ALL CATEGORY

Pantulan Diri

Jika sang “juru selamat” tak kunjung datang, mengapa pemimpin yang ada tak berusaha memperkokoh “modal moral” politiknya? Oleh: Yudi Latif, Cendekiawan Muslim, Anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia SAUDARAKU, bahwa kesenangan melihat orang lain bersalah atau menutupi kejahatan besar dengan menggunjing kejahatan kecil adalah proyeksi dari cahaya kegelapan di langit jiwa kita. Dalam warna dasar kegelapan itu, pepohonan tua berbuah hampa; sedang tunas-tunas muda layu sebelum berkembang. Bagai menegakkan batang terendam, setiap percobaan kebangunan, jatuh kembali ke kemunduran. Bahwa kita ingin sarapan pagi dengan harapan, tapi tak banyak orang yang menyalakan cahaya jiwa. Bagaimana bisa mengubah dunia ini, jika tak bisa mengubah diri sendiri? Jalaluddin Rumi berkata, “Kemarin aku merasa pintar, karenanya aku ingin mengubah dunia. Sekarang aku lebih bijaksana, maka aku mulai mengubah diriku sendiri.” Setelah mampu memimpin diri, bolehlah orang mengembangkan harmoni  keluar dengan menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban, kebebasan  dan tanggung  jawab. Pemimpin bukan hanya mengikuti kemauan rakyat, tapi  juga mendidik rakyat meraih kematangan pribadi. Dalam istilah Bung Karno, pemimpin harus dapat ”mengaktivir kepada perbuatan”: “mengaktivir bangsa yang ia pimpin kepada perbuatan. Kalau cuma menyerukan perbuatan, tetapi dalam kenyataan tak mampu mengaktivir rakyat kepada perbuatan, buat apa bermimpi jadi pemimpin.” Pengalaman bangsa-bangsa menunjukkan, hanya pemimpin politik yang memiliki ketangguhan “modal moral” yang bisa membawa komunitas politik keluar dari kubangan krisis. Yang dikehendaki bukan sekadar kualitas moral individual (orang baik), namun terutama kemampuan politik untuk menginvestasikan potensi  kebajikan perseorangan itu ke dalam mekanisme dan kelembagaan politik yang bisa memengaruhi perilaku masyarakat. Jika sang “juru selamat” tak kunjung datang, mengapa pemimpin yang ada tak berusaha memperkokoh “modal moral” politiknya? Tak pernah ada kata terlambat untuk perbaikan dan pertobatan. Bagi para pemimpin yang ada, sebaikya menggemakan do’a St. Francis Asisi: “Tuhanku, jadikan aku instrumen kedamaian-Mu. Tatkala ada kebencian, kutaburkan  cinta; tatkala ada luka, maaf; tatkala ada keraguan, keyakinan; tatkala ada keputusasaan, harapan; tatkala ada kegepalan, cahaya; tatkala ada kesedihan, keceriaan.” Makrifat Pagi. (*)

Sebelum Melayu, di Jakarta Omong Apa?(II)

Oleh Ridwan Saidi Budayawan  Verba era cave life: Klender: keluar gua. Sekot: masuk gua Ngebak: mandi Busng hajat: Modol Tidur: molor Jalan: tatah Makan: madang Beranak: brojol Mati: ngegojot Bakar (masak) sebelumnya ngabu. Asal kata apuy, metatesis p dan b. Bang: memanggil Hunian: blandong Duduk: deprok Bo: menghuni Rong:  melihat Lio: sarang/tempat Beton: batu Pol: pohon Berek: teriak. Lingua franca native Jakarta, penuturnya? Kampung-kampung pesisirr dari Yapat sampai Kamal Muara. Ke selatan dati Gedong Panjang. Brok, Kota Inten, Bandenfan dan Gang Boncel. Pejagalan, Pekojan. Ke timur. Beos, Kebon Pisang, Kalimati. Kapan bahasa Melayu? Penyebaran bahasa Melayu seiring perkembangan zona ekonomi di Indonesia sekitar IX M. Titik sebar bahasa Melayu di Jakarta di Labuhan Kalapa, Roa Malaka, Rorotan Malaka, Kampung Melayu Mester  dan Kampung Melayu Tangerang  XIII M. Mereka asal Champa, Kompong Chom, Malai Ur yang berbahasa Melayu. (RSaidi).

