agar para murabith dikuatkan dan dimenangkan dengan pertolongan Allah,\" ujar UBN. Kemudian, membaca qunut nazilah di setiap shalat lima waktu.  \"Kita mulai hari Jumat Subuh 27 Mei 2022 sampai Ahad malam 29 Mei 2022. Dalam sendirian maupun berjamaah,\" kata UBN. UBN juga menganjurkan agar masyarakat Indonesia membacakan dan mohon keberkahan surah Al-Isra kepada Allah azza wa jalla untuk Baitul Maqdis dan para murabith baik sendirian maupun bersama-sama. \"Ajak dan sebarkan semua informasi yang benar terkait rencana jahat Zionis Israel terhadap Baitul Maqdis dan Al-Aqsa pada hari itu,\" imbuh UBN. Sebagai bentuk pembelaan kepada Baitul Maqdis dan Al Aqsa, UBN akan menggelar Tilawah Al Isra untuk Al-Aqsa pada Sabtu, 28 Mei 2022 pukul 20.00 WIB-selesai. Acara ini dapat disaksikan melalui aplikasi Zoom Meeting dan disiarkan secara langsung di sosial media AQL Islamic Center dan Ustaz Bachtiar Nasir. (TG)

Ketua MUI Bertemu Haikal Hasan Bicarakan Persatuan

Jakarta, FNN --- Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Muhammad Cholil Navis bertemu dengan Babe Haikal Hasan di Jakarta, Selasa (24/5/2022). Mereka membicarakan tentang perlunya persatuan. \"Saya berharap Babe Haikal menjadi orang yang bisa mempersatuan umat,\" kata Kiai Cholil ketika menerima kunjungan Babe Haikal Hassan di kediamannya di Jakarta. \"Kalau ada orang yang bersikap sinis, tidak perlu disikapi negatif karena bisa kontra produktif, cukup doain aja. Jangan sampai kita orang baik, jadi jahat karena sikap orang-orang jahat, \" Cholil Navis yang juga Rais Syuriah PBNU ini. Nikmat terbesar yang didapatkan oleh bangsa Indonesia adalah persatuan. Namun, menurut Kiai Cholil yang dikenal tegas dan kritis ini, banyak orang yang merusak persatuan bangsa karena melontarkan berbagai cuitan kontroversial. Misalnya, ada seorang rektor yang mengatakan bahwa mahasiswi yang berjilbab bukan orang cerdas, bahkan melecehkannya sebagai manusia gurun.  Karena itu, lanjut Cholil, tugas ulama dan tokoh masyarakat harus selalu mengingatkan umat, bukan mengadu domba dan menimbulkan perpecahan.  Babe Haikal menyambut ajakan dan nasehat Kiai Cholil. Karena, menurut Babe Haikal, persatuan umat akan rusak jika tidak  tertanam akhlak mulia di tengah-tengah masyarakat.  \"Berbuat baiklah kepada setiap orang, bahkan orang yang memusuhi dan memfitnah kita. Dengan sikap ini, maka persatuan umat akan kokoh,\" jelas Babe sambil menyitir sebuah hadist nabi, \"Tidak beriman seseorang hingga ia mencintai saudaranya.\" Dalam hadist lain Rasululloh juga mengingatkan orang mukmin itu seperti satu jasad. Karena itu, orang beriman itu tidak hanya ikut merasakan sakit jika saudaranya disakiti juga selalu menutup aibnya dan tidak menebarkan fitnah yang merugikan saudaranya. Silaturahmi antara para ulama harus lebih banyak dilakukan. Tidak perlu lagi mempersoalan perbedaan tapi lebih fokus untuk mengikat persamaan demi mencapai agenda besar bangsa Indonesia. Inilah pesan mulia yang tercetus dalam pertemuan dua tokoh umat ini. (TG)

