OPINI

Xi Jinping Akan Ambil Alih Peran LBP

Oleh Sutoyo Abadi - Koordinator Kajian Merah Putih  OTAK bulus dipaksa harus terus berputar untuk mengindari resiko politik untuk mempertahankan pertaruhan hidup atau mati. Tekanan dan perlawan rakyat yang makin membesar, kuat dan membahayakan dirinya segala upaya akan ditempuh untuk menghindar resikonya. Joko Widodo pada Kamis (27/7/2023), dengan alasan undangan Xi Jinping telah melakukan kunjungan kerja terbatas ke Chengdu. Tema resminya sebagai kunjungan bertepatan dengan 10 tahun kemitraan strategis komprehensif Indonesia dan Tiongkok. Terekam dalam suara rakyat , Jokowi antara lain telah menjual  negara antara lain penyerahan pembangunan IKN dengan segala pernik pernik politiknya yang membahayakan kedaulatan negara. Joko Widodo  hari ini (16/10/2023) kembali bertolak ke China.  Direncanakan menghadiri forum Belt and Road Initiative (BRI) di Beijing yang digelar pada 17-18 Oktober 2023. Jokowi didampingi Menteri BUMN Menko Marves Ad Interim Erick Thohir menjadi fokus yang sangat penting. Kelakar rakyat,  Xi Jinping akan melakukan test apakah yang bersangkutan layak menggantikan BP atau tidak. Peran Seskab Pramono Anung, Mendag Zulkifli Hasan dalam kunjungan ke China tersebut hanyalah sebatas protokol belaka. Kemampuan Erick Thohir kalau membahayakan Tiongkok bisa saja peran LBP diambil alih langsung oleh Xi Jinping, ex offisio boneka tetap Erick Thohir. Jokowi mengatakan  bahwa 2 (dua) acara besar di Beijing tanggal 17 dan 18 Oktober yaitu kunjungan bilateral dan bertemu Presiden Xi Jinping dan hadir di Belt And Road Forum International Cooperation yang ketiga, kata Jokowi dalam keterangan persnya. Peluang tersebut bisa saja dimanfaatkan Jokowi untuk laporan perkembangan politik di tanah air dan membahas langkah politik apa yang harus dilakukan Jokowi, pasca akan menempatkan Gibran sebagai Cawapres terkendala dengan keputusan MK. Sangat mungkin juga kebuntuan politik yang sulit menentukan Cawapres ke depan, dihadang oleh PDIP dan ARB yang tetap melaju senagai Capres dan sulit dihentikan, bahkan makin membesar kekuatannya  Selain bertemu Xi Jinping, Jokowi juga akan bertemu Perdana Menteri (PM) China Li Qiang dan Ketua Parlemen China. Jokowi mengaku akan membahas sejumlah isu prioritas dengan mereka. Selain pertemuan bilateral dengan Presiden Xi Jinping, saya juga akan bertemu dan PM RRT Ketua Parlemen RRT. Sejumlah isu prioritas yang akan bahas dengan RRT antara lain peningkatan eksport Indonesia, peningkatan investasi dan pembangunan ketahanan pangan. Patut diduga isu politik tersebut hanya lah alasan politis, tetapi kelangsungan kekuasaan Jokowi akan lebih dominan menjadi prioritas yang akan dibahas dengan Xi Jinping, bahasa lainnya bersama perangkat negara di Tiongkok hanya akan mengikuti alur skenarionya. Semua kita harus waspada terhadap isue baru yang akan muncul dan rekayasa politik baru pasca Jokowi  kembali ke tanah air. Termasuk sinyal otoritas LBP akan diambil alih panduan politiknya oleh Xi Jinping dan sangat mungkin rekayasa perpanjangan masa jabatannya presiden akan hidup kembali. *****