Munas KAHMI dan Panggilan Pemilu 2024

Oleh karenanya, Munas ke-XI KAHMI hendaknya tidak sekadar mencari presidium baru, tetapi juga menyeleksi dan merekomendasikan satu-dua nama sebagai bakal Cawapres pendamping Anies. Oleh: Tamsil Linrung, Wakil Ketua MPR Terpilih/Anggota DPD RI PENGHUJUNG November tahun ini, Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) bakal menyelenggarakan Musyawarah Nasional (Munas) di Palu, Sulawesi Tengah. Pelaksanaannya tepat di tengah kasak-kusuk politik menuju Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Meski secara organisasi tidak berpolitik praktis, namun KAHMI adalah rahim bagi lahirnya sejumlah besar politisi tanah air dan pemimpin dalam berbagai komunitas masyarakat Indonesia. Maka, sungguh naif bila di pentas Pemilu, KAHMI menjadi pemain figuran, apalagi sekadar penonton. Ada banyak peran HMI-KAHMI yang terukir dalam sejarah perjalanan bangsa. Juga ada banyak panggilan yang belum dan harus ditunaikan demi menjawab tantangan kontemporer. Salah satu yang terdekat adalah Pemilu 2024. Melalui Pemilu, Indonesia memanggil putra-putri terbaiknya. KAHMI tidak boleh ketinggalan kereta. Kader KAHMI, HM Jusuf Kalla (JK) adalah sejarah gemilang KAHMI yang patut diulang. Dua kali momentum tercipta, dua kali pula JK menjadi wakil presiden. Oleh beberapa tokoh, JK bahkan seringkali disebut sebagai the real president. Salah satunya oleh Mantan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, almarhum Buya Syafii Maarif. Pasca-JK, kini, ada nama kader HMI-KAHMI bertengger di jajaran empat besar bakal calon presiden (Capres) 2024 berelekabilitas tertinggi. Tidak perlu malu-malu menyebut nama. Dia adalah Anies Rasyid Baswedan. Anies telah menemukan momentumnya. Urusan berikutnya tinggal bagaimana menjaga momentum ini agar terus memiliki daya dorong kuat. Salah satunya dengan cawapres yang tepat. Hingga saat ini, bakal calon wakil presiden (Cawapres) Anies masih menjadi diskusi hangat. Bargaining politik agaknya masih berkecamuk. Nama Agus Harimurti Yudhoyono, Khofifah Indar Parawansyah, dan Ahmad Heryawan ramai disebut-sebut. Namun, proses politik belum mengerucut kepada satu nama. Terbuka kemungkinan opsi munculnya satu-dua nama baru. Siapapun yang mumpuni dan sejalan dengan Anies tentu berhak mengisi, termasuk warga KAHMI. Lalu, mengapa KAHMI tak menyambut? Toh KAHMI tidak kekurangan stok. Warga KAHMI begitu majemuk. Ada elit partai politik Airlangga Hartarto, pengusaha Soetrisno Bachir, akademisi sekaligus birokrat Mahfud MD dan seterusnya. Mereka tumbuh dan berkembang di banyak habitat. Tetapi KAHMI tetap menjadi habitat istimewa. Keindonesiaan dan Keislaman Di luar sana, kader KAHMI berbeda warna almamater politik. Namun, tetap semangat mengokohkan keindonesiaan dan keislaman senantiasa menjadi benang merah perjuangan yang menjembatani jiwa dan pikiran mereka. Sayangnya, keindonesiaan dan keislaman itu pula yang justru mendapat tantangan maha berat belakangan ini. Ya, Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Hutang menggunung, ekonomi merapuh, kesenjangan sosial melebar, dan banyak problem besar lainnya. Sialnya, politik manajemen isu seringkali memosisikan Islam sebagai tersangka. Saat korupsi merajalela, wacana radikal booming. Ketika rupiah melemah, yang dipertentangkan justru Islam versus budaya. Menteri Agama RI bahkan menyebut Islam sebagai agama pendatang, memancing rakyat terus-menerus saling menegasi, melemahkan kohesivitas sosial. Keindonesiaan merapuh. Nilai-nilai Islam yang tadinya kongkrit dan sangat dibanggakan, dibuat ambigu. Politik identitas menyerang Anies, sementara lawan politiknya dibiarkan bebas berpolitik identitas. Tengoklah bagaimana Ade Armando menggiring opini publik dengan mengangkat isu politik identitas agama tertentu. Eksistensi Islam seakan ingin dibuat terpisah dari eksistensi negara. Seolah-olah, jika seseorang nasionalis, maka dia pasti bukan penganut Islam yang taat. Pun sebaliknya, jika ia penganut Islam yang taat, maka pasti dia tidak nasionalis. Situasi ini adalah tantangan bagi KAHMI. Situasi ini juga menambah daftar panjang alasan mendorong “orang” KAHMI sebagai Cawapres pendamping Anies. Anies telah meniti separuh perjalanan panjang menuju 2024. Separuh jalan berikutnya ikut ditentukan oleh figur Cawapres pendampingnya. Pasangan bakal Capres-Cawapres KAHMI bukan mimpi di siang bolong. Kita memerlukan pemimpin yang tidak hanya sejuk, ramah terhadap semua pemeluk agama, nasionalis dan intelek, tetapi juga memiliki karakter yang tidak saling memunggungi. Oleh karenanya, Munas ke-XI KAHMI hendaknya tidak sekadar mencari presidium baru, tetapi juga menyeleksi dan merekomendasikan satu-dua nama sebagai bakal Cawapres pendamping Anies. Rekomendasi Cawapres bukan perkara baru bagi KAHMI. Pada Munas IX 2014, KAHMI pernah merekomendasikan tiga nama Capres-Cawapres, yakni JK, Akbar Tanjung, dan Mohammad Mahfud MD, yang kemudian mengantar JK mendampingi Joko Widodo. Presidium Majelis Nasional (MN) KAHMI terpilih harus punya kemampuan mengonsolidasi harapan itu. Tentu bukan hanya soal politik. Begitu banyak problem bangsa ini yang menuntut partisipasi organisasi. Presidium MN KAHMI diharapkan mampu mengelola, menjembatani, dan mengoptimalkan potensi jutaan warga KAHMI di seluruh Indonesia. Namun, bagaimana pun juga, urusan kepemimpinan bangsa punya relasi terhadap semua persoalan negeri.  Maka momentum Pemilu adalah hal serius yang harus disikapi KAHMI. (*)

Sebanyak 14.351 Personel TNI akan Dikerahkan untuk Mengamankan Puncak KTT G20 di Bali

