CATATAN-BABE

Aktivis Nongkrong di Mana?

Oleh Ridwan Saidi Budayawan  Di Jakarta penyair Chairil Anwar permah tinggal di Gg Arab  No.18 Sawah Besar. Orang tua saya di rumah No. 20-nya. Rumah kami sebelah menyebelah, saat itu saya masih kecil dan tidak punya memori tentang itu. Kemudian dari senior-senior Sawah Besar saya dikasih cerita tentang Chairil yang suka nongkrong di tukang kopi di perempatan Pecenongan dekat gombongan kuda. Kata mereka kue pancongnya enak. Tukang kopi panjang umur, ketika dewasa saya pun menikmati kue pancong si Mas, panggilan dia, sambil menyeruput kopi jagung. Itu waktu jaman Orde Lama. Wak wak gung Nasinya nasi jagung Kopinya kopi jagung Penggedé serba agung Yang kecil ketiban pulung lang ling lung Kata orang Sawah Besar, kalau lagi ikut nongkrong di kang kopi, Chairil  menikmati obrolan walau partisipasinya sekadar saja. Chairil perlu break sejenak. Itulah nongkrong di kang kopi . Durasi nongkrong di kang kopi sejak mentari pergi hingga angin malam berhembus after midnite. Kapasitas kang kopi maksimal 8 orang saja, dan warung tak beratap pula.  Balai Budaya Jl Gereja Theresia juga tempat nongkrong sampai awal Orde Baru dengan selingan Resto Padang Ismail Merapi di Kramat Bunder.  Aktivis-aktivis seni, budaya, film dan wartawan banyak yang nongkrong di Ismail Merapi sekitar tahun 1950-an, antara lain SM Ardan. Bangunan-bangunan di Kramat Bunder digusur pemda DKI, akhirnya aktivis seni kembali ke Balai Budaya. Era reformasi Taman Ismail Marzuki Cikini tempat favorit aktivis kumpul-kumpul a.l di Resto Penus, seperti foto atas. Pelukis, sineas, penyair, aktivis sehari-hari kumpul di Penus. Tempatnya strategis di jantung kota Jakarta. Umumnya lokasi tempat-tempat nongkrong begitu, mulai dari Pecenongan, Balai Budaya, Resto Ismail Merapi, TIM.  Itu semua sudah masa lalu. Gubernur Anies merenovasi TIM sehingga berkelas. Memang di TIM baru saat ini sulit cari tempat nongkrong. Rutinitas hidup perlu break, tapi kita-kita nongkrong di mana? (RSaidi).

Akar Sejarah Indo-Pacific

Oleh Ridwan Saidi Budayawan  SAMUDERA Indie adalah term navigasi untuk pengertian somewhere in between. Samudera di antara dua samudera Pacific dan Antartic. Sering dieja Hindia, bukan India. Indochina dari segi linguistic adalah morfologi Indie dan China. Indonesia perubahan ucapan dari bahasa Swahili Andunisi, kenegeriaan Ibu Suri. Indo-Pacific merupakan morfologi Indie dan Pacific. Semacam doktrin arkaeologi Indonesia setiap bangunan batu dipastikan berasal dari India. Doktrin ini tidak tepat untuk candi Che To atau Sang Manusia dan Sukuh yang arsitektural persis Chikinitza di Chile dan Brazil. Candi Panataran Jatim yang relief manusianya seperti photo di atas, itu Indian bukan India. Bedakan dong. Apalagi bangunan yang disebut candi baik di Jawa Barat mau pun Sumatera, sama sekali tak ada kesamaannya dengan India, tapi di-India-indiakan. Pemakaian jenis batunya saja berbeda.  Kalau ditilik dari segi linguistik grammar dan kosa kata bahasa Melayu banyak kesamaannya dengan Melanesia dibanding dengan India yang hampir tak ditemukan  kemiripannya apalagi persamaan.  Perubahan dan ketahanan sebuah rejim di dunia banyak dipengaruhi faktor etnologi. Basher Assad  bertahan di Suriah karena beliau native Suriah. Dan etnic Pastun muncul di teras Afghanistan sejak tahun lalu karena mereka native Afghanistan, yang di luar lebih dikenal nama jamaah afiliasinya: Taliban. Negeri-negeri yang sudah, sedang, atau berpotensi bergolak berada dalam garis navigate Indie: Pakistan, Srilanka, Indonesia, Laos, dan Myanmar.  Mereka potensi berada dalam wadab kerjasama econ Indo-Pacific. USA tahun 1950-an membantu berdirinya SEATO yang berbasis di Pakistan, tapi tak ada kabar lagj. USA juga tak keberatan dengan ASEAN, tapi ini bukan wadah kerjasama econ. Berdirinya kelak wadah kerjasama Indo-Pacific suatu perencanaan matang dengan strategi yang diperhitungkan.  India dan China di luar Indo-Pacific karena mereka BRIC, wadah kerjasama Brazil Russia India China. Sulit buat Indonesia mencari pilihan lain kecuali bergabung dengan Indo-Pacific. Umpama mau ikut BRIC, tak ada ajakan. Mau abstain, ini kerjasama econ lho. Mau jadi juru damai, para pihak yang bertikai tidak meminta. Lagi pula kalau cuma ber-seru2 damai tapi no concept nor action dunia cuma bilang kita doyan damai, bukan juru damai. Lumayan sih, tapi ini \'kan bukan cara membangun ekonomi. (RSaidi).