AMIN dan IMAN

Oleh Yusuf  | Mantan Presidium GMNI  REZIM kekuasaan, pemilik modal dan ternak-ternak oligarki merasa telah menguasai seluruh tanah air. Tinggal selangkah lagi, mampukah benalu-benalu negara itu membeli rahmat Allah selaku pemilik Indonesia yang sebenarnya?. Seketika rakyat begitu antusias dan penuh euforia menyambut deklarasi pasangan capres-cawapres Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar. Publik langsung mengganjarnya dengan julukan pasangan AMIN (Anies-Muhaimin). Bersama partai Nasdem, PKS, PKB dan partai Umat yang mengusungnya, Anies dan Gus Imin seperti merepresentasikan pertemuan dua arus besar kekuatan politik di Indonesia. Tak ubahnya pertemuan aliran politik dan aliran ideologi, satunya nasionalis yang lainnya religius. Pasangan AMIN juga menggambarkan keselarasan dua figur dengan latar intelektual dan santri. Pasangan Anies-Gus Imin telah digariskan Allah menghubungkan kekuatan umat Islam perkotaan dan umat Islam pedesaan. Magnit Anies dan Gus Imin membuat bertemunya perspektif Islam kultural dan Islam struktural. Dengan kolaborasi partai Nasdem, PKS, PKB dan partai Umat, capres-cawapres Anies dan Gus Imin bukan hanya menghimpun kekuatan nasionalis, lebih dari itu menyatukan NU dan Muhamadiyah serta ormas Islam besar lainnya. Kebangkitan nasionalis dan Islam mulai kentara pada kontestasi pilpres 2024 melalui figur Anies dan Gus Imin. Ya, pasangan Anies-Gus Imin telah menjadi anugerah buat rakyat Indonesia, mengatasi kebuntuan politik dan solusi atas krisis multidimensi negara bangsa Indonesia. Sama-sama berpengalaman di birokrasi, Anies yang akademisi dan Gus Imin yang politisi, keduanya menawarkan kepada rakyat tentang kepemimpinan nasional yang sarat dengan kapasitas intelektual, skill dan tentunya nilai-nilai. Anies yang pernah menjadi Ketua umum HMI dan Gus Imin yang pernah menjadi Ketua Umum PMII, seakan siap membangun Indonesia dengan flat form kebangsaan sebagaimana torehan perjuangan idealisme semasa dalam gerakan mahasiswa.  Terbiasa dengan proses dialektika dan pergumulan pemikiran dalam mengangkat persoalan kerakyatan. Disokong partai politik yang mengangkat tema koalisi perubahan untuk persatuan, Anies dan Gus Imin ditantang mengulang kepeloporan gerakan moral yang menjadi agen perubahan sebagaimana pernah dilakukan semasa aktif di kampus. Kemunculan Anies dan Gus Imin dalam kontestasi pilpres 2024, bukan tanpa hambatan, penjegalan dan bahkan upaya kriminalisasi, telah menjadi rutinitas dan dipertontonkan rezim dihadapan khalayak. Partai politik dan kader, tokoh pergerakan dan Aktifis serta ulama dan habaib tak kurang juga para relawan ikut terdampak kebengisan rezim.  Baik Anies-Gus Imin maupun pendukungnya, tak pernah lepas dari skenario dan rekayasa politik yang  berciri main kayu dan ingin menggagalkan capres-cawapres dukungan rakyat itu untuk memimpin republik ini. Tanpa aturan main, tanpa kelayakan dan melampaui batas, rezim terus menggusur, menggasak dan menghancurkan siapapun yang menghalangi kepentingannya. Pemerintahan dan kekuasaan status quo, serta para pengkhianat dan penjilat rezim berhimpun dalam konspirasi jahat memainkan orkestrasi kolonialisme dan imperialisme gaya baru di tanah air. Tak kurang bangsa asing, oligarki dan komplotan aparatur negara haus kekuasaan dan materi, menjalankan strategi mengalahkan Anies-Gus Imin sebagai presiden, apapun caranya dan berapapun harganya. Sayang sungguh sayang, niat buruk dan rencana Jahat mungkin saja bisa mengelabui dan mencelakai manusia. Namun apa daya, Kekuasaan yang korup, tamak dan menindas tak akan akan bisa menjalankan makarnya di hadapan Allah aja wa jalla. Sehebat-hebatnya makar manusia tak akan bisa mengalahkan makarnya Allah. Fakta Anies-Gus Imin dianiaya dan didzolimi, dibayar kontan dengan aib rezim yang dibuka Allah. Alhamdulillah, Allah selalu membersamai, menjaga dan melindungi kedua pemimpin yang dicintai rakyat itu.  Tak habis niat jahat dan rencana busuk rezim, seiring itu terus mengalir rahmat dan ridho Allah untuk Anies-Gus Imin dengan agenda perubahannya. Sama halnya dengan seluruh rakyat, negara dan bangsa Indonesia, betapapun penguasa memainkan uang, senjata dan aparat yang didalangi oligarki. In syaa Allah akan ada pertolongan Allah yang akan menyelamatkan negara Pancasila yang terlahir dari rahim rakyat, TNI, ulama dan para habaib. Dengan doa dan dukungan dari umat Islam khususnya dan seluruh rakyat pada umumnya, Anies-Gus Imin akan menjemput mandat presiden. Semakin disikapi sinis, semakin kuat bersikap demokratis. Semakin dibenci oligarki, semakin rakyat menghendaki. Semakin dijegal semakin kuat terpilih secara konstitusional.  Pasangan Amin itu tak berhenti menerima banjir dukungan rakyat, kini hanya butuh iman yang kuat. Iman agar tetap menjaga amanat rakyat, tetap menjadi pemimpin yang adil dan beradab saat memimpin NKRI. Tetap menebar senyum, tetap mengumbar keramahan dan tetap menjalankan kebaikan. Yakinlah jika Allah menghendaki Anies-Gus Imin menjadi Presiden dan wakil Presiden pada pilpres 2024, maka itu yang akan terjadi. yakinlah niat yang baik dan proses yang baik maka kebaikan dan kebenaran akan seiring sejalan. Keyakinan memperjuangkan kebenaran dan keadilan serta keberanian untuk terus melakukan gerakan perubahan yang semata-mata pada tujuan kemaslahatan menyeluruh bagi semua anak bangsa. Tak bisa dihindari Anies -Gus Imin menyusuri jalan kepemimpinan sekaligus jalan penderitaan. Hanya pasangan AMIN dengan disertai iman yang kuat yang akan mendapat kemudahan dan kemuliaan dihadapkan Allah.  Sepatutnya, pasangan Anies-Gus Imin dengan segala konsekuensi dari gerakan perubahan yang didengungkan, menyikapinya sebagai ikhtiar kebangsaan. Demi keselamatan dan masa depan NKRI, Anies-Gus Imin In syaa Allah bisa membangun gerakan perubahan bersama rakyat dan umat. Dengan segala daya juang yang ada, dedikasi dan pengorbanan yang tiada tara, hanya tinggal bersandar pada Allah. Meminta langsung pada Maha Pemberi dan Maha Penyayang. Menjaga rasionalitas sembari mengasah keimanan, Anies-Gus Imin memasuki fase menjemput mandat Presiden untuk mewujudkan kemaslahatan yang holistik integral. Menuju pilpres 2024 yang tak lama lagi, rakyat dan umat Islam hanya butuh Amin dan Iman. Tak ada perjuangan tanpa dilandasi iman, tak ada iman tanpa menghadirkan keyakinan. Ketaatan dan penyerahan diri pada Sang Khalik, akan menuntun setiap jiwa pada jalan kebenaran. (*)

Ikut Mengantar Jenazah Gembong Warsono, Masih Pantaskah Anies Diserang dengan Ayat dan Mayat?

