CATATAN-BABE

Maen Pukulan Plus

Oleh Ridwan Saidi Budayawan  Wa Item Syahbandar Sunda Kalapa 1518-1540. Ia pengasas maen pukulan Syahbandar. Perguruan yang ia dirikan yang masih berfungsi di Wanayasa, Purwakarta. Setahu saya sampai tahun 2000-an di Karang Anyar, Sawah Besar, Syahbandar masih diajarkan. Penerusnya, Wa Item Kyai Arya. Ia Patih Majakatera setelah Mundari.  Setelah ini sejarah hilang jejak. Baru tahun 1800 muncul Bapak Slamet yang jadi staf Daendels. Namanya tak diketahui. Ia putra orang bernama Slamet. Pada tahun 1870-an muncul seorang  ahli Tarekat di Pecenongan namanya Guru Cit. Ia ayah Muhamad Bakir seorang pengarang yang berkiprah 1890-1910. Aliran maen pukulan Guru Cit memasukkan  unsur kena\'at dan ngumbara.  Keduanya sebenarnya exercise, tapi mengandung risiko elmaut Kena\'at konservasi energi, misal meloncati kali. Ngumbara kelana sendiri berjalan kaki. Route yang ditempuh biasanya ke Pulo Cengkir, Banten (bukan Cangkir) via kampung Mauk.  Akibat  penberontakan tarekat yang disulut Ahmad Rifangi Pekalongan tahun 1856, sejak itu Belanda mengawasi tarekat dengan ketat. Guru Cit menolak waktu Belanda minta agar perguruannya ditutup. Murid-murid Guru Cit a.l Cing Sairin Cawang yang mendalangi pemberontakan Condet 1916 dan Tangerang 1924. Murid-murinya yang lain banyak yang menjadi pengikut politik MH Thamrin seperti Alihun, Tenabang, Ja\'man, Sawah Besar, Na\'ipin, Kemayoran, Cing Sairin, asal Cawang kemudian menetap di Jembatan Lima. Ketika pernikahan MH Thanrin 1918 seluruh jago-jago Betawi kumpul semua (photo doc available) Perguruan Guru Cit, dan murid-muridnya, anti Belanda. (RSaidi)

Lonjakan Sebaran Bahasa Betawi

Oleh Ridwan Saidi Budayawan  Seorang pegiat budaya Betawi di Bekasi me-WA: \"Faktor pertumbuhan pemukiman dan perluasan kawasan industri menjadikan persebaran orang Betawi dan bahasa Betawi hingga memasuki daerah sekitar Karawang barat, Purwakarta, Cikeas, Cileungsi, Kab. Bogor bahkan hingga wilayah Cibinong. Kesimpulan ini didapat dari hasil komunikasi dengan penduduk setempat yang menggunakan bahasa Betawi lebih intens daripada bahasa lain\". Bahasa Betawi terbentuk dari bahasa native cave live lanjut river basin community, sejak lebih dari 9000 tahun lalu (Bernard Grunn, 1984). Tatah, jalan, ngegojot mati, bahasa era ini. Persinggungan pertama dengan peradaban luar: 3000 tahun lalu dengan Maya, lanjut garis Melanesia, Carribea, dan Inca. Lalu peradaban Egypt abad IV SM, kemudian Afro yang berbahasa Swahili mulai II M. Bahasa Arab masuk bersamaan dengan Islam abad VII M. Mereka datang dari Oman dan Iraq. Sejak VIII/IX M zona econ Sunda Kalapa mulai ramai. Pebisnis itu datang dari Asia Minor terutama  orang Samarkand yang bahasanya mengandung banyak resapan  kosa kata Armenia. Medio XIII M masuk migran Indochina yang berbahasa Melayu dan menyebut diri orang Melayu. Abad XIV M masuk Melayu Malaya dan Sumatera. Di kedua tempat itu sudah terbentuk power system dan zona-zona ekonomi. Begitu proses pembentukan bahasa Melayu Betawi, atau bahasa Betawi. Pengaruh China? Mereka baru masuk sebagai migran abad XVII M (data kependudukan Belanda). Pada saat China datang  identitas kultural dan bahasa Betawi sudah terbentuk. Bahkan tahun 1610 Ki Alang selesai menulis karya tebal Hikayat Tumenggung al Wazir. Orang-orang China tak keburu menyumbang bahasa dan peradaban di négeri Betawi. Petutur bahasa Betawi makin meluas di provinsi-provinsi sekitarnya. Pemukiman baru orang Jakarta pindahan dan daerah sudah berdiri sejak Orde Baru di provinsi sekitar Jakarta. Itu berlangsung terus hingga sekarang. Para pemukim-pemukim baru itu menggunakan Betawi sebagai bahasa gaul. (RSaidi)

