AGAMA

Sebanyak 2.748 Jemaah Haji Bergerak ke Mekah

Madinah, FNN --- Setelah menjalani ibadah di Masjid Nabawi, Madinah Al Munawarah, sebanyak 2.748 jemaah haji Indonesia bergerak menggunakan bis ke Mekah untuk melaksanakan Umroh Wajib, dengan miqot di Bir Ali. Menurut laporan Wartawan Senior FNN, M Juhri, Sabtu (11/6/2022) dari Madinah, Jemaah Haji Indonesia yang bergerak ke Mekah ini adalah calon haji yang terbang ke Tanah Suci pada Sabtu, 4 Juni 2022 dari 5 embarkasi  kloter pertama. Lima embarkasi tersebut adalah embarkasi Padang, Solo, Surabaya, Jakarta-Pondok Gede dan Jakarta-Bekasi. Sementara itu Petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi yang bertugas di Daerah Kerja (Daker) Makkah hari ini sudah berada di pos layanan masing-masing, baik di daker maupun sektor.  Mereka bersiap untuk menyambut kedatangan jemaah haji Indonesia yang akan diberangkatkan dari Madinah. Wakil Ketua PPIH Arab Saudi Nasrullah Jasam, sebagaimana ditulis dalam laman resmi Kemenag RI, mengatakan bahwa Daker Makkah akan mulai menerima kedatangan jemaah haji pada 12 Juni 2022, tepatnya jelang tengah malam. Ada dua kloter yang akan tiba perdana pada hari itu, yaitu Kloter Pertama Embarkasi Solo (SOC 1) dan Embarkasi Jakarta – Pondok Gede (JKG 1).  Menurut Nasrullah, kedua kloter ini diberangkatkan dari Madinah pada Senin sore, setelah menyelesaikan ibadah Arbain (salat berjamaah di Masjid Nabawi dalam 40 waktu) dan rangkaian ziarah beberapa tempat bersejarah di Kota Nabi.   “Kami di Makkah sudah rapat dengan Kadaker, para Kepala Bidang, Kepala Sektor, dan Kepala Seksi untuk memeprsiapkan kedatangan jemaah, terutama kesiapan layanan akomodasi, transportasi bus shalawat, dan katering,” terang Nasrullah yang juga Konsul Haji KJRI Jeddah di Makkah, Jumat (10/6/2022) malam. Sampai sekarang, teman-teman di Daker dan Sektor masih berkoordinasi untuk melakukan pengecekan akhir terkait kesiapan, terutama pada sektor yang akan kedatangan jemaah terlebih dahulu,” sambungnya. Persiapan hotel misalnya, kata Nasrullah, para petugas akan memastikan bahwa sebelum jemaah datang, semuanya sudah dalam keadaan siap huni. Fasilitas lift berjalan dengan baik, tempat bersih, kasur juga siap pakai, air tersedia, termasuk penerangan dan lainnya harus dipastikan sudah siap. Terkait transportasi, kita sudah cek ke perusahaan penyedia layanan Bus Shalawat untuk memastikan mereka betul-betul siap dan stand by ketika jemaah datang.  “Layanan katering sangat krusial. Sebab, jemaah tahun ini mendapatkan tiga kali makan dan persoalan ini bukan sederhana. Petugas harus memastiakan penyedia layanan dapat menyajikan katering dalam jumlah besar dan terdisribusi dalam waktu yang tepat, di waktu pagi, siang, dan malam,” tandasnya. (TG)