Oleh Yarifai Mappeaty | Pemerhati Sosial Politik GEMBONG Warsono, politisi senior PDIP DKI Jakarta, dikhabarkan telah menutup mata untuk selamanya, pada Sabu dini hari, 14 Oktober 2023, di RSPP Pertamina, Jakarta Selatan. Mendengar kabar itu pada ba’da subuh, Anies sontak membatalkan semua agendanya pada siang hari itu, yang telah dijadwalkan beberapa pekan sebelumnya. Sepenting itukah Gembong bagi Anies, layaknya dua orang sahabat? Sehingga waktunya hari itu hendak dicurahkan sepenuhnya hanya untuk seorang Gembong. Padahal semua tahu kalau almarhum dianggap salah satu yang paling keras mengeritik dan menyerang Anies semasa menjabat Gubernur DKI Jakarta.  Gembong bersama dua rekannya yang lain, yaitu, Prasetyo Edi Marsudi dan Gilbert Simanjuntak, melihat Anies seolah tidak ada baik dan benarnya sama sekali.  Anies selalu tampak buruk dan salah melulu. Sangking “bawelnya”, mereka kerap dijuluki oleh simpatisan Anies sebagai ‘trio kwek-kwek’ dari Kebon Sirih. Tengkok, misalnya, bagaimana gigihnya mereka berupaya membuat Anies bersalah pada kasus Formula E dan penanganan banjir Jakarta. Begitu bernafsunya, mereka tampak baru akan merasa puas, jika Anies sudah dipakaikan rompi orange KPK. Publik pun kaget, seolah tak percaya Anies tampak di antara para pelayat di rumah duka. Bahkan, tak hanya melayat, tapi juga ikut mengantar Gembong ke tempat peristirahatan terakhirnya di Tanah Kusir. Bahkan memberi testimoni kalau almarhum orang baik, hingga memanjatkan do’a terbaik untuknya.  Demikian pula di antara kolega Gembong, tentu tidak ada seorang pun membayangkan kalau Anies akan datang. Jangankan melayat, menyampaikan ucapan duka cita pun, mungkin juga tidak. Sebab mengingat sikap Gembong selama ini, membuat mereka tak melihat alasan bagi Anies untuk datang. Sehingga kedatangan Anies, benar-benar surprise.   Tetapi cara pandang Anies berbeda. Boleh jadi ia menganggap Gembong adalah penolongnya. Seperti kata pameo, ‘Musuhmu adalah sahabat terbaikmu.’  Justru karena sikap kritis Gembong membuat dirinya sangat berhati-hati selama memimpin Jakarta, agar tak membuat kesalahan. Sebab bayangkan, jika saja Gembong tak sekeras itu, bukan tak mungkin Anies lena dengan kekuasan yang ada di tangannya, sehingga pada akhirnya ia pun menjadi tersandera. Bagaimana tidak? Bagi orang yang memiliki integritas, menjadi orang nomor satu di DKI tentu tidak gampang, terlalu besar godaan. Setiap tahun mengelola APBD lebih dari 70 trilyun, sungguh menggoda.  Selain itu, hubungan Anies dengan Gembong menurut kapasitas masing-masing di DKI Jakarta, harus dilihat dalam perspektif kolaborasi. Dalam konteks ini, Anies tak pernah menggunakan diksi “musuh”, tetapi lebih sebagai “lawan” yang menyerupai sparring partner dalam permainan bulu tangkis, seperti kerap ia ungkapkan.  Apakah Anies sekadar bermain kata-kata, seperti yang sering dituduhkan oleh para pembencinya? Tidak. Kedatangannya melayat dan mengantar jenazah hingga di pemakaman, selain sebagai bentuk penghormatan terakhirnya pada Gembong, juga adalah bukti konsistensi pada ucapannya, bahwa Gembong baginya benar-benar bukan musuh, tetapi sebagai sparring partner. Itu sebabnya Anies tak tampak canggung saat berada ditengah orang-orang yang tak bersahabat dengannya. Mengapa? Karena ia memang tulus melakukannya.   Lagi pula bukan kali pertama Anies menunjukkan sikap semacam itu.  Masih ingat Remmy Silado dan Iwet Ramadhan? Saat keduanya terbaring di Rumah sakit, Anies tak hanya datang menjenguk, tapi juga membantu ringankan biaya rumah sakit. Padahal, sebagai pendukung Ahok pada Pilkada DKI Jakarta 2017, mereka tak jarang menunjukkan ketaksukaannya pada Anies. Apa yang ditunjukkan Anies pada hari itu, mengingatkan kita pada sosok Buya Hamka yang tak mendendam pada Bung Karno. Tatkala mendengar Sang Proklamator itu menghembuskan nafas terakhirnya, Buya Hamka gegas datang untuk men-salatinya, sesuai wasiat Bung Karno sendiri. Sebaliknya, Buya Hamka malah berterima kasih pada Bung Karno yang telah memenjarakannya. Sebab jika tidak, Tafsir Al-Azhar, karya besarnya yang ia tulis di dalam penjara, mungkin tak pernah lahir. Datang melayat, mengantar jenazah Gembong hingga di peristirahatan terakhirnya, lalu memanjatkan do’a terbaik untuknya agar diampuni dosanya dan dilapangkan kuburnya, apakah masih pantas Anies diserang dengan ‘ayat dan Mayat’? [ym] Makassar, 16 Oktober 2023.

Muhaimin Iskandar dan Janji Pembebasan Palestina

Oleh Dr. Syahganda Nainggolan | Sabang Merauke Circle Pagi ini sejutaan lebih Rakyat Indonesia berkumpul di Sidoarjo, Jawa Timur bersama Anies dan Muhaimin. Syaiful Huda, wakil sekjen PKB, memberikan saya foto dan video rekaman massa di sana. Untung saja Metro TV menyiarkan live acara tersebut, sehingga memungkinkan semua orang melihat peristiwa tersebut. Sejuta manusia berkumpul adalah sebuah besaran \"skalar\". Sebuah energi. Namun, untuk apa mereka berkumpul sebanyak itu? Dalam ilmu matematika dikenal \" Vector\". Vector adalah skalar plus arah. Dalam satuan skalar massa sebanyak itu sudah membuktikan hingga kini kegagalan survei abal-abal dalam metodologi survei kuantitatif melihat elektabilitas Anies Muhaimin (Amin). Namun, dalam pikiran Bung Karno, Marx dan Mao Zadong, massa yang  datang di Sidoarjo ini adalah \"massa aksi\". Massa aksi dalam terminologi kiri merupakan massa dengan arah, yakni tuntutan perubahan. Dan hanya massa aksi, secara teoritis, yang bisa mengantarkan cita-cita perubahan tersebut. Pemimpin bersatu dengan rakyatnya.  Massa aksi 1,2 juta jiwa yang memenuhi  Sidoarjo itu datang dalam undangan acara \"Mlaku bareng AMIN\". Segelintir massa pendukung Ganjar yang diorganisir Albertus dari Bapora coba menggoda dengan nyanyian-nyanyian pro Ganjar (sumber silakan googling). Namun, fokus sejuta massa adalah mendengarkan pidato Anies dan Muhaimin tentang perubahan itu. Janji-janji perubahan telah diucapkan oleh Anies dan Gus Imin. Janji tersebut meliputi pengadaan sekolah murah dan berkualitas untuk sebuah jalan mobilisasi vertikal bagi kaum miskin. Kemudian memastikan harga-harga sembako murah. Dan berbagai janji lainnya seperti membatasi impor pangan serta menciptakan petani yang kuat dan mandiri. Catatan terpenting bagi saya dalam acara ini adalah pernyataan Muhaimin tentang Palestina. Ketika Anies belum hadir ke panggung, Muhaimin telah memimpin Salawat Asyghil dan menyatakan prihatin dengan situasi Palestina. Pada kesempatan lainnya, pernyataan keduanya Muhaimin mengulangi soal Palestina, adalah memenangkan Palestina untuk merdeka kelak. Tentu saja ini merupakan visi besar Anies dan Muhaimin yang sejajar dengan Bung Karno soal Palestina. Dengan melakukan pernyataan dihadapan massa maka hal itu merupakan juga kontrak politik Anies-Muhaimin terhadap Rakyat Indonesia dan Rakyat Palestina. Dalam soal Palestina ini Muhaimin telah menerobos sikap kebanyakan elit politik kita yang cenderung bermain mata dengan Israel. Pernyataan memenangkan Palestina melawan Israel adalah pernyataan konfrontasi terhadap Israel dan semua kekuatan dunia yang mendukung penjajahan Israel atas Palestina. Garis Muhaimin menjadi sangat jelas bahwa tugas Bangsa Indonesia untuk turut menjaga perdamaian dunia dan menegakkan keadilan secara global kembali dibangkitkan. Penutup Anies dan Muhaimin telah membangkitkan gelora kemenangan rakyat di seluruh penjuru tanah air. Aksi massa dalam \"Mlaku Bareng AMIN\" Di Sidoarjo Jatim pagi ini menunjukkan fenomena kebangkitan rakyat untuk perubahan sudah tidak dapat dibendung. Bak air bah, semua upaya rezim kekuasaan dan anti perubahan tidak lagi dapat membuat benteng pertahanan.  Dari Indonesia Timur, Sulawesi Selatan, Jakarta, Jawa Barat, berbagai daerah Sumatra telah bergolak jiwa-jiwa perubahan memenuhi jalanan. Beberapa daerah lagi segera melakukan yang sama karena imbas gerakan yang ada. Perubahan dan salam perubahan adalah kosa kata untuk memberi jalan bagi rakyat untuk berdaulat dan mandiri. Dalam pikiran Anies dan Muhaimin sebagai ikhtiar manusia dan jalan Tuhan YME. Hari ini cita-cita perubahan semakin lengkap dan menggetarkan, sebab Muhaimin telah menyatakan kemenangan kaum perubahan adalah juga kemenangan bagi Rakyat Palestina, bukan sekedar bangsa kita. Ini adalah nilai-nilai universalisme Islam yang secara spontan keluar dari jiwanya Muhaimin.  Semoga Allah memberikan jalan kemenangan secepat. Salam Perubahan dari Kebon Raya Bogor.