Babe Haikal Hasan Optimistis Umat Islam Bisa Bersatu

Jakarta, FNN  - Tokoh masyarakat yang dikenal dengan panggilan Babe Haikal Hasan merasa optimistis umat Islam di Tanah Air bisa bersatu.  Oleh karena itu dia mengimbau seluruh elemen muslim untuk membangun optimisme persatuan umat Islam. Kepada wartawan di Jakarta, Ahad (22/5/2022), Haikal Hasan mengatakan ujian terberat yang dihadapai umat Islam adalah persatuan.  Sejarah telah membuktikan ketika bangsa ini dijajah Belanda, perlawanan berbagai kerajaan Islam di bumi nusantara ini, tak mampu mengusir penjajah. Dengan rahmat Alloh, para pemimpin mulai menyadari untuk bersatu dan menjadi sebuah bangsa yang bernama Indonesia. Akhirnya, Indonesia meraih kemerdekaannya pada 17 Agustus 2022. Inilah yang dikenang Babe Haikal Hassan ketika menggelar Parade Tauhid Nasional pada 16 Agustus 2015 lalu sebagai rasa syukur terhadap 70 tahun kemerdekaan Indonesia.  \"Ane termasuk salah satu ketua dalam Parade Tauhid itu,\" ungkap Haikal. Ia berhasil melobi para ulama, ustadz dan para habib seperti Ustadz Arifin Ilham, Ustadz Bachtiar Nasir, KH. Abdullah Gymastiar (Aa Gym), KH. Abdul Rasyid Abdulloh Syafi\'i, KH. Cholil Ridwan, Ustadz Abu Jibril, Habib Rizieq Muhammad Syihab dan banyak tokoh lagi lintas ormas Islam untuk duduk dalam satu panggung.  \"Umat Islam itu terbukti bisa bersatu kok sebagaimana pesan nabi jadilah hamba Alloh yang bersaudara,\" tegasnya. Parade Tauhid Parade Tauhid Nasional yang mengusung bendera merah putih dan syiar bendera tauhid ini diikuti oleh ribuan orang dan mereka berkumpul di bunderan HI Jakarta Pusat. Acara ini pun berhasil menyatukan para ulama dan habaib.  Berkah persatuan itu pula, menurut Babe Haikal, umat ramai-ramai protes ketika ada pelecehan terhadap Al Qur\'an Surah Al Maidah 51 oleh Gubernur DKI waktu itu Ahok  hingga berujung pada aksi 411 dan aksi 212 yang fenomenal.  \"Ane ikut ramai-ramai merancangnya, jadi yang ane pikirin sampai saat ni bagaimana kita terus bersatu, ane gak berubah tetap tegak lurus,\" ungkapnya seraya mengutip ayat dalam Al-Qur;an,\" dan berpegang teguhlah kepada tali Alloh, dan janganlah berpecah belah,\" (QS Ali Imron: 103). Namun, umat Islam akan selalu diuji seberapa kokoh persaudaraannya. \"Karena itu Jangan saling fitnah, saling curiga, jangan saling mengambil kesimpulan sesaat, lakukan tabayun, itu prinsip dalam Islam, tapi  kalau dibilang ane berkhianat dan menyeberang, cukupnya Alloh sebagai saksi, \" tegas Babe Haikal. (*)

Da'i Muda Muhammadiyah Silaturahmi dengan UBN

Jakarta, FNN --Ustaz Bachtiar Nasir (UBN) menerima kunjungan silaturahmi sejumlah Da\'i Muda Muhammadiyah, Rabu (18/5/2022). Silaturahmi berlangsung di kediaman UBN di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur. Pada kesempatan ini, UBN memberikan wejangan terkait posisi strategis Da\'i Muda Muhammadiyah. Menurut UBN, Da\'i Muda Muhammadiyah dapat berperan mendakwahkan pemikiran orisinil pendiri Muhammadiyah, Kiai Ahmad Dahlan. \"Organisasi yang saya bangun ini (AQL), mengambil dari akar pemikiran Kiai Ahmad Dahlan, \" ujar UBN yang juga pendiri dan pimpinan Arrahman Quranic Learning (AQL) Center.  UBN berpesan agar da\'i Muhammadiyah bersikap indipenden dan jangan sampai lepas dari ajaran  pendiri Muhammadiyah. Tidak boleh lepas dari akar ajaran Kiai Ahmad Dahlan. \"Jika lepas, maka orang-orang Muhammadiyah, akan keluar, dan membangun serta mengembangkan prinsip-prinsip dasar yang dipegang oleh pendahulunya,\" ujar UBN.  Ustadz Reza Martondang yang menjadi koordinator Dai Muhammadiyah sepakat, bahwa Da\'i Muda menjadi ujung tombak untuk mendakwahkan kembali prinsip-prinsip pendiri Muhammadiyah. Strateginya tentu dengan mencetak kader-kader Da\'i Muda, lalu ditempatkan di lembaga pendidikan, mulai dari TK sampai kampus, sehingga akar Muhammadiyah yang sudah dibangun Kiai Ahmad Dahlan tidak lepas. (TG)