Denpasar, FNN - Tentara Nasional Indonesia (TNI) mengerahkan sebanyak 14.351 personel untuk mengamankan puncak perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang akan berlangsung di Nusa Dua, Badung, Bali, pada 15-16 November 2022.  Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa saat memimpin apel gelar pasukan dalam rangka pengamanan \"Very Very Important Person\" (VVIP) KTT G20 di Denpasar, Bali, Senin, menyatakan sebanyak 14.351personel prajurit TNI tersebut terdiri atas Mabes TNI sebanyak 1.063 orang, Paspampres 1.451 orang, TNI AD sebanyak 6.552 orang, TNI AL 2.474 orang, dan TNI AU 2.811 orang.  \"Setelah kami gelar pasukan sore ini, berati kita akan siap di posisi masing-masing, dan satgas besok jam 7.30, semua satgas sudah harus masuk kedudukan di tempat tugas,\" kata Andika Perkasa didampingi Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo.  Keseluruhan personel TNI tersebut akan dibagi dalam beberapa satuan tugas, termasuk Satgas VVIP. Adapun Satgas VVIP yang disiapkan tidak hanya untuk 20 kepala negara anggota G20, tetapi 42 kepala negara lainnya yang diperkirakan akan hadir di Bali.  Oleh karena tugas pengamanan KTT G20 merupakan tugas untuk mempertaruhkan nama bangsa Indonesia di mata dunia, Jenderal Andika Perkasa meminta para personel yang terlibat menjalankan tugas bekerja dengan sungguh-sungguh dan koordinasi dengan satuan pengamanan lainnya yang tergabung dalam komando gabungan terpadu pengamanan puncak perhelatan KTT G20 yang terkonfirmasi  berjumlah 18.030 personel dari berbagai kalangan. \"Walapun waktu masih jauh, tapi kita perlu waktu untuk mengenali tugas masing-masing karena selama ini, rencana penempatan misalnya bagi subsatgas pengamanan instalasi dari pam VVIP, kan mungkin komandannya saja yang tahu bahwa kita akan bertugas, misalnya di hotel Kempinski, tapi mulai besok semua personel sudah harus tahu tugasnya, apa yang harus disurvei, dikenali, termasuk rute yang ada dalam hotel,\" kata dia.  Adapun satuan tugas TNI yang terlibat dalam operasi pengamanan VVIP KTT G20 di antaranya Satgas Laut dan Satgas Udara. Untuk Satgas Laut, TNI mengerahkan 13 KRI, yang ditempatkan di sekitar Pulau Bali, tepatnya di perairan depan lokasi perhelatan Presidensi KTT G20 di Hotel Apurva Kempinski, Badung, Bali.  Sementara untuk Satgas Udara, TNI mengerahkan pesawat tempur masing-masing dua F16, Sukhoi 27, dan Sukhoi 30, serta belasan helikopter dengan rincian enam helikopter Angkatan Udara, lima helikopter Angkatan Laut, dua helikopter Angkatan Darat, dan dua helikopter lainnya.  \"Satgas udara, ada total 9 fixed-wing, tetapi yang sudah dihadirkan di lanud baru 4 dan 15 helikopter. Jadi, ada lima helikopter yang harus \'onboard\' di KRI,\" kata dia.  Jenderal Andika Perkasa memastikan pengamanan yang super ketat kepada satgas pengamanan bandara dan pelabuhan tempat kedatangan para delegasi KTT G20. \"Ada pertahanan udara yang dilakukan di masing-masing titik, khususnya ada lima bandara di luar Ngurah Rai yang dipakai untuk menempatkan pesawat pendamping dari pesawat VVIP, tanpa mengganggu aktivitas bandara komersial,\" kata Andika Perkasa.  Selain itu, TNI mengerahkan kendaraan lapis baja jenis Panser Anoa untuk memberikan rasa aman kepada delegasi dan kepala negara yang hadir dalam KTT G20 di Bali. Kendaraan lapis baja Anoa ini dikerahkan apabila dalam keadaan darurat yang bersifat mengancam jiwa diperlukan evakuasi sementara bagi para tamu dan lainnya.  Kendaraan taktis Anoa akan berada di beberapa titik khususnya dekat dengan venue, yakni Kempinski Hotel, Mangrove di Tahura Ngurah Rai, kawasan Garuda Wisnu Kencana (GWK), Pulau Kura-kura, dan Pantai Serangan.(Sof/ANTARA)

Dalam Sidang Eliezer, Kuasa Hukum Minta Dipisahkan dari Terdakwa Lain

Jakarta, FNN - Kuasa hukum terdakwa Bharada Richard Eliezer Lumiu, Ronny Talapessy, meminta majelis hakim untuk memisahkan sidang Eliezer dengan para terdakwa lainnya.\"Terkait dengan permintaan kami dari pendamping hukum karena Richard sebagai \'justice collaborator\', maka kami minta supaya persidangannya dipisahkan yang mulia dengan terdakwa lainnya,\" kata Ronny di hadapan majelis hakim pada sidang lanjutan di PN Jakarta Selatan, Senin.Dia beralasan, sebagai kuasa hukum, pihaknya terbatas dalam memberikan pertanyaan dan melakukan konfirmasi kepada para saksi. \"Kami minta supaya dikembalikan seperti semula yang mulia,\" harapnya.Sementara itu, Ketua Majelis hakim Wahyu Iman Santoso menanggapi permintaan itu dengan mengatakan persidangan telah dilakukan sesuai dengan asas sederhana, cepat, dan murah. \"Ini ada banyak saksi kita belum periksa, ahli kita belum konfrontasi dengan para terdakwa lainnya,\" katanya.Dia menegaskan untuk sementara waktu persidangan masih dilakukan seperti model saat ini sampai nantinya majelis menganggap itu tidak efektif lagi dan dapat dilakukan secara sendiri-sendiri.Majelis hakim lalu menutup sidang dengan terdakwa Richard Eliezer Lumiu dan melanjutkan kembali pada Senin, 14 November 2022.Sementara itu, di luar persidangan, Ronny Talapessy menjelaskan alasan meminta persidangan dipisahkan karena pihaknya kebingungan dalam melakukan konfrontasi dengan para saksi yang dihadirkan jaksa penuntut umum. \"Tapi kami yakin bahwa majelis hakim mengetahui dan bisa menilai dari saksi-saksi yang dihadirkan,\" ujarnya.Sebelumnya, Tiga terdakwa kasus pembunuhan berencana Brigadir Yosua Hutabarat (Brigadir J), yakni Eliezer Lumiu, Ricky Rizal, dan Kuat Maruf bertemu dalam sidang lanjutan di PN Jakarta Selatan, Senin.Mereka hadir mendengarkan keterangan saksi yang dihadirkan jaksa penuntut umum. Awalnya majelis hakim meminta JPU menghadirkan 11 saksi, namun pada awal persidangan lima saksi yang siap memberikan keterangan.Sebelum sidang dimulai mereka tampak duduk berdampingan. Namun majelis hakim memerintahkan Ricky Rizal dan Kuat Maruf untuk keluar dari ruang sidang.Majelis hakim yang diketuai Wahyu Iman Santoso lalu membuka sidang dengan menghadirkan satu per satu terdakwa dimulai dari Eliezer Lumiu, Ricky Rizal, dan Kuat Maruf.(Sof/ANTARA)