Crossboy ke Milenial

Oleh Ridwan Saidi Budayawan  CROSSBOY usia di ambang matang. Usia berapa? Relatif. Tapi sering diasosiasi dengan status perkawinan belum kawin. Kalau jadi perjaka tidak matang-matang disebut tua kejemur. Crossboy dapat disamakan pengertiannya dengan yang sekarang disebut generasi milinial. Eksresi generasi milenial kini sering dikaitkan dengan kemajuan tekno komunikasi. Crossboy muncul sekitar tahun 1957. Ekspresinya cenderung kebarat-baratan. Film-film Hollywood berpengaruh dalam konteks ini dan juga musik rock \'n roll dengan bintangnya Elvis Presley. Gejala perkelahian antar-kelompok bukan trade mark crossboy, walau itu kadang-kadang ada. Style tampilan dan gaul itu yang lebih dominan. Di rumah-rumah juga ada pesta muda-mudi dengan hiburan plat gramaphone dan dansa. Sewaktu-waktu dimunculkan band, yang ketika itu sedang musim-musimnya. Film-film Hollywood dengan tema western, love, perang ramai penonton. Apalagi film Alfred Hitchkock yang realistis tapi penuh misteri. Saya heran film The Old Man and the Sea dengan Spencer Tracy ramai penontonnya juga. Padahal sepanjang tayang cuma kakek-kakek sendirian lagi mengail di laut. Film India? Di bioskop-bioskop tertentu saja. Walau judul filmnya serem misal Aaphra Dikahoun? Siapa pembunuhnya, tetap tak masuk bioskop semacam Menteng, Capitol, Globe, atau Garden Hall. Apalagi bioskop Podium Cikini yang spesial memutar film-film sebelum PD II. Dan tatkala rehat penonton dihibur dengan chamber music. Saddap.  Gaya crossboy meredup tatkala import film Hollywood distop yang disusul dengan larangan terhadap musik rock \'n roll yang disebut ngak ngik ngok. Ngik dalam  Betawi  artinya stop. Ngak ngok saya tak tahu. Lalu di jalan-jalan sering ada operasi celana jengki (blue jeans). Kedapatan pakai jengki ujung celana dua-duanya digunting. Peminat lagu-lagu barat biasanya diam-diam stel radio Australia. Beriringan dengan ekonomi yang sulit di era Orla itu, gaya berbusana juga disesuaikan dengan keadaan ekonomi. Masa perpeloncoan sebagai tradisi masuk perguruan tinggi diganti dengan Masa Kebaktian Teruna. Di tempat-tempat umum pun dilarang berbahasa Belanda sehingga \"sub kultur\" Betawi Menteng pun meredup.  Ketika muncul Orde Baru, life style crossboy, \"sub culture\"  Betawi Menteng, bioskop Podium yang hilang sejak Orla tak kembali lagi kendati di jaman Orba. (RSaidi)