ICMI Harus Bisa Merebut Masa Depan

Serpong, FNN ---- Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) harus pro aktif dalam perubahan dan harus memiliki andil besar dalam merebut masa depan.  Demikian dikatakan Ketua Umum ICMI Pusat,  Prof. Dr. Arif Satria,  ketika menjadi pembicara kunci pada acara Silaturahmi Kerja Daerah (Silakda) dan Halal Bi Halal ICMI Orda Tangerang Selatan, Jumat (13/5/2022),  di Auditorium Universitas Pamulang (Unpam).   \"Dalam menghadapi masa depan, setidaknya kita harus memiliki kemampuan merumuskan visi, kemampuan strategi yang fleksibel dan kemampuan eksekusi,\" kata Arif Satria yang juga Rektor Insitut Pertanian Bogor (IPB).  Dalam kesempatan tersebut, Arif Satria menguraikan tema ICMI dan Tantangan Masa Depan Dalam Konteks Keummatan dan Kebangsaan.   Saat ini, jelas Arif, kita menghadapi dan harus siap dengan perubahan, dimana masa depan itu dipenuhi dengan ketidakpastian. Namun cara terbaik meraih masa depan adalah dengan menciptakannya hari ini, dan kita harus andil dalam memprediksi masa depan serta harus menjadi bagian dari masa depan.  Oleh karena itu, cara berpikir kita juga harus berpikir ke depan, dan jangan sering terjebak atau berada dalam cara berpikir masa lalu.  ICMI Tangsel Gercep Silakda ini merupakan Silakda pertama setelah Kepengurusan ICMI Orda Tangsel periode 2021-2026 dilantik pada 9 April 2022. Silakda ini dirangkaikan juga dengan Halal Bi Halal,  Dalam Anggaran Rumah Tangga ICMI disebutkan Silakda merupakan pertemuan atau forum komunikasi kekeluargaan untuk menyusun dan membahas pelaksanaan program kerja serta evaluasi berkala termasuk masalah koordinasi yang menyangkut kepentingan bersama atau kebijakan publik. Silakda dibuka secara langsung oleh Benyamin Davnie selaku Ketua ICMI Orda Tangsel yang saat ini juga menjabat sebagai Walikota Tangsel. Dalam sambutannya Benyamin Davnie menyampaikan bahwa dalam Silakda ini  mengharapkan kepada seluruh bidang untuk mempersiapkan program kerjanya secara matang, terukur dan terkontrol, baik dari substansi maupun output dan outcomenya.  Benyamin Davnie juga berharap ICMI Orda Tangsel pada periode ini dapat berkontribusi nyata dalam pembangunan Kota Tangsel, dengan tetap mengingatkan tiga Dimensi Khittah atau Wawasan dan Kebijakan Asasi ICMI, yaitu Dimensi Ke-Islaman, Dimensi Ke-Indonesiaan, dan Dimensi Ke-Cendekiawanan sebagai pegangan dalam merumuskan program kerja ICMI dan aktivitas pengurus ICMI.  Dalam Silakda ini, Prof. Dr. Lili Romli selaku Ketua ICMI Orwil Banten memberikan sambutan dan mengapresiasi gerak cepat Orda Tangsel dalam melaksanakan Silakda, tidak lama setelah pelantikan dilaksanakan pada tanggal 9 April 2022.  Dalam sambutannya, Lili Romli menekankan agar program yang dirumuskan dapat disinergikan secara optimal dengan pemerintah daerah dan para pemangku kepentingan lainnya dengan tetap mengedepankan nilai-nilai dan khittah ke-ICMI-an.  Lili Romli juga menegaskan agar program kerja dipastikan memiliki manfaat bagi masyarakat secara umum, karena kecendekiawanan itu bukan hanya karena ilmunya melainkan sejauhmana tingkat kepeduliannya kepada lingkungan dan masyarakatnya.  Sementara Dr (HC) Darsono sebagai ketua Yayasan Sasmita Jaya dan salah satu Dewan Penasehat ICMI Orda Tangsel menyampaikan kebahagiaannya, karena kampus Unpam menjadi tempat Silakda ICMI.  Darsono mengharapkan agar ICMI dapat memahami betul kebutuhan masyarakat sebagai rujukan dalam merumuskan program kerjanya.  Darsono juga menceritakan bahwa Unpam ini kampus dengan biaya murah namun bukan murahan, karena melihat banyak masyarakat tidak mampu kuliah yang disebabkan mahalnya biaya pendidikan. sampai disini, Unpam hadir untuk menjawab kebutuhan masyarakat, khususnya masyarakat menengah ke bawah agar bisa tetap kuliah dan sukses dalam hidupnya.  (TG)