Bamsoet Dukung Pembentukan Forum Majelis Syuro Dunia

Jakarta, FNN  -- Ketua MPR-RI Bambang Soesatyo atau biasa dipanggil Bamsoet mengapresiasi dukungan para duta besar negara sahabat atas inisiasi MPR RI membentuk Forum Majelis Syuro Dunia.  Dukungan tersebut antara lain datang dari Duta Besar Kesultanan Oman Al Sayyid Nazar Al Julanda bin Madjid Al Said, Duta Besar Maroko Quadia Benabdellah, Duta Besar Yaman Abdulgani Nassr Ali Al-Shamiri, Duta Besar Iran Mohammad Azad, Duta Besar Qatar Fawziya Edress Salman Al-Sulaiti, dan Duta Besar Bahrain Ahmad Abdulla Alharmasi Alhajeri. Forum Majelis Syuro Dunia ditargetkan terbentuk pada akhir tahun 2022 ini. Proses pembentukannya akan dilakukan sekitar bulan Oktober 2022 di Gedung Asia Afrika, Bandung.  Mengingat tempat tersebut sangat bersejarah sebagai tempat lahirnya Konferensi Asia Afrika, yang memainkan peranan penting bagi diplomasi internasional Indonesia dalam  mewujudkan perdamanaian dunia.  \"Kita harapkan, Gedung Asia Afrika juga akan kembali melahirkan sejarah sebagai tempat terbentuknya Forum Majelis Syuro Dunia yang akan memperkaya saluran komunikasi antar parlemen dari berbagai negara berpenduduk mayoritas muslim dunia, dalam rangka menyikapi isu dan persoalan yang dihadapi umat Islam. Antara lain di bidang perdamaian, keamanan, demokrasi, HAM, dan toleransi,\" ujar Bamsoet usai menerima para duta besar negara sahabat di Komplek MPR/DPR/DPD RI, di Jakarta, Kamis (9/6/22). Turut hadir para Wakil Ketua MPR RI, antara lain Ahmad Basarah, Lestari Moerdijat, Jazilul Fawaid, Hidayat Nur Wahid, Arsul Sani, dan Fadel Muhammad. Bamsoet yang juga Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan, setelah diinisiasi oleh MPR RI, gagasan pembentukan Forum Majelis Syuro Dunia berkembang dalam pertemuan Pimpinan MPR dengan Ketua Majelis Syuro Saudi Arabia Riyadh, dan Ketua Majelis Syuro Maroko di Rabat, pada Desember 2019 yang lalu. Dilatarbelakangi atas kebutuhan untuk menghadirkan tatanan dunia yang harmonis dan berkeadaban, dalam rangka mewujudkan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.  \"Saat ini, geo politik dunia tengah bergejolak. Konflik dan ketegangan global, meski jauh di seberang benua tetap memberikan dampak yang dirasakan langsung oleh masyarakat di seluruh dunia. Perang dengan alasan apapun, selalu membawa petaka, kehancuran dan kesengsaraan, serta berbagai krisis. Seperti krisis kemanusiaan, krisis lingkungan, krisis ekonomi global, krisis pangan, krisis air, dan krisis energi,\" jelas Bamsoet. Wakil Ketua Umum Partai Golkar dan Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan dan Keamanan KADIN Indonesia ini menerangkan, Islam sebagai rahmat bagi alam semesta (rahmatan lil ‘alamin), harus menjadi solusi dalam mengatasi berbagai persoalan yang terjadi di dunia. Patut dibanggakan bahwa saat ini pembentukan dan penguatan peran dunia Islam, telah ter-representasi melalui hadirnya organisasi internasional, seperti OKI, PUIC (Persatuan Parlemen Negara-negara Anggota OKI), dan Liga Muslim Dunia.  Namun demikian, bukan berarti semua tantangan telah terjawab. Seiring dengan pesatnya arus globalisasi dan kemajuan peradaban manusia, ternyata menyisakan sejumlah persoalan yang semakin kompleks. Karena itu, menjadi sebuah keuntungan tersendiri, apabila terdapat sejumlah saluran organisasi internasional dalam rangka menyikapi persoalan yang dihadapi umat Islam. \"Forum Majelis Syuro Dunia sebagai bentuk organisasi yang tidak permanen, bisa memiliki peran strategis di kancah global dengan turut memberikan alternatif solusi, di tengah dinamika global yang sedang bergejolak. Selain, menawarkan agenda konsolidasi ekonomi antar- negara untuk mencapai kerjasama strategis, dengan komitmen pembangunan inklusif secara global,\" pungkas Bamsoet. (TG)