Rajapaksha Dipaksa, Baru Mau Mundur

Oleh Ridwan Saidi Budayawan  Srilanka di Indonesia dikenal sebagai Ceylon, dalam lidah penduduk disebut Selong.  Dalam satu dekade terakhir Srilanka mengalami krisis ekonomi karena banyak utang. Krisis politik terjadi setahun terakhir. Rumah Perdana Menteri, saudara kandung Presiden dibakar. Perdana Menteri baru dilantik. Tapi pemerintah baru tak bekerja. Rumah Presiden diduduki. Presiden dievakuasi entah ke mana. Pada 13 Juli 2022 rakyat menuntut Presiden Rajapaksha mundur. Ternyata pada 10 Juli 2022 Gotabaya Rajapaksa  Presiden Srilanka dan PM-nya tékén janji siap mundur pada 13 Juli 2022. Colombo langsung pesta kembang api. Pemerintah Pakistan Imran Khan, Srilanka Rajapaksha, dan Indonesia Jokowi seperti berada dalam time frame yang sama dalam pergolakan politik internal masing-masing. Lagi pula empirik, dalam politik Internasional, negara-negara bergolak seperti dalam sebuah regionalisme. Srilanka dikabarkan  bikin hutang non-budget pada China, pada kasus ini kalau gagal bayar jadi tanggung jawab pejabat yang bikin hutang dalam hal ini Rajapaksha. Karena itu Kepala Pemerintah yang tanda tangani hutang non-budget susah mundur. Akalnya rupa-rupa, kadang-kadang mau jadi tokoh dunia.  Dalam kasus Malaysia, PM Mahathir menolak bayar hutang China yang dibikin Tun Razak. Penyelesaian memang politik lebih dulu, lain-lain menyusul. Kita konsen dengan Srilanka karena pernah punya hubungan masa lalu dengan Indonesia.  Kandi di Ceylon tengah, ke barat dari Kandi zona ekonomi Colombo. Mereka migrasi ke Indonesia akhir abad XVI M.  Kalau di Jakarta mereka berhuni di dekat Pecenongan  dikenal sebagai Gang Selong. Kemudian diganti  Ceylon. Di Kebayoran Baru juga ada Kampung Selong. Mereka disebut orang Kandi, ada juga yang menyebut Kandé. Itu soal logat saja. Ada lagu Minang dengan phrase, Asam Kandi Asam Balimbing. Lelaki Kandi memakai sekaligus dua helai sarung. Yang satu dililit di pusar menjuntai sedikit di bawah lutut. Yang satu lagi diikat di pinggang. British litho 1610, photo atas, menggambarkan \"pangeran\" Jayakarta memakai sarung seperti itu.  Lithograf Inggris sengaja datang ke Pejagalan meng-cover peristiwa besar debat Ki Alang, intelektual Betawi dari Kampung Daleman vs \"pangeran\" Jayakarta tentang ketrampilan berpikir. Peristiwa ini ditulis Ki Alang dalam bukunya Hikayat Tumenggung Al Wazir yang kemudian diterbitkan Balai Pustaka. Kalau pembuktian kedatangan India ke Indonesia dengan cerita Mahabharata dan Ramayana, maka juga tidak tertutup kemungkinan cerita-cerita itu dibawa orang-orang Sri Langka. Persoalannya, sangat sulit menemukan jejak India utara dalam linguistic, kalau mereka dikatakan datang ke mari  pada IV M. Jejak Maya dan Inca masih membekas hingga kini pada toponim Jembatan Mera, Jamba Tana Mera, dan Jembatan Lima, Jamba Tana Lima. Maya saja sudah di sini 3050 tahun lalu (prof Kern, 1951). Srilanka punya masa silam di sini, semoga Srilanka segera dapat membangun negaranya kembali. (RSaidi)