Syahganda Nainggolan: Tahun Ini, Gerakan Rakyat Lawan Islamophobia dan Oligarki

Jakarta, FNN - Tokoh aktivis Mahasiswa ITB yang pernah dipenjara rezim Soeharto dan Jokowi, Syahganda Nainggolan menyebutkan pemulihan sistem demokrasi dan agenda menghancurkan dominasi oligarki dalam tatatan politik harus selesai tahun ini. Demikian pula terkait perlawanan terhadap bentuk-bentuk Islamophobia yang berkembang di sekitar rezim ini juga harus tuntas pada tahun ini melalui berbagai perlawanan gerakan mahasiswa beserta unsur lainnya di tanah air. Hal tersebut disampaikan Syahganda Nainggolan dalam diskusi refleksi 24 tahun Reformasi, Menarik Benang Merah Gerakan Mahasiswa dari Masa ke Masa: Perlawanan Terhadap Oligarki yang diselenggarakan Masika-ICMI di Jakarta, Kamis (12/5/2022) malam. Menurut Syahganda, tatanan demokrasi telah dikerdilkan oleh rezim Jokowi termasuk melakukan gerakan Islamophobia beserta pemberangusan kebebasan sipil, berbagai pelanggaran HAM, dan \'illiberal democracy\'. Selain itu, kekuasaan rezim ini juga telah memberikan kedaulatan penuh dan tanpa batas bagi kelompok oligarki yang terdiri dari para pemodal asing. \"Kaum pemilik modal menguasai seluruh tatatan politik nasional, bahkan lebih lagi dalam hal mafia minyak goreng. Dengan demikian, pemerintahan Jokowi gagal melindungi kemartabatan hidup segenap rakyat Indonesia,\" ujarnya. Ditambahkan, cita-cita atau semangat reformasi yang mengedepankan demokrasi, superioritas hukum, HAM serta keadilan bagi rakyat jelata malah kian menjauh dan tercoreng dari harapan rakyat. \"Bahkan, penangkapan Habib Rizieq dan para ulama serta para aktifis demokrasi, dan pemberangusan hak-hak berekspresi dan  berdemokrasi sudah seperti mimpi di siang bolong yang tak lagi digubris oleh kekuasaan rezim ini dengan melibatkan berbagai jaringannya, sekaligus adanya fakta di tengah kita terkait supremasi kelompok oligarki telah merusak tata kehidupan berbangsa dan bernegara, sebagaimana menjadi dasar perjuangan untuk kembali pada cita-cita reformasi politik yang diperjuangkan oleh mahasiswa dan seluruh elemen pejuang kerakyatan lain seperti buruh dan berbagai ormas yang tetap setia di jalan perubahan.\" \"Oleh karena itu, semua gerakan mahasiswa, gerakan buruh dan kaum ulama harus bersatu merebut demokrasi dan menyingkirkan kaum oligarki. Hal ini harus terjadi sebelum pemilihan 2024. Sebab, agenda pemilu ke depan tidak boleh melahirkan sistem demokrasi palsu sebagaimana yang berjalan saat ini, di mana rakyat tidak berdaulat,\" papar Syahganda. Konkretnya, lanjut Syahganda, pemerintahan Jokowi harus dipaksa membebaskan semua tahanan politik di antaranya Habib Riziek Shihab (HRS) dan lain-lain, juga melakukan reformasi agraria secara total guna mendorong keadilan sosial bagi kehidupan seluruh rakyat Indonesia. (sws)