Berkelana Jemput Ular

Oleh Ridwan Saidi Budayawan  Berkelana, atau ngumbara, dalam Betawi, memerlukan perbekalan dan pengamanan. Tradisi berkelana kita mengenalnya setidaknya 3000 tahun lalu ketika bersentuhan dengan peradaban Maya. Tujuan berkelana ketahanan fisik dan menambah pengetahuan.  Berkelana dengan berombongan biasanya dalam rangka migrasi. Untuk pengamanan biasanya mereka menbawa penjinak ular. Rombongan Queen of Sheba abad II berkelana ke Indonesia dari Axumite membawa wanita suku Naja, Afro. Mereka penjinak ular. Dalam pelatihan silat Guru Cit kampung Pecenongan, latihan ada tiga tahap: 1. Belajar jurus 2. Kena\'at, konservasi enerji 3. Ngumbara. Kena\'at menentukan murid bisa lanjut ke tingkat ngumbara atau harus berakhir sampai di situ. Dalam kena\'at murid a.l direndam di kali dan pas muncul kepalanya dipukul guru. Dalam ngumbara murid mencari sasaran exclusif, misal danau terpencil dan harus menempuh route yang banyak bahayanya seperti ular dan begal. Kalau sampai hari akhir ngumbara, yang telah ditentukan guru, bisa kembali dengan selamat, maka murid dinyatakan khattam, selesai. Guru-guru mengaji biasanya mengerti silat. Itu harus karena tempat mengajar kadang-kadang jauh dan ditempuh dengan berjalan. Guru tidak sendiri, biasanya ditemani mukitib, tukang membawa kitab. Saya tak dapat membayangkan dalam kegelapan malam diterjang hujan. Tapi itu mereka lakukan dengan ikhlas. (RSaidi)

Resesi: Peluru Kendali Berkepala Dingin

Oleh Ridwan Saidi Budayawan  Lagi asyik-asyik nenghadapi Pemilu, tahu-tahu rupa-rupa forum G20 menyiarkan kabar bahwa kita segera menghadapi resesi. Mulyani lebih dulu mengatakan kita bisa saja seperti Srilanka. Seorang ibu yang lebih senior menimpali kemungkinan kita seperti Srilanka (kalau) kita tidak hati-hati. Meski pun pendapat ibu kita ini dengan kalau berkalau dan Mulyani  bicara sangat euphemistic, tapi ada saja orang bekend yang uring-uringan. Janggalnya, meski kekhawatiran kita akan jadi Srilanka menebal, tapi itu tidak mengendorkan seorang pembesar parpol menyiapkan anaknya buah hati si biran tulang jadi caleg.  Pemicu resesi disebut perang Ukraine yang dimulai Rusia, tak ada bantahan soal ini. Meski kasus pandemi sejatinya membantu memerosotkan produktivitas. Mungkin ini  sebabnya belum lama Brazil keluar dari Global dan tolak tanda tangan proyect pandemi covid dengan WHO.  Di kita, rupiah terhadap dollar melemah, harga-harga barang keperluan hidup makin melambung. Yakinkan diri sendiri yang ekonomi kita akan maju sudah keseringan. Ini meletihkan bagi yang dengar, sedangkan yang dinanti apa konsep menghadapi resesi.  Dulu para pemimpin menghadapi Pemilu 1955 dengan sikap yang wajar-wajar saja. Dalam pelaksanaannya pun Pemilu tak telan korban, dan tak ada laporan kecurangan. Konsep yang disebut Majapait, kekuasaan bertuah, jejaknya masih membekas saat itu bagai pesan si Pahit Lidah, letterlijk lidah bertuah, dalam konteks ini persepsi lurus tentang kekuasaan.  Ketika si Pahit Lidah diabaikan, kita saksikan tak jelasnya antisipasi pemerintah menghadapi resesi. Ternyata resesi senjata pemungkas yang tak ada lawan, negara-nehara dibikin pasrah, pemimpinnya paling jauh cuma marah-marah, sama ibu-ibu lagi. Resesi lebih dahsyat dari peluru kendali berkepala nuklir. Ini peluru kendali berkepala dingin, yang menghitung semua faktor dengan cermat berdasar science dan beyond the science. Tak mudah mengikutinya. Terpikirkan pun tidak munculnya peluru kendali berkepala dingin.  Kemarin 20/7/2022  Vladimir Putin curhat di Iran, mereka (barat) mau kucilkan Rusia, katanya.  Rusia memang sedang terkucil. Untung ada Iran. Apatah pula Iran pada hari itu menjadi host pertemuan Erdogan-Putin-Raisi.  Perang jaman sekarang senjata hyper modern, termasuk biologi, pun bukan apa-apa. Maka tokoh Globalis Bill Gates tampaknya tinggal gelanggang dengan hibahkan hartanya senilai 300 T rupiah. Impian batasi populasi dunia 500 juta orang bubar sudah, seperti halnya phrase lama: East is east, west is west, and never the tween shall meet. But there will be the  One Power and the others mereka yang kucilkan dirinya sendiri. (RSaidi)