Kronologi Evakuasi Jenazah Brigadir J Dijelaskan oleh Sopir Ambulans

Jakarta, FNN - Sopir ambulans Ahmad Syahrul menjelaskan kronologi saat mengevakuasi jenazah Brigadir Yosua Hutabarat (Brigadir J) dari tempat kejadian perkara di Komplek Polri Duren Tiga No. 46 Jakarta Selatan.Ahmad merupakan salah seorang saksi yang dihadirkan jaksa penuntut umum (JPU) dalam sidang lanjutan kasus pembunuhan berencana Brigadir J di PN Jakarta Selatan, Senin.Di hadapan majelis hakim, Ahmad menjelaskan awalnya dia mendapatkan perintah untuk melakukan evakuasi orang sakit. Setelah melakukan persiapan, dia lalu menuju alamat yang telah dikirimkan melalui pesan instan.Saat mendekati lokasi, dia diarahkan salah seorang pengendara sepeda motor yang mengaku memesan ambulans. Ahmad lalu menunjukkan titik lokasi jemput sesuai arahan yang diterimanya. \"Saya kasih unjuk lihat. Katanya, ya sudah mas masuk aja lurus, sirene, dan protokol ambulansnya dimatikan,\" kata Ahmad menirukan kembali.Selanjutnya, ketika hendak mengevakuasi pasien yang dikatakan sakit, dia terkejut menemukan jenazah yang berada di samping tangga. Saat itu jenazah belum dimasukkan dalam kantong jenazah dan masih berlumuran darah. \"Saya disuruh salah satu anggota untuk cek nadinya. Saya cek sudah tidak ada nadinya,\" ungkapnya.Bahkan, kata Ahmad, dirinya sempat ditanyakan kembali apakah nadi Brigadir J masih ada atau tidak sama sekali. \"Saya bilang sudah ga ada nadinya. Saya bilang izin pak sudah tidak ada. Lalu dibilang \'pasti mas\". Pasti pak,\" katanya menegaskan.Saat evakuasi, Ahmad melihat wajah jenazah Brigadir J yang telah ditutupi masker warna hitam.Kemudian, saat evakuasi dari rumah duka ke RS Polri, Ahmad mengaku ambulans dikawal oleh Provos. Tiba di RS Polri, jenazah Brigadir J tidak langsung dibawa ke kamar jenazah, tetapi dibawa ke instalasi gawat darurat (IGD). Usai melalui IGD, jenazah lalu dibawa ke kamar jenazah.\"Setelah saya drop jenazah. Saya parkir. Terus saya bilang saya izin pamit. Katanya sebentar dulu ya mas, tunggu dulu. Saya tunggu tempat di Masjid disamping tembok sampai jam mau subuh,\" jelasnya.Ahmad tidak mengetahui alasan kenapa disuruh menunggu. Setelah selesai waktu shalat subuh Ahmad pulang dan diberikan uang biaya jasa ambulans dan keperluan mencuci mobil.Sebelumnya, tiga terdakwa kasus pembunuhan berencana Brigadir Yosua Hutabarat (Brigadir J), yakni Eliezer Lumiu, Ricky Rizal, dan Kuat Maruf bertemu dalam sidang lanjutan di PN Jakarta Selatan, Senin.Mereka hadir mendengarkan keterangan saksi yang dihadirkan jaksa penuntut umum. Awalnya majelis hakim meminta JPU menghadirkan 11 saksi, namun pada awal persidangan hanya lima saksi yang siap memberikan keterangan.Lima saksi itu yakni Bimantara Jayadiputro dan Viktor Kamang perwakilan operator seluler, Ahmad syahrul Ramadhan sebagai sopir ambulans, serta  Ishbah Azka Tilawah dan Nevi Afrilia sebagai petugas tes swab dari salah satu klinik swasta.(Sof/ANTARA)

Untuk Sosialisasikan Tahapan Pemilu 2024, KPU Madiun Menggandeng Insan Pers

Madiun, FNN - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Madiun, Jawa Timur menggandeng para insan pers yang bertugas di wilayahnya guna melakukan sosialisasi tahapan Pemilu tahun 2024 ke masyarakat.Ketua KPU Kabupaten Madiun Ali Nur Wahyudi mengatakan media atau pers memiliki peran yang sangat penting terhadap penyelenggaraan pemilu, demkian juga di Pemilu tahun 2024.\"Pemilu tidak akan bisa terlaksana tanpa adanya kerja sama dengan insan pers dan media massa. Karenanya, keberadaan media ini kami rangkul untuk menyebarluaskan informasi tentang pemilu yang baik dan benar, serta menekan berita hoaks,\" ujar Ali Nur Wahyudi dalam kegiatan media gathering dalam rangka Sosialisasi Tahapan dan Jadwal Pemilu Tahun 2024 di Madiun, Senin.Menurut dia, kegiatan yang digelarnya tersebut merupakan bentuk sinergitas antara KPU dengan media massa dalam rangka penyelenggaraan Pemilu tahun 2024 di Kabupaten Madiun.Selain menyebarluaskan informasi tentang pemilu dan politik, keberadaan media massa juga sebagai alat filter untuk menyaring berita-berita hoaks yang dapat memicu terjadinya konflik politik di masyarakat.Ali Nur menambahkan, saat ini KPU Kabupaten Madiun sudah melaksanakan tahapan verifikasi calon peserta Pemilu 2024. Baik verifikasi administrasi maupun verifikasi faktual.\"Hasil verifikasi tersebut akan kami tetapkan pada bulan Desember. Sedangkan Pemilu akan digelar pada tanggal 14 Februari 2024. Setiap tahapan tersebut butuh peran media massa,\" kata dia.Dia menegaskan, agenda besar itu sudah pernah terjadi pada pemilu periode sebelumnya dan banyak sekali dinamikanya. Untuk tahun 2024, pihaknya berharap dapat berjalan lebih baik.\"Untuk itu melalui media gathering ini, harapannya kita bisa menyamakan persepsi guna mewujudkan jalannya Pemilu tahun 2024 yang aman dan lancar,\" katanya.Sementara, Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Madiun Sawung Rehtomo menyampaikan bahwa dalam bertugas pers terikat dengan kode etik dan harus mematuhi kaidah-kaidah jurnalistik dalam memberikan informasi ke khalayak.\"Melihat dari fungsi media massa yang diatur dengan kode etik jurnalistik dalam Undang-Undang Pers Nomor 40 Tahun 1999, maka insan pers dituntut memberikan informasi yang benar, akurat, dan mencerahkan,\" kata Sawung.Terkait tahapan Pemilu 2024, lanjutnya, dia juga berharap agar insan pers dapat bersikap independen.Hal itu diwujudkan dengan menghindari intervensi-intervensi dari luar dan golongan manapun. Sehingga azas pemilu dapat terlaksana dengan baik dan terpilih calon pemimpin daerah yang mumpuni.Kegiatan Media Gathering dalam rangka Sosialisasi Tahapan dan Jadwal Pemilu Tahun 2024 diikuti oleh puluhan jurnalis yang bertugas di Kabupaten Madiun, Ketua PWI Madiun, jajaran pejabat KPU Kabupaten Madiun, dan Diskominfo Kabupaten Madiun.(Sof/ANTARA)