Elit Politik Indonesia Yang Makin Sinting

Oleh Asyari Usman - Wartawan Senior JOKOWI menunjukkan kepanikan dan bertindak ngawur, bisa dipahami. Sebab, dia membayangkan bencana hukum yang akan menimpa dia dan keluarganya pasca lengser 2024. Kita maklum kalau Jokowi berusaha sekuat tenaga untuk tetap berkuasa melalui proxy bonekanya. Atau lewat tangan anaknya, Girban, yang sedang disiapkan untuk menjadi wakil presiden. Bisa dimengerti kasak-kusuk Jokowi menyiapkan soft landing. Yang sangat celaka adalah para elit politik yang ikut dalam oskestrasi Jokowi dalam rangka menyelamatkan dirinya. Sungguh di luar nalar sehat bahwa orang seperti Prof Yusril Ihza Mahendra, Fahri Hamzah, Anis Matta, dan yang lain-lainnya yang selama ini sangat kritis kepada Jokowi, bisa-bisanya berbalik 180 derajat. Mereka semua bagai kerbau dicucuk hidung.  Juga di luar akal sehat elit politik seperti Airlangga Hartarto (Ketum Golkar), Zulkifli Hasan (Ketum PAN), dan para politisi senior lainnya mau digiring paksa oleh Jokowi untuk mendukung boneka Jokowi. Hari ini tadi (14/10/2023), mereka hadir memberikan dukungan moril kepada Jokowi. Mereka hadir di acara Projo untuk Prabowo. Mereka hadir tanpa rasa malu. Mereka menyediakan dukungan moril untuk Jokowi dengan menginjak-injak moral.  Fenomena apakah ini? Mengapa bisa begitu banyak elit politik yang mau menyokong skenario Jokowi? Hanya ada satu jawaban. Bahwa mereka sangat mungkin telah dijanjikan macam-macam oleh Jokowi. Janji yang menggiurkan. Atau bahkan sudah melewati fase transaksional yang fantastis.  Bisa jadi. Tidak mungkin dukungan mereka hanya dibalas dengan air liur basi. Mustahil. Sebab, mereka tahu betapa takutnya Jokowi kehilangan kekuasaan. Mereka tahu Jokowi sangat ingin menempatkan boneka setelah masa jabatannya selesai. Memanglah ada adagium “tidak ada yang tak mungkin dalam politik”. Tapi, sungguh tidak pantas para politisi senior ini membuang akal sehat mereka. Indonesia hancur-lebur di tangan Jokowi, kok mereka mendukung keinginan dia? Janganlah sampai begitu sekali. Kapan lagi kita ini mau memperbaiki Indonesia? Inikah teladan politik yang ditunjukkan kepada generasi penerus? Sangat menyedihkan. Sangat mengerikan. Elit politik Indonesia kini semakin sinting.[]