Pengantin Emas

Oleh Ridwan Saidi Budayawan  Busana penganten di banyak daerah di Indinesia sutera bertahtakan emas. Juga Betawi. Tirai wajah yang disebut Siangko poros peradaban Melayu-Swahili. Bukan China. Dapat dipastikan tempat sewage! penganten baru berhadir tahun 1930, sebelumnya busana penganten milik dendiri. Ini mengindikadisi tingkat kekayaan, apa keluarga penganten perempuan, atau keluarga keduanya. Di Jakarta ada tambang emas? Ada, tapi tak seberapa, misal waduk Melati, tapi depositnya kini sudah habis. Jakarta, atau zona ekonomi Sunda Kalapa, pusat perdagangan emas. Dalam kitab sejarah wajib diajarkan bahwa Indonesia berdagang rempah-rempah. Benar, tapi tidak itu yang utama. Emas adalah perdagangan utama di Indonedia. Itu tujuan pokok dewan tertinggi Yahudi City of London mendirikan VOC. Namun, kuasa lokal mau pun zona econ tak ada yang sudi berdagang emas dengan VOC. Dan tahun 1799 VOC bangkrut. Income tipis karena cuma jualan jahe. Ketika Daendels tampil orang kita suka berdagang emas dengan Darndels. Karena itu jalan Anyer-Panarukan melalui Sumedang yang kaya dengan emas. Indobesia tidaj suka VOC karena mereka kejam. Wanita-wanita native disergap untuk dicabuli, menolak pasti disiksa. Bangunan-bangunan kokoh dan indah lebih banyak dibangun Daendels dari pada VOC, terutama di Jakarta. Banyaknya pembangunan di Jakarta oleh Daendels meningkatkan income penduduk Jakarta. (RSaidi)

Jiwa Juang Kita (2)

Oleh Ridwan Saidi Budayawan  Baru-baru ini, masih bulan Juli 2022, seorang profesor menyimpulkan orang Indonesia tak bisa meniru Srilanka. Semangat Indonesia kalah dari Srilanka. Asrama militer Belanda era revolusi 1945 di selatan lapangan Benteng terkenal sebagai Batalion X.  Penghuni asrama amat kejam pada orang Indonesia. Jaman itu lencana merah putih yang disematkan di dada terbuat dari kaleng.  Siapapun lewat Batalion X dengan berlencana merah putih pasti ditangkap. Oleh tentara Belanda si pemakai disuruh menelan lencana itu. Seorang pejuang 45 Ka\'icang orang Tana Tinggi Senen marah dengar cerita ini. Akhirnya ia sendirian datangi Batalion X dan Ka\"icang lempar granat ke Batalion X. Ka\'icang ditembak dan roboh. Ternyata Ka\'icang tidak mati. Ia dirawat di CBZ, kini RSCM. Komandan BKR Djakarta, Imam Syafi\'ie dkk berencana menculik pasien atas nama Ka\'icang. Ternyata BKR sukses.dan Ka\'icang diselamatkan (sumber Bang Sanip teman Bang Pi\'ie). Itulah semangat juang sebagai warisan sejarah. Tahun 1623 orang Betawi melawan VOC habis-habisan karena pergantian nama Jacatra dengan Batavia (re: de Haan, 1915). Menarik, migran Jepang mendukung Betawi. Tahun 1856 di Pekalongan muncul Ahmad Rifangi pimpin pemberontakan tarekat. Dan pemberontakan menjalar ke Tambun, Ciomas, Condet dan finish di Tangerang, pemberontakan yang dipimpin Kaiyin bapa  Kayah tahun 1924. Durasi pemberontakan selama 68 tahun. Terlama dalam sejarah. Nilai-nilai kejuangan ini tentu menetes ke keturunan mereka.  Tahun 1966 semangat juang itu pun muncul lagi.  Jika rakyat Indonesia disebut kalah gigih dibandingkan Srilanka, tentu keliru besar. Kalau mau jadi pengamat politik Indonesia, tak cukup dengan modal diploma dikibar-kibarkan. Capeng, calon pengamat, mesti punya pengetahuan sejarah yang cukup, dan merasakan politik itu secara empirik. Kalau tidak, ibarat nonton film tak pakai teks, kaga paham-paham. Akhirnya sakit baham. Ngebet bukan main. (RSaidi)