Ketahanan Pangan, Kesehatan, Transformasi Digital Akan Dibahas dalam KTT G20

Bandung, FNN - Para pemimpin negara anggota G20 bakal membahas tiga isu utama yaitu terkait ketahanan pangan dan energi, arsitektur kesehatan global, dan transformasi digital saat mereka bertemu di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada 15--16 November 2022.Tiga isu itu dibahas dalam pertemuan terpisah yang mana pada hari pertama (15/11) para pemimpin negara bakal membahas isu ketahanan pangan dan energi, kemudian dilanjutkan oleh pembahasan mengenai arsitektur kesehatan global. Sementara pada hari kedua (16/11), para pemimpin negara akan membahas masalah transformasi digital.\"Working session pertama berlangsung dari pagi hari sampai siang hari, kemudian dilanjutkan dengan luncheon (makan siang, red.), dan (kegiatan hari pertama) ditutup dengan working session kedua,\" kata Sekretaris Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) Setya Utama saat jumpa pers secara virtual di Badung, Bali, Senin.Ia menyebutkan pada sela-sela pembahasan mengenai ketahanan pangan dan energi, Indonesia bakal menampilkan tayangan metaverse Ibu Kota Negara (IKN) baru di Kalimantan Timur, tepatnya di Kutai Kertanegara dan Penajam Paser Utara.Usai sesi pembahasan dan diskusi, para pemimpin negara G20 pada malam hari sekitar pukul 19.00 WITA sampai dengan 21.00 WITA bakal menghadiri sesi makan malam (welcoming dinner/welcoming reception) di Lotus Pond, Garuda Wisnu Kencana (GWK) Cultural Park di Jimbaran, Badung.\"Presiden Republik Indonesia Joko Widodo mengundang selain delegasi KTT G20 ada juga prominent stakeholder, B20, dan undangan khusus lainnya untuk hadir di acara welcoming dinner,\" tutur Setya.Ia menyampaikan ada pertunjukan budaya dari berbagai daerah di Indonesia untuk para pemimpin negara dan delegasi KTT G20, tetapi pihaknya belum dapat merinci lebih lanjut karena ada kejutan yang disiapkan untuk mereka. \"Pertunjukan spektakuler ini masih rahasia, biar ada element of surprise-nya,\" ujar Sekretaris Kemensetneg.Di acara makan malam itu, Setya juga menyampaikan penyelenggara menyiapkan busana khusus bernuansa Indonesia untuk para tamu negara dan undangan. Namun, ia tidak dapat memberi keterangan detail mengenai busana tersebut, termasuk wujud dan desainer nya.\"Attire (busana, red.) ini juga saya tidak ingin sampaikan sekarang, karena ini element of surprise. Jadi nanti ada baju khusus itu hari pertama untuk dinner, di mangrove, dan juga untuk penutupan pakai jas, tetapi ada baju-baju khusus yang kami siapkan untuk mereka, nanti bisa dilihat pada hari \'H\' (saat acara berlangsung, red.),\" ucap Setya Utama.Berlanjut pada hari kedua, para pemimpin negara G20 dijadwalkan untuk menanam bakau di Taman Hutan Raya (Tahura) Mangrove Ngurah Rai, Denpasar.\"Hari kedua dimulai dengan side event penanaman bakau di Tahura Mangrove mulai pagi hari, setelah itu siang sampai sore ada working session ketiga setelah makan siang. Working session ketiga bertemakan digital transformation,\" kata dia.Usai sesi pembahasan, pada sore harinya Presiden RI Joko Widodo bakal menyerahkan kepemimpinan/presidensi G20 ke India. Kemudian, setelah semua rangkaian kegiatan KTT G20 berakhir, Presiden RI akan menjelaskan kepada publik mengenai hasil-hasil pertemuan selama 2 hari.\"Presiden akan press briefing di akhir acara rencananya di BICC di Media Center setelah semua selesai di The Apurva. Presiden (dijadwalkan) menemui rekan-rekan wartawan dari dalam negeri maupun dari luar negeri, dan akan memberi press conference atau press briefing di sana,\" tambah Setya Utama.KTT G20 merupakan puncak acara dari seluruh rangkaian kegiatan G20 yang pada tahun ini dipimpin oleh Indonesia. Di acara puncak itu, Presiden RI Joko Widodo bakal memimpin seluruh pertemuan, yang terpusat di The Apurva Kempinski Hotel di Nusa Dua, Badung.Sejauh ini, ada 17--18 pemimpin negara anggota G20 yang mengonfirmasi bakal menghadiri KTT G20 secara langsung di Bali. Walaupun demikian, Sekretaris Kementerian Sekretariat Negara belum dapat menyampaikan secara mendetail informasi tersebut.\"Kami menginginkan semua negara anggota G20 juga invitees country (negara undangan, red.) dan organisasi internasional yang kami undang hadir semuanya, dan head of delegation (ketua delegasi) adalah head of state (kepala negara), dan sampai sekarang ada yang sudah menyampaikan kesanggupan, ada yang diwakili, dan dari Kementerian Luar Negeri update terus,\" kata Setya.(Sof/ANTARA)

