ALL CATEGORY

Anies Sebut Masalah Pasokan Oksigen di Jakarta Bukan Stok Menipis

Jakarta, FNN - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan masalah pasokan tabung oksigen akhir-akhir ini bukan karena stok menipis, melainkan karena tidak ada armada maupun petugas yang mengantarkan ke rumah sakit. "Teman-teman distributor punya pasokan oksigen yang cukup namun terkendala kekurangan armada dan orang untuk mengantarkan ke RSUD-RSUD kita, seiring meningkatnya permintaan," ujar Anies dikutip di Jakarta dalam akun Instagramnya aniesbaswedan, Minggu (27/6). Anies mengatakan Jakarta memang menghadapi gelombang pasien COVID-19 tertinggi selama pandemi. Namun Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mempunyai sumber daya manusia untuk membantu distribusi dan mengantar sampai RSUD untuk mencukupi kebutuhan melawan pandemi itu. Anies mengatakan Jakarta membutuhkan dukungan dari semua unsur, termasuk pasokan oksigen, yang kebutuhannya akhir-akhir ini meningkat hingga 2-3 kali lipat dari biasanya. Untuk memastikan pasokan oksigen tidak terkendala, Jumat lalu Pemprov DKI Jakarta berkoordinasi dengan para distributor oksigen di Jakarta. "Dan alhamdulillah, langsung dieksekusi jajaran dari Satpol PP, Dinas Pertamanan dan Hutan Kota, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Bina Marga hingga Dinas Sumber Daya Air Provinsi DKI Jakarta ikut membantu memastikan distribusi oksigen lancar ke RS-RS kita," kata Anies. "Terima kasih kepada semua yang telah ikut turun tangan dalam kerja kolosal #JagaJakarta. Jaga stamina, jaga kesehatan, InsyaAllah kita bangkit keluar dari pandemi ini sebagai kota yang lebih baik, lebih tangguh," ujar Anies pula. (mth)

Agenda "Second Track Diplomacy" Kesehatan di Tengah Pandemi COVID-19

Jakarta, FNN - Dunia saat ini masih terus berjuang untuk menghadapi masalah global kesehatan, yakni pandemi COVID-19, yang sedang dan terus diperjuangkan untuk bisa diatasi. Pada saat yang sama, isu Palestina juga menjadi satu isu global yang banyak menaruh perhatian dari sejumlah negara karena rakyat dan bangsa Palestina, juga belum berhenti diserang dan dibombardir militer zionis Israel, yang menduduki secara tidak sah wilayah Palestina, baik di Tepi Barat maupun Jalur Gaza. Serangan itu, untuk kesekian kalinya dan dalam situasi pandemi COVID-19 pun, terus dilakukan Israel. Dampaknya, seperti yang mudah diketahui publik dunia, korban anak-anak dan perempuan, yang memilukan hati nurani, tidak membuat Israel berubah dan terus menduduki wilayah Palestina, plus melakukan pembantaian terhadap pemilik sah wilayah itu. Alhasil, dunia mereaksinya dengan beragam sikap, namun sebagian besar mengecam dan mengutuk tindakan agresi Israel atas Palestina itu. Presiden Joko Widodo melalui cuitan Twitternya, pada Sabtu (15/5/2021) menyampaikan bahwa Indonesia mengutuk keras serangan Israel yang telah merenggut ratusan korban jiwa, termasuk perempuan dan anak-anak. Agresi Israel harus dihentikan. Atas kondisi tersebut, Kepala Negara berkomunikasi dengan pemimpin dunia, di antaranya Presiden Turki, Yang Dipertuan Agong Malaysia, Perdana Menteri Singapura, Presiden Afganistan, Sultan Brunei Darussalam, dan Perdana Menteri Malaysia untuk membahas situasi tersebut. Pada awal agresi Israel di Palestina pada pertengahan Mei 2021, laporan kantor-kantor berita transnasional menyatakan sekurangnya 140 warga Palestina, termasuk 39 anak-anak, telah tewas di Jalur Gaza dan 950 lainnya terluka. Sementara di Tepi Barat yang diduduki Israel, 13 warga Palestina tewas akibat serangan tentara Israel. Komisaris Tinggi PBB untuk HAM Michelle Bachelet, seperti dikutip Reuters, Jumat (28/5) 2021 menyatakan pihaknya telah memverifikasi 270 kematian di Gaza, Tepi Barat, dan Yerusalem, 68 di antaranya anak-anak. Sementara itu roket Hamas ke Israel telah menewaskan 10 warga. Selain itu, PBB menyatakan lebih kurang 10 ribu warga Palestina telah meninggalkan rumah mereka di Gaza di tengah serangan Israel. Diplomasi Kesehatan Dalam konteks konflik Israel-Palestina, jatuhnya korban luka, khususnya pada anak dan perempuan, membutuhkan penanganan yang sifatnya lebih teknis dan fokus, yakni secepatnya ada bantuan kesehatan, sehingga tidak sekadar diplomasi politik formal dan resmi. Karena itu, dibutuhkan dengan apa yang dikenal sebagai diplomasi jalur kedua (second track diplomacy) untuk melengkapi diplomasi oleh pemerintah (first track diplomacy), yang bersifat formal dan dengan rujukan konvensi-konvensi internasional. Diplomasi non-formal itu umumnya dilakukan oleh masyarakat atau organisasi-organisasi nonpemerintah, yang bersifat "people to people". Salah satu yang selama ini melakukan diplomasi jalur kedua itu adalah organisasi sosial kemanusiaan untuk korban perang, konflik dan bencana alam yang bergerak dalam bidang kegawatdaruratan kesehatan "Medical Emergency Rescue Committee" (MER-C) Indonesia. Sebagai wujud komitmen jangka panjang untuk membantu Palestina, khususnya guna pengembangan Rumah Sakit Indonesia (RSI) di Gaza, organisasi itu merencanakan pembangunan poliklinik spesialis. Kegiatan di Palestina itu sebagai program yang berkelanjutan dan terus menerus. Tanah wakaf untuk pembangunan poliklinik spesialis itu sudah diterima seluas kurang lebih 7.000 meter persegi. Untuk merealisasikan rencana tersebut, MER-C akan mengirimkan tim kesehatan dan insinyur ke Jalur Gaza guna melakukan penjajakan pembangunan poliklinik spesialis, yang posisinya akan berada di depan bangunan RSI saat ini di Bayt Lahiya, Gaza Utara. Ketua Presidium MER-C dr Sarbini Abdul Murad telah bertemu dengan Duta Besar Palestina untuk Indonesia Zuhair Al-Shun pada Kamis (24/6) 2021 di Jakarta untuk menyampaikan rencana itu. Sebelumnya, pada 2019-2020, MER-C telah merampungkan pembangunan tahap 2 RSI, yakni pembangunan 2 lantai tambahan berupa lantai 3 dan lantai 4, dan kini tengah melakukan proses pengadaan alat kesehatan untuk kedua lantai tersebut. Duta Besar Palestina untuk Indonesia Zuhair Al-Shun menyampaikan apresiasinya terhadap upaya-upaya yang telah dilakukan oleh MER-C Indonesia. Ia menegaskan dukungannya pada program itu dan akan melakukan yang terbaik untuk dapat memfasilitasi rencana pengiriman tim MER-C ke Jalur Gaza guna terwujudnya rencana tersebut. Upaya yang dilakukan oleh MER-C Indonesia berupa pembangunan fasilitas kesehatan untuk kemaslahatan warga Palestina menjadi urgen, terlebih setelah serangan Israel terhadap Palestina dan rakyat sipil. Prioritas Menteri Luar Negeri Retno L.P. Marsudi saat memberikan pemaparan kepada peserta Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) 62 Lemhannas, Rabu (28/4) menyebut bahwa diplomasi kesehatan menjadi salah satu prioritas diplomasi Indonesia. Pernyataan itu menjadi penguat dari yang pernah disampaikan Menlu pada pernyataan pers tahunan awal Januari terkait lima prioritas diplomasi Indonesia Tahun 2021, di mana yang menjadi prioritas pertama adalah soal kesehatan itu. Prioritas pertama itu, yakni membangun kemandirian dan ketahanan kesehatan nasional (national health security) dengan antara lain pada realisasi komitmen vaksin COVID-19, baik melalui kerja sama bilateral maupun multilateral. Rinciannya berupa penguatan kerja sama membangun industri kesehatan nasional industri bahan baku obat, farmasi, maupun alat kesehatan. Selain itu, penguatan kerja sama pengembangan riset dan transfer teknologi dan SDM di bidang kesehatan serta penguatan sistem dan mekanisme kesiapsiagaan menghadapi pandemi yang akan datang, baik di tingkat nasional, kawasan maupun global. Secara teoritis, dalam http://news.unair.ac.id/2020/12/07/masalah-diplomasi-kesehatan-era-pandemi/ disebutkan bahwa diplomasi kesehatan (health diplomacy) merupakan suatu pendekatan komprehensif. Pendekatan komprehensif itu melibatkan unsur-unsur ekonomi, bisnis, sains dan strategis. Upaya diplomasi kesehatan berbeda dengan metode negosiasi antarpemerintah secara umum, khususnya karena kepentingan yang diperjuangkan lebih bersifat non-politis, yakni di sektor kesehatan publik. Tetapi, selalu ada koneksi timbal balik antara birokrasi pelaksana diplomasi di bidang kesehatan dengan aparat struktural Kementerian Luar Negeri yang mengimpementasikan hubungan internasional secara tradisional. Di saat pandemi COVID-19 dan pendudukan Israel atas tanah dan wilayah Palestina masih menjadi isu global, urgensi diplomasi kesehatan untuk membantu sesama sebagai diplomasi jalur kedua menjadikan first track diplomacy mendapatkan keparipurnaan. (mth)