Jemaah Haji Indonesia Baru Bisa Ziarah di Raudah

Madinah, FNN -- Setelah empat hari menunggu kepastian dan kejelasan informasi, kapan dan bagaimana caranya menziarahi Makam Nabi Muhammad SAW, baru hari Rabu ini (8 Juni 2022) jemaah haji Indonesia bisa berdo\'a di Raudah. Mustofa (54) jemaah asal Madura dari embarkasi Jakarta Pondok Gede (JKG) setiap hari ikut antrean menuju Raudah selalu mental di pintu masuk yang dijaga Askar Arab Saudi, karena alasan tidak ada ijin melalui aplikasi.  Mustofa dan jemaah haji lainnya menanyakan aplikasi apa yang dimaksud, dijawab tawakkalna services. Di antara jemaah haji Indonesia yang sudah mendownload ternyata tidak ada fitur untuk jemaah Indonesia, tapi untuk residen, pengunjung dari negara Teluk.  Tapi, setiap hari, tiap usai sholat fradlu jemaah Indonesia berpanas-panas (sempat mencapai 47 derajat celcius) menunggu dalam antrean tanpa tahu kepastian bagaimana caranya dapat ijin.  Tapi, entah mengapa, ketika tanggal 8 Juni baru penjaga gerbang Raudah dekat pintu Mekah di hadapan Mustofa dan kawan-kawan menyilakan masuk ikut antrean tahap kedua agar bisa masuk Raudah, sambil berteriak, \"Haji Indonesia, Haji Indonesia Raudah,...\" Menurut penelusuran Wartawan FNN yang juga jemaah haji Indonesia M. Juhri, dari hari pertama, ada tiga aplikasi yang disebut-sebut, yaitu e-haj yang disebut pemerintah Indonesia, tawakkalna services yang disebut petugas Arab Saudi dan eatmarna. Sementeara itu Kementerian Agama RI dalam situs resminya menyebutkan, Pemerintah Arab Saudi memberlakukan ketentuan baru bagi jemaah haji untuk masuk ke Raudhah. Muassasah Adilla telah menerbitkan surat tentang waktu ziarah Madinah bagi jemaah haji Indonesia. Berdasarkan surat tersebut, masuk ke Raudhah harus sesuai jadwal yang telah ditentukan. \"Ada ketentuan baru dari Muassasah Adilla, bahwa untuk masuk Raudhah harus berdasar jadwal yang kita tentukan,\" terang Konsul Haji KJRI Nasrullah Jasam di Jeddah, Selasa (7/6/2022). \"Jadwal itu kita input dalam e-haj, aplikasi yang dikembangkan oleh Saudi,\" sambungnya. Menurut Nasrullah, yang juga Wakil Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, kolom usulan jadwal masuk Raudhah sudah tersedia di e-haj. Penjadwalan tersebut awalnya dilakukan Muassasah Adilla, dan sekarang dilakukan oleh PPIH. Kepala Daker Madinah, Amin Handoyo menambahkan bahwa jadwal jemaah laki-laki dan perempuan berbeda. Untuk jemaah perempuan, jadwal masuk Raudhah dari jam 7 sampai 8 pagi. \"Jemaah haji perempuan masuk ke Raudhah melalui gerbang nomor 24 atau pintu Usman bin Affan,\" jelas Amin. \"Untuk jemaah laki-laki, jadwalnya jam 13 - 14 waktu Arab Saudi dari gerbang 37 atau pintu Bilal Bin Rabah,\" sambungnya. Saat akan masuk ke Raudhah, lanjut Amin, jemaah menunjukkan tasrih (surat izin) yang berisi daftar nama yang telah diinput dalam e-haj. Surat tasrih itu akan dibagikan ke jemaah melalui Kasektor, Ketua Kloter, Ketua Rombongan, dan Ketua Regu. Surat tasrih itu berisi keterangan tentang jumlah jemaah, waktu (tanggal dan jam), nomor pintu masuk, nomor gerbang masuk, serta daftat nama dan nomor paspor jemaah. ((TG)