Di Pinggir Kayangan

Oleh Ridwan Saidi Budayawan  KTT Menlu G20 berakhir begitu saja. Menlu Russia Walk Out (WO) pada sidang hari ke-2 secara dramatis. Menlu Rusia menuju podium tinggal dua langkah ia berhenti dan menoleh sidang karena ada interupsi, Why did U start the war? Agaknya Menlu Rusia tak dengar persis, dan oleh yang  interupsi pertanyaan sama diulang. Menlu Rusia langsung tinggalkan ruang. Bahkan saat penutupan 9/7/2022 ia pun tak hendak photo bersama. Doswidania. Bye bye. Menlu Russia merasa diisolasi peserta, Menlu Retno selaku pimpinan sidang sebenarnya dapat peluang bagus untuk berseru: Stop isolasi. Tapi beliau tak lakukan, untung Menlu Rusia cekatan menghibur diri, yang isolasi saya banyak karena terpaksa, katanya.  Entah apa \'yang akan terjadi pada KTT G20 nantinya. Menlu Retno, seperti juga Jokowi, hanya berseru stop perang tanpa sodorkan sesuatu konsep. Ini mengulang kejadian bulan Juni 2022 di G7 yang kemudian berlanjut  pertemuan bilateral Jokowi-Zalensky dan Jokowi-Putin yang berujung dengan pernyataan Zalensky yang merasa dia dan rakyatnya di-disvalue karena tidak merasa titip pesan damai untuk  Putin, dibilang titip. Buktinya? Memang mesti ada, titip sendal jepit di mesjid dapat tanda bukti kardus kecil bernomor. Biasanya kita selipkan di kopiah supaya jangan lupa. Walau akhirnya lupa.  PM India Modi jumpa Putin lebih dulu sebelum Jokowi jumpa Putin. Modi menyinggung soal perluasan forum kerja sama ekonomi Brazil Russia India China, memotong letternya BRIC. Modi usul BRIC diperkuat dengan Iran dan Afrika Selatan. Kenapa Indonesia tak diajak?      Merujuk pidato Menhan Prabowo di hotel Sangrila Singapore minggu-minggu lalu mestinya Indonesia diajak. Pidato Prabowo keras terhadap Amerika, dan memuji I Tsing VII M yang telah menjalin hubungan dengan Indonesia. Padahal missi I Tsing mencari bajak laut yang tenggelamkan kapal-kapal dagang China. Akhirnya pelaku ditemukan di Coromandel setelah 25 tahun I Tsing mencari dan Kaisar yang memberi perintah keburu meninggal.  Modi sadar bahwa mix-forum macam G20 akan dilumpuhkan. Memang USA akan mewujudkan forum Indo Pacific dengan \"super visi\" AUKUS: Australia United Kingdom and United States. Sementara NATO kian diperkuat. BRIC sampai kini tidak mengajak Indonesia. Dengan Indo Pacific sikap Indonesia tak jelas benar. Era Romawi dan Persia sudah lama lewat, dimana suatu power system bisa hidup sendiri. Sejak IX M ketika edaran alat tukar sudah meluas tak mungkin lagi ada power system hidup sendiri di pinggir kayangan sambil memeluk angan2. Wah. Saya jadi teringat salah satu lagu cantik biduan Malaysia Syarifah Aini: Di pinggir kayangan.  Hancur hatiku. (RSaidi)

Marras: Kambing Peru?

Oleh Ridwan Saidi Budayawan  SEPERTINYA bukan. Meski tampang sama, marras bukan kambing. Politikus pengekor tak disebut marras. Marras bukan kambing, photo atas. Ini hewan khas pegunungan Machu Pichu, Peru. Orang Peru diperkirakan migrasi ke Andunisi sejak VIII/IX M. Mereka sendiri menyebut diri orang Lima, kota di Peru, yang kemudian jadi IKN. De Lima akhirnya menjadi buah delima. Sebaran orang Peru cukup merata. Umumnya di Andunisi mereka retailer. Ke Andunisi mereka membawa daun mint. Aturan pakai: cuci dulu daun itu, kemudian rebus. Lalu minum airnya dan tubuh terasa hangat. Dalam Melayu lama hangat itu padang. Dalam bahasa  serat Pararaton mint itu palapa. Mint tumbuh di kawasan pegunungan. Misalnya Gunung Padang, Cianjur. Di puncak Gunung Padang ada barisan batu panjang. Yang melingkar itu paquita uchicus incanan, makam wanita. Yang persegi  panjang macho uchicus incanan, makam pria. Makam-makam ini ada di Lampung, juga di Cipari, Kuningan. Di Jakarta pernah ada dan disebut gong, Teluk Gong. Lingkaran bebatuan itu  di tengahnya ada sebuah batu. Permukaan gong. Di Depok jug disebut gong. Orang Betawi menyebut instrument gong jadi go\'ong. Di Gunung Padang tak ada pyramid seperti dulu pernah ditebak-tebak arkaeolog UI. Pyramid itu peradaban Maya. Sedangkan orang  Peru itu Inca. Di Jakarta hunian  Peru disebut Jamba Tana Lima, atau Jembatan Lima.  Tapi ada juga yang sebut Kampung Lima saja seperti di Kebon Siri. Kalau di Sunda Kalapa hunian orang Peru disebut . Pakar Belanda permak jadi Batterij. Orang-orang Peru itu umumnya Katolik. Peradaban Inca  juga melintas Carribea. Misalnya perkataan tabu (larangan) itu Carribea. Orang-orang Carribea seperti Colombia yang membawa perkataan kali. Bagaimana keakraban mereka dengan native?  Untuk menjawabnya saya kutip lagu kanak-kanak Betawi: Sim sim ka lima lima ka sim. Ka kata perangkai, tarjemahannya: Selamat selamat orang-orang Peru. Artinya, native suka dengan orang-orang Peru khususnya dan bangsa-bangsa  peradaban Inca umumnya. (RSaidi)