Menjaga Kesehatan dengan Tumbuhan Tradisional Saat Pandemi

Jakarta, FNN - Segala ikhtiar menjaga dan memulihkan kesehatan selama masa pandemi COVID-19 saat ini banyak dilakukan masyarakat, bagi para penyintas maupun publik lainnya. Ancaman dan risiko tertular virus corona jenis baru penyebab COVID-19, yang dalam perkembangannya telah terjadi mutasi virus, kini mengintai siapa saja, terlebih bila kondisi kesehatannya sedang menurun. Dari beragam kesaksikan para penyintas, yang kemudian dinyatakan sembuh dari COVID-19, tidak sedikit yang menceritakan bagaimana ramuan tumbuhan tradisional -- yang kini populer dengan sebutan herbal -- bisa memulihkan daya tahan tubuhnya. Secara umum, herbal, pengertiannya adalah tanaman atau tumbuhan yang mempunyai kegunaan atau nilai lebih dalam pengobatan. Ikhwal pemanfaatan tumbuhan herbal itu mendapat penguatan dari Dirjen Pelayanan Kesehatan Kemenkes Bambang Wibowo, melalui Surat Edaran (SE) Nomor: HK.02.02/IV.2243/2020 tertanggal 19 Mei terkait Pemanfaatan Obat Tradisional untuk Pemeliharaan Kesehatan, Pencegahan Penyakit dan Perawatan Kesehatan. Dalam SE itu dijelaskan enam ramuan untuk meningkatkan daya tahan tubuh, yakni ramuan pertama berbahan jahe merah, jeruk nipis, kayu manis, gula merah dan air. Lalu, ramuan dua, bahannya adalah kunyit, lengkuas, jeruk nipis, air, gula merah. Ramuan tiga, pegagan, jahe merah, temulawak, air, gula aren. Ramuan empat, kencur, beras, daun pandan, gula aren, air. Kemudian, ramuan lima terdiri atas daun kelor (dua genggam) dan air (dua cangkir), di mana cara pembuatannya merebus air sampai mendidih, memasukkan daun kelor, lalu matikan api dan saring sesudah dingin. Untuk pemakaiannya, dewasa dua kali sehari satu cangkir, dan anak-anak dua kali sehari setengah cangkir. Sedangkan ramuan enam adalah bawang putih tunggal (lanang), air hangat dan madu. Tentu saja, jika dirujuk pada sejarah panjang, pemanfaatan tumbuhan tradisionil seperti itu adalah kearifan-kearifan lokal yang diwariskan nenek moyang dulu, meski kini sudah banyak yang dikelola oleh pelaku industri skala besar. Pemanfaatan tumbuhan tersebut kini mencuat lagi, tatkala sedang terjadi pandemi. Obat dari hutan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Siti Nurbaya saat memperingati Hari Hutan Internasional (HHI) 2021 menyatakan hutan harus dijaga karena dapat memberikan manfaat kesehatan bagi semua orang. Hutan dapat memberikan udara segar, makanan bergizi, air bersih dan ruang rekreasi. "Di negara maju, hingga 25 persen dari semua obat-obatan adalah nabati, sedangkan di negara berkembang kontribusinya mencapai 80 persen," katanya. Ia menjelaskan KLHK telah menyampaikan hasil-hasil penelitian yang bekerja sama dengan masyarakat sekitar kawasan hutan dalam melakukan bioprospecting atau pemanfaatan sumber daya genetik yang mendukung kebutuhan pangan dan farmasi. Penelitian tersebut, beberapa di antaranya adalah penelitian Candidaspongia sp. di Taman Wisata Alam (TWA) Teluk Kupang untuk anti-kanker, penelitian mikroba yang berguna bagi tanaman di Taman Nasional (TN) Gunung Ciremai, yaitu Cendawan (Hursutella sp dan Lecanicillium sp), isolat bakteri pemacu pertumbuhan (C71, AKBr1, dan AKS), dan isolat bakteri antifrost (PGMJ1 dan A1). Apa yang disampaikan Menteri LHK itu divalidasi oleh Guru Besar Fakultas Kehutanan (Fahutan) Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof Dr Ervizal A M Zuhud, yang mengemukakan terdapat ratusan spesies tumbuhan obat di hutan yang digunakan berbagai etnis di Indonesia untuk mengobati penyakit. Masyarakat sekitar hutan memanfaatkan berbagai spesies tumbuhan dan hewan dari hutan untuk memelihara kesehatan dan pengobatan berbagai macam penyakit Sejumlah hasil penelitian etnobotani Indonesia yang dilakukan oleh Prof Amzu -- sapaan akrab Ervizal A M Zuhud -- menemukan terdapat ratusan spesies tumbuhan obat yang digunakan untuk mengobati penyakit. Rinciannya, 78 spesies tumbuhan obat digunakan oleh 34 etnis untuk mengobati penyakit malaria, 133 spesies tumbuhan obat digunakan oleh 30 etnis untuk mengobati penyakit demam, 110 spesies tumbuhan obat digunakan oleh 30 etnis untuk mengobati penyakit gangguan pencernaan, dan 98 spesies tumbuhan obat digunakan oleh 27 etnis untuk mengobati penyakit kulit. Secara umum dapat diketahui bahwa 82 persen dari total spesies tumbuhan obat hidup di ekosistem hutan tropika dataran rendah pada ketinggian di bawah 1.000 meter dari permukaan laut. Umumnya setiap tipe ekosistem hutan mempunyai spesies tumbuhan spesifik yang mencirikan setiap tipe ekosistem tersebut. Dalam setiap unit kawasan taman nasional ditemukan berbagai spesies tumbuhan obat untuk mengobati 25 kelompok penyakit yang diderita masyarakat. Ia menyimpulkan bahwa di setiap kawasan taman nasional yang merupakan ekosistem hutan hujan tropika tersedia bahan baku obat untuk berbagai macam penyakit dan telah terbangun sistem pengetahuan lokal berupa etno-wanafarma (ethno-forest pharmacy) secara turun-temurun. Namun, kata Amzu, saat ini sangat dikhawatirkan telah terjadi kepunahan sebagian besar pengetahuan masyarakat lokal itu, karena terjadinya intervensi global yang tidak terkendali. Potensi sumber obat yang dimiliki Indonesia ini sangat bernilai untuk mendukung kedaulatan Indonesia, karena dewasa ini masyarakat global sedang gencar mengampanyekan back to nature, dan tren tersebut menjadi peluang Indonesia untuk mengembangkan jamu dan produk obat tradisional lainnya yang dimiliki oleh bangsa ini. Restorasi Hutan Mengingat begitu berharganya tumbuhan obat tersebut Kepala Perwakilan FAO untuk Indonesia ad interim Richard Trenchard menyatakan diperlukan restorasi atas berbagai kerusakan pada hutan yang ada. "Kerusakan hutan merusak kesehatan lingkungan dan manusia serta meningkatkan emisi karbon dan mengurangi keanekaragaman hayati. Kita harus ingat bahwa hampir sepertiga dari penyakit menular baru terkait dengan perubahan penggunaan lahan, seperti penggundulan hutan," katanya dalam pernyataan pada Hari Hutan Internasional pada 21 Maret 2021. Ia menyebut bahwa setiap pohon sangat berarti. Karena itu, proyek penanaman dan restorasi skala kecil dapat berdampak besar. Tidak hanya di daerah perdesaan, penghijauan kota menciptakan udara yang lebih bersih dan ruang yang lebih indah serta memberikan manfaat besar bagi kesehatan mental dan fisik penduduk perkotaan. Berinvestasi dalam restorasi hutan dan lahan akan membantu memulihkan kesehatan manusia, komunitas, dan lingkungan. Restorasi menawarkan prospek untuk mengembalikan pohon dan hutan ke lanskap hutan yang kritis dan terdegradasi dalam skala besar, sehingga meningkatkan ketahanan ekologi dan produktivitas. Dengan itu, masyarakat bisa pulih dari krisis kesehatan, lingkungan, dan ekonomi di planet bumi. Pada akhirnya, dengan kemanfaatan yang begitu berharga itu, ajakan dan seruan untuk menjaga hutan, termasuk menyelamatkan tumbuhan obat di dalamnya, harus terus menerus dicuatkan dan digencarkan, dengan satu tujuan menjaga kekayaan sumber daya hayati untuk kesehatan di masa depan yang panjang. (mth)