Mahasiswa STID Mohammad Natsir Desak Pemerintah India Minta Maaf

Jakarta, FNN - Sekretaris Jenderal Himpunan Mahasiswa Jurnalistik STID Mohammad Natsir, Fatih Madini  mendesak pemerintah India tampil ke publik bersama Sharma dan Jindal untuk meminta maaf atas berbagai penghinaan dan ketidakadilan yang dihadapi kaum muslimin di India. “Kami berharap India, sebagai negara yang plural dan demokratis, dapat turut serta mendukung gerakan internasional PBB dalam memerangi Islamophobia,” ungkap Fatih Madini di Jakarta, Rabu (8/6/2022). Sebagaimana yang diketahui, dua pejabat negeri dari Bharatiya Janata Party (BJP), partai yang berkuasa di India menghadapi badai protes akibat ulahnya memperolok ajaran Islam. Keduanya adalah juru bicara nasional BJP Nupur Sharma dan Kepala Operasi Media BJP Delhi Naveen Kumar Jindal. Sharma sebelumnya dilaporkan masyarakat muslim di India akibat mengolok-olok al-Qur’an, dan menghina Nabi Muhammad SAW dalam forum debat di media Times Now pada Kamis (26/05).  Alih-alih menghalau hujatan protes rekan separtainya, Jindal justru mempertanyakan kasus tersebut dan melayangkan komentar yang menghina Nabi Muhammad di akun media sosial pribadinya. Menanggapi aksi dua politisi India yang menghina Nabi Muhammad SAW, mahasiswa Himpunan Mahasiswa Jurnalistik Sekolah Tinggil Ilmu Da’wah Mohammad Natsir (HMJ STID) melayangkan kecaman kepada pemerintah India. HMJ STID Mohammad Natsir melihat adanya upaya menormalisasi kebencian terhadap masyarakat muslim yang dilakukan pemerintah India. Hal ini senada dengan pernyataan Asisten Luar Negeri Qatar Lolwah al-Khater yang dilansir oleh kantor berita negara Qatar, QNA. Ia mengatakan wacana Islamophobia telah mencapai tingkat berbahaya di India. “Kami mengutuk keras penghinaan yang dilakukan oleh Nupur Sharma dan Delhi Naveen Kumar Jindal terhadap Nabi Muhamamd Saw dan Aisyah RA. Sebagai pejabat negara, kedua politisi ini telah melayangkan pernyataan intoleran yang mencoreng keberagaman, serta menganggu hubungan India dengan negara-negara Islam,” kata Ketua HMJ STID Mohammad Natsir, Azzam Habibullah dalam pernyataan kepada media, Rabu (08/06). Meski demikian, mereka menyambut baik upaya Partai Bharatiya Janata Party dalam menjatuhkan saksi kepada Sharma dan Jindal. Hal ini diharapkan dapat mendorong partai untuk menghentikan semua gerakan kebencian terhadap umat Islam, dan menjamin keselamatan seluruh masyarakat minoritas di India. “Kami juga mengapresiasi Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia yang juga mengecam tindakan dua politisi India tersebut, dan telah memanggil Duta Besar India untuk menyampaikan aspirasi masyarakat muslim di Indonesia,” tegasnya. Aksi kedua politisi India tersebut membuat hubungan diplomatik India dengan negara-negara Islam berada diujung tanduk. Dilansir oleh media Al-Jazeera, India kini menghadapi badai diplomatik negara-negara Islam akibat peristiwa ini.  Kementerian Luar Negeri Pakistan, Qatar, Oman, Uni Emirat Arab, Iran, Kuwait, dan Arab Saudi secara resmi telah memanggil duta besar India di negara masing-masing, dan mengajukan protes secara resmi. Sejumlah negara juga menghimbau pemerintah India meminta maaf kepada seluruh umat Islam. (TG)

MUI Ajak Masyarakat Perangi Islamophobia

Jakarta, FNN -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengajak masyarakat internasional menghormati Resolusi PBB tentang memerangi Islamophobia dan mendorong untuk ditingkatkannya dialog antaragama maupun dialog antar peradaban untuk meningkatkan saling pemahaman, saling menghormati dan saling bertoleransi.  Ajakan MUI tersebut disampaikan Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional, Sudarnoto Abdul Hakim, dalam siaran pers di Jakarta, Selasa (7/6/2022).  Pernyataan pers MUI ini disampaikan menyikapi penghinaan Nabi Muhammad SAW yang dilakukan oleh Juru Bicara  Barathiya Janata Party (BJP) India Nupur Sharma dalam sebuah debat di televisi.  MUI menyesalkan pernyataan Juru Bicara JBP yang menghina Nabi Muhammad SAW dalam debat di televisi India terkait kisruh antara Masjid Gyanvapi yang bersebelahan dengan kuil Kashi Vishnawanth dalam satu situs yang sama di Varanasi, India.  Seharusnya, kata Sudarnoto, Juru Bicara BJP berfokus pada bagaimana menyelesaikan agar kisruh tersebut dapat terselesaikan sesuai dengan aturan di India dan tidak membawa konflik tersebut pada kebencian terhadap Islam yang menyebabkan protes secara global khususnya di dunia Islam.   \"MUI berpandangan bahwa pernyataan Juru Bicara BJP tersebut tidak bertanggungjawab, tidak sensitif, tidak terpuji, menimbulkan ketidaknyamanan, dan melukai perasaan umat Islam di seluruh dunia yang sangat menghormati kedudukan Nabi Muhammad SAW,\"  ujar Sudarnoto Abdul Hakim.  MUI berpandangan bahwa tindakan tersebut berlawanan dengan semangat untuk menciptakan harmoni antaragama, dan berlawanan dengan Resolusi PBB tentang Memerangi Islamophobia (Maret 2022).  Oleh karena itu, lanjut Sudarnoto, MUI mengajak Pemerintah dan warga India untuk menghormati dan melaksanakan Resolusi PBB tentang Memerangi Islamophobia dan tidak menjadi bagian dari Islamophobia serta tidak melindungi pelaku Islamophobia.  MUI menyampaikan apresiasi kepada pimpinan Partai BJP yang telah merespon protes umat Islam dan sejumlah negara Islam dengan memberi sanksi kepada juru bicara Partai BJB yg telah menghina Rasulullah SAW tersebut. MUI mengharapkan Partai BJP meningkatkan upaya moderasi kepada para pimpinan dan anggotanya sehingga penghinaan kepada Islam dan agama lain tak terjadi lagi.  MUI juga menyampaikan terima kasih kepada Kementerian Luar Negeri RI yang telah memanggil Dubes India di Jakarta untuk menyampaikan protes atas penghinaan Nabi Muhammad SAW oleh Jubir BJP MUI menyerukan kepada Pemerintah RI untuk mengusulkan dialog bilateral lintas agama RI-India guna moderasi kelompok agama di kedua pihak. MUI siap berpartisipasi pada dialog bilateral lintas agama tersebut. Kemenlu RI telah memanggil Dubes India untuk RI terkait pernyataan juru bicara (Jubir) Partai Bharatiya Janata yang berkuasa di India, Nupur Sharma. Pada pertemuan itu Kemlu RI mengutuk keras pernyataan politikus India itu. Jubir Kemlu RI Teuku Faizasyah mengatakan, Dubes India untuk RI Manoj Kumar Bharti diterima langsung oleh Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika (Aspasaf) Abdul Kadir Jailani. Pertemuan digelar pada Senin (6/6) sore. (TG)