Paparkan Kedaulatan Ekonomi, Ketua DPD RI Kutip Hadits

Jakarta, FNN – Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, mengutip Hadits Riwayat Ahmad untuk memaparkan bagaimana kedaulatan ekonomi di Republik ini harus diimplementasikan. Hal itu disampaikan LaNyalla secara virtual di Pelantikan dan Rapat Kerja Nasional Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Syariah se-Indonesia, Senin (7/11/2022), di UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. “Sistem ekonomi Pancasila sudah sangat jelas, negara harus berkuasa penuh atas bumi air dan kekayaan yang terkandung di dalamnya. Termasuk, menguasai cabang-cabang produksi yang penting bagi hajat hidup orang banyak.  Menurut LaNyalla, konsepsi Ekonomi Pancasila sejalan dengan konsep ekonomi Islam, di mana Public Goods dikategorikan dalam tiga sektor strategis yaitu air, ladang atau hutan, dan api atau energi. Ketiganya pun harus dikuasai Negara. “Bahkan dalam hadist Riwayat Ahmad, diharamkan harganya. Artinya tidak boleh dikomersialkan menjadi Commercial Goods. Seperti tertulis dalam Hadist Riwayat Ahmad, yang artinya; ‘Umat Islam itu sama-sama membutuhkan untuk berserikat atas tiga hal, yaitu air, ladang, dan api dan atas ketiganya diharamkan harganya’,” tegas LaNyalla. Contoh konkret dalam perspektif di atas adalah bagaimana Sahabat Usman bin Affan diperintah oleh Rasul untuk membeli sumur air milik seorang Yahudi di Madinah saat itu, yang kemudian setelah dibeli, dia gratiskan airnya untuk seluruh penduduk Madinah. Sampai hari ini, sumur itu dikenal dengan nama sumur Usman. “Sehingga ekonomi Indonesia dijalankan dengan tiga pilar utama yakni koperasi atau usaha rakyat, perusahaan negara dan swasta, baik nasional maupun asing,” ulas LaNyalla dalam kegiatan yang mengusung tema, ‘Reformasi Hukum Indonesia: Wajah Hukum adalah Wajah Peradaban’. Dalam hal pembagian, Senator asal Jawa Timur itu menilai terdapat garis demarkasi tegas antara wilayah public goods dan commercial goods, serta irisan di antara keduanya. Sehingga terjadi public, privat, people, partnership. “Rakyat harus berada dalam posisi sebagai bagian dari pemilik kedaulatan atas wilayah, termasuk sumber daya di daerahnya. Sehingga keterlibatan rakyat itu mutlak dan wajib jika kita membaca konsep ekonomi usaha bersama yang dirumuskan para pendiri bangsa kita,” ujar LaNyalla. Dikatakan, hal itu merupakan sistem asli yang lahir dari pemikiran luhur para pendiri bangsa, yang berbeda dengan Isme-Isme yang ada saat itu, seperti Liberalisme di Barat atau Komunisme di Timur. “Oleh karena itu, saya menawarkan Peta Jalan untuk mengembalikan Kedaulatan dan Kesejahteraan Rakyat dengan cara, kita kembalikan UUD 1945 naskah asli, untuk kemudian kita sempurnakan kelemahannya dengan cara yang benar, bukan diganti total seperti saat Amandemen 1999-2002 silam,” pungkasnya.  Sebab, hari ini, imbuhnya, Indonesia perlahan tapi pasti, menjadi bangsa yang individualis, liberal, sekuler dan kapitalistik.(Sof/LC)

