POLITIK

Delapan Fraksi DPR Menegaskan Sikapnya Menolak Proporsional Tertutup

Jakarta, FNN - Delapan fraksi di DPR RI menegaskan sikap menolak sistem proporsional tertutup pada Pemilu Serentak 2024.\"Delapan fraksi menyatakan lima sikap penolakan atas sistem proporsional tertutup untuk Pemilu 2024,\" kata Ahmad Doli Kurnia mewakili Fraksi Partai Golkar dalam konferensi pers di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu.Pernyataan sikap itu disampaikan langsung oleh masing-masing wakil dari setiap fraksi. Kedelapan fraksi di parlemen memastikan bakal mengawal pertumbuhan demokrasi di Indonesia agar tetap maju. Delapan fraksi tersebut meminta Mahkamah Konstitusi (MK) konsisten dengan Keputusan MK Nomor 22-24/PPU-IV/2008 tanggal 23 Desember 2008.\"Dengan mempertahankan Pasal 168 ayat 2 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 sebagai wujud ikut menjaga kemajuan demokrasi Indonesia,\" katanya.Selanjutnya, kedelapan fraksi tersebut meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) bekerja sesuai amanat UU, yakni tetap independen, termasuk tidak mewakili kepentingan siapa pun kecuali kepentingan rakyat, bangsa, dan negara.\"Demikian pernyataan bersama ini kami sampaikan atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih,\" kata Doli.Tak hanya itu, lanjut Doli, delapan fraksi akan mengambil langkah politik lain terkait judicial review sistem proporsional tertutup tersebut. Dia mengatakan Komisi II mengundang penyelenggara pemilu termasuk Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian untuk membahas hal tersebut.Doli kembali menegaskan jika delapan fraksi di DPR, yakni Gerindra, Golkar, NasDem, PPP, PKB, PKS, PAN, dan Demokrat menolak sistem proporsional tertutup diterapkan di Pemilu 2024. Kedelapan fraksi dipastikan bakal memperjuangkan sistem proporsional terbuka.\"Disepakati bahwa suara dari delapan fraksi itu setuju tetap berada pada posisi menerapkan sistem proporsional terbuka pada Pemilu 2024,\" ujarnya.Selain itu, arahan kepada Komisi III yang selama ini menjadi tim kuasa hukum dari DPR, di mana setiap ada perkara di MK menyepakati bahwa suara yang akan disampaikan menjadi penjelasan pada sidang-sidang di MK adalah suara DPR mewakili suara mayoritas, itu tetap mempertahankan sistem proporsional terbuka.(sof/ANTARA)

Ketua KPK Prihatin Atas Kasus yang Menjerat Lukas Enembe

Jakarta, FNN - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri menyatakan prihatin atas kasus dugaan suap dan gratifikasi yang menjerat Gubernur Papua Lukas Enembe (LE).\"Kami sungguh prihatin masih saja sering terjadi korupsi, khusus dilakukan kepala daerah. KPK tidak akan pernah berhenti untuk melakukan upaya membersihkan Indonesia dari praktik-praktik korupsi,\" kata Firli saat jumpa pers di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta, Rabu sebagaimana dipantau dari YouTube KPK RI.Dalam kesempatan itu, Firli atas nama KPK mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang memberikan dukungan kepada KPK dalam penanganan kasus tindak pidana korupsi yang dilakukan Lukas Enembe.\"Kami dalam kesempatan ini menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga atas sinergi Polri, TNI, BIN, seluruh tokoh masyarakat, tokoh agama, dan tokoh pemuda se-Papua sehingga kami mampu menyelesaikan persoalan-persoalan kebangsaan, satu di antaranya adalah korupsi,\" ucap Firli.KPK mengajak masyarakat Papua untuk bersama-sama memberantas korupsi.\"Mari bersama KPK membersihkan negeri ini dari praktik-praktik korupsi. Kami sungguh berharap kepada rekan-rekan sesama anak bangsa dari Papua, mari kita tatap masa depan Papua yang lebih sejahtera cerdas dan jauh dari praktik-praktik korupsi,\" ucap Firli.KPK telah menetapkan Lukas Enembe bersama Direktur PT Tabi Bangun Papua (TBP) Rijatono Lakka (RL) sebagai tersangka kasus dugaan suap dan gratifikasi terkait proyek pembangunan infrastruktur di Provinsi Papua.Tersangka Rijatono Lakka diduga menyerahkan uang kepada Lukas Enembe dengan jumlah sekitar Rp1 miliar setelah terpilih mengerjakan tiga proyek infrastruktur di Pemprov Papua, yakni proyek \"multiyears\" peningkatan jalan Entrop-Hamadi dengan nilai proyek Rp14,8 miliar, proyek \"multiyears\" rehab sarana dan prasarana penunjang PAUD Integrasi dengan nilai proyek Rp13,3 miliar, dan proyek \"multiyears\" penataan lingkungan venue menembak \"outdoor\" AURI dengan nilai proyek Rp12,9 miliar.KPK menduga tersangka LE telah menerima pemberian lain sebagai gratifikasi yang berhubungan dengan jabatannya di mana berdasarkan bukti permulaan sejauh ini berjumlah sekitar Rp10 miliar.Untuk kepentingan penyidikan, KPK menahan LE selama 20 hari ke depan terhitung mulai 11 Januari 2023 sampai dengan 30 Januari 2023 di Rutan KPK pada Pomdam Jaya Guntur.Sementara tersangka RL telah terlebih dahulu ditahan selama 20 hari pertama sejak 5 Januari 2023 sampai dengan 24 Januari 2023 di Rutan KPK pada Gedung Merah Putih KPK, Jakarta.(sof/ANTARA)