Nabi Dihina, Umat Islam Tak Boleh Diam

Jakarta, FNN - Penghinaan yang dilakukan Napur Sharma, Juru Bicara Partai Bharatiya Janata Party (BJP) terhadap Nabi Muhammad SAW di sebuah TV di India memicu kecaman dari umat Islam di berbagai belahan dunia.  \"Ini sangat menyakitkan perasaan umat Islam, karena Nabi Muhammad itu sosok yang sangat dimuliakan, kita harus ramai-ramai memprotesnya, \" tegas Ustadz Haikal Hassan, Pembina Majelis Keluarga Indonesia (MKI).  Penceramah yang biasa dipanggil Babe ini menyeru kepada umat Islam tidak tinggal diam dan meminta pemerintah Indonesia untuk bersikap tegas.  \"Justru kalau kita diam, akan bertambah masalah karena kita sudah kehilangan kecintaan terhadap nabi kita, \" ungkap Haikal Hasan yang juga Sekretaris Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) DKI Jakarta ini.  Menurut Babe, ucapan tokoh Hindu radikal ini bisa memicu kerusuhan sosial  dan memperparah kebencian dari kelompok Islamophobia. Padahal,  Perserikatan Bangsa-bangsa  (PBB) sudah menyeru untuk menghentikan Islamophobia dengan  memproklamasikan 15 Maret sebagai Hari Internasional Memberantas Islamofobia (The International Day to Combat Islamophobia).  \"Meskipun kita ramai-ramai melakukan aksi kecaman, tetap harus menjaga akhlak yang mulia sebagaimana dicontohkan oleh rasululloh, \" seru Babe.  \"Semoga aksi ini bisa dicatat sebagai bukti kecintaan terhadap baginda rasululloh, \" tambahnya.  Sementara itu Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri mengutuk keras pernyataan yang merendahkan Nabi Muhammad SAW.  \"Indonesia mengutuk keras pernyataan yang merendahkan Nabi Muhammad SAW oleh dua orang politisi India,\" demikian seperti ditulis secara resmi lewat akun Twitter Kementerian Luar Negeri Indonesia @Kemlu_RI, Senin (6/6/2022). Pihak Kemlu pun menuliskan bahwa pernyataan tersebut sudah disampaikan kepada Duta Besar India di Jakarta.  Negara lain  yang juga mengutuk penghinaan yang dilakukan Napur Sharma adalah UEA, Oman, Irak, Maladewa, Yordania, Libya dan Bahrain. Sebelumnya, Kuwait, Iran dan Qatar telah memanggil duta besar India untuk mendaftarkan protes mereka, dan Arab Saudi telah mengeluarkan pernyataan tegas. (TG)

Tiong Hua Sinonim Wasathiyah, Din Syamsuddin: Perlu Integrasi dan Sinergi Peradaban