Pengusaha Kuliner di Palembang Keluhkan Kebijakan Prokes Tak Adil

Palembang, FNN - Pelaku usaha kuliner dan tempat hiburan yang tergabung dalam Forum Komunikasi Dunia Usaha Kuliner dan Hiburan dan Forum Kedai Palembang mengeluhkan kebijakan protokol kesehatan dan PPKM yang diterapkan Satpol PP dan tim gabungan terkesan tidak adil. "Dalam kegiatan usaha mengenal tiga waktu jam operasional ada pagi, siang, dan malam. Namun pelaku usaha kuliner, tempat hiburan, dan kedai yang jam operasionalnya malam hari kegiatan usahanya sangat singkat efektif hanya dua jam," kata Ketua Bidang Pengembangan Usaha Forum Komunikasi Dunia Usaha Kuliner dan Hiburan Palembang, Bobo Lim di Palembang, Minggu. Ketika memberikan keterangan pers bersama pelaku industri pariwisata yang tergabung dalam PHRI, GIPI, Masata, Forkom Duran, FKPB, Asita, dan Asperapi, Lim meminta tinjau ulang aturan jam operasional kegiatan usaha yang beroperasi pada malam hari yang ditetapkan maksimal pukul 21.00 WIB . Jika alasan pengaturan jam operasional untuk mencegah penularan COVID-19, seharusnya jam operasional kegiatan usaha yang buka pada pagi dan siang hari juga dibatasi dua atau tiga jam saja. Penularan COVID-19 tidak mengenal waktu pagi hari, siang atau malam hari, jika alasannya mencegah penularan virus, penerapan prokes dan PPKM diberlakukan sama kepada pelaku usaha dengan pembatasan jam operasional tertentu. Dampak penerapan prokes dan PPKM yang tidak adil, pelaku usaha kuliner dan tempat hiburan terjaring penertiban ketika pengunjung masih berada di tempat usaha mereka di atas pukul 21.00 WIB. Pengunjung kafe atau kedai kopi dan tempat hiburan biasanya baru mulai berdatangan pada pukul 20.00 WIB, namun belum selesai minum kopi dan makan pukul 21.00 WIB harus segera meninggalkan tempat. Aturan yang kurang adil itu sangat merugikan pelaku usaha kuliner dan tempat hiburan karena kegiatan usaha tidak bisa berjalan normal dan berpotensi gulung tikar karena pendapatan tidak sesuai dengan biaya operasional, ujar Bobo Lim. Sementara Ketua Forum Kedai Palembang Bersatu, Widodo didampingi Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Sumsel, Herlan Asipudin menambahkan, penerapan aturan prokes dan PPKM mikro sekarang ini sangat meresahkan ratusan anggotanya. Aturan tersebut meresahkan karena sudah ada satu anggotanya terjaring petugas gabungan karena pengunjungnya masih berada di lokasi usaha di atas pukul 21.00 WIB dengan diproses hukum tindak pidana ringan dan sanksi denda Rp15 juta. Jika kebijakan penerapan prokes dan PPKM tidak ditinjau ulang, dapat mengakibatkan usaha mereka tidak bisa berjalan dengan baik dan berimbas terhadap pemecatan pekerja serta tidak bisa membayar pajak. "Dalam melakukan kegiatan usaha, prokes telah diterapkan secara ketat seperti wajib menggunakan masker, pembatasan pengunjung, pengaturan jarak tempat duduk, namun petugas tetap menertibkan dengan berpegang ketentuan batas maksimal jam operasinal malam hari pukul 21.00 WIB, sementara pelaku usaha yang buka pada pagi hingga sore hari banyak yang tidak menerapkan prokes dengan baik namun tidak diberi sanksi," ujarnya. Sementara sebelumnya, Wali Kota Palembang Harnojoyo sebelumnya menegaskan Peraturan Wali Kota (Perwali) Nomor 27 Tahun 2020 terkait adaptasi kebiasaan baru di tengah pandemi COVID-9 juga berlaku dalam pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) secara mikro sekarang ini. "Kami hanya membuat Surat Edaran Nomor 2/SE/Dinkes/2021 terkait PPKM Mikro untuk penekanan Satgas COVID-19 di tingkat kecamatan dan kelurahan agar lebih bisa berkonsolidasi di tengah-tengah masyarakat," ujarnya. Perwali yang diterbitkan pada September 2020 itu salah satunya mengatur sanksi bagi orang yang tidak menggunakan masker di luar rumah, yakni diberikan teguran lisan, teguran tertulis, penahanan kartu identitas, kerja sosial di fasilitas umum dan denda administratif. Sanksi-sanksi tersebut bukan menjadi penekanan utama pada masa PPKM Mikro melainkan lebih ke peningkatan edukasi agar protokol kesehatan antisipasi penyebaran COVID-19 tetap diterapkan secara ketat, ujar Wali Kota. (mth)