Penuntasan Kasus Kanjuruhan Harus Benar-benar Berjalan

Jakarta, FNN - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menegaskan penuntasan kasus peristiwa di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, harus benar-benar berjalan agar tidak menimbulkan kekecewaan publik.\"Jangan sampai menimbulkan kekecewaan kembali di masyarakat. Untuk itu, penuntasan kasus ini harus benar-benar jalan,\" kata Moeldoko usai memimpin rapat koordinasi terkait perkembangan terkini proses hukum tragedi Kanjuruhan, di Gedung Bina Graha Jakarta, Rabu.Dia mengatakan penuntasan kasus harus mempertimbangkan segala aspek, baik terkait pasal yang didakwakan, jumlah tersangka, maupun soal restitusi, agar tidak ada lagi persepsi publik bahwa kasus Kanjuruhan tidak mendapat atensi.Dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu, Moeldoko mengatakan rapat tersebut dihadiri Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri Brigjen Pol. Djuhandhani Rahardjo, Dirreskrimum Polda Jatim Kombes Pol. Totok Suharyanto, Deputi Hukum dan HAM Kemenkopolhukam Sugeng Purnomo, dan Ketua Kompolnas Irjen Pol (Purn) Benny Jozua Mamoto.Rapat tersebut menindaklanjuti audiensi tokoh Aremania dan keluarga korban Kanjuruhan ke KSP pada Kamis (5/1) lalu. Kala itu Moeldoko berjanji akan mengundang kepolisian, Kejagung, dan Kemenkopolhukam untuk mengetahui sejauh mana proses hukum berjalan.Mantan panglima TNI itu meyakinkan semua pihak, terutama keluarga korban Kanjuruhan dan pendukung Arema, bahwa seluruh aparat memiliki semangat yang sama untuk mempercepat penuntasan kasus tragedi Kanjuruhan Malang pada 1 Oktober 2022 lalu.\"Saya pastikan aparat tidak pernah ragu untuk menuntaskan kasus Kanjuruhan,\" tegasnya.Ia juga menekankan kepada aparat untuk mengambil langkah cepat dengan tetap memegang asas keadilan dalam penuntasan kasus yang merenggut nyawa 135 jiwa tersebut. Terlebih, lanjut Moeldoko, Presiden Joko Widodo telah berjanji bahwa Pemerintah akan melakukan investigasi tuntas dan menjalankan proses hukum yang berlaku.Dia menilai, Tragedi Kanjuruhan bukan sekadar persoalan hukum, tetapi juga masalah sosial yang menyangkut kepentingan masyarakat.\"Kasus ini luar biasa. Jadi harus dilihat secara luas. Jangan sampai lambatnya penuntasan kasus menyebabkan terjadinya konflik sosial,\" tambahnya.Moeldoko juga dengan tegas berpesan kepada semua pihak untuk tidak mencoba-coba menunggangi Tragedi Kanjuruhan demi kepentingan pribadi atau kelompok.\"Jangan coba-coba mendompleng situasi ini, agar penyelesaian kasus ini benar-benar bersih dan jernih,\" ujar Moeldoko.(sof/ANTARA