Kuala lumpur, FNN - Ada persinggungan atau peririsan antara Konsep Tiong Hua dari Peradaban China dan Wasathiyah dalam Islam. Demikian kesimpulan yang menyeruak dari sebuah acara yang bertajuk Media Dialog dalam rangka Perayaan Idul Fitri 1443 H  yang diselenggarakan oleh Chengho Multicultural and Education Trust di Kuala Lumpur, 1 Juni 2022. Dialog berlangsung di Mines Beach Hotel, Kuala Lumpur. Dialog yang diikuti sekitar 60 orang itu menghadirkan sebagai pembicara Tan Sri Lee Kim Yew, Pendiri Chengho Multicultural and Education Trust, Malaysia, Prof. M. Din Syamsuddin, Ketua Centre for Dialogue and Cooperation among Civilizations (CDCC), Jakarta, Tuan Sheikh Hussain Lee, Ketua Pertubuhan Alkhadeem, Kuala Lumpur, Dato\' Shamsul Najmi bin Shamsuddin, Pengarah Tiong Hua Foundation, dan moderator Dato\' Mohd Zaini bin Hassan, Pendiri BebasNews.my, Malaysia. Menurut Tan Sri Lee Kim Yew, Tiong Hua (di Indonesia disebut Tionghoa) adalah sebuah falsafah, bukan nama kaum atau golongan. Falsafah ini terdiri dari dua kata yakni Tiong yang berarti jalan tengah, dan Hua yang mengandung arti kerja sama dan kemakmuran. Secara ringkas, Tiong Hua berarti jalan tengah untuk kemakmuran bersama. Sebagai falsafah, menurut Lee Kim Yew, seorang pengusaha dan pemerhati masalah keagamaan dan peradaban, Tiong Hua berasal dari Ajaran Konghucu. Kata China atau Cina datang belakangan dan lebih merupakan penamaan terhadap sebuah negara atau bangsa. Falsafah Tiong Hua bisa dilekatkan kepada China tapi juga dinisbatkan kepada orang lain asalkan menghayati dan mengamalkan falsafah tersebut. Falsafah Tiong Hua menurunkan sepuluh nilai kebaikan atau keutamaan, di antaranya kejujuran, loyalitas, dan rasa malu (terhadap keburukan), dan perhatian kepada keluarga. Tokoh Muhammadiyah Prof. M. Din Syamsuddin, yang diundang secara khusus ke forum di Kuala Lumpur tersebut,  diminta menjelaskan Wawasan Wasathiyah Islam. Din Syamsuddin selain sebagai Ketua CDCC juga memprakarsai dan mengetuai gerakan baru yaitu World Fulcrum of Wasathiyat Islam (Poros Dunia Wasathiyat Islam). Dalam presentasinya Din Syamsuddin menjelaskan bahwa wasathiyah adalah watak ajaran Islam dan umat Islam dijadikan Allah SWT sebagai Ummatan Wasathan (Umat Jalan Tengah). Wasathiyah menolak segala bentuk ekstrimisme yang menampilkan perilaku melampaui batas. Pada saat yang sama juga menentang segala bentuk egosentrisme baik keagamaan, kebangsaan, dan pengelompokan sosial-budaya serta politik. Menurut Din Syamsuddin, ada tujuh kriteria Wasathiyat Islam, yaitu i\'tidal (berlaku adil dan menegakkan keadilan), tawazun (keseimbangan), tasamuh (toleransi), syura (bermusyawarah), ishlah (melakukan perbaikan dan perdamaian), qudwah (melakukan prakarsa perbaikan), dan muwathanah (kewargaan yakni menerima dan membangun negara). Terhadap Falsafah Tiong Hua yang dijelaskan sebagai jalan tengah untuk kemakmuran, Din Syamsuddin menyambut positif dan mengatakan bahwa falsafah itu beririsan dan sejalan dengan Wasathiyat Islam (Wawasan Jalan Tengah Islam). Maka, kata Ketua Poros Dunia Wasathiyat Islam itu, kedua pandangan dunia tersebut dapat diarusutamakan sebagai dasar solusi bagi adanya peradaban baru yg damai, sejahtera, adil, makmur, dan beradab. Baik Tan Sri Lee Kim Yew maupun Prof. Din Syamsuddin bersepakat bahwa kedua falsafah/wawasan ini, Wasathiyah dan Tiong Hua, menjadi tema The 8th World Peace Forum (Forum Perdamaian Dunia Ke-8) yang akan diselenggarakan pada 16-17 Nopember 2022 di Solo. (Forum yang akan menghadirkan sekitar 100 tokoh agama dan cendekiawan dari berbagai negara ini diharapkan dapat bekerja sama dengan Panitia Muktamar Muhammadiyah atau Universitas  Muhammadiyah Surakarta sebagai mitra). World Peace Forum, kerja sama antara Centre for Dialogue and Cooperation among Civilizations/CDCC pimpinan Din Syamsuddin dan Chengho Multicultural and Education Trust pimpinan Tan Sri Lee Kim Yew, telah berlangsung sebagai forum dwi tahunan sejak 2006, dengan mengambil tema besar One Humanity, One Destiny, One Responsibility (Satu Kemanusiaan, Satu Tujuan, Satu Tanggung Jawab). (sws)