Solidaritas Terhadap Matinya Iklim Demokrasi Kampus di UI

Jakarta, FNN - Pada tanggal 27 Juni 2021, kembali terjadi kasus pemberangusan kebebasan berpendapat yang menimpa BEM UI. Melalui Surat Undangan Nomor 915/UN2.RI.KMHS/PDP.00.04.00/2021 Universitas Indonesia mengundang mahasiswa yang menjadi bagian dari BEM UI dan DPM UI yang berjumlah 10 orang. Pemanggilan tersebut dilakukan untuk melakukan klarifikasi atas postingan berupa poster yang diunggah pada akun BEM UI yang mencantumkan foto Joko Widodo yang dipublikasi pada tanggal 26 Juni 2021 pada sekitar jam 18.00 WIB yang membahas terkait dengan janji-janji kebohongan Presiden Joko Widodo. Berdasarkan konten yang dipublikasi oleh BEM UI kami berpendapat bahwa konten tersebut menyajikan data terkait dengan kondisi saat ini dimana kebebasan sipil yang diberangus melalui represifitas aparat terhadap massa aksi, kebebasan berpendapat yang dibungkam melalui pasal karet dari UU ITE, pelemahan KPK yang terjadi secara sistematis, dan adanya intervensi presiden terhadap supremasi hukum. Sedangkan Presiden berkata sebaliknya dengan realitas yang terjadi. Dengan adanya surat pemanggilan oleh birokrat UI mengindikasikan bahwa aktor pemberangusan kebebasan berpendapat tidak hanya datang dari negara, tapi juga datang dari kampus. Sehingga sudah semakin nyata bahwa kebebasan sipil semakin kerdil dan menyerang suara-suara yang menyatakan kebenaran kepada publik. Adapun juga saat ini konten yang diunggah dalam Instagram BEM UI diserang oleh buzzer melalui kolom komentar dan juga menyerang Ketua BEM UI Leon Alvinda Putra. Dengan adanya surat pemanggilan oleh birokrat UI mengindikasikan bahwa hari ini kebebasan sipil semakin dikerdilkan oleh negara dengan sistematis. Menimbang kronologi dan analisis peristiwa yang terjadi terhadap kawan-kawan UI yang berujung dengan surat pemanggilan yang dilakukan terhadap BEM UI yang dimana absennya negara dalam menjamin kebebasan berpendapat seperti yang telah diatur dalam UUD 1945 pasal 28 dan UU No. 9 Tahun 1998 tentang kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum, dimana dalam UU tersebut pada pasal 7 mengatur terkait dengan aparatur negara yang wajib dan bertanggung jawab atas penyampaian pendapat yang dilakukan termasuk melalui tulisan. Maka dari itu kami dengan ini secara tegas menyatakan sikap bahwa: Mengecam segala bentuk pembungkaman terhadap kebebasan sipil yang telah diatur oleh konstitusi. 2. Mendesak pemerintah untuk menjamin kebebasan berpendapat yang dilakukan oleh warga negara seperti yang telah diatur dalam peraturan yang telah berlaku. 3. Mendesak Birokrat Universitas Indonesia untuk menjamin kebebasan berpendapat yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Indonesia yang telah dijamin oleh konstitusi. 4. Mengajak seluruh elemen masyarakat untuk ikut bersolidaritas dalam mengawal kasus kebebasan berpendapat BEM UI. Seharusnya Indonesia sebagai negara demokrasi harus mengakui kedaulatan rakyat dan menjamin HAM warga negara. Maka segala bentuk pembungkaman suara rakyat merupakan pengingkaran terhadap demokrasi yang telah diterapkan di negara Indonesia itu sendiri. Demikian Siaran Pers dan Pernyataan Sikap yang kami sampaikan terhadap Peristiwa pembungkaman berpendapat, sekaligus pembungkaman akademik yang menimpa mahasiswa Universitas Indonesia. Mendiamkan Penindasan adalah Awal dari Ketidakadilan! #KamiBersamaBEMUI #KrisisDemokrasiKampus Solidaritas Pembungkaman Ruang-ruang Demokrasi Kampus UI: 1. Aliansi BEM Seluruh Indonesia 2. Bangsa Mahasiswa 3.Fraksi Rakyat Indonesia 4. Greenpeace Indonesia 5. BEM STHI Jentera 6. Bersihkan Indonesia 7. Enter Nusantara 8. BEM KM Universitas Yarsi 9. KIKA 10. Aliansi BEM se-UNNES 11. PUSaKO FH UNAND 12. BEM Hukum UNHAS 13. BEM UNSIL 14. Aliansi Rakyat Bergerak 15. BEM KEMA FKB Telkom 16. BEM FISIP UNMUL 17.AKSI KAMISAN KALTIM 18. BEM FH UPNVJ 19. BEM ESA UNGGUL 20. LBH pos Malang 21. SAKSI FH Unmul 22. BEM PM Universitas Udayana 23. Serikat Mahasiswa Progresif Universitas Indonesia 24. BEM FISIP UI 25. YLBHI 26. Aliansi BEM se-Undip 27. AJI Jakarta 28. Aliansi BEM Univ. Brawijaya 29. BEM FH UNAND 30. Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (PPMI) Nasional 31. JATAM Kaltim 32. Indonesian Center for Environmental Law 33. JATAMNAS 34. CALS 35. Aliansi Tolak Omnibus Law 36. BEM FH UI 37. BEM FKM UI 38. BEM FIB UI 39. BEM FPsi UI 40. BEM Fasilkom UI 41. BEM FIK UI 42. BEM Vokasi UI 43. BEM FKG UI 44. BK MWA UI UM

Saatnya Presiden Gunakan Probiotik!