Resepsi Puncak Satu Abad NU, Sidoarjo Menjadi Tuan Rumah

Surabaya, FNN - Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, menjadi tuan rumah resepsi puncak peringatan Satu Abad Nahdlatul Ulama (NU) yang akan digelar di Stadion Gelora Delta pada 7 Februari 2023.\"Kami mohon maaf kepada masyarakat Surabaya, Sidoarjo, dan daerah sekitar karena akan terdampak saat kami menyelenggarakan kegiatan mendatang,\" kata Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) di sela-sela silaturahim dengan sejumlah tokoh lintas agama, universitas, dan media di Surabaya, Jawa Timur, Rabu.Acara tersebut merupakan kegiatan seremonial yang menjadi simbol kebangkitan baru menuju abad kedua NU. Selain itu, acara dilaksanakan dengan membawa tiga momentum dasar, yakni spiritual, organisasi, dan kultural.Pada peringatan Satu Abad NU mendatang Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana dijadwalkan hadir, dengan didampingi para menteri Kabinet Indonesia Maju, pimpinan lembaga negara, duta besar negara sahabat, 300 ulama internasional, pengurus PBNU, hingga pimpinan organisasi keagamaan.\"Bahkan, diperkirakan sejuta kader NU juga akan mendatangi Sidoarjo yang acaranya digelar 24 jam nonstop,\" kata Gus Yahya.Dalam kesempatan sama, Sekretaris Jenderal PBNU Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menyebutkan ada sejumlah titik acara tersebut, di antaranya panggung parkir timur stadion, panggung luar, serta di dalam gedung.Beberapa agenda, lanjutnya, digelar dini hari, seperti Lailatul Qiroah, Manaqib Syech Abdul Qadir Jaelani, Qiyamul Lail (Rhatib Al-Attas dan Asmaul Husna), Istighatsah Qubro, serta salat shubuh berjamaah. Berikutnya, di panggung luar gedung pada pagi hari akan diawali salawat yang dipimpin Al Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf.\"Ada juga Istighatsah Kubro, pembacaan puisi hingga acara utamanya yang disiarkan langsung melalui streaming,\" kata Gus Ipul.Sementara itu, saat puncak resepsi akan disampaikan amanat oleh Presiden Joko Widodo dan dilanjutkan dengan pembacaan rekomendasi Muktamar Fiqih Peradaban oleh Ketua Umum PBNU. Gus Yahya juga akan memberikan penghargaan kepada Grand Syech Al-Azhar dan Sayyid Ahmad bin Muhammad Al Maliki.\"Penandanya dilakukan oleh presiden, rais a\'am, dan ketua umum PBNU meluncurkan Abad Kedua NU dengan memukul bedug digital,\" ujarnya.Harlah Satu Abad NU kemudian dimeriahkan oleh NU Festival, dengan berbagai acara yaitu karnaval budaya, basar UMKM beraneka produk kuliner, merchandise, fesyen, kriya, jasa, perusahaan, dan badan otonom.Berikutnya, panggung hiburan malam dipandu oleh Cak Lontong dan Akbar serta turut menghadirkan bintang tamu Denny Cak Nan, Qasima, dan SLANK. SLANK, ISHARI, dan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas akan membawakan tiga lagu berjudul \"Virus\", \"Mawar Merah\", dan \"Terlalu Manis\".(sof/ANTARA)

Tim PPHAM Tidak Menganulir Penyelesaian Yudisial Masa Lalu

Jakarta, FNN - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD menegaskan kerja dan laporan Tim Penyelesaian Non-Yudisial Pelanggaran Hak Asasi Manusia (PPHAM) Berat Masa Lalu tidak menganulir penyelesaian yudisial peristiwa pelanggaran HAM berat masa lalu.Hal itu disampaikan Menkopolhukam yang juga menjabat Ketua Tim Pengarah Tim PPHAM menyerahkan Laporan Tim PPHAM kepada Presiden RI Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu.\"Tim ini tidak meniadakan proses yudisial karena di dalam undang-undang disebutkan pelanggaran HAM berat masa lalu yang terjadi sebelum tahun 2000 diselesaikan melalui Pengadilan HAM Adhoc atas persetujuan DPR,\" kata Mahfud.Sedangkan untuk peristiwa pelanggaran HAM berat sesudah tahun 2000, lanjut Mahfud, diselesaikan melalui Pengadilan HAM biasa.Menurut Mahfud, Mahkamah Agung (MA) telah mengadili empat peristiwa pelanggaran HAM berat sesudah tahun 2000 dan semuanya dinyatakan ditolak serta semua tersangkanya dibebaskan karena tidak cukup bukti untuk dikatakan pelanggaran HAM berat.\"Bahwa itu kejahatan, iya, tapi bukan pelanggaran HAM berat karena itu berbeda. Kalau kejahatannya semua sudah diproses secara hukum, tapi yang dikatakan pelanggaran HAM beratnya itu memang tidak cukup bukti,\" kata Mahfud.Kendati demikian, Mahfud mengingatkan Pasal 46 UU No. 26/2000 tentang Pengadilan HAM mengamanatkan bahwa setiap pelanggaran HAM berat harus diusahakan diproses lewat jalur yudisial ke pengadilan tanpa ada kedaluwarsa.Oleh karena itu, Mahfud menegaskan pemerintah akan terus mengusahakan hal tersebut sembari mempersilakan Komisi Nasional (Komnas) HAM bersama DPR RI untuk mengupayakan jalan yudisial tersebut.\"Jadi tim ini tidak menutup dan mengalihkan penyelesaian yudisial menjadi penyelesaian nonyudisial, bukan, yang yudisial silakan jalan,\" katanya.Dalam kesempatan yang sama, Presiden Jokowi mewakili Pemerintah Indonesia menyatakan mengakui terjadinya pelanggaran HAM berat dalam 12 peristiwa di masa lalu.\"Dengan pikiran yang jernih dan hati yang tulus, saya sebagai Kepala Negara Republik Indonesia mengakui bahwa pelanggaran hak asasi manusia berat memang terjadi di berbagai di berbagai peristiwa. \" kata Jokowi.Presiden menyatakan bahwa dirinya sangat menyesalkan terjadinya pelanggaran HAM berat dalam 12 peristiwa masa lalu.Ke-12 peristiwa tersebut adalah Peristiwa 1965-1966, Peristiwa Penembakan Misterius 1982-1985, Peristiwa Talangsari di Lampung 1989, Peristiwa Rumoh Geudong dan Pos Sattis di Aceh 1989, Peristiwa Penghilang Orang Secara Paksa 1997-1998, dan Peristiwa Kerusuhan Mei 1998.Kemudian Peristiwa Trisakti dan Semanggi I-II 1998-1999, Peristiwa Pembunuhan Dukun Santet 1998-1999, Peristiwa Simpang KKA Aceh 1999, Peristiwa Wasior Papua 2001-2002, Peristiwa Wamena Papua 2003, dan Peristiwa Jambo Keupok Aceh 2003.Presiden menyampaikan simpati dan empati mendalam kepada para korban dan keluarga korban ke-12 peristiwa tersebut sembari menegaskan pemerintah berusaha untuk memulihkan hak-hak korban secara adil dan bijaksana tanpa menegasikan penyelesaian yudisial.Presiden menyatakan pemerintah akan berupaya sungguh-sungguh agar pelanggaran HAM berat tidak akan terjadi lagi di Indonesia pada masa yang akan datang.(ida/ANTARA)