Menjelang Lengser, Posisi Jokowi Semakin Lemah dan Terpojok

Oleh Anthony Budiawan - Managing Director PEPS (Political Economy and Policy Studies) MASA jabatan Jokowi akan segera berakhir. Hanya satu tahun lagi. Jokowi akan lengser pada 20 Oktober 2024. Tapi, pengaruh Jokowi akan lenyap lebih cepat lagi. Setelah pilpres 2024 berakhir. Ketika ada presiden baru, Jokowi akan ditinggal. Menjelang lengser, banyak permasalahan di pemerintahan Jokowi bermunculan. Pertama, partai politik pendukung pemerintah terpecah belah. Gara-gara Jokowi mau cawe-cawe dalam pemilihan presiden (pilpres) 2024. Mau atur koalisi untuk pemerintahan yang akan datang. Partai Nasdem terlempar dari koalisi pendukung pemerintah. Karena Nasdem mendukung Anies Baswedan sebagai calon presiden 2024. Sedangkan Jokowi sangat anti Anies. Terlihat jelas dari sikap Jokowi. Kemudian, PKB keluar dari Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya yang diinisiasi oleh Gerindra dan PKB. Lagi-lagi, akibat campur tangan Jokowi yang terlalu dalam. Jokowi mengatur Golkar dan PAN masuk ke dalam koalisi, membuat PKB tidak nyaman, diacuhkan, dan akhirnya hengkang. Bahkan nama koalisi diubah menjadi Koalisi Indonesia Maju, tanpa sepengetahuan Cak Imin. Selanjutnya, yang lebih parah, konflik antara Jokowi dengan Megawati / PDIP, partai yang mengusung dan menjadikan Jokowi presiden dua periode. Masalahnya sepele. Jokowi mau berperan bagaikan ‘God Father’. Tetapi gagal. Jokowi tidak bisa merebut Ganjar Pranowo dari pengaruh Megawati. Ternyata, Ganjar tegak lurus kepada Megawati. Ganjar bukan tipe pengkhianat partai. Padahal, Ganjar sebelumnya merupakan pilihan utama Jokowi untuk capres 2024. Jokowi kecewa. Dukungan capres 2024 dialihkan kepada Prabowo. Langkah Jokowi semakin mempertajam konflik dengan Megawati. Langkah Jokowi juga membuat PKB berpisah dengan Gerindra, dan kemudian bergabung dengan Nasdem. Cak Imin bahkan menjadi cawapres Anies Baswedan. Cak Imin dan PKB happy, mampu menunjukkan sebagai partai berdaulat, yang berontak dari tekanan politik yang kurang beradab. Perseteruan antara Jokowi dengan beberapa partai politik pendukung pemerintah, termasuk PDIP, semakin meruncing. Setiap waktu bisa terjadi perang terbuka. Pada beberapa kasus, sudah dimulai. Nasdem mulai mengkritisi kebijakan Jokowi. Kereta cepat, utang yang semakin besar, dan banyak lainnya. Hasto Kristiyanto, Sekjen PDIP, juga sempat kritik food estate yang dianggap gagal.  Selanjutnya, berbagai permasalahan yang tidak kalah memprihatinkan juga mulai terbongkar. Mega korupsi dan mega skandal bermunculan. Melibatkan pejabat tinggi negara sampai tingkat menteri. Korupsi BTS Rp8 triliun di Kemenkominfo mempertontonkan perilaku dan moral barbar. Karena juga melibatkan oknum BPK dan DPR. Menteri Kominfo, Johnny Plate, menjadi tersangka dan ditahan.  Sampai saat ini, sudah ada 13 tersangka korupsi BTS. Dipastikan, daftar tersangka masih akan bertambah terus. Menteri Pemuda dan Olahraga, Dito Ariotedjo, sudah diperiksa Kejagung, dan akan diperiksa lagi, karena diduga menerima aliran dana korupsi Rp27 miliar. Mega skandal perampokan nikel di Mandiodo, Sulawesi Tenggara, terbongkar. Perampokan nikel sampai merusak kawasan hutan ratusan hektar. Pelaku utamanya orang dekat istana, Windu Aji Sutanto, yang sekarang ditahan Kejagung. Windu Aji Sutanto juga terlibat kasus BTS. Windu Aji Sutanto adalah tim sukses Jokowi pada pilpres 2014 dan 2019. Kemudian, kasus penyelundupan bijih nikel mentah sebanyak 5 juta ton terungkap. Pelakunya diduga orang-orang tertentu itu saja. Tinggal tunggu waktu, akan terbongkar tuntas. Skandal dugaan pencucian uang Rp349 triliun di kementerian keuangan masih dilindungi. Sebagian kasus mulai terbuka. Antara lain kasus penyelundupan emas batangan yang melibatkan pegawai Kementerian Keuangan. Pada kasus Rempang, pemerintahan Jokowi keteteran. Investasi ala kolonial, dengan mengusir masyarakat setempat, mengundang perlawanan besar-besaran dari seluruh penjuru Indonesia. Jokowi melunak. Tapi belum mundur. Masih banyak kasus mega korupsi dan mega skandal lainnya yang sudah tercium tapi masih terpendam. Antara lain kasus korupsi di Kementerian Perdagangan. Yaitu korupsi izin ekspor minyak goreng yang belum tuntas, kemudian muncul dugaan korupsi impor gula. Tinggal tunggu waktu kapan meledak. Yang terbaru, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo jadi tersangka korupsi. KPK menggeledah rumah dinas menteri ketika sang menteri berada di luar negeri. Kasus Menteri Pertanian yang merupakan kader Nasdem bisa berbuntut menjadi ‘perang terbuka’ antara (pemerintahan) Jokowi dan mantan partai-partai politik pendukungnya. Tanda-tanda untuk itu sudah terlihat. Limpo melaporkan pimpinan KPK atas dugaan pemerasan ke Polda Metro Jaya. Laporan Limpo diproses sangat cepat, naik ke penyidikan. Ajudan Firli Bahuri, Ketua KPK, sudah diperiksa. KPK kemudian menahan Limpo pada Kamis malam, sehari sebelum jadwal pemanggilan. Ada apa? KPK juga mengatakan, ada aliran dana dari Limpo ke partai Nasdem. Pernyataan KPK ini dapat dimaknai sebagai serangan terbuka kepada Nasdem. Syahrul Yasin Limpo mengundurkan diri sebagai Menteri Pertanian. Jokowi menunjuk pelaksana tugas (plt) Menteri Pertanian. Selang beberapa hari, terdengar kabar Menteri Koordinator bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan masuk rumah sakit. Tampaknya, gangguan kesehatan Luhut cukup serius, sehinggga Jokowi harus menunjuk Erick Thohir sebagai plt Menko Marves. Dalam waktu seminggu, menjelang setahun lengser, kabinet Jokowi berantakan. Kondisi ekonomi juga sangat memprihatinkan. Harga pangan melonjak tajam. Pembelian beras di ritel modern dibatasi. Harga BBM naik lagi. Cadangan devisa turun dari 144,9 miliar (2021) menjadi 137,2 miliar (2021), dan turun lagi menjadi 134,9 miliar dolar AS pada  September 2023. Pelemahan ekonomi juga diikuti pelemahan kurs rupiah yang sempat tembus Rp15.700 per dolar AS. Semua ini, menunjukkan posisi Jokowi semakin lemah dan terpojok. Saat ini, Jokowi hanya bisa bergantung pada Prabowo. Begitu Prabowo hengkang, Jokowi bagaikan anak ayam kehilangan induk. Bagaikan layang-layang putus tanpa tahu akan mendarat di mana. —- 000 —-

Indonesia Lengah Menjaga Pulau Pulau Kecil

Oleh LaNyala Mattalitti | Ketua DPD RI  EKSPLOITASI pulau-pulau kecil yang terjadi cukup massif di beberapa daerah menjadi fokus perhatian DPD RI. Saya mendesak agar RUU tenta FCng Daerah Kepulauan yang merupakan inisiatif DPD RI segera disahkan, sehingga dapat memperkuat upaya pelestarian lingkungan dan memitigasi eksploitasi pulau-pulau kecil.  RUU Daerah Kepulauan sudah masuk ke dalam Program Legislasi Nasional (Prolegnas) prioritas tahun ini. Saya meminta agar RUU Daerah Kepulauan segera disahkan, agar kita dapat segera melakukan pelestarian dan mitigasi eksploitasi pulau-pulau kecil di Indonesia. Mengutip data yang dilansir Jaringan Advokasi Tambang (JATAM) pada tahun 2022, sebanyak 55 pulau kecil di Indonesia mengalami kerusakan parah imbas eksploitasi tambang dengan 164 izin yang diberikan.  Di sisi lain, mengutip data Forest Watch Indonesia (FWI) hingga 2011, ada 28 pulau kecil di Indonesia sudah tenggelam dan 24 pulau kecil lain terancam tenggelam. Yang lebih mengerikan, laporan hasil kajian Maplecroft\'s Climate Change Vulnerability Index (Indeks Dampak Perubahan Iklim) yang dirilis lembaga dunia, Maplecroft, menyebut sekitar 1.500 pulau di Indonesia yang akan tenggelam pada tahun 2051. Tentu hal ini butuh keseriusan kita untuk segera melakukan mitigasi secara menyeluruh, agar kelestarian pulau-pulau kecil di Indonesia tetap terjaga. RUU Daerah Kepulauan menjadi salah satu jawaban atas hal tersebut. Oleh karenanya, RUU Daerah Kepulauan merupakan salah satu RUU yang wajib mendapat prioritas untuk segera diundangkan. RUU Daerah Kepulauan mencakup tinjauan mengenai kondisi riil serta solusi yang diperlukan untuk mengatasi berbagai tantangan dan memperkuat potensi daerah untuk percepatan pembangunan. Melihat pada urgensinya, saya meminta agar RUU tersebut segera diundangkan, agar dapat segera berlaku dan langkah-langkah strategis perlindungan pulau-pulau kecil di Indonesia dapat segera diambil. Selain RUU tentang Daerah Kepulauan, ada dua usulan DPR RI lain yang masuk ke dalam Prolegnas prioritas 2023. Yakni RUU tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2014 tentang Kelautan, dan RUU tentang Bahasa Daerah. (*)