Oleh Mochamad Toha Hasil uji laboratorium, Probiotik bisa meningkatkan antibodi 250 hingga 770, bahkan ada di atas 1000. Sedangkan vaksin cuma kisaran 30 hingga 40 saja. World Health Organization (WHO) sudah mengeluarkan laporan tentang kondisi COVID-19 di Indonesia. WHO pun telah menyarankan Indonesia segera melakukan lockdown atau karantina wilayah menghadapi lonjakan kasus Covid-19. Tapi, Presiden Joko Widodo berkali-kali menegaskan, Pemerintah tak akan melakukan Lock Down terkait penyebaran Virus Corona (Covid-19) yang semakin massif. Pemerintah hanya menerapkan Pembatasan Pergerakan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Selain itu, WHO juga melihat bahwa sebagian besar provinsi di wilayah Jawa melaporkan peningkatan jumlah kasus dan kematian. WHO juga melihat ada peningkatan konfirmasi varian Delta yang harus menjadi perhatian. Dalam laporan WHO sebanyak 32 halaman tersebut, Indonesia diminta segera melakukan tindakan terkait potensi lonjakan kasus di provinsi yang disorot, yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Jogjakarta, Jawa Timur, dan Banten. Apalagi, tingkat hunian tempat tidur juga telah dilaporkan tinggi di semua provinsi ini dan dipertimbangkan dalam penilaian risiko. WHO meminta Indonesia belajar dari India yang pernah menghadapi lonjakan kasus Covid-19. Selain itu, adanya virus baru yang menjadi varian of concern (VOC) memiliki transmisi penularan yang sangat cepat. Sehingga, kebijakan karantina wilayah atau lockdown harus segera diambil. Konsekuensi darilockdown tersebut, sesuai pasal 55 UU Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan, kebutuhan hidup dasar orang dan makanan hewan ternak menjadi tanggung jawab Pemerintah Pusat. Berikut petikanPasal 55: (1) Selama dalam Karantina Wilayah, kebutuhan hidup dasar orang dan makanan hewan ternak yang berada di wilayah karantina menjadi tanggung jawab Pemerintah Pusat. (2) Tanggung jawab Pemerintah Pusat dalam penyelenggaraan Karantina Wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan melibatkan Pemerintah Daerah dan pihak yang terkait. Bisa jadi, Pemerintah Pusat tak siap dengan konsekuensi lockdown itu. Maka, Pemerintah Pusat maupun Daerah hanya menerapkan PPKM Mikro. Kalau Presiden Jokowi tidak mau lockdown, Pemerintah bisa menggunakan proses Probiotik. Sehingga, masyarakat masih bisa beraktivitas secara normal. Dengan Probiotik tersebut, masyarakat yang terinfeksi corona bisa berobat mandiri.Tidak perlu bantuan medis. Tidak perlu ke rumah sakit. Sehingga, Pemerintah tak perlu juga repot-repot menyediakan makanan makhluk hidup sesuai pasal 55 UU Nomor 6 Tahun 2018 itu. Paramedis hanya memantau perkembangan pengobatannya saja. Secara istilah, menurut WHO/FAO, Probiotik merupakan organisme hidup yang bila dikonsumsi dalam jumlah yang cukup, mampu memberikan efek yang menguntungkan kesehatan host (inang)nya. Probiotik yang efektif harus memenuhi beberapa kriteria: Memberikan efek menguntungkan pada host; 2. Tidak patogenik (bersifat menimbulkan penyakit) dan tidak toksik (bersifat racun); 3. Mengandung sejumlah besar sel hidup; 4. Mampu bertahan dan melakukan kegiatan metabolisme dalam usus; Tetap hidup selama dalam penyimpanan dan waktu digunakan; 6. Mempunyai sifat sensori yang baik; 7. Diisolasi dari host. Probiotik akan berkompetisi dengan bakteri patogen pada tempat menempelnya bakteri di mukosa usus dan memodulasi sistem imun. Terdapat beberapa spesies yang telah diteliti dan digunakan sebagai probiotik di pasaran. Yakni Lactobacillus Acidophilus, Lactobacillus Casei, Lactobacillus Gg, Bifidobacterium Bifidum, Bifidobacterium Longum, Streptococcus Thermophilus, Enterococcus Faecium, dan Saccharomyces Boulardi. Yang umum digunakan yaitu kelompok Lactobacillus dan Bifidobacteria. Efek kesehatan yang menguntungkan dari probiotik adalah: Memperbaiki keluhan malabsorsi laktosa; 2. Meningkatkan ketahanan alami terhadap infeksi di usus; 3. Supresi kanker; 4. Mengurangi kadar kolesterol darah; Memperbaiki pencernaan; 6. Stimulasi imunitas gastrointestinal (hal yang berhubungan dengan pencernaan, terutama lambung dan usus). Manfaat Probiotik diantaranya: Anti alergi; 2. Anti inflamasi/peradangan; 3. Anti kanker; 4. Anti konstipasi/sembelit; 5. Anti diabetes; 6. Anti obesitas/kegemukan; 7. Anti infeksi dalam dan luar tubuh; 8. Detoksifikasi/membuang racun; Memperbaiki pencernaan; 10. Memperbaiki pencernaan gizi; 11. Melancarkan aliran darah; 12. Memaksimalkan