Tanjung Priuk: U-turn

Oleh Ridwan Saidi Budayawan  PRIUK artinya U-turn, putar balik. Priuk bukan periuk, bukan pula priok. Toponim di Priuk itu Melayu: Bendungan Melayu, Rorotan Malaka, Pasar Selésa bukan (hari) selasa. Itu sebutan lain pasar Koja. Selésa artinya nyaman. Tirem dan Bambu itu sungei sebutannya, bukan kali. Kali Baru itu baru. Pengaruh Melanesia kuat pada bahasa Melayu yang digunakan di wilayah yang dalam peta Panembong XVI M disebut Nusa Kalapa berbatas barat kali Sedane (lurus) dan di timur kali Citarum (pengorbanan hewan). Di Priuk ada toponim Sampur (akses) Le Guha atau Legoa itu Goa. Marunda terrazering, Kramat Tunggak monument stone. Rorotan Malaka keturunan Malaka, Warakas sakti.  Le partikel. Le Nong pertunjulan, Le Deng bukan dari leding. Deng julukan ketua adat. Le Deng ada di Jakarta Pusat dan ada pula di Tangerang. Kalau di Petojo Che Deng, dibaca cideng, ada juga cidéng.  Kalau dilihat dari segi linguistik jelas pengaruh Melani kuat, india yang katanya dari abad IV dalam linguistik tak ada pengaruhnya. Kata-kata Nehi Mohabbat, tidak kasihku, dipungut dari Bollywood, bukan mugran India yang baru kesini tahun 1873. Keindahan Priuk sudah meredup. Pantai Sampur tinggal kenangan. Belanda claim sampur dari zandvoort. Tidak ada hubungannya, di Tangerang disebut Sampora. (RSaidi).

Tahun 1540 Yahudi Serbu Pasuruan

Oleh Ridwan Saidi - Budayawan  FERDINAND Mendez Pinto menulis karya jurnalistiknya setebal 602 halaman \"Adventures\" yang  ditulis semasa, pas peristiwa. Ini makan korban, dari total rombongan satu brigantine, 5 tewas, hidup 3 termasuk Pinto. Surat tugas dan biaya dari raja Portugal. Raja Portugal dapat info bahwa Yahudi Achem di Aljier Barat akan serang kekuatan Islam di timur. Cukong mereka Sherif, Yahudi Mesir kaya.  Rombongan Achem di jalan terus-terusan mengangkut tentara bayaran. Sampai selat Malaka pecah dua. Ada yang ke Trengganu dan kemudian ke Rao, dan rombongan lain ke Jawa. Tahun 1539 Trengganu Malaya diserang, sukses. Sultan terusir lalu mengumpulkan seluruh kekuatan Melayu di Malaya dan Indonesia. Sementara Yahudi terusir dan lari ke Rao. Rao diserang Yahudi yang membuat raja wafat. Permaisuri ambil tongkat komando dan balik menghantam Yahudi. Yahudi menyerah dan Aladin pemimpinnya dihukum mati dengan menggodot lehernya sendiri. Begitu hukumnya. Kalau terhukum habis tenaga sedangkan nafas masih di kandung badan, maka baru algojo berikan finishing touch. Model hukum mati macam ini juga dilaporkan Ibnu Batuthah di lokasi sama abad-abad sebelumnya. Kontingen yang ke Jawa ada yang bernama Unus. Tapi orang Achem biasa saling sapa dengan sebutan Pate. Di sini menjadi Fatah di kemudian harinya. Tahun 1540 Yahudi Achem serbu Demak. Demak dari damak: pesta air. Damak biasanya di Koban Batur (Serambi Cuba), Demak. Demak dikalahkan, lalu Achem siap menyerang Pasuruan. Pasuruan zona ekonomi yang kaya, pemimpinnya Pambekel. Pambekel merupakan pendidikan sekolah militer Champa. Ringkas cerita ribuan pasukan yang  dipimpin Yahudi dihancurkan. Yang selamat lari sipat kuping ke Sumedang dan Jakarta. Pemimpin mereka ditangkap dan dihukum mati dengan potong leher swadaya. Yang lari ke Jakarta pada 1540 bikin onar dan digebah ke luar Jakarta. Yang lari dan merusak Sumedang ditumpas pasukan Mataram. (RSaidi)