Kemerdekaan Palestina di Depan Mata: Amerika dan Zionis Israel Lenyap

Oleh Faisal Sallatalohy - Mahasiswa S3 Hukum Trisakti  SERANGAN dadakan Hamas pada 7 Oktober kemarin, makin memperlemah eksistenai Israel, Amerika dan seluruh negara Arab yg masuk dalam jebakan \"Abraham Accords\" hasil inovasi Donald Trump dan dilanjutkan Joe Biden.  Abraham Accords adalah proyek mutakhir Amerika mendorong perluasan normalisasi antara negara-negara Arab dengan Israel sejak 2020 lalu. Proyek ini dipromosikan sebagai upaya diplomatik demi mendorong perdamaian di Timur Tengah, mencegah arogansi Israel terhadap palestina, serta mengakhiri konflik keduanya lewat gagas Two State Sollution  Namun apa yg terjadi sejak perjanjian itu digulirkan ? Israel terus saja melakukan agresi ke Palestina, makin arogan mencaplok wilayah di Tepi Barat dan membangun pemukiman ilegal.  Hal ini menunjukkan, Abraham Accords tidak lebih dari sebuah transaksi bisnis belaka. Tak satu pun dari kesepakatan ini mengubah situasi di Timur Tengah, khususnya di Palestina.  Israel terus melakukan pembersihan etnis sistematis terhadap warga Palestina. Saat ini, tanah yg dimiliki Palestina hanya tersisah 18% dari luas wilayah hasil resolusi PBB 1948.   Dibantu undang-undang polisi dan negara bagian yang mendiskriminasi non-Yahudi, pemerintah Israel ngotot mengusir warga Gaza ke daerah Sinai lalu masuk teritori Mesir. Sementara Warga Yerusalem dan Tepi Barat dipaksa berpindah ke wilayah Dataran Tinggi Golan lalu masuk teritori Yordania.  Tujuan akhirnya, Palestina harus kosong dari penduduk asli. Sepenuhnya dikuasai otoritas Israel.  Artinya, Abraham Accords memberikan kesan pada Israel bahwa mereka bisa melanjutkan apapun tanpa mempedulikan hak-hak warga Palestina. Abraham Accords justru mendorong pihak Israel semakin berani melakukan segala hal yang dikehendaki.  Berbekal dukungan penuh dari Amerika yg memediasi normalisasi, pihak Israel bisa beramah-tamah dengan para tetangga Arab untuk mempermudah ambisinya menguasai total wilayah Palestina.  Serangan Hamas pada 7 Oktober kemarin, menjadi pukulan telak bagi Amerika dan Seluruh negara Arab yang telah menormalisasi hubungan diplomatik dengan Israel. Terutama Saudi Arabia yang dalam waktu dekat ini akan masuk sebagai salah satu anggota Abraham Accords menyusul UEA, Bahrain, Qatar, Maroko dan Sudan.  Serangan Hamas menjadi peringatan serius bagi negara-negara Arab yang menjalin hubungan diplomatik dengan Israel, termasuk Arab Saudi. Bahwa rakyat Palestina tidak rela menjadi tumbal atas jalinan kerja sama transaksional yang diinisiasi Amerika. Bahwa rakyat Palestina akan terus bertahan dan melawan. Cita-cita kemerdekaan masih hidup dan menyala.  Dalam sepekan, Serangan Hamas telah membuat kelompok ini mendulang simpati mayoritas penduduk dunia serta mendapat rasa hormat yg besar di kalangan warga Palestina di Tepi Barat.   Serangan Hamas mewakili Indeks Opini Arab Center terakhir tahun 2019-2020 yg dilakukan di 13 negara Arab, mewakili sekitar 300 juta orang. Hasilnya, 88% responden menolak gagasan normalisasi hubungan dengan Israel.  Sejalan dengan hasil jejak pendapat Washington Institute for Near East Policy pada bulan Maret 2022, bahwa 71% warga UEA, 76% warga Bahrain, 75% Warga Saudi, Mesir dan Yordania masing-masing 84% menolak normalisasi hubungan diplomatik dengan Israel.  Mayoritas masyarakat Arab menginginkan kemerdekaan warga Palestina. Konsekuensinya, Israel wajib dilenyapkan. Kembalikan keadaan Palestina ke Era sebelum Tahun 1948. Semua agama hidup rukun dan damai di tanah warisan Nabi Ibrahim AS. Teritori Zionis Israel, wajib dihapuskan.  Kelemahan dan kegagalan Abraham Accords sebagai model perluasan normalisasi Arab-Israel yang digagas Amerika untuk tetap menjamin penjajahan Israel terhadap Palestina, makin menemui kenyataan.  Pertama, kurangnya nilai Intrinsik menjadikan Kesepakatan Abraham tidak memiliki pencapaian inti yang substantif. Selain negara anggota Abraham Accords, dua negara Arab lainnya, Mesir dan Yordania, telah menjalin hubungan formal dengan Israel masing-masing selama 43 tahun dan 29 tahun.  Lebih lanjut, Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dan Israel telah memiliki perjanjian selama 30 tahun, dan Otoritas Palestina bekerja dalam koordinasi harian dengan Israel selama hampir seluruh periode tersebut.  Namun inti tujuan terhadap kemerdekaan Palestina tidak pernah tercapai. Israel terus saja arogan merampas tanah dan melakukan pembersihan etnis. Artinya, upaya diplomasi lewat berbagai perjanjian dan kerja sama perdamaian hanyalah omong kosong.  Seluruh kerja sama yg dibangun hanya bertujuan untuk membangun koalisi antara Israel dan negara arab untuk saling bertukar kepentingan, bukan membangun perdamaian dan kemerdekaan Palestina.  Kedua, Abraham Accords terlalu bergantung pada kekuatan Amerika. Padahal, sejalan dengan perubahan dinamika politik nasional Amerika yg berpengaruhi terhadap kebijakan politik luar negerinya saat ini, menjadikan Amerika sebagai mitra yg tidak dapat diandalkan.  