fungsi obat; 13. Memperbaiki fungsi organ dalam (misal: ginjal, hati, jantung, limfa); Mengatasi problem darah (hipertensi, anemia, leukemia); 15. Mengontrol kadar kolesterol darah; 16. Meningkatkan imunitas tubuh dan manfaat-manfaat lainnya yang masih terus diteliti para ilmuwan. Mengingat sifat probiotik yang bisa mengkoloni virus yang merugikan, sehingga aman bagi yang memakai probiotik, maka pemakaian probiotik untuk melawan corona sangat ditunggu. Karena, corona akan dikoloni dan dikeluarkan dari tubuh pasien secara alami. Dengan teknologi probiotik dimaksudkan untuk mengembalikan alur kehidupan sesuai pada fitrahnya. Tidak membuat rekayasa yang mengarah kepada menentang ketentuan yang Maha Kuasa. Merusak alam dengan dalil/argumentasi untuk pembangunan dan kemaslahatan. Menurut Ali Athwa, praktisi pengobatan dengan pendekatan Probiotik, manusia itu kalau sudah menuhankan akalnya, bagi ilmuwan Barat, ilmu adalah bebas nilai, dengan ilmu mereka bebas melakukan apapun,Tuhan dinomorsekiankan. “Bahkan dianggap tidak ada,” ungkapnya. Itulah sebabnya orang-orang yang berada di puncak pengetahuan rekayasa (termasuk ahli bakteri mesti atheis alias tidak bertuhan). Bahwa alam dengan susunan, dan kandungannya, sudah didesain sedemikian rupa sempurna untuk ummat manusia. Dalam formula probiotik terkandung bakteri yang mempunyai sifat alamiah mempertahankan hidupnya melalui mekanisme hidup bersiklus. Ada miliaran bakteri di dalam produk probiotik dengan pola kerja yang sangat indah. Ada bakteri positif 60%, bakteri negatif 30%, dan bakteri netral/oportunis sebanyak 10%. Di sana juga terdapat bakteri thermophilic (tahan suhu tinggi) dan an thermophilic, bakteri aerobik dan anaerob, tahan asam dan tidak tahan asam dll. Mereka berpasang-pasangan. Layaknya manusia dan makhluk/ciptaan Allah yang lain. Lantas, apa hubungannya dengan Corona? Corona itu juga bakteri. Dalam ilmu probiotik ini tidak dibedakan antara: bakteri, jamur maupun virus, karena mereka bakteri juga pada tempat dan kondisi yang berbeda. Semuanya masing-masing ada perannya di alam ini. Semuanya itu ada manfaatnya, dan sesuai dengan fitrahnya masing-masing. Ketika tangan manusia telah membuat sesuatu untuk ambisi dan keserakahannya, maka muncullah ‘malapetaka’ seperti yang kita sedang rasakan saat ini. Bagaimana kerja probiotik terhadap corona? Menurut Ali Athwa, dalam 1 detik per 1 ekor bakteri probiotik yang disemprotkan ke udara, mereka akan beranak pinak setidaknya 6.000 ekor. Berapa ratus juta untuk sekali semprot ke udara, anak-anak bakteri probiotik ini akan berkembang memenuhi ruang, kamar rumah, lingkungan, gedung-gedung dan seterusnya, alam di sekitar kita. “Termasuk yang akan membentengi tubuh kita secara aktif mengelola sistem imunitas tubuh kita. Insya’ Allah virus/bakteri corona yang liar dan keluar dari tabiatnya akan bertemu di sana dan akan diajak kembali ke habitat fitrahnya,” lanjutnya. Dengan Probiotik ini, masyarakat yang terinveksi corona bisa berobat mandiri. Tak perlu bantuan medis lagi. Tapi tetap perlu konsultasi. Kalau berat,juga tetap harus opname. Tetapi dengan probiotik ini, harapan kesembuhannya menjadi lebih besar dan lebih cepat. Kabarnya, beberapa titik di Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, sudah mengaplikasikan formula probiotik ini, dan hasilnya beberapa titik tersebut sudah terbebas dari paparan Covid-19. Ada orang penting di satu daerah. Dua hari menjelang hari H, setelah diswab, ternyata positif. Malamnya setelah diswab, disarankan mengkonsumsi formula probiotik sesuai takaran yang ditetapkan. Diminum setiap 1 jam sekali, semampunya pasien (diminum mulai pukul 21.30). Belum diketahui, sampai berapa kali minumnya. Esok harinya, pukul 11.00 diswab lagi. Hasilnya: NEGATIF. Note: tanpa comorbid. Hasil negatifnya, terkonfirmasi melalui 2x uji lab, di RS Semen Gresik (SG) dan Parahita Surabaya. Mulai minum sampai uji lab yang hasilnya Negatif itu dalam waktu hanya 13,5 jam. Ini fakta di lapangan, bukan Hoax! Salah satu produk probiotik yang sudah teruji lab (imuno serologi Sarcov kuantitatif) bisa meningkat hingga 250, ada yang 770, bahkan ada di atas 1000. Semua ini berdasar testimoni yang sudah teruji di laboratorium. Sementara itu, vaksin hanya bantu tingkatkan antibodi di angka 30 – 40. Dengan probiotik ini, juga tidak menafikan peran obat kimia. Jadi jangan sok anti medis, anti rumah sakit, dan serterusnya. Penulis adalah Wartawan Senior FNN