Agama, Spiritulitas dan Humanitas

Oleh: Imam Shamsi Ali - Presiden Nusantara Foundation New York, FNN - Senin malam, 9 Mei 2022, saya mendapat kehormatan menyampaikan ceramah kunci (keynote speech) pada acara pertemuan interfaith tahunan dan pemberian penghargaan kepada beberapa tokoh agama di Florida US. Acara ini diadakan dengan kolaborasi antara Interfaith Center Northeast Florida dan University of North Florida.  Tema yang diusung adalah “Our Common Humanity: together we build a better world”. Intinya kira-kira menenkankan bahwa basis koneksi antara manusia itu ada pada kemanusiaan itu. Dan atas dasar kemanusiaan itu dengan segala perbedaannya manusia bisa bekerjasama untuk membangun dunia yang lebih baik.  Salah satu poin penting dari pesentasi saya adalah menekankan kembali urgensi memahami makna “insaniat” atau kemanusiaan manusia. Rujukan saya dalam mengelaborasi poin ini adalah surah Al-Hujurat ayat 13.  “Wahai manusia, sesungguhnya Kami (Allah) menciptakan kalian dari seorang pria (Adam) dan seorang wanita (Hawa) dan menjadikan kalian berbagai bangsa dan suku untuk saling mengenal. Sesungguhnya yang termulia di antara kalian di sisi Allah adalah yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti”.  Salah satu dari makna terpenting dari sekian banyak makna (pelajaran) yang saya samppaikan dari ayat ini adalah makna “kemanusiaan” (insniat). Seruan Allah “wahai manusia” pada ayat ini sejatinya mengingatkan kita akan sebuah hakikat terpenting tentang hidup dan esensi relasi antar manusia.  Seruan kemanusiaan ini merupakan penekanan akan realita manusia sesungguhnya. Bahwa manusia itu bukan pada fisiknya dan afiliasinya. Bukan bentuk tubuhnya atau warna kulitnya. Tapi ada esensi manusia ada pada apa yang disebut “insaniat” (kemanusiaan).  Kemanusiaan ini pulalah sejatinya yang dasar koneksi atau relasi antar sesama manusia. Sebab “insaniat” inilah yang menjadi “common ground” (pijakan bersama) yang tidak diperselisihkan. Manusia secara warna kulit, bahasa, ras dan etnis, bahkan keyakinan (faith) boleh berbeda. Perbedaan itu bahkan menjadi bagian dari sunnatullah. Tapi “insaniat” tidak akan pernah berubah. Sehingga ikatan terkuat antar manusia itu ada pada kemanusiaannya.  Jika kemanusiaan (insaniat) ini dipahami secara agama maka sesungguhnya  itulah nilai “spiritulitas” (ruhiyah). Sehingga pernah saya sampaikan bahwa manusia itu terdefenisikan sebagai “wujud spiritualitas yang bertengger pada eksistensi fisikalnya” (spiritual being in a physical body).  Berdasarkan pemahaman yang demikian sejatinya interfaith itu dapat terbangun. Dengan kata lain, agama-agama yang bersifat pertikular (masing-masing dengan keunikannya) itu memang plural (berbeda-beda). Tapi semua agama-agama itu memilki ikatan universal tadi (spiritualitas).  Dengan demikian apapun keyakinan atau agama seseorang, terlepas dari pemahaman partikular keagamaannya, memiliki ikatan dengan spiritulitas yang bersifat universal tadi. Sehingga perbedaan agama-agama tidak seharusnya menjadikan manusia saling terpecah, apalagi saling memusuhi dan berperang.  Masalah kebenaran pada masing-masing agama yang bersifat partikular (unik/khas) itu menjadi hak masing-masing pemeluk agama. Dalam bahasa agama Islam: “lakum diinukum wa liya diin” (bagimu agamamu dan bagiku agamaku).  Pada tataran ini masing-masing pemeluk agama meyakini agamanya sebagai kebenaran. Tapi keyakinan ini tidak menafikan adanya aspek universal (spiritulitas) tadi. Sehingga keyakinan kebenaran pada masing-masing agama tidak harus menjadi alasan untuk saling berpecah, apalagi bermusuhan dan berperang. Di sìnilah keunikan Islam. Di satu sisi mengajarkan kebenaran mutlak itu (Sesungguhnya agama di sisi Allah adalah Islam). Tapi pada saat yang sama merangkul keragaman (tidak menafikan adanya yang lain). Bahwa secara partikular (khusus) Islam adalah kebenaran. Tapi merujuk kepada “common ground” tadi (insaniat atau spiritulitas) manusia bisa bersama-sama membangun dunia ini menjadi kediaman yang indah untuk semua manusia. Itulah salah satu poin yang saya sampaikan pada pertemuan tahunan interfaith kemarin malam di Florida yang dihadiri oleh tokoh-tokoh agama, akademisi, dan beberapa pejabat pemerintahan setempat.  Tak lupa di awal presentasi saya menyampaikan candaan bahwa saya adalah “a proud New Yorker”. Kebanggaan saya sebagai orang New York karena kenyataan bahwa New York adalah “a bridges city” (kota jembatan). Ketika ada yang berusaha membangun dinding (walls) warga New York justeru membangun jembatan. Dan mereka yang membangun dinding tidak akan betah tinggal di kota New York.  Candaan ini sebenarnya sindiran saya kepada Donald Trump yang tidak saja memang membangun dinding di perbatasan US-Meksiko. Tapi sikapnya yang menjadikan warga Amerika terpolarisasikan. Perpecahan warga berdasarkan ras dan warna kulit, hingga ke pemeluk agama-agama sangat terasa. Awalnya saya khawatir jika masyarakat Florida banyak pendukung Trump. Ternyata yang hadir nampak menikmati sindiran itu. Mereka pun tertawa, paham dengan maksud saya.  Udara Jacksonville-NYC, 10 Mei 2022