Amerika yg menjadi perantara diplomasi Arab-Israel dalam model Abraham Accords, menyediakan konsesi material kepada negara Arab. Mulai dari peralatan militer mutakhir untuk UEA, pengakuan diplomatik atas klaim Maroko di Sahara, serta menghapus sebutan Sudan sebagai pendukung terorisme demi mendapat jaminan mobilisasi modal global. Termasuk janji pengembangan pariwisata dan kemanan bagi Saudi yg direncanakan akan menormalisasi hubungan dengan Israel di Akhir 2023 ini.  Semua konsesi dijaminkan Amerika kepada negara-Arab sebagai imbalan untuk menjalin hubungan dengan Israel. sementara Israel hampir merupakan peserta pasif.  Ketergantungan struktural perjanjian pada Amerika, sangat problematis karena masyarakat Amerika tidak serta merta merasakan keuntungan langsung dari konsesi yang dibuat atas nama Israel. Terutama jika militer digunakan untuk melindungi kepentingan pihak ketiga dan bukannya melindungi kepentingan Amerika.   Penolakan tersebut tercermin dalam kebijakan tiga presiden sebelumnya. Semuanya berupaya melakukan penghematan di Jazirah Arab, sebagaimana yg terjadi di Afghanistan, Irak dan Suriah.  Dengan polarisasi dan disfungsi politik dalam negeri Amerika yang semakin merembes ke dalam kebijakan luar negerinya, semakin sulit bagi mitra atau sekutu Amerika untuk mempercayai kesinambungan sikap Amerika di luar negeri dari satu pemerintahan ke pemerintahan berikutnya.  Kelemahan tersebut, kini diperhadapkan dengan Dukungan Kuat warga Arab terhadap Perjuangan Palestina. sentimen ini sudah tertanam erat dalam tatanan budaya dan politik masyarakat Arab serta umat Islam sedunia. Dukungan ini tidak akan berubah sampai kapanpun.   Sebaliknya, antipati dan ketidakpercayaan terhadap Israel berakar kuat. Penindasan, pembantaian, perampasan hak yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina yg terus dilakukan, semakin menyemai kebencian masyarakat Arab bahkan populasi dunia terhadap Israel.  Indeks Opini warga Arab menunjukkan 88% masyarakat di kawasan percaya bahwa “perjuangan Palestina menjadi perhatian semua orang Arab dan bukan hanya rakyat Palestina saja.  Hal ini, perlahan menjadi pukulan telak bagi pemerintahan negara-negara Arab untuk terus bertahan dalam diplomasi dengan Israel. Masyarakat Arab di Timur Tengah, terus mendesak pemerintahanya untuk berhenti menjalin hubungan baik serta kerja sama diplomatik dalam bentuk apapun dengan Israel. Dalam artian, menjaga hubungan yg hangat dan terbuka dengan Israel akan terus-menerus menguras reputasi dan citra pemerintahan yg sedang melakukan normalisasi, baik di dalam negeri maupun secara regional dengan Israel.  Kelemahan berikutnya terkait hegemoni Amerika yg mulai meredup pasca Arab Spring dan kegigihan era Perjanjian Oslo. Kenyataan menunjukan, periode supremasi Amerika di Timur Tengah diramalkan akan segera berakhir. Posisinya semakin terpuruk dipukul rival utamanya: Tiongkok, Rusia dan Iran. Kekuasaan unipolar Amerika berhasil dipecah menuju era baru multipolar.  Meskipun negara-negara Teluk masih akan memandang Amerika sebagai mitra, tapi rasa hormat mereka telah hilang. Terlihat dari berbagai cara. Paling mutakhir, negara Arab kompak mengabaikan posisi AS dalam perang di Ukraina, berkolaborasi dengan Rusia dalam memanipulasi pasar energi melalui OPEC+. Termasuk sikap Saudi yg mendekatkan diri ke Tiongkok sebagai sekutu strategis serta menormalisasi hubungan dengan Suriah dan Iran.  Bashar al-Assad menentang tuntutan Amerika dan menedang Amerika dari proses perdamaian Suriah berdasarkan arahan Rusia. Tren ini tidak memberikan pertanda baik bagi proyek normalisasi negara-negara Arab dengan Israel yg dipelopori Amerika.  Mengingat kelemahan-kelemahan ini, tidak mengherankan jika tidak ada penambahan baru dalam proyek normalisasi Israel-Arab. Negara terakhir yg diprediksikan bergabung, Saudi Arabia terpinggirkan dan terancam batal akibat serangan Hamas.  Hal ini berdampak serius terhadap pelemahan lebih lanjut bagi Amerika untuk memperluas koalisi lewat tangan Israel untuk tetap menjadi aktor strategis di Timur Tengah.  Catatan pentingnya, kelemahan Amerika dan Israel, saat ini dimanfaatkan dengan baik oleh rival terkuatnya: Cina, Rusia dan Iran untuk memperluas kemitraan strategis di Timur Tengah.  Kabar terkahir, Amerika tingkatkan bantuan militer ke Israel kepung Hamas di Palestina. Hamas dikuatkan Hizbullah (Iran) yg konsisten mendukungnya sejak menang pemilu 2006 lalu.  Di belakang Iran ada Rusia. Ini perang besar yg eskalasinya sulit diredakan. Boleh jadi menjadi awal kejatuhan Amerika dan lenyapnya Zionis Israel.  Di sisi lain, serangan Hamas pada 7 Oktober lalu telah menghambat perluasan normalisasi Arab-Israel. Memicu kemarahan hebat Joe Biden hingga mengutuk Hamas dengan sebutan Teroris. Bahkan Israel menyebut Hamas dan warga Palestina sebagai \"H**w*n.    Artinya, kecemasan Amerika dan Israel menjadi kenyataan. Bahwa serangan Hamas yg berbuntut eskalasi perang hebat, dalam waktu singkat, berhasil merusak perluasan normalisasi Arab-Israel.  Di satu sisi, hal ini mendatangkan keuntungan bagi Rival Utama Amerika dan Israel: bahwa normalisasi justru berbalil mendekati Rusia, China dan Iran.  Semoga ini menjadi awal lenyapnya pengaruh Amerika dan Israel di Timur Tengah. Jika itu terjadi, kemerdekaan rakyat Palestina di depan mata. (*)