Dua Belas Pelanggaran HAM Berat Masa Lalu Diakui Pemerintah Indonesia

Jakarta, FNN - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyatakan bahwa Pemerintah Indonesia mengakui terjadinya pelanggaran hak asasi manusia (HAM) berat dalam sedikitnya 12 peristiwa di masa lalu.Hal itu disampaikan Presiden Jokowi setelah menerima laporan Tim Penyelesaian Non-Yudisial Pelanggaran HAM (PPHAM) masa lalu yang diwakili Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu. Presiden mengaku bahwa ia telah membaca secara seksama laporan dari Tim PPHAM tersebut, yang sebelumnya dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden No. 17 Tahun 2022.\"Dengan pikiran yang jernih dan hati yang tulus, saya sebagai Kepala Negara Republik Indonesia mengakui bahwa pelanggaran hak asasi manusia yang berat memang terjadi di berbagai peristiwa. \" kata Jokowi.  Presiden juga menyatakan bahwa dirinya sangat menyesalkan terjadinya pelanggaran HAM berat dalam 12 peristiwa masa lalu.Ke-12 peristiwa tersebut adalah Peristiwa 1965-1966, Peristiwa Penembakan Misterius 1982-1985, Peristiwa Talangsari di Lampung 1989, Peristiwa Rumoh Geudong dan Pos Sattis di Aceh 1989, Peristiwa Penghilang Orang Secara Paksa 1997-1998, dan Peristiwa Kerusuhan Mei 1998. Kemudian Peristiwa Trisakti dan Semanggi I-II 1998-1999, Peristiwa Pembunuhan Dukun Santet 1998-1999, Peristiwa Simpang KKA Aceh 1999, Peristiwa Wasior Papua 2001-2002, Peristiwa Wamena Papua 2003, dan Peristiwa Jambo Keupok Aceh 2003.\"Saya menaruh simpati dan empati yang mendalam kepada para korban dan keluarga korban,\" kata Jokowi.Oleh karena itu, Kepala Negara menegaskan bahwa ia dan pemerintah berusaha untuk memulihkan hak-hak korban secara adil dan bijaksana tanpa menegasikan penyelesaian yudisial.  \"Yang kedua, saya dan pemerintah berupaya sungguh-sungguh agar pelanggaran hak asasi manusia yang berat tidak akan terjadi lagi di Indonesia pada masa yang akan datang,\" kata Presiden.  Presiden juga mengaku telah menginstruksikan kepada Menko Polhukam agar mengawal upaya-upaya konkret pemerintah dalam memastikan dua hal tersebut bisa dilaksanakan dengan baik.\"Semoga upaya ini menjadi langkah yang berarti bagi pemulihan luka sesama anak bangsa, guna memperkuat kerukunan nasional kita dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia,\" tutup Presiden.  Dalam kesempatan lebih awal, Menko Polhukam menegaskan kembali bahwa kerja Tim PPHAM tidak meniadakan sekali kelanjutan proses yudisial.  \"Jadi tim ini tidak menutup dan mengalihkan penyelesaian yudisial menjadi penyelesaian non-yudisial. Bukan. Yang yudisial silakan jalan,\" kata Mahfud.Tim PPHAM diketuai oleh Profesor Makarim Wibisono bersama tujuh anggota lainnya yakni Ifdal Kasim, Profesor Suparman Marzuki, Dr. Mustafa Abubakar, Profesor Rahayu, K.H. As\'ad Said Ali, Letjen TNI Purn. Kiki Syahnarki, dan Profesor Komarudin Hidayat.Sementara Menko Polhukam Mahfud MD menjabat sebagai Ketua Tim Pengarah Tim PPHAM.(ida/ANTARA)