Ketua MPR: Latihan Lawan Terorisme TNI di MPR/DPR Jaga Kedaulatan NKRI

Jakarta, FNN - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menyatakan kegiatan latihan penanggulangan ancaman terorisme yang dilakukan oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) di kompleks MPR/DPR RI di Jakarta, Minggu, merupakan upaya melindungi kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). “Kegiatan latihan Satuan Penanggulangan Terorisme (Satgultor) TNI di Kompleks MPR/DPR RI bukan semata-mata hanya untuk melindungi para anggota dewan atau pejabat publik yang beraktivitas di sana. Namun lebih dari itu, kegiatan tersebut merupakan bentuk melindungi kedaulatan rakyat sebagai bagian tidak terpisahkan dari keberadaan kompleks Majelis,” kata Bambang Soesatyo, atau yang populer dengan nama Bamsoet, sebagaimana dikutip dari keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Minggu. Ia menerangkan Kompleks MPR/DPR RI di Senayan, Jakarta, merupakan salah satu objek vital negara yang tidak boleh jatuh ke tangan teroris. “Oleh karena itu Satgultor TNI harus senantiasa waspada dan siap siaga terhadap segala kemungkinan. Salah satunya dengan menggelar latihan secara berkala di Kompleks Majelis,” terang Bamsoet usai menyaksikan acara latihan. Dalam keterangan yang sama, Bamsoet memuji keahlian anggota satuan yang terdiri dari tiga pasukan khusus, yaitu Satuan-81 Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI Angkatan Darat, Detasemen Jalamangkara (Denjaka) TNI Angkatan Laut, dan Satuan Bravo-90 Korps Pasukan Khas TNI Angkatan Udara. Menurut Bamsoet, tiga pasukan khusus yang tergabung dalam Satgultor memiliki kemampuan di atas rata-rata. Pasalnya, Satgultor TNI tidak hanya mampu menundukkan teroris yang bersenjata api, tetapi juga para pelaku yang menggunakan senjata biologis. Satuan khusus itu, kata Bamsoet, juga mampu menanggulangi serangan teror saat situasi pandemi atau wabah penyakit. “Latihan berkala akan semakin meningkatkan kemampuan para prajurit pilihan dari tiga matra TNI. Dengan demikian, mereka senantiasa siap memenuhi setiap panggilan tugas yang dapat datang kapanpun,” terang Bamsoet. Dalam keterangan yang sama, ia mengatakan Satgultor TNI juga harus didukung oleh kesiapan alat utama sistem persenjataan. “Untuk mencapai kekuatan pokok minimum (MEF) hingga 2044, Kementerian Pertahanan setidaknya membutuhkan anggaran sebesar Rp1.750 triliun. Tugas Kementerian Keuangan beserta seluruh komponen pemerintahan mencari sumber pendanaannya. Besarnya anggaran tersebut sangat realistis mengingat luasnya wilayah dan posisi strategis Indonesia dalam percaturan geopolitik dunia,” tegas Bamsoet. (mth)