Jiwa Juang Kita (1)

Oleh Ridwan Saidi Budayawan  CABE kini, dan esok 19/7/2022, lahir didorong rasa pilu membaca pernyataan seorang professor dari almamater saya yang undervalued semangat juang generasi bangsa yang gandrung perubahan, dan dibandingkannya pula dengan Srilanka. Saya ingat lagu tahun 1960-an: Pilu rasa hatiku Karena kecerdasan pergi jau Suatu malam tahun 1980-an di sebuah warung sate Tenabang, Machbub Djunaidi berkata, \"Wan, jaman revolusi gue belum balegh, gue bingung orang tua gue ngajak ngungsi ke Solo. Ngapain ngungsi?  Januari 1946 Jakarta diduduki lagi Belanda, Machbub  kemudian prakira 600 ribu orang Jakarta mengungsi. Berbanding total populasi Batavia en Ommelanden (sekitar) sensus 1930 yang 1.8 juta, dan native Betawi 60%. 600. 000 pengungsi itu banyak.  Rumah keluarga besar harus ada 1 unit keluarga yang jaga. Keluarga ayah jaga rumah. Orang-orang Betawi itu mengungsi a.l ke Bandung, Sukabumi, Purworejo, dan Solo. Mereka ditampung keluarga Betawi yang sudah menjadi warga setempat. Percakapan saya kemudian dengan keluarga yang mengungsi tentang alasan mengungsi, Kita gak mau dijajah lagi Kok musti mengungsi?  Kita gak suka sekota lagi sama penjajah. Dialog ini geestelijk menyentuh. Ini soal jiwa. Seorang profesor yang telah bersenyawa dengan pustaka, mungkin sulit menjiwai perasaan orang yang inginkan perubahan. Mereka yang mengungsi itu banyak yang tinggalkan pekerjaan, bahkan sampai tiga tahun. Pengungsi kembali Jakarta tahun 1949. Saya tidak mengerti bagaimana ekonomi mereka di masa pengungsian, dan bagaimana pula dengan keluarga yang menampung. Ini tidak akan terjadi tanpa jiwa juang. Jiwa juang = n. Tak terkira untuk membangun Indonesia kembali. Pintar itu soal raport dan diploma. Kecerdasan, kata Subchan ZE eks Wakil Ketua  MPRS, adalah soal himmah ilmu. \"Apa Mas himmah ilmu?\", tanyaku.  \"Ridwan, definisi tak selalu verba, tapi empirisme,\" jawab Subchan. (RSaidi).