Capres KIB Belum Deal, Anies Bebas Beredar, Ganjar Malah Dihajar

NASIB Ganjar Pranowo yang digadang-gadang sebagai Bakal Calon Presiden yang didukung Presiden Joko Widodo hingga kini belum jelas benar. Apakah dia bakal diajukan PDIP belum tentu juga. Karena di internal PDIP sendiri juga figur Puan Maharani masih diunggulkan sebagai Bacapres juga yang disokong Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri yang juga ibunya, sama-sama trah Soekarno. Sementara, jika PDIP memang tidak mencalonkan Ganjar, maka sekoci untuk Ganjar adalah Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang dimotori Golkar, PPP, dan PAN. Namun, tampaknya KIB juga tidak solid. Pasalnya, Ketum Golkar Airlangga Hartarto juga tampaknya sama-sama ingin maju sebagai Bacapres Golkar. Sehingga, nasib Ganjar juga masih terkatung-katung belum tentu dicalonkan KIB. Sementara, Menhan yang juga Ketum Gerindara Prabowo Subianto mendapat sinyal dari Presiden Jokowi yang akan mendukungnya maju sebagai Bacapres. Tapi, Prabowo “dihadang” dengan kasus Komponen Cadangan (Komcad). Dari nama-nama bursa Bacapres, hanya Anies Baswedan saja yang selama ini masih terbilang bebas ke mana-mana menemui relawan dan pendukungnya. Bagaimana pengamat politik Rocky Gerung melihat semua ini? Ikuti dialognya wartawan senior FNN Hersubeno Arief bersama Rocky Gerung di Kanal Rocky Gerung Official, Senin (7/11/2022).    Ini ada hal yang menarik karena kemarin ternyata pertemuan antara KIB di Makassar tidak menghasilkan kesepakatan siapa yang akan diusung. Nah, yang menarik lagi, kan kita tahu Golkar ngotot, maunya dia yang jadi calon Presiden, tapi kemudian alasan yang dikemukakan secara formal oleh Airlangga Hartarto adalah menunggu 1-2 lagi anggota koalisi yang baru. Ya, itu artinya Airlangga paham bahwa Jokowi tidak akan bakal memaksakan calon dia tuh. Karena bukan sekadar Jokowi nggak mampu memaksakan, tapi fakta di lapangan bahwa calon Pak Jokowi, Ganjar itu makin lama semakin kacau pendukungnya. Jadi, PDIP tetap akan berupaya untuk memasang duri di sepanjang perjalanan politik Ganjar. Dan kelihatannya Pak Jokowi berbalik itu ke arah Pak Prabowo. Jadi, kira-kira KIB sinyalnya begitu, tunggu Prabowo saja sekalian gabungkan dengan Gerindra. Semua ini kan sinyalnya Pak Jokowi tuh. Jadi, Airlangga juga menganggap mungkin Pak Jokowi ingin Prabowo Subianto – Airlangga Hartarto yang maju sebagai pengganti beliau. Tapi, kita menduga-duga hal yang nggak kita inginkan sebetulnya. Ngapain sih semua orang menunggu restu Pak Jokowi, menunggu sinyal sana sinyal sini. Tetapi dari awal kan kita sudah prediksi bahwa KIB itu kan Koalisi Indonesia Berantakan. Sekarang ini makin berantakan. Sebentar lagi Koalisi Indonesia Bubar. Atau jangan-jangan menunggu sinyal dari Pak Jokowi sendiri, karena ini kan juga masih terus berlangsung musyawarah rakyat, musyawarah yang dilakukan oleh Projo. Dan saya membaca ini kemarin rupanya dilaksanakan di Sumatera Barat, di Padang, dan ditolak oleh mahasiswa karena berlangsung di kampus dan itu dianggap menggunakan politisasi kampus. Itu kayak tikus masuk ke sarang kucing. Kacau juga idenya. Ngapain datang ke Padang. Tetapi, memang kemampuan kita untuk menduga kekacauan kan dengan mudah dari awal kita tahu bahwa pasti ini akan bubar. Jadi, kalau dia batal di Padang karena ditolak itu artinya moral panitia ini juga hancur di mana-mana. Nanti dia pindah ke Palembang ditolak juga tuh. Jadi, mungkin sudah saatnya diucapkan saja supaya ngapain terus-menerus berupaya untuk membujuk rakyat. Padahal, elektabilitas Pak Jokowi sudah enggak diperlukan karena beliau sudah selesai. Jadi, enggak jelas kan ini musyawarah rakyat buat apa? Dari awal Jokowi bahkan sudah ogah menjenguk-jenguk musyawarah itu, sejak dari Ujung Pandang yang kedua juga sudah degradasi. Karena Jokowi sudah sibuk untuk nyari-nyari koalisi. Jadi, ngapain lagi itu musyawarah rakyat. Tetapi, tetap mau memperlihatkan bahwa relawan ini utuh. Namanya relawan ya utuh kalau amplopnya tebal. Makanya saya mikir-mikir kenapa mereka memilih Sumatera Barat, sementara yang di Makassar pun dibatalkan. Kita tahu kan dan mereka juga sangat tahu bahwa ini dari dua pilpres juga itu bukan daerah Jokowi. Di sana kekalahan Pak Jokowi justru telak. Ya, dari awal kan ide musyawarah rakyat hanya untuk menyenangkan hati Jokowi. Relawan direkrutlah, bahkan banyak akademisi yang jadi penasihat dari musra ini. Padahal, ngapain nih fungsinya dosen-dosen itu, dosen UI, dosen Gajah Mada, segala macam jadi penasihat dari musyawarah rakyat, tanpa tahu apa arahnya. Jadi, sebetulnya memang ada paket yang lengkap itu, bahkan pasti dibayar mahallah konsultan-konsultan akademis ini. Tapi dia sendiri nggak paham musyawarah itu mau ngapain. Demi apa itu? Demi memperpanjang masa jabatan presiden atau lebih menandingi musyawarah MPR? Jadi nggak jelas demi apa. Tetapi, yang jelas demi mengelu-elukan Ganjar tuh. Dan, agak ajaib, misalnya hal yang sudah jelas itu buat Ganjar, tapi kalangan akademisi masih menganggap itu netral. Ini gila kan? Cara berpikir dungu itu sudah masuk juga pada dosen-dosen UI, UGM, IPB, yang direkrut untuk jadi Dewan Pengawas dan Dewan Pengarah. Arahnya sekarang berantakan. Mestinya, ada semacam kelegaan dari panitia ini untuk mengatakan kami hentikan karena ada penolakan. Nanti ada yang mengatakan, kan di Padang jadi ditolak, ya pasti. Di tempat lain juga pastinya diam-diam sebenarnya orang enggak peduli lagi karena di depan mata kita yang bersaing itu Anies dan Ganjar. Dan Anies sudah lari lebih cepat daripada musyawarah rakyat. Jadi, bayangkan, misalnya, Anies ada di depan sekarang, Anies sudah lari di depan, tapi masih