Ngotot Mau Tiga Periode, Jokowi Dibuli Habis Megawati, Ganjar Tidak Dianggap

Jakarta, FNN - Setelah kemarin kita menyimak ”kejutan” dari Ibu Megawati pada hari ulang tahun (HUT) PDIP ke-50, ternyata banyak pengalamat yang salah. Sebelumnya banyak pengamat, bahkan media, menggiring opini bahwa akan ada kejutan nama capres dan kelihatannya mereka menggiring ke arah Ganjar. Tetapi, saat pidato pada HUT PDIP kemarin, Ibu Megawati, ternyata nama Ganjar tidak disebut sama sekali oleh Ibu Megawati. Bahkan, Kompas menggambarkan bahwa Ganjar duduk di belakang berdesakan dengan kader-kader lain. Yang sempat disinggung malah nama Pak Rudi yang sempat menjadi pendukung Ganjar dan kemudian mendapat teguran keras dari PDIP. Bisa dikatakan pula bahwa kesimpulan Rocky Gerunglah yang paling mendekati benar.                 “Ya, saya mendengar itu dan kita punya insting selalu bahwa Megawati dia matang. Lepas dari kontroversi yang sering terlontar dari uraian Ibu Mega, kemarin kita lihat Ibu Mega tetap ingin ingatkan bahwa dia itu adalah anak ideologis dari Bung Karno,” kata Rocky Gerung dalam Kanal Youtube Rocky Gerung Official edisi Rabu (11/01/23) bersama  Hersubeno Arief, wartawan senior FNN. Menurut Rocky, hampir sepanjang uraiannya, Ibu Megawati selalu bringing her father said.  Ayahnya selalu dibawa dalam pembicaraan itu. Kita paham bahwa apa pun, menurut Rocky, PDIP adalah fakta politik identitas pertama, yaitu Soekarnonisme. Megawati tidak mau peduli dengan yang lain. Bahwa akan ada tukar tambah transaksi iya. Tetapi, hal yang sudah final itu mestinya menjadi dasar untuk mengevaluasi PDIP. Ibu Mega sudah mengerti bahwa semua surveyor itu dimaksudkan untuk mendorong Ganjar. Semua surveyor itu orkestrasinya dibuat di istana. “Dan justru karena mengerti  itu, Megawati malah mempermainkan lembaga-lembaga survei itu akhirnya, bahkan mempermainkan Pak Jokowi, mempermainkan Ganjar. Jokowi dibuli habis-habisan di situ. Itu teguran keras,” tegas Rocky. Sementara itu, kata Rocky, kita lihat  Presiden Jokowi antara memperhatikan sambil menunggu Ibu Mega memperbaiki kalimat, tapi Ibu Mega tidak memperbaiki. Dia memang tahu bahwa Jokowi itu memang dihasilkan oleh keputusan Megawati. Jadi, sebetulnya itu yang kita anggap bahwa Mega tetap seseorang yang taat pada prinsipnya sendiri. Orang sering menganggap bahwa Bu Mega keras kepala, padahal bukan. “Itu karena dia tahu bahwa hanya melalui PDIP maka Jokowi bisa dipanggil dari Solo disuruh magang di DKI, kemudian diusulkan jadi presiden. Dan Ibu Mega tahu bahwa seluruh kebijakan presiden Jokowi dalam 7 tahun ini tidak menguntungkan PDIP, bahkan secara ideologis dianggap bahwa Jokowi memang menyebut kader PDIP, tetapi kebijakannya itu tidak mencerminkan prinsip berdikari dari Bung Karno,  berdiri di atas kaki sendiri. Jokowi bahkan berdiri dijadikan kaki oleh Cina di dalam ekonomi,” ujar Rocky.   Itu semua ada di dalam media massa dan Ibu Mega dengan kemampuan instingtifnya meramu itu menjadi semacam uraian. “Jadi, sekali lagi, kata Rocky, kita lihat satu kualitas, walaupun orang bosan kemarin mendengar Megawati me me me (saya saya saya). Tetapi, itu adalah bagian dari sinyal bahwa Ibu Mega tidak ingin dikendalikan oleh para surveyor dan oleh tukar tambah istana. Jadi, Ibu Mega menang banyak kemarin,” kata Rocky. Mungkin hal itu yang akan dievaluasi pagi ini oleh istana dan lembaga-lembaga survei bahwa memang Megawati itu adalah pemimpin. “Jadi, lepas dari soal-soal lain, khusus untuk peristiwa kemarin itu, kita kasih 12 jempol pada Ibu Megawati. Beliau tidak tergoda dan dia tahu bahwa partai ini didirikan untuk bertempur, bukan untuk dijadikan peralatan oligarki,” ujar Rocky. Bahwa ada masalah di dalam PDIP, korupsi tetap, segala macam, tapi Ibu Mega mau mengatakan bahwa agar jangan dihubung-hubungkan dengan memaksa untuknya mencalonkan Ganjar atau mencalonkan orang lain. Dalam segala analisis yang berkali-kali dibahas di FNN, menurut Rocky, Mega tetap tahu bahwa darah Soekarno itu tidak mungkin digantikan oleh darah petugas-petugas pantai. Bahkan, Mbak Puan sudah lebih awal mengatakan bahwa Pemilu tidak boleh ditunda. Artinya, ada persiapan di dalam PDIP untuk menghasilkan kadernya sendiri. (sof)