50 Tahun Lebih Dewan Da'wah Masuk Pedalaman

Jakarta, FNN - Ketua Umum Dewan Da\'wah Islamiyah Indonesia Dr. H. Adian Husaini M.Si mengatakan selama ini Dewan Da\'wah identik sebagai lembaga pendidikan dan dakwah pedalaman. Menurut Adian, meski saat ini banyak lembaga Islam yang juga turut berdakwah di pedalaman, tetapi hal ini tidak membuat Dewan Da\'wah kehilangan ciri khasnya.  Selama ini Dewan Da\'wah dikenal sebagai lembaga yang konsen dakwah di pedalaman.  Hal itu disampaikan Adian saat memberikan sambutan pada Haflah dan Silaturahim Idul Fitri 1443 Hijriah di aula Masjid Al Furqan Dewan Da\'wah, Kramat Raya 45, Jakarta Pusat, Sabtu (28/5/2022). \"Itu banyak sekali organisasi-organisasi Islam lembaga-lembaga yang terjun dakwah di daerah pedalaman. Tapi dakwah di pedalaman tidak bisa lepas dari Dewan Da\'wah. Sudah 50 tahun lebih Dewan Da\'wah menjalankan dakwah di pedalaman,\" ungkap Adian. Dikatakan Adian, langkah para pendiri Dewan Da\'wah mengirim dai-dai ke daerah pedalaman merupakan langkah strategis. Apalagi saat ini dilanjutkan dengan pola kaderisasi yang tersistem di Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Mohammad Natsir. \"Alhamdulillah, STID Mohammad Natsir sudah berkiprah 20 tahun lebih.  Sudah meluluskan lebih dari 700 dai tingkat S1. Sekarang kita masih mendidik 885 kader dai tingkat S1,\" jelas Adian. Adian melanjutkan, STID Mohammad Natsir ini bisa disebut sebagai satu-satunya pusat kaderisasi dakwah nasional untuk tingkat S1. Bahkan, keberadaan dan kiprah STID Mohammad Natsir mendapat apresiasi dari YADIM, yayasan dakwah yang berada di bawah pemerintahan Malaysia. Potensi Umat Sementara itu Ketua Pembina Dewan Da\'wah Islamiyah Indonesia KH Didin Hafidhuddin menilai selama ini umat terlalu fokus membahas problem-problem internal.  \"Kita lebih banyak berbicara masalah, problem. Seolah-olah kita hidup ini penuh dengan masalah. Tidak ada jalan keluar bagaimana mengatasi masalah,\" ungkap Kiai Didin.  Menurut Kiai Didin, umat Islam memiliki berbagai macam potensi. Dengan sibuk membahas dan menggali potensi umat, maka rasa optimisme dalam memperjuangkan Islam terus membara. \"Sebenarnya kita ini adalah umat yang memiliki berbagai macam potensi. Jadi umat Islam itu di dalam Alquran disebut dengan ummatan wasathan, sebagai umat pertengahan,\" kata Kiai Didin. Ketika potensi umat ini tergali, jelas Kiai Didin, maka ini menjadi solusi mengatasi problem-problem internal umat.  \"Dengan potensi itu Insya Allah, dengan ketekunan,  dengan pertolongan Allah kita akan mengatasi masalah masalah problematika yang kita hadapi,\" jelas Kiai Didin. Salah satu potensi umat yang bisa digali adalah ekonomi syariah. Sebagai ajaran komprehensif, Islam mengatur aspek kehidupan seperti politik hingga ekonomi. Dikatakan Kiai Didin, saat ini negara-negara di dunia tengah mengalami kebangkrutan ekonomi karena praktek ekonomi ribawi. \"Allah menghancurkan riba dan menghidupkan sodaqoh. Allah akan mengembangkan sodaqoh. Sodaqoh yang bisa kita lakukan,\" ungkap Kiai Didin. (TG)