Dandim: Tingkat Kesadaran Prokes Turun Picu Lonjakan Kasus di Jembrana

Denpasar, FNN - Dandim 1617/Jembrana Letkol Inf. Hasrifuddin Haruna mengatakan kasus COVID-19 di Jembrana, Bali, kembali meningkat karena tingkat kesadaran masyarakat turun dalam penerapan protokol kesehatan. "Perkembangan laju kasus COVID-19 di Kabupaten Jembrana selama 2 hari terakhir ini cukup signifikan," kata Dandim dalam siaran pers yang diterima di Denpasar, Bali, Minggu. Guna menekan laju peningkatan kasus COVID-19 di Jembrana, menurut Dandim, masih membutuhkan keterbukaan data dari bawah, mulai dari tingkat banjar, desa/kelurahan, hingga kecamatan tentang kondisi kesehatan masyarakat di masing-masing wilayah. Selanjutnya, satgas mengecek masyarakat yang sakit di lokasi. Selain itu, percepatan tracing guna mendeteksi adanya indikasi klaster COVID-19 dari kelompok yang bisa muncul. Perihal menurunnya kesadaran warga untuk menerapkan prokes serta keengganan masyarakat untuk melaksanakan vaksinasi, Dandim memandang perlu kerja sama antardinas atau OPD yang lebih intens. "Perlu pula memperketat pemberian persyaratan suket vaksinasi bagi warga untuk mengurus administrasi di kantor pemerintah atau untuk memperoleh hak warga, seperti BLT dan bansos," katanya. Dandim Haruna juga menambahkan saat ini dari Gugus Tugas COVID-19 sudah melaksanakan pengetatan seperti di Pelabuhan Gilimanuk. Ia menekankan petugas selalu mengecek keaslian dan memperhatikan surat keterangan negatif COVID-19 yang dibawa oleh warga yang masuk Bali. Sebelumnya, saat melakukan sidak, masih ditemukan masyarakat yang masuk Bali menggunakan suket negatif COVID dari Poli Pelayanan Bersalin Rawat Jalan di Jawa (lembaga yang mengeluarkan suket tidak kredibel atau tidak bisa dipercaya). Warga yang ditemukan tersebut dilakukan sampling ulang tes cepat antigen atau GeNose di Pelabuhan Gilimanuk. Sementara itu, Kodam IX/Udayana juga melaksanakan vaksinasi massal di tiga kabupaten dengan capaian vaksinasi terendah, yaitu di Kabupaten Jembrana, Buleleng dan Tabanan. Pemberian serbuan vaksin ini bertujuan membantu capaian vaksinasi di Bali yang melebihi 50 persen. Sementara itu, penduduk Bali yang tervaksin saat ini sekitar 1,6 juta jiwa dari target 3 juta jiwa penduduk yang layak vaksin. (sws)

Sebanyak 94.158 Pasien COVID-19 di Wisma Atlet Sembuh

Jakarta, FNN - Sebanyak 94.158 pasien terkonfirmasi positif COVID-19 yang dirawat di Rumah Sakit Darurat (RSDC) COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran Jakarta Pusat dinyatakan sembuh. "Untuk pasien rujuk tercatat sebanyak 932 orang dan pasien meninggal 111 orang," kata Kepala Penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) I Kolonel Marinir Aris Mudian melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu. Ia menyebutkan jumlah pasien yang rawat inap terdata 6.910 orang dengan perincian 3.586 laki-laki dan 3.324 perempuan. Jumlah tersebut berkurang 118 orang dari data sebelumnya sebanyak 7.028 pasien. "Seluruh pasien rawat inap ditempatkan di tower empat, lima, enam, dan tujuh," ujar Kolonel Marinir Aris Mudian. Terhitung sejak 23 Maret 2020 hingga Minggu, 27 Juni 2021, Rumah Sakit Darurat COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran mendata 102.111 orang terdaftar di RS itu guna mendapatkan perawatan, sementara pasien keluar terdata 95.201 orang. Selain mendata perkembangan penanganan pasien di Rumah Sakit Darurat COVID-19 Wisma Atlet, Kolonel Marinir Aris Mudian juga melaporkan data pembaruan di Rumah Sakit Khusus Infeksi (RSKI) Pulau Galang, Kepulauan Riau. "Pasien rawat inap sebanyak 109 orang yang terdiri atas 78 laki-laki dan 31 perempuan, semua pasien terkonfirmasi positif dan pasien suspek nihil," katanya. Terhitung sejak 12 April hingga 27 Juni 2021 pasien terdaftar di RSKI Pulau Galang sebanyak 14.150 orang, pasien sembuh 6.702 suspek atau selesai perawatan 7.297 orang dan nihil kematian. (sws)

Gubernur Akmil Dikenal Sebagai Sosok Yang Memimpin dengan Hati

Jakarta, FNN - Gubernur Akademi Militer Mayjen TNI Candra Wijaya dikenal oleh para prajurit sebagai sosok pemimpin yang memimpin dengan hati. Kasubdis Penmedonline Kolonel Arm Anang Krisna dalam siaran TNI AD di Jakarta, Minggu, menceritakan bagaimana sosok Mayjen TNI Candra Wijaya ketika memimpin Dinas Penerangan TNI AD. "Namanya komandan, Kadispen pada waktu itu, bayangan kita itu kan pasti galak, karena menginginkan tentara itu serba cepat dan tepat. Tetapi Pak Candra itu dia memimpin kalau boleh saya bilang memimpin dengan hati," kata dia. Mayjen TNI Candra Wijaya ketika memimpin Dispenad menurut Kolonel Arm Anang Krisna mengerti kekurangan dan kelebihan prajurit yang dipimpinnya. Candra Wijaya juga bagus dalam mengarahkan bawahannya. "Beliau mengarahkan para anggota itu enak, tanpa membuat tersinggung, atau dalam bahasa tentara itu tanpa membuat dongkol. Justru kita kadang malu sendiri kalau kita ada salah, ditegur saja kita sudah merasa salah, tidak perlu sampai beliau itu marah-marah," kata Anang. Kemudian Mayjen TNI Candra Wijaya juga dikenal sebagai sosok yang mengenali bawahannya, bahkan mengenali prajuritnya satu per satu. "Kita seperti menemukan sosok bapak di lapangan, Pak Candra itu mau turun ke bawah. Seorang anggota kalau dipanggil namanya langsung itu rasanya beda dengan dipanggil 'hei kamu-kamu', rasanya akan beda jika dipanggil nama, rasanya pimpinan kenal saya. Dan Pak Candra mengenali anggotanya satu per satu," kata Anang. Setelah memimpin Dispenad Mayjen TNI Candra Wijaya kemudian dipercaya sebagai Kasdam IX/ Udayana. Pada 2021 ini, Mayjen TNI Candra Wijaya mendapatkan kepercayaan menjadi Gubernur Akademi Militer (Akmil). Mayjen TNI Candra Wijaya usai pelantikannya mengatakan bertekad akan mempersiapkan para personel TNI AD yang berjiwa saing kuat menjadikan pemimpin tangguh di masa yang akan datang. (sws)