Gde Siriana: Sangat Mungkin Capres PDIP Ibu Mega Sendiri

Ketua Umum DPP PDIP, Megawati Soekarnoputri ditunggu-tunggu memberikan kepastian nama calon presiden dalam momen HUT ke 50 partai tersebut di Kemayoran Jakarta. Namun ternyata tidak, Megawati masih merahasiakan calon presiden partai moncong putih tersebut. Teka-teki ini tak hanya membuat rasa penasaran para kader tetapi juga masyarakat umum. Perihal ini Direktur Eksekutif INFUS (Indonesia Future Studies), Gde Siriana Yusuf punya penilaian berbeda. Ia memprediksi Megawati sendiri mau maju menjadi presiden 2024. Petikannya: Bagaimana pendapat Anda tentang pidato Megawati pada HUT ke-50 PDIP? Dari cerita-cerita yang disampaikan bu Mega dalam piadatonya, saya lihat secara umum point pentingnya ada 3, yaitu: bu Mega ingin menegaskan kembali PDIP sebagai partai wong cilik,  karakter kader-kader PDIP itu harus seperti apa agar mampu bonding dengan akar rumput, dan menegaskan PDIP sebagai penjaga Pancasila. PDIP akan melakukan konsolidasi besar jelang penentuan Capres, bagaimana menurut Anda? Terkait Capres PDIP di 2024, ada yang menarik dari pernyataan bu Mega. Misalnya menunjukkan ketangguhan dan keberhasilan kepemimpinan bu Mega di PDIP, faktor utama bu Mega dan PDIP terhadap keberhasilan Jokowi jadi presiden, dan bu Mega sebagai pejuang kompeten masa depan. Jadi saya menyimpulkan dalam acara konsolidasi besar PDIP nanti, sangat mungkin capres PDIP adalah ibu Mega sendiri. Apakah itu mungkin mengingat usia Bu Mega sudah sepuh? Sangat mungkin, Bu Mega terinspirasi oleh karir politik Mahatir Muhammad dan Datuk Anwar di Malaysia. Usia tidak membatasi karir politik. Apalagi pengaruh kursi di parlemen dan pengaruh pada kekuasaan pemerintahan Jokowi saat ini sangat besar. Fenomena pemimpin tua ini kan juga sedang terjadi di AS, ibunya Demokrasi. Semua kandidat Pilpres yang lalu juga tua-tua. Bahkan Pilpres berikutnya nanti kembali pertarungan Biden Vs Trump. Kesimpulannya Ibu Mega terlihat sangat percaya diri dan siap menghadapi pertarungan politik 2024. Mengapa byu Mega harus turun ikut Pilpres lagi? Threshold Pilpres 2028 kan dasarnya dari perolehan suara partai di Pileg 2024. Jadi kemenangan di Pileg 2024 akan sangat menentukan bagi regenerasi Capres PDIP di 2029. Saya lihat faktor ibu Mega sebagai Presidential Coattail effect lebih besar dibandingkan Puan anak bu Mega. Saya kira, meskipun bu Mega nantinya kalah di Pilpres 2024, setidaknya sudah memberikan tambahan suara yang signifikan agar PDIP mempertahankan threshold 20%, sehingga dapat mengusung Capres sendiri di 2029. Alasan kedua, dengan Capres bu Mega, PDIP akan lebih terkonsolidasi setelah persaingan dan polarisasi dukungan Puan Vs Ganjar. (sws)