Waspadalah, Zionis Israel akan Kuasai Baitul Maqdis

Jakarta, FNN  --Zionis Israel akan melakukan upaya penguasaan penuh atas Baitul Maqdis dan Al-Aqsa, pada Ahad, 29 Mei 2022. Ketua Koalisi Indonesia Bela Baitul Maqdis (KIBBM) Ustaz Bachtiar Nasir mengajak masyarakat Indonesia untuk bersiaga. \"Atas nama KIBBM, saya mengajak semua sahabat, mari pada hari Ahad 29 Mei 2022, kita satukan hati dalam ribath/apel siaga bersama murabith/pejuang siaga setia di Baitul Maqdis dan Al-Aqsa,\" kata Ustaz Bachtiar Nasir yang karib disapa UBN, Kamis (26/5/2022). Menurut UBN, masyarakat Indonesia bisa turut menjaga Baitul Maqdis dengan melakukan do\'a.  \"Do\'a yang paling ikhlas dan paling khusyuk, memohon kepada Allah agar para murabith dikuatkan dan dimenangkan dengan pertolongan Allah,\" ujar UBN. Kemudian, membaca qunut nazilah di setiap shalat lima waktu.  \"Kita mulai hari Jumat Subuh 27 Mei 2022 sampai Ahad malam 29 Mei 2022. Dalam sendirian maupun berjamaah,\" kata UBN. UBN juga menganjurkan agar masyarakat Indonesia membacakan dan mohon keberkahan surah Al-Isra kepada Allah azza wa jalla untuk Baitul Maqdis dan para murabith baik sendirian maupun bersama-sama. \"Ajak dan sebarkan semua informasi yang benar terkait rencana jahat Zionis Israel terhadap Baitul Maqdis dan Al-Aqsa pada hari itu,\" imbuh UBN. Sebagai bentuk pembelaan kepada Baitul Maqdis dan Al Aqsa, UBN akan menggelar Tilawah Al Isra untuk Al-Aqsa pada Sabtu, 28 Mei 2022 pukul 20.00 WIB-selesai. Acara ini dapat disaksikan melalui aplikasi Zoom Meeting dan disiarkan secara langsung di sosial media AQL Islamic Center dan Ustaz Bachtiar Nasir. (TG)

Ketua MUI Bertemu Haikal Hasan Bicarakan Persatuan

Jakarta, FNN --- Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Muhammad Cholil Navis bertemu dengan Babe Haikal Hasan di Jakarta, Selasa (24/5/2022). Mereka membicarakan tentang perlunya persatuan. \"Saya berharap Babe Haikal menjadi orang yang bisa mempersatuan umat,\" kata Kiai Cholil ketika menerima kunjungan Babe Haikal Hassan di kediamannya di Jakarta. \"Kalau ada orang yang bersikap sinis, tidak perlu disikapi negatif karena bisa kontra produktif, cukup doain aja. Jangan sampai kita orang baik, jadi jahat karena sikap orang-orang jahat, \" Cholil Navis yang juga Rais Syuriah PBNU ini. Nikmat terbesar yang didapatkan oleh bangsa Indonesia adalah persatuan. Namun, menurut Kiai Cholil yang dikenal tegas dan kritis ini, banyak orang yang merusak persatuan bangsa karena melontarkan berbagai cuitan kontroversial. Misalnya, ada seorang rektor yang mengatakan bahwa mahasiswi yang berjilbab bukan orang cerdas, bahkan melecehkannya sebagai manusia gurun.  Karena itu, lanjut Cholil, tugas ulama dan tokoh masyarakat harus selalu mengingatkan umat, bukan mengadu domba dan menimbulkan perpecahan.  Babe Haikal menyambut ajakan dan nasehat Kiai Cholil. Karena, menurut Babe Haikal, persatuan umat akan rusak jika tidak  tertanam akhlak mulia di tengah-tengah masyarakat.  \"Berbuat baiklah kepada setiap orang, bahkan orang yang memusuhi dan memfitnah kita. Dengan sikap ini, maka persatuan umat akan kokoh,\" jelas Babe sambil menyitir sebuah hadist nabi, \"Tidak beriman seseorang hingga ia mencintai saudaranya.\" Dalam hadist lain Rasululloh juga mengingatkan orang mukmin itu seperti satu jasad. Karena itu, orang beriman itu tidak hanya ikut merasakan sakit jika saudaranya disakiti juga selalu menutup aibnya dan tidak menebarkan fitnah yang merugikan saudaranya. Silaturahmi antara para ulama harus lebih banyak dilakukan. Tidak perlu lagi mempersoalan perbedaan tapi lebih fokus untuk mengikat persamaan demi mencapai agenda besar bangsa Indonesia. Inilah pesan mulia yang tercetus dalam pertemuan dua tokoh umat ini. (TG)