ada musyawarah rakyat juga. Jadi orang bingung ini mau ngapain. Bilang saja bahwa musyawarah undang Anies saja supaya jelas. Tapi takut kan. Musra ini takut masuk ke dalam wilayah di mana Anies bisa dimunculkan di Musra. Nanti orang bingung. Dan saya kira dengan situasi semacam itu kita jadi memahami ya kalau Ganjar kemudian ada indikasi yang melawan lagi PDIP. Kenapa? Ini kan kita baca di DPRD Jawa Tengah, itu mulai muncul protes karena ternyata Ganjar Pranowo nggak pernah datang kalau diundang rapat oleh DPRD Jawa Tengah, karena sibuk keliling-keliling nyapres. Bagaimana dia enggak sibuk keliling nyapres kalau Anies sudah keliling? Ya, itu Ibu Megawati banyak peluru buat pelan-pelan disiksalah Ganjar itu dengan perintah DPP. Tapi tetap kita akan tunggu Ibu Mega juga harus jelas memberitahu bahwa calon kami bukan Ganjar. Paling enggak dia bilang begitu. Karena dia memang belum ada calon. Jangan takut karena mungkin Puan belum fiks di situ, tetapi dia juga harus sebutkan bahwa calon kami bukan Ganjar, agar tahu dirilah sebetulnya. Jadi, sebetulnya dari awal kita duga keras bahwa permainan headline ini akhirnya dibatalkan oleh munculnya Anies di Medan itu. Anies di Medan ini bisa dua minggu muncul di headline terus. Sementara itu headline-nya Ganjar ternyata dia pemalas, ternyata dia enggak ngurus Jawa Tengah, lalu akan dikeluarkan lagi oleh PDIP. Ini buktinya, stunting di Jawa Tengah masih tinggi, ini buktinya kerusakan lingkungan, ini buktinya banjir segala macam. Jadi, PDIP sebetulnya yang akan ganjal Ganjar sendiri, diberi ganjaran oleh PDIP. Kalau kita lihat hari ini, sebenarnya seperti Anda sebutkan tadi, KIB pasti bubar gitu ya. Kalau tidak bubar justru KIB yang akan diakuisisi oleh yang lain gitu. Kalau bahasanya Pak Airlangga menunggu 1-2 partai lain. Tapi mungkin dari persepsi itu kita lihat justru KIB nanti yang akan di take over oleh koalisi yang lain. Memang begitu. Dan, ini semua menandakan bahwa makin lama Pak Jokowi makin lemah. Dia nggak punya grade lagi, tuh. Dia kasih sinyal supaya cepat-cepat dong, jangan rangkul-rangkulan saja. Airlangga bilang pegang tangan saja belum apalagi rangkul-rangkulan. Kira-kira begitu sinyalnya. Tapi bagus juga Golkar mulai kasih sinyal bahwa dia mandiri dan partai-partai lain pasti akan belajar dari Golkar. Dan Golkar tahu cara memeras yang cerdas. Kan Airlangga bilang tunggu lagi satu partai. Itu artinya, dia tahu siapa yang mesti dia gaet di situ, supaya Airlangga jadi firm sebagai calon presiden. Itu bagus juga. Jadi, paling tidak ada tiga calon presiden, walaupun tiga-tiganya kita nggak peduli. Oke, mari kita ngomongin realitasnya dulu. Jadi, kelihatannya sekarang yang real ini berarti setidaknya ada tiga kubu/koalisi. Pertama, koalisinya Anies (Nasdem, Demokrat, dan PKS) yang katanya sudah hampir selesai (90%); kedua, kubu PDIP, itu jelas dia tidak akan goyah dalam situasi semacam itu, yang terjadi nanti dia akan menarik partai lain. Ketiga, PKB dan Gerindra.  Sementara KIB ini potensinya mungkin akan diserap oleh Prabowo atau PDIP. Iya, itu saja. Dan, Airlangga kelihatan senyumnya bagus saja walaupun dia faktor akhirnya kan. Jadi, Golkar sekarang berbalik, Golkarlah yang menawan dua blok yang tadi itu. Bahkan, Golkar masih kasih sinyal bahwa dia masih akan tunggu mungkin nada terakhir dari Pak Jokowi itu. Jadi kelihatan betul bahwa pemilu ke depan itu nggak ada gunanya sebetulnya. Atau senyum terakhir di depan Jokowi karena persiapan mentalnya buruk. Sementara itu, calon presiden yang kita butuhkan adalah orang yang sudah beredar untuk memberitahu rakyat bahwa ini mandat dia, bahwa ini proposal dia untuk bangsa ke depan. Jadi, kita menunggu presiden untuk ajukan proposal, bukan kasak-kusuk di antara partai. Kasak-kusuk itu penyebabnya karena 20% itu. Sudahlah, kita mau mendengar bahwa Anies mau jadi calon presiden, oke ini konsep saya. Ganjar begini kasih konsepnya saja itu. Tunggu koalisi itu belakangan saja kan. Demikian juga Prabowo. Kan semua presiden di Amerika itu selalu sudah siap dengan bukunya. Dulu Bill Clinton mulai dengan bikin buku People First (Dahulukan Rakyat), Obama juga bikin buku Keberanian untuk Berharap. Jadi, semua calon presiden nggak usah peduliin kasak kusuk. Tapi, mereka mesti beredar. Nah, masalahnya Anies sudah bebas dari birokrasi maka dia beredar. Ganjar belum bebas dari birokrasi makanya dia dihajar. Jadi, sekarang ini justru secara mengejutkan Ganjar yang selama ini dielu-elukan dan dianggap ini orang yang tadinya akan dapat blessing dari Pak Jokowi malah nasibnya makin nggak jelas setelah pertemuan Makasar ini ya. Saya kira Ganjar banyak minum obat sekarang, obat penenang gitu. Karena kalaupun dia ditolak Pak Jokowi atau ditolak PDIP ya nggak ada soal, tetapi yang terjadi dia ditolak pada saat Anies dielu-eluhkan. Itu soalnya tuh. Ganjar lakukan fight back-lah. Pastikanlah, saya Ganjar Pranowo, saya ingin jadi presiden dan jika saya dihalangi oleh PDP maka saya akan lompati pagar PDIP atau saya keluar dengan baik-baik. Kan keluar PDIP itu hanya dengan dua cara, lewat pintu atau bongkar genteng. Tapi, itu orang melihat sebagai satu tindakan otentik dari seorang capres, bukan nunggu diombang-ambingkan. Makin lama Ganjar mentalnya juga terombang-ambing. Padahal, Anies sudah dengan firm kasih pidato tentang keadilan sosial, Anies bahkan tegaskan perubahan atau tidak. Jadi, nadanya sudah naik. Kemaren dia masih ragu-ragu. Begitu dia ketemu massa, emosi, ego, intelektualnya itu tumbuh. Nah, kita tunggu juga Ganjar begitu. Ganjar santai-santai ya nggak ada isinya kan. Mondar-mandir kiri kanan, tapi apa yang dia ucapkan. Kira-kira begitu. (ida/sws)