Megawati Tolak Tunda Pemilu, Jokowi Cukup Dua Periode

Jakarta, FNN - Setelah sekian lama bungkam soal wacana penundaan pemilu dan menguatnya kembali wacana perpanjangan masa jabatan Presiden Jokowi, Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, akhirnya buka suara. Megawati secara tegas menolak perpanjangan masa jabatan Jokowi dan mengajak semua kader PDIP taat pada konstitusi dengan tetap melaksanakan Pemilu sesuai dengan jadwal, yakni pada tahun 2024. Tidak ada alasan untuk melakukan penundaan pemilu dan tidak juga ada alasan mengubah aturan yang sesuai dengan konstitusi dan telah disepakati bahwa masa jabatan seorang presiden itu hanya dua periode. Jadi, jangan ditambah-tambah sampai menjadi tiga periode. Megawati tampaknya sengaja memilih menyampaikan dua pernyataan itu saat menyampaikan sambutan pada hari ulang tahun (HUT) PDIP ke-50 di Jakarta Internasional Expo, Kemayoran, yang dilaksanakan pada Selasa, 10 Januari 2023. “Saya ingin, apa yang sudah dijalankan itu konsekuen, harus ada continuitas. Karena saya sendiri ndak bisa tahu, saya bilang, kalau nanti sepertinya membuat patokan pemimpin seperti apa yang akan sekiranya akan Ibu pilih. Saya akan bilang, mungkin saya sudah ada di awang-awang. Jadi, sekarang kalau kita berpegang kepada Pancasila, karena kan gini Pancasila itu yang mengayomi, kalau gampangnya, lalu turun ke Undang-Undang Dasar 1945, itu kan sudah sepakat semua dari pimpinan di Republik ini sampai sekarang. Konstitusi yang tadi salah satunya saya bunyikan, jadi la kalau sudah mau pemilu 2024, mbok ya sudah dijalankan dengan baik,” kata Megawati dalam pidatonya. Menurut Megawati, susah payah kita menginginkan dan menjalankan supaya satu republik ini utuh. Kedua, bahwa kalau memang sudah diputuskan bersama, ya itu yang dijalankan. ”La kalau sudah dua kali, ya maaf, ya dua kali. Bukan Pak Jokowi nggak pinter, ngapain saya jadiin kalau nggak pinter,” tambah Megawati. Walaupun disampaikan secara santai dan diselingi dengan canda-canda, tapi pernyataan Megawati ini sangat tegas.Tampaknya Megawati memang sengaja menyampaikan hal tersebut pada momen HUT PDIP langsung di depan para kader dan langsung di depan Presiden Jokowi, Wapres Ma\'ruf Amin, para pejabat tinggi negara, dan ribuan pengurus serta anggota legislatif yang memadati aula di Jakarta Internasional Expo. Kalau melihat videonya langsung, kita bisa memperhatikan ekspresi Presiden Jokowi ketika mendengar penegasan Ibu Megawati, di mana Presiden Jokowi sempat ikut bertepuk tangan. Ini untuk kedua kalinya Megawati Soekarnoputri menyatakan sikapnya tentang perpanjangan masa jabatan Jokowi dan penundaan pemilu setelah sebelumnya pada awal tahun lalu setelah sejumlah ketua umum partai dan menteri di kabinetnya Presiden Jokowi melakukan gerilya untuk menggolkan gagasan perpanjangan masa jabatan Jokowi. Megawati bahkan saat itu sampai memerintahkan fraksi PDIP di MPR untuk menarik pembahasan pokok-pokok haluan negara. Ini sebuah gagasan yang ingin diwujudkan oleh Megawati dengan melakukan amandemen Undang-Undang Dasar, tetapi kemudian Megawati memilih untuk mengorbankan keinginannya itu dengan menutup rapat pintu amandemen di MPR. Megawati khawatir akan digunakan oleh para penumpang gelap untuk mengubah atau mengamandemen masa jabatan presiden dari dua periode menjadi 3 periode. Ini maksudnya jelas bahwa para penumpang gelap itu adalah mereka-mereka ini yang mengusung isu dengan rencana mengubah periode masa jabatan Jokowi dari dua periode menjadi tiga periode. Sebenarnya, sehari sebelumnya, sikap penolakan Megawati ini sudah disampaikan oleh putri Megawati, yakni Puan Maharani, saat dia berbicara di depan anggota legislatif PDIP seluruh Indonesia, di Jakarta, Senin, 9 Januari 2023. Sebagai ketua DPR, Puan mengetahui dan dia menyampaikan bahwa tahapan Pemilu itu sudah berjalan dan pemerintah serta DPR bersama KPU telah menyepakati jadwal pelaksanaan Pemilu. Oleh karena itu, kata Puan, wacana menunda Pemilu itu tidak masuk akal. Apalagi, kata Puan, tahun 2023 ini sudah memasuki tahun politik. Selain menolak wacana penundaan pemilu dan perpanjangan jabatan Presiden Jokowi, Megawati juga menertawakan dan meledek para pengamat serta wartawan yang berspekulasi bahwa dia akan mengumumkan calon presiden pilihannya pada tahun 2024. “Ini orang kan sekarang nunggu, makanya enggaklah, dengan segala hormat saya pada teman-teman saya dari partai lain, saya mau konsolidasi rumah tangga saya saja dah. Kenapa? Karena katanya wartawan yang meliput saja katanya (kata Hasto) katanya yang daftar 150, dalam dan luar negeri. Saya kaget, ngopo toh yo, orang ini sebetulnya seremonial 50 tahun gitu. Karena kan ini yang ditunggu-tunggu, kalau orang main taruhan udah masang, sing arep diumumke Ibu Sopo? Ya entar dulu. Emangnya aku situ tepuk tangan terus tergiur mau mengumumkan, enggak,” ujar Megawati. Sebelumnya, Sekjen PDIP, Hasto Kristianto,  akan ada kejutan dari Megwati pada HUT ke-50 PDIP. Banyak yang berspekulasi bahwa Megawati akan mengumumkan capresnya. Para pengamat yang pro Ganjar berspekulasi bahwa yang akan muncul nama Ganjar atau Puan. Akibatnya, banyak publikasi survei yang mengunggulkan nama Ganjar dan menyebut elektabilitas Ganjar semakin menguat.  menjelang ulang tahun PDIP ini Dengan pernyataan dan sikap Megawati ini jelas bahwa dari sisi PDIP, Jokowi harus sudah mulai berkemas-kemas. Jangan mikir lagi untuk memperpanjang masa jabatan. Dia harus berkemas untuk meninggalkan istana pada tahun 2024. Jadi kalau sekarang masih banyak programnya, PR-PR-nya, utang-utangnya, dan janji-janji pemilunya yang belum dilaksanakan, ini waktunya buat Jokowi untuk mewujudkannya. Fokuslah pada bagaimana mengakhiri masa jabatannya dengan baik. Pertanyaannya, apakah sebagai petugas partai Jokowi akan tunduk pada perintah dan instruksi Megawati atau dia tetap akan mencari jalan untuk terus memperpanjang dan bahkan kalau bisa melanggengkan kekuasaannya?  Ini yang menarik untuk kita tunggu. Demikian Pembahasan dalam Kanal Youtube Hersubeno Point edisi Selasa (10/01/23) bersama Hersubeno Arief, wartwan senior FNN. (ida)