Sa'aman Pelukis Non Persagi: Persatuan Ahli Gambar Indonesia

Oleh Ridwan Saidi Budayawan  Pelukis Betawi pertama Muhamad Bakir. Ia lebih dikenal sebagai pengarang. Ia melukis dengan objek wayang saja. Saat itu melukis objek orang masih kontroversial. Bakir melukis tahun 1890-an. Kemudian pada tahun 1940-an muncul Sa\'aman putra Tenabang. Ia banyak melukis objek orang. Sa\'aman tidak tergolomg pelukis Persagi (persatuan ahli gambar Indonesia), tetapi ia menjadi bekend karena karya-karyanya dijaja berkeliling selain ditawarkan dengan dipajang di Taman Surapati. Sa\'aman pelukis alami. Kecintaanya akan lukisan ditekuninya hingga tahun 1960-an. Sa\'aman mencintai  seni lukis dengan segala risiko. Semangat Sa\'aman agaknya menetes pada seorang pria Betawi 65 tahun dan tamatan IKJ. Namanya Iwan Aswan kelahiran Kebon Siri. Saya tidak mengerti dengan dia kok bisa tiada hari tanpa melukis.  Saya mempublikasi tulisan saya tiap hari tanpa hirau tanggal merah, tapi saya tidak menulis tiap hari karena bagi saya bergantung pada ide dan mood. Kalau lagi datang kedua unsur itu sehari bisa empat tulisan. Tapi kedua pelukis kita menganggap ide dan mood itu seperti langganan susu sapi botolan dari Kampung Kuningan. Tiap pagi pasti diantar dengan berkendara speda. Saya sambut usaha Pemda DKI membangun semacam meseum seni di Situ Babakan. Sayang barang-barang yang dipamerkan tak proporsional untuk meseum seni, dan nilai estetikanya tidak standard. Iwan Aswan sumbang beberapa karya lukisnya. Saya juga ada niat menyumbang sejumlah koleksi lukisan a.l Pelabuhan Sunda Kalapa I jaman Kali Adem dan karya lukis Sa\'aman. Tapi \'kan sayang kalau direndengin sama golok yang panjangnya empat meter. Dipake bakal motong apa \'tu golok? Bakal ngiris bawang \'kali. (RSaidi)

Gondang Dihiya dan Zona Betawi Ring 1

Oleh Ridwan Saidi Budayawan  GONDANG Dia dari Gondang Dihiya, wanita agung, bahasa Swahili. Statue Gondang Dihiya ada di Aljazair.  Tak jelas Gondang Dia merujuk ke nama apa. Di Gondang Dia ada goa, posisinya di T-tau Jl Gondang Dia dan Palem. Di dekat Gondang Dia, kini daerah Menteng, ada danau (situ) Lembang artinya lurus. Jl Gondang Dia bersanding dengan Jl Cikini, bahasa Brazil yang artinya lurus. Di dekat Cikini ada Kali Pasir, kali dekat bukit. Somewhere di Kali Pasir ada bangunan Inca yang disebut Cikinitza. Kata cikini dari sini. Ke utara Kali Pasir ada kampung Batu, kini Jl Batu. Batu itu monument stone. Di utara Jl Batu mesjid Istiqlal sekarang. Di sini ada gua Jambul. Daerah Gambir baru digarap jaman Daendels. Gondang  Dia sebelah barat ada Kebon  Siri, hunian pemuka adat. Di barat Kebon Siri ada Gua Sekot dekat RS Budi Kemuliaan. Sekot artinya tarik atau betot. Dekat Sekot ada Gg Thomas. Thomas ahli spritual Afro.  Dari Sekot ke utara menuju Tenabang Bukit. Di situ ada gua Tenabang, panggilan bumi. Di seberang ada Kampung Bali, artinya melingkar. Dan ada Kebon Kacang, hunian di bawah (bukit). Di sini ada waduk Melati. Dan dekat waduk ada Batu Raja, monument stone. Kebon Pala bukan pala manis, tapi Ulujami, awal kanpung.  Daerah Gondang Dia dan sekitar kawasan yang punya arti penting sejak abad V. Ini awal proses terbentuknya zonasi Betawi Ring 1, yang juga meliputi: 1. Mester Kornelis bukan Cornelis. Kornelis relijius. 2. Daerah yang Belanda kata Weltevreden: Sawah Besar, Gunung Sari, Kota. Di Sawah Besar ada monument stone Cenomgan. Lokasi T-tou Pecenongan-Jl Juanda. Gg Tibo di Juanda III artinya kampung spritual. Di sini ada batu jajar (dolmen) dan batu tulis (prasasti). Sebelah barat Gg Tibo kampung Kebon Kelapa. Sejak kecil saya tak lihat nyiur di sini. Kelapa pada Kebon Kelapa sama dengan Kalapa pada Sunda Kalapa. Ini dari Xalapa di Veracruz Maya. Artinya spiritual.  Di Tambora Kota ada monument stone tinggi 4 m. Sampai tahun 1945 masih ada Gunung Sari Weltvreden. Artinya bukit. Gunung Sahari tak ada arti. Lokasi Gn Sari di barat Ciliwung yang mengalir ke Ancol. Di Gn Sari ada gua Liang Bo. Ini bukan bhs China, tapi Betawi cafe life, artinya hunian dalam lubang. Gua di Kemayoran Sunter Gedong Rubu. Zona Ring 1 pesisir: Tanjung Priu dan area barat mulai dari Kapuk Muara dan Kamal Muara. Di Priuk ada gua Le Gua. Di simpang Kramat Tinggak ada monument stone Kramat tunggak. Di Kapuk Muara ada makam Mualim Teko, wafat 983 M.  Uraian ini semata keperluan ilmu pengetahuan. Orang Betawi Tengé bilang, jangan resen yé. Resen bapér. Saya menulis tak ada maksud lain just for science. (RSaidi)