Pyramid, Kamang, dan Tiwaniku Masamba

Oleh Ridwan Saidi Budayawan  PADA suatu hari yang cerah di zaman SBY adalah seorang pria yang pernah menjadi aktivis pergerakan berujar, Gunung Padang di Cianjur itu sesungguhnya pyramid terurug. Cepat sekali direspons arkaeolog UI dan geolog ITB. Benar, kata arkaeolog, itu pyramid umurnya lebih dari 40.000 tahun. Nah, perlu riset.  Pemerintah mungkin bantu-bantu usaha bongkar misteri gunung berpyramid, atau pyramid bergunung ini, bahkan Presiden SBY sempat meninjau lokasi. Dari lapangan saya menerima informasi seorang diplomat negara Anerika Latin sempat juga ke lokasi, tapi tak memberi komentar apa-apa. Cukup lama juga mereka risetnya. Akhirnya  pria eks aktivis bertutur, pyramid belum ditemukan, tapi tekstur gunung Padang laksana pyramid. Sebenarnya tekstur kukusan juga seperti pyramid. Sayang tidak diriset.  Pyramid itu nama Maya, kemudian Egypt. Dalam ukuran lebih kecil tinggi 7 meter dan luas dasar 20 meter kubik di Tapanuli ada pyramid yang disebut Kamang, di Sumbar Kamang, di Jakarta Kemang, di Luwu Tiwaniku Masamba. Fungsinya sama: tempat penyimpanan mayat. Kalau kita amati penggalian makam tua di sekitar kompleks Unur Batujaya, Karawang, banyak ditemukan kerangka dalam rupa-rupa posisi. Kalau bejana Batujaya diduga dari IV M, maka pada abad itu kita sudah kenal tradisi penguburan. Belum ada lagi temuan pemakaman yang lebih tua dari Batujaya. Kapan kita mulai menggunakan Kamang atau Tiwaniku Masamba? Kamang tradisi penyimpanan mayat Maya. Sudah sering ditulis CABE orang Maya ke Indonesia 3050 tahun lalu (re: Prof Kern, 1951). Kata orang Maya, aku tahu Tuhan atau Ahu Aviki, tapi ada juga Ahura Mazda, pandangan teologi monotheisme Zoroaster. Orang-orang Gedé (Persia) juga ke Indonesia. Ada Pondok Gedé dan  ada pula Bojong Gede.  Tapi tak juga ditemukan bukti cara penyelenggaraan jenazah sebelum Maya. Sering  ditemukan kerangka purba tapi tanpa penjelasan. Perlu riset donk. (RSaidi)

Portugis di Jakarta

Oleh Ridwan Saidi Budayawan  ORANG Portugis masuk Jakarta mulai 1485. Dalam kontingen kecil mereka berdiam di loji. Saat itu bisnis loji berkembang. Selain di daerah pelabuhan, orang Aria juga buka loji di Jl Tongkol (sekarang). Pemukiman pertama yang dibangun orang Portugis adalah di Petak Baru. Lokasinya berada di selatan Beos. Rumah petak rumah tingkat dua ukuran kecil.  Ketika bukit-bukit Tambora digusur mulai dari Glodok sampai batas Pasar Pagi pada abad XVIII jalan ke  selatan terbuka. Orang-orang Portugis berdiam di kawasan Jakarta Pusar (sekarang). Sejak awal migrasi orang Portugis memilih berbisbis. Hunian orang Portugis pun tidak ekesklusif.  Sekitar XIX M di belakang Societet Harnonie ada perkampungan yang disebut Kampung Serani. Sebutan ini berlanjut s/d 1950. Nyai saya bilang mulanya yang tinggal di sini banyak orang Portugis. Pada tahun 1960-an Kampung Serani berubah jadi gedung-gedung . Era Orde Baru gedung-gedung itu diratakan. Tidak benar Portugis pernah menjajah Jakarta. Portugis di Jakarta meninggalkan sejarah yang damai. (RSaidi).