Tak Umumkan Capres di HUT PDIP, Megawati Masih Berharap Puan

Jakarta, FNN - Belum diumumkannya bakal calon presiden (capres) dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) saat HUT ke 50 partai tersebut, mengindikasikan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri masih memberikan kesempatan kepada putrinya, Puan Maharani untuk dapat meningkatkan elektabilitas (tingkat ketertarikan) dan pupularitas politiknya hingga Juni 2023 mendatang. \"Dalam pidatonya Megawati menyatakan akan ada pertemuan besar lagi pada Juni 2023. Di situlah kemungkinannya Megawati akan memberikan tiket bakal capres kepada Puan Maharani,\" ujar Selamat Ginting di Sekolah Pascasarjana Unas, Jakarta, Rabu (11/1).  Apalagi, lanjut Selamat Ginting, pendaftaran bakal capres ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) baru bisa dilakukan pada November 2023 mendatang. Sehingga masih ada waktu sekitar sembilan bulan bagi Puan Maharani untuk dapat meningkatkan elektabilitas dan popularitas politiiknya. Menurutnya, Puan Maharani adalah putri mahkota yang dipersiapkan Megawati untuk meneruskan trah Sukarno bersama dengan putra mahkota Prananda Prabowo. Tipis kemungkinannya Megawati akan memberikan tiket bakal capres kepada Ganjar Pranowo walau elektabilitas dan popularitasnya cukup tinggi. \"Wajar dan logis jika Mega menyiapkan putri mahkota dan putra mahkota untuk bakal capres maupun meneruskan kepemimpinan di PDIP,\" ujar dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unas itu. Apalagi, kata dia, Megawati sudah memimpin partainya selama 30 tahun. PDI dan PDIP merupakan reinkarnasi politik dari Partai Nasional Indonesia (PNI) yang digagas Sukarno pada 1947. Selamat Ginting menjelaskan, setelah Megawati memimpin PDI dan PDIP selama 30 tahun, maka dalam waktu dekat mesti menyerahkan tongkat estafet kepemimpinannya kepada Puan Maharani dan Prananda Prabowo.  \"Apalagi usia Megawati tahun ini sudah 76 tahun. Usia yang hampir sama saat Presiden Soeharto lengser dari kursi kepresidenan. Jangan lupa pula usia harapan hidup orang Indonesia saat ini sekitar 71-72 tahun. Jadi saatnya Megawati turun dari gelanggang politik,\" ungkap Ketua bidang Politik, Pusat Studi Literasi Komunikasi Politik Unas itu. Megawati, kata Ginting, belajar dari kekurangan mantan Presiden Sukarno dan Presiden Soeharto yang tidak menyiapkan putra dan putri mahkota. Megawati baru bisa tampil sebagai figur politik setelah sekitar 25 tahun ayahnya lengser dari kursi kepresidenan.  \"Mungkin bagi Megawati inilah to be or not to be. Jadi atau tidak jadi, sekaranglah waktunya menaikkan Puan dan Prananda,\" papar Ginting yang lama menjadi wartawan bidang politik. Ia juga melihat saat perayaan HUT ke 50, Prananda ditempatkan duduknya berdampingan dengan Presiden Jokowi. Prananda juga menjadi semacam ketua penilai partai terhadap para kader PDIP untuk bakal capres 2024 mendatang. \"Dari sini saja sudah jelas, kunci PDIP ada di tangan Megawati, Puan, dan Prananda. Bukan pada Jokowi maupun Ganjar. Megawati juga sudah buat garis demarkasi, urusan penentuan capres ada pada dirinya secara mutlak,\" ungkap Ginting menutup analisis politiknya. (sws)