OBOR Versus OPOR

Oleh Ridwan Saidi Budayawan  ONE belt one road garis niaga yang mau dibentang China, dikenal dengan akronim OBOR, tampaknya tak berjaya di lapangan. China dikepung USA dan sekutu lebih setahun. Negara-negara yang menerima pinjaman China kini sulit menutup hutang dan berujung ganti rezim. Tidak suksesnya serbuan Rusia ke Ukraine berdampak pada China juga, setidaknya pada BRIC yang mereka bentuk. Dampak Ukraine War pada Rusia lebih tampak. Sistem dan kekuatan pertahanan Rusia terbaca.  Selain perang itu juga melemahkan ekonomi Russia. Akhirnya tercapai juga kesepakatan Russia-Ukraina dalam perundingan kedua negara yang ditengahi tuan rumah dan disaksikan utusan PBB pada tanggal 13/7/2022 di Turki.  Rusia sepakat memberi jalur laut yang aman bagi ekspor gandum Ukraina. Presiden Erdogan bekerja cukup lama untuk mewujudkan perundingan ini. Hasil ini menggoda saya untuk mengkaji asumsi: 1. Rusia tak sekuat seperti yang ia mau kesankan selama ini.  2. Rusia membuat perhitungan meleset ketika memutuskan mengagresi Ukraina. Benar permintaan Ukraina menjadi anggota NATO ditolak, tapi tidak tertutup jalan bagi Barat untuk memberi bantuan alat-alat perang, logistik, dan sukarelawan kepada Ukraina ketika Rusia benar-benar mengagresinya.  3. Kok Turki yang berhasil bujuk  Rusia dan Ukraina ke meja runding, bukan Indonesia? Politik, terutama politik Internasional menuntut profesionalisme yang tinggi. Bermain politik lokal pun sebenarnya tak boleh amatiran.  Setelah perundingan Turki, bipolarisasi kekuatan dunia tidak setajam sebelum agresi Rusia ke Ukraine. Saya tidak mengatakan kedua blok di dunia sudah akur-akuran. Tapi bipolarisasi era pemimpin dunia genre Bung Karno sudah berlalu,  dimana tatkala itu mencuat gagasan membangun Non-Blok. Proses persaingan yang berkelindan dengan confrontation antar blok berujung di Kiev. Kota di Ukraine ini yang dihajar Rusia berbulan-bulan gagal dikuasai Rusia. Adegan berikut rontoknya rezim-rezim gagal bayar hutang China dan munculnya sikap anti TKA China, yang terbaru di Solomon.  Melemahnya kekuatan dua anggota BRIC  secara dialektis mengkondisi AUKUS (Inggris, USA, Aussie) bisa menjelma menjadi OPOR, one power one road. OPOR memang asyik, tapi tak mudah diantisipasi negara yang ekonomi belum maju, politik masih amatiran.  Menkeu Mulyani pada 14/7/2022, berkata Indonesia terancam ikuti jejak Srilanka.  Kita saksikan bersama ekonomi dan politik Srilanka remuk redam.  Indonesia mencoba mainkan doktrin polugri bebas aktif tapi kondisi lapangan kian berubah dan menuntut kualitas berpolugri bebas dan kreatif. Kekuatan-kekuatan dunia tampaknya tidak lagi bipolar,  dunia mengarah ke monopolarism, wether U hate it or not. Realita arena begini, sedangkan politik soal realita. Ubah realita, jika mampu. Lawan realita, kalau kuat. Atau, bersesuaian dengan realita. Tak ada entri dalam ensiklopedi politik: lari dari realita. (RSaidi).