Revolusi Pelangi Akan Menerjang Istana

Oleh Sutoyo Abadi | Koordinator Kajian Merah Putih  PEMAKSAAN Gibran sebagai Cawapres Prabowo Subianto, dengan mengubah  batas usia, melalui proses pelanggaran konstitusi yang merupakan kewenangan pemerintah dan DPR, bisa memuntahkan bara panas, berupa perlawanan dari PDIP.  Bahkan sangat mungkin akan memantik kekuatan partai politik lainnya, bahkan  bisa menarik emosi masyarakat luas akan terlibat. Arah kekuatan ini, akan menerjang Jokowi, karena tidak bisa di nafikan semua proses rekayasa politik ugal ugalan tersebut atas restu bahkan indikasi kuat semua skenario berasal dari istana. Bara tersebut bisa mengarah impeachment kepada Jokowi, dengan alasan lain tentang \"IKN, KCIC serta Food Estate, selama ini juga nyaring disebut-sebut sebagai pintu masuk pelengseran Jokowi\". Bahkan bisa muncul alasan baru, sebagai amunisi politik untuk merontokkan Istana. Wajar PDIP merasa tersinggung dengan rekayasa yang culas ini bukan semata alasan pelanggaran konstitusi tetapi semua rakyat bisa membaca , politik bypass Jokowi terlalu kasar, melanggar etika politik seperti tidak tahu diri dari mana kelahirannya dan siapa yang membesarkannya sampai bisa naik puncak sebagai presiden RI. Mobilisasi relawan-relawan Jokowi demi terwujudnya pasangan Prabowo - Gibran, bisa berujung impeachment atau terjangan kekuatan politik lainnya ke Istana  Proses impeachment memang tidak mudah tetapi sangat mungkin terjadi. Ada tiga dasar untuk melakukan impeachment ( pemakzulan ) terhadap seorang presiden. \"Yang bisa dijadikan alasan impeachment: Apabila presiden dan  melakukan tindak pidana, termasuk tindak pidana korupsi. Apabila presiden  melanggar konstitusi dan mengkhianati negara. Proses pemakzulan itu melibatkan tiga lembaga. Yakni, MPR, DPR dan Mahkamah Konstitusi (MK).  \"Dengan memaksakan Gibran sebagai cawapres Prabowo, Jokowi seakan memaklumatkan perang pada PDIP. Ini berbahaya\", demikian Dr M Sholeh Basyari, Direktur Ekskutuf CSIIS (Center for Strategic on Islamic and International Studies kepada duta.co, Sabtu (14/10/2023). Menurut pengamat dari CSIIS ini, sejumlah peluru telah dan tengah disiapkan \"dewan kolonel\" PDIP untuk menjatuhkan Jokowi, bahkan kabarnya draft pemakzulan tinggal finishing. Kekuatan civil society juga sependapat bahkan mendorong kekuatan di Senayan untuk segera mematangkan \"revolusi pelangi”, revolusi yang digalang oleh kumpulan parpol: merah, hijau,biru ini. Akan menjadi peluru tajam ke Istana, kalau tidak hati-hati. Jusuf Kalla mengatakan Indonesia merupakan negara dengan penduduk 270 juta, dengan 18 ribu pulau dan berbagai suku. Masalah ekonomi, politik, sosial, juga sangat kompleks. Ini negara terlalu besar. Jangan dijadikan percobaan. *****

Bocils Political Game

Oleh M Rizal Fadillah | Pemerhati Politik dan Kebangsaan  Dalam Quora.com ditulis tentang sisi lain dari politik yaitu sebagai sebuah permainan kepentingan atau \"game of interest\".  Lengkapnya: \"Politics is often referred to as \'game of interest\' because it involves individuals or groups pursuing their own self-interests in order to gain power, influence, or resources. People involved in politics, whether they are politicians, lobbyists, or voters are often motivated by a desire to advance their own benefits or advantages for themselves or their communities\". Sebenarnya ingin menambahkan di samping \"to advance their own benefits or advantages for themselves or their communities\" juga dengan \"or their families\".  Kepentingan keluarga ternyata menjadi penting karena menjadi fenomena politik yang kini juga berkembang. Di dekat kita.  Bukan hanya dalam pengajuan calon anggota legislatif yang memperlihatkan nama-nama anak dari tokoh-tokoh politik, tetapi yang  sangat menyedot perhatian adalah anak atau keluarga Presiden. Ada Gibran dan Kaesang. Keduanya publik menilai sebagai bocil  mengingat usia atau pengalaman politik minim lalu \"dikatrol abis\" sang bapak untuk menjadi tokoh politik atau pejabat publik. Hakekatnya adalah \"bocil\'s political game\" dalam arti si bocil melakukan permainan politik untuk memperpanjang kekuasaan ayah dan keluarga atau si ayah memainkan si bocil untuk melindungi dirinya pasca lengser. Apapun itu perbuatan Jokowi dan bocil adalah kebodohan dan kenekatan, kedunguan dan kepanikan. Bayangan mengerikan ke depan ternyata diantisipasi dengan kepercayaan diri berbasis ilusi. Politik dinasti.  Jokowi sedang berusaha keras untuk bunuh diri. Bocil\'s political game adalah permainan berbahaya. Jika ini menjadi pilihan maka itu tanda permainan Jokowi dalam politik memang mendekati \"game over\". Hanya si picik dan penjilat yang masih terus berusaha menempel erat pada Jokowi. Sekelas pendukung berat Denny Siregar dan Gunawan Mohamad saja sudah mulai berontak.  Sebenarnya sejak awal menjabat masyarakat sudah menilai bahwa Jokowi bukan orang yang pantas untuk duduk di Istana. Akan tetapi \"game of interest\" lingkaran dalamnya yang membuat seolah-olah Jokowi itu kuat. Meskipun demikian kini di ujung hayat semakin nampak wajah asli dari kekumuhan kapabilitasnya tersebut.  Sebagai pedagang yang bertransaksi apapun Jokowi adalah pedagang ulung. Semua aset sudah terjual dan yang tersisa hanya anak-anaknya. Nampaknya Jokowi sudah pada tahap untuk terpaksa menjual kedua bocil itu. Demi mempertahankan hidup dengan nafas yang terasa semakin sesak. Kini ia masih menunggu putusan Mahkamah Keluarga yang masih menimbang akan kesiapan untuk mau atau tidak menjadi agen dari penjualan.  Bocil yang satu sedang menunggu putusan Mahkamah Keluarga, sementara Bocil lain sedang mendagangkan sang Bapak. Sebagai Ketum PSI baliho Kaesang bertebaran dimana-mana. Foto Jokowi ikut terpampang dengan slogan \"PSI Partai Jokowi\", \"PSI tegak lurus Jokowi\" hingga \"Jokow15me\". Bocil memang sedang berdagang.  Agak terbelalak mata membaca \"Jokowisme\". Kok ada faham Jokowi  ? Bagaimana prinsip atau ajaran Jokowi itu yang patut menjadi sebuah \"isme\" dan diteladani? Ada ataukah mengada-ada? Bagi sebagian masyarakat kritis ketika mendengar Jokowi yang terbayang adalah bohong, mencla-mencle, plonga-plongo, ngeles atau hutang dan berhala investasi. Kurang khidmah pada agama serta hormat adat secara proforma. Semata pakaian.  Jika keburukan menjadi \"isme\" maka hal seperti itulah yang semestinya dieliminasi bahkan ditumpas. Jadi Jokowisme adalah sesuatu yang buruk dan terlarang. Bukan hal mustahil ketika rumpun larangan \"isme\" menjadi bertambah maka ke depan di samping Liberalisme dan Sekularisme  juga ada Marxisme-Leninisme dan Jokowisme sebagai faham yang terlarang.  Bocil\'s political game menjadi mainan politik dari kepentingan anak-anak, kekanak-kanakan, dan bapak yang menggendong anak. Basis dan motivasinya hanya demi keuntungan diri, kelompok, dan keluarganya sendiri.  \"Motivated by desire to advance their own benefits or advantages for themselves or their communities or their families\". Bandung, 14 Oktober 2023.